Anda di halaman 1dari 9

BAB 7.

PENJUALAN
ANGSURAN
PENGERTIAN
 Penjualan angsuran (installment sales) adalah
penjualan yg pembayarannya dilakukan
secara bertahap, yaitu :
1. Pada saat barang-barang diserahkan
kepada pembeli, penjual menerima
pembayaran pertama sebagian dari harga
penjualan (down payment)
2. Sisanya dibayar dalam beberapa kali
angsuran.
 Karena pembayarannya dilakukan beberapa
periode dimasa yang akan datang maka
penjualan angsuran mengandung risiko yg
besar di dalam penagihan piutang.
Pengakuan laba kotor dalam penjualan angsuran

 Terdapat dua cara :


1. Laba kotor diakui untuk periode terjadinya transaksi
penjualan
Pada cara ini transaksi penjualan angsuran diperlakukan
seperti halnya transaksi penjualan kredit. Laba kotor yang
terjadi diakui pada saat penyerahan barang dengan ditandai
timbulnya piutang kepada langganan.

2. Pengakuan laba kotor dihubungkan dengan periode-


periode terjadinya realisasi penerimaan kas.
Pada cara ini laba kotor yang terjadi diakui sesuai dengan
jumlah uang kas dari penjualan angsuran yang direalisasikan
dalam periode-periode yang bersangkutan. Prosedur ini
biasanya dipergunakan untuk kontrak-kontrak penjualan yang
jangka waktunya melampaui satu periode akuntansi
 Untuk Laba kotor yang belum direalisasi
didalam laporan posisi keuangan dapat
dicantumkan kedalam salah satu dari ketiga
kelompok dibawah ini :
1. Sebagai hutang dan dilaporkan di bawah
kelompok Pendapatan diterima dimuka
2. Sebagai rekening penilaian (valuation
account) dan mengurangi rekening piutang
penjualan angsuran
3. Sebagai rekening modal dan dicatat sebagai
bagian dari Laba Ditahan (Retained Earning)
Contoh soal :

PT Sentana, suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang jual


beli harta tidak bergerak, menjual sebuah rumah kepada Tuan
Hartono dengan harga Rp 2,5 M. Harga pokok rumah itu menurut
pembukuan PT Sentana sebesar Rp 1,5 M.
Beberapa ketentuan yang diatur di dalam kontrak penjualan,
khususnya yang berhubungan dengan syarat pembayaran adalah
sebagai berikut :
Pembayaran pertama (down payment) sebesar Rp 500jt. PT
Sentana dan Tuan Hartono setuju untuk menghipotikkan rumah
tersebut kepada PT Sentana sebesar RP 2M . Akte hipotik
ditandatangani tanggal 1 September 2010, dibayar dalam jk
waktu 5 tahun dengan pembayaran tiap setengah tahun Rp 200 jt.
Bunga hipotik sebesar 12% setahun untuk sisa pinjaman hipotik
yang belum dibayar. Komisi dan biaya-biaya lainnya guna
menyelesaikan akte hipotik sejumlah Rp 50 jt telah dibayar tunai
oleh PT Sentana. Angsuran pokok dan bunga hipotik untuk
pertama kali baru akan dilakukan pada tahun 2011.
 Diminta : jurnal yang diperlukan untuk
mencatat transaksi-transaksi tersebut pada
tahun 2010 dan 2011 dalam buku PT Sentana
Masalah Pertukaran (Trade In) di dalam penjualan
angsuran

 Yang dimaksud pertukaran di sini adalah


apabila penjual menyerahkan barang-barang
baru dengan perjanjian angsuran, sedangkan
DP dari pembeli berupa penyerahan barang
bekas.
 Barang bekas tersebut dinilai atas dasar

perjanjian yang telah diadakan antara pihak


penjual dan pembeli.
Contoh soal :
Seorang pedagang mobil memiliki sebuah mobil baru
dengan harga pokok Rp 1M dijual kepada seorang
pembeli dengan perjanjian angsuran seharga Rp
1,5M . Sebagai pembayaran pertama (Down Payment)
si pembeli menyerahkan sebuah mobil bekas dan
setuju dihargai Rp 400 jt.
Diperkirakan biaya-biaya yang diperlukan untuk
perbaikan mobil bekas tersebut berjumlah Rp 50 jt
sedangkan harga penjualan normal setelah diperbaiki
adalah Rp 375 jt.
Pedagang mobil tersebut mengharapkan laba normal
sebesar 25% dari harga penjualan mobil-mobil bekas.

Anda mungkin juga menyukai