Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH MANAJEMEN STRES

BAB I PENDAHULUAN
Assalamualaikum Wr.Wb. Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang mana telah melimpahkan Rahmat serta Hidayah-Nya kepada kita semua. Serta Sholawat serta Salam kita panjatkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammada SAW atas segala safaatnya di Yaumil kiyamah kelak. . Pada makalah ini Kami memaparkan Manajemen stres sebagai topik pembahasan, yang mana dikarenakan dalam perjalanan kehidupan manusia saat ini sangat terpengaruh akan struktur sosial dan ekonomi kehidupan modern sekarang ini telah menciptakan lebih banyak stress dibanding masa-masa sebelumnya. Hal ini jelas menyangkut masalah dengan jasmani dan rohani Keimanan Kita kepada Allah SWT yang insya Allah akan dijelaskan dalam pembahasan berikut ini.

BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN STRES, SUMBER DAN PENYEBABNYA a. Pengertian stres Menurut Charles D, Spielberger menyebutkan bahwa stres adalah tuntutan-tuntutan eksternal yang mengenai seseorang, misalnya obyek-obyek dalam lingkungan atau suatu stimulus yang secara obyektif adalah berbahaya. Stres juga biasa diartikan sebagai tekanan, ketegangan atau gangguan yang tidak menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang. dapat disimpulkan bahwa stres merupakan suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi seseorang dimana ia terpaksa memberikan tanggapan melebihi kemampuan penyesuaian dirinya terhadap suatu tuntutan eksternal (lingkungan). Stres yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungannya.

b. Sumber dan penyebab stres Terdapat dua faktor penyebab atau sumber munculnya stres , yaitu faktor lingkungan dan faktor persona (psychology)l. Faktor lingkungan kerja dapat berupa kondisi fisik, lingkungan, keluarga, maupun hubungan sosial di lingkungan pekerjaan. Sedang faktor personal (psychology) bisa berupa tipe kepribadian, peristiwa/pengalaman pribadi maupun kondisi tekanan batin dan mental secara psycologis mengenai hal emosional pengalaman-pengalaman hidupnya. faktor psychologys ini ditempatkan sebagai sumber atau penyebab munculnya stres. Ada beberapa penyebab stress secara umum, diantaranya : Ketidak

jelasan tujuan dalam hidup ini,

Pilihan-pilihan, Penerimaan masyarakat, Keterasingan, Nikah,

Kekhawatiran finansial, pembayaran dan hutang, Deadline (jatuh tempo) atau ujian, Pekerjaan-pekerjaan kasar, Kekhawatiran-kekhawatiran kesehatan, Tempat tinggal yang amat padat, Kebisingan, Perpindahan, Lingkungan tetangga, Pertanggung jawaban, Harapan-harapan dan tuntutan (baik dirumah atau dimasyarakat, Kematian yang baru terjadi di keluarga, Pergaulan, Jalan raya, Peristiwa actual, Fobia, Kompetisi, Tuntutan diri, jabatan, Pemecatan, Penampilan fisik, Kesepian, Rasa jemu, Adat kebiasaan, Problem berat, Penyakit, Obat keras, Narkoba, Seks bebas, Broken home dan bencana besar (angin badai / tsunami, gempa bumi), dan masih banyak penyebab-penyebab stress yang lain.

