Anda di halaman 1dari 2

Tanggapan untuk kasus pelanggaran HAM di FREEPORT

1. Dalam pasal 1 angka 2 ditentukan bahwa yang dimaksud dengan pelanggaran berat

adalah pelanggaran HAM sebagaimana dimaksud dalam UU. No 26 th 2000, seperti yang ditentukan pasal 7 yang meliputi pelanggaran HAM terhadap : Kejahatan genosida Kejahatan terhadap kemanusiaan

Dalam kasus di atas terdapat indikasi terjadinya perbuatan HAM berat, seperti operasi militer AD yang digencar-gencarkan terhadap masyarakat Papua karena dianggap melakukan pemberontakan sehingga menewaskan warga sipil Papua. Penembakan terhadap karyawan Freeport merupakan suatu bentuk penolakan masyarakat asli Papua karena ketidakadilan Freeport yang merampas hak-hak merek untuk mengambil hasil bumi di sekitar gunung Ertsberg yang merupakan penopang hidup mereka dari alam. Bentuk ketidakadilan dan perampasan hak masyarakat terlihat dari sikap Freeport yang mencaplok tanah-tanah adat dan tanah keramat tanpa ganti rugi dan mengusir warga yang mendulang emas di sekitar pertambangan, sehingga mengakibatkan konflik berkepanjangan.
2. Sebenarnya permasalahan di sini adalah masyarakat Papua yang percaya Freeport

yang menyebabkan permasalahan lingkungan di tengah konflik yang sering timbul di masyarakat Papua yang pluralisme. Dalam kebijakan ekonomi nasional, pelaksanaan desentralisasi terhadang oleh peraturan-peraturan yang membingungkan, alokasi dana yang tidak transparan dan dalam bidang keamanan pemerintah telah menempatkan TNI, POLRI, dan bahkan KOPASSUS yang malah terlibat dalam kasus pembunuhan. Dan kurangnya sumber daya, pelatihan, rawan terhadap korupsi dan tindakan kejam guna mempertahankan kesatuan nasional telah menghasilkan pola tindakan TNI seperti merusak gedung, bersikap brutal terhadap warga sipil dan menyebabkan pembunuhan yang tidak jelas pertanggungjawabannya sehingga bukan keamanan yang terwujud tapi konflik berkepanjangan.
3. Peran KOMNAS HAM adalah memantau dan melakukan penyelidikan ( lingkup

proyustisia ) lalu hasil penyelidikan yang telah diperoleh diserahkan kepada penyidik untuk proses penyidikan, kemudian penuntutan serta pemeriksaan sidang dan pelaksanaan putusan. Hemat saya, KOMNAS HAM merupakan badan independen yang berwewenang dalam kasus tersebut menyelidiki apakah ada indikasi

pelanggaran HAM berat yang terjadi di Papua serta menuntut pihak-pihak terkait pelanggaran HAM berat yang telah terjadi ke Pengadilan HAM nasional dan apabila proses peradilan yang efektif tidak dapat dilaksanakan, maka dapat diajukan ke Mahkamah Pidana Internasional. Dalam kasus tersebut contoh pelanggaran HAM berat adalah pembunuhan warga Papua dalam operasi militer TNI AD maka komandan yang memimpin operasi militer itulah yang dapat dituntut dan diadili.

Anda mungkin juga menyukai