Anda di halaman 1dari 77

TEORI TEORI PROSES MENUA / PENUAAN

A. Teori Biologis Proses penuaan merupakan proses secara berangsur yang mengakibatkan perubahan secara komulatif dan merupakan perubahan serta berakhir dengan kematian. Teori biologis tentang penuaan dibagi menjadi : 1. Teori Instrinsik Teori ini berati perubahan yang berkaitan dengan usia timbul akibat penyebab dalam diri sendiri. 2. Teori Ekstrinsik Teori ini menjelaskan bahwa perubahan yang terjadi diakibatkan pengaruh lingkungan. Teori lain menyatakan bahwa teori biologis dapat dibagi menjadi : 1. Teori Genetik Clock Teori tersebut menyatakan bahwa menua telah terprogram secara genetik untuk species species tertentu. Tiap species mempunyai didalam nuklei ( inti selnya )suatu jam genetik yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis dan akan menghentikan replikasi sel bila tidak diputar, jadi menurut konsep ini bila jam kita berhenti kita akan meninggal dunia, meskipun tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau penyakit akhir yang katastrofal. Konsep ini didukung kenyataan bahwa ini merupakan cara menerangkan mengapa pada beberapa species terlihat adanya perbedaan harapan hidup yang nyata. 2. Teori Mutasi Somatik ( teori error catastrophe ) Menurut teori ini faktor lingkungan yang menyebabkan mutasi somatik . sebagai contoh diketahui bahwa radiasi dan zat kimia dapat memperpendek umur sebaliknya menghindarinya dapqaat mempperpanjang umur.menurut teori ini terjadinya mutasi yang progresif pada DNA sel somatik, akan menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan fungsi sel tersebut. Sebaai salah satu hipotesis yang berhubungan dengan mutasi sel somatik adalah hipotesis error catastrope. 3. Teori Auto imun Dalam proses metabolisme tubuh , suatu saat diproduksi oleh zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut, sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit. 4. Teori Radikal Bebas Radikal bebas dapat dibentuk di alam bebas. Tidak stabilnya radikal bebas mengakibatkan oksigenasi bahan bahan organik seperti KH dan protein.radikal ini menyebabkansel sel tidak dapat beregenerasi. B. Teori Sosial Salah satu teori sosial yang berkenaan dengan proses penuaan adalah teori pembebasan ( disengagement teori ). Teori tersebut menerangkan bahwa dengan berubahnya usi seseorang secara berangsur angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lansia menurun, baik secara kualitatif maupun kuantitasnya sehingga sering terjadi kehilangan ganda yaitu :

1. kehilangan peran 2. hambatan kontak fisik 3. berkurangnya komitmen C. Teori Psikologi Teori tugas perkembangan : Menurut Hangskerst, ( 1992 ) bahwa setiap individu harus memperhatikan tugas perkembangan yang spesifik pada tiap tahap kehidupan yang akan memberikan perasaan bahagia dan sukses. Tugas perkembangan yang spesifik ini tergantung pada maturasi fisik, penghargaan kultural masyarakat dan nilai serta aspirasi individu. Tugas perkembangan pada dewasa tua meliputi penerimaan adanya penurunan kekuatan fisik dan kesehatan, penerimaan masa pensiun dan penurunan income.penerimaan adanya kematian dari pasangannya dan orang orang yang berarti bagi dirinya. Mempertahankan hubungan dengan group yang seusianya, adopsi dan adaptasi deengan peran sosial secara fleksibel dan mempertahankan kehidupan secara memuaskan.
http://indonesiannursing.com/2008/07/teori-%E2%80%93-teori-proses-menua-penuaan/

1. Biologi a. Teori Genetic Clock; Teori ini menyatakan bahwa proses menua terjadi akibat adanya program jam genetik didalam nuklei. Jam ini akan berputar dalam jangka waktu tertentu dan jika jam ini sudah habis putarannya maka, akan menyebabkan berhentinya proses mitosis. Hal ini ditunjukkan oleh hasil penelitian Haiflick, (1980) dikutif Darmojo dan Martono (1999) dari teori itu dinyatakan adanya hubungan antara kemampuan membelah sel dalam kultur dengan umur spesies Mutasisomatik (teori error catastrophe) hal penting lainnya yang perlu diperhatikan dalam menganalisis faktor-aktor penyebab terjadinya proses menua adalah faktor lingkungan yang menyebabkan terjadinya mutasi somatik. Sekarang sudah umum diketahui bahwa radiasi dan zat kimia dapat memperpendek umur. Menurut teori ini terjadinya mutasi yang progresif pada DNA sel somatik, akan menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan fungsional sel tersebut. b. Teori Error Salah satu hipotesis yang yang berhubungan dengan mutasi sel somatik adalah hipotesis Error Castastrophe (Darmojo dan Martono, 1999). Menurut teori tersebut menua diakibatkan oleh menumpuknya berbagai macam kesalahan sepanjang kehidupan manusia. Akibat kesalahan tersebut akan berakibat kesalahan metabolisme yang dapat mengakibatkan kerusakan sel dan fungsi sel secara perlahan. c. Teori Autoimun Proses menua dapat terjadi akibat perubahan protein pasca tranlasi yang dapat mengakibatkan berkurangnya kemampuan sistem imun tubuh mengenali dirinya sendiri

(Self recognition). Jika mutasi somatik menyebabkan terjadinya kelainan pada permukaan sel, maka hal ini akan mengakibatkan sistem imun tubuh menganggap sel yang mengalami perubahan tersebut sebagai sel asing dan menghancurkannya Goldstein(1989) dikutip dari Azis (1994). Hal ini dibuktikan dengan makin bertambahnya prevalensi auto antibodi pada lansia (Brocklehurst,1987 dikutif dari Darmojo dan Martono, 1999). Dipihak lain sistem imun tubuh sendiri daya pertahanannya mengalami penurunan pada proses menua, daya serangnya terhadap antigen menjadi menurun, sehingga sel-sel patologis meningkat sesuai dengan menigkatnya umur (Suhana,1994 dikutif dari Nuryati, 1994) d. Teori Free Radical Penuaan dapat terjadi akibat interaksi dari komponen radikal bebas dalam tubuh manusia. Radikal bebas dapat berupa : superoksida (O2), Radikal Hidroksil (OH) dan Peroksida Hidrogen (H2O2). Radikal bebas sangat merusak karena sangat reaktif , sehingga dapat bereaksi dengan DNA, protein, dan asam lemak tak jenuh. Menurut Oen (1993) yang dikutif dari Darmojo dan Martono (1999) menyatakan bahwa makin tua umur makin banyak terbentuk radikal bebas, sehingga poses pengrusakan terus terjadi , kerusakan organel sel makin banyak akhirnya sel mati. e. Wear &Tear Teori Kelebihan usaha dan stress menyebaban sel tubuh rusak. f. Teori kolagen Peningkatan jumlah kolagen dalam jaringan menyebabkan kecepatan kerusakan jaringan dan melambatnya perbaikan sel jaringan. 2. Teori Sosiologi a. Activity theory, ketuaan akan menyebabkan penurunan jumlah kegiatan secara langsung. b. Teori kontinuitas, adanya suatu kepribadian berlanjut yang menyebabkan adanya suatu pola prilaku yang meningkatkan stress. c. Disengagement Theory, putusnya hubungan dengan dunia luar seperti hubungan dengan masyarakat, hubungan dengan individu lain. d. Teori Stratifikasi usia, karena orang yang digolongkan dalam usia tua akan mempercepat proses penuaan. 3. Teori Psikologis a. Teori kebutuhan manusia dari Maslow, orang yang bisa mencapai aktualisasi menurut penelitian 5% dan tidak semua orang bisa mencapai kebutuhan yang sempurna.

b. Teori Jung, terdapat tingkatan-tingkatan hidup yang mempunyai tugas dalam perkembangan kehidupan. c. Course of Human Life Theory, Seseorang dalam hubungan dengan lingkungan ada tingkat maksimumnya. d. Development Task Theory, Tiap tingkat kehidupan mempunyai tugas perkembangan sesuai dengan usianya. 4. Konsep Model Florence Nightingle Inti konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam kontek lingkungan secara keseluruhan, terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan psikologis dan lingkungan sosial. a. Lingkungan fisik (physical enviroment) Merupakan lingkungan dasar/alami yan berhubungan dengan ventilasi dan udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas dari debu, asap, bau-bauan.Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak lembab, bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Luas, tinggi penempatan tempat tidur harus memberikan memberikan keleluasaan pasien untuk beraktifitas. Tempat tidur harus mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posisi pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi. b. Lingkungan psikologi (psychologi enviroment) F. Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat menyebabkan stress fsiik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang menarik dan aktivitas manual dapat merangsang semua faktor untuk membantu pasien dalam mempertahankan emosinya. Komunikasi dengan pasien dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru atau terputus-putus. Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu muluk, menasehati yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya. Selain itu membicarkan kondisi-kondisi lingkungan dimana dia berada atau cerita hal-hal yang menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat memberikan rasa nyaman. c. Lingkungan sosial (social environment)

Observasi dari lingkungan sosial terutama huhbungan yang spesifik, kumpulan data-data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan observasi dalam hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih dari sekedar data-data yang ditunjukkan pasien pada umumnya. Seperti juga hubungan komuniti dengan lingkungan sosial dugaannya selalu dibicarakan dalam hubungnya individu pasien yaitu lingkungan pasien secara menyeluruh tidak hanya meliputi lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit tetapi juga keseluruhan komunitas yang berpengaruh terhadap lingkungan secara khusus. d. Hubungan teori Florence Nightingale dengan beberapa konsep Hubungan teori Florence Nightingale dengan konsep keperawatan : 1) Individu / manusia Memiliki kemampuan besar untuk perbaikan kondisinya dalam menghadapi penyakit. 2) Keperawatan Bertujuan membawa / mengantar individu pada kondisi terbaik untuk dapat melakukan kegiatan melalui upaya dasar untuk mempengaruhi lingkungan. 3) Sehat / sakit Fokus pada perbaikan untuk sehat. 4) Masyarakaat / lingkungan Melibatkan kondisi eksternal yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan individu, fokus pada ventilasi, suhu, bau, suara dan cahaya. e. Hubungan teori Florence Nightingale dengan proses keperawatan 1) Pengkajian / pengumpulan data Data pengkajian Florence N lebih menitik beratkan pada kondisi lingkungan (lingkungan fisik, psikis dan sosial). 2) Analisa data

Data dikelompokkan berdasarkan lingkungan fisik, sosial dan mental yang berkaitan dengan kondisi klien yang berhubungan dengan lingkungan keseluruhan. 3) Masalah Difokuskan pada hubungan individu dengan lingkungan misalnya : Kurangnya informasi tentang kebersihan lingkungan Ventilasi Pembuangan sampah Pencemaran lingkungan Komunikasi sosial, dll 4) Diagnosa keperawatan Berrbagai masalah klien yang berhubungan dengan lingkungan antara lain : Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap efektivitas asuhan. Penyesuaian terhadap lingkungan. Pengaruh stressor lingkungan terhadap efektivitas asuhan. 5) Implementasi Upaya dasar merubah / mempengaruhi lingkungan yang memungkinkan terciptanya kondisi lingkungan yang baik yang mempengaruhi kehidupan, perrtumbuhan dan perkembangan individu. 6) Evaluasi Mengobservasi dampak perubahan lingkungan terhadap kesehatan individu. f. Hubungan teori Florence Nightingale dengan teori-teori lain : 1) Teori adaptasi Adaptasi menunjukkan penyesuaian diri terhadap kekuatan yang melawannya. Kekuatan dipandang dalam konteks lingkungan menyeluruh yang ada pada dirinya sendiri. Berrhasil tidaknya respon adapatsi seseorang dapat dilihat dengan tinjauan lingkungan yang dijelaskan Florence N.

Kemampuan diri sendiri yang alami dapat bertindak sebagai pengaruh dari lingkungannya berperanpenting pada setiap individu dalam berespon adaptif atau mal adaptif. 2) Teori kebutuhan Menurut Maslow pada dasarnya mengakui pada penekanan teori Florence N, sebagai contoh kebutuhan oksigen dapat dipandang sebagai udara segar, ventilasi dan kebutuhan lingkungan yang aman berhubungan dengan saluran yang baik dan air yang bersih. Teori kebutuhan menekankan bagaimana hubungan kebutuhan yang berhubungan dengan kemampuan manusia dalam mempertahankan hidupnya. 3) Teori stress Stress meliputi suatu ancaman atau suatu perubahan dalam lingkungan, yang harus ditangani. Stress dapat positip atau negatip tergantung pada hasil akhir. Stress dapat mendorong individu untuk mengambil tindakan positip dalam mencapai keinginan atau kebutuhan. Stress juga dapat menyebabkan kelelahan jika stress begitu kuat sehingga individu tidak dapat mengatasi. Florence N, menekankan penempatan pasien dalam lingkungan yang optimum sehingga akan menimumkan efek stressor, misalnya tempat yang gaduh, membangunkan pasien dengan tiba-tiba, ,semuanya itu dipandang sebagai suatu stressor yang negatif. Jumlah dan lamanya stressor juga mempunyai pengaruh kuat pada kemampuan koping individu. 5. Teori Kejiwaan sosial a) Aktifitas atau kegiatan ( activity theory ) - Ketentuan akan meningkatnya pada penurunan jumlah secara langsung. Teri ini menyatakan bahwa lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut dalam banyak kegiatan sosial - Ukuran optimum ( pola hidup ) dilanjutkan pada cara hidup dari lanjut usia - Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar tetap stabil dari usia pertengahan ke lanjut usia b) Kepribadian berlanjut ( continuity theory ) Dasar kepribadian aatau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Teori ini merupakan gabungan dari teori diatas. Pada teori ini menyatakan bahwa perubahan

yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personality yang dimiliki. c) Teori Pembebasan ( Disengagement theory ) Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang secara bengangsur-angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini mengakibatkan interksi sosial lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga sering terjadi kehilangan ganda ( tripel loss ), yakni 1) kehilangan peran 2) hambatan kontak sosial 3) berkurangnya kontak komitmen
http://creasoft.wordpress.com/2008/05/05/proses-terjadinya-penuaan/

TEORI PENUAAN
PENDAHULUAN Dahulu para ilmuan telah membuat teori tentang penuaan seperti Aristoteles dan Hipocrates yang berisi tentang suatu penurunan suhu tubuh dan cairan secara umum. Sekarang dengan seiring jaman banyak orang yang melakukan penelitian dan penemuan dengan tujuan supaya ilmu itu dapat semakin jelas, komplek dan variatif. Ahli teori telah mendeskripsikan proses biopsikososial penuaan yang kompleks. Tidak ada teori yang menjelaskan teori penuaan secara utuh. Semua teori masih dalam berbagai tahap perkembangan dan mepunyai keterbatasan. Namum perawat dapat menggunakannnya untuk memahami fenomena yang mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan klien lansia. Proses menjadi tua itu pasti akan dialami oleh setiap orang dan menjadi dewasa itu pilihan.penuaan bukan progresi yang sederhana, jadi tidak ada teori universal yang diterima yang dapat memprediksi dan menjelaskan kompleksitas lansia. Penuaan dapat dilihat dari 3 perspektif yaitu : 1. Usia biologis Berhubungan dengan kapasitas fungsi system organ 2. Usia psikologis

Berhubungan dengan kapasitas perilaku adaptasi 3. Usia social Berhubungan dengan perubahan peran dan perilaku sesuai usia manusia. Peran teori dalam memahami penuaan adalah sebagai landasan dan sudut pandang untuk melihat fakta, menjawab pertanyaan filosofi, dan dasar memberikan asuhan keperawatan pada pasien. Penuaan pada seseorang dipengaruhi oleh beberapa bagian seperti biologi, psikologi, social, fungsional dan spiritual. TEORI BIOLOGI Teori ini berfokus pada proses fisiologi dalam kehidupan seseorang dari lahir sampai meninggal. Perubahan pada tubuh dapat secara independen atau dapat dipengaruhi oleh faktor luar yang bersifat patologis. Teori biologi dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu : 1. Teori Stokastik/ Stochastic Theories Bahwa penuaan merupakan suatu kejadian yang terjadi secara acak/ random dan akumulasi setiap waktu. Teori ini terdiri dari : a) Error Theory Teori kesalahan didasarkan pada gagasan di mana kesalahan dapat terjadi di dalam rekaman sintese DNA. kesalahan ini diabadikan dan secepatnya didorong kearah sistem yang tidak berfungsi di tingkatan yang optimal. Jika proses transkripsi dari DNA terganggu maka akan mempengaruhi suatu sel dan akan terjadi penuaan yang berakibat pada kematian. b) Free Radical Theory/ teori radikal bebas Teori ini menyatakan bahwa penuaan disebabkan akumulasi kerusakan ireversibel akibat senyawa pengoksidan. Radikal bebas adalah produk metabolisme selular yang merupakan bagian molekul yang sagat reaktif. Molekul ini mempunyai muatan

ekstraselular kuat yang dapat menciptakan reaksi dengan protein, mengubah bentuk dan sifatnya ; molekul ini juga dapat bereaksi dengan lipid yang berada dalam membran sel, mempengaruhi permeabilitasnya, atau dapat berikatan dengan organel sel lainnya (Christiansen dan Grzybowsky, 1993). Proses metabolisme oksigen diperkirakan menjadi sumber radikal bebas terbesar (Hayflick, 1987), secara spesifik, oksidasi lemak, protein dan karbohidrat dalam tubuh menyebabkan formasi radikal bebas. Polutan lingkungan merupakan sumber eksternal radikal bebas. c) Cross-Linkage Theory Teori ini seperti protein yang metabolisme tidak normal sehingga banyak produksi sampah didalam sel dan kinerja jaringan tidak dapat efektif dan efisien. d) Wear and Tear Theory Teori ini mengatakan bahwa manusia diibaratkan seperti mesin. Sehingga perlu adanya perawatan. Dan penuaan merupakan hasil dari penggunaan. 2. Teori Nonstokastik/ NonStochastic Theories Proses penuaan disesuaikan menurut waktu tertentu a) Programmed Theory Pembelahan sel dibatasi oleh waktu, sehingga suatu saat tidak dapat regenerasi kembali. b) Immunity Theory Mutasi yang berulang atau perubahan protein pasca translasi, dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan system imun tubuh mengenali dirinya sendiri. Mutasi somatic menyebabkan terjadinya kelainan pada antigen permukaan sel, maka hal ini dapat menyebabkan system imun tubuh mengalami perubahan, dan dapat dianggap sebagai sel asing. Hal inilah yang menjadi dasar terjadinya peristiwa autoimun. Dilain pihak, system

imun tubuh sendiri daya pertahanannya mengalami penurunan pada proses penuaan dan daya serangnya terhadap sel kanker mengalami penurunan. TEORI PSIKOLOGI (PSYCHOLOGIC THEORIES AGING) Teori ini akan menjelaskan bagaimana seseorang berespon pada tugas perkembangannya. Pada dasarnya perkembangan seseorang akan terus berjalan meskipun orang tersebut telah menua. 1. Teori Hierarki Kebutuhan Manusia Maslow (Maslows Hierarchy of Human Needs) Dari hierarki Maslow kebutuhan dasar menusia dibagi dalam lima tingkatan dari mulai yang terendah kebutuhan fisiologi, rasa aman, kasih sayang, harga diri sampai pada yang paling tinggi yaitu aktualisasi diri. Seseorang akan memenuhi kebutuhan tersebut dari mulai tingkat yang paling rendah menuju ke tingkat yang paling tinggi. Menurut Maslow semakin tua usia individu maka individu tersebut akan mulai berusaha mencapai aktualisasi dirinya. Jika individu telah mencapai aktualisasi diri maka individu tersebut telah mencapai kedewasaan dan kematangan dengan semua sifat yang ada di dalamnya; otonomi, kreatif, independent dan hubungan interpersonal yang positif. 2. Teori Individualism Jung (Jungs Theory of Individualism) Menurut Carl Jung sifat dasar menusia terbagi menjadi dua yaitu ekstrovert dan introvert. Individu yang telah mencapai lansia dia akan cenderung introvert, dia lebih suka menyendiri seperti bernostalgia tentang masa lalunya. Menua yang sukses adalah jika dia bisa menyeimbangkan antari sisi introvertnya dengan sisi ekstrovertnya namun lebih condong kearah introvert. Dia tidak hanya senang dengan dunianya sendiri tapi juga terkadang dia ekstrovert juga melihat orang lain dan bergantung pada mereka. 3. Teori Delapan Tingkat Perkembangan Erikson (Eriksons Eight Stages of Life)

