Anda di halaman 1dari 31

EPILEPSI

Takrif/pengertian
• epilepsi : kejadian kejang
yang terjadi berulang
(kambuhan)
• Kejang : manifestasi klinik
dari aktivitas neuron yang
berlebihan di dalam korteks
serebral
• Manifestasi klinik kejang
sangat bervariasi tergantung
dari daerah otak fungsional
yang terlibat

1/2/2009 Zullies Ikawati's Lecture 2


Notes
Epidemiologi
• Agak sulit mengestimasi jumlah kasus epilepsy Æ pada
kondisi tanpa serangan, pasien terlihat normal dan
semua data lab juga normal, selain itu ada stigma
tertentu pada penderita epilepsy Æ malu/enggan
mengakui
• Insiden paling tinggi pada umur 20 tahun pertama,
menurun sampai umur 50 th, dan meningkat lagi
setelahnya terkait dg kemungkinan terjadinya penyakit
cerebrovasular
• Pada 75% pasien, epilepsy terjadi sebelum umur 18 th

1/2/2009 Zullies Ikawati's Lecture 3


Notes
Prognosis
• Prognosis umumnya baik, 70 – 80% pasien yang
mengalami epilepsy akan sembuh, dan kurang lebih
separo pasien akan bisa lepas obat
• 20 - 30% mungkin akan berkembang menjadi
epilepsi kronis Æ pengobatan semakin sulit Æ 5 %
di antaranya akan tergantung pada orang lain dalam
kehidupan sehari-hari
• Pasien dg lebih dari satu jenis epilepsi, mengalami
retardasi mental, dan gangguan psikiatri dan
neurologik Æ prognosis jelek

1/2/2009 Zullies Ikawati's Lecture 4


Notes
Etiologi

• Epilepsi mungkin disebabkan oleh:


– aktivitas saraf abnormal akibat proses patologis yang
mempengaruhi otak
– gangguan biokimia atau metabolik dan lesi
mikroskopik di otak akibat trauma otak pada saat
lahir atau cedera lain
– pada bayi Æ penyebab paling sering adalah asfiksi
atau hipoksia waktu lahir, trauma intrakranial waktu
lahir, gangguan metabolik, malformasi congenital
pada otak, atau infeksi
– pada anak-anak dan remaja Æ mayoritas adalah
epilepsy idiopatik, pada umur 5-6 tahun Æ
disebabkan karena febril
– pada usia dewasa
1/2/2009 Æpenyebab
Zullies lebih bervariasi Æ 5
Ikawati's Lecture Notes
idiopatik, karena birth trauma, cedera kepala, tumor
1/2/2009 Zullies Ikawati's Lecture Notes 6
1/2/2009 Zullies Ikawati's Lecture Notes 7
1/2/2009 Zullies Ikawati's Lecture Notes 8
Patogenesis

Kejang disebabkan karena ada


ketidakseimbangan antara
pengaruh inhibisi dan eksitatori
pada otak
Ketidakseimbangan bisa terjadi
karena :
• Kurangnya transmisi inhibitori
– Contoh: setelah pemberian
antagonis GABA, atau selama
penghentian pemberian agonis
GABA (alkohol, benzodiazepin)
• Meningkatnya aksi eksitatori Æ
meningkatnya aksi glutamat atau
aspartat
1/2/2009 Zullies Ikawati's Lecture Notes 9
1/2/2009 Zullies Ikawati's Lecture Notes 10
Diagnosis

• Pasien didiagnosis epilepsi jika mengalami


serangan kejang secara berulang
• Untuk menentukan jenis epilepsinya, selain dari
gejala, diperlukan berbagai alat diagnostik :
– EEG
– CT-scan
– MRI
– Lain-lain
A CT or CAT scan (computed tomography)
is a much more sensitive imaging
technique than X-ray, allowing high
definition not only of the bony structures,
but of the soft tissues.
1/2/2009 Zullies Ikawati's Lecture Notes 11
Klasifikasi epilepsi
• Berdasarkan tanda klinik
dan data EEG, kejang dibagi
menjadi :
– kejang umum (generalized
seizure) Æ jika aktivasi
terjadi pd kedua hemisfere
otak secara bersama-sama
– kejang parsial/focal Æ jika
dimulai dari daerah tertentu
dari otak

