Anda di halaman 1dari 7

ETIKA DISKUSI

(Kajian sederhana Etika Diskusi)1 A. ETIKA Etika sejak dari dulu merupakan sebuah diskursus para filsuf dan umat manusia pada umumnya. Pengertian etika inipun beraneka ragam : Wjs. Poerwodarminto, dalam kamus bahas Indonesia mengemukakan bahwa etika adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). Verkuyll, mengartikan etika sebagai kesusilaan, perasaan batin atau kecenderungan hati seseorang untuk berbuat kebaikan. Dr. James J spillens SJ, mengukapkan bahwa etika atau ethies memperhatikan atau memprtimbangkan tingkah laku manusia dalam pengambilan keputusan moral. Etika mengarahkan atau menghubungkan penggunaan akhlak budi individual dengan obyektivitas untuk seseorang terhadap orang lain (golongan atau kelompok). Jadi dalam konteks diskusi, kalau kita kembalikan pada dunia kampus/ masyarakat ilmiah, maka makna yang ketiga yang paling cocok. Jadi etika dalam konteks tersebut bermakna benar atau tidaknya suatu perilaku dalam diskusi ditinjau dari nilai yang dianut oleh suatu kelompok masyarakat. Memang setiap masyarakat tentu memiliki pola nilai yang tidak sama dengan masyarakat lain. Dengan demikian nilai yang digunakan dalam pengertian etika diskusi adalah nilai-nilai yang umum (universal) yang berlaku di masyarakat luas.

B. DISKUSI Diskusi berasal dari bahasa Latin Discuture yang berarti membeberkan Masalah. Dalam arti luas : Memberikan jawaban atas pertanyaan atau pembicaraan serius tentang masalah Obyektif. Dalam arti sempit : Tukar menukar pikiran yang terjadi dalam kelompok kecil atau besar. Suatu diskusi tidak harus menghasilkan keputusan. Namun sekurang-kurangnya pendengar atau pemirsa memiliki pandangan atau pengetahuan yang lebih luas dan jelas mengenai hal-hal yang didiskusikan. Dalam arti luas, diskusi berarti memberikan jawaban atas pertanyaan atau pembicaraan serius tentang suatu masalah objektif. Forum diskusi lebih mengutamakan untuk penigkatan pengetahuan atau proses
1 Disampaikan pada DIKLAT UKMK St. Ignatius Loyola Unmer Malang tanggal 05 Juni 2009

pembelajaran untuk memberikan arti internalisasi nilai-nilai kepada peserta diskusi atau pendengar diskusi tersebut. Dalam sejarah dunia seperti halnya sumber-sumber ilmu pengetahuan, ternyata mengadopsi dari kebudayaan Yunani Kuno. Begitupun tentang persidangan. Tentu kita masih ingat tentang konsep Demokratie. Bukankah awalnya adalah rakyat berkumpul untuk bersamasama dengan penguasa untuk menyampaikan aspirasinya. Hal ini lebih spesifik dipelajari di Yunani, dengan suatu ilmu : Rethorike (seni untuk berbicara). Dalam memahami dan mendalami masalah Etika Diskusi maka salah satu kunci utamanya ialah mempelajari retorika (seni untuk berbicara baik). Ilmu retorika berawal dari Yunani Rhetorike. Tahun 467 SM Karox menciptakan sebuah buku yang muatannya mempelajari tentang Diskusi, Debat, Tanya Jawab dan Pidato. Retorika dapat dicapai berdasarkan bakat Alam (talent) atau melalui keterampilan Teknis (belajar atau pengalaman). Berbicara baik bukan berarti berbicara yang lancar, tanpa jalan pikiran yang jelas atau tanpa isi. mendengar. Azas dalam diskusi setidaknya : a. Bersifat Ilmu dan Ilmu Pengetahuan b. Memposisikan sederajat antara peserta. c. Menghargai pendapat orang lain dan terbuka. Persiapan dalam diskusi : Persiapan-persiapan yang harus dilakukan untuk pelaksanaan diskusi adalah : Persiapan Bahan : Pembatasan tujuan diskusi, sasaran dan pokok pikiran untuk kesimpulan. Dalam tataran yang sangat penting, perlu dipersiapkan seorang ahli. Namun yang dimaksud ialah bagaimana dapat berbicara singkat padat dan jelas serta mengesankan bagi yang