B. INDIKASI GEJALA STRES DAN DAMPAKNYA Indikasi gejala-gejala timbulnya stres dapat diuraikan dalam tahapan-tahapan timbulnya stres pada diri seseorang yang seringkali tidak disadari karena perjalanan awal tahapan stres timbul secara lambat, dan baru dirasakan bilamana tahapan gejala sudah lanjut dan mengganggu fungsi kehidupannya sehari-hari baik di rumah, di tempat kerja ataupun pergaulan lingkungan sosialnya. Dr. Robert J. Amberg (dalam Hawari, 2001) membagi tahapan-tahapan stres sebagai berikut : 1. Stres tahap I Tahapan ini merupakan tahapan stres yang paling ringan dan biasanya disertai dengan perasaan-perasaan sebagai berikut: 1) Semangat bekerja besar, berlebihan (over acting); 2) Penglihatan tajam tidak sebagaimana biasanya; 3) Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya, namun tanpa disadari cadangan energi semakin menipis. 2. Stres tahap II Dalam tahapan ini dampak stres yang semula menyenangkan sebagaimana diuraikan pada tahap I di atas mulai menghilang, dan timbul keluhan-keluhan yang disebabkan karena cadangan energi yang tidak lagi cukup sepanjang hari, karena tidak cukup waktu untuk beristirahat. Istirahat yang dimaksud antara lain dengan tidur yang cukup, bermanfaat untuk mengisi atau memulihkan cadangan energi yang mengalami defisit. Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh seseorang yang berada pada stres tahap II adalah sebagai berikut: 1) Merasa letih sewaktu bangun pagi yang seharusnya merasa segar; 2) Merasa mudah lelah sesudah makan siang; 3) Lekas merasa capai menjelang sore hari; 4) Sering mengeluh lambung/perut tidak nyaman (bowel discomfort); 5) Detakan jantung lebih keras dari biasanya (berdebar-debar); 6) Otot-otot punggung dan tengkuk terasa tegang; 7) Tidak bisa santai.

3. Stres Tahap III Apabila seseorang tetap memaksakan diri dalam pekerjaannya tanpa menghiraukan keluhan-keluhan pada stres tahap II, maka akan menunjukkan keluhan-keluhan yang semakin nyata dan mengganggu, yaitu: 1) Gangguan lambung dan usus semakin nyata; misalnya keluhan maag(gastritis), buang air besar tidak teratur (diare); 2) Ketegangan otot-otot semakin terasa; 3) Perasaan ketidaktenangan dan ketegangan emosional semakin meningkat; 4) Gangguan pola tidur (insomnia), misalnya sukar untuk mulai masuk tidur (early insomnia), atau terbangun tengah malam dan sukar kembali tidur (middle insomnia), atau bangun terlalu pagi atau dini hari dan tidak dapat kembali tidur (Late insomnia); 5) Koordinasi tubuh terganggu (badan terasa loyo dan serasa mau pingsan). Pada tahapan ini seseorang sudah harus berkonsultasi pada dokter untuk memperoleh terapi, atau bisa juga beban stres hendaknya dikurangi dan tubuh memperoleh kesempatan untuk beristirahat guna menambah suplai energi yang mengalami defisit. 3. Stres Tahap IV

Gejala stres tahap IV, akan muncul: 1) Untuk bertahan sepanjang hari saja sudah terasa amat sulit; 2) Aktivitas pekerjaan yang semula menyenangkan dan mudah diselesaikan menjadi membosankan dan terasa lebih sulit; 3) Yang semula tanggap terhadap situasi menjadi kehilangan kemampuan untuk merespons secara memadai (adequate); 4) Ketidakmampuan untuk melaksanakan kegiatan rutin sehari-hari; 5) Gangguan pola tidur disertai dengan mimpi-mimpi yang menegangkan; Seringkali menolak ajakan (negativism) karena tiada semangat dan kegairahan; 6) Daya konsentrasi daya ingat menurun; 7) Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang tidak dapat dijelaskan apa penyebabnya. 4. Stres Tahap V Bila keadaan berlanjut, maka seseorang itu akan jatuh dalam stres tahap V, yang ditandai dengan hal-hal sebagai berikut: 1) Kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam (physical dan psychological exhaustion); 2) Ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang ringan dan sederhana; 3) Gangguan sistem pencernaan semakin berat (gastrointestinal disorder); 4) Timbul perasaan ketakutan, kecemasan yang semakin meningkat, mudah bingung dan panik.

6. Stres Tahap VI Tahapan ini merupakan tahapan klimaks, seseorang mengalami serangan panik (panic attack) dan perasaan takut mati. Tidak jarang orang yang mengalami stres tahap VI ini berulang dibawa ke Unit Gawat Darurat bahkan ICCU, meskipun pada akhirnya dipulangkan karena tidak ditemukan kelainan fisik organ tubuh. Gambaran stres tahap VI ini adalah sebagai berikut: 1) Debaran jantung teramat keras; 2) Susah bernapas (sesak dan megap-megap); 3) Sekujur badan terasa gemetar, dingin dan keringat bercucuran; 4) Ketiadaan tenaga untuk hal-hal yang ringan; 5) Pingsan atau kolaps (collapse). Bila dikaji maka keluhan atau gejala sebagaimana digambarkan di atas lebih didominasi oleh keluhankeluhan fisik yang disebabkan oleh gangguan faal (fungsional) organ tubuh, sebagai akibat stresor psikososial yang melebihi kemampuan seseorang untuk mengatasinya.