Menurut Erikson tugas perkembangan terakhir yang harus dicapai individu adalah ego integrity vs disapear. Jika individu tersebut sukses mencapai tugas ini maka dia akan berkembang menjadi individu yang arif dan bijaksana (menerima dirinya apa adanya, merasa hidup penuh arti, menjadi lansia yang bertanggung jawab dan kehidupannya berhasil). Namun jika individu tersebut gagal mencapai tahap ini maka dia akan hidup penuh dengan keputusasaan (lansia takut mati, penyesalan diri, merasakan kegetiran dan merasa terlambat untuk memperbaiki diri). 4. Optimalisasi Compensation) Menurut teori ini, kompensasi terhadap penurunan tubuh ada 3 elemen yaitu: a. Seleksi. Adanya penurunan dari fungsi tubuh karena proses penuaan maka mau tidak mau harus ada peningkatan pembatasan terhadap aktivitas sehari-hari. b. Optimalisasi. Lansia tetap menoptimalkan kemampuan yang masih dia punya guna meningkatkan kehidupannya. c. Kompensasi. Aktivitas-aktivitas yang sudah tidak dapat dijalakan arena proses penuaan diganti dengan aktifitas-aktifitas lain yang mungkin bisa dilakukan dan bermanfaat bagi alnsia. Selektif dengan Kompensasi (Selective Optimization with

TEORI KULTURAL Ahli antropologi menjelaskan bahwa tempat kelahiran seseorang berpengaruh pada budaya yang dianut oleh seseorang. Hal ini juga dipercaya bahwa kaum tua tidak dapat mengabaikan sosial budaya mereka. Jika hal ini benar maka status tua dalam perbedaan sosial dapat dijelaskan oleh sejarah kepercayaan dan tradisi.

Blakemore dan Boneham yang melakukan penelitian pada kelompok tua di Asia dan Afro Caribbean menjelaskan bahwa kaum tua merupakan komunitas yang minoritas yang dapat menjamin keutuhan etnik, ras dan budaya. Sedangkan Salmon menjelaskan tentang konsep Double Jeoparoly yang digunakan untuk karakteristik pada penuaan. Penelitian umum pada kelompok Afrika Amerika dan Mexican American yaitu jika budaya membantu umtuk menjelaskan karakteristik penuaan, maka hal ini merupakan tuntutan untuk dapat digunakan dalam pemeriksaan lebih lanjut. Budaya adalah attitude, perasaan, nilai , dan kepercayaan yang terdapat pada suatu daerah atau yang dianut oleh sekelompok orang kaum tua , yang merupakan kelompok minoritas yang memiliki kekuatan atau pengaruh pada nilai budaya.Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa budaya yang dimiliki seseorang sejak lahir akan tetap dipertahankan sampai tua. Bahkan mempengaruhi orang orang disekitaryauntuk mengikuti budaya tersebut sehingga tercipta kelestarian budaya. TEORI SPIRITUAL Pada dasarnya, ketika seseorang menjadi tua akan menjadi : 1. Menjauhkan diri dari hawa nafsu duniawi 2. Melaksanakan amanah agama yang dianut, dengan berdoa demi kententraman hidup pribadi dan orang lain 3. Menuju penyempurnaan diri dan mengarah pada pencerahan atau pemenuhan diri untuk dapat mengarah pada kemanunggalan dengan Illahi Melalui pengalaman hidup, setiap orang akan berupaya menjadi lebih arif dan akan mengembangkan dirinya ke labih yang berarti : melalui prestasi yang diraihnya di kala muda, seseorang akan berupaya meraih nilai-nilai luhur di hari tua khususnya keserasian hidup dengan lingkungannnya.

Kegiatan-kegiatan yang bisa dilakukan oleh usia lanjut sebagai upaya dalam meniti dan meningkatkan taraf kehidupan spiritual yang baik antara lain : 1. Mendalami kitab suci sesuai agama masing-masing supaya kekurangan dan kesalahan yang sudah dilakukan dapat diperbaiki 2. Melakukan latihan meditasi 3. Berdoa untuk menjalin hubungan yang lebih dalam dengan Tuhan YME, dengan berani dan terbuka mengakui kesalahan dan melakukan pertaubatan 4. Kotemplasi, pelibatan diri dalam kondisi dan situasi yang sesuai dengan kitab suci dan diaplikasikan dalam kehidupan masa kini Kegiatan-kegiatan di atas tersebut menyiapkan usia lanjut untuk kembali secara sempurna dan utuh ke pangkuan Illahi. DAFTAR PUSTAKA Perry, Potter.2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, Praktik. Edisi 4. Jakarta . EGC. Setiabudi, Toni.dkk.1999. Panduan Gerontologi Tinjauan Dari Berbagai Aspek Menjaga Keseimbangan Kualitas Hidup Para Lanjut Usia. Jakarta : Gramedia. Setiati, Siti. Dkk. 2000. Pedoman Pengelolaan Kesehatan Pasien Geriatric Untuk Dokter Dan Perawat. Pusat informasi dan penerbitan bagian ilmu penyakit dalam. Jakarta : FK UI. Tjokronegoro, Arjatmo. Dkk. 1999. Buku Ajar Geriatric Ilmu Kesehatan Lanjut Usia. Jakarta : FK UI. Hardywinoto, setiabudi tony. 1999. Panduan Gerontology Tinjauan Dari Berbagai Aspek. PT. persada utamatirta lestari : Jakarta. Carol A, Miller. 1999. Nursing Care Of Older Adult. Lippincott : Philadelphia.

http://keperawatan-gun.blogspot.com/2007/07/teori-penuaan.html

Proses menua
Penuaan adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan. Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memeperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantindes, 1994) Proses menua bukan merupakan suatu penyakit, melainkan suatu masa atau tahap hidup manusia, yaitu; bayi, kanak-kanak, dewasa, tua, dan lanjut usia. Orang mati bukan karena lanjut usia tetapi karena suatu penyakit, atau juga suatu kecacatan. Akan tetapi proses menua dapat menyebabkan berkurangnya daya tahan tubuh dalam nenghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. Walaupun demikian, memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum lanjut usia. Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia dewasa. Misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan saraf, dan jaringan lain sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit. Sebenarnya tidak ada batas yang tegas, pada usia berapa penampilan seseorang mulai menurun. Pada setiap orang, fungsi fisiologis alat tubuhnya sangat berbeda, baik dalam hal pencapain puncak maupun menurunnya TEORI-TEORI PROSES MENUA 1. TEORI BIOLOGI 1. TEORI SELULER Kemampuan sel hanya dapat membelah dalam jumlah tertentu dan kebanyakan sel-sel tubuh diprogram untuk membelah 50 kali. Jika sebuah sel pada lansia dilepas dari tubuh dan dibiakkan di laboratorium, lalu diobservasi, jumlah sel-sel yang akan membelah, jumlah sel yang akan membelah akan terlihat sedikit. (Spence & Masson dalam Waton, 1992). Hal ini akan memberikan beberapa pengertian terhadap proses penuaan biologis dan menunjukkan bahwa pembelahan sel lebih lanjut mungkin terjadi untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan, sesuai dengan berkurangnya umur. Pada beberapa sistem, seperti sistem saraf, sistem muskuloskeletal dan jantung, sel pada jaringan dan organ dalam sistem itu tidak dapat diganti jika sel tersebut dibuang karena rusak atau mati. Oleh karena itu, sistem tersebut beresiko mengalami proses penuaan dan mempunyai kemampuan yang sedikit atau tidak sama sekali untuk tumbuh dan memperbaiki diri. Ternyata sepanjang kehidupan ini, sel pada sistem ditubuh kita cenderung mangalami kerusakan dan akhirnya sel akan mati, dengan konsekuensi yang buruk karena sistem sel tidak dapat diganti. 1. 1. TEORI GENETIK CLOCK

Menurut teori ini menua telah diprogram secara genetik untuk species-species tertentu. Tiap species mempunyai didalam nuclei (inti selnya) suatu jam genetik yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis dan menghentikan replikasi sel bila tidak berputar, jadi menurut konsep ini bila jam kita berhenti kita akan meninggal dunia, meskipun tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau penyakit akhir yang katastrofal. Konsep genetik clock didukung oleh kenyataan bahwa ini merupakan cara menerangkan mengapa pada beberapa species terlihat adanya perbedaan harapan hidup yang nyata. (misalnya manusia; 116 tahun, beruang; 47 tahun, kucing 40 tahun, anjing 27 tahun, sapi 20 tahun) Secara teoritis dapat dimungkinkan memutar jam ini lagi meski hanya untuk beberapa waktu dengan pangaruh-pengaruh dari luar, berupa peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit atau tindakan-tindakan tertentu. Usia harapan hidup tertinggi di dunia terdapat dijepang yaitu pria76 tahun dan wanita 82 tahun (WHO, 1995) Pengontrolan genetik umur rupanya dikontrol dalam tingkat seluler, mengenai hal ini Hayflck (1980) melakukan penelitian melalaui kultur sel ini vitro yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara kamampuan membelah sel dalam kultur dengan umur spesies. Untuk membuktikan apakan yang mengontrol replikasi tersebut nukleus atau sitoplasma, maka dilakukan trasplantasi silang dari nukleus. Dari hasil penelitian tersebut jelas bahwa nukleuslah yang menentukan jumla replikasi, kemudian menua, dan mati, bukan sitoplasmanya (Suhana, 1994) 1. 1. SINTESIS PROTEIN (kolagen dan elastin) Jaringan seperti kulit dan kartilago kehilangan elastisitasnya pada lansia. Proses kehilangan elastisitas ini dihubungkan dengan adanya perubahan kimia pada komponen perotein dalam jaringan tersebut. Pada lansia beberapa protein (kolagen dan kartilago, dan elastin pada kulit) dibuat oleh tubuh dengan bentuk dan struktrur yang berbeda dari protein yang lebih muda. Contohnya banyak kolagen pada kartilago dan elastin pada klulit yang kehilangan fleksibilitasnya serta menjadi lebih tebal, seiring dengan bertambahnya usia. (Tortora & anagnostakos, 1990) hal ini dapat lebih mudah dihubungkan dengan perubahan permukaan kulit yang kehilangan elastisitasnya dan cenderung berkerut, juga terjadinya penurunan mobilitas dan kecepatan pada sistem muskuloskeletal. 1. 1. KERACUNAN OKSIGEN Teori tentang adanya sejumlah penurunan kemampuan sel didalam tubuh untuk mempertahankan diri dari oksigen yang mengandung zat racun dengan kadar yang tinggi, tanpa mekanisme pertahan diri tertentu.

Ketidak mampuan mempertahankan diri dari toksik tersebut membuat struktur membran sel mangalami perubahan dari rigid, serta terjadi kesalahan genetik. (Tortora & anagnostakos, 1990) Membran sel tersebut merupakan alat untuk memfasilitasi sel dalam berkomunikasi dengan lingkungannya yang juga mengontrol proses pengambilan nutrien dengan proses ekskresi zat toksik didalam tubuh. Fungsi komponen protein pada membran sel yang sangat penting bagi proses diatas, dipengaruhi oleh rigiditas membran tersebut. Konsekuensi dari kesalahan genetik adalah adanya penurunan reproduksi sel oleh mitosis yang mengakibatkan jumlah sel anak di semua jaringan dan organ berkurang. Hal ini akan menyebabkan peningkatan kerusakan sistem tubuh. 1. 1. SISTEM IMUN Kemampuan sistem imun mengalami kemunduran pada masa penuaan. Walaupun demikian, kemunduran kamampuan sistem yang terdiri dari sistem limfatik dan khususnya sel darah putih, juga merupakan faktor yang berkontribusi dalam proses penuaan. Mutasi yang berulang atau perubahan protein pasca translasi, dapat menyebabkan berkurangnya kamampuan sistem imun tubuh mengenali dirinya sendiri (self recognition). Jika mutasi somatik menyebabkan terjadinya kelainan pada antigen permukaan sel, maka hal ini akan dapat menyebabkan sistem imun tubuh menganggap sel yang megalami perubahan tersebut sebagi sel asing dan menghancurkannya. Perubahan inilah yang menjadi dasar terjadinya peristiwa autoimun (Goldstein, 1989) Hasilnya dapat pula berupa reaksi antigen antibody yang luas mengenai jaringan-jaringan beraneka ragam, efek menua jadi akan menyebabkan reaksi histoinkomtabilitas pada banyak jaringan. Salah satu bukti yang ditemukan ialah bertambahnya prevalensi auto antibodi bermacam-macam pada orang lanjut usia (Brocklehurst, 1987) Disisi lain sistem imun tubuh sendiri daya pertahanannya mengalami penurunan pada proses menua, daya serangnya terhadap sel kanker menjadi menurun, sehingga sel kanker leluasa membelah-belah. Inilah yang menyebabkan kanker yang meningkat sesuai dengan meningkatnya umur (Suhana, 1994) Teori atau kombinasi teori apapun untuk penuaan biologis dan hasil akhir penuaan, dalam pengertian biologis yang murni adalah benar. Terdapat perubahan yang progresif dalam kemampuan tubuh untuk merespons secara adaptif (homeostatis), untuk beradaptasi terhadap stres biologis. Macam-macam stres dapat mencakup dehidrasi, hipotermi, dan proses penyakit. (kronik dan akut) 1. TEORI PSIKOLOGIS

1. TEORI PELEPASAN Teori pelepasan memberikan pandangan bahwa penyesuaian diri lansia merupakan suatu proses yang secara berangsur-angsur sengaja dilakukan oleh mereka, untuk melepaskan diri dari masyarakat. 1. 1. TEORI AKTIVITAS Teori aktivitas berpandangan bahwa walaupun lansia pasti terbebas dari aktivitas, tetapi mereka secara bertahap mengisi waktu luangnya dengan melakukan aktivitas lain sebagai kompensasi dan penyusuauian. ASPEK PSIKOLOGIS AKIBAT LANJUT USIA Aspek psikologis pada lansia tidak dapat berlangsung tampak. Salah satu pengertian yang umum tentang lansia adalah bahwa mereka mempunyai kemampuan memori dan kecerdasan mental yang kurang. Penelitian tentang kemampuan aspek kognitif dan kemampuan memori pada lansia dalam kelompok dan kemampuan mereka untuk memcahkan masalah, ternyata tidak mendukung gambaran diatas. Adalah benar bahwa banyak lansia mempunyai cara berbeda dalam memecahkan masalah, bahkan mereka dapat melakukannya dengan baik walaupun kondisinya menurun. Akan tetapi, juga terdapat bukti bahwa lansia mengalami kemunduran mental yang substansil atau luas. KEPERIBADIAN, INTELEGENSIA, DAN SIKAP Meskipon sulit untuk mendefenisikan dan mengukur keperibadian, namun upaya ini tetap dilakukan untuk mengubah sedikit pemikiran tentang lansia. Walaupun mengalami kontroversi, tes intelegensia dengan jelas memperlihatkan adanya penurunan kecerdasan pada lansia (Cockburn & Smith, 1991). Hal ini tidak diungkapkan secara signifikan dan bahkan mungkin tidak berpengaruh secara nyata terhadap kehidupan lansia. Sikapnya tentu berbeda dengan sering bertentangan dengan sikap generasi yang lebih muda. Semua kelompok lansia sering kali mempertahankan sikap yang kuat, sehingga sikapnya lebih stabil dan sedikit sulit untuk berubah. Satu hal pada lansia yang diketahui sedikit berbeda dari orang yang lebih muda yaitu sikap mereka terhadap kematian. Hal ini menunjukkan bahwa lansia cenderung tidak terlalu takut terhadap konsep dan realitas kematian. Hal ini mungkin merupakan suatu gambaran adaptif pada penuaan.

BATASAN LANJUT USIA Beberapa pendapat mengenai batasan umur lansia. MENURUT ORGANISASI KESEHATAN DUNIA Lanjut usia meliputi:

Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun. Lanjut usia (elderly) = antara 60 dan 74 tahun Lanjut usia tua (old) = antara 75 dan 90 tahun Usia sangat tua (very old) = diatas 90 tahun

MENURUT Prof. Dr. Ny. SUMIATI AHMAD MOHAMMAD Membagi periodisasi biologis perkembangan manusia sebagai berikut:

0-1 tahun = masa bayi 1-6 tahun = masa prasekolah 6-10 tahun = masa sekolah 10-20 tahun = masa pubertas 40-65 tahun = masa setengah umur (prasenium) 65 tahun keatas = masa lanjut usia ( senium)

MENURUT Dra. Ny. JOS MASDANI (psikolog UI) Lanut usia merupakan kelanjutan dari usia dewasa. Kedewasaan dapat dibagi menjadi empat bagian

Fase iuventus, antara 25 sampai 40 tahun Fase vertilitas, antara 40 sampai 50 tahun Fase prasenium, antara 55 sampai 65 tahun Fase senium, 65 tahun hingga tutup usia

MENURUT Prof. Dr. KOESMANTO SETYONEGORO Pengelompokan lanjut usia sebagai berikut;

Usia dewasa muda (elderly adulhood), 18 atau 29-25 tahun. Usia dewasa penuh (middle years) atau maturitas, 25-60 tahun atau 65 tahun Lanjut usia (geriatric age) lebih dari 65 tahun atau 70 tahun
o o o

70-75 tahun (yaoung old) 75-80 tahun (old) Lebih dari 80 (very old)

MENURUT UU No. 4 Tahun 1965 Dalam pasal 1 dinyatakan sebagai berikut: seorang dapat dikatakan sebagai jompo atau lanjut usia setelah yang bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak mempunyai

atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain (sekarang tidak relevan lagi) MENURUT UU No. 13/Th.1998 tentang kesejahteraan lanjut usia yang berbunyi sebagai berikut; BAB 1 Pasal 1 Ayat 2 yang berbunyi: Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 (enam puluh) tahun keatas. Birren and Jenner (1997) membedakan usia menjadi tiga;

Usia biologis; Yang menunjuk kepada jangka waktu seseorang sejak lahirnya berada dalam keadaan hidup dan mati

Usia psikologis Yang menunjuk pada kemampuan seseorang untuk mengadakan penyesuaianpenyesuaian kepada situasi yang dihadapinya.