Persiapan Ruang/ Tempat : Tempat/ ruangan cukup menentukan kelangsungan pen-diskusi-an. Menurut Schlenzka ruangan diskusi untuk peserta diskusi yang tidak

lebih dari 18 orang Persiapan Personal : Pemastian tentang ahli atau pakar dan jenis kelompok pendengar yang akan Jumlah peserta yang banyak semakin sulit pula membuahkan hasil yang Terlalu banyaknya peserta akan banyak peserta yang pasif.

mengikuti jalannya diskusi. diinginkan (jumlah yang ideal 8-12 orang).

Ada Dua Hal yang Harus Dibutuhkan dalam Diskusi : 1. Perangkat Keras (Hard ware) Tempat Bisa dimana saja, dan dengan komposisi yang disesuaikan. Moderator

Untuk mengatur jalannya diskusi. Pembicara/ Pengantar Diskusi

Biasanya ada atau tidak ada sesuai dengan kebutuhan. Audiens

Yaitu peserta diskusi. Notulen

Yang mencatat point-point diskusi sesuai dengan topik. 2. Perangkat Lunak (Soft Ware) Tema/ Topik

Diskusi harus memiliki tema atau topik sebagai bahan yang dibicarakan. Dan itu dibagi dalam dua jenis yaitu : o Tema Sentral, yaitu tema yang bersifat umum yang menyangkut keseluruhan diskusi. o Tema Khusus, yaitu (sub tema), merupakan turunan dari tema umum Interupsi

Yaitu, untuk menyela pembicaraan dengan maksud tertentu. Interupsi banyak ragamnya, yaitu : o Point of Order Yaitu, bila ingin memberikan masukan dan ingin eksplorasi o Point of Klarifikasi Yaitu, bila ingin memberikan penjelasan, atau pembenahan pendapat sebelumnya. o Point of Information Yaitu, bola ingin memberi informasi.

o Point of Privelleg Yaitu, bila ingin minta ijin yang bersifat pribadi seperti, izin keluar, kamar kecil, dan istirahat dan lain-lain.

C. MACAM-MACAM DISKUSI Pembagian diskusi dibawah ini berdasarkan Tujuan, Isi dan para peserta : Diskusi Fak : Mengelolah suatu bahan secara bersama-sama dengan seorang ahli. Diskusi terjadi setelah terjadi pengupasan suatu makalah/ masalah dalam

bidang ilmu tertentu. Tujuan : untuk membimbing peserta agar dapat memahami secara benar dan jelas. Diskusi Podium : Menjelaskan masalah oleh wakil-wakil terpilih dari sebuah kelompok/ Masalahnya bersifat umum dan disampaikan secara terbuka. Setiap wakil berbicara sesuai sudut pandangnya masing-masing (setiap

Pendapat.

wakil akan berbeda pembicaraannya). Misalnya : Kenaikan BBM (bahan bakar minyak), dengan pembicara dari belbagai elemen masyarakat {Politikus, Ekonom, mahasiswa, Masyarakat awam, dll}. Diskusi Forum : Biasanya digunakan dalam bidang politik (khususnya pimpinan partai untuk mensosialisasikan program kerja paratainya, dll). Digunakan dalam forum terbuka (di televisi dsb-nya) Diskusi ini memiliki kadar demokrasi yang sangat tinggi. Mekanisme :

Moderator membuka forum diskusi dengan resmi, memyampaikan tema pembicaraan, memperkenalkan pembicara dan nama partai yang diwakili. Kemudian moderator mempersilakan setiap wakil untuk menyampaikan . Para Pendengar adalah orang yang mengajukan pertanyaan dan setelah itu dijawab oleh pembicara, dan seterunya. Diskusi Kausalis : Penelitian bersama atas suatu masalah atau situasi konkret yang mengandung

kemungkinan jalan keluar yang lebih tepat. Demi kelancaran dapat diundang seorang ahli yang mengetahui masalah tersebut untuk menjadi pendamping atau penuntun. D. PIMPINAN DISKUSI Perkenalan dan ucapan selamat datang Pengantar diskusi : Pembatasan masalah, rumusan tujuan/ sasaran Menciptakan situasi saling percaya Penjelasan mengenai jalannya diskusi (kesempatan setiap peserta/ pembicara) Pelaksanaan diskusi, dilimpahkan kepada pemimpin diskusi.

