Anda di halaman 1dari 26

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Perkembangan individu (remaja) berlangsung terus menerus dan tidak dapat diulang kembali. Masa remaja merupakan masa yang rentan terhadap perbuatan-perbuatan yang kurang baik diakibatkan sikap mereka yang suka mencoba-coba pada hal yang baru. Pada perkembangan fisik remaja mulai nampak terutama pada bagian organ-organ seksualnya secara fisik, pada masa remaja pula mulai pembentukan hormon-hormon seksual sudah mulai terbentuk sehingga perilaku atau tingkah lakunya banyak dipengaruhi oleh hormin tersebut.

Namun yang menjadi perhatian kita adalah pergaulan remaja pada zaman sekarang ini sudah sampai pada taraf mengkhawatirkan. Media massa baik elektronik maupun cetak dengan leluasa menampilkan hal-hal yang menjadi salah satu faktor penyebab kerusakan akhlak generasi muda pada masa sekarang ini. Bukan masalah akhlak saja, akibat dari itu juga menimbulkan rendahnya kualitas belajar siswa ketika mengalami gangguan pada masamasa remaja.

Untuk itu bimbingan orang tua terhadap anak pada seusia remaja sangatlah dibutuhkan agar mereka dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya. Agar orang tua dapat memberikan bimbingan kepada putra-putrinya hendaknya mengetahui perkembangan fisik remaja. Selain orang tua terdapat beberapa faktor yang dapat membantu untuk memecahkan promatika remaja.

B. Rumusan Masalah Dari latar belakang permasalahan di atas, dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut : Apa saja permasalahan pada dunia pergaulan remaja pada masa sekarang ini dan bagaimana cara penaggulangannya?

BAB II PEMBAHASAN

A. Masa Remaja Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah (Hurlock, 1998).

Dalam berbagai buku psikologi terdapat perbedaan pendapat tentang remaja namun pada intinya mempunyai pengertian yang hampir sama. Penggunaan istilah untuk menyebutkan masa peralihan masa anak dengan dewasa, ada yang menggunakan istilah puberty (Inggris) puberteit (Belanda), pubertasi (Latin), yang berarti kedewasaan yang dilandasi sifat dan tanda-tanda kelakilakian dan keperempuanan. Ada pula yang menyebutkan istilah adolescent (Latin) yaitu masa muda. Istilah pubercense yang berasal dari kata pubis yang dimaksud dengan pubishair atau mulai tumbuhnya rambut di sekitar kemaluan. Istilah yang dipakai di Indonesia para ahli psikologi juga bermacam-macam pendapat tentang definisi remaja. Disini dapat diajukan batasan remana adalah masa peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa.

Oleh

karenanya,

remaja

sangat

rentan

sekali

mengalami

masalah

psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial.

Memang banyak perubahan pada diri seseorang sebagai tanda keremajaan, namun seringkali perubahan itu hanya merupakan suatu tanda-tanda fisik dan bukan sebagai pengesahan akan keremajaan seseorang. Namun satu hal yang pasti, konflik yang dihadapi oleh remaja semakin kompleks seiring dengan perubahan pada berbagai dimensi kehidupan dalam diri mereka. Untuk dapat memahami remaja, maka perlu dilihat berdasarkan perubahan pada dimensi dimensi tersebut.

1. Dimensi Biologis Pada saat seorang anak memasuki masa pubertas yang ditandai dengan menstruasi pertama pada remaja putri atau pun perubahan suara pada remaja putra, secara biologis dia mengalami perubahan yang sangat besar. Pubertas menjadikan seorang anak tiba-tiba memiliki kemampuan untuk ber-reproduksi. Pada masa pubertas, hormon seseorang menjadi aktif dalam memproduksi dua jenis hormon (gonadotrophins atau

gonadotrophic hormones) yang berhubungan dengan pertumbuhan, yaitu: a. Follicle-Stimulating Hormone(FSH) b. Luteinizing Hormone (LH).

Pada anak perempuan, kedua hormon tersebut merangsang pertumbuhan estrogen dan progesterone: dua jenis hormon kewanitaan. Pada anak lelaki, Luteinizing Hormone yang juga dinamakan Interstitial-Cell Stimulating Hormone (ICSH) merangsang pertumbuhan testosterone.