C. PELUANG PENANGANAN STRESOR (penderita stres)


a. Terapi Relaksasi Relaksasi adalah keheningan total. Ia adalah kemampuan untuk melampaui pikiran, waktu, ruang, dengan mencapai momen kedamaian dan ketenteraman batin.Relaksasi hanya bisa terjadi ketika pikiran dan tubuh hening, ketika ritme otak berubah dari sebuah peta awas ke sebuah ritme alpha relaks. Dalam keadaan begitu, kimia yang menyebabkan kegelisahan menurun dan aliran darah ke otak-otak menurun, malah sebaliknya, darah mengalir ke otak dan kulit, memproduksi rasa hangat dan kalem. Belajar rileks adalah langkah positif untuk tidak bereaksi secara berlebihan terhadap berbagai situasi stress. Relaksasi tidak terjadi secara spontan tetapi harus dipelajari. Secara klinis telah terbukti bahwa efek-efek relaksasi sangatlah berbeda dari efek-efek obat tidur, alkohol dan obat-obat keras. Relaksasi adalah salah satu teknik dalam terapi perilaku. 1. Kegunaan relaksasi .

Burn (dikutip oleh Beech dkk, 1982) melaporkan beberapa keuntungan yang diperoleh dari latihan relaksasi antara lain: a) Relaksasi akan membuat individu lebih mampu menghindari reaksi yang berlebihan karena adanya stres.

b)

Masalah-masalah yang berhubungan dengan stres seperti hipertensi, sakit kepala, insomnia dapat dikurangi atau diobati dengan relaksasi.

c) d) e)

Mengurangi tingkat kecemasan. Mengurangi kemungkinan gangguan yang berhubungan dengan stres. Meningkatkan penampilan kerja, sosial dan ketrampilan fisik. Hal ini mungkin terjadi sebagai hasil pengurangan tingkat ketegangan.

f)

Kelelahan, aktifitas mental, dan atau latihan fisik yang tertunda dapat diatasi lebih cepat dengan menggunakan ketrampilan relaksasi

g) h)

Relaksasi merupakan bantuan untuk menyembuhkan penyakit tertentu dan operasi Meningkatkan hubungan interpersonal. Orang-orang yang rileks dalam situasi interpersonal yang sulit akan lebih berpikir rasional.

2. Macam-macam relaksasi a) Terapi Relaksasi otot Bertujuan untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan dengan cara melepaskan otot-otot badan (Bernstain dan Borkovec, 1975 Golbfried dan Davison, 1976, Walker dkk, 1981). Dalam latihan relaksasi otot, individu diminta untuk menegangkan otot dengan ketegangan tertentu dan kemudian diminta mengendorkannya. Sebelum dikendorkan penting dirasakan antara otot yang tegang dan otot yang lemas. Instruksi relaksasi otot dapat diberikan melalui tape recorder, dengan demikian individu dapat mempraktekkannya di rumah. b) Teraphy Relaksasi kesadaran indera Relaksasi ini dikembangkan oleh Golbfried yang dipelajari dari Weitzman (Goldfried dan Davison, 1976). Dalam teknik ini individu diberi satu seri pertanyaan yang tidak untuk dijawab secara lisan, tetapi untuk dirasakan sesuai dengan apa yang dapat atau tidak dapat dihalangi individu pada waktu instruksi diberikan. Seperti pada relaksasi otot, instruksi relaksasi kesadaran indera juga dapat diberikan melalui tape recorder, sehingga dapat digunakan untuk latihan di rumah. c) Relaksasi melalui hipnosa. d) Relaksasi melalui yoga e) Relaksasi melalui meditasi.

