Anda di halaman 1dari 15

1.

Biologi
a. Teori ~Genetic Clock;
Teori ini menyatakan bahwa proses menua terjadi akibat adanya program jam genetik
didalam nuklei. Jam ini akan berputar dalam jangka waktu tertentu dan jika jam ini sudah
habis putarannya maka, akan menyebabkan berhentinya proses mitosis. Hal ini
ditunjukkan oleh hasil penelitian HaiIlick, (1980) dikutiI Darmojo dan Martono (1999)
dari teori itu dinyatakan adanya hubungan antara kemampuan membelah sel dalam kultur
dengan umur spesies Mutasisomatik (teori error catastrophe) hal penting lainnya yang
perlu diperhatikan dalam menganalisis Iaktor-aktor penyebab terjadinya proses menua
adalah Iaktor lingkungan yang menyebabkan terjadinya mutasi somatik. Sekarang sudah
umum diketahui bahwa radiasi dan zat kimia dapat memperpendek umur. Menurut teori
ini terjadinya mutasi yang progresiI pada DNA sel somatik, akan menyebabkan terjadinya
penurunan kemampuan Iungsional sel tersebut.
b. Teori ~Error
Salah satu hipotesis yang yang berhubungan dengan mutasi sel somatik adalah hipotesis
'Error Castastrophe (Darmojo dan Martono, 1999). Menurut teori tersebut menua
diakibatkan oleh menumpuknya berbagai macam kesalahan sepanjang kehidupan manusia.
Akibat kesalahan tersebut akan berakibat kesalahan metabolisme yang dapat
mengakibatkan kerusakan sel dan Iungsi sel secara perlahan.
c. Teori ~Autoimun
Proses menua dapat terjadi akibat perubahan protein pasca tranlasi yang dapat
mengakibatkan berkurangnya kemampuan sistem imun tubuh mengenali dirinya sendiri
(Self recognition). Jika mutasi somatik menyebabkan terjadinya kelainan pada permukaan
sel, maka hal ini akan mengakibatkan sistem imun tubuh menganggap sel yang mengalami
perubahan tersebut sebagai sel asing dan menghancurkannya Goldstein(1989) dikutip dari
Azis (1994). Hal ini dibuktikan dengan makin bertambahnya prevalensi auto antibodi pada
lansia (Brocklehurst,1987 dikutiI dari Darmojo dan Martono, 1999). Dipihak lain sistem
imun tubuh sendiri daya pertahanannya mengalami penurunan pada proses menua, daya
serangnya terhadap antigen menjadi menurun, sehingga sel-sel patologis meningkat sesuai
dengan menigkatnya umur (Suhana,1994 dikutiI dari Nuryati, 1994)
/. Teori ~Free Ra/ical
Penuaan dapat terjadi akibat interaksi dari komponen radikal bebas dalam tubuh manusia.
Radikal bebas dapat berupa : superoksida (O2), Radikal Hidroksil (OH) dan Peroksida
Hidrogen (H2O2). Radikal bebas sangat merusak karena sangat reaktiI , sehingga dapat
bereaksi dengan DNA, protein, dan asam lemak tak jenuh. Menurut Oen (1993) yang
dikutiI dari Darmojo dan Martono (1999) menyatakan bahwa makin tua umur makin
banyak terbentuk radikal bebas, sehingga poses pengrusakan terus terjadi , kerusakan
organel sel makin banyak akhirnya sel mati.
e. Wear &Tear Teori
Kelebihan usaha dan stress menyebaban sel tubuh rusak.
f. Teori kolagen
Peningkatan jumlah kolagen dalam jaringan menyebabkan kecepatan kerusakan jaringan
dan melambatnya perbaikan sel jaringan.
2. 1eori Sosiologi
a. Activity theory, ketuaan akan menyebabkan penurunan jumlah kegiatan secara langsung.
b. Teori kontinuitas, adanya suatu kepribadian berlanjut yang menyebabkan adanya suatu
pola prilaku yang meningkatkan stress.
c. Disengagement Theory, putusnya hubungan dengan dunia luar seperti hubungan dengan
masyarakat, hubungan dengan individu lain.
/. Teori StratiIikasi usia, karena orang yang digolongkan dalam usia tua akan mempercepat
proses penuaan.
. 1eori Psikologis
a. Teori kebutuhan manusia dari Maslow, orang yang bisa mencapai aktualisasi menurut
penelitian 5 dan tidak semua orang bisa mencapai kebutuhan yang sempurna.
b. Teori Jung, terdapat tingkatan-tingkatan hidup yang mempunyai tugas dalam
perkembangan kehidupan.
c. Course oI Human LiIe Theory, Seseorang dalam hubungan dengan lingkungan ada tingkat
maksimumnya.
d. Development Task Theory, Tiap tingkat kehidupan mempunyai tugas perkembangan
sesuai dengan usianya.
4. Konsep Model Florence Aightingle
Inti konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam kontek lingkungan secara
keseluruhan, terdiri dari lingkungan Iisik, lingkungan psikologis dan lingkungan sosial.
a. Lingkungan fisik (physical enviroment)
Merupakan lingkungan dasar/alami yan berhubungan dengan ventilasi dan udara.
Faktor tersebut mempunyai eIek terhadap lingkungan Iisik yang bersih yang selalu
akan mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas dari
debu, asap, bau-bauan.Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara
bersih, tidak lembab, bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa
sehingga memudahkan perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Luas,
tinggi penempatan tempat tidur harus memberikan memberikan keleluasaan pasien
untuk beraktiIitas. Tempat tidur harus mendapatkan penerangan yang cukup, jauh
dari kebisingan dan bau limbah. Posisi pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian
rupa supaya mendapat ventilasi.
b. Lingkungan psikologi (psychologi enviroment)
F. Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatiI dapat menyebabkan
stress Isiik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan
kepada pasien menjaga rangsangan Iisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan
yang menarik dan aktivitas manual dapat merangsang semua Iaktor untuk membantu
pasien dalam mempertahankan emosinya.
Komunikasi dengan pasien dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara
menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru atau terputus-putus.
Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya
dilakukan dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan
pasien atau jauh dari pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan yang
terlalu muluk, menasehati yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya. Selain itu
membicarkan kondisi-kondisi lingkungan dimana dia berada atau cerita hal-hal yang
menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat memberikan rasa nyaman.
c. Lingkungan sosial (social environment)
Observasi dari lingkungan sosial terutama huhbungan yang spesiIik,
kumpulan data-data yang spesiIik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat
penting untuk pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap perawat harus
menggunakan kemampuan observasi dalam hubungan dengan kasus-kasus secara
spesiIik lebih dari sekedar data-data yang ditunjukkan pasien pada umumnya.
Seperti juga hubungan komuniti dengan lingkungan sosial dugaannya selalu
dibicarakan dalam hubungnya individu pasien yaitu lingkungan pasien secara
menyeluruh tidak hanya meliputi lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit
tetapi juga keseluruhan komunitas yang berpengaruh terhadap lingkungan secara
khusus.
/. Hubungan teori Florence Nightingale /engan beberapa konsep
Hubungan teori Florence Nightingale dengan konsep keperawatan :
1) Individu / manusia
Memiliki kemampuan besar untuk perbaikan kondisinya dalam menghadapi
penyakit.
2) Keperawatan
Bertujuan membawa / mengantar individu pada kondisi terbaik untuk dapat
melakukan kegiatan melalui upaya dasar untuk mempengaruhi lingkungan.
3) Sehat / sakit
Fokus pada perbaikan untuk sehat.
4) Masyarakaat / lingkungan
Melibatkan kondisi eksternal yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan
individu, Iokus pada ventilasi, suhu, bau, suara dan cahaya.
e. Hubungan teori Florence Nightingale /engan proses keperawatan
1) Pengkajian / pengumpulan data
Data pengkajian Florence N lebih menitik beratkan pada kondisi lingkungan
(lingkungan Iisik, psikis dan sosial).
2) Analisa data
Data dikelompokkan berdasarkan lingkungan Iisik, sosial dan mental yang
berkaitan dengan kondisi klien yang berhubungan dengan lingkungan
keseluruhan.
3) Masalah
DiIokuskan pada hubungan individu dengan lingkungan misalnya :
Kurangnya inIormasi tentang kebersihan lingkungan
Ventilasi
Pembuangan sampah
Pencemaran lingkungan
Komunikasi sosial, dll
4) Diagnosa keperawatan
Berrbagai masalah klien yang berhubungan dengan lingkungan antara lain :
Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap eIektivitas asuhan.
Penyesuaian terhadap lingkungan.
Pengaruh stressor lingkungan terhadap eIektivitas asuhan.
5) Implementasi
Upaya dasar merubah / mempengaruhi lingkungan yang memungkinkan
terciptanya kondisi lingkungan yang baik yang mempengaruhi kehidupan,
perrtumbuhan dan perkembangan individu.
6) Evaluasi
Mengobservasi dampak perubahan lingkungan terhadap kesehatan individu.
f. Hubungan teori Florence Nightingale /engan teori-teori lain :
1) Teori adaptasi
Adaptasi menunjukkan penyesuaian diri terhadap kekuatan yang melawannya.
Kekuatan dipandang dalam konteks lingkungan menyeluruh yang ada pada
dirinya sendiri. Berrhasil tidaknya respon adapatsi seseorang dapat dilihat
dengan tinjauan lingkungan yang dijelaskan Florence N.
Kemampuan diri sendiri yang alami dapat bertindak sebagai pengaruh dari
lingkungannya berperanpenting pada setiap individu dalam berespon adaptiI
atau mal adaptiI.
2) Teori kebutuhan
Menurut Maslow pada dasarnya mengakui pada penekanan teori Florence N,
sebagai contoh kebutuhan oksigen dapat dipandang sebagai udara segar,
ventilasi dan kebutuhan lingkungan yang aman berhubungan dengan saluran
yang baik dan air yang bersih.
Teori kebutuhan menekankan bagaimana hubungan kebutuhan yang
berhubungan dengan kemampuan manusia dalam mempertahankan hidupnya.
3) Teori stress
Stress meliputi suatu ancaman atau suatu perubahan dalam lingkungan, yang
harus ditangani. Stress dapat positip atau negatip tergantung pada hasil akhir.
Stress dapat mendorong individu untuk mengambil tindakan positip dalam
mencapai keinginan atau kebutuhan.
Stress juga dapat menyebabkan kelelahan jika stress begitu kuat sehingga
individu tidak dapat mengatasi. Florence N, menekankan penempatan pasien
dalam lingkungan yang optimum sehingga akan menimumkan eIek stressor,
misalnya tempat yang gaduh, membangunkan pasien dengan tiba-tiba,
,semuanya itu dipandang sebagai suatu stressor yang negatiI. Jumlah dan
lamanya stressor juga mempunyai pengaruh kuat pada kemampuan koping
individu.
. Teori Kejiwaan sosial
a) AktiIitas atau kegiatan ( activity theory )
- Ketentuan akan meningkatnya pada penurunan jumlah secara langsung. Teri ini
menyatakan bahwa lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktiI dan ikut
dalam banyak kegiatan sosial
- Ukuran optimum ( pola hidup ) dilanjutkan pada cara hidup dari lanjut usia
- Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar tetap stabil dari
usia pertengahan ke lanjut usia
b) Kepribadian berlanjut ( continuity theory )
Dasar kepribadian aatau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Teori ini
merupakan gabungan dari teori diatas. Pada teori ini menyatakan bahwa perubahan
yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personality
yang dimiliki.
c) Teori Pembebasan ( Disengagement theory )
Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang secara
bengangsur-angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini
mengakibatkan interksi sosial lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun
kuantitas sehingga sering terjadi kehilangan ganda ( tripel loss ), yakni 1) kehilangan
peran 2) hambatan kontak sosial 3) berkurangnya kontak komitmen
hLLp//creasofLwordpresscom/2008/03/03/prosesLer[adlnyapenuaan/

