Kasus Kewarganegaraan 2
Kasus Kewarganegaraan 2
Kasus ini melibatkan Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo, yang dituduh melakukan
pembunuhan terhadap Brigadir J. Kasus ini dianggap sebagai pelanggaran HAM karena
menyangkut hak untuk hidup, pembunuhan di luar hukum, dan penghalangan proses hukum.
Pada 1 Oktober 2022, terjadi insiden kekerasan saat pertandingan sepak bola di Stadion
Kanjuruhan, Malang, yang menewaskan 135 orang. Tragedi ini terkait dengan penggunaan
kekuatan berlebihan oleh aparat keamanan.
Konflik antara warga Desa Wadas, Jawa Tengah, dan aparat kepolisian terkait sengketa
tanah untuk proyek tambang andesit. Kasus ini melibatkan kekerasan dan pelanggaran hak atas
tanah serta hak partisipasi warga dalam pengambilan kebijakan.
Sepanjang 2023, terdapat 268 serangan terhadap pembela HAM. Aktivis di Papua
merupakan kelompok yang paling banyak diserang, dengan 103 kasus. Wartawan juga menjadi
target signifikan dengan 89 serangan, diikuti oleh petani (31 serangan) dan masyarakat adat
(24 serangan). Serangan ini sering kali terkait dengan kritik terhadap proyek pembangunan dan
penolakan masyarakat terhadap proyek tambang atau strategis nasional (Komnas HAM) (VOA
Indonesia.
17. Kriminalisasi di Papua dan Maluku
Banyak aktivis di Papua dan Maluku mengalami kriminalisasi dengan tuduhan makar.
Antara 2020-2023, sebanyak 86 orang ditangkap dengan tuduhan ini. Tuduhan makar sering
digunakan untuk membungkam perbedaan pandangan politik, terutama mereka yang menuntut
kemerdekaan wilayah seperti Papua Merdeka atau Republik Maluku Selatan (VOA Indonesia)
.
Kekerasan terhadap wartawan meningkat, dengan 89 kasus serangan dilaporkan pada tahun
2023. Serangan ini banyak terjadi terhadap wartawan yang melaporkan isu-isu seperti korupsi,
sosial, lingkungan, dan konflik agraria. Kondisi ini mencerminkan penurunan indeks
demokrasi dan kebebasan pers di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir (VOA Indonesia)
(Antara News).
10. Rentetan Peristiwa Kekerasan Kepolisian Pada Awal 2024,
Menyebabkan Warga Sipil Menjadi Korban
Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) menyoroti atas
serentetan dugaan peristiwa penyiksaan, salah tembak, dan salah tangkap yang dilakukan oleh
sejumlah anggota Kepolisian di beberapa wilayah di Indonesia dalam kurun waktu awal Januari
hingga pertengahan Februari 2024 ini. Berdasarkan hasil pemantauan yang kami lakukan,
setidaknya telah terdapat 5 korban dari 5 peristiwa berbeda yang disebabkan oleh kesewenang-
wenangan Kepolisian dalam menjalankan tugasnya. Adapun 5 peristiwa itu terbagi menjadi 3
kasus, yakni 2 kasus salah tangkap, 2 kasus salah tembak, dan 1 kasus penyiksaan terhadap
tahanan yang menyebabkan korban meninggal dunia.