Menghentikan aktifitas (istirahat) sementara adalah jenis relaksasi yang paling baik, begitu aktifitas mental dimulai lagi, relaksasi berakhir. Terkadang ada begitu banyak masalah yang memadati rumah tangga mental anda, sehingga pikiran menjadi bingung dan gelisah, karena pikiran tidak dapat membuat keputusan yang benar, dan ia menjadi mentok cobalah jaga jarak dari segala sesuatu barang beberapa menit, dan beri istirahat dirimu. Setelah beberapa menit menjalankan relaksasi mental ini, menjadi lebih awas atas segala sesuatu yang akan menjadi jelas. Fikiran anda tentu akan lebih awas, segar, dan bahkan kreatif, dan anda mampu mengatasi problem anda dengan jauh lebih banyak energi. Istirahat alami: 1. 2. Diamlah di tempat tenang dimana anda tidak akan terganggu. Cuci kaki, wajah, tangan anda dengan air hangat-hangat kuku atau paling tidak percikan sedikit ke wajah anda. 3. 4. 5. 6. 7. Duduk dengan paha menyilang dan nyamankan diri anda dengan senyaman mungkin. Letakkan kedua tangan anda di pangkuan anda dengan nyaman. Pejamkan mata anda selama waktu ini. Mulailah tarik nafas dalam-dalam dan lebih penuh. Berkonsentrasilah terhadap suara nafas anda ketika anda menghirup dan menghembus secara lembut dan merata. 8. 9. 10. 11. Perhatikan kaki anda coba rasakan kaki dan kemudian rilekslah perhatikan paha anda sekarang dan lenturkan secara sadar Bagaimana perut anda terasa? Coba lenturkan sepenuhnya Sekarang lenturkan dada dan sekali lagi perhatikan nafas anda Rasakan bahu, lengan, dan tangan serta lenturkan semuanya 12. 13. 14. 15. Rasakan leher dan lenturkan Rasakan kepala dan lenturkan Perhatikan wajah anda sekarang dan lenturkan Berikan perhatian khusus pada otot-otot sangat kecil di sekitar mata anda dan lenturkan.

16. 17. 18. 19.

Lenturkan sekitar pelipis Pastikan gigi anda tidak gemeretak dan lenturkan otot-otot rahang anda Di mana lagi anda merasakan tegang? Maka rilekslah Letakkan seluruh tubuh (sekalipun begitu, hati-hati jangan sampai tubuh bungkuk dan tetaplah tegak). Hal ini hanya akan berlangsung beberapa menit saja, barangkali selama coffee break, tetapi efek-

efeknya akan sangat terasa berbeda sekedar meneguk secangkir kopi, merokok, minum alkohol, mengunyah permen, karena ini semua adalah pantangan-pantangan bagi diet dan pencegahan stres. Cobalah istirahat alami ini! Dan coba sejam untuk happy alami setelah kerja. Ini akan menyegarkan dan memberikan energi baru buat anda dan memberi jauh lebih banyak efek permanen dan positif. b.Tterapi Afirmatif Menurut Covey, bahwa afirmasi atau ketegasan memiliki lima dasar yaitu: pribadi, positif, masa sekarang, visual dan emosi. Jadi saya dapat menulis contoh seperti ini: sangat menyenangkan (emosi) bahwa saya (pribadi) berespon (masa sekarang) dengan kebijakan, kasih, ketegasan, dan kendali diri (positif). Apabila saya terjemahkan dalam shalat, maka kekuatan afirmasi shalat adalah sangat membahagiakan dan menenteramkan (emosi). Bahwa saya (pribadi) berespon (masa sekarang) dengan sifat Rahman dan Rahim, adil dan bijaksana (asmaul husna) dan melaksanakan sunnah-sunnah Rasul dengan mengendalikan diri melalui puasa (positif). Lakukan afirmasi setiap hari setiap saat selalu every day in everyway I am Getting better and better setiap hari saya semakin sehat dan semakin baik. Ingatkan diri kita bahwa tubuh kita dapat sembuh secara alami dan dapat memperbaiki diri sendiri. Afirmasikan senantiasa bahwa my body is a healing mechanism

