Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Konsep perilaku sehat menurut Becker merupakan pengembangan
dari konsep perilaku yang dikembangkan Bloom. Dimana terdapat
beberapa pendapat yang menjabarkan pengertian perilaku sehat itu sendiri.
Beberapa pendapat tentang makna perilaku sehat adalah sebagai berikut:
1. “Perilaku sehat adalah perilaku untuk mencegah penyakit pada
tahap belum menunjukkan gejala (asymptomatic stage)”
(Cals dan Cobb)
2. Perilaku sehat diartikan sebagai respon seseorang terhadap
stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat – sakit,
penyakit, dan faktor – faktor yang mempengaruhi kesehatan
seperti lingkungan, makanan, minuman, dan pelayanan 49
kesehatan.
(Skinner)
3. Perilaku sehat adalah segala bentuk pengalaman dan interaksi
individu dengan lingkungannya, khususnya yang menyangkut
pengetahuan dan sikap tentang kesehatan, serta tindakannya
yang berhubungan dengan kesehatan.
(Solita)

Dengan kata lain definisi perilaku sehat adalah semua aktivitas


atau kegiatan seseorang, baik yang dapat diamati (observable) maupun
yang tidak dapat diamati (unobservabel), yang berkaitan dengan
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Pemeliharaan kesehatan ini
mencakup mencegah atau melindungi diri dari penyakit dan masalah
kesehatan lain, meningkatkan kesehatan, dan mencari penyembuhan
apabila sakit atau terkena masalah kesehatan.

1|Perilaku Sehat dan Tidak Sehat Pada Mahasiswa


Definisi lainnya untuk perilaku sehat adalah perilaku proaktif untuk
memelihara dan meningkatkann kesehatan, mencegah resiko terjadinya
penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berperan aktif
dalam gerakan kesehatan masyarakat.

Demikian tadi serangkaian arti dari perilaku sehat secara subyektif


maupun secara menyeluruh. Selanjutnya adalah kebalikan dari perilaku
sehat itu sendiri yaitu perilaku tidak sehat. Definisi dari perilaku tidak
sehat adalah segala kegiatan atau aktivitas yang membuat kondisi tubuh
tidak berjalan sesuai fungsi organ dan terjadi penyimpangan fungsi
didalamnya yang biasanya terjadi akibat pola hidup yang tidak mendukung
kesehatan individu itu sendiri.

Perilaku tidak sehat disamping merugikan kita sendiri juga


merugikan orang lain. Tidak sehat dalam artian disini adalah tidak sesuai
pada tempatnya dan tidak mengikuti kaidah – kaidah hidup sehat.

B. ANALISA MASALAH
Membahas resiko kesehatan semasa remaja menimbulkan
pertentangan. Kita mungkin berfikir bahwa remaja memiliki fleksibilitas
dan vitalitas yang tinggi sehingga hanya mempunyai sedikit problem
kesehatan. Mereka lebih sehat daripada subkelompok populasi lainnya.
Bagaimanapun, semakin kelihatan banyak bahwa masalah kesehatan pada
remaja pada umumnya diremehkan. (Hurrel-man,1989; Hurrel & Losel,
1990)
Remaja menunjukkan angka prevalensi dan insidens pada problem
– problem khusus yang berkaitan dengan kesehatan biopsikososial.
Meskipun jumlah kesakitan dan angka kematian telah berkurang dalam
dekade terakhir ini hampir dalam semua kelompok populasi, terjadi
peningkatan pada individu usia 10 sampai dengan 25 tahun dimana dalam
rentang usia tersebut, remaja termasuk di dalamnya.

2|Perilaku Sehat dan Tidak Sehat Pada Mahasiswa


Hal ini dalam analisa ternyata dilatar belakangi oleh perilaku tidak
sehat remaja yang dilakukan secara kontinu dan pada titik klimaksnya
menyebabkan dampak negatif pada remaja itu sendiri. Contohnya kali ini
adalah pemakain alat bantu dengar “headset” yang sudah dijadikan gaya
tersendiri bagi kaum remaja. Tidak melihat efek negatif apa yang akan
ditimbulkan jika penggunaan headset tersebut dilakukan secara kontinu
dan dalam jangka waktu yang lama.