Pertumbuhan secara cepat dari hormon-hormon tersebut di atas merubah sistem biologis seorang anak. Anak perempuan akan mendapat menstruasi, sebagai pertanda bahwa sistem reproduksinya sudah aktif. Selain itu terjadi juga perubahan fisik seperti payudara mulai berkembang, dll. Anak lelaki mulai memperlihatkan perubahan dalam suara, otot, dan fisik lainnya yang berhubungan dengan tumbuhnya hormon testosterone. Bentuk fisik mereka akan berubah secara cepat sejak awal pubertas dan akan membawa mereka pada dunia remaja.

2. Dimensi Kognitif Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Jean Piaget (seorang ahli perkembangan kognitif) merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam tahap pertumbuhan operasi formal (period of formal operations).

Pada periode ini, idealnya para remaja sudah memiliki pola pikir sendiri dalam usaha memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan abstrak. Kemampuan berpikir para remaja berkembang sedemikian rupa sehingga

mereka dengan mudah dapat membayangkan banyak alternatif pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat atau hasilnya. Kapasitas berpikir secara logis dan abstrak mereka berkembang sehingga mereka mampu berpikir multi-dimensi seperti ilmuwan. Para remaja tidak lagi menerima informasi apa adanya, tetapi mereka akan memproses informasi itu serta mengadaptasikannya dengan pemikiran mereka sendiri.

3. Dimensi Moral Masa remaja adalah periode dimana seseorang mulai bertanya-tanya mengenai berbagai fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya sebagai dasarbagi pembentukan nilai diri mereka. Elliot Turiel (1978) menyatakan bahwa para remaja mulai membuat penilaian tersendiri dalam menghadapi masalah-masalah populer yang berkenaan dengan lingkungan mereka, misalnya: politik, kemanusiaan, perang, keadaan sosial, dsb. Remaja tidak lagi menerima hasil pemikiran yang kaku, sederhana, dan absolut yang diberikan pada mereka selama

ini tanpa bantahan. Remaja mulai mempertanyakan keabsahan pemikiran yang ada dan mempertimbangan lebih banyak alternatif lainnya. Secara kritis, remaja akan lebih banyak melakukan pengamatan keluar dan membandingkannya dengan hal-hal yang selama ini diajarkan dan ditanamkan kepadanya. Sebagian besar para remaja mulai melihat adanya

kenyataan lain di luar dari yang selama ini diketahui dan dipercayainya

4. Dimensi Psikologis Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak. Pada masa ini mood (suasana hati) bisa berubah dengan sangat cepat. Hasil penelitian di Chicago oleh Mihalyi Csikszentmihalyi dan Reed Larson (1984) menemukan bahwa remaja rata-rata memerlukan hanya 45 menit untuk berubah dari mood senang luar biasa ke sedih luar biasa, sementara orang dewasa memerlukan beberapa jam untuk hal yang sama. Perubahan mood (swing) yang drastis pada para remaja ini

seringkali dikarenakan beban pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah, atau kegiatan sehari-hari di rumah. Meski mood remaja yang mudah berubahubah dengan cepat, hal tersebut belum tentu merupakan gejala atau masalah psikologis.

Pada usia 16 tahun ke atas, keeksentrikan remaja akan berkurang dengan sendirinya jika ia sering dihadapkan dengan dunia nyata. Pada saat itu, Remaja akan mulai sadar bahwa orang lain tenyata memiliki dunia tersendiri dan tidak selalu sama dengan yang dihadapi atau pun dipikirkannya. Anggapan remaja bahwa mereka selalu diperhatikan oleh orang lain kemudian menjadi tidak berdasar. Pada saat inilah, remaja

mulai dihadapkan dengan realita dan tantangan untuk menyesuaikan impian dan angan-angan mereka dengan kenyataan.

