Disusun oleh:
ANGI KHAIRUNNISA (09D40111)
ELISA SEMI HARDINI (09D40117)
IRNA RISDIANTY (09D40123)
LIDA SRI HARYANTI (09D40127)
LINA KURNIAWATI (09D40128)
Saya sadar bahwa makalah yang saya buat ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu saya
mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakannya.
Demikianlah makalah ini saya buat, apabila ada kesalahan dalam penulisan, saya mohon maaf.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Terima kasih.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
.................................................................................................................
.................................................................................................................
1
1.2 Tujuan Penulisan
.................................................................................................................
.................................................................................................................
1
BAB II Sejarah Perkembangan Ilmu Gizi
2.1. Sejarah Perkembangan Ilmu Gizi
2
2.2. Beberapa Pengertian/Istilah dalam Gizi
4
2.3. Ruang Lingkup Ilmu Gizi
5
2.4. Pengelompokkan Zat Gizi Menurut Kebutuhan
6
2.5. Fungsi Zat Gizi
6
2.6. Sejarah Gizi Seimbang
7
2.7. Pengertian Gizi Seimbang
3
2.8. Gizi Seimbang Pada Remaja dan Dewasa
8
2.9. Gizi Seimbang Bagi Ibu Menyusui
14
BAB III VITAMIN K
3.1. Sejarah Vitamin K
.................................................................................................................
.................................................................................................................
17
3.2. Definisi Vitamin K
.................................................................................................................
.................................................................................................................
18
3.3. Vitamin K dibutuhkan Oleh Bayi
.................................................................................................................
.................................................................................................................
18
3.4. Vitamin K Melawan Diabetes
.................................................................................................................
.................................................................................................................
19
3.5. Vitamin K, Sahabat Darah dan Tulang
.................................................................................................................
.................................................................................................................
20
3.6. Jenis Vitamin K
.................................................................................................................
.................................................................................................................
20
3.7. Kebutuhan Untuk Vitamin K
.................................................................................................................
.................................................................................................................
20
3.8. Sumber Vitamin K
.................................................................................................................
.................................................................................................................
21
4
3.9. Kekurangan Vitamin K
.................................................................................................................
.................................................................................................................
21
3.10. Gejala Kekurangan Vitamin K
.................................................................................................................
.................................................................................................................
24
3.11. Keracunan Vitamin K
.................................................................................................................
.................................................................................................................
25
3.12. Darah dapat Terlihat pada Air kemih atau Tinja
.................................................................................................................
.................................................................................................................
25
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
26
DAFTAR PUSTAKA
28
5
BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu Gizi (Nutrience Science) adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang
makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal/ tubuh.Zat Gizi (Nutrients) adalah
ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi,
membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses-proses kehidupan.
Gizi (Nutrition) adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan, untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan
dan fungsi normal dri organ-organ, serta menghasilkan energi.
Vitamin K sangat penting untuk berfungsinya beberapa protein yang terlibat dalam
pembekuan darah (1). Ada dua bentuk alami Tanaman mensintesis vitamin K. phylloquinone,
yang juga dikenal sebagai vitamin K1. Bakteri mensintesis berbagai vitamin K mengulangi
bentuk menggunakan unit 5-karbon dalam rantai samping molekul
1.2 TUJUAN
6
BAB II
Berdiri tahun 1926, oleh Mary Swartz Rose saat dikukuhkan sebagai profesor ilmu gizi di
Universitas Columbia, New York, AS. Pada zaman purba, makanan penting untuk kelangsungan
hidup. Sedangkan pada zaman Yunani, tahun 400 SM ada teori Hipocrates yang menyatakan
bahwa makanan sebagai panas yang dibutuhkan manusia, artinya manusia butuh makan.
Beberapa penelitian yang menegaskan bahwa ilmu gizi sudah ada sejak dulu, antara lain:
Ilmu gizi merupakan ilmu yan relatif baru. Adalah Mary Swartz Rose (1926) yang
merupakan professor ilmu gizi pertama di Universitas Columbia, New York, USA.
7
Berikut perkembangan ilmu gizi menurut waktu dan ahlinya :
• Zaman purba à Manusia sudah mengenal pentingnya makanan tapi saat itu masih ada hal-
hal yang bersifat tabu, magis, dan nilai-nilai menyembuhkan.
