Anda di halaman 1dari 5

ADAT JAWA MENGHITUNG

HARI UNTUK SELAMATAN


ORANG MENINGGAL
IPKhI JATENG / 15 Maret 2013

12 Votes
Oleh : Yuswan

Salah satu adat jawa diantaranya selamatan meninggalnya seseorang. Pelaksanaan selamatan di masyarakat Jawa yaitu
selamatan untuk 3 hari , 7 hari, 40 hari, 100 hari, pendak sepisan, pendak pindho dan yang terakhir sebagai puncaknya adalah
nyewu (1000 hari). Masyarakat Jawa menghitung hari untuk selamatan umumnya tidak dihitung satu persatu dari
hari meninggalnya.Ada ada cara yang diyakini lebih praktis daripada menghitung satu-persatu. Karena selamatan hari
kematian dihitung berdasarkan penanggalan jawa praktis, untuk dapat menghitungnya kita harus mengenal dulu sistem
penanggalan jawa,.

Menurut sejarah, adat Jawa menggunakan kalender Hijriyah (sebagai panduan beribadah umat Islam) pada tahun 1625
Masehi mengganti penggunaan kalender jawa dari sistem penanggalan Saka 1547 Tahun Saka.

Diakui atau tidak di Indonesia dikenal beberapa system kalender, diantaranya kalender Hijriyah, kalender Jawa , kalender
Masehi. Setiap sistem penanggalan dalam 1 tahun terdiri dari 12 bulan. Perhatikan nama bulan dalam kalender di bawah ini,
terdapat perbedaan dalam jumlah hari.

Nama bulan dan jumlah hari dalam sistem kalendder Hijriyah, kalender Jawa dan Kalender Masehi sbb :

Jumlah
No. Bulan Hijriyah Bulan Jawa Bulan Masehi Jumlah
hari
hari

30 Januari 31
1. Muharam Sura
29 Februari 28/29
2. Shafar Sapar

30 Maret 31
3. Rabi’ulawal Mulud

29 April 30
4. Rabi’ulakhir Bakdamulud

30 Mei 31
5. Dzulhijah Jumadilawal

29 Juni 30
6. Jumadilakhir Jumadilakir

29 Juli 31
7. Rajab Besar

29 Agustus 31
8. Sya’ban Ruwah

30 September 30
9. Ramadlan Pasa

29 Oktober 31
10. Syawal Sawal

30 November 30
11. Dzulqaidah Sela

30 Desember 31
12. Jumadilawal Rejeb

354/ 365/
Jumlah
Jumlah
355 366

Kalender Hijriyah dibangun berdasarkan rata-rata siklus sinodik bulan kalender lunar (qomariyah), memiliki 12 bulan dalam
setahun. Dengan menggunakan siklus sinodik bulan, bilangan hari dalam satu tahunnya adalah (12 x 29,53059 hari =
354,36708 hari). Hal inilah yang menjelaskan 1 tahun Kalender Hijriah lebih pendek sekitar 11 hari dibanding dengan 1 tahun
Kalender Masehi.
Sistem kalender Jawa dari tiap-tiap bulan tersebut dibagi dalam beberapa hari yang disebut dengan pasaran dan siklusnya
berputar setiap 5 (lima ) hari yaitu:

No. Nama Pasaran

1. Kliwon.

2. Legi.

3. Paing/pahing.

4. Pon.

5. Wage.

Satu hal yang sangat penting untuk diketahui adalah pada Kalender Hijriyah, penentuan dimulainya sebuah hari/tanggal
berbeda dengan pada Kalender Masehi. Pada sistem Kalender Masehi, sebuah hari/tanggal dimulai pada pukul 00.00 waktu
setempat. Namun pada sistem Kalender Hijriah, sebuah hari/tanggal dimulai ketika terbenamnya Matahari di tempat
tersebut.

Nah, setelah mengetahui pokok dari penanggalan jawa tersebut karena dalam penanggalan jawa masih dibagi dalam
beberapa kriteria lagi. Sekarang mari kita simak bagaimana cara menghitung 1000 harinya orang meneninggal. Berikut
penulis rangkum dari beberapa sumber sebagai berikut :

Masyarakat yang berpegang pada adat Jawa biasanya menyelenggarakan selamatan terkait dengan :
I. Geblag atau selamatan setelah penguburan,

Geblag atau selamatan setelah penguburan, cara menentukan waktu selamatan (hari dan pasaran) geblake si mayit
digunakan rumus jisarji yang berarti hari ke satu dan pasaran ke satu atau harus dilaksanakan pada hari itu juga, atau tidak
boleh ditunda.

2. Nelung dina atau selamatan setelah tiga hari kematian,Nelung dina atau selamatan setelah tiga hari kematian, cara
menentukan waktu selamatan hari dan pasaran nelung dina digunakan rumus lusarlu, yaitu hari ketiga dan pasaran ketiga.
Maksudnya, jika ada seseorang yang meninggal dunia pada hari Jum’ at Kliwon waktu selamatan nelung dina jatuh pada hari
Minggu Paing. Pelaksanakan selamatan biasanya dilakukan malam hari menjelang hari dan pasaran ke tiga atau melem
(menjelang) Minggu Paing.

3. Mitung dina atau selamatan setelah tujuh hari kematian,


Mitung dina atau selamatan setelah tujuh hari kematian, Cara menentukan waktu selamatan hari dan pasaran mitung dina
digunakan tusaro, yaitu hari ke ketujuh dan pasaran kedua. Maksudnya, jika orang meninggal dunia pada hari Jum’ at Kliwon
maka selamatan mitung dina jatuh pada hari Kemis Legi.