Masalah kesehatan jiwa lansia termasuk juga dalam masalah kesehatan yang dibahas pada
pasien-pasien Geriatri dan Psikogeriatri yang merupakan bagian dari Gerontologi, yaitu ilmu
yang mempelajari segala aspek dan masalah lansia, meliputi aspek Iisiologis, psikologis, sosial,
kultural, ekonomi dan lain-lain (Depkes.RI, 1992:6)
Proses menua (aging) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi Iisik,
psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Keadaan itu cenderung
berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum maupun kesehatan jiwa secara khusus
pada lansia.
Geriatri adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari masalah kesehatan pada lansia yang
menyangkut aspek promotoI, preventiI, kuratiI dan rehabilitatiI serta psikososial yang menyertai
kehidupan lansia. Sementara Psikogeriatri adalah cabang ilmu kedokteran jiwa yang mempelajari
masalah kesehatan jiwa pada lansia yang menyangkut aspek promotoI, preventiI, kuratiI dan
rehabilitatiI serta psikososial yang menyertai kehidupan lansia.
Ada 4 ciri yang dapat dikategorikan sebagai pasien Geriatri dan Psikogeriatri, yaitu :
Keterbatasan Iungsi tubuh yang berhubungan dengan makin meningkatnya usia
Adanya akumulasi dari penyakit-penyakit degeneratiI
Lanjut usia secara psikososial yang dinyatakan krisis bila : a) Ketergantungan pada orang lain
(sangat memerlukan pelayanan orang lain), b) Mengisolasi diri atau menarik diri dari kegiatan
kemasyarakatan karena berbagai sebab, diantaranya setelah menajalani masa pensiun, setelah
sakit cukup berat dan lama, setelah kematian pasangan hidup dan lain-lain.
Hal-hal yang dapat menimbulkan gangguan keseimbangan (homeostasis) sehingga membawa
lansia kearah kerusakan / kemerosotan (deteriorisasi) yang progresiI terutama aspek psikologis
yang mendadak, misalnya bingung, panik, depresiI, apatis dsb. Hal itu biasanya bersumber dari
munculnya stressor psikososial yang paling berat, misalnya kematian pasangan hidup, kematian
sanak keluarga dekat, terpaksa berurusan dengan penegak hukum, atau trauma psikis.
Ada beberapa Iaktor yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan jiwa lansia. Faktor-Iaktor
tersebut hendaklah disikapi secara bijak sehingga para lansia dapat menikmati hari tua mereka
dengan bahagia. Adapun beberapa Iaktor yang dihadapi para lansia yang sangat mempengaruhi
kesehatan jiwa mereka adalah sebagai berikut:
1. Penurunan Kondisi Fisik
Setelah orang memasuki masa lansia umumnya mulai dihinggapi adanya kondisi Iisik yang
bersiIat patologis berganda (multiple pathology), misalnya tenaga berkurang, enerji menurun,
kulit makin keriput, gigi makin rontok, tulang makin rapuh, dsb. Secara umum kondisi Iisik
seseorang yang sudah memasuki masa lansia mengalami penurunan secara berlipat ganda. Hal
ini semua dapat menimbulkan gangguan atau kelainan Iungsi Iisik, psikologik maupun sosial,
yang selanjutnya dapat menyebabkan suatu keadaan ketergantungan kepada orang lain. Dalam
kehidupan lansia agar dapat tetap menjaga kondisi Iisik yang sehat, maka perlu menyelaraskan
kebutuhan-kebutuhan Iisik dengan kondisi psikologik maupun sosial, sehingga mau tidak mau
harus ada usaha untuk mengurangi kegiatan yang bersiIat memIorsir Iisiknya. Seorang lansia
harus mampu mengatur cara hidupnya dengan baik, misalnya makan, tidur, istirahat dan bekerja
secara seimbang.
2. Penurunan Fungsi dan Potensi Seksual
Penurunan Iungsi dan potensi seksual pada lanjut usia sering kali berhubungan dengan berbagai
gangguan Iisik seperti :
1. Gangguan jantung
2. Gangguan metabolisme, misal diabetes millitus
3. Vaginitis
4. Baru selesai operasi : misalnya prostatektomi
5. Kekurangan gizi, karena pencernaan kurang sempurna atau naIsu makan sangat kurang
6. Penggunaan obat-obat tertentu, seperti antihipertensi, golongan steroid, tranquilizer, serta
7. Faktor psikologis yang menyertai lansia antara lain :
Rasa prejudice atau malu bila mempertahankan kehidupan seksual pada lansia
Sikap keluarga dan masyarakat yang kurang menunjang serta diperkuat oleh tradisi dan budaya
Kelelahan atau kebosanan karena kurang variasi dalam kehidupannya
Pasangan hidup telah meninggal
DisIungsi seksual karena perubahan hormonal atau masalah kesehatan jiwa lainnya misalnya
cemas, depresi, pikun dsb.