• 400 SM à Hippocrates : makanan sebagai panas yang dibutuhkan manusia
• Awal abad ke-16 à konsep pertama ilmu faal
• 1743-1794 à Antonie Lavoisier (Bapak ilmu gizi) : pertama mempelajari penggunaan
energi makanan
• Awal abad ke-19 à Magendie : Bisa membedakan karbohidrat, lemak, dan protein
• 1840 à Reagnult & Reiset : CO2 yang dikeluarkan dan O2 yang dikonsumsi berbeda
menurut jenis makanan
• 1803-1873 à karbohidrat, lemak, dan protein dioksidasi dalam tubuh dan menghasilkan
panas/energy serta menghitung nilai energy
• Bossinggault & Liebig : keseimbangan makanan
• Bidder & Schmidt : keadaan tidak makan membutuhkan metabolisme minimal tertentu
• Voit : Metabolisme protein tidak dipengaruhi oleh kerja otot & banyaknya metabolisme
dalam sel menentukan banyajnya konsumsi O2
• Pertengahan abad ke-19 à Rubner : nilai energy urin & feses ditentukan dari berbagai
susunan makanan = dasar penelitian kalorimetri
• 1847 à Mayer & Helmholz : Hukum konservasi energy bagi organism hidup maupun
benda mati
• Rubner: menghubungkan produksi panas dalam keadaan basal dengan luas permukaan
tubuh & menghitung nilai energy, Karbohidrat, protein, dan lemak bahan makanan
• Akhir abad ke-19 à Atwater & Rose : membangun alat kalorimetri I untuk menyelidiki
pertukaran energi pada manusia
• 1899 à Attwater & Bryant : Daftar komposisi bahan makanan pertama terbit
• 1899 à Lusk : menyelidiki metabolism intermidier & efek dinamik spesifik makanan
1. Ilmu Gizi (Nutrience Science) adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang
makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal/ tubuh.
2. Zat Gizi (Nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan
fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta
mengatur proses-proses kehidupan.
3. Gizi (Nutrition) adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme
dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan, untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dri organ-organ, serta menghasilkan energi.
4. Pangan adalah istilah umum untuk semua bahan yang dapat dijadikan makanan.
5. Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan atau unsur-unsur/
ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang berguna bila
dimasukkan ke dalam tubuh.
6. Bahan makanan adalah makanan dalam keadaan mentah.
8
7. Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-
zat gizi.
Kata “gizi” berasal dari bahasa Arab ghidza, yg berarti “makanan”. Ilmu gizi bisa
berkaitandengan makanan dan tubuh manusia. Dalam bahasa Inggris, food menyatakan makanan,
pangan dan bahan makanan.
1. Secara Klasik : gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh (menyediakan energi,
membangun, memelihara jaringan tubuh, mengatur proses-proses kehidupan dalam
tubuh).
2. Sekarang : selain untuk kesehatan, juga dikaitkan dengan potensi ekonomi seseorang
karena gizi berkaitan dengan perkembangan otak, kemampuan belajar, produktivitas
kerja.
Ruang lingkup cukup luas, dimulai dari cara produksi pangan, perubahan pascapanen
(penyediaan pangan, distribusi dan pengolahan pangan, konsumsi makanan serta cara
pemanfaatan makanan oleh tubuh yang sehat dan sakit). Ilmu gizi berkaitan dengan ilmu
agronomi, peternakan, ilmu pangan, mikrobiologi, biokimia, faal, biologi molekular dan
kedokteran. Informasi gizi yang diberikan pada masyarakat, yang meliputi gizi individu,
keluarga dan masyarakat; gizi institusi dan gizi olahraga. Perkembangan gizi klinis :
a. Makronutrien
Komponen terbesar dari susunan diet, berfungsi untuk menyuplai energi dan zat-zat
esensial (pertumbuhan sel/ jaringan), pemeliharaan aktivitas tubuh. Karbohodrat (hidrat arang),
lemak, protein, makromineral dan air.
9
b. Mikronutrien
1. Memberi energi (zat pembakar) – Karbohidrat, lemak dan protein, merupakan ikatan
organik yang mengandung karbon yang dapat dibakar dan dibutuhkan tubuh untuk
melakukan kegiatan/aktivitas.
2. Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh (zat pembangun) – Protein, mineral dan
air, diperlukan untuk membentuk sel-sel baru, memelihara, dan menganti sel yang rusak.
3. Mengatur proses tubuh (zat pengatur) – Protein, mineral, air dan vitamin. Protein
bertujuan mengatur keseimbangan air di dalam sel,bertindak sebagai buffer dalam upaya
memelihara netralitas tubuh dan membentuk antibodi sebagai penangkal organisme yang
bersifat infektil dan bahan-bahan asing yang dapat masuk ke dalam tubuh. Mineral dan
vitamin sebagai pengatur dalam proses-proses oksidasi, fungsi normal sarafdan otot serta
banyak proses lain yang terjadi dalam tubuh, seperti dalam darah, cairan pencernaan,
jaringan, mengatur suhu tubuh, peredaran darah, pembuangan sisa-sisa/ ekskresi dan lain-
lain proses tubuh.
Pada tahun 1992 diselenggarakan konggres gizi internasional di Roma. Konggres tersebut
membahas pentingnya gizi seimbang untuk menghasilkan kualitas SDM yang handal. Hasilnya
adalah rekomendasi untuk semua negara menyusun PUGS (Pedoman Umum Gizi Seimbang).
Sebenarnya di Indonesia, pada tahun 1950 pernah diperkenalkan pedoman 4 sehat 5 sempurna,
yang kemudian setelah adanya konggres gizi internasional di Roma dikembangkan PUGS pada
tahun 1995.