1/2/2009 Zullies Ikawati's Lecture 12


Notes
Kejang umum terbagi atas:
• Tonic-clonic convulsion = grand mal
– merupakan bentuk paling banyak terjadi
– pasien tiba-tiba jatuh, kejang, nafas terengah-engah,
keluar air liur
– bisa terjadi sianosis, ngompol, atau menggigit lidah
– terjadi beberapa menit, kemudian diikuti lemah,
kebingungan, sakit kepala atau tidur

1/2/2009 Zullies Ikawati's Lecture Notes 13


• Abscense attacks = petit mal
– jenis yang jarang
– umumnya hanya terjadi pada masa anak-anak atau awal
remaja
– penderita tiba-tiba melotot, atau matanya berkedip-kedip,
dengan kepala terkulai
– kejadiannya cuma beberapa detik, dan bahkan sering tidak
disadari
• Myoclonic seizure
– biasanya tjd pada pagi hari, setelah bangun tidur
– pasien mengalami sentakan yang tiba-tiba
– jenis yang sama (tapi non-epileptik) bisa terjadi pada
pasien normal
• Atonic seizure
– jarang terjadi
– pasien tiba-tiba kehilangan kekuatan
otot Æ jatuh, tapi bisa segera recovered]
1/2/2009 Zullies Ikawati's Lecture Notes Petit mal 14
Kejang parsial terbagi menjadi :
• Simple partial seizures
– pasien tidak kehilangan kesadaran
– terjadi sentakan-sentakan pada bagian tertentu dari
tubuh
• Complex partial seizures
– pasien melakukan gerakan-gerakan tak terkendali:
gerakan mengunyah, meringis, dll tanpa kesadaran

Kejang parsial
1/2/2009 Zullies Ikawati's Lecture 15
Notes
Sasaran Terapi
Mengontrol supaya tidak terjadi
kejang dan meminimalisasi
adverse effect of drug
Strategi Terapi

mencegah atau menurunkan lepasnya muatan listrik


syaraf yang berlebihan Æ melalui perubahan pada
kanal ion atau mengatur ketersediaan neurotransmitter

1/2/2009 Zullies Ikawati's Lecture Notes 16


Prinsip umum terapi epilepsi:
– monoterapi lebih baik Æ mengurangi potensi
adverse effect, meningkatkan kepatuhan pasien,
tidak terbukti bahwa politerapi lebih baik dari
monoterapi
– hindari atau minimalkan penggunaan antiepilepsi
sedatif Æ toleransi, efek pada intelegensia,
memori, kemampuan motorik bisa menetap
selama pengobatan
– jika mungkin, mulai terapi dgn satu antiepilepsi
non-sedatif, jika gagal baru diberi sedatif atau
politerapi
– berikan terapi sesuai dgn jenis epilepsinya
1/2/2009 Zullies Ikawati's Lecture 17
Notes
– mulai dengan dosis terkecil dan dapat ditingkatkan
sesuai dg kondisi klinis pasien Æ penting :
kepatuhan pasien
– ada variasi individual terhadap respon obat
antiepilepsi Æ perlu pemantauan ketat dan
penyesuaian dosis
– jika suatu obat gagal mencapai terapi yang
diharapkan Æ pelan-pelan dihentikan dan diganti
dengan obat lain (jgn politerapi)
– lakukan monitoring kadar obat dalam darah Æ jika
mungkin, lakukan penyesuaian dosis dgn melihat
juga kondisi klinis pasien

1/2/2009 Zullies Ikawati's Lecture 18


Notes
Tatalaksana terapi
• Non farmakologi:
– Amati faktor pemicu
– Menghindari faktor pemicu (jika ada),
misalnya : stress, OR, konsumsi kopi atau
alkohol, perubahan jadwal tidur, terlambat
makan, dll.
• Farmakologi : menggunakan obat-obat
antiepilepsi

1/2/2009 Zullies Ikawati's Lecture 19


Notes
Obat-obat anti epilepsi

Obat-obat yang meningkatkan inaktivasi kanal Na+:


• Inaktivasi kanal Na Æ menurunkan kemampuan syaraf untuk
menghantarkan muatan listrik
• Contoh: fenitoin, karbamazepin, lamotrigin, okskarbazepin, valproat

Obat-obat yang meningkatkan transmisi inhibitori GABAergik:


• agonis reseptor GABA Æ meningkatkan transmisi inhibitori dg
mengaktifkan kerja reseptor GABA Æ contoh: benzodiazepin,
barbiturat
• menghambat GABA transaminase Æ konsentrasi GABA meningkat
Æ contoh: Vigabatrin
• menghambat GABA transporter Æ memperlama aksi GABA Æ
contoh: Tiagabin
• meningkatkan konsentrasi GABA pada cairan cerebrospinal pasien
Æ mungkin dg menstimulasi pelepasan GABA dari non-vesikular
pool Æ contoh: Gabapentin

1/2/2009 Zullies Ikawati's Lecture Notes 20


Target aksi obat epilepsi

Reseptor GABA (terkait dg kanal Cl)

Kanal ion Na

1/2/2009 Zullies Ikawati's Lecture Notes 21


glutamat Pre-sinaptik
tiagabin
GAD
-
Berdifusi gabapentin GABA Transporter GABA
menjauh
+

2
GABA-transaminase Re-uptake
Metabolit
GABA
GABA 3
- 1

Post sinaptik
Reseptor GABA
vigabatrin
EFEK DEPRESI CNS
1/2/2009 Zullies Ikawati's Lecture Notes 22
Pemilihan obat : Tergantung pada jenis epilepsinya

Kejang Umum (generalized seizures)


Kejang
parsial Tonic-clonic Abscense Myoclonic,
atonic
Drug of Karbamazepin Valproat Etosuksimid Valproat
choice Fenitoin Karbamazepin Valproat
Valproat Fenitoin

Alternatives Lamotrigin Lamotrigin Clonazepam Klonazepam


Gabapentin Topiramat Lamotrigin Lamotrigin
Topiramat Primidon Topiramat
Tiagabin Fenobarbital Felbamat
Primidon
Fenobarbital

1/2/2009 Zullies Ikawati's Lecture Notes 23


ALGORITMA Diagnosa positif
TATALAKSANA
EPILEPSI Mulai pengobatan dg satu AED
Pilih berdasar klasifikasi kejang
dan efek samping

Ya Sembuh ? Tidak

Efek samping dapat ditoleransi ? Efek samping dapat ditoleransi ?

Ya Tidak Ya Tidak

Tingkatkan dosis Turunkan dosis


Kualitas hidup Turunkan dosis Tambah AED 2
optimal ?

Pertimbangkan,
Sembuh?
Ya Tidak Hentikan AED1
Atasi dg tepat
Tetap gunakan Ya Tidak
Lanjutkan AED2
terapi
lanjut
lanjut
lanjutan

Lanjutkan Tidak sembuh


terapi
Efek samping dapat ditoleransi ?
Tidak kambuh
Selama > 2 th ? Tidak Ya

ya tidak Hentikan AED yang tdk efektif, Tingkatkan dosis


Tambahkan AED2 yang lain AED2, cek interaksi,
Cek kepatuhan
Hentikan Kembali ke
pengobatan Assesment Sembuh ?
awal
Ya Tidak

Lanjutkan terapi Rekonfirmasi diagnosis,


Pertimbangkan pembedahan
Atau AED lain
Status epileptikus
• kejang umum yang terjadi selama 5 menit
atau lebih atau kejadian kejang 2 kali atau
lebih tanpa pemulihan kesadaran di antara
dua kejadian tersebut
• Merupakan kondisi darurat yg memerlukan
pengobatan yang tepat untuk
meminimalkan kerusakan neurologik
permanen maupun kematian

1/2/2009 Zullies Ikawati's Lecture Notes 26


Etiologi

Tipe 1 Tipe 2
(tidak ada lesi ( Ada lesi struktural)
struktural) • Anoksia/hipoksia
• Infeksi • Tumor CNS
• Infeksi CNS • CVA
• Gangguan metabolik • Overdose obat
• Turunnya level AED • Hemoragi
• Alkohol • Trauma
• Idiopatik

1/2/2009 Zullies Ikawati's Lecture Notes 27


Terapi ?

• Non-farmakologi:
– Tanda-tanda vital dipantau
– Pelihara ventilasi
– Berikan oksigen
– Cek gas darah utk memantau asidosis respiratory atau
metabolik
– Kadang terjadi hipoglikemi Æ berikan glukosa

• Farmakologi : dengan obat-obatan

1/2/2009 Zullies Ikawati's Lecture 28


Notes
Algoritma tatalaksana pada status epileptikus

1/2/2009 Zullies Ikawati's Lecture Notes 29


1/2/2009 Zullies Ikawati's Lecture Notes 30
selesai

Anda mungkin juga menyukai