Para remaja juga sering menganggap diri mereka serba mampu, sehingga seringkali mereka terlihat tidak memikirkan akibat dari perbuatan mereka. Tindakan impulsif sering dilakukan; sebagian karena mereka tidak sadar dan belum biasa memperhitungkan akibat jangka pendek atau jangka panjang.Remaja yang diberi kesempatan untuk mempertangungjawabkan perbuatanmereka, akan tumbuh menjadi orang dewasa yang lebih berhati-hati, lebih percaya-diri, dan mampu bertanggung-jawab. Dari beberapa dimensi perubahan yang terjadi pada remaja seperti yang telah dijelaskan diatas maka terdapat kemungkinan-kemungkinan perilaku yang bisa terjadi pada masa ini. Diantaranya adalah perilaku yang mengundang resiko dan berdampak negative pada remaja. Perilaku yang mengundang resiko pada masa remaja misalnya seperti penggunaan alcohol, tembakau dan zat lainnya; aktivitas social yang berganti ganti pasangan dan perilaku menentang bahaya seperti balapan, selancar udara, dan layang gantung (Kaplan dan Sadock, 1997).

Alasan perilaku yang mengundang resiko adalah bermacam macam dan berhubungan dengan dinamika fobia balik ( conterphobic dynamic ), rasa

takut dianggap tidak cakap, perlu untuk menegaskan identitas maskulin dan dinamika kelompok seperti tekanan teman sebaya.

B. Pergaulan Remaja Secara Islami Adalah remaja yang sopan terhadap sesama muslim dan remaja yang sopan dalam berpakaian dan dengan kata-kata yang lembut dan tertutup. Memang remaja ini, kalau menurut zaman sekarang adalah zaman kuno, akan tetapi menurut ajaran Islam adalah wanita harus menutup auratnya dan dilarang memperlihatkan anggota tubuhnya yang sexy itu. Karena aurat wanita itu sangat mahal harganya dan remaja ini biasa sangat kuper. Remaja seperti ini biasanya jarang suka bergabung dengan teman-temannya lain, karena dia lebih suka mengurung diri dan dia sukanya sholat, mengaji, dll.

Ketika seseorang menjadi remaja, maka dia dibesarkan untuk menjalankan kewajiban-kewajiban agama, sebagaimana yang diwajibkan kepada orang dewasa. Dia sudah bertanggung-jawab kepada Allah SWT atas segala yang dilakukan. Setiap kesalahan yang dilakukan akan dicatat sebagai dosa dan setiap kebaikan dicatat sebagai amal sholeh yang akan mendapatkan pahala. Apabila remaja bisa menjalankannya dengan baik, maka Allah akan senantiasa menolongnya maka dan apabila tidak remaja masih belum bisa

menjalankannya,

Allah

mungkin

menolongnya.

Kalau remaja sekarang ini menganggap agama itu nomor 2, remaja sekarang lebih suka bergaul dengan teman-teman dan lupa dengan kewajibannya sendiri. Dan bisa-bisa terjerumus dengan golongan setan dan setan itu selalu menggoda umat Islam untuk meninggalkan kewajibannya sebagai umat muslim. Jika umatnya menyebut nama Allah maka godaan itu tidak akan menjerumuskan kita.

C. Percintaan Remaja Pengertiannya di zaman sekarang banyak anak remaja yang memulai kebiasaannya dengan berpacaran. Karena di jaman sekarang termasuk jaman yang modern yang kebanyakan anak remaja sedang suka-sukanya berpacaran karena kalau mereka tidak melakukan hal hal yang seperti itu mereka disebut anak kuper yang ketinggalan jaman. Sebab masa sekarang sering terjadi anak yang lagi asyik berpacaran biasanya mereka selalu senang dengan sendirinya tidak merugikan orang lain karena itu mereka selalu berkata percintaan itu indah dan yang lain ngontrak, itu yang sering diucapkan pada anak remaja yang sedang bercinta.

Terkadang anak remaja sekarang banyak yang kecewa karena bercinta merugikan mereka. Banyak anak yang rela mati demi sang kekasihnya. Oleh karena itu agama menyarankan bahwa anak-anak yang masih kecil beranjak dewasa janganlah terlalu tergiur oleh hal semacam itu. Karena sangat

10

merugikan, bukan merugikan diri sendiri saja melainkan orang lain yang dekat dengan kita.