Usia sosial Yang menunjuk kepada peran-peran yang diharapkan atau diberikan masyarakat kepada seseorang sebungan dengan usianya.

PERUBAHAN-PERUBAHAN YANG TERJADI PADA LANJUT USIA Perubahan-perubahan fisik 1. Sel 1. Lebih sedikit jumlahnya 2. Lebih besar ukurannya 3. Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraseluler 4. Menurunnya proporsi protein di otak, otot, darah, dan hati. 5. Jumlah sel otak menurun. 6. Terganggunya mekanisme perbaikan sel 7. Otak menjadi atrofi, beratnya berkurang 5-10% 2. Sistem persarafan 1. Berat otak menurun 10-20% (setiap orang berkurang sel otaknya dalam setiap harinya) 2. Cepatnyan menurun hubungan persarafan

3. Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stres. 4. Mengecilnya saraf panca indra. Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya saraf pencium dan perasa, lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya dengan ketahanan terhadap dingin. 5. Kurang sensitif terhadap sentuhan 3. Sistem pendengaran 1. Presbiakusis (gangguan pada pendengaran). Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit dimengerti katakata, 50% terjadi pada usia diatas 60 tahun 2. Membran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis. 3. Terjadi pengumpulan serumen dapat mengeras karena menginkatnya keratin. 4. Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa/stres. 4. Sistem penglihatan 1. Sfingter pupil timbul skelerosis dan hilangnya tespon terhadap sinar. 2. Kornea lebih berbentuk sferis (bola) 3. Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi katarak, jelas menyebabkan gangguan penglihatan. 4. Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, dan susah melihat dalam cahaya gelap 5. Hilangny daya akomodasi 6. Menurunnya lapangan pandang; berkurang luas pandangannya. 7. Berkurangnya daya membedakan warna biru atau hijau pada skala. 5. Sistem kardiovaskuler 1. Elastisitas dinding aorta menurun 2. Katup jantung menebal dan menjadi kaku 3. Kemampuan jantung untuk memompa menurun 1% setiap tahun sesudah berumut 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya. 4. Kehilangan elatisitas pembuluh darah; kurang efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenisasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk (duduk ke berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg (menyebabkan pusing mendadak)

5. Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari pembuluh darah perifer; sistolis normal 170 mmHg, diastolis normal 90 mmHg. 6. Sistem pengtaturan temperatur tubuh Pada sistem pengaturan suhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu termostat, yaitu menetapkan suatu suhu tertntu, kemunduran terjadi sebagai faktor yang mempengaruhinya. Yang sering ditemui antara lain; 1. 1. Temperatur tubuh menurun (hipotermia) secara fisiologik 35o ini akibat metabolisme yang menurun 2. Keterbatasan refleks menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot. 2. Sistem respirasi 1. Otot-otot pernapasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku 2. Menurunnya aktivitas dari silia 3. Paru-paru kehilangan aktivitas; kapasitas residu meningkat, menarik nafas menjadi berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun, dan kedalaman bernafas menurun 4. Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang 5. O2 pada arteri menurun menjadi 75 mmHg. 6. CO2 pada arteri tidak berganti 7. Kemampuan untuk batuk berkurang 8. Kemampuan pegas, dinding, dada, dan kekuatan otot pernapasan akan menurun seiring degan bertambahnya usia. 3. Sistem gastrointestinal 1. Kehilangan gigi; penyebab utama adalah Periodental disease yang bisa terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk. 2. Indera pengecap menurun; adanya iritasi yang kronis, dari selaput lendir, atropi indera pengecap (80%), hilangnya sensitifitas dari saraf pengecap di lidah terutama rasa tentang rasa asin, asam, dan pahit. 3. Eofagus melebar 4. Lambung, rasa lapar menurun (sensitifitas lapar menurun), asam labung menurun, waktu mengosongkan menurun. 5. Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi 6. Fungsi absobsi melemah (daya absobsi terganggu)

7. Liver (hati) makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan, berkurangnya aliran darah. 4. Sistem reproduksi 1. Menciutnya ovari dan uterus 2. Atrofi payudara 3. Pada laku-laki testis masih dapat memproduksi spermatosoa, meskipun adanya penurunan secara beransur-ansur 4. Dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70 tahun (asal kondisi keksehatan baik), yaitu;
a. b. c.

Kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut usia Hubungan seksual secara teratur membantu mempertahankan kemampuan seksual Tidak perlu cemas karena merupakan perubahan alami

5. Selaput lendir vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekresi menjadi berkurang, reaksi sifatnya menjadi alkali, dan terjadi perubahanperubahan warna. 5. Sistem genito urinaria 1. Ginjal, merupaan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh, melalui urine darah yang masuk ke ginjal, disaring oleh satuan unit terkecil dari ginjal yang disebut nefron (tepatnya di glumerulus, kemudia mengecil dan nefron menjadi atrofi. Aliran darah ke ginjal menurun sampai 50%. Fungsi tubulus berkurang akibatnya; kurang kemapuan mengkonsentrasi urine, berat jenis urine menurun, proten uria. 2. Vesika urinaria (kandung kemih); otot-ototnya menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200ml atau menyebabkan frekuensi buang air kecil meningkat. Vesika urinari susah dikosongkan sehingga meningkatkan retensi urine. 3. Pembesaran prostat kurang lebih 75% dialami oleh pria usia di atas 65 tahun 4. Atrofi vulva 6. Sistem endokrin 1. Produksi hampir semua hormon menurun 2. Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah 3. Pituitari; hormon pertumbuhan ada tetapi lebih rendah tetapi rendah dan hanya dalam pembuluh darah, berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH, LH. 4. Menurunnya aktifitas tiroid, BMR menurun. 7. Sistem kulit

1. Kulit mengerut atau keriput akibat kahilangan jaringan lemak 2. Kulit kasar dan bersisik, 3. Mekanisme proteksi kulit menurun
a. b.

Produksi serum menurun Gangguan pigmentasi kulit

4. Kulit kepala dan rambut menipis 5. Kelenjar keringat berkurang jumlahnya 8. Sistem muskuloskeletal 1. Tulang kehilangan density (cairan) dan makin rapuh 2. Kifosis 3. Discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek 4. Persendian membesar dan menjadi pendek 5. Tendon mengerut dan mengalami skelrosis 9. Perubahan mental 1. Faktor yang mempengaruhi perubahan mental
a. b. c. d. e.

Perubahan fisik, organ perasa Kesehatan umum Tingkat pendidikan Keturunan Lingkungan

2. Momory: jangka panjang (*berhari-hari yang lalu) mencakup beberapa perubahan. Kenangan jangka pendek (0-10 menit) kenangan buruk 3. Intelegency; tidak berubah dengan informasi matematik dan perkataan verbal. 4. Berkurangnya keterampilan psikomotor. 10. Perubahan psikososial
http://subhankadir.wordpress.com/2007/08/20/9/

Slide 1: POSYANDU LANSIA Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) AKPER Ngudi Waluyo By : Ahmad Kholid, S.Kep., Ns.

Slide 2: POSYANDU USIA LANJUT 1. Pengertian Poyandu lansia adalah perwujudan pelaksanaan program sebagai suatu forum komunikasi dalam bentuk peranserta masyarakat usia lanjut dalam upaya peningkatan tingkat kesehatan secara optimal. 2. Tujuan. a. Tujuan umum : Meningkatkan derajat kesehatan dan mutu pelayanan usia lanjut untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna bagi keluarga.

Slide 3: b. Tujuan kusus : Meningkatkan kesadaran pada lansia Membina kesehatan dirinya sendiri. Meningkatkan mutu kesehatan lansia. Meningkatkan pelayanan kesehatan lansia. 3. Penyelenggaraan posyandu lansia. a. Pelaksanaan kegiatan. Anggota masyarakat yang telah di latih menjadi kader kesehatan di bawah bimbingan PUSKESMAS.

Slide 4: b. Pengelola. Pengurus yang berasal dari kader PKK, tokoh masyarakat formal maupun non formal. 4. Kegiatan posyandu lansia. Promotif /upaya peningkatan kesehatan misalnya penyuluhan perilaku hidup sehat, gizi usia lanjut dalam upaya meningkatkan kesegaran jasmani dan produktifitas lansia. Preventif / upaya pencegahan penyakit Mendeteksi dini adanya penyakit dengan menggunakan KMS lansia.

Slide 5: Pengobatan / Kuratif. Rehabilitatif. Mengembalikan kepercayaan diri pada lansia. 5. Peran serta lansia Berperan aktif dalm kegiatan penyuluhan Olah raga secara teratur sesuai kemampuan. Menjalani pemeriksaaan kesehatan secara berkala. Menjalani pengobatan.

Meningkatakan upaya kemandirian dan pemenuhan kebutuhan pribadi.

SISTEM 7 MEJA POSYANDU LANSIA : SISTEM 7 MEJA POSYANDU LANSIA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Pendaftaran Pemeriksaan kesehatan Pengukuran tekanan darah, tinggi badan dan berat badan serta di catat di KMS. Penyuluhan Pengobatan Pemeriksaan gigi PMT

Slide 7: KMS Lansia http://www.authorstream.com/Presentation/kuecis77-199287-Hand-lansia-out-Education-pptpowerpoint/

Proses menua Proses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahan yang terjadi pada tubuh dan berbagai organ serta penurunan fungsi tubuh serta organ tersebut. Perubahan secara biologis ini dapat mempengaruhi status gizi pada masa tua. Antara lain :

Massa otot yang berkurang dan massa lemak yang bertambah, mengakibatkan juga jumlah cairan tubuh yang berkurang, sehingga kulit kelihatan mengerut dan kering, wajah keriput serta muncul garis-garis menetap. Oleh karena itu, pada lansia seringkali terlihat kurus. Penurunan indera penglihatan akibat katarak pada lansia sehingga dihubungkan dengan kekurangan vitamin A, vitamin C dan asam folat. Sedangkan gangguan pada indera pengecap dihubungkan dengan kekurangan kadar Zn yang juga menyebabkan menurunnya nafsu makan. Penurunan indera pendengaran terjadi karena adanya kemunduran fungsi sel syaraf pendengaran. Dengan banyaknya gigi yang sudah tanggal, mengakibatkan gangguan fungsi mengunyah yang dapat berdampak pada kurangnya asupan gizi pada usia lanjut. Penurunan mobilitas usus, menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan seperti perut kembung, nyeri yang menurunkan nafsu makan, serta susah BAB yang dapat menyebabkan wasir. Kemampuan motorik menurun, selain menyebabkan menjadi lamban, kurang aktif dan kesulitan menyuap makanan, juga dapat mengganggu aktivitas kegiatan sehari-hari.

Pada usia lanjut terjadi penurunan fungsi sel otak, yang menyebabkan penurunan daya ingat jangka pendek, melambatnya proses informasi, kesulitan berbahasa, kesulitan mengenal benda-benda, kegagalan melakukan aktivitas yang mempunyai tujuan (apraksia) dan gangguan dalam menyususn rencana, mengatur sesuatu, mengurutkan, daya abstraksi, yang dapat mengakibatkan kesulitan dalam emlakukan aktivitas seharihari yang disebut dimensia atau pikun. Gejala pertama adalah pelupa, perubahan kepribadian, penurunan kemampuan untuk pekerjaan sehari-hari dan perilaku yang berulang-ulang, dapat juga disertai delusi paranoid atau perilaku anti sosial lainnya. Akibat proses menua, kapasitas ginjal untuk mengeluarkan air dalam jumlah besar juga bekurang. Akibatnya dapat terjadi pengenceran natrium sampai dapat terjadi hiponatremia yang menimbulkan rasa lelah. Incontinentia urine (IU) adalah pengeluaran urin diluar kesadaran merupakan salah satu masalah kesehatan yang besar yang sering diabaikan pada kelompok usia lanjut, sehingga usia lanjut yang mengalami IU seringkali mengurangi minum yang dapat menyebabkan dehidrasi. Secara psikologis pada usia lanjut juga terjadi ketidakmampuan untuk mengadakan penyesuaian terhadap situasi yang dihadapinya, antara lain sindrom lepas jabatan yang mengakibatkan sedih yang berkepanjangan

Batasan usia lansia Batasan : lansia adalah mereka yang telah diatas usia 65 tahun Menurut Durmin : Young ederly (65-75 th), older ederly (75 th) Munro dkk : older ederly dibagi 2, usia 75-84 th dan 85 th M.Alwi Dahlan : usia diatas 60 th Menurut usia pensiun : usia diatas 56 th WHO : usia pertengahan(45-59), usia lanjut(60-74), usia tua(75-90), usia sangat tua(>90) Status gizi pada usia lanjut

Metabolisme basal menurun, kebutuhan kalori menurun, status gizi lansia cenderung mengalami kegemukan/obesitas Aktivitas/kegiatan fisik berkurang, kalori yang dipakai sedikit, akibatnya cenderung kegemukan/obesitas Ekonomi meningkat, konsumsi makanan menjadi berlebihan, akibatnya cenderung kegemukan/obesitas Fungsi pengecap/penciuman menurun/hilang, makan menjadi tidak enak dan nafsu makan menurun, akibatnya lansia menjadikurang gizi (kurang energi protein yang kronis) Penyakit periodontal (gigi tanggal), akibatnya kesulitan makan yang berserat (sayur, daging) dan cenderung makan makanan yang lunak (tinggi klaori), hal ini menyebabkan lansia cenderung kegemukan/obesitas

Penurunan sekresi asam lambung dan enzim pencerna makanan, hal ini mengganggu penyerapan vitamin dan mineral, akibatnya lansia menjadi defisiensi zat-zat gizi mikro Mobilitas usus menurun, mengakibatkan susah buang air besar, sehingga lansia menderita wasir yang bisa menimbulkan perdarahan dan memicu terjadinya anemia Sering menggunakan obat-obatan atau alkohol, hal ini dapat menurunkan nafsu makan yang menyebabkan kurang gizi dan hepatitis atau kanker hati Gangguan kemampuan motorik, akibatnya lansia kesulitan untuk menyiapkan makanan sendiri dan menjadi kurang gizi Kurang bersosialisasi, kesepian (perubahan psikologis), akibatnya nafsu makan menurun dan menjadi kurang gizi Pendapatan menurun (pensiun), konsumsi makanan menjadi menurun akibatnya menjadi kurang gizi Dimensia (pikun), akibatnya sering makan atau malah jadi lupa makan, yang dapat menyebabkan kegemukan atau pun kurang gizi

Kebutuhan gizi lansia Masalah gizi yang dihadapi lansia berkaitan erat dengan menurunnya aktivitas biologis tubuhnya. Konsumsi pangan yang kurang seimbang akan memperburuk kondisi lansia yang secara alami memang sudah menurun. Kalori Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan metabolisme basal pada orang-orang berusia lanjut menurun sekitar 15-20%, disebabkan berkurangnya massa otot dan aktivitas. Kalori (energi) diperoleh dari lemak 9,4 kal, karbohidrat 4 kal, dan protein 4 kal per gramnya. Bagi lansia komposisi energi sebaiknya 20-25% berasal dari protein, 20% dari lemak, dan sisanya dari karbohidrat. Kebutuhan kalori untuk lansia laki-laki sebanyak 1960 kal, sedangkan untuk lansia wanita 1700 kal. Bila jumlah kalori yang dikonsumsi berlebihan, maka sebagian energi akan disimpan berupa lemak, sehingga akan timbul obesitas. Sebaliknya, bila terlalu sedikit, maka cadangan energi tubuh akan digunakan, sehingga tubuh akan menjadi kurus. Protein Untuk lebih aman, secara umum kebutuhan protein bagi orang dewasa per hari adalah 1 gram per kg berat badan. Pada lansia, masa ototnya berkurang. Tetapi ternyata kebutuhan tubuhnya akan protein tidak berkurang, bahkan harus lebih tinggi dari orang dewasa, karena pada lansia efisiensi penggunaan senyawa nitrogen (protein) oleh tubuh telah berkurang (disebabkan pencernaan dan penyerapannya kurang efisien). Beberapa penelitian merekomendasikan, untuk lansia sebaiknya konsumsi proteinnya ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi untuk orang dewasa. Sumber protein yang baik diantaranya adalah pangan hewani dan kacang-kacangan. Lemak Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kalori yang dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari 40% dari konsumsi energi) dapat

menimbulkan penyakit atherosclerosis (penyumbatan pembuluh darah ke jantung). Juga dianjurkan 20% dari konsumsi lemak tersebut adalah asam lemak tidak jenuh (PUFA = poly unsaturated faty acid). Minyak nabati merupakan sumber asam lemak tidak jenuh yang baik, sedangkan lemak hewan banyak mengandung asam lemak jenuh. Karbohidrat dan serat makanan Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah sembelit atau konstipasi (susah BAB) dan terbentuknya benjolan-benjolan pada usus. Serat makanan telah terbukti dapat menyembuhkan kesulitan tersebut. Sumber serat yang baik bagi lansia adalah sayuran, buahbuahan segar dan biji-bijian utuh. Manula tidak dianjurkan mengkonsumsi suplemen serat (yang dijual secara komersial), karena dikuatirkan konsumsi seratnya terlalu banyak, yang dapat menyebabkan mineral dan zat gizi lain terserap oleh serat sehingga tidak dapat diserap tubuh. Lansia dianjurkan untuk mengurangi konsumsi gula-gula sederhana dan menggantinya dengan karbohidrat kompleks, yang berasal dari kacang-kacangan dan biji-bijian yang berfungsi sebagai sumber energi dan sumber serat. Vitamin dan mineral Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurang mengkonsumsi vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E umumnya kekurangan ini terutama disebabkan dibatasinya konsumsi makanan, khususnya buah-buahan dan sayuran, kekurangan mineral yang paling banyak diderita lansia adalah kurang mineral kalsium yang menyebabkan kerapuhan tulang dan kekurangan zat besi menyebabkan anemia. Kebutuhan vitamin dan mineral bagi lansia menjadi penting untuk membantu metabolisme zat-zat gizi yang lain. Sayuran dan buah hendaknya dikonsumsi secara teratur sebagai sumber vitamin, mineral dan serat. Air Cairan dalam bentuk air dalam minuman dan makanan sangat diperlukan tubuh untuk mengganti yang hilang (dalam bentuk keringat dan urine), membantu pencernaan makanan dan membersihkan ginjal (membantu fungsi kerja ginjal). Pada lansia dianjurkan minum lebih dari 68 gelas per hari. MENU HARIAN UNTUK LANSIA Para ahli gizi menganjurkan bahwa untuk lansia yang sehat, menu sehari-hari hendaknya :

