MAMBEN KLT Jadi
MAMBEN KLT Jadi
Noda
Lapisan luar pelarut (solvent front)
sampel
Terlalu
Kurang polar Kurang polar
polar
S 2
=
∑x − x
n
25 mL metanol
• Direndam
• Diambil filtratnya (diperas dengan tangan
yang sudah memakai sarung tangan)
setelah larutan berwarna cukup tua.
• Filtrat dimasukkan ke dalam corong
pemisah.
+ 25 mL diklorometan
2. Persiapan pelat
Pelat 3 X 5 cm
• Dioven
• Diberi beri titik-titik dengan pensil untuk
tempat menotolkan noda dengan jarak ± 1
cm dan sehingga dapat memuat 6 titik
Pelat 2 X 5 cm
Metanol
diklorometana
b. Untuk penentuan Rf
Kertas saring
Hasil
4. Tahap penotolan dan pengembangan sampel
a. untuk cincin terkonsentrasi
Pelat 3 X 5 cm
Hasil
b. untuk penentuan Rf
Pelat 2 X 5 cm
Hasil
E. DATA HASIL PENGAMATAN
1.Cincin terkonsentrasi
Jenis A B C D E F
Kunyit C C T T C C
Pandan C T C T C C
Keterangan :
K : kurang polar
C : cukup polar
T : terlalu polar
Kunyit : yang cukup polar adalah = E, F
Pandan : yang cukup polar adalah = C, E
Jadi eluen yang di gunakan adalah E dengan perbandingan metanol dan
diklorometana adalah 7 : 3.
2. Penentuan Rf
E = 7:3
F1 = 8:2
Bersifat terlalu polar
F2 = 8:2
Jenis A B C D E F
Kunyit K C T T C C
Pandan K T C T C K
Keterangan :
K : kurang polar
C : cukup polar
T : terlalu polar
A
berdasarkan persamaan Rf = dengan :
B
A = jarak perpindahan sampel
B = jarak perambatan Eluen
2. Pandan
a. noda 1 dengan warna hijau kuning merupakan pigmen
klorofil b dengan nilai Rf teoritis 0,350 dan berdasarkan
percobaan nilai RF yang didapatkan adalah 0,514
b. noda 2 dengan warna Hijau kuning ++ merupakan pigmen
Klorofil b dengan nilai Rf teoritis 0,35 dan berdasarkan
percobaan nilai RF yang didapatkan adalah 0,595
c. noda 3 dengan warna Hijau kuning +++ merupakan pigmen
Klorofil b dengan nilai Rf teoritis 0,350 dan berdasarkan
percobaan nilai RF yang didapatkan adalah 0,632
d. Noda 4 dengan warna hijau biru merupakan pigmen
Klorofil a dengan nilai Rf teoritis 0,600 dan berdasarkan
percobaan nilai RF yang didapatkan adalah 0,676.
e. noda 5 dengan warna kelabu merupakan pigmen feoforbida
b dengan nilai Rf teoritis 0,930 dan berdasarkan percobaan nilai
RF yang didapatkan adalah 0,779
f. noda 5 dengan warna kelabu merupakan pigmen feoforbida
b dengan nilai Rf teoritis 0,960 dan berdasarkan percobaan nilai
RF yang didapatkan adalah 0,831
G. SIMPULAN
1. Komposisi eluen yang tepat dengan metode cincin terkonsentrasi adalah
perbandingan metanol dan diklorometan 7 : 3.
2. Nilai Rf dari zat warna pada Kunyit dengan menggunakan pelat KLT
adalah Rf1 = 0,206, Rf2 = 0,345, Rf2 = 0,485, dan Rf2 = 0,639. Sedangkan
nilai Rf pada Pandan dengan mengunakan KLT adalah Rf1 = 0,514, Rf2 =
0,595, Rf3 = 0,632, Rf4 = 0,676, Rf5 = 0,779 dan Rf5 = 0,77
H. TUGAS / JAWABAN PERTANYAAN
1. Apakah yang terjadi jika eluen yang digunakan sebagai pelarut
pengembang pada KLT terlalu polar atau kurang polar? Mengapa?
Jawab:
Jika eluen yang digunakan sebagai pelarut pengembang pada KLT
terlalu polar, maka seluruh noda yang ditotolkan pada pelat akan naik
sampai batas atas pelat tanpa mengalami pemisahan. Sebaliknya, jika
eluen yang digunakan sebagai pelarut pengembang pada KLT kurang
polar, maka noda yang ditotolkan sama sekali tidak bergerak.
2. Apa fungsi kertas saring pada percobaan penentuan Rf?
Jawab:
Berfungsi untuk menjenuhkan gelas dengan uap pelarut setelah
dibasahkan dengan uap dari campuran pelarut pengembang.
3. Mengapa permukaan pelat KLT tidak boleh rusak?
Jawab:
Agar warna pada sampel dapat terpisah dengan baik.
4. Mengapa pelat KLT yang digunakan harus dikeringkan dulu dalam
oven?
Jawab:
Agar pelat bebas dari molekul-molekul air yang terikat. Jumlah air yang
terikat sangat berpengaruh pada pemisahan, karena air terikat sangat
kuat pada adsorben sehingga menghambat terjadinya kesetimbangan
dengan molekul-molekul analit
5. Mengapa batas atas dan batas bawah pelat harus diberi tanda dengan
pensil?
Jawab:
Karena warnanya tidak dapat menyebar pada pelat, dan tidak
mempengaruhi warna pada sampel yang diujikan. Namun jika
menggunakan pulpen, maka tinta pulpen warnanya akan menyebar dan
mempengaruhi warna pada sampel.
I. DAFTAR PUSTAKA
Sianita, Maria Monica. 2006. Kromatografi. Surabaya : Departemen
Pendidikan Nasional, FMIPA, UNESA.
Soebagio, dkk. 1999. Kimia Analitik II. Malang : Jurusan Kimia, FMIPA,
Universitas Negeri Malang.