Beberapa Norma yang perlu diperhatikan dan dapat diubah sesuai dengan kebutuhan : Pemimpin diskusi memegang kendali dalam diskusi. Dalam situasi tertentu tugas ini dapat dilimpahkan kepada yang lain yang dianggap mampu Pemimpin membuka diskusi secara lansung. Ketenangan diskusi merupakan tanggung jawab pemimpin diskusi. Giliran yang berbicara disesuaikan dengan urutan yang mengangkat tangan. Tetapi pemimpin dapat juga mengatur sesuai dengan pendapat pro dan kontra untuk menjadikan diskusi yang lebih hangat. Pemimpin diskusi juga mengatur waktu berbicara bagi setiap orang, yang melebihi waktu diingatkan atau distop Tidak boleh merubah tema pembicaraan Pendapat dapat selalu diminta untuk memberikan jawaban atau penjelasan, dan apabila ingin berbicara harus memberikan kesempatan. Tidak semua yang mengangkat tangan tidak selalu diberikan kesempatan. Apabila terjadi perdebatan yang tidak sehat maka harus dihentikannya. Pada akhir diskusi, setelah penceramah menyampaikan kata penutup, pemimpin dapat merangkum pembicaraan dan menutup diskusi. E. PESERTA DISKUSI Sikap peserta sangat menentukan/ mempengaruhi proses Diskusi. Sikap agresif hendaknya dihindarkan, terutama ketika berdebat dengan seorang ahli. Motto di bawah ini dapat menjadi pegangan bagi setiap peserta : Anda boleh superior, tetapi haruslah diusahakan sedemikian rupa sehingga orang

yang kalah tidak kehilangan muka ! Untuk memperkuat argumentasi dapat dipergunakan data-data statistik, fakta atau pengalaman-pengalaman konkret aktual. Hal-hal yang perlu diperhatikan setiap peserta : 1. Masuklah ke dalam ruangan agak lebih dahulu Andaikan tempat duduk belum ditetapkan, pilihlah tempat duduk dengan hati-hati. Coossens memberikan beberapa pertimbangan : Tempat yang paling baik adalah dihadapan pimpinan diskusi

(moderator). Sebab, dari tempat ini orang dapat melihat dan berkontak dengan semua peserta, termasuk pimpinan diskusi. Apabila anda mengangkat tangan untuk bicara, pimpinan pasti melihat anda dan anda sendiri dapat melihat reaksi dari semua peserta.. Tempat yang lain juga baik pada sisi kiri-kanan pemimpin diskusi. 2. Mendengar dengan penuh perhatian adalah hal yang paling penting bagi peserta. 3. Informasi itu menjadi efektif, apabila jelas dan sesuai dengan pembicaraan dalam forum tersebut. 4. Apabila rekan peserta mengemukakan argumentasi yang sulit dimengerti dan pembuktiannya tidak jelas, dapat dikemukakan pertanyaan untuk meminta penjelasan. 5. Cara yang sangat efektif juga adalah, menuntut rekan peserta untuk mendefenisikan ide yang dilontarkan. 6. Antara argumentasi satu dengan lain harus ada hubungan pikiran yang logis. 7. Jalannya persidangan harus bertumpu pada atas dasar kerekanan. Anjurkan supaya setiap orang bersikap objektif dan supaya suasana tidak terganggu oleh sikap agresif. Selidikilah seluruh konteks masalah sebelum anda mengemukakan pendapat anda. 8. Anjuran bagi para peserta : Bantulah pimpinan sidang dalam kesulitan Hindarilah hal-hal yang tidak jelas dan mengganggu Perhatikan supaya jangan bicara terlalu lama Jangan malu untuk mengemukakan pendapat secara terbuka dan jujur Hargailah setiap pendapat lain dan mencari dasar yang menjadi Perhatikan supaya anda juga bicara

tumpuan dari pendapat itu 9. Berani mengambil resiko 10. Hindarkan diri dari sikap ingat diri 11. Bicaralah tenang, lambat, tetapi pasti

12. Yakinlah bahwa setiap peserta juga manusia yang sama penting.

Anda mungkin juga menyukai