Dan

agama

menyarankan

bahwa

bukan

tidak

diperbolehkan

bercinta/berpacaran, tapi berdasarkan norma-norma yang berlaku. Contoh bercinta yang didasari norma-norma agama Islam : a. Tidak diperbolehkan berpegangan tangan. b. Tidak diperbolehkan berdekatan/ saling berdekatan. c. Tidak diperbolehkan berciuman. d. Tidak diperbolehkan berboncengan mesra

Dan itu diperbolehkan bila orang itu sudah sah menjadi suami isteri. Anak remaja sekarang banyak yang tergoda dan tergiur, karena hawa nafsunya anak remaja sangat besar. Oleh karena itu banyak remaja yang senang bercinta karena ingin mendapatkan hak yang tidak diperbolehkan kecuali kalau mereka sudah menikah.

Contoh masalah remaja yang sering terjadi di zaman sekarang : 1. Banyak anak yang masih usia sekolah hamil diluar nikah. 2. Banyak anak yang mencoba melakukan bunuh diri karena putus cinta. Dan lain sebagainya

11

Dan masih dalam masalah remaja. Banyak anak yang masih dalam tahap sekolah ia berpacaran dengan sangat keterlaluan akhirnya ia hamil dan anaknya/janinnya digugurkan/dibunuh karena sang pacar/orang yang

menghamili tidak mau bertanggung-jawab, dan masih ada pula masalah karena ia sudah bertekad dan mempunyai keinginan untuk menikah atau melangsungkan hidupnya dengan berkeluarga, maka mayoritas anak sekolah banyak yang memutuskan sekolahnya dan keinginannya.

Oleh sebab itu masalah itu sangat diperhatikan oleh negara karena merugikan diri sendiri dan orang lain. Dan masalah kemiskinan, pengangguran adalah ulah orang yang tidak bertanggung-jawab karena ia memilih berkeluarga dibandingkan dengan bersekolah.

D. Realita Remaja : Hamil Di Luar Nikah (Free Sex) Hamil di luar nikah terjadi akibat pergaulan bebas yang telah melampaui batas yang banyak dilakukan oleh pasangan-pasangan yang belum mempunyai ikatan resmi. Dalam hal pernikahan biasanya oleh pasangan muda-mudi usia sekolah atau yang masih remaja.

Dua sejoli yang saling mencintai dan melakukan hubungan intim (hubungan suami isteri) yang belum saatnya disebabkan oleh : 1. Kurangnya pengawasan orangtua. 2. Gampang terpengaruh. 3. Tidak dapat menjaga diri & kepercayaan orangtua yang telah diberikan

12

Akibat free sex : 1. Hamil di luar nikah. 2. Membuat malu sanak keluarga. 3. Bunuh diri karena tidak tahan menanggung malu. 4. Menggugurkan janin hasil free sex karena tidak ingin menanggung malu. 5. Terjadinya pembunuhan karena pihak lelaki tidak mau bertanggungjawab.

E. Kriminalitas Remaja Kriminalitas merupakan masalah yang sangat serius yang dihadapi oleh semua negara di dunia. Karena dapat merugikan dan mempengaruhi perkembangan gaya hidup para remaja. Tingginya angka kriminalitas tidak hanya disebabkan oleh orang-orang usia dewasa, tetapi juga oleh remaja yang semakin hari semakin meningkat.

Dari kenyataan menunjukkan bahwa remaja pada era ini banyak sekali yang terlibat dengan hal-hal yang termasuk kriminalitas seperti :

1. Penggunaan dan mengedarkan narkoba Penggunaan dan peredaran narkoba saat ini semakin meluas, tidak hanya dari kalangan dewasa saja tetapi anak-anak dan juga remaja. Kenyataan menunjukkan bahwa saat ini banyak sekali siswa-siswi usia sekolah yang

13

menggunakan narkoba dari SMA, mahasiswi bahkan siswa-siswi Sekolah Dasar.