3. Perubahan Aspek Psikososial
Pada umumnya setelah orang memasuki lansia maka ia mengalami penurunan Iungsi kognitiI
dan psikomotor. Fungsi kognitiI meliputi proses belajar, persepsi, pemahaman, pengertian,
perhatian dan lain-lain sehingga menyebabkan reaksi dan perilaku lansia menjadi makin lambat.
Sementara Iungsi psikomotorik (konatiI) meliputi hal-hal yang berhubungan dengan dorongan
kehendak seperti gerakan, tindakan, koordinasi, yang berakibat bahwa lansia menjadi kurang
cekatan.
Dengan adanya penurunan kedua Iungsi tersebut, lansia juga mengalami perubahan aspek
psikososial yang berkaitan dengan keadaan kepribadian lansia. Beberapa perubahan tersebut
dapat dibedakan berdasarkan 5 tipe kepribadian lansia sebagai berikut:
Tipe Kepribadian KonstruktiI (Construction personalitiy), biasanya tipe ini tidak banyak
mengalami gejolak, tenang dan mantap sampai sangat tua.
Tipe Kepribadian Mandiri (Independent personality), pada tipe ini ada kecenderungan
mengalami post power sindrome, apalagi jika pada masa lansia tidak diisi dengan kegiatan yang
dapat memberikan otonomi pada dirinya
Tipe Kepribadian Tergantung (Dependent personalitiy), pada tipe ini biasanya sangat
dipengaruhi kehidupan keluarga, apabila kehidupan keluarga selalu harmonis maka pada masa
lansia tidak bergejolak, tetapi jika pasangan hidup meninggal maka pasangan yang ditinggalkan
akan menjadi merana, apalagi jika tidak segera bangkit dari kedukaannya.
Tipe Kepribadian Bermusuhan (Hostility personality), pada tipe ini setelah memasuki lansia
tetap merasa tidak puas dengan kehidupannya, banyak keinginan yang kadang-kadang tidak
diperhitungkan secara seksama sehingga menyebabkan kondisi ekonominya menjadi morat-
marit.
Tipe Kepribadian Kritik Diri (SelI Hate personalitiy), pada lansia tipe ini umumnya terlihat
sengsara, karena perilakunya sendiri sulit dibantu orang lain atau cenderung membuat susah
dirinya.
4. Perubahan yang Berkaitan Dengan Pekerjaan
Pada umumnya perubahan ini diawali ketika masa pensiun. Meskipun tujuan saint pensiun
adalah agar para lansia dapat menikmati hari tua atau jaminan hari tua, namun dalam
kenyataannya sering diartikan sebaliknya, karena pensiun sering diartikan sebagai kehilangan
penghasilan, kedudukan, jabatan, peran, kegiatan, position dan harga diri. Reaksi setelah orang
memasuki masa pensiun lebih tergantung dari model kepribadiannya seperti yang telah diuraikan
pada point tiga di atas.
5. Perubahan Dalam Peran Sosial di Masyarakat
Akibat berkurangnya Iungsi indera pendengaran, penglihatan, gerak Iisik dan sebagainya maka
muncul gangguan Iungsional atau bahkan kecacatan pada lansia. Misalnya badannya menjadi
bungkuk, pendengaran sangat berkurang, penglihatan kabur dan sebagainya sehingga sering
menimbulkan keterasingan. Hal itu sebaiknya dicegah dengan selalu mengajak mereka
melakukan aktivitas, selama yang bersangkutan masih sanggup, agar tidak merasa terasing atau
diasingkan. Karena jika keterasingan terjadi akan semakin menolak untuk berkomunikasi dengan
orang lain dan kdang-kadang terus muncul perilaku regresi seperti mudah menangis, mengurung
diri, mengumpulkan barang-barang tak berguna serta merengek-rengek dan menangis bila
ketemu orang lain sehingga perilakunya seperti anak kecil.
Dalam menghadapi berbagai permasalahan di atas pada umumnya lansia yang memiliki keluarga
bagi orang-orang kita (budaya ketimuran) masih sangat beruntung karena anggota keluarga
seperti anak, cucu, cicit, sanak saudara bahkan kerabat umumnya ikut membantu memelihara
(care) dengan penuh kesabaran dan pengorbanan. Namun bagi mereka yang tidak punya keluarga
atau sanak saudara karena hidup membujang, atau punya pasangan hidup namun tidak punya
anak dan pasangannya sudah meninggal, apalagi hidup dalam perantauan sendiri, seringkali
menjadi terlantar. Disinilah pentingnya adanya Panti Werdha sebagai tempat untuk pemeliharaan
dan perawatan bagi lansia di samping sebagai long stay rehabilitation yang tetap memelihara
kehidupan bermasyarakat. Disisi lain perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat bahwa hidup
dan kehidupan dalam lingkungan sosial Panti Werdha adalah lebih baik dari pada hidup
sendirian dalam masyarakat sebagai seorang lansia.
hLLp//wwwlenLerablrucom/2010/01/masalahkesehaLan[lwapadalan[uLuslahLm

