Masyarakat yang tinggal di pulau Jawa, khususnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur
mengenal kalender yang khas. Kalender khas ini dinamakan kalender Jawa. Sampai
sekarang kalender Jawa masih banyak dipakai.
Kalender Jawa dapat ditemukan dengan mudah, misalnya dalam kalender harian diganti
setiap akhir tahunnya. Dalam setiap lembar dari kalender harian tersebut umumnya dapat
ditemukan empat macam atau cara penanggalan, yakni : Juliana, Jawa, dan Arab.
Penanggalan Juliana yang identik dengan Gregorian berlaku secara international sebagai
standar. Penanggalan Jawa berlaku secara nasional, khususnya untuk masyarakat Jawa
atau masyarakat yang masih menganut kepercayaan dan kebudayaan Jawa.
Umumnya penanggalan Juliana berada di tengah. Penanggalan Jawa berada di pojok kiri
bawah. Penanggalan Imlek berada di tengah bawah. Penanggalan Arab berada di pojok
kanan bawah. Posisi ini tidak selalu seperti ini, tapi kadang kala bervariasi tapi dengan
penanggalan Juliana tetap berada di tengah dengan luas yang dominan.
Kamis
10 5 Legi 4
FEBRUARI 2000
Dzulkangidah 1932 IMLEK 2551
6
Dzulqa’idah 1420 H Cia gwee
Kalender Jawa diperkirakan mulai dipakai sekitar tahun 78 Masehi, yang mendasarkan
pada peredaran dua benda kosmik raksasa, yakni : bulan dan matahari. Jadi kalender
Jawa disusun berdasarkan perpaduan antara peredaran bulan dan peredaran matahari.
Kalender jawa memiliki 12 bulan yang nama-namanya ialah : SURO, SAPAR, MULUD,
RABINGULAKIR, JUMADILAWAL, JUMADILAKIR, RAJAB, RUWAH, PUASA,
SAWAL, HAPIR, serta BESAR.
Setiap bulan dalam kalender Jawa memiliki hari yang berlainan jumlahnya. Dimana
jumlah hari dari masing-masing bulan terlampir pada tabel berikut
Selain pembagian waktu dalam hitungan bulan, kalender Jawa mengenal empat macam
pembagian waktu dengan patokan perhitungan yang lain, yakni : WINDU, WUKU,
PRANOTO MONGSO ATAU MANGSA, dan HARI PASAR.
Setiap tahun dalam Windu mempunyai nama, yakni : Alip, Ehe, Jimawal, Je, Dal, Be,
Wawu, dan Jimakir. Urutan dari tahun dalam satu Windu tertera pada table berikut.
Demikian pula dengan ketiga puluh pilihan dalam Wuku mempunyai nama. Nama
beserta dengan urutannya adalah :
1. Sinto 2. Landep 3. Wukir 4. Kurantil 5.Tolu 6. Gumbreg
7. Warigalit 8. Wariagung 9. Julungwangi 10. Sungsang 11. Galungan
12. Kuningan 13. Langkir 14. Mondosio 15. Julungpujut 16. Pahang
17. Kuruwelut 18. Marakeh 19. Tamber 20. Madangkungan 21. Maktal
22. Wuje 23. Manahil 24. Prangbakat 25. Bolo 26. Wungu
27. Wayang 28. Kulawu 29. Dukut 30. Watugunung
Kedua belas pilihan dalam Pranoto Mongso atau Mangsa juga mempunyai nama. Urutan
nama dari dua belas pilihan dalam Pranoto Mongso atau Mangsa adalah sebagai berikut :
Pranoto Mongso yang merupakan pembagian waktu yang lebih sempit di dalam suatu
tahun sebenarnya mirip dengan zodiac yang berasal dari astrologi atau kebudayaan
“Barat”, seperti : Aries, Leo dan Gemini.
Jadi setiap Pranoto Mongso atau Mangsa mempunyai masa berlaku, yang dinyatakan
dalam batas awal dan batas akhirnya. Tabel yang terlampir di bawah ini memperlihatkan
batasan awal dan batasan akhir beserta jumlah hari dalam setiap Pranoto Mongso atau
Mangsa.
Karena Kalender Jawa ini disusun berdasarkan kejadian alam dan pengamatan terhadap
pengalaman hidup dari masyarakat selama bertahun-tahun, maka Kalender Jawa dapat
dipakai untuk berbagai tujuan yang bermanfaat bagi umat manusia.
Kalender Jawa misalnya bisa dipakai untuk mengenali fenomena alam yang berdampak
langsung terhadap sifat dan watak seseorang. Dalam hal ini setiap sikap, wujud perilaku,
dan watak pembawaan seseorang individu dipercaya mempunyai cirri-ciri yang khas
untuk individu yang lahir dalam kurun waktu yang sama.
Artinya individu yang lahir pada Wuku yang sama dipercaya mempunyai ciri-ciri yang
sama. Atau individu yang lahir pada Pranoto Mongso atau Mangsa yang sama dipercaya
mempunyai cirri-ciri yang sama pula. Demikian pula dengan individu yang lahir pada
Hari Pasar yang sama dipercaya dikaruniai watak pembawaan yang sama.
Selain itu Kalender Jawa dapat pula dipakai untuk memprediksi atau meramal kejadian
alam yang skalanya lebih besar dari kehidupan seseorang. Contoh dari kejadian alam
anatara lain : musim kemarau, musim hujan, gerhana, air pasang atau bencana alam.