Adapun tata cara pengedar narkoba untuk meracuni akal fikiran para remaja sebagai berikut : a. Datang dari teman yang mula-mula menawarkan narkoba dengan alasan menjernihkan fikiran yang sedang kacau sehingga terpengaruh. b. Para pengedar yang mendatangi sekolah-sekolah atau kampus yang semula menghasut para siswa-siswi untuk mencoba dan kemudian mereka merasa ketagihan. c. Datang dari rasa ingin tahu dan ingin mencoba.

Pada dasarnya narkoba sendiri ialah zat yang bersifat adiktif yaitu zat yang dapat mempengaruhi atau membuat ketagihan yang dapat merusak sistem syaraf motorik dan jaringan pertahanan tubuh.

Macam-macam narkoba contohnya ganja, heroin, sabu-sabu, putaw, morfin, dll.

Ciri-ciri pengguna narkoba : a. Mata lelap b. Pupil mengecil c. Badan kurus

14

d. Bibir berwarna kebiru-biruan e. Pandangan kosong f. Jarang mandi

Akibat dari narkoba : a. Dapat menyebabkan HIV dan AIDS. b. Overdosis bagi yang terlalu banyak menggunakannya. c. Akan terasa sakit di seluruh tubuh jika telat mengkonsumsinya d. Akan melakukan hal-hal yang membahayakan dirinya jika sedang sakaw. e. Kematian.

2. Pencurian barang dan kendaraan bermotor Pencurian barang-barang elektronik dan kendaraan bermotor sekarang ini sedang marak terjadi. Kepolisian menyatakan tingkat kriminalitas dalam hal ini banyak dilakukan oleh orang-orang karena faktor ekonomi. Pencurian tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa saja tetapi juga para remaja. Faktor-faktor yang mempengaruhi para remaja untuk melakukan pencurian : a. Kemiskinan b. Keinginan untuk memiliki barang tersebut c. Ejekan dari teman-teman dekat

15

d. Ingin mempunyai sesuatu tetapi tidak kesempatan karena faktor ekonomi

3. Pemerkosaan Banyak anak-anak di bawah umur yang menjadi korban pemerkosaan karena kurangnya pengawasan dari pihak orangtua. Dan kesalahan bagi pihak pemerkosa. Pemerkosaan terjadi karena tersangka melihat tubuh korban yang sangat molek dan rasa ingin menikmati.

Faktor-faktor terjadinya pemerkosaan : a. Kurangnya pengawasan dari orangtua. b. Korban yang terlalu membuka aurat. c. Tidak dapat menahan nafsu. d. Adapun juga karena faktor balas dendam. e. Kurangnya jatah biologis dari isteri.

F. Pergaulan Remaja Pergaulan remaja di identikkan dengan sekumpulan anak yang membentuk suatu kelompok (geng) dengan peraturan-peraturan tertentu yang beragam tidak sedikit dari remaja yang salah dalam memilih pergaulan.

Macam-macam pergaulan :

16

1. Pergaulan Bebas Kenyataan menunjukkan bahwa banyak dari remaja yang salah dalam memilih pergaulan seperti : a. Bergaul dengan anak-anak yang jauh dari pengawasan orang tua b. Bergaul dengan anak-anak pengguna barang-barang terlarang c. Bergaul dengan anak-anak geng motor dan sebagainya. Adapun akibat dari salah memilih pergaulan : a. Tidak memperdulikan perkataan orang tua b. Perlakuannya semakin hari semakin brutal c. Ikut turut serta menggunakan barang-barang terlarang d. Melakukan hal-hal yang kurang baik e. Semakin jauh dari orang tua f. Sering membolos saat sekolah g. Masa depan hancur karena hamil diluar nikah

2. Pergaulan Secara Sehat dan Menurut Syariat Islam Ialah : pergaulan yang diidentifikasikan secara sehat dan menurut syariat islam pergaulan ini sangat bagus dan tidak merugikan siapa pun terutama diri kita sendiri. Karena secara fisik ialah pergaulan yang sangat luar biasa yang ditanamkan kepada semua umat Islam agar tidak salah pilih terhadap pergaulan.