C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian dari perilaku sehat dan tidak sehat
2. Mengetahui perilaku sehat dan tidak sehat pada mahasiswa
3. Mengetahui faktor – faktor penyebab terjadinya perilaku tidak sehat
pada mahasiswa
4. Mengetahui dampak negatif dari perilaku tidak sehat tersebut
5. Memberikan solusi dari perilaku tidak sehat mahasiswa tersebut

D. MANFAAT
1. Pembaca mengerti dan mampu mengidentifikasi tentang perilaku sehat
dan tidak sehat pada mahasiswa
2. Pembaca mendapatkan informasi lebih tentang perilaku sehat dan tidak
sehat yang sering dilakukan mahasiswa pada umumnya
3. Pembaca mampu menganalisa faktor penyebab dan dampak dari
perilaku tidak sehat tersebut
4. Pembaca dirasa dapat memberikan solusi dari perilaku tidak sehat
tersebut

3|Perilaku Sehat dan Tidak Sehat Pada Mahasiswa


BAB II

PEMBAHASAN

A. PERILAKU TIDAK SEHAT PADA REMAJA


Masalah perilaku kesehatan apakah yang utama terjadi para
remaja? Dan Faktor resiko apakah yang utama sering terjadi pada remaja?
Masa remaja adalah periode perkembangan dimana individu yang
bersangkutan difrontasikan tidak hanya dengan perubahan tubuhnya yang
dramatis, tetapi juga dengan serangkaian tugas perkembangan yang
kompleks dan saling terkait. (Bloom,1985)
Kebutuhan sosial dan emosional yang sedang berubah
mempengaruhi secara dramatis, pada pengaturan penyakit, ketaatan dan
beberapa pokok persoalan lainnya yang berkaitan dengan kesehatan.
Contohnya adalah gaya hidup dan keinginan untuk menjadi pusat perhatian
ataupun menjadi orang lain dalam sisi psikologis.
Tidak hanya beberapa perilaku yang berkaitan dengan kesehatan,
pola – pola makan dan olah raga, kebiasaan yang aman, penggunaan zat
pada umumnya mulai dipelajari dan dilakukan pada masa remaja, tetapi
beberapa nilai, kepercayaan, dan konsep diri yang mempengaruhi dan
mengatur terjadinya perilaku yang berkaitan dengan masalah kesehatan
diperoleh atau digabungkan dalam periode itu juga.

B. PERILAKU PENGGUNAAN HEADSET PADA MAHASISWA


Kebiasaan yang aman namun terkadang justru membuat tidak
aman yang terjadi karena mudahnya mendapatkan fasilitas seiring dengan
perkembangan teknologi, membuat kebiasaan mahasiswa semakin
bergeser dari hal yang praktis menjadi sesuatu hal yang lebih praktis. Pada
dasarnya, dari kepraktisan tersebut tentunya tidak jauh dari hal – hal yang
sifatnya menghibur, salah satunya adalah dalam memenuhi kebutuhannya
sebagai mahasiswa tidak hanya dipenuhi dari segi akademis dan materiil

4|Perilaku Sehat dan Tidak Sehat Pada Mahasiswa


saja namun juga dari aspek psikologis yaitu kebutuhan sebagai sarana
memberikan suatu hiburan tertentu ditengah – tengah padatnya aktivitas
kuliah dan tugas- tugas yang harus diselesaikan.
Dari beberapa hal yang melatar belakangi tersebut, dewasa ini kita
ketahui bahwasanya banyak mahasiswa yang menggunakan headset
sebagai media alat bantu dengar dalam komunikasi maupun mendengarkan
musik. Alasan lainnya adalah untuk mempermudah penyampaian suara
dan kepraktisan ketika memakai headset tersebut.
Aktivitas perkuliahan dan penugasan yang banyak seringkali
dijadikan mahasiswa untuk mendengarkan musik naik lewat telepon
selular maupun dari komputer, karena hal ini dirasa mampu membantu
penyegaran pikiran yang terkadang membebani dari aktivitas mereka
tersebut. Beberapa orang mendengarkan musik tidak hanya untuk
relaksasi, tetapi juga untuk dapat berkonsentrasi saat bekerja. Tak heran
sering kali kita melihat banyak mahasiswa ketika mengerjakan tugas atau
sekedar iseng, mereka lebih memilih mendengarkan musik karena mereka
rasa dapat meningkatkan konsentrasi dalam melakukan pekerjaan. Melihat
banyaknya penggunaan musik pada mahasiswa, maka perlu kiranya untuk
mengetahui pengaruh musik dan penggunaan headset terhadap
performansi dan kesehatan mahasiswa itu sendiri. Selain itu juga
dampaknya bagi mereka baik secara fisik maupun psikologis. Dorongan
dari lingkungan untuk menggunakan teknologi yang sudah ada seterusnya
juga dapat dijadikan mahasiswa sebagai style yang diharap diikuti oleh
orang lain.
Keinginan mengisi waktu luang dan sela waktu apapun untuk
menghindari kebosanan juga sering kali digunakan mahasiswa untuk
pemakaian headset itu sendiri. Hubungannya di sini adalah untuk mengisi
waktu luang tersebut, kebiasaan mahasiswa adalah mendengarkan musik
kesenangan mereka yang dimainkan baik melalui mp3 player maupun
langsung dari laptop / Personal Computer yang mereka miliki. Padahal
perlu diketahui bukan hanya dampak karena gelombang suara yang

