Anda di halaman 1dari 20

TUGAS TERSTUKTUR KIMIA ANORGANIK I

STRUKTUR SENYAWA ION DARI KRISTAL CESIUM KLORIDA

Disusun Oleh: Eni Kartini Yessue Van GP Geri Delanosvra H13108054 H13108059 H13108061

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dalam rangka menyelesaikan tugas terstruktur mata kuliah Kimia Anorganik 1. Makalah ini berjudul : STRUKTUR SENYAWA ION DARI KRSTAL CESIUM KLORIDA Penulisan makalah ini berdasarkan beberapa sumber pustaka yang dirangkum dalam suatu kajian pustaka dan didalamnya terdapat permasalahan yang akan diselesaikan oleh penulis. Penulisan karya tulis ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat : Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dalam menyusun karya tulis ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih atas segala bantuan dalam penulisan karya tulis ini. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak dalam kesempurnaan karya tulis ini di masa yang akan datang.

Pontianak, November 2011

Penulis

DAFAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan 1.3 Manfaat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Krisal 2.2 Tabel tipe-tipe struktur kristal senyawa padat 2.3 Gambar kristl CsCl 2.4 Sifat sifat CsCl BAB III PEMBAHASAN BAB IV SIMPULAN BAB V DAFTAR PUSTAKA

2 3

4 4 4

5 6 7 9 15 19 20

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Senyawa ionic merupakan senyawa yang terbentuk dari ion yang bermutan positif dengan ion yang bermuatan negative. 1.2. Tujuan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengkaji tentang struktur, ikatan yang terbentuk, energy kisi dan energy pembentukan dari kristal cesium klorida. 1.3. Manfaat Adapun manfaat yang dapat diberikan dari penulisan makalah ini adalah memberikan informasi tentang struktur kristal, energy kisi, dan energy pembentukan dari kristal cesium klorida.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kristal Kristal adalah benda padat yang mempunyai permukaan datar dan mempunyai bentuk-bentuk yang simetris. Kristal terdiri dari satuan sel yang jumlahnya sangat besar (Brady, 1989). Keteraturan susunan tersebut terjadi karena kondisi geometris yang harus memenuhi adanya ikatan atom yang berarah dan susunan yang rapat. Walaupun tidak mudah untuk menyatakan bagaimana atom tersusun dalam padatan, namun ada hal-hal yang diharapkan menjadi faktor penting yang menentukan terbentuknya polihedra koordinasi susunan atom-atom. Secara ideal, susunan polihedra koordinasi paling stabil adalah yang memungkinkan terjadinya energi per satuan volume yang minimum. Keadaan tersebut dicapai jika: a. kenetralan listrik terpenuhi, b. ikatan kovalen yang diskrit dan terarah terpenuhi, c. gaya tolak ion-ion menjadi minimal, d. susunan atom serapat mungkin. Dalam kristal ionik, seperti logam halida, oksida, dan sulfida, kation dan anion disusun bergantian dan padatannya diikat oleh ikatan elektrostatik. Banyak logam halida melarut dalam pelarut polar misalnya NaCl melarut dalam air, sementara logam oksida dan sulfida, yang mengandung kontribusi ikatan kovalen yang signifikan, biasanya tidak larut bahkan di pelarut yang paling polar sekalipun. Struktur dasar kristal ion adalah ion yang lebih besar (biasanya anion) membentuk 21 susunan terjejal dan ion yang lebih kecil (biasanya kation) masuk kedalam lubang oktahedral atau tetrahedral di antara anion. Kristal ionik diklasifikasikan kedalam beberapa tipe struktur berdasarkan jenis kation dan anion yang terlibat dan jari-jari ionnya. Setiap tipe struktur disebut dengan nama senyawa khasnya, jadi struktur garam dapur tidak hanya merepresentasikan struktur NaCl tetapi juga senyawa lainnya (Saito, 1996) Tipe struktur-struktur utama senyawa padat dan contoh masing-masing tipe diberikan di Tabel 1.1.