KONSEP DASAR GERONTIK
KONSEP DASAR GERONTIK
A. Pengertian
Pengertian Gerentologi dan Geriatri
Gerentologi berasal dari kata Geros lanjut usia dan logos ilmu. Jadi gerontology adalah ilmu
yang mempelajari secara khusus mengenai Iactor-Iaktor yang menyangkut lanjut usia.
Gerontologi ~ ilmu yang mempelajari seluruh aspek menua (KOZIER, 1987)
Cabang ilmu yang mempelajari proses menua dan masalah yang mungkin terjadi pada lanjut
usia (miller, 1990)
Gerontology nursing : ilmu yang mempelajari tentang perawatan pada lansia (KOZIER, 1987)
Geriatri ~ berasal dari kata geros lanjut usia dan eatrie kesehatan/medical.
Geriatri adalah ilmu kedokteran yang mempelajari tentang penyakit pada lanjut usia.
Geriati ; cabang ilmu kedokteran (medicine) yang berIokus pada masalah kedokteran yaitu
penyakit yang timbul pada lanjut usia (black & Jacob, 1997)
Geriatric nursing : praktek perawatan yang berkaitan dengan penyakit pada proses menua
(KOZIER, 1987)

B. TUJUAN GERIATRI :
1. Mempertahankan derajat kesehatan para usila pada taraI setinggi- tingginya sehingga terhindar
dari penyakit atau gangguan.
2. Memelihara kondisi kesehatan dengan aktiIitas-aktiIitas Iisik dan mental
3. Merangsang para petugas kesehatan (dokter/perawat) untuk dapat mengenal dan menegakkan
diagnose yang tepat dan dini, bila mereka menjumpai kelainan tertentu.
4. Mencari upaya semaksimal mungkin, agar para usila yang menderita suatu penyakit masih
dapat mempertahankan kebebasan yang maksimal tanpa perlu suatu pertolongan.
5. Bila para usila sudah pada stadium terminal ilmu ini mengajarkan untuk tetap memberikan
bantuan yang simpatik dan perawatan dengan penuh pengertian (dalam akhir hidupnya
memberikan bantuan moril dan perhatian yang maksimal, sehingga kematiannya berlangsung
dengan tenang atau comIortable death).