5|Perilaku Sehat dan Tidak Sehat Pada Mahasiswa


dihasilkan, namun juga radiasi dari laptop tersebut dapat menimbulkan
efek negatif.

C. FAKTOR – FAKTOR PENGGUNAAN HEADSET PADA


MAHASISWA
Headset merupakan perangkat yang sangat akrab dalam
kehidupan sehari-hari mahasiswa. Perangkat ini lazim digunakan
untuk mendengarkan musik baik dari I-pod, handphone, maupun
tape recorder. Namun, siapa sangka jika gadget ini dapat
mengganggu kesehatan indera pendengaran atau telinga.
Penggunaan headset secara berlebihan berbahaya bagi telinga
karena terlalu banyak intensitas suara yang dikirim ke telinga
tengah yang menyebabkan kebisingan. Intensitas suara yang telalu
berlebih dapat menyebabkan pendarahan dan ketulian pada telinga
akibat bising atau noise induced hearing loss.
Pada dasarnya dengan adanya headset, mendorong mahasiswa lebih
dapat mendengarkan suara secara bebas. Bisa dengan berapapun tingkat
volumenya atau mendengarkan suara apa saja, kapan saja, dan dimana saja.
Privasi masing – masing individu juga bisa terjaga. Selain itu, suara dari luar
tidak masuk mengganggu dan demikian Privasi masing-masing individu pun
terjaga. Keuntungan lainnya adalah kedap suara. Suara dari luar tidak masuk
mengganggu dan demikian pula sebaliknya. Sound isolating earphone pun sangat
berperan di sini selain dari privasi.
Pada mahasiswa, faktor – faktor yang melatar belakangi
penggunaan headset biasanya didasari atas gaya hidup, keinginan diri
untuk menunjukkan kepercayaan diri dengan gaya / style mereka masing –
masing. Mereka tertanam ingin dikatakan “keren” dengan style yang
mereka miliki tersebut. Namun tidak menutup kemungkinan memang
penggunaan headset itu sendiri dikarenakan sebagai kebutuhan untuk
memperjelas suara yang sedang ingin di dengar.
Dalam hal ini juga dilihat kebuiasaan mahasiswa ketika sedang
mengendarai motor atau mobil, seringkali mereka juga masih saja

6|Perilaku Sehat dan Tidak Sehat Pada Mahasiswa


mendengarkan musik dengan alasan agar tidak jenuh selama berkendara.
Padahal dari hal ini lah sering kali menyebabkan terjadinya kecelakaan.
Faktor pendorong yang membuat mahasiswa seringkali menggunakan
headset untuk mendengarkan musik saat berkendara adalah kepraktisan
jika menggunakannya dan membantu mencegah kebisingan saat
berkendara karena notabene suara motor membuat suara musik yang
sedang mereka mainkan tidak terdengar oleh telinga mahasiswa. Lebih
dari itu, faktor lain yang membuat mahasiswa menggunakan headset
adalah karena memang mereka tidak ingin terusik oleh crowded-nya lalu
lintas yang sering kali pengendara lain mengklakson mereka.