Slogan 4 sehat 5 sempurna merupakan bentuk implementasi PUGS dan terdapat 13 pesan dalam
PUGS.
10
Gizi Seimbang adalah makanan yang dikonsumsi oleh individu sehari-hari yang beraneka
ragam dan memenuhi 5 kelompok zat gizi dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan dan tidak
kekurangan (Dirjen BKM, 2002). Menu seimbang : menu yang terdiri dari beranekaragam
makanan dengan jumlah dan proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang
guna pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan dan
perkembangan (Almatsier, 2001) Peranan berbagai kelompok bahan makanan tergambar dalam
piramida gizi seimbang yang berbentuk kerucut. Populer dengan istilah “TRI GUNA
MAKANAN”.
Pertama, sumber zat tenaga yaitu padi-padian dan umbi-umbian serta tepung-tepungan
yang digambarkan di dasar kerucut.Kedua, sumber zat pengatur yaitu sayuran dan buah-buah
digambarkan bagian tengah kerucut. Ketiga, sumber zat pembangun, yaitu kacang-kacangan,
makanan hewani dan hasil olahan, digambarkan bagian atas kerucut.
Growth Spurt :
Permulaan growth spurt pada anak tidak selalu pada umur yang sama melainkan
tergantung individualnya. Pertumbuhan yang cepat biasanya diiringi oleh pertumbuhan
aktivitas fisik sehingga kebutuhan zat gizi akan naik pula.
Penyelidikan membuktikan bahwa apabila manusia sudah mencapai usia lebih dari 20
tahun, maka pertumbuhan tubuhnya sama sekali sudah terhenti. Ini berarti, makanan tidak
lagi berfungsi untuk pertumbuhan tubuh, tetapi untuk mempertahankan keadaan gizi yang
sudah didapat atau membuat gizinya menjadi lebih baik. Dengan demikian, kebutuhan akan
unsure-unsur gizi dalam masa dewasa sudah agak konstan, kecuali jika terjadi kelainan-
kelainan pada tubuhnya, seperti sakit dan sebagainya. Sehingga mengharuskandia
mendapatkan kebutuhan zat gizi yang lebih dari biasanya.
Kemampuan keluarga untuk membeli makanan atau pengetahuan tentang zat gizi.
Pekerjaan
Data terbaru dari kesehatan nasional dan survey pengujian ilmu gizi (NHNES) menyatakan
bahwa konsumsi energi wanita dari umur 11 sampai 51 tahun bervariasai, dari kalori yang
rendah (sekitar 1329) sampai kalori yang tinggi (1958 kalori).
Konsumsi makanan wanita perlu mempertimbangkan kadar lemak kurang dari 30 % dan
tinggi kalsium sekitar 800-1200 mg/ hari. Rata-rata RDA kebutuhan kalsium 1000 mg.
selain itu, wanita juga harus memperhatikan unsur sodium, cara pengolahan makanan dan
para wanita perlu membatasi makanan kaleng atau makanan dalam kotak.
Pada anak remaja kudapan berkontribusi 30 % atau lebih dari total asupan kalori remaja
setiap hari. Tetapi kudapan ini sering mengandung tinggi lemak, gula dan natrium dan dapat
meningkatkan resiko kegemukan dan karies gigi. Oleh karena itu, remaja harus didorong untuk
lebih memilih kudapan yang sehat. Bagi remaja, makanan merupakan suatu kebutuhan pokok
12
untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya. Kekurangan konsumsi makanan, baik secara
kualitatif maupun kuantitatif, akan menyebabkan metabolisme tubuh terganggu.
Kecukupan gizi merupakan kesesuaian baik dalam hal kualitas maupun kuantitas zat-zat
gizi sesuai dengan kebutuhan faali tubuh.
Kebutuhan energi diperlukan untuk kegiatan sehari-hari maupun untuk proses metabolisme
tubuh. Cara sederhana untuk mengetahui kecukupan energi dapat dilihat dari berat badan
seseorang. Pada remaja perempuan 10-12 tahun kebutuham energinya 50-60 kal/kg BB/ hari dan
usia 13-18 tahun sebesar 40-50 kal/ kg BB/ hari.
Kebutuhan protein meningkat karena proses tumbuh kembang berlangsung cepat. Apabila
asupan energi terbatas/ kurang, protein akan dipergunakan sebagai energi.
Kebutuhan protein usia 10-12 tahun adalah 50 g/ hari, 13-15 tahun sebesar 57 g/ hari dan
usia 16-18 tahun adalah 55 g/ hari. Sumber protein terdapat dalam daging, jeroan, ikan, keju,
kerang dan udang (hewani). Sedangkan protein nabati pada kacang-kacangan, tempe dan tahu.
Lemak dapat diperoleh dari daging berlemak, jerohan dan sebagainya. Kelebihan lemak
akan disimpan oleh tubuh sebagai lemak tubuh yang sewaktu- waktu diperlukan. Departemen
Kesehatan RI menganjurkan konsumsi lemak dibatasi tidak melebihi 25 % dari total energi per
hari, atau paling banyak 3 sendok makan minyak goreng untuk memasak makanan sehari.