B. Proses Menua ( Ageing Process)
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan lahan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri dan mempertahankan Iungsi normalnya sehingga tidak dapat
bertahan terhadap inIeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (CONSTANTINDIES,1994)

Menurut Undang undang no. 9 tahun 1960 tentang Pokok pokok Kesehatan pasal 8 ayat 2,
berbunyi : dalam istilah sakit termasuk cacat, kelemahan, dan lanjut usia.

C. Mitos Mitos Lanjut usia dan kenyataannya.
Menurut sheiera saul (1974)
1. Mitos kedamaian dan ketenangan
Lansia dapat santai menikmati hasil kerja dan jerih payahnya dimasa muda dan dewasanya, badai
dan bahagia goncangan kehidupan seakan akan sudah berhasil dilewati.
Kenyataannya : sering ditemui stress karena kemiskinan dan berbagai keluhan serta penderitaan
karena penyakit.
-depresi
-kekhawatiran
- paranoid
-masalah psikotik

2. Mitos konservatisme dan kemunduran
Pandangan lansia pada umumnya
a. KoservatiI
b. Tidak kreatiI
c. Menolak inovasi
d. Berorientasi kemasa silam
e. Merindukan masa lalu
I. Kembali kemasa anak-anak
g. Susah berubah
h. Keras kepala dan
i. Cerewet.
Kenyataannya: tidak semua lanjut usia bersikap dan berpikiran demikian.
3. Mitos berpenyakitan
Lansia dipandang sebagai penderitaan akibat bermacam-macam penyakit yang menyertai proses
menua. (lansia merupakan masa berpenyakitan dan kemunduran)
Kenyataan : memang proses penuaan disertai dengan menurunnya daya tahan tubuh dan
metabolism sehinga rawan terhadap penyakit.
4. Mitos senelitas
Lansia dipandang sebagai masa pikun yang disebabkan oleh kerusakan bagian otak (banyak yang
tetap sehat dan segar)
5. Mitos tidak jatuh cinta
Lansia tidak lagi jatuh cinta dan gairah kepada lawan jenis tidak ada.
Kenyataan : perasaan dan emosi setiap orang berubah sepanjang masa, perasaan cinta tidak
berhenti hanya karena menjadi lansia
6. Mitos aseksualitas
Ada pandangan bahwa lansia hub sex itu menurun, minat dorongan, gairah, dan daya seks
berkurang
Kenyataan : kehidupan seks pd lansia normal saja.
7. Mitos ketidakproduktiIan
Lansia di pandang usia tidak produktiI
Kenyataan : tidak demikian , banyak lansia yang mencapai kematangan , kemantapan dan
produktiIitasan mental dan material.