17

Keuntungan dari pergaulan yang secara sehat antara lain : a. Tidak merugikan diri sendiri dan orang lain. b. Tidak membuat kekecewaan terhadap orangtua. c. Orang-orang makin senang terhadap perlakuannya. d. Dan patut dicontoh untuk mencari pergaulan yang secara sehat/fisik.

3. Penyebab pergaulan bebas antara lain : a. Gara-gara kurang perhatian atau pengawasan dari orangtua sehingga anaknya mudah terpengaruh oleh orang lain seperti : anak berandalan, anak punk, anak jalanan, dan anak-anak nakal, dsb. b. Keluarga yang tidak teratur yang biasanya mementingkan pekerjaan sendiri dan tidak peduli terhadap anak-anaknya sehingga anaknya jarang berkumpul dengan orangtuanya.

Penyebab pergaulan bebas bisa juga dari kurangnya kasih sayang dari orangtua kepada anaknya. Maka jangan sampai kita kurang pengawasan dari orangtua. Karena orangtua bisa menjadi semangat hidupmu. Dan janganlah kamu menjadi anak yang tidak tahu sopan santun.

Akibat pergaulan bebas dan saling bermusuhan termasuk akhlaq yang tidak baik, karena bisa merusak masyarakat yang lain, dan merugikan

18

orang lain. Dan membuat kita selalu bermusuhan dan di penuhi rasa saling membenci yang menimbulkan pertengkaran. Karena dengan itu manusia akan lupa diri dan melakukan hal-hal yang tidak baik. Oleh karena itu berusahalah untuk melawan kejahatan agar tidak terjerumus dalam lembah kegelapan.

G. Menanggulangi masalah yang terjadi pada remaja Selain ketiga masalah psikososial yang sering terjadi pada remaja seperti yang disebutkan dan dibahas diatas terdapat pula masalah masalah lain pada remaja seperti tawuran, kenakalan remaja, kecemasan, menarik diri, kesulitan belajar, depresi dll.

Semua masalah tersebut perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak mengingat remaja merupakan calon penerus generasi bangsa. Ditangan remajalah masa depan bangsa ini digantungkan. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan dalam upaya untuk mencegah

semakin meningkatnya masalah yang terjadi pada remaja, yaitu antara lain :

1. Peran Orangtua Adapun peran-peran yang harus dilakukan dalam menaggulangi masalah remaja adalah : a. Menanamkan pola asuh yang baik pada anak sejak prenatal dan balita 

19

b. Membekali anak dengan dasar moral dan agama c. Mengerti komunikasi yang baik dan efektif antara orangtua anak d. Menjalin kerjasama yang baik dengan guru e. Menjai tokoh panutan bagi anak baik. Menjaga lingkungan yang sehat f. Menerapkan disiplin yang konsisten pada anak g. Hindarkan anak dari NAPZA

2.

Peran Guru a. Bersahabat dengan siswa b. Menciptakan kondisi sekolah yang nyaman c. Memberikan keleluasaan siswa untuk mengekspresikan diri pada kegiatan ekstrakurikuler. d. Menyediakan sarana dan prasarana bermain dan olahraga . e. Meningkatkan peran dan pemberdayaan guru BP f. Meningkatkan disiplin sekolah dan sangsi yang tegas g. Meningkatkan kerjasama dengan orangtua, sesama guru dan sekolah lain h. Meningkatkan keamanan terpadu sekolah bekerjasama dengan Polsek setempat. i. j. Mewaspadai adanya provokator Mengadakan kompetisi sehat, seni budaya dan olahraga antar sekolah 

20

k. Menciptakan kondisi sekolah yang memungkinkan anak berkembang secara sehat dalah hal fisik, mental, spiritual dan sosial l. Meningkatkan deteksi dini penyalahgunaan NAPZA

3. Peran Pemerintah dan masyarakat a. Menghidupkan kembali kurikulum budi pekerti b. Menyediakan sarana/prasarana yang dapat menampung agresifitas anak melalui olahraga dan bermain c. Menegakkan hukum, sangsi dan disiplin yang tegas d. Memberikan keteladanan e. Menanggulangi NAPZA, dengan menerapkan peraturan dan

hukumnyasecara tegas f. Lokasi sekolah dijauhkan dari pusat perbelanjaan dan pusat hiburan