Tidak berlebihan, tetapi cukup mengandung zat gizi sesuai dengan persyaratan kebutuhan lansia. Bervariasi jenis makanan dan cara olahnya Membatasi konsumsi lemak yang tidak kelihatan (menempel pada bahan pangan, terutama pangan hewani) Membatasi konsumsi gula dan minuman yang banyak mengandung gula Menghindari konsumsi garam yang terlalu banyak, merokok dan minuman beralkohol

Cukup banyak mengkonsumsi makanan berserat (buah-buahan, sayuran dan sereal) untuk menghindari sembelit atau konstipasi Minuman yang cukup

Susunan makanan sehari-hari untuk manula hendaknya tidak terlalu banyak menyimpang dari kebiasaan makanan, serta disesuaikan dengan keadaan psikologisnya. Pola makan disesuaikan dengan kecukupan gizi yang dianjurkan dan menu makanannya disesuaikan dengan ketersediaan dan kebiasaan makan tiap daerah. Menu makanan manula dalam sehari dapat disusun berdasarkan konsep 4 sehat 5 sempuna atau Konsep gizi seimbang, sebagai contoh Kelompok makanan pokok (utama) : nasi (1 porsi= 200 gram) Kelompok lauk pauk : daging (1 potong= 50 gram), tahu (1 potong = 25 gr) Kelompok sayuran : bayam (1 mangkok = 1001 gr) Kelompok buah-buahan : pepaya (1 potong = 100 gr) dan susu (1 gelas = 100 gr) Kelompok makanan jenis makanan Karbohidrat : nasi, jagung, ketan, bihun, biskuit, kentang, mie, roti, singkong, talas, ubi-ubian, pisang, nangka, makaroni Protein hewani : daging sapi, daging ayam, hati (ayam atau sapi), telur unggas, ikan, baso daging Protein nabati : kacang-kacangan, tahu, tempe, oncom Buah-buahan : pepaya, belimbing, alpukat, apel, jambu biji, jeruk, mangga, nangka, pisang, awo, sirsak, semangka Sayuran : bayam, buncis, beluntas, daun pepaya, daun singkong, katuk, kapri, kacang panjang, kecipir, sawi, wortel, selada Makanan jajanan : bika ambon, dadar gulung, getuk lindri, apem, kroket, kue putu, risoles Susu : susu kambing, susu kedelai, skim 10 Langkah agar dapat hidup lebih lama, sehat, dan berarti untuk lansia 1. Menciptakan pola makan yang baik, kemudian bersahabat dengannya Cobalah menciptakan suasana yang menyenangkan di meja makan semenarik mungkin sehingga dapat menimbulkan selera

2. Memperkuat daya tahan tubuh Makanlah makanan yang mengandung zat gizi yang mengandung zat gizi yang penting untuk kekebalan, seperti : biji-bijian utuh, sayuran berdaun hijau, makanan laut. 3. Mencegah tulang agar tidak menjadi keropos dan mengerut Santaplah makanan yang mengandung vitamin D. Pada usia diatas 60 tahun kemampuan penyerapan kalsium menurun, vitamin D membantu penyerapan kalsium dalam tubuh, contoh makanan sumber vitamin D adalah susu 4. Memastikan agar saluran pencernaan tetap sehat, aktif dan teratur Karena itu harus makan sedikitnya 20 gram makanan yang mengandung serat, seperti biji-bijian, jeruk dan sayuran yang berdaun hijau tua 5. Menyelamatkan penglihatan dan mencegah terjadinya katarak Santaplah makanan yang mengandung vitamin C, E dan B karoten (antioksidan), seperti : sayuran berwarna kuning dan hijau, jeruk sitrun dan buah lain 6. Mengurangi resiko penyakit jantung Yaitu dengan membatasi makanan berlemak yang banyak mengandung kolesterol dan natrium dan harus banyak makan makanan yang kaya vitamin B6, B12, asam folat, serat yang larut, kalsium dan aklium, seperti biji-bijian utuh, susu tanpa lemak, kacang kering daging tidak berlemak, buah, termasuk nanas dan sayuran. 7. Agar ingatan tetap baik dan sistem syaraf tetap bagus, harus banyak makan vitamin B6, B 12 dan asam folat 8. Mempertahankan berat badan ideal dengan jalan tetap aktif secara fisik, makan rendah lemak dan kaya akan karbohidrat kompleks 9. Menjaga agar nafsu makan tetap baik dan otot tetap lentur Dengan jalan melakukan olah raga aerobik (berjalan atau berenang). Olah raga dilakukan menurut porsi masing-masing usia serta tingkat kebugaran setiap orang. 10. Tetaplah berlatih Kecukupan gizi Kebutuhan gizi lansia setiap individu sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor dibawah ini

Umur

Jenis kelamin Aktivitas/kegiatan fisik dan mental Postur tubuh Pekerjaan Iklim/suhu udara Kondisi fisik tertentu lingkungan

Angka kecukupan energi dan zat gizi yang dianjurkan untuk manula dalam sehari Pola susunan makanan untuk manula dalam sehari KOMPOSISI LAKIPEREMPUAN LAKI Energi (kal) 1960 1700 Protein (gram) 50 44 Vitamin A (RE) 600 700 Thiamin (mg) 0,8 0,7 Riboflavin (mg) 1,0 0,9 Niasin (mg) 8,6 7,5 Vitamin B12 (mg) 1 1 Asam folat (mcg) 170 150 Vitamin C (mg) 40 30 Kalsium (mg) 500 500 Fosfor (mg) 500 450 Besi (mg) 13 16 Seng (mg) 15 15 Iodium (mcg) 150 150 KELOMPOK JENIS PANGAN JUMLAH PORSI MAKANAN PER PORSI DALAM SEHARI LAKIPEREMPUAN LAKI Bahan pokok Nasi 3 2 (1 piring=200 gr) Daging (1 ptg=50gr)

Lauk pauk

1,5

2 4 1,5

Sayuran

5 Tahu (1 ptg=25 gr) Bayam 1,5

(1 mgk=100 gr) Buah-buahan Pepaya

susu

(1 ptg=100 gr) Skim (1 gls=100 gr)

Menu untuk manula dalam sehari WAKTU Pagi Selingan Siang MENU Roti-telur-susu Papais Nasi Semur Pepes tahu Sayur bayam Pisang Kolak pisang Mie baso Pepaya PORSI 1 tangkep 1 gelas 2 bungkus 1 piring 1 potong 1 bungkus 1 mangkok 1 buah 1 mangkok 1 mangkok 1 buah

Selingan Malam

Sumber Pedoman tata laksana gizi usia lanjut untuk tenaga kesehatan. 2003. Direktorat gizi masyarakat DJBKM. Depkes RI Buku ajar ilmu gizi Gizi dalam kesehatan reproduksi
http://lenteraimpian.wordpress.com/2010/02/27/gizi-pada-lansia/

Kebutuhan Nutrisi pada Lansia A. Pendahuluan Setiap mahluk hidup membutuhkan makanan untuk mempertahankan kehidupannya, karena didalam makanan terdapat zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk melakukan kegiatan metabolismenya. Bagi lansia pemenuhan kebutuhan gizi yang diberikan dengan baik dapat membantu dalam proses beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang dialaminya selain itu dapat menjaga kelangsungan pergantian sel-sel tubuh sehingga dapat memperpanjang usia. Kebutuhan kalori pada lansia berkurang karena berkurangnya kalori dasar dari kebutuhan fisik. Kalori dasar adalah kalori yang dibutuhkan untuk malakukan kegiatan tubuh dalam keadaan

istirahat, misalnya : untuk jantung, usus, pernafasan dan ginjal. Berdasarkan kegunaannya bagi tubuh, zat gizi dibagi ke dalam tiga kelompok besar, yaitu : 1. Kelompok zat energi, termasuk ke dalam kelompok ini adalah :

Bahan makanan yang mengandung karbohidrat seperti beras, jagung, gandum, ubi, roti, singkong dan lain-lain, selain itu dalam bentuk gula seperti gula, sirup, madu dan lainlain. Bahan makanan yang mengandung lemak seperti minyak, santan, mentega, margarine, susu dan hasil olahannya.

2. Kelompok zat pembangun Kelompok ini meliputi makanan makanan yang banyak mengandung protein, baik protein hewani maupun nabati, seperti daging, ikan, susu, telur, kacangkacangan dan olahannya.

3. Kelompok zat pengatur Kelompok ini meliputi bahan-bahan yang banyak mengandung vitamin dan mineral, seperti buah-buahan dan sayuran.

B. Faktor yang mepengaruhi Kebutuhan Gizi pada Lansia


Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gigi atau ompong. Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap cita rasa manis, asin, asam, dan pahit. Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran. Rasa lapar menurun, asam lambung menurun. Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya menimbulkan konstipasi. Penyerapan makanan di usus menurun.

C. Masalah Gizi pada Lansia 1. Gizi berlebih Gizi berlebih pada lansia banyak terjadi di negara-negara barat dan kota-kota besar. Kebiasaan makan banyak pada waktu muda menyebabkan berat badan berlebih, apalai pada lansia penggunaan kalori berkurang karena berkurangnya aktivitas fisik. Kebiasaan makan itu sulit untuk diubah walaupun disadari untuk mengurangi makan. Kegemukan merupakan salah satu pencetus berbagai penyakit, misalnya : penyakit jantung,

kencing manis, dan darah tinggi. 2. Gizi kurang Gizi kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah social ekonomi dan juga karena gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang dibutuhkan menyebabkan berat badan kurang dari normal. Apabila hal ini disertai dengan kekurangan protein menyebabkan kerusakankerusakan sel yang tidak dapat diperbaiki, akibatnya rambut rontok, daya tahan terhadap penyakit menurun, kemungkinan akan mudah terkena infeksi. 3. Kekurangan vitamin Bila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan ditambah dengan kekurangan protein dalam makanan akibatnya nafsu makan berkurang, penglihatan menurun, kulit kering, penampilan menjadi lesu dan tidak bersemangat.

D. Pemantauan Status Nutrisi 1. Penimbangan Berat Badan a. Penimbangan BB dilakukan secara teratur minimal 1 minggu sekali, waspadai peningkatan BB atau penurunan BB lebih dari 0.5 Kg/minggu. Peningkatan BB lebih dari 0.5 Kg dalam 1 minggu beresiko terhadap kelebihan berat badan dan penurunan berat badan lebih dari 0.5 Kg /minggu menunjukkan kekurangan berat badan. b. Menghitung berat badan ideal pada dewasa : Rumus : Berat badan ideal = 0.9 x (TB dalam cm 100) Catatan untuk wanita dengan TB kurang dari 150 cm dan pria dengan TB kurang dari 160 cm, digunakan rumus : Berat badan ideal = TB dalam cm 100 Jika BB lebih dari ideal artinya gizi berlebih Jika BB kurang dari ideal artinya gizi kurang 2. Kekurangan kalori protein Waspadai lansia dengan riwayat : Pendapatan yang kurang, kurang bersosialisasi, hidup sendirian, kehilangan pasangan hidup atau teman, kesulitan mengunyah, pemasangan gigi palsu yang kurang tepat, sulit untuk menyiapkan makanan, sering mangkonsumsi obat-obatan yang mangganggu nafsu makan, nafsu makan berkurang, makanan yang ditawarkan tidak mengundang selera. Karena hal ini dapat menurunkan asupan protein bagi lansia, akibatnya lansia menjadi lebih mudah sakit dan tidak bersemangat. 3. Kekurangan vitamin D Biasanya terjadi pada lansia yang kurang mendapatkan paparan sinar matahari, jarang atau tidak

pernah minum susu, dan kurang mengkonsumsi vitamin D yang banyak terkandung pada ikan, hati, susu dan produk olahannya.

E. Perencanaan Makanan untuk Lansia - Perencanaan makan secara umum 1. Makanan harus mengandung zat gizi dari makanan yang beraneka ragam, yang terdiri dari : zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur. 2. Perlu diperhatikan porsi makanan, jangan terlalu kenyang. Porsi makan hendaknya diatur merata dalam satu hari sehingga dapat makan lebih sering dengan porsi yang kecil. Contoh menu :

Pagi : Bubur ayam Jam 10.00 : Roti Siang : Nasi, pindang telur, sup, pepaya Jam 16.00 : Nagasari Malam : Nasi, sayur bayam, tempe goreng, pepes ikan, pisang

3. Banyak minum dan kurangi garam, dengan banyak minum dapat memperlancar pengeluaran sisa makanan, dan menghindari makanan yang terlalu asin akan memperingan kerja ginjal serta mencegah kemungkinan terjadinya darah tinggi. 4. Batasi makanan yang manis-manis atau gula, minyak dan makanan yang berlemak seperti santan, mentega dll. 5. Bagi pasien lansia yang prose penuaannya sudah lebih lanjut perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

Makanlah makanan yang mudah dicerna Hindari makanan yang terlalu manis, gurih, dan goring-gorengan Bila kesulitan mengunyah karena gigirusak atau gigi palsu kurang baik, makanan harus lunak/lembek atau dicincang Makan dalam porsi kecil tetapi sering Makanan selingan atau snack, susu, buah, dan sari buah sebaiknya diberikan

6. Batasi minum kopi atau teh, boleh diberikan tetapi harus diencerkan sebab berguna pula untuk merangsang gerakan usus dan menambah nafsu makan. 7. Makanan mengandung zat besi seperti : kacang-kacangan, hati, telur, daging rendah lemak, bayam, dan sayuran hijau.

8. Lebih dianjurkan untuk mengolah makanan dengan cara dikukus, direbus, atau dipanggang kurangi makanan yang digoreng - Perencanaan makan untuk mengatasi perubahan saluran cerna Untuk mengurangi resiko konstipasi dan hemoroid : 1. Sarankan untuk mengkonsumsi makanan berserat tinggi setiap hari, seperti sayuran dan buah-buahan segar, roti dan sereal. 2. Anjurkan pasien untuk minum paling sedikit 8 gelas cairan setiap hari untuk melembutkan feses. 3. Anjurkan untuk tidak menggunakan laksatif secara rutin , karena pasien akan menjadi tergantung pada laksatif.

F. Cara Memberi Makan Melalui Mulut (oral) 1. 2. 3. 4. 5. Siapkan makanan dan minuman yang akan diberikan Posisikan pasien duduk atau setengah duduk. Berikan sedikit minum air hangat sebelum makan. Biarkan pasien untuk mengosongkan mulutnya setelah setiap sendokan. Selaraskan kecepatan pemberian makan dengan kesiapan pasien, tanyakan pemberian makan terlalu cepat atau lambat. 6. Perbolehkan pasien untuk menunjukkan perintah tentang makanan pilihan pasien yang ingin dimakan. 7. Setelah selesai makan, posisi pasien tetap dipertahankan selama 30 menit.

G. Prinsip Pemberian Makan Melalui Sonde (NGT) Pemberian makan melalui sonde ditujukan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien yang memiliki masalah dalam menelan dan mengunyah makanan, seperti pada pasien-pasien stoke. Adapun prinsip pemberiannya adalah sebagai berikut : 1. Siapkan makanan cair dan minuman hangat 2. Naikkan bagian kepala tempat tidur 30 45 derajat pada saat memberi makan dan 30 menit setelah memberi makan. 3. Bilas selang sonde dengan air hangat terlebih dahulu. 4. Pastikan tidak ada udara yang masuk ke dalam sonde pada saat memberi makan atau air. Pastikan pula selang dalam keadaan tertutup selama tidak diberi makan. 5. Periksa kerekatan selang, jika selang longgar beritahu perawat. 6. Laporkan adanya mual dan muntah dengan segera.

7. Lakukan perawatan kebersihan mulut dengan sering.

H. Contoh Bahan Makanan untuk Setiap Kelompok Makanan 1. Bahan makanan sumber karbohidrat (zat energi) : nasi, bubur beras, nasi jagung, kentang, singkong, ubi, talas, biskuit, roti , crakers, maizena, tepung beras, tepung terigu, tepung hunkwe, mie, bihun. 2. Bahan makanan sumber lemak (zat energi) : Minyak goreng, minyak ikan, margarin, kelapa, kelapa parut, santan, lemak daging. 3. Bahan makanan sumber protein hewani : Daging sapi, daging ayam, hati, babat, usus, telur, ikan, udang. 4. Bahan makanan sumber protein nabati : Kacang ijo, kacang kedelai, kacang merah, kacang tanah, oncom, tahu, tempe.

I. Prinsip Lima benar Pemberian Obat Oral 1. Benar obat : obat yang diberikan harus sesuai dengan resep dokter. 2. Benar dosis : jumlah obat yang diberikan tidak dikurangi atau dilebihkan. Penting diingat jenis obat antibiotik harus diberikan sampai habis. 3. Benar pasien : Pastikan obat diminum oleh pasien yang bersangkutan. 4. Benar cara pemberian yaitu melalui oral : berikan obat melalui mulut atau sonde. 5. Benar waktu : Pastikan pemberian obat tepat pada jadwalnya, misalnya 3 x 1 berarti obat diberikan setiap 8 jam dalam 24 jam ; jika 2 x1 berarti obat diberikan setiap 12 jam sekali.
http://www.smallcrab.com/lanjut-usia/527-kebutuhan-nutrisi-pada-lansia

Konstipasi atau sering disebut sembelit adalah kelainan pada sistem pencernaan di mana seorang manusia (atau mungkin juga pada hewan) mengalami pengerasan feses atau tinja yang berlebihan sehingga sulit untuk dibuang atau dikeluarkan dan dapat menyebabkan kesakitan yang hebat pada penderitanya. Konstipasi yang cukup hebat disebut juga dengan obstipasi. Dan obstipasi yang cukup parah dapat menyebabkan kanker usus yang berakibat fatal bagi penderitanya.

Foto hasil sinar-x seseorang yang sedang mengalami konstipasi atau sembelit.

Daftar Isi: 1. Pengobatan 2. Penyebab 3. Tanda dan gejala 4. Gangguan kulit 5. Yang lainnya 6. Lihat pula 7. Pranala luar 8. Referensi

1. Pengobatan

Jogging merupakan salah satu olahraga yang dapat meredakan dan mencegah sembelit.