D. TEORI-TEORI PROSES MENUA
1. Teori teori biologis
a. Teori genetic dan mutasi (somatic mutatie theory)
b. Pemakaian dan rusak
c. Teory akumulasi dari produk sisa
d. Reaksi dari kekebalan sendiri (auto immune theory)
e. Teori immunologi slow virus
I. Teori stress
g. Teori radikal bebas
h. Teori rantai silang
i. Teori program

E. TEORI KEJIWAAN SOSIAL
1. Aktivitas atau kegiatan (activity theory)
2. Teori pembebasan (disenggenent theory)
3. Kepribadian berlanjut (continuity theory)

F. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETUAAN
Meliputi:
1. Hereditas
2. Nutrisi makanan
3. Status kesehatan
4. Pengalaman hidup
5. Lingkungan
6. stress
G. BATAS BATASAN LANJUT USIA
Menurut WHO (Organisasi kesehatan dunia)
Usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 -59 tahun
Lanjut usia (elderly) antara 60 -74 th
Lanjut usia tua (Old) antara 75 -90 th
Usia sangat tua (very old) diatas 90 th.

Menurut proI. Dr. Ny. Sumiati Ahmad Mohamad guru besar UGM
0-1 th masa bayi
1-6 th masa prasekolah
6-10 th masa sekolah
10-20 th masa pubertas
40-65 th masa setengah umur (prasenium)
65 th ke atas masa lanjut usia (senium).
H. PERUBAHAN PERUBAHAN YANG TERJADI PADA LANJUT USIA
1. Perubahan perubahan Iisik
a. Sel
b. Sistem persaraIan
c. Sistem pendengaran
d. Sistem penglihatan
e. Sistem kardiovaskuler
I. Sistem respirasi
2. Perubahan perubahan Mental
a. Perubahan Iisik
b. Kesehatan umum
c. Tingkat pendidikan
d. Keturunan
e. lingkungan
3. Perubahan perubahan psikososial.
a. Pension
b. Merasakan atau sadar akan kematian
c. Perubahan dalam cara hidup
d. Ekonomi akibat pemberhentian jabatan
e. Penyakit kronis dan ketidakmampuan.