Tabel 1.1. Tipe-tipe struktur kristal senyawa padat. Tipe Kristal Garam dapur Cesium khlorida Sfalerit Fluorit Bilangan Koordinasi (6,6) (8,8) (4,4) (8,4) Contoh Senyawa LiCl, NaCl, KBr, RbI, AgCl, MgO, NiO, CsCl, CsBr , CsI, CuZn, ZnS, CdS, HgS, CuCl, GaP CaF2, SrF2, CdF2, ZrO2, UO2

Rutil

(6,3)

TiO2, SnO2, RuO2, NiF2

Cadmium iodida

(6,3)

CdI2, CoI2, Mg(OH)2

Renium oksida

(6,2)

ReO3, WO3, Sc(OH)3

Perovskit

(6,2)

CaTiO3, BaTiO3, SrTiO3

2.2. Kristal CsCl Cesium adalah unsur kimia dengan nomor atom 55 dari massa atom 132,905. Berupa logam, berwarna putih keperakan. Mempunyai titik lebur 28,5 Celcius dan titik didih 705 Celcius. Cesium ditemukan pada tahun 1860 oleh R. Bunsen dan G. Kirchoff. Cesium ini sangat langka dan tidak terdapat bebas. Mineral dasarnya lepidolit, polusit, karnalit dan air mineral tertentu (Wikipedia,2011). Klorida adalah ion yang terbentuk sewaktu unsur klor mendapatkan satu elektron untuk membentuk suatu anion (ion bermuatan negatif) Cl. Garam dari asam klorida HCl mengandung ion klorida; contohnya adalah garam meja, yang adalah natrium klorida dengan formula kimia NaCl. Dalam air, senyawa ini terpecah menjadi ion Na+ dan Cl. 6

Kata klorida dapat pula merujuk pada senyawa kimia yang satu atau lebih atom klornya memiliki ikatan kovalen dalam molekul. Ini berarti klorida dapat berupa senyawa anorganik maupun organik. Contoh paling sederhana dari suatu klorida anorganik adalah hidrogen klorida (HCl), sedangkan contoh sederhana senyawa organik (suatu organoklorida) adalah klorometana (CH3Cl), atau sering disebut metil klorida (Wikipedia,2011) Kristal Cesium klorida merupakan kristal yang terbentuk dari ion Cs+ dan Cl-. Pada pembentukan CsCl, Cs melepaskan elektron valensinya dan menjadi ion Cs+; elektron ini diterima oleh Cl yang berubah menjadi ion Cl-. Antaraksi antara ion Cs+ dan Cl- kemudian menghasilkan pasangan ion Cs+Cl- yang mempunyai energi potensial lebih rendah dari kedua ion secara terpisah.

Gambar 2.1. Kristal CsCl Cesium klorida terjadi secara alami sebagai pengotor dalam mineral karnalit halida (KMgCl36H2O dengan CsCl sampai 0,002%), silvit (KCl) dan kainit (MgSO43H2O KCl) dan di air mineral. Pada skala industri, CsCl dihasilkan dari pollucite mineral, yang bubuk dan diperlakukan dengan asam klorida pada suhu tinggi. Ekstrak diolah dengan klorida antimon, monochloride yodium, atau serium (IV) klorida untuk memberikan garam ganda larut buruk, misalnya: CsCl + SbCl3 CsSbCl4 Perlakuan ganda dengan hidrogen sulfida memberikan CsCl: 2CsSbCl4+3H2S2CsCl+Sb2S3+8HCl Kemurnian tinggi CsCl juga dihasilkan dari rekristalisasi Cs [ICl2] (dan Cs [ICl4]) oleh dekomposisi termal: Cs[ICl2] 2 CsCl + ICl Kisi kristal sesium klorida bukan kubus berpusat badan (Body Centerea cubic) karena ion yang terdapat pada pusat kubus berbeda dengan ion yang terdapat pada pojok7