Asupan lemak yang terlalu rendah juga mengakibatkan energi yang dikonsumsi tidak
mencukupi, karena 1 gram lemak menghasilkan 9 kalori. Pembatasan lemak hewani dapat
mengakibatkan asupan Fe dan Zn juga rendah.
Kebutuhan vitamin dan mineral pada saat ini juga meningkat. Golongan vitamin B yaitu
vitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin) maupun niasin diperlukan dalam metabolisme
energi. Zat gizi yang berperan dalam metabolisme asam nukleat yaitu asam folat dan vitamin
B12. Vitamin D diperlukan dalam pertumbuhan kerangka tubuh/ tulang. Selain itu, agar sel dan
jaringan baru terpelihara dengan baik, maka kebutuhan vitamin A, C dan E juga diperlukan.
Kekurangan Fe/ zat besi dalam makanan sehari-hari dapat menimbulkan kekurangan darah
yang dikenal dengan anemia gizi besi (AGB). Makanan sumber zat besi adalah sayuran berwarna
hijau, kacang-kacangan, hati, telur dan daging. Fe lebih baik dikonsumsi bersama dengan
vitamin C, karena akan lebih mudah terabsorsi.
Kebutuhan energi dan nutrisi dipengaruhi oleh usia reproduksi, tingkat aktivitas dan status
nutrisi. Nutrisi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan. Kekurangan nutrisi
pada seorang yang mengalami anemia dan kurang berat badan lebih banyak akan melahirkan
bayi BBLR (berat badan lahir rendah) dibandingkan dengan wanita dengan usia reproduksi yang
aman untuk hamil.
Tidak satupun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang mampu membuat
seseorang hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Makan makanan yang mengandung
unsur-unsur gizi yang diperlukan oleh tubuh baik kualitas maupun kuantitas. Jadi, mengonsumsi
makanan yang beraneka ragam menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat
pembangun dan zat pengatur.
Setiap orang dianjurkan untuk memenuhi makanan yanng cukup kalori (energi) agar dapat
hidup dan beraktivitas sehari-hari. Kelebihan konsumsi kalori akan ditimbun sebagai cadangan
didalam tubuh yang berbentuk jaringan lemak.
Ada dua kelompok karbohidrat yaitu karbohidrat kompleks dan sederhana. Proses
pencernaan dan penyerapan karbohidrat kompleks berlangsung lebih lama daripada yang
sederhana. Konsumsi karbohidrat kompleks sebaiknya dibatasi 50% saja dari kebutuhan energi
sehingga tubuh dapat memenuhi sumber zat pembangun dan pengatur.
Lemak dan minyak yang terdapat dalam makanan berguna untuk meningkatkan jumlah
energi, membantu penyerapan vitamin (A, D, E dan K) serta menambah lezatnya hidangan.
Mengonsumsi lemak dan minyak secara berlebihan akan mengurangi konsumsi makanan lain.
Zat besi adalah unsur penting untuk pembentukan sel darah merah. Kekurangan zat besi
berakibat anamia gizi besi (AGB), terutama diderita oleh wanita hamil, wanita menyusui dan
wanita usia subur.
7. Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 6 bulan dan tambahkan MP-ASI sesudahnya.
ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi, karena mempunyai kelebihan yang meliputi 3
aspek baik aspek gizi, aspek kekebalan dan kejiwaan.
14
8. Biasakan makan pagi.
Bagi remaja dan dewasa makan pagi dapat memelihara ketahanan fisik, daya tahan tubuh,
meningkatkan konsentrasi belajar dan meningkatkan produktivitas kerja.
Sering minum minuman beralkohol akan sering BAK sehingga menimbukan rasa haus.
Alkohol hanya mengandung energi, tetapi tidak mengandung zat lain.
Selain harus bergizi lengkap dan seimbang, makanan harus layak dikonsumsi sehingga
aman untuk kesehatan. Makanan yang aman yaitu bebas dari kuman dan bahan kimia dan halal.
Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu, yang sangat
dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Bila pemberian ASI berhasil baik, maka berat badan
bayi akan meningkat, integritas kulit baik, tonus otot serta kebiasaan makan yang memuaskan.
Ibu menyusui tidaklah terlalu ketat dalam mengatur nutrisinya, yang terpenting adalah
makanan yang menjamin pembentukan air susu yang berkualitas dalam jumlah yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan bayinya.
1. Pengaruh makanan erat kaitannya dengan volume ASI yang diproduksi per hari.
2. Protein, dengan adanya variasi individu maka dianjurkan penambahan 15-20 gram protein
sehari.
15
3. Suplementasi, jika makan sehari seimbang, suplementasi tidak diperlukan kecuali jika
kekurangan satu atau lebih zat gizi.
4. Aktivitas.
Kebutuhan nutrisi selama laktasi didasarkan pada kandungan nutrisi air susu dan jumlah
nutrisi penghasil susu. Ibu menyusui disarankan memperoleh tambahan zat makanan 800 Kkal
yang digunakan untuk memproduksi ASI dan untuk aktivitas ibu itu sendiri.