Setiap tahunnya kira-kira lebih dari 2,5 juta orang pergi ke dokter karena masalah konstipasi. Pengobatan dan peredaan konstipasi secara alami dapat dilakukan dengan pengubahan pola makan menjadi lebih sehat, rajin berolahraga, memijat perut, minum air putih sebanyaknya, meminum minuman prebiotik dan probiotik, atau membiasakan diri untuk buang air besar setiap hari dengan membuat jadwal buang air besar yang disebut bowel training. Sedangkan dengan cara sedikit dipaksa yang biasanya untuk penderita obstipasi, yaitu dengan mengonsumsi obat pencahar disebut laksatif (yang kadang-kadang menyebabkan perut terasa melilit berlebihan, tinja berbentuk cair, atau bahkan ketergantungan obat pencahar), penghisapan

tinja atau feses dengan alat khusus, terapi serat, dan pembedahan (walaupun pilihan ini cukup jarang dilakukan). Agar penderita konstipasi dapat cepat sembuh, maka penderita dilarang:

Menahan buang air besar Mengkonsumsi makanan siap saji dan bersifat panas Makan dalam porsi yang banyak Meminum minuman yang berkafein dan soft drink

2. Penyebab

Model tinja atau feses 1 (konstipasi kronis), 2 (konstipasi sedang) dan 3 (konstipasi ringan) dari Bristol Stool Chart yang menunjukkan tingkat konstipasi atau sembelit.

Konstipasi atau sembelit adalah keluhan pada sistem pencernaan yang paling umum dan banyak ditemui di masyarakat luas termasuk di sekitar kita. Bahkan diperkirakan sekitar 80% manusia pernah mengalami konstipasi atau sembelit. Penyebab umum konstipasi atau sembelit yang berada disekitar kita antara lain karena kekurangan cairan tubuh atau dehidrasi, menderita panas dalam, stres dalam pekerjaan, aktivitas yang padat, pengaruh hormon dalam tubuh,Usus kurang elastis (biasanya karena sedang dalam masa kehamilan atau usia lanjut), kelainan anatomis pada sistem pencernaan, gaya hidup yang buruk, efek samping akibat meminum obat tertentu (misalnya obat antidiare, analgesik, dan antasida), kekurangan asupan vitamin C, disebakan oleh penyakit, menahan rangsangan untuk buang air besar dalam jangka waktu yang lama dan seharusnya segera dikeluarkan dan dibuang, kekurangan makanan berserat, karena usia lanjut, dan masih banyak lainnya.
3. Tanda dan gejala

Gejala dan tanda akan berbeda antara seseorang dengan seseorang yang lain, karena pola makan, hormon,gaya hidup dan bentuk usus besar setiap orang berbeda-beda, tetapi biasanya gejala dan tanda yang umum ditemukan pada sebagian besar atau kadang-kadang beberapa penderitanya adalah sebagai berikut:

Perut terasa begah, penuh, dan bahkan terasa kaku. Tubuh tidak fit, tidak nyaman, lesu, cepat lelah, dan terasa berat sehingga malas mengerjakan sesuatu bahkan kadang-kadang sering mengantuk. Sering berdebar-debar sehingga cepat emosi yang mengakibatkan stres sehingga rentan sakit kepala atau bahkan demam. Aktivitas sehari-hari terganggu karena menjadi kurang percaya diri, tidak bersemangat, dan tubuh terasa terbebani yang mengakibatkan kualitas dan produktivitas kerja menurun. Tinja atau feses lebih keras, lebih panas, dan berwarna lebih gelap daripada biasanya, dan lebih sedikit daripada biasanya. Pada saat buang air besar feses atau tinja sulit dikeluarkan atau dibuang, tubuh berkeringat dingin, dan kadang-kadang harus mengejan ataupun menekan-nekan perut terlebih dahulu supaya dapat mengeluarkan dan membuang tinja (bahkan sampai mengalami ambeien). Terdengar bunyi-bunyian dalam perut. Bagian anus atau dubur terasa penuh, tidak plong, dan terganjal sesuatu disertai sakit akibat bergesekan dengan tinja atau feses yang kering dan keras atau karena mengalami ambeien atau wasir sehingga pada saat duduk terasa tidak nyaman. Lebih sering buang angin yang berbau lebih busuk daripada biasanya. Menurunnya frekwensi buang air besar, dan meningkatnya waktu buang air besar (biasanya buang air besar menjadi 3 hari sekali atau lebih).

Sedangkan untuk konstipasi yang kronis atau obstipasi, gejala pada penderitanya tidak terlalu berbeda hanya saja sedikit lebih parah yaitu:

Perut terlihat seperti sedang hamil dan terasa sangat mulas. Tinja sangat keras dan berbentuk bulat-bulat kecil. Frekwensi buang air besar dapat mencapai berminggu-minggu. Tubuh sering terasa panas, lemas dan berat. Sering kurang percaya diri dan kadang-kadang ingin menyendiri. Tetap merasa lapar tapi ketika makan akan lebih cepat kenyang (apalagi ketika hamil perut akan terasa mulas) karena ruang dalam perut berkurang. Mengalami mual bahkan muntah.

4. Gangguan kulit

Gangguan kulit biasanya jarang ditemukan pada penderita konstipasi biasa dan lebih rentan menyerang penderita obstipasi. Apabila si penderita memilliki daya tahan tubuh yang lemah maka gangguan tersebut akan semakin tampak. Penyebabnya karena racun atau toksin yang berasal dari tinja menumpuk di usus besar dan membebani kinerja hati. Karena kinerja hati terbebani, maka toksin itu menyebar ke seluruh tubuh. Gejala akibat penyebaran toksin inilah yang dapat langsung terlihat pada kulit penderita. Gangguan yang dapat terjadi misalnya kulit kusam, flek hitam, jerawat, eksim, dan sebagainya. Biasanya gangguan-gangguan ini hanya dapat hilang bila si penderita sudah sembuh dari konstipasi atau obstipasi.
5. Yang lainnya

Munculnya rasa mulas dan nyeri pada perut bukan suatu tanda dan gejala, begitupula mulas dan nyeri yang tak tentu juga tidak menuju ke suatu gejala penyakit. Konstipasi atau sembelit lebih sering terjadi pada anak-anak (karena sistem pencernaan pada anak-anak belum terlalu sempurna) dan orang tua (karena kinerja sistem pencernaan pada orang tua menurun), dan lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan dengan pria. Pada anak-anak, konstipasi dapat mengarah kepada soiling (enuresis dan encopresis). [1]
http://wapedia.mobi/id/Konstipasi A. RIWAYAT KEPERAWATAN /KESEHATAN DATA BIOGRAFI Nama Usia Jenis kelamin Suku Status perkawinan Agama Pekerjaan KELUHAN UTAMA Nyeri mulut, kerongkongan, perut atau rectum Kesulitan menelan

Perubahan BAB, feses RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG P : Apa yang menyebabkan gejala ? Apa saja yang dapat mengurangi atau memperberat ? Q : Bagaimana gejala dirasakan, nampak atau terdengar ? R : Di mana gejala terasa ? Apa menyebar ? S : Seberapakah keparahan dirasakan ? T : Kapan gejala mulai timbul ? Seberapa sering gejala terasa ? Apa tiba-tiba atau bertahap ? RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA Bayi : warna, jumlah dan konsistensi feses Bumil : konstipasi akibat perubahan letak kolon sehingga peristaltic menurun Lansia : kemunduran fungsi pencernaan dan ketahanan terhadap makanan abibat perubahan motilitas.

POLA PEMELIHARAAN KESEHATAN Kebiasaan merokok Minum alcohol Penggunaan kafein Perawatan gigi dan gusi Aktifitas/olah raga Sumber stress POLA PERANAN-KEKERABATAN Apakah pasien baru dating dari suatu daerah Kebiasaan makan keluarga Apakah ada masalah psikologis (menimbulkan masalah makan dan pola eliminasi). B. PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN RONGGA MULUT INSPEKSI : Bibir dan rahang : warna, tekstur, lesi, simetris dan pembengkakan. Gigi : ompong, keropos, goyah dan berlobang. Mukosa/bagian dalam mulut : kemerahan, pucat, bercak putih, plak, ulkus dan perdarahan. PALPASI : Nyeri tekan Mobilitas Pembengkakan PEMERIKSAAN FISIK ABDOMEN

INSPEKSI : 1. Permukaan perut/abdomen Tegang, licin, tipis --- pembesaran perut Mengeriput --- setelah pelebaran, pengembangan, distensi Kulit perut menjadi kuning Adanya pelebaran vena pada permukaan abdomen Kulit dinding perut tampak tebal 2. Bentuk perut Normal : simetris Simetris : - Penimbunan cairan dirongga perut - Penimbunan udara dalam usus - Terlalu gemuk Asimetris : - Tumor dalam rongga perut - Pembengkakan organ perut - Hamil (normal) 3. Gerakan dinding perut Normal : mengempis pada ekspirasi dan mengembang pada inspirasi Bila diafragma lumpuh terjadi gerak dinding perut yang berlawanan Gerakan setempat disebabkan oleh gerak usus (peristaltic) Pada orang tua dan kurus, gerakan peristaltic jelas terlihat. 4. Denyutan perut Pada orang kurus ditemukan pada daerah epigastrium Secara patologis untuk menandakan adanya pembengkakan ventrikel kanan jantung Denyutan pada hipokondrium kanan merupakan denyutan pada vena hati akibat dekompensasi kordis. PALPASI ABDOMEN 1. Tempat nyeri tekan Dimulai dari area yang tidak nyeri Nyeri menunjukkan peradangan baik peritoneum atau organ perut Peritonitis ---- paling sakit 2. Bagian perut yang tegang Rigit (kaku) Pada orang dengan tegang mental, dinding perut dapat tegang sekali dan dapat mengenai seluruh perut Pada peritonitis seluruh perut tegang disertai nyeri menyeluruh Gejala kekakuan pada otot perut disebut defense muskulus. 3. Organ-organ di rongga perut Palpasi lambung : Meliputi 3 hal yaitu :

- Nyeri tekan - Karsinoma/tumor lambung - Dilatasi lambung Dilatasi lambung terjadi akibat stenosis pylorus Normal : 5 jam sesudah makan minum lambung kosong Palpasi hati : Normal : tidak teraba Bila teraba bagaimana sifatnya ; tajam/tumpul (tepi hepar), permukaan ; rata/benjol, konsistensi ; keras/kenyal. Palpasi kandung empedu : Normal : tidak teraba Bila peradangan dijumpai tanda khas Murphy sign yaitu terhentinya pernafasan sejenak pada puncak inspirasi karena terasa nyeri pada saat palpasi. Palpasi limpa Normal : tidak teraba Pada infeksi akut limpa menjadi besar dengan konsistensi lunak. Palpasi ginjal : Bagian bawah ginjal kanan dapat teraba pada orang sehat dengan dinding perutnya lemas. Peradangan ginjal dapat disangsikan dengan perabaan kandung empedu. Palpasi colon Pada umumnya tidak teraba, kecuali bila berisi udara/feses sehingga akan teraba suatu benjolan berbentuk sosis. 4. Benjolan di dalam perut Adanya benjolan didalam perut dipalpasi untuk menentukan ; posisi, ukuran, konsistensi, bentuk dan motilitas. 5. Cairan bebas di rongga perut Palpasi organ sukar dilakukan Cara Dipping yaitu menekan dinding perut dengan cepat dan dalam menggunakan ujung-ujung jari. 6. Palpasi lobang hernia Adanya penonjolan di atas dinding perut, dapat ditentukan apakah karena tumor atau sebagian isi rongga abdomen menonjol melalui lobang hernia. Hernia dapat ditimbulkan karena adanya tempat-tempat yang mempunyai kelemahan local. PERKUSI ABDOMEN 1. Pembesaran organ 2. Udara bebas dalam perut 3. Cairan bebas dirongga perut Normal : Tympani Kecuali di bawah arcus costa kanan/kiri karena ada hati dan limpa Bila pada usus terisi udara maka semua daerah tympani

Asites penuh disebut gross asites Ditemui shifting dullness yaitu adanya suara redup pada pergeseran dan berubah menjadi tympani, seperti : sirosis hepatic dengan asites. AUSKULTASI ABDOMEN 1. Suara/bunyi peristaltic usus Menghilang jika usus lumpuh pada ileus paralitik Meninggi pada penyumbatan usus (metalik sound) Mengeras pada diare 2. Gerakan cairan Hanya didengar daerah hipogastrium kiri/hipokondrium kiri 3. Bising pembuluh darah Normal : tidak terdengan Terdengan bila penyumbatan/penyempitan yaitu sistolik. KLASIFIKASI GANGGUAN SALURAN PENCERNAAN 1. GANGGUAN PENELANAN Muntah Peradangan mulut Gangguan osofagus Kanker mulut dan osofagus 2. GANGGUAN PENCERNAAN Gastritis Ulserasi lambung dan duodenum Kanker lambung Sindroma malabsorpsi 3. GANGGUAN ELIMINASI Peradangan usus Ileus Hernia Lesi anorektal Kanker kolorektal GANGGUAN PENELANAN Muntah Subjektif : - Mengalami muntah - Persepsi pasien terhadap penyebab muntah. Objektif : - Observasi terhadap muntah (perubahan warna , bau)

Peradangan mulut Subjektif : - Rasa sakit dalam mulut - Kehilangan nafsu makan - mual - Mulut teraba kotor - Peningkatan atau penurunan saliva Objektif : - Inspeksi mulut : kebersihan, kondisi geligi, tanda-tanda radang, perdarahan selaput mukosa atau gusi - Kemampuan pasien untuk memelihara oral hygiene : status mental, kebersihan setelah oral hygiene Gangguan osofagus Subjektif : - Sukar menelan - Nyeri ulu hati - Regurgitasi Objektif : - Menelan/rangsang palpasi dinding leher - Refleks muntah/rangsang lidah post/faring Kanker mulut dan osofagus Objektif : - Kondisi mulut : keutuhan selaput mulut - Pola makan : kemampuan penyesuaian diri dengan beberapa makanan - Kemampuan menelan : aspirasi, tersedak, masuk ke hidung, dan keluar air liur ketika menelan. - Komunikasi verbal - Penampilan wajah - Kesulitan menelan GANGGUAN PENCERNAAN Gastritis Subjektif : - Anoreksia - Mual Objektif : - Muntah (jumlah, frekuensi, adanya darah) - Tanda gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit (haus, penurunan turgor, selaput mukosa kering, oliguria, otot lemah)

Ulserasi lambung dan duodenum Subjektif : - Rasa sakit (lokasi, karakteristik) Objektif : - Tanda perdarahan (hematemesis) - Perforasi - Obstruksi Kanker lambung Subjektif : - Tanda awal tidak diketahui - Menimbulkan tanda-tanda obstruksi osofagus/pylorus (nyeri ulu hati, cepat kenyang) Sindroma malabsorpsi Objektif : - Feces (warna terang, kotor penuh lemak, konsistensi, bau) GANGGUAN ELIMINASI Peradangan usus akut Subjektif : - Anoreksia, mual, ketidaknyamanan pada perut Objektif : - Muntah (frekuensi, jumlah, warna) - Feces (frekuensi, karakteristik, jumlah cairan, bau busuk) - Kembung (akumulasi gas) - Tanda-tanda ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Obstruksi usus Objektif : - Bising usus - Muntah - Nyeri abdomen - Perut kembung - Out put urine - Tanda-tanda vital Hernia Subjektif : - Nyeri Objektif : - Menonjolnya suatu organ melalui defek

Kanker kolon Subjektif : - Kesulitan BAB/konstipasi - Perasaan BAB belum tuntas Objektif : - Darah dalam feces, meningkatnya BAB C. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK Barium Kontras USG Sinar X Arteriografi Endoskopi DIAGNOSA KEPERAWATAN Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh bd dispagia, rasa tidak enak setelah makan, anoreksia, kehilangan permukaan absorpsi dari usus. Nyeri bd inflamasi esophagus, iritasi mukosa lambung, usus, distensi, kekakuan. Risiko terhadap aspirasi bd kerusakan menelan Risiko kurang volume cairan bd muntah, diare Konstipasi bd diet rendah serat, immobilisasi, penurunan masukan Perubahan eliminasi usus bd manipulasi operasi, immobilisasi, gangguan masukan nutrisi Risiko kerusakan integritas jaringan bd peningkatan risiko drainase luka operasi, perubahan sirkulasi. Gangguan citra tubuh bd perubahan fungsi usus (ileostomi, kolostomi) Kurang pengetahuan bd kurang informasi tentang kebutuhan perawatan di rumah http://khaidirmuhaj.blogspot.com/2009/01/askep-gangguan-sistem-pencernaan.html

1. Perubahan Fisik Meliputi perubahan dari tingkat sel sampai kesemua sistem organ tubuh, diantaranya sistem pernafasan, pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler, sistem pengaturan tubuh, muskuloskeletal, gastrointestinal, genito urinaria, endokrin dan integumen. a. Sistem pernafasan pada lansia. 1) Otot pernafasan kaku dan kehilangan kekuatan, sehingga volume udara inspirasi berkurang, sehingga pernafasan cepat dan dangkal. 2) Penurunan aktivitas silia menyebabkan penurunan reaksi batuk sehingga potensial terjadi penumpukan sekret.

3) Penurunan aktivitas paru ( mengembang & mengempisnya ) sehingga jumlah udara pernafasan yang masuk keparu mengalami penurunan, kalau pada pernafasan yang tenang kira kira 500 ml. 4) Alveoli semakin melebar dan jumlahnya berkurang ( luas permukaan normal 50m), menyebabkan terganggunya prose difusi. 5) Penurunan oksigen (O2) Arteri menjadi 75 mmHg menggangu prose oksigenasi dari hemoglobin, sehingga O2 tidak terangkut semua kejaringan. 6) CO2 pada arteri tidak berganti sehingga komposisi O2 dalam arteri juga menurun yang lama kelamaan menjadi racun pada tubuh sendiri. 7) kemampuan batuk berkurang, sehingga pengeluaran sekret & corpus alium dari saluran nafas berkurang sehingga potensial terjadinya obstruksi. Sistem persyarafan. 1) Cepatnya menurunkan hubungan persyarafan. 2) Lambat dalam merespon dan waktu untuk berfikir. 3) Mengecilnya syaraf panca indera. 4) Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya syaraf pencium & perasa lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin. Perubahan panca indera yang terjadi pada lansia. 1) Penglihatan a) Kornea lebih berbentuk skeris. b) Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar. c) Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa). d) Meningkatnya ambang pengamatan sinar : daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, susah melihat dalam cahaya gelap. e) Hilangnya daya akomodasi. f) Menurunnya lapang pandang & berkurangnya luas pandang.

g) Menurunnya daya membedakan warna biru atau warna hijau pada skala. 2) Pendengaran. a) Presbiakusis (gangguan pada pendengaran) : Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara, antara lain nada nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata kata, 50 % terjadi pada usia diatas umur 65 tahun. b) Membran timpani menjadi atropi menyebabkan otosklerosis. c) Terjadinya pengumpulan serumen, dapat mengeras karena meningkatnya kreatin. 3) Pengecap dan penghidu. a) Menurunnya kemampuan pengecap. b) Menurunnya kemampuan penghidu sehingga mengakibatkan selera makan berkurang. 4) Peraba. a) Kemunduran dalam merasakan sakit. b) Kemunduran dalam merasakan tekanan, panas dan dingin. b. Perubahan cardiovaskuler pada usia lanjut. 1) Katub jantung menebal dan menjadi kaku. 2) Kemampuan jantung memompa darah menurun 1 % pertahun sesudah berumur 20 tahun. Hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya. 3) Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Kurangnya efektifitasnya pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur keduduk ( duduk ke berdiri ) bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg ( mengakibatkan pusing mendadak ). 4) Tekanan darah meningkat akibat meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer (normal 170/95 mmHg ). c. Sistem genito urinaria.

1) Ginjal, Mengecil dan nephron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal menurun sampai 50 %, penyaringan diglomerulo menurun sampai 50 %, fungsi tubulus berkurang akibatnya kurangnya kemampuan mengkonsentrasi urin, berat jenis urin menurun proteinuria ( biasanya + 1 ) ; BUN meningkat sampai 21 mg % ; nilai ambang ginjal terhadap glukosa meningkat. 2) Vesika urinaria / kandung kemih, Otot otot menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau menyebabkan frekwensi BAK meningkat, vesika urinaria susah dikosongkan pada pria lanjut usia sehingga meningkatnya retensi urin. 3) Pembesaran prostat 75 % dimulai oleh pria usia diatas 65 tahun. 4) Atropi vulva. 5) Vagina, Selaput menjadi kering, elastisotas jaringan menurun juga permukaan menjadi halus, sekresi menjadi berkurang, reaksi sifatnya lebih alkali terhadap perubahan warna. 6) Daya sexual, Frekwensi sexsual intercouse cendrung menurun tapi kapasitas untuk melakukan dan menikmati berjalan terus. d. Sistem endokrin / metabolik pada lansia. 1) Produksi hampir semua hormon menurun. 2) Fungsi paratiroid dan sekesinya tak berubah. 3) Pituitary, Pertumbuhan hormon ada tetapi lebih rendah dan hanya ada di pembuluh darah dan berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH dan LH. 4) Menurunnya aktivitas tiriod BMR turun dan menurunnya daya pertukaran zat. 5) Menurunnya produksi aldosteron. 6) Menurunnya sekresi hormon bonads : progesteron, estrogen, testosteron. 7) Defisiensi hormonall dapat menyebabkan hipotirodism, depresi dari sumsum tulang serta kurang mampu dalam mengatasi tekanan jiwa (stess). e. Perubahan sistem pencernaan pada usia lanjut. 1) Kehilangan gigi, Penyebab utama adanya periodontal disease yang biasa terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk.

2) Indera pengecap menurun, Adanya iritasi yang kronis dari selaput lendir, atropi indera pengecap ( 80 %), hilangnya sensitivitas dari syaraf pengecap dilidah terutama rasa manis, asin, asam & pahit. 3) Esofagus melebar. 4) Lambung, rasa lapar menurun (sensitivitas lapar menurun ), asam lambung menurun, waktu mengosongkan menurun. 5) Peristaltik lemah & biasanya timbul konstipasi. 6) Fungsi absorbsi melemah ( daya absorbsi terganggu ). 7) Liver ( hati ), Makin mengecil & menurunnya tempat penyimpanan, berkurangnya aliran darah. f. Sistem muskuloskeletal. 1) Tulang kehilangan densikusnya rapuh. 2) resiko terjadi fraktur. 3) kyphosis. 4) persendian besar & menjadi kaku. 5) pada wanita lansia > resiko fraktur. 6) Pinggang, lutut & jari pergelangan tangan terbatas. 7) Pada diskus intervertebralis menipis dan menjadi pendek ( tinggi badan berkurang ). a. Gerakan volunter gerakan berlawanan. b. Gerakan reflektonik Gerakan diluar kemauan sebagai reaksi terhadap rangsangan pada lobus. c. Gerakan involunter Gerakan diluar kemauan, tidak sebagai reaksi terhadap suatu perangsangan terhadap lobus d. Gerakan sekutu Gerakan otot lurik yang ikut bangkit untuk menjamin efektifitas dan ketangkasan otot volunter. g. Perubahan sistem kulit & karingan ikat. 1). Kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak.

2). Kulit kering & kurang elastis karena menurunnya cairan dan hilangnya jaringan adiposa 3). Kelenjar kelenjar keringat mulai tak bekerja dengan baik, sehingga tidak begitu tahan terhadap panas dengan temperatur yang tinggi. 4). Kulit pucat dan terdapat bintik bintik hitam akibat menurunnya aliran darah dan menurunnya sel sel yang meproduksi pigmen. 5). Menurunnya aliran darah dalam kulit juga menyebabkan penyembuhan luka luka kurang baik. 6). Kuku pada jari tangan dan kaki menjadi tebal dan rapuh. 7). Pertumbuhan rambut berhenti, rambut menipis dan botak serta warna rambut kelabu. 8). Pada wanita > 60 tahun rambut wajah meningkat kadang kadang menurun. 9). Temperatur tubuh menurun akibat kecepatan metabolisme yang menurun. 10). Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak rendahnya akitfitas otot. 11). Perubahan sistem reproduksi dan kegiatan sexual. 1) Perubahan sistem reprduksi. a) selaput lendir vagina menurun/kering. b) menciutnya ovarium dan uterus. c) atropi payudara. d) testis masih dapat memproduksi meskipun adanya penurunan secara berangsur berangsur. e) dorongan sex menetap sampai usia diatas 70 tahun, asal kondisi kesehatan baik. 2) Kegiatan sexual. Sexualitas adalah kebutuhan dasar manusia dalam manifestasi kehidupan yang berhubungan dengan alat reproduksi. Setiap orang mempunyai kebutuhan sexual, disini kita bisa membedakan dalam tiga sisi : 1) fisik, Secara jasmani sikap sexual akan berfungsi secara biologis melalui organ kelamin yang berhubungan dengan proses reproduksi, 2) rohani, Secara rohani tertuju pada orang lain sebagai manusia, dengan tujuan utama bukan untuk kebutuhan kepuasan sexualitas melalui

pola pola yang baku seperti binatang dan 3) sosial, Secara sosial kedekatan dengan suatu keadaan intim dengan orang lain yang merupakan suatu alat yang apling diharapkan dalammenjalani sexualitas. Sexualitas pada lansia sebenarnya tergantung dari caranya, yaitu dengan cara yang lain dari sebelumnya, membuat pihak lain mengetahui bahwa ia sangat berarti untuk anda. Juga sebagai pihak yang lebih tua tampa harus berhubungan badan, msih banyak cara lain unutk dapat bermesraan dengan pasangan anda. Pernyataan pernyataan lain yang menyatakan rasa tertarik dan cinta lebih banyak mengambil alih fungsi hubungan sexualitas dalam pengalaman sex. 2. Perubahan-perubahan mental/ psikologis Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah : a. Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa. b. kesehatan umum c. Ttingkat pendidikan d. Keturunan (herediter) e. Lingkungan f. Gangguan saraf panca indra, timbul kebutaan dan ketulian g. Gangguan konsep diri akibat kehilangan jabatan h. Rangkaian dari kehilangan yaitu kehilangan hubungan dengan teman dan famili i. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambaran diri dan perubahan konsep diri Perubahan kepribadian yang drastis keadaan ini jarang terjadi lebih sering berupa ungkapan yang tulus dari perasaan seseorang, kekakuan mungkin oleh karena faktor lain seperti penyakit-penyakit. Kenangan (memory) ada dua; 1) kenangan jangka panjang, berjam-jam sampai berhari-hari yang lalu, mencakup beberapa perubahan, 2) Kenangan jangka pendek atau seketika (0-10 menit), kenangan buruk. Intelegentia Quation; 1) tidakberubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal, 2) berkurangnya penampilan,persepsi dan keterampilan psikomotorterjadi perubahan pada daya membayangkan, karena tekanan-tekanan dari faktro waktu.

Pengaruh proses penuaan pada fungsi psikososial. 1. perubahan fisik, sosial mengakibatkan timbulnya penurunan fungsi, kemunduran orientasi, penglihatan, pendengaran mengakibatkan kurangnya percaya diri pada fungsi mereka. 2. Mundurnya daya ingat, penurunan degenerasi sel sel otak. 3. Gangguan halusinasi. 4. Lebih mengambil jarak dalam berinteraksi. 5. Fungsi psikososial, seperti kemampuan berfikir dan gambaran diri. 3. Perubahan Spiritual Agama atau kepercayaan makin terintegarsi dalam kehidupannya (Maslow,1970). Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaannya, hal ini terlihat dalam berpikir dan bertindak dalam sehari-hari. (Murray dan Zentner,1970)
http://creasoft.wordpress.com/2008/05/05/perubahan-perubahan-yang-terjadi-pada-lansia/ Empat Belas Masalah Kesehatan Utama Pada Lansia Ragam Penampilan penyakit pada lanjut usia (lansia) sering berbeda dengan pada dewasa muda, karena penyakit pada lansia merupakan gabungan dari kelainan-kelainan yang timbul akibat penyakit dan proses menua, yaitu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri serta mempertahankan struktur dan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat berthan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita. WASPADA Online Penampilan penyakit pada lanjut usia (lansia) sering berbeda dengan pada dewasa muda, karena penyakit pada lansia merupakan gabungan dari kelainan-kelainan yang timbul akibat penyakit dan proses menua, yaitu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri serta mempertahankan struktur dan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat berthan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Demikian juga, masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia berbeda dari orang dewasa, yang menurut Kane dan Ouslander sering disebut dengan istilah 14 I, yaitu immobility (kurang bergerak), instability (berdiri dan berjalan tidak stabil atau mudah jatuh), incontinence (beser buang air kecil dan atau buang air besar), intellectual impairment (gangguan intelektual/dementia), infection (infeksi), impairment of vision and hearing, taste, smell, communication, convalescence, skin integrity (gangguan

pancaindera, komunikasi, penyembuhan, dan kulit), impaction (sulit buang air besar), isolation (depresi), inanition (kurang gizi), impecunity (tidak punya uang), iatrogenesis (menderita penyakit akibat obatobatan), insomnia (gangguan tidur), immune deficiency (daya tahan tubuh yang menurun), impotence (impotensi). Masalah kesehatan utama tersebut di atas yang sering terjadi pada lansia perlu dikenal dan dimengerti oleh siapa saja yang banyak berhubungan dengan perawatan lansia agar dapat memberikan perawatan untuk mencapai derajat kesehatan yang seoptimal mungkin. Kesehatan * Kurang bergerak: gangguan fisik, jiwa, dan faktor lingkungan dapat menyebabkan lansia kurang bergerak. Penyebab yang paling sering adalah gangguan tulang, sendi dan otot, gangguan saraf, dan penyakit jantung dan pembuluh darah. * Instabilitas: penyebab terjatuh pada lansia dapat berupa faktor intrinsik (hal-hal yang berkaitan dengan keadaan tubuh penderita) baik karena proses menua, penyakit maupun faktor ekstrinsik (hal-hal yang berasal dari luar tubuh) seperti obat-obat tertentu dan faktor lingkungan. Akibat yang paling sering dari terjatuh pada lansia adalah kerusakan bahagian tertentu dari tubuh yang mengakibatkan rasa sakit, patah tulang, cedera pada kepala, luka bakar karena air panas akibat terjatuh ke dalam tempat mandi. Selain daripada itu, terjatuh menyebabkan lansia tersebut sangat membatasi pergerakannya. Walaupun sebahagian lansia yang terjatuh tidak sampai menyebabkan kematian atau gangguan fisik yang berat, tetapi kejadian ini haruslah dianggap bukan merupakan peristiwa yang ringan. Terjatuh pada lansia dapat menyebabkan gangguan psikologik berupa hilangnya harga diri dan perasaan takut akan terjatuh lagi, sehingga untuk selanjutnya lansia tersebut menjadi takut berjalan untuk melindungi dirinya dari bahaya terjatuh. * Beser: beser buang air kecil (bak) merupakan salah satu masalah yang sering didapati pada lansia, yaitu keluarnya air seni tanpa disadari, dalam jumlah dan kekerapan yang cukup mengakibatkan masalah kesehatan atau sosial. Beser bak merupakan masalah yang seringkali dianggap wajar dan normal pada lansia, walaupun sebenarnya hal ini tidak dikehendaki terjadi baik oleh lansia tersebut maupun keluarganya. Akibatnya timbul berbagai masalah, baik masalah kesehatan maupun sosial, yang kesemuanya akan memperburuk kualitas hidup dari lansia tersebut. Lansia dengan beser bak sering mengurangi minum dengan harapan untuk mengurangi keluhan tersebut, sehingga dapat menyebabkan lansia kekurangan cairan dan juga berkurangnya kemampuan kandung kemih. Beser bak sering pula disertai dengan beser buang air besar (bab), yang justru akan memperberat keluhan beser bak tadi.

* Gangguan intelektual: merupakan kumpulan gejala klinik yang meliputi gangguan fungsi intelektual dan ingatan yang cukup berat sehingga menyebabkan terganggunya aktivitas kehidupan sehari-hari. Kejadian ini meningkat dengan cepat mulai usia 60 sampai 85 tahun atau lebih, yaitu kurang dari 5 % lansia yang berusia 60-74 tahun mengalami dementia (kepikunan berat) sedangkan pada usia setelah 85 tahun kejadian ini meningkat mendekati 50 %. Salah satu hal yang dapat menyebabkan gangguan interlektual adalah depresi sehingga perlu dibedakan dengan gangguan intelektual lainnya. * Infeksi: merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting pada lansia, karena selain sering didapati, juga gejala tidak khas bahkan asimtomatik yang menyebabkan keterlambatan di dalam diagnosis dan pengobatan serta risiko menjadi fatal meningkat pula. Beberapa faktor risiko yang menyebabkan lansia mudah mendapat penyakit infeksi karena kekurangan gizi, kekebalan tubuh:yang menurun, berkurangnya fungsi berbagai organ tubuh, terdapatnya beberapa penyakit sekaligus (komorbiditas) yang menyebabkan daya tahan tubuh yang sangat berkurang. Selain daripada itu, faktor lingkungan, jumlah dan keganasan kuman akan mempermudah tubuh mengalami infeksi. *Gangguan pancaindera, komunikasi, penyembuhan, dan kulit: akibat prosesd menua semua pancaindera berkurang fungsinya, demikian juga gangguan pada otak, saraf dan otot-otot yang digunakan untuk berbicara dapat menyebabkn terganggunya komunikasi, sedangkan kulit menjadi lebih kering, rapuh dan mudah rusak dengan trauma yang minimal. *Sulit buang air besar (konstipasi): beberapa faktor yang mempermudah terjadinya konstipasi, seperti kurangnya gerakan fisik, makanan yang kurang sekali mengandung serat, kurang minum, akibat pemberian obat-obat tertentu dan lain-lain. Akibatnya, pengosongan isi usus menjadi sulit terjadi atau isi usus menjadi tertahan. Pada konstipasi, kotoran di dalam usus menjadi keras dan kering, dan pada keadaan yang berat dapat terjadi akibat yang lebih berat berupa penyumbatan pada usus disertai rasa sakit pada daerah perut. *Depresi: perubahan status sosial, bertambahnya penyakit dan berkurangnya kemandirian sosial serta perubahan-perubahan akibat proses menua menjadi salah satu pemicu munculnya depresi pada lansia. Namun demikian, sering sekali gejala depresi menyertai penderita dengan penyakit-penyakit gangguan fisik, yang tidak dapat diketahui ataupun terpikirkan sebelumnya, karena gejala-gejala depresi yang muncul seringkali dianggap sebagai suatu bagian dari proses menua yang normal ataupun tidak khas. Gejala-gejala depresi dapat berupa perasaan sedih, tidak bahagia, sering menangis, merasa kesepian, tidur terganggu, pikiran dan gerakan tubuh lamban, cepat lelah dan menurunnya aktivitas, tidak ada selera makan, berat badan berkurang, daya ingat berkurang, sulit untuk memusatkan pikiran dan

perhatian, kurangnya minat, hilangnya kesenangan yang biasanya dinikmati, menyusahkan orang lain, merasa rendah diri, harga diri dan kepercayaan diri berkurang, merasa bersalah dan tidak berguna, tidak ingin hidup lagi bahkan mau bunuh diri, dan gejala-gejala fisik lainnya. Akan tetapi pada lansia sering timbul depresi terselubung, yaitu yang menonjol hanya gangguan fisik saja seperti sakit kepala, jantung berdebar-debar, nyeri pinggang, gangguan pencernaan dan lain-lain, sedangkan gangguan jiwa tidak jelas. *Kurang gizi: kekurangan gizi pada lansia dapat disebabkan perubahan lingkungan maupun kondisi kesehatan. Faktor lingkungan dapat berupa ketidaktahuan untuk memilih makanan yang bergizi, isolasi sosial (terasing dari masyarakat) terutama karena gangguan pancaindera, kemiskinan, hidup seorang diri yang terutama terjadi pada pria yang sangat tua dan baru kehilangan pasangan hidup, sedangkan faktor kondisi kesehatan berupa penyakit fisik, mental, gangguan tidur, alkoholisme, obat-obatan dan lain-lain. *Tidak punya uang: dengan semakin bertambahnya usia maka kemampuan fisik dan mental akan berkurang secara perlahan-lahan, yang menyebabkan ketidakmampuan tubuh dalam mengerjakan atau menyelesaikan pekerjaannya sehingga tidak dapat memberikan penghasilan. Untuk dapat menikmati masa tua yang bahagia kelak diperlukan paling sedikit tiga syarat, yaitu :memiliki uang yang diperlukan yang paling sedikit dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, memiliki tempat tinggal yang layak, mempunyai peranan di dalam menjalani masa tuanya. *Penyakit akibat obat-obatan: salah satu yang sering didapati pada lansia adalah menderita penyakit lebih dari satu jenis sehingga membutuhkan obat yang lebih banyak, apalagi sebahagian lansia sering menggunakan obat dalam jangka waktu yang lama tanpa pengawasan dokter dapat menyebabkan timbulnya penyakit akibat pemakaian obat-obat yaqng digunakan. *Gangguan tidur: dua proses normal yang paling penting di dalam kehidupan manusia adalah makan dan tidur. Walaupun keduanya sangat penting akan tetapi karena sangat rutin maka kita sering melupakan akan proses itu dan baru setelah adanya gangguan pada kedua proses tersebut maka kita ingat akan pentingnya kedua keadaan ini. Jadi dalam keadaan normal (sehat) maka pada umumnya manusia dapat menikmati makan enak dan tidur nyenyak. Berbagai keluhan gangguan tidur yang sering dilaporkan oleh para lansia, yakni sulit untuk masuk dalam proses tidur. tidurnya tidak dalam dan mudah terbangun, tidurnya banyak mimpi, jika terbangun sukar tidur kembali, terbangun dinihari, lesu setelah bangun dipagi hari. *Daya tahan tubuh yang menurun: daya tahan tubuh yang menurun pada lansia merupakan salah satu fungsi tubuh yang terganggu dengan bertambahnya umur seseorang walaupun tidak selamanya hal ini disebabkan oleh proses menua, tetapi dapat pula karena berbagai keadaan seperti penyakit yang sudah lama diderita (menahun) maupun penyakit yang baru saja diderita (akut) dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh seseorang. Demikian juga penggunaan berbagai obat, keadaan gizi yang

kurang, penurunan fungsi organ-organ tubuh dan lain-lain. *Impotensi: merupakan ketidakmampuan untuk mencapai dan atau mempertahankan ereksi yang cukup untuk melakukan sanggama yang memuaskan yang terjadi paling sedikit 3 bulan. Menurut Massachusetts Male Aging Study (MMAS) bahwa penelitian yang dilakukan pada pria usia 4070 tahun yang diwawancarai ternyata 52 % menderita disfungsi ereksi, yang terdiri dari disfungsi ereksi total 10 %, disfungsi ereksi sedang 25 % dan minimal 17 %. Penyebab disfungsi ereksi pada lansia adalah hambatan aliran darah ke dalam alat kelamin sebagai adanya kekakuan pada dinding pembuluh darah (arteriosklerosis) baik karena proses menua maupun penyakit, dan juga berkurangnya sel-sel otot polos yang terdapat pada alat kelamin serta berkurangnya kepekaan dari alat kelamin pria terhadap rangsangan. (dr.Pirma Siburian Sp PD, pemerhati masalah kesehatan lansia dan dokter pada klinik lansia Klinik Spesialis Bunda Medan). http://waspada.co.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=3812 PROSES PENUAAN
Susi Lusanna Lubis, H.Delyuzar Departemen Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran USU Medan

PENDAHULUAN Proses penuaan meupakan proses yang dialami setiap makhluk hidup. Hal ini dapat berlangsung secara fisiologis maupun patologis. Umur manusia telah ditentukan, namun banyak faktor yang dapat mempengaruhinya. Pertumbuhan manusia normal dapat digambarkan seperti gunung. Tahap pertama meningkat, mencapai puncak (saat manusia berumur 20-an), tiba tahap kedua menurun. Dengan sendirinya , jika proses penuaan dapat dihentikan saat manusia berada di puncak, kemudaannya akan bertambah. Banyak teori yang menjelaskan mengenai proses penuaan sel antara lain teori Telomere, Teori wearand tear, Teori Mutasi Somatik, Teori akumulasi kesalahan ,Teori akumulasi sampah, Teori autoimun, teori Aging-Clock, Teori Cross-Linkage, Teori radikal bebas ,Mitohormesis.Dan sekarang yang paling sering dianut adalah teori Telomer. Namun demikian proses penuaan sel adalah multifaktorial baik secara intrinsik maupun ekstrinsik.

Dengan mengetahui proses penuaan ini, banyak orang yang berusaha untuk menghindari dari proses penuaan tersebut dengan munculnya produk- produk Anti Aging. Dimana produk yang paling sering digunakan adalah produk yang memakai teori Free-Radical. PROSES PENUAAN Proses penuaan merupakan proses yang berhubungan dengan umur seseorang. Manusia mengalami perubahan sesuai dengan bertambahnya umur seseorang tersebut. Semakin bertambah umur semakin berkurang fungsi-fungsi organ tubuh. Hal ini dapat kita lihat dari perbandingan struktur dan fungsi organ antara manusia yang berumur 70 tahun dengan mereka yang berumur 30 tahun yaitu : - berat otak 56% - Aliran darah ke otak 80% - CardiacOutput 70 % - Jumlah glomerulus 56% - Glomerular filtration rate 69% - Vital capacity 56% - Asupan O2 selama olahraga 40% - Jumlah dari axon pada saraf spinal 63% - Kecepatan pengantar inpuls saraf 90% - Berat badan 88% Banyak faktor yang mempengaruhi proses penuaan tersebut sehingga muncullah teori-teori yang menjelaskan mengenai faktor penyebab proses penuaan ini.Diantara teori yang terkenal adalah teori Telomere dan teori radikal bebas. Adapun faktor yang mempengaruhi proses penuaan tersebut dapat dibagi atas dua bagian yaitu :

1. Faktor genetik, yang melibatkan : - jam gen - Perbaikan DNA - Respon terhadap stress - Pertahanan terhadap antioksidan 2. Faktor lingkungan, yang melibatkan: - pemasukan kalori - penyakit-penyakit - Stress dari luar (misalnya : radiasi, bahan-bahan kimia) Kedua faktor tersebut akan mempengarui aktifitas metabolisme sel yang akan menyebabkan terjadinya stress oksidasi sehinga terjadi kerusakan pada sel yang menyebabkan terjadinya proses penuaan. TEORI TELOMERE Pada ujung setiap kromosom, terdapat sekuen pendek DNA nontranskripsi yang dapat diulang berkalikali (TTAGGG), yang dikenal sebagai telomere. Sekuen telomere ini tidak seluruhnya terkopi sepanjang sintesis DNA menuju ke mitosis. Sebagai hasilnya, ekor untaian tunggal DNA ditinggal di ujung setiap kromosom; ini akan dibuang dan, pada setiap pembelahan sel, telomere menjadi pendeksel . Pada saat sel somatik bereplikasi, satu potongan kecil tiap susunan telomere tidak berduplikasi, dan telomere memendek secara progresif. Akhirnya , setelah pembelahan sel yang multiple, telomere yang terpotong parah diperkirakan mensinyal proses penuaan sel. Namun demikian, pada sel germ dan sel stem panjang telomere diperbaiki setelah pembelahan tiap sel oleh enzim khusus yang disebut telomerase. Pemendekan telomere dapat menjelaskan batas replikasi (Hayflick) sel. Hal ini didukung oleh penemuaan bahwa panjang telomer berkurang sesuai umur individu darimana kromosom didapat. Dari pengamatan jangka panjang bahwa fibroblast manusia dewasa normal pada kultur sel, memiliki rentang masa hidup tertentu; fibroblast berhenti membelah dan menjadi menua setelah kira-kira 50 kali

penggandaan. Fibroblast neonatus mengalami sekitar 65 kali penggandaan sebelum berhenti membelah, sementara itu fibroblast pada pasien dengan progeria, yang berusia premature, hanya memperlihatkan 35 kali penggandaan atau lebih. Menuanya fibroblas manusia dalam biakan dapat dihindari secara parsial dengan melumpuhkan gen RB dan TP 53. Namun sel ini akhirnya juga mengalami suatu krisis, yang ditandai dengan kematiaan sel masif. TEORI WEAR AND TEAR Teori Wear and Tear disebut juga teori Pakai dan Lepas. Teori ini memberi kesan bahwa hilangnya sel secara normal akibat dari perubahan dalam kehidupan sehari-hari dan penumpukan rangsang subletal dalam sel yang berakhir dengan kegagalan sistem yang cukup besar sehingga keseluruhan organisme akan mati.Teori ini memberikan penjelasan yang baik mengapa kegagalan jantung dan system saraf sentral merupakan penyebab yang sering pada kematian; sel-sel yang mempunyai fungsi penting pada jaringan ini tidak mempunyai kemampuaan regenerasi.Teori ini sama sekali tergantung pada pandangan statistik penuaan. Pada teori ini kita mempunyai harapan hidup yang sama bagi setiap individu, namun perubahan panjang umur setiap individu diakibatkan oleh perubahan pola hidup dari individu itu sendiri Berbagai mekanisme seluler dan subseluler yang diperkirakan sebagai penyebab kesalahan penumpukan yang menyebabkan terjadinya penuaan sel adalah: - ikatan silang protein - ikatan silang DNA - mutasi dalam DNA yang membuat gen yang penting tidak tersedia atau berubah fungsinya - kerusakan mitokondria - cacat lain dalam penggunaan oksigen dan nutrisi TEORI RADIKAL BEBAS Berdasarkan penelitian Gomberg dan ilmuwan lainnya, istilah radikal bebas diartikan sebagai molekul yang relatif tidak stabil, mempunyai satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan diorbit luarnya.

Molekul tersebut bersifat reaktif dalam mencari pasangan elektronnya. Jika sudah terbentuk dalam tubuh maka akan terjadi reaksi berantai dan menghasilkan radikal bebas baru yang akhirnya jumlahnya terus bertambah. Oksigen yang kita hirup akan diubah oleh sel tubuh secara konstan menjadi senyawa yang sangat reaktif , dikenal sebagai senyawa reaktif oksigen yang diterjemahkan dari reactive oxygen species (ROS), satu bentuk radikal bebas. Peristiwa ini berlangsung saat proses sintesa energi oleh mitokondria atau proses detoksifikasi yang melibatkan enzim sitokrom P-450 di hati. Produksi ROS secara fisiologis ini merupakan konsekuensi logis dalam kehidupan aerobik. Sebagian ROS berasal dari proses fisiologis tersebut (ROS endogen) dan lainnya adalah ROS eksogen, seperti berbagai polutan lingkungan (emisi kendaraan bermotor dan industri, asbes, asap rokok dan lainlain), radiasi ionisasi, infeksi bakteri, jamur dan virus, serta paparan zat kimia ( termasuk obat) yang bersifat mengoksidasi. Ada berbagai jenis ROS, contohnya adalah superoksida anion, hidroksil, peroksil, hydrogen peroksida, singlet oksigen, dan lain sebagainya. Didalam tubuh manusia sendiri juga dilengkapi oleh system defensive terhadap radikal bebas tersebut berupa perangkat antioksidan enzimatis (gluthatione, ubiquinol, catalase, superoxide dismutase, hydroperoksidase dan lain sebagainya). Antioksidan enzimatis endogen ini pertama kali dikemukakan oleh J.M. Mc Cord dan I.Fridovich yang menemukan enzim antioksidan alami dalam tubuh manusia dengan nama superoksida dismutase (SOD). Hanya dalam waktu singkat setelah teori tersebut disampaikan, selanjutkan ditemukan enzim-enzim antioksidan endogen lainnya seperti glutation peroksidase dan katalase yang mengubah hydrogen peroksidase menjadi air dan oksigen. Sebenarnya radikal bebas, termasuk ROS, penting artinya bagi kesehatan dan fungsi tubuh yang normal dalam memerangi peradangan, membunuh bakteri, dan mengendalikan tonus otot polos pembuluh darah dan organ-organ dalam tubuh kita. Namun bila dihasilkan melebihi batas kemampuan proteksi antioksidan seluler, maka dia akan menyerang sel itu sendiri. Struktur sel yang berubah turut merubah fungsinya, yang akan mengarah pada proses munculnya penyakit. Stress oksidatif (oksidative stress) adalah ketidak seimbangan antara radikal bebas (prooksidan) dan antioksidan yang dipicu oleh dua kondisi umum: - kurangnya antioksidan

- Kelebihan produksi radikal bebas Keadaan stress oksidatif membawa pada kerusakan oksidatif mulai dari tingkat sel, jaringan hingga ke organ tubuh, menyebabkan terjadinya percepatan proses penuaan dan munculnya penyakit.Teori penuaan dan radikal bebas pertama kali digulirkan oleh Denham Harman dari University of Nebraska Medical Center di Omaha, AS pada 1956 yang menyatakan bahwa tubuh mengalami penuaan karena serangan oksidasi dari zat-zat perusak. TEORI GENETIKA Proses penuaan kelihatannya mempunyai komponen genetik. Hal ini dapat dilihat dari pengamatan bahwa anggota keluarga yang sama cenderung hidup pada umur yang sama dan umurnya mempunyai umur yang rata-rata sama, tanpa mengikut sertakan meninggal akibat kecelakaan dan penyakit. Mekanisme penuaan yang jelas secara genetik belumlah jelas, tetapi penting jadi catatan bahwa lamanya hidup kelihatannya diturunkan melalui garis wanita dan seluruh mitokondria mamalia berasal dari telur dan tidak ada satupun dipindahkan melalui spermatozoa. Pengalaman kultur sel sugestif bahwa beberapa gen yang mempengaruhi penuaan terdapat pada kromosom 1, tetapi bagaimana cara mereka mempengaruhi penuaan masih belum jelas. Disamping itu terdapat juga eksperimen alami yang baik dimana beberapa manusia dengan kondisi genetik yang jarang (progerias) seperti sindroma Werner menunjukkan penuaan yang premature dan meninggal akibat penyakit usia lanjut seperti ateroma derajat berat pada usianya yang masih belasan tahun atau permulaan remaja.Serupa dengan itu, penderita sindroma Down pada umumnya proses penuaannya lebih cepat dibandingkan dengan populasi lain. Disamping itu fibroblasnya mampu membelah dalam jumlah lebih sedikit di dalam kultur dibandingkan dengan control yang umurnya sama. Tetapi ini masih sangat jauh dari bukti akhir bahwa penuaan merupakan kondisi genetik; hal ini hanya menunjukkan kepada kita bahwa beberapa bentuk penuaan dipengaruhi oleh mekanisme genetik. TEORI PEROSES PENUAAN YANG LAIN Ada beberapa teori proses penuaan yang lain yaitu : 1. Teori mutasi somatik

Teori ini mengemukakan bahwa proses penuaan diakibatkan oleh kerusakan pada integritas genetik sel-sel tubuh itu. 2. Teori akumulasi kesalahan Teori ini mengemukakan bahwa proses penuaan diakibatkan adanya kesalahan pada kode genetic yang berangsur-angsur rusak yang kemudian menumpuk dan menyebabkan rusaknya kode genetic tersebut. 3. Teori akumulasi sampah Menurut teori ini proses penuaan disebabkan karena menumpuknya sisa-sisa pembuangan (sampah metabolisme) yang akhirnya menyebabkan kerusakan pada sistem metabolisme. 4. Teori Autoimune Penuaan yang terjadi disebabkan karena terbentuknya autoantibodi yang menyerang jaringan tubuh itu sendiri. Hal ini dapat terlihat pada radang lambung atropi, Hashimoto tiroiditis. 5. Teori Aging Clock Teori ini mengemukakan bahwa proses penuaan disebabkan karena suatu urutan yang telah terprogram, seperti halnya jam, dimana telah diatur oleh saraf atau sistem endokrin kita.Sel-sel membelah dan terjadi pemendekan dari telomer ini seperti jam yang telah diatur waktunya. 6. Teori cross-linkage Penuaan terjadi karena akumulasi dari cross-linkage yang mana akan menghalangi fungsi sel normal 7. Mitohormesis Sejak tahun 1930 diketahui bahwa membatasi asupan kalori mencegah timbulnya proses penuaan. Baru-baru ini, Michael Ristow menunjukkan bahwa penundaan proses penuaan dapat dilakukan dengan meningkatkan antioksidan yang menghambat pembentukan radikal bebas dalam mitokondria.

SINDROMA PROSES PENUAAN YANG PREMATUR Ada beberapa penyakit genetik yang menunjukan adanya proses penuaan yang prematur. Tanda-tanda dari penyakit ini adalah dijumpainya rambut yang beruban, mengkerutnya kulit, dan pendeknya masa hidup dari penderita tersebut. Pada beberapa kasus hal ini dapat terjadi karena mutasi dari gen. Adapun proses penuaan yang premature tersebut dapat kita lihat pada: - Werners syndrome Pada penderita ini kelihatan pada rambut mereka telah beruban pada usia 20 tahun dan penderita umumnya meninggal pada usia 40 tahun. Tanda-tanda proses penuaan seperti osteoporosis, katarak, dan arterosklerosis dapat terlihat pada penderita. Meskipun pada waktu mudanya, sel-sel juga mengalami replikasi penuaan namun hanya sebanyak 20 kali, sedangkan yangnormal mencapai 70 kali atau lebih. Hal ini disebabkan oleh mutasi di WRN, dimana WRN ini diperlukan untuk perbaikan dan pemeliharaan DNA yang terdapat di telomere. - Cockayne syndrome (CS) Terjadi karena mutasi pada gen-gen yang berfungsi pada perbaikan DNA yaitu pada saat terjadi transkripsi DNA. Pada penderita ini hanya menunjukkan beberapa tanda proses penuaan, namun proses kematian sangatlah cepat pada penderita ini. - Ataxia telangiectasia (AT) Penderita menunjukkan proses penuaan yang premature hal ini disebabkan karena kerusakan pada fungsi gen yang mendeteksi kerusakan DNA (ATM) sehingga gen gagal memulai untuk proses perbaikan selnya. - Hutchinson Gilford progeria syndrome. Anak-anak yang menderita sindroma ini akan menunjukkan tanda-tanda proses penuaan premature yang parah sejak mereka dilahirkan dan penderita akan meninggal setelah mereka

berumur belasan tahun. Disebabkan oleh mutasi gen (LMNA) untuk lamin yang berfungsi menstabilkan membrane dalam dari pembungkus inti sel. Sebagaimana telah diketahui bahwa replikasi, transkripsi, dan perbaikan dari DNA berlangsung di bagian dalam dari inti sel, sedangkan pada penderita sindroma ini terjadi peningkatan kerusakan pada DNA dan kerusakan pada ekspresi gen. Dari sindrom penuaan yang premature ini terlihat bahwa terjadinya mutasi bukan seluruhnya pada sel, tetapi terjadi mutasi pada gen-gen yang bertanggung jawab pada proses replikasi, perbaikan, dan transkripsi dari dari seluruh gen. ANTI AGING Pada penderita proses penuaan yang premature terapi yang maksimal belumlah dijumpai, namun dengan diketahuinya bahwa adanya enzim telomerase yang menghambat pemendekan telomere ini,maka para ilmuwan masih berusaha untuk membentuk suatu substrat yang bekerja seperti enzim telomerase tersebut. Namun penghambatan proses penuaan pada sel-sel yang normal telah banyak ditemukan dengan munculnya produk-produk anti aging. Dugaan bahwa radikal bebas tersebar dimana-mana, pada setiap kejadian pembakaran seperti merokok, memasak, pembakaran bahan baker pada mesin dan kendaraan bermotor. Paparan sinar ultraviolet yang terus-menerus, pestisida dan pencemaran lain di dalam makanan kita, bahkan karena olahraga yang berlebihan, menyebabkan tidak ada pilihan selain tubuh harus melakukan tindakan protektif. Langkah yang tepat untuk menghadapi banyaknya radikal bebas tersebut adalah dengan mengurangi paparannya atau mengoptimalkan pertahanan tubuh melalui aktivitas antioksidan. Selain jenis antioksidan enzimatis seperti yang disebut di awal, dikenal pula jenis antioksidan nonenzimatis. Jenis ini dapat berupa golongan vitamin, seperti vitamin C, vitamin E serta golongan senyawa fitokimia seperti senyawa fenolik. Senyawa fenolik ini banyak dijumpai pada sayuran, buahbuahan, rempah-rempah dan sebagainya yang merupakan konsumsi makanan kita sehari-hari. Suplemen vitamin banyak beredar di pasaran dalam berbagai dosis. Namun perlu diketahui, hingga saat ini para ahli masih sulit memastikan berapa komposisi yang seimbang antara radikal bebas dan

antioksidan di dalam tubuh.Beberapa antioksidan dalam dosis tertentu bisa berubah sifat menjadi prooksidan. http://prosespenuaan.blogspot.com/2010/06/proses-penuaan.html

Keluhan cepat merasa kenyang pada lanjut usia (lansia) sering dihubungkan dengan melemahnya gerakan (peristaltik) lambung yang mengakibatkan gangguan dalam pengosongan lambung. Keadaan ini sering dikenal sebagai gastroparesis, dan untuk menyatakan keadaan seperti ini harus disingkirkan terlebih dahulu keadaan atau penyakit yang dapat menyebabkan gangguan pada gerakan lambung seperti akibat penyumbatan, radang dan tukak/borok pada saluran cerna. Dari suatu data melaporkan bahwa 50-60 % dari lansia yang datang berobat ternyata menderita gangguan gerakan pada saluran cerna bahagian atas, terutama pada lambung. Waspada Online Keluhan cepat merasa kenyang pada lanjut usia (lansia) sering dihubungkan dengan melemahnya gerakan (peristaltik) lambung yang mengakibatkan gangguan dalam pengosongan lambung. Keadaan ini sering dikenal sebagai gastroparesis, dan untuk menyatakan keadaan seperti ini harus disingkirkan terlebih dahulu keadaan atau penyakit yang dapat menyebabkan gangguan pada gerakan lambung seperti akibat penyumbatan, radang dan tukak/borok pada saluran cerna. Dari suatu data melaporkan bahwa 50-60 % dari lansia yang datang berobat ternyata menderita gangguan gerakan pada saluran cerna bahagian atas, terutama pada lambung. Dalam keadaan normal, lambung mempunyai dua fungsi yang penting dalam proses pencernaan, yaitu menerima, menyimpan dan mengatur pengosongan lambung sampai makanan masuk ke usus halus dengan kecepatan tertentu yang menguntungkan bagi proses pencernaan, serta fungsi lainnya adalah untuk memecah makanan padat dan lunak menjadi bahagian-bahagian kecil yang mudah dicerna oleh enzim-enzim pencernaan. Dinding lambung terdiri dari otot-otot polos, yaitu pada sepertiga bahagian atas terdiri dari otototot yang tidak didapati gerakan/kontraksi yang cepat dan berfungsi sebagai tempat menyimpan makanan yang dimakan, sedangkan dua pertiga bahagian bawah dari lambung terdiri dari otototot yang mempunyai gerakan yang tidak menetap yang menyebar dalam bentuk gelombang yang bergerak secara melingkar ke arah bawah dan bahagian ini berfungsi sebagai alat pencerna makanan sampai menjadi bahagian-bahagian/partikel-partikel kecil dan dapat dengan mudah dicerna oleh enzim pencernaan. Demikian pula, dalam keadaan normal bahwa adanya gerakan lambung diatur oleh mekanisme yang berasal dari saraf, mekanik dan lain-lain, yang pada lansia karena proses menua hal-hal tersebut telah mengalami gangguan. Hal inilah yang dapat menimbulkan keluhan-keluhan berupa perut kembung, mual, muntah, tidak suka makan, rasa kenyang setelah makan, dan rasa tidak enak di ulu hati pada lansia. Selain daripada itu, lapisan luar dari dinding lambung (mukosa) mengalami gangguan dalam pertumbuhannya (atrofi) disertai berkurangnya fungsi kelenjar-kelenjar yang didapati pada lambung yang menghasilkan pepsin dan asam lambung. Juga, ukuran lambung pada lansia

menjadi lebih kecil sehingga daya tampung makanan menjadi berkurang. Akibat kurangnya asam lambung, dan ukuran lambung yang menjadi lebih kecil menyebabkan kurangnya rasa lapar dan cepat menjadi kenyang. Penyebab Berbegai penyebab melemahnya gerakan lambung yang sering didapati pada lansia adalah gangguan pada otot dan saraf, gangguan aliran darah ke lambung, dan obat-obatan. Selain dari pada itu, tindakan pembedahan pada saluran cerna dapat menyebabkan gangguan dalam gerakan lambung tadi, dan keadaan ini pada umumnya akan mereda dalam waktu beberapa hari. Penyakit kencing manis (diabetes melitus) merupakan penyakit yang dapat mempengaruhi aktivitas saraf pada saluran cerna dengan akibat terjadinya gangguan gerakan lambung. Juga, proses menua pada saraf-saraf yang mensarafi saluran cerna dapat menyebabkan gangguan gerakan pada lambung. Gejala Melemahnya gerakan lambung menyebabkan gangguan atau keterlambatan dalam pengosongan lambung, dengan keluhan/gejala berupa rasa penuh atau kembung pada perut setelah makan, tidak nafsu makan dan perasaan cepat kenyang, rasa tidak enak di ulu hati, mual, muntah dan lain-lain. Penatalaksanaan Penatalaksanaan penderita dengan keluhan-keluhan seperti di atas selain daripada memerlukan obat-obatan juga diperlukan tindakan-tindakan khusus, antara lain: dengan pemberian makanan sedikit demi sedikit atau dengan merubah komposisi makanan, misalnya dengan meningkatkan asupan cairan sehingga mengurangi terjadinya keterlambatan dalam pengosongan lambung. Jangan berbaring segera setelah makan, hindari mengangkat benda-benda berat dan pakaian yang ketat terutama di daerah pinggang, kurangi berat badan pada penderita yang gemuk, membiasakan tidur dengan lambung yang tidak terisi penuh dengan makanan (jangan makan terlalu kenyang), hindari makanan yang berlemak, jangan merokok, hentikan meminum kopi, alkohol, coklat dan makanan-makanan yang merangsang, serta hindari obat-obat yang dapat menyebabkan keterlambatan dalam pengosongan lambung. (dr.Pirma Siburian Sp PD, pemerhati masalah kesehatan lansia dan dokter pada klinik lansia Klinik Spesialis Bunda Medan).
http://www.waspada.co.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=156

I. GANGGUAN ENDOKRIN Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk mempengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai pembawa pesan dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan menerjemahkan pesan tersebut menjadi suatu tindakan. Sistem

endokrin tidak memasukkan kelenjar eksokrin seperti kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan kelenjar-kelenjar lain dalam saluran gastrointestin. System endokrin merupakan bagian dari system pengatur tubuh, pengaturan berbagai fungsi metabolism tubuh. Gangguan system endokrin Perubahan Sistem Endokrin pada Lansia 1. Produksi dari hamper semua hormone menurun 2. Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah 1. Pituitari : pertumbuhan ada tetapi lebih rendah dan hanya di dalam pembuluh darah. Berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH, dan LH. 2. Menurunnya aktivitas tiroid, menurunnya BMR dan menurunnya daya pertukaran zat 3. Menurunnya produksi aldosteron 1. Menurunnya sekresi hormone kelamin, misalnya progesterone, estrogen, dan testosterone 2. Bertambahnya insulin, norepinephrin, parathormon, vasopressin 3. Berkurangnya tridotironin 4. Psikomotor melambat Gangguan Endokrin pada Lansia 1. Menopause Menopause adalah suatu masa peralihan dalam kehidupan wanita dimana ovarium atau indung telur berhenti menghasilakn sel telur, aktivitas menstruasi berkurang atau berhenti, dan pembentukan hormone wanita (estrogen dan progesteron berkurang). Hal ini disebabkan karena pertambahan usia sehingga ovarium menjadi kurang tanggap terhadap rangsangan LH dan FSH yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa. Akibatnya ovarium melepaskan lebih sedikit estrogen dan progesteron, dan pada akhirnya proses ovulasi terhenti. Menopause dibagi menjadi 2, yaitu :

Menopause dini

Menopause yang terjadi sebelum usia 40 tahun

Menopause buatan

Merupakan akibat dari campur tangan medis yang menyebabkan berkurangnya atau berhentinya pelepasan hormon oleh ovarium. Etiologi menopause 1. Alami : semakin tua, folikel wanita makin resisten terhadap stimulasi hormon gonadotropin dan reaksi umpan balik negatif terhadap hipotalamus. Akibatnya FSH dan

LH di darah akan naik dan berakibat stimulasi stromal terhadap ovarium. Kadar estrogen dan progesteron pun menurun. Akhirnya terjadi feedback negatif dengan peningkatan FSH dari kalenjar hipofise. Tubuh pun bereaksi dengan menopause 2. Buatan: Akibat tindakan bedah (surgical menopause) atau pengobatan kanker (medical menopause) Sehingga perlu dilakukan operasi pengangkatan indung telur/ ovarium Gejala-gejala menopause

Hot flashes Vagina menjadi kering Gejala psikis dan emosional Pusing, kesemutan, dan jantung berdebar Hilangnya kendali terhadap kandung kemih Peradangan kandung kemih atau vagina Penyakit jantung dan pembuluh darah

Patofisiologi 1. Pramenopause : Kekacauan siklus haid, perubahan psikologis/ kejiwaan, perubahan fisik, pendarahan memanjang dan relatif banyak, terkadang disertai nyeri haid (dismenorea), usia antara 48-55 tahun, berlangsung selama 4-5 tahun. 2. Perimenopause : Merupakan masa peralihan dengan siklus haid yang tidak teratur, mulai mengalami keluhan klimaterik, kadar FSH, LH, dan estrogen bervariasi, kadar progesteron rendah. 3. Menopause : Haid berhenti, kadar estrogen berkurang, perubahan serta keluhan psikologik dan fisik makin menonjol, usia antara 56-60 tahun, berlangsung 3-4 tahun. 1. Pascamenopause : Adaptasi perubahan psikologik dan fisik, ovarium sudah tidak berfungsi, hormon gonadotropin meningkat, keluhan makin berkurang, usia 60-65 tahun. 2. Andropause Istilah andropause yang menimpa pria memang belum memasyarakat. Bahkan cenderung dianggap mitos. Padahal seluruh jenis hormone yang menurun itu merupakan kenyataan. Andropause berbeda dengan menopause. Andropause kadang- kadang disebut pula dengan istilah padam (partial androgen deficiency in aging male). Maksudnya, hormone reproduksi pria yang mulai menurun, namun tidak bersifat total. Tanda-tandanya: mudah berkeringat, merasa panas, gelisah, susah tidur, takut, cepat depresi, cepat lelah. Mereka yang mengalami Andropause merasa tidak percaya diri, turunnya motivasi, menghargai diri sendira, dan ketajaman mental. Mereka pun merasa tenaga dan kekuatannya berkurang termasuk massa pada ototnya, selain kehilangan bulu-bulu sexsual ditubuhnya. Hal tersebut di barengi dengan penumpukan lemak di daerah perut. Minat terhadap seksual ikut menurun, disertai dengan perubahan tingkah laku maupun aktivitas seksualnya. Dengan sendirinya,

kualitas orgasme dan kemampuan ereksi berkurang pula bersama dengan ejakulasi hingga volumenya menurun. 1. Osteoporosis Primer Osteoporosis primer sering menyerang wanita paska menopause dan juga pada pria usia lanjut dengan penyebab yang belum diketahui.

Osteoporosis postmenopausal terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama pada wanita), yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada wanita. Biasanya gejala timbul pada wanita yang berusia di antara 51-75 tahun, tetapi bisa mulai muncul lebih cepat ataupun lebih lambat. Osteoporosis senilis kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan diantara kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang yang baru. Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini biasanya terjadi pada usia diatas 70 tahun dan 2 kali lebih sering menyerang wanita. Wanita seringkali menderita osteoporosis senilis dan postmenopausal.

1. Diabetes Melitus Tipe II Pada diabetes tipe 2 terdapat dua masalah utama yang berhubungan dengan insulin, yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan reseptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa di dalam sel. Resistensi insulin pada diabetes mellitus tipe 2 disertai dengan penurunan reaksi intrasel. Dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa. Seiring pertambahan usia, sel-sel tubuh menjadi lebih resistant terhadap insulin, yang mengurangi kemampuan lansia untuk memetabolisme glukosa. Selain itu, pelepasan insulin dari sel beta pankreas berkurang dan melambat. Hasil dari kombinasi proses ini adalah hiperglikemia. Pada lansia, konsentrasi glukosa yang mendadak dapat meningkatkan dan lebih memperpanjang hiperglikemia. Diabetes tipe 2 pada lansia disebabkan oleh sekresi insulin yang tidak normal, resistansi terhadap kerja insulin pada jaringan target, dan kegagalan glukoneogenesis hepatic. Penyebab utama hiperglikemia pada lansia adalah peningkatan resistansi insulin pada jaringan perifer. Meskipun jumlah reseptor insulin sebenarnya sedikit menurun seiring pertambahan usia, resistansi dipercaya terjadi setelah insulin berikatan dengan reseptor tersebut. Selain itu, sel-sel beta pulau Langerhans kurang sensitif terhadap kadar glukosa yang tinggi, yang memperlambat produksi glukosa di hati. Tanda dan Gejala

Penurunan berat badan dan kelelahan Kehilangan selera makan Inkontinensia Penurunan penglihatan Konfusi atau derajat delirium

Konstipasi atau kembung abdomen Retinopati atau pembentukan katarak Perubahan kulit o Penurunan nadi perifer, kulit dingin, penurunan reflex, dan kemungkinan nyeri perifer atau kebas Hipotensi ortostatik

1. Hipertiroid Hipertiroid adalah suatu keadaan dimana kelenjar tiroid bekerja secara berlebihan, sehingga menghasilkan sejumlah besar hormone tiroid. Hipertiroid bisa ditemukan dalam bentuk penyakit Graves, gondok noduler toksik atau hipertiroidisme sekunder. Hipertiroid bisa disebabkan oleh tumor hipofisa yang menghasilkan terlalu banyak TSH, sehingga merangsang tiroid untuk menghasilkan hormone tiroid yang berlebihan. Penyebab lainnya adalah perlawanan hipofisa terhadap hormone tiroid sehingga kelenjar hipofisa menghasilkan terlalu banyak TSH. Penyebab dari hipertiroidisme adalah:

Reaksi imunologis Tiroiditis Adenoma tiroid toksik

Gejala pada hipertiroid Pada hipertiroidisme, apapun penyebabnya, terjadi peningkatan fungsi tubuh

Jantung berdetak lebih cepat dan bisa terjadi kelainan irama jantung, yang bisa menyebabkan palpitasi (jantung berdebar-debar) Tekanan darah cenderung meningkat Penderita merasakan hangat meskipun berada dalam ruangan yang sejuk Kulit menjadi lembab dan cenderung mengeluarkan keringat yang berlebihan Tangan memperlihatkan tremor (gemetaran) halus Penderita merasa gugup, letih dan lemah meskipun tidak melakukan kegiatan yang berat Nafsu makan bertambah, tetapi berat badan berkurang Sulit tidur Sering buang air besar, kadang disertai diare Terjadi perubahan pada mata : bengkak di sekitar mata, bertambahnya pembentukan air mata, iritasi dan peka terhadap cahaya. Gejala ini akan segera menghilang setelah pelepasan hormon tiroid terkendali, kecuali pada penyakit Graves yang menyebabkan gangguan mata khusus.

1. Hipotiroid

Hipotiroidi adalah suatu keadaan dimana kelenjar tiroid kurang aktif dan menghasilkan terlalu sedikit hormon tiroid. Hipotiroid yang sangat berat disebut miksedema. Penyebab hipotiroid adalah pengobatan terhadap hipertiroidisme. Baik yodium radioaktif maupun pembedahan cenderung menyebabkan hipotiroidisme. Kekurangan yodium jangka panjang dalam makanan, menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme goitrosa). Gejala pada hipotiroid:

Kekurangan hormon tiroid menyebabkan melambatnya fungsi tubuh. Ekspresi wajah menjadi tumpul suara menjadi serak dan berbicara menjadi lambat Rambut menjadi tipis, kasar dan kering kulit menjadi kasar, kering, bersisik dan menebal. Denyut nadi bisa melambat telapak tangan dan telapak kaki tampak agak oranye (karotenemia)

http://aqies.wordpress.com/2009/05/08/gangguan-endokrin-pada-lansia/

wanita lebih cepat tua


Kenapa yah saya terlihat lebih tua dari suami? Jika Anda pernah menanyakan hal serupa, Anda perlu mengetahui fakta bahwa wanita memang lebih cepat tua. Hal ini terungkap dari hasil penelitian Dr. Foad Nahai, ahli bedah plastik asal Atlanta, terhadap kulit dan otot sekitar mulut. Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa terdapat dua faktor yang membuat wanita lebih cepat tua, yaitu produksi minyak dan hormon. Kulit pria memiliki lebih banyak kelenjar minyak dibandingkan kulit wanita. Produksi minyak yang tinggi melindungi kulit dari kekeringan dan paparan sinar matahari. Hal sebaliknya terjadi pada wanita, wanita memproduksi minyak lebih sedikit sehingga perlindungan kulit terhadap lingkungan lebih rendah. Disamping itu, area sekitar bibir wanita memiliki lebih sedikit pembuluh darah dibanding pria. Padahal regenerasi kolagen dan sel kulit membutuhkan asupan nutrisi yang baik dari aliran darah. Inilah penyebab area bibir wanita lebih cepat berkerut dan kering. Faktor lain yang juga memperlambat penuaan pada pria adalah folikel rambut. Pria punya folikel rambut di sekitar bibirnya, sebaliknya dengan wanita. Walhasil, produksi minyak di kulit pria lebih aktif, sehingga kulit mereka juga menjadi lebih lentur. Terakhir, adalah faktor hormon estrogen pada wanita yang berkurang sejalan usia. Selama masih aktif, estrogen punya peranan untuk membuat kulit seseorang wanita lebih kencang dan cerah. Tapi jangan kuatir, salah satu trik mudah untuk menekan kemunculan kerutan pada wajah adalah dengan mengurangi konsumsi gula. Sebab gula akan membuat kolagen yang berfungsi menjadi

penopang permukaan kulit lebih cepat rapuh dan rusak. Jika kolagen rusak maka kulit lebih cepat kendur dan keriput. Jadi, kurangi gula agar tetap awet muda. Jangan lupa untuk melakukan perawatan rutin dan anti aging sejak dini. Rutinlah membersihkan wajah setiap hari, gunakan pelembab dan tabir surya. Perawatan ringan seperti ini mempersiapkan kulit menghadapi lingkungan luar, seperti debu, polusi dan radiasi sinar matahari. Lengkapi juga asupan air dan nutrisi yang dibutuhkan tubuh dengan makan-makanan bergizi seimbang. Jika Anda butuh bantuan cepat dan tepat dalam meremajakan kulit, gunakan Restylane.
http://restylane.landson.co.id/blog/wow-wanita-lebih-cepat-tua/

Anda mungkin juga menyukai