D. CARA MENANGANI STRES SECARA RELIGIUS Stress, dapat meningkat ke tahap yang paling tinggi yaitu disebut Gila. Adapun penanganan dalam masa tenang, gelisah, depresi, stress maupun gila, maka sebaiknya melakukan beberapa cara dibawah ini; 1. Terapi Shalat Sebenarnya shalat jauh menerapkan terapi yang lebih efektif dan ampuh untuk penyakit-penyakit gelisah seperti itu.. Orang yang shalatnya benar tenteram karena baru bertemu dengan Allah, penguasa segala sesuatu. Bertemu kepada Dzat yang menciptakan segala sesuatu di alam ini, termasuk jalan yang terbaik untuk hamba-Nya. Orang yang ketika menghadapi Tuhan mempunyai perasaan penghambaan

seperti ini akan enteng hidupnya. Shalat akan dijadikan sebagai media memohon bimbingan di pasrahkan kepada-Nya, tawakkal dengan Rahasia dalam shalat: 1. Mengingatkan kita kepada Allah, menghidupkan rasa takut kepada-Nya menghidupkan khudlu dan tunduk kepada-Nya dan menumbuhkan di dalam jiwa, rasa kebesaran dan rasa ketinggian Allah swt serta mengesakan kebesaran dan kekuasaan-Nya. 2. Mendidik dan melatih kita menjadi orang yang tenang, orang yang dapat menghadapi segala kesusahan dengan hati yang tetap dan tenang. 3. Menjadi penghalang untuk mengerjakan kemungkaran dan keburukan. 2. Membaca al Qur'an Pada suatu ketika datanglah seseorang kepada sahabat Rasulullah yang bernama Ibnu Masud ra meminta nasihat kepadanya: Wahai Ibnu Masud, berilah nasehat yang dapat kujadikan obat bagi jiwaku yang sedang gelisah. Dalam beberapa hari ini aku merasa tidak tenteram, jiwaku gelisah, pikiranku kusut, makan tidak enak tidur pun tak nyenyak. Maka Ibnu Masud menasihatinya, katanya: Kalau penyakit itu yaitu menimpamu, maka bawalah hatimu mengunjungi tiga tempat, atau engkau dengan baik-baik orang yang membacanya, atau engkau dengar baik-baik orang yang membacanya, atau engkau pergi ke majelis pengajian yang mengingatkan hati kepada Allah, atau engkau cari waktu dan tempat yang sunyi, di sana engkau berkhalwat menyembah Allah, umpama di waktu tengah malam buta, di saat orang sedang tidur nyenyak, engkau bangun mengerjakan shalat malam, meminta kemurnian hati. Seandainya jiwamu belum juga terobati dengan cara ini, engkau minta kepada Allah, agar diberi-Nya hati yang lain, sebab hati yang kamu pakai itu bukan lagi hatimu. Setelah orang itu kembali ke rumahnya, diamalkanlah nasihat Ibnu Masud ra itu. Dia memanggil wudhu kemudian diambilnya al Qur'an, terus dia baca dengan hati yang khusyu. Selesai membaca al Qur'an berubahlah kembali jiwanya, menjadi jiwa yang aman dan tenteram, pikirannya tenang, kegelisahannya hilang sama sekali. Banyak para ulama berpendapat bahwa beberapa ayat al Qur'an memiliki keutamaan/khasiat tersendiri. Ayat-ayat tersebut apabila dibaca mampu memberikan ketenangan jiwa, terhindar dari berbagai godaan dan ancaman, bahkan bisa menyembuhkan penyakit. Pada hakikanya, surat al Fatihah, apabila dibaca menyebabkan tertolaknya murka Allah swt. Nabi bersabda: Barang siapa yang membaca sepuluh ayat tertentu: Empat ayat dalam permulaan surat al Baqarah ayat 2-5 dan ayat kursi (surat al Baqarah ayat 255, lalu dua ayat 284, 285, 286) maka setan (keburukan) tidak akan memasuki; rumah hingga pagi hari. (diriwayatkan oleh hakim dan juga riwayat Thabrani, dari Ibnu Masud ra).