4. Matangpuluh dina atau selamatan setelah 40 hari kematian,


Matangpuluh dina atau selamatan setelah 40 hari kematian, Cara menentukan waktu selamatan hari dan pasaran
matangpuluh dina digunakan rumus masarma, yaitu hari kelima dan pasaran kelima. Jika hari geblagnya Jum’at Kliwon, maka
matangpuluh dina jatuh pada hari Selasa Wage. Tepatnya perhitungan yaitu setelah kurang lebih selapan (35 hari) atau atau
selapan dina hari Jum’ at Kliwon barn dieari bari Selasa Wage.
5. Nyatus dina atau selamatan setelah 100 hari kematian,
. Nyatus dina atau selamatan setelah 100 hari kematian, Cara menentukan waktu selamatan bari dan pasaran digunakan
rumus perbitungan bari rosarma, yaitu bari kedua dan pasaran kelima. Jika ada orang meninggal dunia pada bari Jum’ at
Kliwon, maka selamatan nyatus dina jatuh pada bari Minggu Wage. Cara menentukan adalah dengan mengbitung atau
mencari Minggu Wage setelah hari kematian berjumlah (genap) tiga bulan. Setelab tiga bulan berarti sudab mencapai kira-
kira 90 bari dan tinggal menentukan 10bari lagi segera mencari bari Minggu Wage.

6. Mendhak sepisan atau selamatan setelah satu tahun kematian,


Mendhak sepisan atau selamatan setelah satu tahun kematian, Cara menentukan waktu selamatan hari dan pasaran mendhak
pisan digunakan rumus patsarpat yaitu hari keempat dan pasaran keempat. Maksudnya jika ada orang meninggal dunia pada
hari Jum’ at Kliwon maka selamatan mendhak pisan jatuh pada hari Senin Pon setelah hari kematian genap satu tahun.

7. Mendhak pindho atau selamatan setelah dua tahun kematian,


Mendhak pindho atau selamatan setelah dua tahun kematian, Cara menentukan waktu selamatan hari dan pasaran mendhak
pindho digunakan rumus jisarlu, yaitu hari kesatu dan pasaran ketiga. Cara menghitung adalah setelah satu dua tahun dari
hari kematian (geblag) dieari pada bulan yang sama dengan pada waktu meninggalnya. Jika ada orang yang meninggal pada
hari Jum’ at Kliwon berarti mendhak pindho jatuh pada hari Jumat Paing.

8. Nyewu atau selamatan sete1ah seribu hari kematian


Nyewu atau selamatan setelah seribu hari kematian, Cara menentukan waktu selamatan hari dan pasaran seribu hari (nyewu)
digunakan rumus nemsarma yaitu hari keenam dan pasaran kelima. Cara menghitung dengan menentukan hari setelah waktu
kematian setelah menjelang tiga tahun atau setelah kurang lebih 2 tahun 10 bulan segera dicari hari yang cocok.

Perhatikan untuk menghitung 1000 hari dengan acuan hari keenam dan pasaran ke-lima sbb :

No. Hari meninggal Pas 1000 hari jatuh pada hari :

1. Minggu Jumat

2. Senin Sabtu

3. Selasa Minggu

4. Rabu Senin

5. Kamis Selasa

6. Jumat Rabu

7. Sabtu Kamis

Sementara untuk menghitung pasaran hari pelaksanaan selamatannya sbb :

No. Pasaran Pasaran selamatannya :

1. Wage Pon
2. Kliwon Wage

3. Manis/Legi Kliwon

4. Pahing Manis/Legi

5. Pon Pahing

Jumlah hari dalam 1 tahun masehi adalah 365 hari pada tahun biasa dan 366 hari pada tahun kabisat. Sementara jumlah
hari pada kalender jawa dalam 1 tahun adalah 354/355 hari. Jadi kalau 1000 hari dpat diperkirakan sbb :
 Dua tahun setelah meninggal ) 2 x 354/355 hari = 708 hari
 Ditambah 10 bulan 10 x 29/30 Hari = 290 hari
 Kekurangannya ditambah hari pada bulan kesebelas berikutnya atau tahun ke-tiga.
 Contoh :Apabila meninggal hari Rabu, Kliwon tanggal 20 Juli 2010
Kapan selamatan 1000 hari dilaksanakan ?

Perhitungannya adalah :

 Dua (2) tahun pertama Juli 2010 s/d 2012 anggaplah 2 x 354 = 708 hari
 Ditambah 10 bulan pada tahun ke-tiga setelah Juli yaitu bulan April 2013
 Hari ke-enam setelah meninggal ( hari meninggal dihitung) dari hari Rabu ( lihat table) yaitu jatuh pada
hari Senin.
 Hari Pasaran jatuh pada pasaran ke lima (lihat tabel) yaitu jatuh Wage.
 Untuk 1000 harinya jatuh pada bulan April, hari Senin Wage.
 Selanjutnya kita lihat kalender yang ada sekarang, yakni adanya hari Senin wage jatuh pada tanggal 15 April
2013.
 Jadi selamatan dilaksanakan pada tanggal 15 April 2013.,
Demikian sekelumit cara menentukan 1000 hari-nya untuk menghitung pelaksanaan selamatan setelah orang
meninggal.

Begitu juga untuk menghitung kapan jatuhnya hari pelaksanaan selamatan yang lain ( 100 hari, misalnya). Semoga
bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai