Anda di halaman 1dari 6

LARUTAN KOLOID PERBANDINGAN ANTARA LARUTAN KOLOID - SUSPENSI Larutan Koloid Suspensi 1. Satu fase 1.

Dua fase, terdispersi dan 1. Dua fase , larutan dan medium pendispersi endapan 2. stabil 2. sukar mengendap ( stabil ) 2. mudah mengendap 3. ukuran partikel lebih 3. ukuran partikel antara 1 nm 3. ukuran partikel lebih kecil dari 1 nm sampai 100 nm besar dari 100 nm 4. tidak dapat disaring 4. tidak dapat disaring ( kecuali 4. dapat disaring disaring dgn penyaring ultra ) 5. homogen 5. tampak homogen ( jika dilihat 5. heterogen dengan mikroskop ultra bersifat heterogen) Contoh : Contoh : Contoh : larutan gula, udara sabun, susu, selai, mentega, air sungai yang keruh, bersih, sirop , alkohol es krim, kabut, aliasi, awan, keju campuran air pasir , campuran air dan kopi - Penyaring ultra : alat untuk memisahkan koloid, dibuat dari kertas saring yang diresapi selulosa seperti selofan ( cellophane ). Proses penyaringan lambat, maka tekanan harus dinaikkan. Pada akhir proses, partikel koloid tertinggal di kertas saring. Dengan penyaringan ultra bertahap, partilel koloid dapat dipisahkan berdasarkan ukurannya. JENIS/SISTEM KOLOD Nama koloid SOL GAS (AEROSOL PADAT) SOL CAIR ( SOL ) SOL PADAT EMULSI GAS ( AEROSOL CAIR ) EMULSI CAIR ( EMULSI ) EMULSI PADAT ( GEL ) BUIH CAIR ( BUIH ) BUIH PADAT

No 1 2 3 4 5 6 7

Fase terdispersi PADAT PADAT PADAT CAIR CAIR CAIR GAS

Fase pendispersi GAS CAIR PADAT GAS CAIR PADAT CAIR

Contoh Asap , Debu Sol Emas , Agar-agar, Jelly, Cat , Tinta , Air sungai Gelas/Kaca berwarna, Intan hitam , Paduan logam Kabut , Awan , Hairspray , Obat nyamuk , Farfum Susu, Santan , Krim , Es krim , Mayonaise, Lotion Keju , Mentega , Margarine, Selai, ( Agar-agar , Jelly) Buih sabun , Krim yang dikocok, putih telur yang dikocok Karet busa, Batu apung , roti, Styrofoam

GAS

PADAT

Emulsi padat (Gel ) dapat dibuat dari sol cair yang mengalami penggumpalan sehingga menjadi semi padat ( kaku ), contohnya dalam pembuatan : agar-agar dan jelly. Agar-agar yang merupakan sol cair jika dipanaskan akan bergabung membentuk suatu rantai panjang, rantai ini kemudian akan saling bertaut sehingga terbentuk struktur padatan dimana medium pendispersi cair terperangkap dalam lubang-lubang struktur tersebut yang semi padat /Gel . Jenis Gel : Gel elastis dan Gel non elastis Gel elastis : bersifat elastis, yaitu jika diberi gaya akan kembali ke bentuk asal jika gaya tersebut dihilangkan. Sifat elastis ini disebabkan ikatan antar partikel pada rantai adalah gaya tarik menarik yang relative lemah. Gel elastis dapat dibuat dengan mendinginkan sol liofil yang cukup pekat. Contoh gel elastis : gelatin dan sabun Gel non elastis : bersifat non elastis, yaitu jika diberi gaya tidak akan kembali ke bentuk asal. Sifat non elastis ini disebabkan ikatan antar partikel berupa ikatan kovalen yang cukup kuat. Contohnya Gel silica. Gel silica dibuat dengan reaksi kimia, yaitu penambahan HCl pekat kedalam larutan natrium silikat. Molekul-molekul asam silikat yang terbentuk akan berpolimerisasi membentuk gel silica. Sifat sifat Koloid 1. Efek Tyndall ( John Tyndall ) : partikel koloid dapat menghamburkan cahaya Contoh : penghamburan cahaya matahari yang memasuki celah kecil pada ruang berdebu, sorot lampu mobil pada malan berkabut, cahaya lampu proyektor di bioskop. 2. Gerak Brown ( Robert Brown ) : Gerak zig-zag partikel koloid secara acak yang disebabkan oleh medium pendispersi yang menabrak partikel terdispersi dari berbagai sisi dalam jumlah yang tidak sama untuk setiap sisi. 3. Elektroforesis : pergerakan partikel koloid dalam medan listrik. Partikel koloid yang bermuatan negative akan bergerak ke elektroda positive sedangkan partikel koloid yang bermuatan positive akan bergerak ke elektroda negative. Elektroforesis digunakan untuk : - menentukan jenis muatan dari suatu partikel koloid - memisahkan partikel koloid 4. Adsorpsi : partikel koloid mampu menyerap molekul netral atau ion - ion pada permukaannya. Jika partikel koloid menyerap ion, kemudiam ion-ion tersebut menempel pada permukaannya, koloid tersebut menjadi bermuatan. Sol Fe(OH)3 bermuatan positif karena sol Fe(OH)3 mengadsorpsi ion-ion H+ Sol As2S3 bermuatan negatif karena sol As2S3 mengadsorpsi ion-ion S2Kegunaan Adsorpsi antara lain : - pemutihan gula tebu - pembuatan obat norit - proses menghilangkan bau badan - pewarnaan kain

Muatan beberapa partikel koloid dalam medium pendispersi air


Partikel koloid bermuatan positif sol Fe(OH)3 sol Al(OH)3 Sol AgCl Hemoglobin Pewarna dasar Partikel koloid bermuatan negatif sol As2S3 sol AgCl sol logam Au , Ag , Pt Tepung Tanah liat

5. Koagulasi : proses penggumpalan partikel koloid dan pengendapannya. ( Flocculation / flokulasi = proses penggumpalan dan Flocculant / flok = gumpalannya ) Muatan partikel koloid berperan besar dalam menjaga kestabilan koloid . Muatan partikel koloid yang sejenis menyebabkan partikel koloid saling tolak menolak. Hal ini mencegah partikel koloid bergabung dan mengendap akibat gaya gravitasi Koagulasi dapat terjadi karena : a. Mekanik : pengadukan, pemanasan, pendinginan b. Penambahan elektrolit : pada pembuatan lateks, getah karet digumpalkan dengan penambahan asam asetat atau asam format. c. Pencampuran larutan koloid yang berlawanan muatan, Contoh : Sol Fe(OH)3 yang bermuatan positif jika dicampur dengan Sol As2S3 yang bermuatan negative akan menggumpal ) d. Elektroforesis : dapat menyebabkan koagulasi karena partikel koloid pada saat mencapai electrode kehilangan muatannya sehingga menggumpal dan mengendap pada electrode semakin lama pekat sehingga terjadi gumpalan. Proses koagulasi dalam kehidupan sehari-hari : a. Perebusan telur : telur merupakan koloid protein, dgn pemanasan akan menggumpal. b. Penggumpalan darah ( bila terjadi luka ) c. Pembuatan yoghurt : susu diubah menjadi yoghurt karena proses fermentasi, pada fermentasi susu diubah menjadi asam laktat yang menggumpal dan berasa masam. d. Pembuatan tahu : kedelai mula-mula dihancurkan sehingga menjadi bubur kedelai, seperti susu. Lalu ditambahkan larutan elektrolit CaSO4.2H2O yang disebut batu tahu sehingga protein kedelai menggumpal membentuk tahu. e. Pada pembuatan lateks : getah karet digumpalkan dengan penambahan asam asetat atau asam format. f. Penjernihan air sungai : air sungai mengandung padatan lumpur yang terdispersi di dalam air ( SOL ). Sol tanah liat memiliki muatan negative sehingga dapat diendapkan dengan penambahan TAWAS. Dalam air sungai, tawas membentuk koloid bermuatan positif, sehingga terjadi koagulasi lumpur, karena terjadi campuran dari koloid dengan muatan berlawanan. g. Pembentukan delta pada muara ( pertemuan antara air laut dengan air sungai ) Lumpur dalam air sungai bertemu dengan air laut yang merupakan larutan elektrolit. h. Pengambilan partikel koloid asap atau debu dari gas buangan pabrik ( alat Cottrel ). Asap dan debu dilewatkan melalui cerobong yang didalamnya terdapat ujung-ujung elektroda bermuatan dengan bertegangan tinggi ( 20.000 V 75.000 V). Elektrode menyebabkan asap dan debu bermuatan, selanjutnya asap dan debu akan tertarik pada elektroda lainnya sehingga mengendap )

6. Koloid Pelindung yaitu : koloid yang dicampurkan dengan koloid lain, namun tidak mengakibatkan penggumpalan karena melapisi partikel lain sehingga melindungi muatan koloid. Koloid pelindung sering ditambahkan pada sestem koloid emulsi. Koloid pelindung yang berfungsi untuk menstabilkan emulsi disebut Emulgator ( emulsifier ). Contoh : - Lesitin : emulgator pada mayonnaise - Soybean : emulgator pada margarine - Kasein : emulgator pada susu - Gelatin : pada pembuatan es krim, untuk mencegah pembentukan Kristal es yang kasar sehingga diperoleh es krim yang lembut - Gelatin juga emulgator pada liofob Au pada penambahan larutan NaCl ( partikel koloid Au mengadsorpsi gelatin sehingga mencegah difusi ion Na+ yang dapat menghilangkan muatan negatif sol Au ) 7. Dialisis ( Thomas Graham ) adalah : proses menyaringan sistem koloid dari ion ion pengganggu / yang teradsorpsi dengan menggunakan selaput semipermiabel Contoh : - pencucian darah ( ginjal berfungsi sebagai penyaring semipermiabel. Cairan hasil metabolisma di dalam darah mengandung butir-butir darah, air dan urea. Urea merupakan racun sehingga harus dikeluarkan melalui air seni. Elektrodialisis : proses dialysis di bawah pengaruh medan listrik, digunakan untuk memisahkan bila partikel-partikel zat terlarut adalah elektrolit. Koloid Liofil dan Koloid Liofob Dari bhs Yunani , lyo= cairan, philia = suka , phobia = takut, tidak suka Koloid Liofil adalah : koloid yang partikel partikel terdispersinya menarik medium pendispersinya akibat adanya gaya tarik menarik yang cukup besar antara fase terdispersi dengan medium pendispersinya, maka terbentuk lapisan medium pendispersi yang teradsorpsi di sekeliling partikel. Lapisan inilah yang menyebabkan koloid liofil tidak saling bergabung, proses ini disebut solvasi / hidrasi. Adanya solvasi / hidrasi ini maka koloid liofil dapat digunakan menjadi koloid pelindung. Jika medium pendispersinya air, disebut HIDROFIL. Contoh : agar-agar, kanji, cat, lem, gelatin, protein ( putih telur ), tinta warna Koloid Liofob adalah : koloid yang partikel partikel terdispersinya tidak menarik medium pendispersinya ( gaya tarik menariknya lemah ). Jika medium pendispersinya air, disebut HIDROFOB. Contoh : sol emas, sol belerang, Sol Fe(OH)3 , Sol As2S3 Perbedaan Sifat Sol Hidrofil dan Sol Hidrofob Sol liofil / Hidrofil Sol liofob / Hidrofob Mengadsorpsi mediumnya 1. Tidak mengadsorpsi mediumnya Bersifat reversibel ( jika terkoagulasi 2. Tidak reversibel ( jika terkoagulasi sukar mudah dibuat ulang menjadi koloid lagi ) dibuat ulang menjadi koloid ) Efek Tyndall lemah, karena ukuran 3. Efek Tyndall lebih jelas, karena ukuran partikelnya kecil partikel cukup besar Sukar terkoagulasi 4. Mudah terkoagulasi

1. 2. 3. 4.

5. Viskositas lebih besar dibanding medium Pendispersinya 6. Memiliki muatan kecil / netral, maka liofil/hidrofil dalam medan listrik dapat bergerak ke katode/anode, atau tidak bergerak sama sekali 7. Stabil, meski muatannya kecil / netral karena adanya solvasi / hidrasi 8. Tidak mudah digumpalkan dengan penambahan elektrolit 9. Pembuatan dapat langsung dengan mencampurkan fase terdispersi dengan medium pendispersinya 10. Terdiri atas zat organik contoh : sabun, detergen, kanji, agar agar, gelatin, protein

5. Viskositas hampir sama dibanding medium pendispersinya 6. Memiliki muatan yang besar, maka liofib/hidrofib dalam medan listrik dapat bergerak ke katode/anode 7. Stabil , karena memiliki muatan yang besar sehingga saling tolak menolak 8. Mudah digumpalkan dengan penambahan Elektrolit 9. Pembuatan dapat langsung dengan mencampurkan fase terdispersi dengan medium pendispersinya 10. Terdiri dari zat anorganik contoh : sol belerang, sol logam , sol AgCl, sol Fe(OH)3 , Sol As2S3

Pembuatan KOLOID 1. Cara Kondensasi : penggabungan partikel partikel halus menjadi partikel yang lebih kasar. ( dari larutan menjadi koloid ) a. Reaksi Redoks. : - pembuatan sol belerang : 2 H2S(g) + SO2(aq) 3S(s) + 2 H2O(l) - pembuatan sol emas : AuCl3(aq) + 3FeSO4(aq) Au(s) + Fe2(SO)3(aq) + FeCl3(aq) atau : 2 AuCl3(aq) + 3HCOH(aq) + 3H2O(l) 2 Au(s) + 6HCl(aq) + 3HCOOH(aq) b. Hidrolisis : - pembuatan sol Fe(OH)3 dengan cara penambahan FeCl3 kedalam air mendidih FeCl3(aq) + 3 H2O(l) Fe(OH)3(s) + 3HCl(aq) - pembuatan sol Al(OH)3 dari larutan AlCl3 atau dari Al2(SO4)3 AlCl3(aq) + 3 H2O(l) Al(OH)3(s) + 3HCl(aq) c. Reaksi Penggaraman ( Dekomposisi rangkap ) : garam yang sukar larut dibuat koloid melalui reaksi penggaraman - pembuatan sol AgCl dengan mencampurkan AgNO3 dan NaCl AgNO3(aq) + NaCl(aq) AgCl(s) + NaNO3(aq) - pembuatan sol BaSO4 dengan mencampurkan Na2SO4 dan Ba(NO3 )2 Na2SO4(aq) + Ba(NO3 )2(aq) BaSO4(s) + 2NaNO3(aq) d. Penjenuhan larutan : pembuatan koloid kalsium asetat, dengan cara menambahkan pelarut alcohol kedalam larutan jenuh kalsium asetat dan air, sehingga akan menghasilkan koloid yang berupa gel. Hal ini terjadi, karena kalsium asetat mudah larut dalam air tapi sukar larut dalam alcohol. 2. Cara Dispersi : pemecahan partikel partikel kasar menjadi partikel koloid. ( dari suspensi menjadi koloid ) a. Cara mekanik : partikel kasar digiling dengan alat colloid mill sehingga diperoleh ukuran koloid yang diinginkan. Selanjutnya partikel yang sudah halus didispersikan kedalam suatu medium pendispersi ( proses penggilingan dapat juga dilakukan di dalam medium pendispersi. - pembuatan sol belerang dengan cara menggerus serbuk belerang dengan gula pasir.

b. Cara peptisasi : - pembuatan koloid dari butir-butir kasar dari suatu endapan dengan bantuan zat pemeptisasi ( menggunakan elektrolit yang mengandung ion sejenis sebagai zat pemecah ) contoh peptisasi : - endapan Al(OH)3 dengan AlCl3 - endapan NiS dengan H2S - agar-agar dipeptisasi dengan air - serat selulosa asetat dipeptisasi oleh aseton c. Cara busur Bredig : digunakan untuk membuat sol logam. Pada proses ini logam yang akan dibuat sol digunakan sebagai elektroda yang dicelupkan pada medium pendispersi. Lalu kedua ujung elektroda dihubungkan dengan arus listrik. Uap logam yang terjadi akan terdispersi ke dalam medium pendispersi sehingga terbentuk koloid. d. Cara homogenisasi : mirip dengan cara mekanik, biasanya digunakan untuk membuat emulsi. Cara pembuatan : lemak dihaluskan, kemudian didispersikan kedalam medium air dengan penambahan emulgator. Selanjutnya emulsi yang terbentuk dimasukkan kedalam alat homogenizer , caranya melewatkan emulsi kedalam pori-pori dengan ukuran tertentu sehingga diperoleh emulsi yang homogen. Aplikasi koloid dalam kehidupan sehari-hari
Jenis industri 1. Industri makanan 2. Industri kosmetika 3. Industri rumah tangga 4. Industri pertanian 5. Industri farmasi 6. Industri bangunan dll Contoh aplikasi Keju, mentega, susu, saus, jelly, agar-agar, es krim, roti .. dll Krim/lotion, deodorant, sabun, pasta gigi, parfum Sabun, detergen, obat nyamuk, Pestisida, insektisida dll dll dll dll

Obat cair, minyak ikan, penisilin, obat infuse Cat, terpentin, tinta dll

Anda mungkin juga menyukai