pojok kubis. Pada gambar setiap Cs+ dikelilingi oleh 8 ion Cl- dan setiap ion Cl- dikelilingi oleh 8 ion Cs+ dengan geometri kubus sederhana. Jadi bilangan koordinasi ion Cl- dan Cs+ dalam CsCl adalah 8. Beberapa senyawa yang mengkristal dengan struktur CsCl. Dalam cesium khlorida, ion cesium yang lebih besar (0,168nm) dari ion natrium dikelilingi oleh 8 ion khlorida membentuk koordinasi 8:8. Ion cesium maupun khlorida seolah secara independen membentuk kisi kubus sederhana, dan satu ion cesium terletak di pusat kubus yang dibentuk oleh 8 ion khlorida (Gambar 2.2.)

Gambar 2.2. Kisi kristal sesium klorida (CsCl). Warna putih yang ukurannya lebih kecil adalah Cs+, sedangkan warna hijau yang ukuran ionnya lebih besar adalah ion Cl-.

2.3. Sifat Fisika CsCl Cesium klorida berupa bubuk tidak berwarna dalam bentuk kristal besar dan putih. Senyawa ini mudah larut dalam air dengan kelarutan maksimum meningkat dari 1865 g/L pada 20C ke 2705 g/L pada 100C. Kristalnya sangat higroskopis dan secara bertahap hancur pada kondisi ambien. Cesium klorida tidak membentuk hidrat. Berbeda dengan natrium klorida dan kalium klorida, cesium klorida mudah larut dalam asam klorida pekat. Cesium klorida juga memiliki kelarutan yang relatif tinggi dalam asam format (1077 g/L pada 18C) dan hidrazin. Kelarutan menengah dalam metanol (31,7 g/L pada 25C) dan kelarutan yang rendah dalam etanol (7,6 g/L pada 25C), sulfur dioksida (2,95 g/L pada 25C), amonia (3,8 g/L pada 0C), aseton (0,004% pada 18), asetonitril (0,083 g/L pada 8

18), etilasetat dan eter kompleks lainnya, butanone, asetofenon, piridin dan klorobenzena . Meskipun band gap luas sekitar 8,35 eV pada 80 K, cesium klorida lemah dalam menghantarkan arus listrik, dan konduktivitasnya nonelektronik tetapi bersifat ionik. Konduktivitas memiliki nilai urutan 10-7 S/cm pada 300C Ini terjadi melalui tetangga terdekat melompat-kekosongan kisi, dan mobilitas yang lebih tinggi untuk Cl-dari lowongan Cs+. Konduktivitas meningkat dengan suhu sampai sekitar 450 C, dengan mengubah energi aktivasi 0,6-1,3 eV pada sekitar 260 C, kemudian turun tajam oleh dua orientasi besarnya karena fase transisi dari --CsCl untuk fase CsCl. Konduktivitas ini juga ditekan oleh aplikasi tekanan (sekitar 10 kali penurunan sebesar 0,4 GPa) yang mengurangi mobilitas kekosongan kisi. 2.4 Sifat Kimia CsCl Cesium klorida sepenuhnya berdisosiasi dalam air, dan Cs + kation terlarut dalam larutan encer: Dalam larutan air termasuk reaksi substitusi umum, misalnya:

Cesium klorida menjadi cesium sulfat bila direbus dalam asam sulfat pekat atau dipanaskan dengan hidrogen sulfat pada 550-700 : 2CsCl + H2SO4 Cs2SO4 + 2 HCl 2CsCl + CsHSO4 Cs2SO4 + HCl Cesium klorida bentuk berbagai garam ganda dengan klorida lainnya. Contohnya termasuk 2CsCl BaCl2, 2CsCl CuCl2, CsCl 2CuCl dan CsCl LiCl, dan dengan senyawa interhalogen: CsCl + ICl3 Cs [Icl4]