D. KEBIASAAN PENGGUNAAN HEADSET TERLALU SERING


Menurunnya kemampuan indra pendengar umumnya terjadi karena
sering dilakukannya kebiasaan yang terkadang kurang mendukung
kesehatan seseorang. Kebiasaan memakai headset dan mendengarkan musik
keras-keras pada mahasiswa saat sedang kuliah ataupun di waktu senggang
mereka akan menyebabkan terjadinya masalah pendengaran.
Sebuah penelitian menganalisa hasil penelitian yang didapat dari
3.285 orang berusia antara 21 sampai 84 tahun untuk mengevaluasi siapa
saja yang paling berisiko kehilangan pendengaran. Pengujian dilakukan
dengan metode pengujian pendengaran secara medis dan juga sejauh mana
partisipan bisa mengenali kata-kata yang diucapkan dengan tingkatan suara
yang berbeda oleh suara wanita dan suara pria. Studi ini juga
mempertimbangkan data lengkap tentang medical history, perilaku dan
faktor lingkungan masing-masing partisipan.

E. DAMPAK PENGGUNAAN HEADSET YANG TERLALU SERING


Terlalu sering menggunakan atau terlalu memaksa pemakaian
headset akan menyebabkan kerusakan ganguan pendengaran atau
penurunan fungsi pendengaran atau tuli. Apalagi biasanya headset

7|Perilaku Sehat dan Tidak Sehat Pada Mahasiswa


digunakan dengan diatur sekeras – kerasnya untuk melawan noise dari luar
yang biasanya pada tempat – tempat ramai. Ini beresiko tinggi terjadinya
ketulian sejak dini.
Awal – awalnya telinga yang sering menggunakanheadset tidak
terasa apa – apa tetapi ketika hendak mencabut headset, telinga terasa
panas dan berdengung hebat. Itu terjadi akibat kelelahan koklea (rumah
sipu), yang berperan penting dalam proses pendengaran. Kelelahan koklea
yang terjadi terus – menerus dan tak segera ditangani dapat menyebabkan
gangguan – gangguan pendengaran menetap. Untuk orang dengan
pendengaran normal, audiogram terletak antara nol dan 20 desibel. Di atas
angka itu, artinya kondisi si telinga sudah tidak beres.

Badan Kesehatan Dunia (WHO), Sound Hearing 2030 juga sudah


memprogramkan untuk mengurangi kasus gangguan pendengaran dan
ketulian hingga 50 % pada 2015, dan 90% dalam 15 tahun berikutnya.
Masalah utamanya ternyata ternyata adalah gaya hidup yang salah seperti
kebiasaan penggunaan headset.
Sehingga jika ditelaah lebih lanjut, dampak dari seringnya
memakai headset dengan jangka waktu yang lama juga berpengaruh pada
sistem otak kita pada bagian audiotory dimana sistem syaraf pendengaran
akan terganggu dan mempengaruhi keseimbangan otak kecil. Tentu saja
ini akan berkelanjutan efeknya pada kurang lancarnya metabolisme dalam
tubuh akibat ketidak seimbangan tadi.

F. PENGARUH PENGGUNAAN HEADSET YANG TERLALU SERING


BAGI LINGKUNGAN
Masalah utamanya adalah gaya hidup yang salah seperti kebiasaan
penggunaan headset. Selain itu, jika kebiasaan ini dilakukan oleh
mahasiswa saat menyetir / mengendarai kendaraan di jalan raya yang berisik
karena crowded-nya keadaan kendaraan bermotor. Ini akan membuat

8|Perilaku Sehat dan Tidak Sehat Pada Mahasiswa


pengguna tidak mendengar suara peringatan orang / mobil lain, dan efek
klimaksnya adalah terjadinya kecelakaan.
Selain itu Self Awareness menurun karena pengalihan konsentrasi
mahasiswa terhadap lingkungan sekitar dan jalan ke suara dari headset
tersebut. Keseimbangan badan pun bisa kacau karena tekanan udaranya
mempengaruhi keseimbangan badan ketika kita menggunakan headset di
jalan saat sedang menyetir.

G. SOLUSI PENGGUNAAN HEADSET UNTUKMENGURANGI


DAMPAK NEGATIF
Riset membuktikan, 5-10 persen dari penggila musik di Indonesia
khusunya para mahasisw,a mendengarkan musik menggunakan headset
lebih dari satu jam. Hal itu membuat para mahasiswa penggila musik di
Indonesia berpotensi mengalami gangguan pendengaran. Mungkin bila
kita mendengarkan musik dengan headset kurang dari 15 menit saja dapat
menimbulkan banyak kotoran telinga di telinga kita. Namun jika yang
terjadi adalah lebih dari itu maka yang terjadi adalah kita mengalami tuli.
Tuli yang pada umunya menyerang para pengguna headset adalah tuli
konduktif. Tuli ini disebabkan kerusakan saraf dan bersifat permanen. 
Untuk menghindari hal itu, untuk mengatasi permasalahan ini perlu
diajukan beberapa tips penting bagi para mahasiswa penggila musik yang
mendengarkan menggunakan headset agar resiko buruk tersebut dapat
dihindari adalah seperti:
1. Mengatur volume mp3 player pada tingkat yg tidak terlalu tinggi.
Selain suara keluaran di headset tidak berisik, hasilnya juga lebih
enak didengar.
2. Mengatur mp3 mati secara otomatis setelah 15 menit atau 30 menit
paling lama.
3. Menggunakan headset yang biasa. Tidak menggunakan headset
yang jenis IN EAR. IN EAR adalah sejenis headset yang digunakan
dengan cara memasukannya ke dalam telinga namun lebih dalam

9|Perilaku Sehat dan Tidak Sehat Pada Mahasiswa


dari pada headset. Sehingga serasa kita yg memainkan lagu
tersebut.
4. Menghindari pengunaannya pada saat kita berada di dalam pesawat
terlebih lagi pada saat take off atau mendarat.

10 | P e r i l a k u S e h a t d a n T i d a k S e h a t P a d a M a h a s i s w a
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Perilaku sehat merupakan semua aktivitas yang berkaitan dengan
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.
2. Perilaku tidak sehat merupakan
3. Salah satu perilaku sehat pada mahasiswa adalah pemakaian headset
yang terlalu sering dan dalam jangka waktu yang lama.
4. Penggunaan headset pada mahasiswa beberapa faktor pendorongnya,
yaitu gaya hidup, kepraktisan dalam mencari sarana alat bantu dengar.
5. Dampak negatif dari penggunaan headset yang terlalu lama dan sering
kaitannya untuk mahasiswa adalah mengganggu aktivitas otak dalam
berfikir dan konsentrasi belajar.
6. Efek lain dari penggunaan headset yang terlalu sering adalah ketulian
pada alat pendengaran.

B. SARAN
Dalam penggunaan headset sebaiknya mahasiswa tidak terlalu
sering menggunakannya dan mengatur jangka waktu penggunaannya agar
tidak mengakibatkan dampak negatif yang berpengaruh pada otak dan juga
fatalnya berujung pada ketulian.

11 | P e r i l a k u S e h a t d a n T i d a k S e h a t P a d a M a h a s i s w a
DAFTAR PUSTAKA

Mappiare, Andi. Psikologi Remaja, Surabaya : Usaha Nasional Surabaya, 1982

Smet, Bart. Psikologi Kesehatan, Jakarta : PT Gramedia Widia Sarana Indonesia,


1994.

Notoatmodjo, Soekidjo, & Sarwono Solita. 1985. Pengantar Ilmu Perilaku


Kesehatan. Jakarta : Badan Penerbit Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

http://www.scribd.com/doc/49576462/HEADSET

http://www.scribd.com/doc/50082428/radiation-effect

http://micentre.com/2009/03/apa-efek-menggunakan-headset.html

http://id.wikipedia.org/wiki/perilaku_manusia

12 | P e r i l a k u S e h a t d a n T i d a k S e h a t P a d a M a h a s i s w a
LAMPIRAN

1. Penggunaan Headset sebagai Media Mendengarkan Musik

2. Kebiasaan Mahasiswa yang Menggunakan headset Ketika


Mengoperasikan Laptop

13 | P e r i l a k u S e h a t d a n T i d a k S e h a t P a d a M a h a s i s w a
3. Pemakaian Headset Kontak Langsung dengan Telinga Memberikan
Dampak Negatif

14 | P e r i l a k u S e h a t d a n T i d a k S e h a t P a d a M a h a s i s w a

Anda mungkin juga menyukai