4. Peran Media 1. Sajikan tayangan atau berita tanpa kekerasan (jam tayang sesaui usia) 2. Sampaikan berita dengan kalimat benar dan tepat (tidak provokatif) 3. Adanya rubrik khusus dalam media masa (cetak, elektronik) yang bebasbiaya khusus untuk remaja

21

H. Remaja dan Perilaku Hidup Sehat Remaja yang bersikap hidup sehat adalah remaja: 1. Mengerti tujuan hidup 2. Memahami faktor penghambat maupun pendukung perkembangan kematangannya. 3. Bergaul dengan bijaksana 4. Terus menerus memperbaiki diri

Dengan demikian remaja dapat diharapkan menjaga remaja yang handal dan sehat. Remaja harus mengetahui dirinya memiliki kekhawatiran dan harapan , dengan kata lain remaja harus mengerti dirinya sendiri.

Faktor yang berkembang pada setiap remaja antara lain fisik, intelektual, emosional, spiritual. Kecepatan perkembangan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Fisik 35%

3. Intelektual 20% 4. Emosional 30% 5. Spiritual 15%

Faktor fisik berkembang secara tepat sedangkan faktor lainnya berkembang tidak sama besar. Perkembangan yang tidak seimbang inilah yang menimbulkan kejanggalan dan berpengaruh terhadap perilaku remaja.

22

Bagaimana seseorang remaja melihat dirinya sendiri, orang lain serta hubungannya dengan orang lain termasuk orang tua dan pembina? Kadangkadang ia ingin dianggap sebagai anak-anak, orang dewasa, orang lain dianggap sebagai orang tua, teman. Hubungan dirinya dengan orang lain dianggap bersifat:

1. Otoriter ------- demokratis 2. Tertutup ------- terbuka 3. Formal ------- informal

Semua tersebut di atas dalam keadaan "dalam perjalanan menuju" Sehingga dapat dilihat segalanya masih dalam proses dan tidak berada dalam kutub atau masa anak-anak ataupun kutub atau masa dewasa.

"Dalam perjalanan menuju" ini yang menonjol adalah: 1. Fisik yang kuat 2. Emosi yang cepat tersinggung 3. Sering mengambil keputusan tanpa berfikir panjang 4. Pertimbangan agama, falsafah, ataupun tatakrama hanya kadang -kadang saja dipakai.

Dan "Dalam perjalanan menuju" yang paling penting diketahui oleh remaja adalahbagaimana remaja dapat berproses :

23

1. Menuju fisik yang ideal 2. Menuju emosi kelakian ataupun kewanitaan yang utuh 3. Menuju cara berfikir dewasa 4. Menuju mempercayai hal-hal yang agamais, bersifat falsafah dan bersifat tatakrama

24

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari isi makalah ini, kelompok kami mengambil beberapa kesimpulan bahwa: 1. Kenakalan remaja terjadi karena berbagai faktor baik dari kondisi remaja itu sendiri maupun dari faktor lingkungan yang tidak sehat. 2. Akibat yang di timbulkan dari tindakan remaja yang tidak baik dapaat merugikan diri sendiri dan orang lain di sekitarnya. 3. Perilaku remaja yang sering kali mengakibatkan kehamilan di luar nikah, di sebabkan oleh kurangnya kesadaran remaja itu sendiri akan tindakanya, dan bahwa remaja tersebut masih dalam kondisi labil, dalam arti belum mampu mengendalikan diri dengan baik. 4. Tindakan remaja yang sering kali menampakan aurat, dapat memicu terjadinya tindakan yang tidak baik, ( pemerkosaan ) 5. Hidup yang sehat adalah hidup yang teratur, dekat dengan orang tua, dan rajin beribadah, sehingga iman seseorang akan baik jika diim bangi dengan tindakan baik pula.

B. Saran Dalam penggulangan permasalahan remaja tidak hanya dituntut agar priba di remaja itu sendiri untuk berubaha. Akantetapi perlu bantuan dan dukungan baik dari orang tua, guru dan lingkungan masyarakat.

25

26

Anda mungkin juga menyukai