hLLp//dlaryofeffaLazebaoLhblogspoLcom/2011/03/konsepdasargeronLlkhLml

KUNSEP DASAR KEPERAWATAN CERUNTIK
DISUSUN OLEH :
DIANA SAFITRI NIM.07.40.058
DWI LESTARI NIM.07.40.061
EVI KINANTI NIM.07.40.064
IIS CHOLILAH NIM.07.40.071
SONY KUSUMA WIJAYA NIM.07.40.088
TRI VITA NIM.07.40.093
PEMBIMBING : ERFANDI
PENDAHULUAN
Perkembangan IPTEK memberikan dampak positiI terhadap kesejahteraan yang terlihat dari
angka harapan hidup (AHH) yaitu:
AHH di Indonesia tahun 1971 : 46,6 tahun
tahun 1980 : 52.2 tahun
tahun 1999 : 67,5 tahun
Populasi lansia akan meningkat juga yaitu
Pada tahun 1990 jumlah penduduk 60 tahun 10 juta jiwa/5,5 dari total populasi penduduk.
Pada tahun 2020 diperkirakan meningkat 3X menjadi 29 juta jiwa/11,4 dari total populasi
penduduk (Lembaga DemograIi FE-UI-1993).
Selanjutnya :
Terdapat hasil yang mengejutkan, yaitu:
62,3 lansia di Indonesia masih berpenghasilan dari pekerjaannya sendiri
59,4 dari lansia masih berperan sebagai kepala keluarga
53 lansia masih menanggung beban kehidupan keluarga
hanya 27,5 lansia mendapat penghasilan dari anak/menantu
PENGERTIAN
Ilmu Keperawatan Gerontik : Ilmu Keperawatan Gerontik
Ilmu : pengetahuan dan sesuatu yang dapat dipelajari
Keperawatan : konsisten terhadap hasil lokakarya nasional keperawatan 1983
Gerontik : gerontologi geriatrik
Gerontologi berasal dari Geros lansia dan logos ilmu
Gerontologi adalah cabang ilmu yang membahas/menangani tentang proses penuaan/masalah
yang timbul pada orang yang berusia lanjut.
Geriatrik berasal dari kata Geros dan Eatriea. Geros lansia, Eatriea kesehatan.
Geriatrik berkaitan dengan penyakit atau kecacatan yang terjadi pada orang yang berusia lanjut.
Gerontologi keperawatan : Ilmu yang mempelajari keperawatan pada lansia
Keperawatan Gerontik : suatu bentuk pelayanan proIesional yang didasarkan pada ilmu dan
kiat/teknik keperawatan yang berbentuk bio-psiko-sosio-spritual dan kultural yang holistik,
ditujukan pada klien lanjut usia, baik sehat maupun sakit pada tingkat individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
TUJUAN GERIATRIK
Tujuan geriatrik adalah sebagai berikut :
Mempertahankan derajat kesehatan para lanjut usia ada taraI yang setinggi-tingginya, sehingga
terhindar dari penyakit atau gangguan.
Memelihara kondisi kesehatan dengan aktivitas-aktivitas Iisik dan mental.
Merangsang para petugas kesehatan (dokter, perawat) untuk dapat mengenal dan menegakkan
diagnose yang tepat dan dini, bila mereka menjumpai suatu kelainan tertentu.
Mencari upaya semaksimal mungkin, agar para lanjut usia yang menderita suatu penyakit atau
gangguan, masih dapat mempertahankan kebebasan yang maksimal tanpa perlu suatu
pertolongan (memelihara kemandirian secara maksimal).
Bila para lanjut usia sudah tidak dapat tersembuhkan dan bila mereka sudah sampai stadium
terminal, ilmu ini mengajarkan untuk tetap memberikan bantuan yang simpatik dan perawatan
dengan penuh pengertian, (dalam akhir hidupnya memberikan bantuan moril dan perhatian yang
maksimal, sehingga kematiannya berlangsung dengan tenang).
BATASAN USIA LANJUT
DEPKES RI membagi Lansia sebagai berikut:
1. kelompok menjelang usia lanjut (45 54 th) sebagai masa VIRILITAS
2. kelompok usia lanjut (55 64 th) sebagai masa PRESENIUM
3. kelompok usia lanjut (65 th ~ ) sebagai masa SENIUM
Sedangkan WHO membagi lansia menjadi 3 kategori, yaitu:
1. Usia lanjut (elderly) : 60 74 tahun
2. Usia Tua (old) : 75 89 tahun
3. Usia sangat lanjut (very old) : ~ 90 tahun
UU no.13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia :
Lansia pada seseorang berusia 60 tahun ke atas
Usia digolongkan atas 3 :
Usia biologis
Usia yang menunjuk pada jangka waktu seseorang sejak lahirnya berada dalam keadaan hidup.
Usia psikologis
Menunjukkan pada kemampuan seseorang untuk mengadakan penyesuaian-penyesuaian pada
situasi yang dihadapinya.
Usia sosial
Usia yang menunjuk pada peran-peran yang diharapkan/diberikan masyarakat kepada seseorang
sehubungan dengan usianya.
LINGKUP PERAN DAN TANGGUNGJAWAB
Fenomena yang menjadi bidang garap keperawatan gerontik adalah tidak terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia (KDM) lanjut usia sebagai akibat proses penuaan.
Lingkup askep gerontik meliputi:
1. Pencegahan terhadap ketidakmampuan akibat proses penuaan
2. Perawatan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan akibat proses penuaan
3. Pemulihan ditujukan untuk upaya mengatasi kebutuhan akibat proses penuaan
Dalam prakteknya keperawatan gerontik meliputi peran dan Iungsinya sebagai berikut:
1. Sebagai Care Giver /pemberi asuhan langsung
2. Sebagai Pendidik klien lansia
3. Sebagai Motivator
4. Sebagai Advokasi
5. Sebagai Konselor
Tanggung jawab Perawat Gerontik
1. Membantu klien lansia memperoleh kesehatan secara optimal
2. Membantu klien lansia untuk memelihara kesehatannya
3. Membantu klien lansia menerima kondisinya
4. Membantu klien lansia menghadapi ajal dengan diperlakukan secara manusiawi sampai
dengan meninggal.
SiIat Pelayanan Gerontik
1. Independent (layanan tidak tergantung pada proIesi lain/mandiri)
2. Interdependent
3. Humanistik (secara manusiawi)
4. Holistik (secara keseluruhan)
DAFTAR PUSTAKA
Setiabudhi, Tony. 1999. Panduan Gerontologi Tinjauan Dari Berbagai Aspek Menjaga
Keseimbangan Kualitas Hidup Para Lanjut Usia. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Nugroho, Wahjudi SKM. 1995. Perawatan Lanjut Usia. Jakarta : EGC
http://nursecerdas.wordpress.com/2009/01/12/keperawatan-gerontik/
http://IerryeIendi.blogspot.com/2007/11/keperawatan-gerontik.html
http://nurse.rusari.com/gerontik/konsep-dasar-keperawatan-gerontik.html
KONSEP DASAR KEPERAWATAN GERONTIK.doc
hLLp//sLlkeskabmalangwordpresscom/2009/09/23/konsepdasarkeperawaLangeronLlk/

Anda mungkin juga menyukai