Kebutuhan kalori selama menyusui proporsional dengan jumlah air susu ibu yang
dihasilkan dan lebih tinggi selama menyusui dibanding selama hamil. Rata-rata kandungan kalori
ASI yang dihasilkan ibu dengan nurisi baik adalah 70 kal/ 100 ml, dan kira-kira 85 kal
diperlukan oleh ibu untuk tiap 100 ml yang dihasilkan. Rata-rata ibu menggunakan kira-kira 640
kal/ hari untuk 6 bulan pertama dan 510 kal/ hari selama 6 bulan kedua untuk menghasilkan
jumlah susu normal. Rata-rata ibu harus mengonsumsi 2300-2700 kal ketika menyusui (Dudek,
2001).
Protein. Ibu memerlukan tambahan 20 gram diatas kebutuhan normal ketika menyusui.
Jumlah ini hanya 16 % dari tambahan 500 kal yang dianjurkan.
Cairan. Nutrisi lain yang diperlukan selama laktasi adalah asupan cairan. Dianjurkan ibu
menyusui minum 2-3 liter per hari, dalam bentuk air putih, susu dan jus buah.
Vitamin dan mineral. Kebutuhan vitamin dan mineral selama menyusui lebih tinggi
daripada selama hamil.
Kekurangan gizi pada ibu menyusui menimbulkan gangguan kesehatan pada ibu dan
bayinya. Gangguan pada bayi meliputi proses tumbang anak, bayi mudah sakit, mudah terkena
infeksi. Kekurangan zat-zat esensial menimbulkan gangguan pada mata ataupun tulang.
Makan makanan yang bermanfaat untuk menghasilkan susu yang baik dari segi kualitas
maupun kuantitas dan mempercepat kondisi setelah melahirkan.
Jangan melewatkan makan jika saat menyusui karena dapat memperpendek umur dan daya
hidup.
Memilih makanan yang bergizi tidak harus mahal, yang terpenting sesuai dengan
kebutuhan nutrisi selama laktasi.
Karbohidrat komplek kaya akan vitamin dan mineral, sehingga menghasilkan air susu yang
baik dan cukup.
Kalori yang berasal dari gula, kurang bermanfaat, konsumsi makanan yang manis
dikurangi.
Makanan olahan biasanya banyak kehilangan nilai gizinya sehingga akan mengurangi nilai
gizi air susu.
8. Buatlah kebiasaan makan yang baik sebagai kebiasaan keluarga, hal ini akan bermanfaat untuk
kesehatan keluarga.
Jangan minum minuman beralkohol, obat-obatan, kopi atau merokok. Hal tersebut akan
mempengaruhi produksi air susu dan menimbulkan gangguan pada ibu dan bayi.
BAB III
VITAMIN K
3.1 Sejarah Vitamin K
Vitamin K ditemukan di Swiss (1939) oleh seorang ahli kimia bernama Karrer. Diberi
nama vitamin K karena sifatnya yang dapat mengkoagulasikan darah (K dari "Koagulations-
Vitamin" dalam Bahasa Jerman dan Bahasa Denmark) . Faktor ini ternyata merupakan kelompok
senyawa yang terdiri atas fitokinon (dari tumbuh-tumbuhan) dan menakinon (dari minyak ikan
17
dan daging). Pada perkembangannya, diketahui vitamin K merupakan kofaktor enzim
karboksilase yang mengubah residu protein berupa asam glutamat (glu) menjadi gama-
karboksiglutamat (gla) yang mampu mengikat kalsium (faktor penting dalam pembekuan darah).
Vitamin K merujuk pada sebuah kelompok lipophilic, vitamin hydrophobic yang
dibutuhkan untuk modifikasi pasca-terjemah dari berbagai macam protein, terutama banyak
dibutuhkan untuk proses pembekuan darah. Secara kimia vitamin ini terdiri dari turunan 2-
methyl-1,4-naphthoquinone.
Kebanyakan sumber vitamin K didalam tubuh adalah hasil sintesis oleh bakteri di dalam
sistem pencernaan. Sumber vitamin K dalam makanan adalah hati, sayur-sayuran berwarna hijau
yang berdaun banyak, sayuran sejenis kobis (kol) dan susu.
Sistem pencernaan dari manusia mengandung bakteri yang dapat mensintesis vitamin K,
yang sebagian diserap dan disimpan didalam hati. Tubuh perlu mendapat tambahan vitamin K
dari makanan
Vitamin K adalah nama generik untuk beberapa bahan yang diperlukan dalam
pembekuan darah yang normal.Bentuk dasarnya adalah vitamin K1 (filokuinon), yang terdapat
dalam tumbuh-tumbuhan, terutama sayuran berdaun hijau.Bakteri dalam usus kecil sebelah
bawah dan bakteri dalam usus besar menghasilkan vitamin K2 (menakuinon), yang dapat diserap
dalam jumlah yang terbatas.