3. Terapi Ruqyah Dasar-dasar terapi ruqyah terdapat di dalam Al Quran maupun As Sunnah. Dasar-dasar tersebut antara lain: Di dalam Surat Al Israa ayat 82 Allah berfirman: .(82 : ) Dan Kami turunkan Al-Quran menjadi obat penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zhalim selain kerugian (S. Al-Israa: 82). Di dalam beberapa Hadis disebutkan: .( : " ) Dari Ali bin Abi Thalib, ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda: Sebaik-baik pengobatan adalah (dengan) Al-Quran. (H. R. Ibnu Majah). : . .( ) Dari Abi Khuzamah, ia berkata: Aku berkata: Ya Rasulullah! Bagaimana pendapatmu tentang melafazkan kata-kata doa untuk memohon kesembuhan (ruqyah), kami bacakan ruqyyah itu dan tentang obat yang kami pergunakan untuk mengobati penyakit serta tentang kata-kata doa untuk mohon perlindungan/pemeliharaan (taqiyyah), lalu kami bacakan taqiyyah itu? Tidaklah hal itu berarti menolak taqdir (ketentuan) Allah? Maka Nabi SAW menjawab: Hal itu juga termasuk taqdir Allah (H. R. Ahmad dan Turmudzi). : : .( ) Dari Abi Dardaa, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW. bersabda: Barangsiapa di antara kamu mengadukan (kepada Allah) tentang sesuatu atau saudaranya yang mengadukan (kepada Allah) tentang sesuatu (penyakit), maka hendaklah dia mengucapkan (doa): Ya Tuhan kami, Allah yang berada di langit! Maha Suci nama-Mu. Perintah-Mu lah yang (berlaku) di langit dan bumi. Sebagaimana rahmat-Mu di langit, maka jadikanlah rahmat-Mu di bumi. Ampunilah dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan kami. Engkau-lah Tuhan seluruh orang-orang yang baik (sehat). Turunkanlah rahmat dan kesembuhan dari sisiMu terhadap penyakit ini. Maka penyakit akan sembuh dengan izin Alah (H.R. Abu Dawud). : . .( ) Dari Abi Said Al Khudri, ia berkata: Bahwasanya Jibril Alaihis Salam datang kepada Nabi SAW, lalu berkata: Ya Muhammad! Sakitkah engkau? Nabi berkata: Ya. Maka Jibril AS. berkata: Dengan nama Allah, aku mohonkan ruqyah untukmu dari setiap penyakit yang menimpamu dan juga dari setiap jiwa maupun mata orang yang dengki. Allah akan menyembuhkan engkau. Dengan nama Allah, aku akan melakukan ruqyah untukmu. (H. R. Muslim).

Menurut Ibnul Qayyim Al Jauziyah terapi ruqyah merupakan terapi dengan melafatkan doa baik dari Al Quran maupun As Sunnah untuk menyembuhkan suatu penyakit (Agil, 1994: 41). Menurut Ibnul Qayyim Al Jauziyah terapi ruqyah tidak terbatas pada gangguan jin, tetapi juga mencakup terapi fisik dan gangguan jiwa. Terapi ruqyah, menurut Ibnul Qayyim Al Jauziyah, merupakan salah satu metode penyembuhan untuk gangguan jiwa disebutkan di dalam beberapa hadis berikut: Di dalam Sunan Abu Dawud dengan sanad yang shahih melalui Kharijah Ibnush Shilt, dari pamannya yang menceritakan: , , , , ,

, , : . , , : , Aku datang kepada Nabi saw. dan masuk Islam, kemudian aku pulang. Aku bertemu dengan suatu kaum, di antara mereka terdapat seorang laki-laki gila dalam keadaan diikat dengan belenggu besi. Lalu keluarganya berkata, Sesungguhnya kami mendapat berita bahwa temanmu itu (Nabi saw.) telah datang dengan membawa kebaikan, apakah engkau punya sesuatu untuk mengobatinya? Aku meruqyahnya dengan bacaan Fatihatul Kitab, ternyata ia sembuh, lalu mereka (keluarga si sakit) memberikan seratus ekor kambing. Aku datang kepada Nabi saw. dan menceritakan hal itu kepadanya, lalu beliau bersabda, Apakah hanya ini (yang engkau ucapkan)? Menurut riwayat yang lain disebutkan, Apakah engkau mengucapkan selain itu? Aku menjawab, Tidak. Beliau saw. bersabda, Ambillah ternak itu. Demi umurku, sesungguhnya orang yang memakan dari hasil ruqyah batil (tidak boleh tetapi engkau memakan dari ruqyah yang benar. Selanjutnya disebutkan juga di dalam hadis riwayat Abu Dawud. Di dalam hadis tersebut Abu Dawud mengatakan bahwa dia mengetengahkannya melalui Kharijah, dari pamannya yang menceritakan: : , , : . Kami kembali (pulang) dari sisi Nabi saw., lalu kami sampai pada suatu kabilah orang Badui. Mereka berkata, Apakah kalian memiliki obat penawar, karena sesungguhnya di kalangan kami ada seorang yang gila dibelenggu dengan rantai. Lalu mereka mendatangkan orang gila tersebut dalam keadaan terbelenggu. Maka aku membacakan kepadanya Fatihatul Kitab selama tiga hari setiap pagi dan petang. Aku menghimpun ludahku, lalu kuludahkan kepadanya sehingga si gila tersebut seakan-akan baru lepas dari ikatannya (sembuh), lalu mereka memberiku upah. Tetapi aku berkata, Jangan. Mereka berkata, Tanyakanlah dahulu kepada Nabi saw. Aku bertanya kepada Nabi saw. dan beliau bersabda, Makanlah demi umurku, barang siapa yang memakan (dari hasil) ruqyah yang batil (hukumnya haram), sesunguhnya engkau makan dari ruqyah yang benar.