Bayi baru lahir membutuhkan vitamin ini untuk mencegah terjadinya perdarahan.Vitamin
yang satu ini memang kalah populer dibandingkan vitamin lain. Padahal, perannya amat penting,
khususnya bagi bayi baru lahir. Kekurangan (defisiensi) vitamin K dapat menyebabkan
terjadinya perdarahan. Sayangnya, walau pemberian vitamin K ini sangat sederhana (melalui
suntikan atau diminumkan), hal ini belum dilakukan oleh semua penolong persalinan. Padahal,
jika perdarahan terjadi di otak, misalnya, maka bayi yang bersangkutan tak bisa tumbuh normal
karena telanjur cacat.
Vitamin K mampu membantu mengatasi perdarahan sebab ia berperan dalam proses
penggumpalan darah (koagulation vitamin). Sampai saat ini, dikenal tiga bentuk vitamin K,
yaitu:
•Vitamin K 1 (phylloquinone) yang terdapat pada sayuran hijau.
18
• Vitamin K 2 (menaquinone) yang disintesa oleh flora (keseluruhan kehidupan jenis tumbuh-
tumbuhan) diusus kita.
• Vitamin K 3 (menadione), merupakan vitamin K sintetik (tiruan dari yang terdapat di alam).
Mengapa bayi baru lahir berisiko mengalami mengalami kekurangan vitamin K? Perlu
Anda tahu, dalam tubuh manusia terdapat sekitar 13 faktor yang membantu proses pembekuan
darah (koagulan). Di antaranya adalah faktor koagulan II, VII, IX, dan X yang bergantung pada
cukup atau tidaknya kadar vitamin K dalam tubuh.
Nah, ketika bayi baru lahir, secara fisiologis kadar faktor koagulan yang bergantung dari
vitamin K itu menurun dengan cepat, dan mencapai titik terendah pada usia 48–72 jam.
Kemudian, faktor itu akan bertambah secara perlahan selama beberapa minggu, tetapi masih
tetap di bawah kadar yang dimiliki orang dewasa.
Salah satu sebab rendahnya kadar vitamin K pada bayi baru lahir adalah karena selama
dalam rahim, plasenta biasanya tidak siap menghantarkan lemak dengan baik (padahal vitamin K
larut dalam lemak). Selain itu, saluran cerna bayi baru lahir masih steril, sehingga tidak dapat
menghasilkan vitamin K yang berasal dari flora di usus. Ditambah lagi, asupan vitamin K dari
ASI pun biasanya rendah. Waspadai gejalanya
Gangguan perdarahan akibat defisiensi vitamin K memang tak terlalu sering terlihat,
karena datanya sering tidak tercatat. Tapi, bukan tak mungkin jika pada bayi yang tampaknya
sehat, tiba-tiba muncul gejala yang mengkhawatirkan, antara lain:
• Terjadi perdarahan pada tali pusat, hidung, mulut, telinga, saluran kemih atau anus.
• Memar tanpa sebab (bukan karena terantuk benda).
• Tinja atau muntah berwarna kehitaman.
• Terjadi perdarahan pada bekas pengambilan darah sampai lebih dari 6 menit, padahal bagian
tersebut sudah ditekan.
• Jika terjadi perdarahan di otak, bayi tampak pucat, menangis melengking, muntah-muntah,
pandangan mata kosong, demam, ubun-ubun tampak menonjol, kadang tampak kuning, akhirnya
diikuti dengan kejang. Angka kematian pada mereka yang terkena gangguan perdarahan akibat
defisiensi vitamin K ini sekitar 10-50%, sementara angka kecacatan adalah 30-50%. Itu
sebabnya, semua bayi baru lahir harus mendapat tambahan vitamin K.
Suatu ketika anak Anda tiba-tiba terpental dari sepeda. Betisnya tergores sehingga
meneteskan darah. Luka kecil itu lalu dibersihkan memakai kapas sambil sedikit ditekan. Tak
lama, darah pun berhenti menetes dan luka ringan itu ditutup plester supaya anak bermain sepeda
lagi.
Apa yang membuat darah berhenti menetes dengan sendirinya sehingga Anda tak perlu
19
repor mengatasinya? Ya.. Itulah salah satu kegunaan penting vitamin K. Vitamin ini merupakan
kebutuhan vital untuk sintesis beberapa protein termasuk dalam pembekuan darah. Disebut juga
vitamin koagulasi, vitamin ini bertugas menjaga konsitensi aliran darah dan membekukannya
saat diperlukan. Vitamin yang larut dalam lemak ini juga berperan penting dalam pembentukan
tulang dan pemeliharaan ginjal.
Vitamin K terdapat dalam tiga bentuk berbeda. Pertama adalah vitamin K1 atau
phylloquinone, yaitu jenis yang ditemukan dan dihasilkan tumbuhan. Kedua adalah K2 atau
disebut juga dengan menaquinone, yang dihasilan bakteri menguntungkan dalam sistem
pencernaan. Dan yang ketiga adalah K3 atau menadione yang merupakan vitamin buatan bagi
mereka yang tak mampu menyerap dari makanan.
Seluruh vitamin K dalam tubuh Anda diproses dalam liver di mana nantinya akan
digunakan untuk memproduksi zat yang membuat darah Anda bisa membeku. Selain berperan
dalam pembekuan, vitamin ini juga penting untuk pembentukan tulang terutama jenis K1.
Vitamin K1 diperlukan supaya penyerapan kalsium bagi tulang menjadi maksimal dan
memastikan tidak salah sasaran
Sistem pencernaan dari manusia mengandung bakteri yang dapat mensintesis vitamin K,
yang sebagian diserap dan disimpan didalam hati. Tubuh perlu mendapat tambahan vitamin K
dari makanan.
Untuk memenuhi kebutuhan vitamin K terbilang cukup mudah karena selain jumlahnya
terbilang kecil, sistem pencernaan kita mengandung bakteri yang mampu mensintesis vitamin K
yang sebagian diserap dan disimpan didalam hati. Namun begitu tubuh pun perlu mendapat
tambahan vitamin K dari makanan.
Kebanyakan sumber vitamin K didalam tubuh adalah hasil sintesis oleh bakteri di dalam
sistem pencernaan, namun Anda dapat memperoleh vitamin K dari makanan seperti hati, sayur-
sayuran berwarna hijau yang berdaun banyak, sayuran sejenis kobis (kol) dan susu.
Vitamin K dalam konsentrasi tinggi juga ditemukan pada susu kedelai, teh hijau, susu sapi, serta
daging sapi dan hati. Jenis-jenis makanan probiotik, seperti yoghurt yang mengandung bakteri
sehat aktif, bisa membantu menstimulasi produksi vitamin ini.
Dewasa
Kekurangan vitamin K jarang terjadi pada orang dewasa yang sehat untuk sejumlah alasan:
3) bakteri yang biasanya menghuni usus besar mensintesis menaquinones (vitamin K2),
meskipun tidak jelas apakah jumlah yang banyak diserap dan dimanfaatkan. Orang dewasa yang
beresiko kekurangan vitamin K termasuk mereka yang memakai antikoagulan antagonis vitamin
K obat-obatan dan individu dengan signifikan kerusakan atau penyakit hati
4). Selain itu, individu dengan gangguan malabsorpsi lemak mungkin pada peningkatan resiko
kekurangan vitamin K
Bayi
Bayi yang baru lahir diberi ASI eksklusif mengalami peningkatan risiko kekurangan
vitamin K, karena susu manusia relatif rendah vitamin K dibandingkan dengan susu formula.
Bayi baru lahir, pada umumnya, memiliki status vitamin K yang rendah karena beberapa alasan
berikut:
2) usus bayi yang baru lahir belum terjajah dengan bakteri yang mensintesis menaquinones; dan
3) vitamin K siklus mungkin tidak sepenuhnya berfungsi pada bayi baru lahir, terutama bayi
prematur
4). Bayi yang ibunya berada di anticonvulsant obat untuk mencegah kejang juga beresiko
kekurangan vitamin K. Kekurangan vitamin K pada bayi baru lahir dapat mengakibatkan
gangguan perdarahan yang disebut perdarahan kekurangan vitamin K (VKDB) dari bayi yang
baru lahir. Karena VKDB adalah kehidupan-mengancam dan mudah dicegah, American
Academy of Pediatrics dan sejumlah organisasi internasional serupa merekomendasikan bahwa
suntikan phylloquinone (vitamin K1) diberikan pada semua bayi yang baru lahir .
Kontroversi sekitar administrasi dan vitamin K yang baru lahir
Vitamin K dan anak-anak leukemia: Pada awal 1990-an, dua studi retrospektif diterbitkan
menyarankan kemungkinan hubungan antara suntikan vitamin K pada bayi baru lahir dan
perkembangan masa kanak-kanak leukemia dan bentuk lain dari kanker masa kanak-kanak.
Namun, dua studi retrospektif besar di Amerika Serikat dan Swedia yang memeriksa catatan
medis 54.000 dan 1,3 juta anak-anak, masing-masing, tidak menemukan bukti hubungan antara
kanker masa kanak-kanak dan suntikan vitamin K saat lahir (16, 17). Selain itu, analisis
21
menggenang enam studi kasus kontrol, termasuk anak-anak 2.431 anak didiagnosis dengan
kanker dan bebas kanker 6.338 anak-anak, tidak menemukan bukti bahwa suntikan vitamin K
untuk bayi meningkatkan risiko leukimia masa kanak-kanak. Dalam sebuah pernyataan
kebijakan, American Academy of Pediatric merekomendasikan bahwa vitamin K profilaksis
rutin untuk bayi VKDB dilanjutkan karena mengancam kehidupan dan risiko kanker yang belum
terbukti dan tidak . Lihat teks lengkap dari pernyataan kebijakan AAP pada vitamin K dan bayi
yang baru lahir.