Terapi ruqyah untuk gangguan jiwa ini telah dipraktekkan di beberapa pesantren di Indonesia. Misalnya di Pondok Pesantren Suryalaya Tasikmalaya (Praja, 1995: 61-63), Pondok Pesantren Raudhatul Muttaqien Yogyakarta, Pondok Pesantren Al Ghafur Situbondo (Rendra, 2000: 219), Pondok Pesantren Al Islamy, Kulon Progo, Yogyakarta (Setyanto, 2005: 55-58), dan di beberapa Pondok Pesantren maupun Yayasan Islam lainnya. Secara medis terapi ruqyah dapat diterima keefektifannya dalam penymbuhan fisik maupun psikis. Terapi ruqyah merupakan salah satu terapi yang digunakan Rasulullah SAW dari beberap terapi yang lain dalam mengobati penyakit.

KESIMPULAN Dalam memanajemen stres dapat di terapi dengan berbagai cara seperti relaksasi, afirmasi, shalat, membaca al Qur'an dan lain-lain. Tetapi sebelum menerapi harus mengecek terlebih dahulu apa yang membuat orang tersebut stres, agar lebih cepat dan tepat dalam mengatasinya.

DAFTAR PUSTAKA
Agustian, Ari Ginanjar, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosional dan Spiritual ESQ Emosional Spiritual Quotient Berdasarkan Enam Rukun Iman dan Lima Rukun Islam, Jakarta, Argha, 2001. Hasan,Maimunah, al Qur'an dan Pengobatan Jiwa, Yogyakarta, Bintang Cemerlang, cet. II, 2001. http://www.moslemsourcess.com.id/NEWS/detail.php.cetIdanII=100 http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/mandiri.2002/03/3/manol.html Bishri, Hasan. 53 Penjelasan Lengkap tentang Ruqyah Terapi Gangguan Sihir dan Jin Sesuai Syariat Islam. Jakarta: Ghaib Pustaka, 2005. Damarhuda dan Imawan Mashuri. Zikir Penyembuhan ala Ustadz Haryono. Malang: Pustaka Zikir, 2005. Hawari, Dadang. Doa dan Dzikir Sebagai Pelengkap Terapi Medis. Jakarta: PT Dana Bhakti Primayasa, 1997. _______________. Dimensi Religi dalam Praktek Psikiatri dan Psikologi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2002. Rendra K(ed.). Metodologi Psikologi Islami. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000. S. Agil Husin Munawar dan Abd. Rahman Umar (trans.). Sistem Kedokteran Nabi Kesehatan dan Pengobatan menurut Petunjuk Nabi Muhammad SAW. Semarang: Penerbit Dina Utama Semarang, 1994. Saputra, Arvin (trans.). Healing Beyond the Body Penyembuhan dan Penyegaran Tubuh serta Jiwa. Batam: Interaksara, 2003. Teungku Muhammad Hasbi Ashshiddieqy. Pedoman Dzikir dan Doa. Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2002. T. Hemaya (trans.). Kata-kata Yang Menyembuhkan Kekuatan Doa dan Penyembuhan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1997. Muhanna Sofiati Utami, Psikoterapi Pendekatan Konvensional dan Kontemporer, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, cet 1, 2003, hlm. 139

***********

Anda mungkin juga menyukai