Dosis rendah vitamin K1 untuk bayi prematur: Hasil dari dua penelitian kadar vitamin K
pada bayi prematur menunjukkan bahwa dosis awal standar vitamin K1 untuk jangka penuh bayi
(1.0 mg) mungkin terlalu tinggi untuk bayi prematur . Temuan ini telah menuntun beberapa ahli
menyarankan penggunaan awal vitamin K1 dosis 0,3 mg / kg untuk bayi dengan berat lahir
kurang dari 1.000 g (2 lbs, 3 oz), dan dosis awal 0,5 mg mungkin akan mencegah penyakit
perdarahan pada bayi baru lahir. Yang memadai Intake (AI)
Pada Januari 2001, Badan Makanan dan Gizi (FNB) dari Institute of Medicine menetapkan
kecukupan asupan (AI) tingkat vitamin K di AS berdasarkan tingkat konsumsi individu sehat. AI
untuk bayi ini didasarkan pada perkiraan asupan vitamin K dari ASI.
Memadai Intake (AI) untuk Vitamin K Kehidupan Tahap Pria Umur (mcg / hari) Wanita (mcg /
hari)
Penyakit perdarahan pada bayi baru lahir ditandai dengan kecenderungan mengalami perdarahan,
merupakan bentuk dasar dari kekurangan vitamin K. Hal ini terjadi karena:
- Fibrostik kistik.
Mengkonsumsi minyak mineral dalam jumlah yang berlebihan juga bisa mencegah
penyerapan vitamin K. Kekurangan vitamin K juga terjadi pada orang-orang yang
mengkonsumsi obat antikoagulan untuk mencegah terbentuknya bekuan darah.
22
Jika vitamin K tidak terdapat dalam tubuh, darah tidak dapat membeku. Hal ini dapat
meyebabkan pendarahan atau hemoragik. Bagaimanapun, kekurangan vitamin K jarang terjadi
karena hampir semua orag memperolehnya dari bakteri dalam usus dan dari makanan. Namun
kekurangan bisa terjadi pada bayi karena sistem pencernaan mereka masih steril dan tidak
mengandung bakteri yang dapat mensintesis vitamin K, air susu ibu mengandung hanya
sejumlah kecil vitamin K. Untuk itu bayi diberi sejumlah vitamin K saat lahir.
Pada dewasa, kekurangan dapat terjadi karena minimnya konsumsi sayuran atau mengonsumsi
antobiotik terlalu lama. Antibiotik dapat membunuh bakteri menguntungkan dalam usus yang
memproduksi vitamin K. Terkadang kekurangan vitamin K disebabkan oleh penyakit liver atau
masalah pencernaan.
Gejala utamanya adalah perdarahan (ke dalam kulit, dari hidung, dari sebuah luka atau
dalam lambung), yang disertai dengan muntah.
3.11Keracunan Vitamin K
Anda juga bisa mengalami keracunan vitamin K. Ini terjadi hanya pada orang yang
menerima pengganti vitamin K larut air. Gejala-gejalanya adalah hemolisis (penghancuran sel
darah merah), penyakit kuning dan kerusakan otak.
Yang paling serius adalah perdarahan ke dalam otak yang bisa terjadi pada bayi baru
lahir.
Bila dicurigai adanya kekurangan vitamin K, dilakukan pemeriksaan darah untuk
mengukur kadar protrombin, salah satu faktor pembekuan darah yang memerlukan vitamin K.
Kadar yang rendah (kurang dari 50% dari normal) menunjukkan adanya kekurangan vitamin K.
Tetapi kadar protrombin yang rendah juga dapat disebabkan oleh obat antikoagulan atau
kerusakan hati.
Biasanya diagnosa akan semakin kuat jika setelah penyuntikkan vitamin K, terdapat
peningkatan kadar protrombin dalam beberapa jam dan perdarahan berhenti dalam 3-6 jam.
Jika penderita memiliki penyakit hati yang berat, hati tidak mampu mensintesa faktor
pembekuan walaupun telah disuntikkan vitamin K. Pada kasus seperti ini diperlukan tranfusi
plasma untuk melengkapi faktor-faktor pembekuan.
23
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
I. Ilmu gizi berdiri tahun 1926, oleh Mary Swartz Rose saat dikukuhkan sebagai profesor
ilmu gizi di Universitas Columbia, New York, AS.
II. Beberapa penelitian yang menegaskan bahwa ilmu gizi sudah ada sejak dulu, antara lain:
• Penemuan mineral
• Penemuan vitamin
24
• Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energi.
• Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi.
• Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 6 bulan dan tambahkan MP-ASI
sesudahnya.
25
DAFTAR PUSTAKA
www.google.co.id
http://www.kompas.com/read/xml/2008/05/19/12305311/vitamin.k.sahabat.darah.dan.tulang
Sumber : Vitamin & Minerals, The Complete Idiot's Guide
http://www.indonesiaindonesia.com/f/11136-kekurangan-vitamin-k/
Http;//2.blogspot.com/_aPDMQtTF_1/
26