Di laboratorium, CsCl dapat diperoleh dengan memperlakukan cesium hidroksida, cesium karbonat, cesium bikarbonat, atau cesium sulfat dengan asam klorida: CsOH + HCl CsCl + H2O Cs2CO3 + 2 HCl 2 H2O + 2CsCl + CO2 2.5. Energi Pembentukan dan Energi Kisi dari Kristal CsCl Energi kisi kristal senyawa ionik adalah energi yang dilepaskan ketika ion-ion yang terpisah bergabung membentuk kristal dalam keadaan gas. Penentuan kisi kristal secara eksperimental cukup sulit dikarenakan banyak membuang waktu, pemborosan zat kimia juga hasilnya tidak terlalu signifikan. Perhitungan secara teori dapat digunakan untuk menghitung energi kisi suatu kristal yaitu dengan menggunakan siklus Born-Lande. Berdasarkan siklus Born-Lande energi kisi dari kristal CsCl sebesar -629,7 kJ/mol (Huhey,). 2.5.1. Siklus Born-Haber Energi kristal dari semua jenis atom yang beragregat membentuk kristal ionik dapat ditentukan dengan cara yang sederhana, berbeda dengan pembentukan ikatan kovalen. Hal ini dapat terjadi sebab gaya mekanika kuantum murni dalam kristal ion sangat kecil dibandingkan dengan gaya elektrostatik. Energi pembentukan kristal ionik dari ion-ion dapat ditentukan dengan menggunaakan persamaan Born-Madelung. Pengukuran melalui percobaan secara langsung terhadap energi kristal sangat sulit untuk dilakukan. Jadi hasil perhitungan energi kristal biasanya dicocokkan terhadap percobaan secara tidak langsung melalui siklus Born-Haber. Sebagai contoh, dalam pembentukan kristal alkali halida dari unsur-unsurnya dapat dianggap melalui tahap-tahap siklus berikut:

10

Gambar 1.2. Siklus Born-Lande Menurut hukum Hess: Q = U D + E I S. (Persamaan 2) Semua nilai dalam persamaan 2 diperoleh dari percobaan, kecuali untuk nilai U, sehingga energi kisi kristal dapat dihitung. Adapun nilai percobaan dan nilai perhitungan energi kristal alkali halida dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1.2 Komponen siklus Born-Haber dalam kilokalori per mol Q LiF 146,3 NaF 136,0 NaI 68,8 AgCl 19,4 MgO 146,0 U 244,9 217,7 165,2 205,0 940,0 S 37,1 26,0 26,0 69,0 36,5 I 124,2 118,4 118,4 174,7 520,6 D 18,3 18,3 25,5 29,0 59,2 E 81,0 81,0 73,5 87,1 -178

(Sunarya, 2003) Secara umum, nilai yang diperoleh dari persamaan 1 menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda dari data yang diberikan dalam tabel. Jadi persamaan Born-Madelung dapat

11

diterapkan pada hampir semua jenis kristal, tidak hanya kristal ionik tetapi juga dalam kristal kovalen, seperti intan. Siklus Born-Haber memberikan pandangan tentang pembentukan kristal yang stabil secara termodinamik, yang melibatkan kalor reaksi (H), bukan perubahan energi bebas. Termodinamika atau energitika kimia merupakan suatu ilmu kimia yang menyangkut perubahan energi yang menyertaiproses kimia dan proses fisika. Dengan mempelajari ilmu ini kita akan mengetahui bagaimana perubahan yang terjadi di dalam suatu sistem. Keadaan sistem adalah kondisi sistem yang terdiri dari tekanan, suhu, mol tiap komponen serta fase dari masing-masing komponen. Adapun beberapa aspek termodinamika yang berhubungan dengan pembentukan senyawa ionik antara lain: a. Entalpi Sebagian besar reaksi kimia tidak dilakukan pada volume yang tetap, melainkan pada wadah yang terbuka pada tekanan yang tetap. Untuk menghindari keterikatan terhadap kerja-volum tersebut, bila panas reaksi diukur pada tekanan tetap, maka didefinisikan fungsi keadaan baru yang disebut entalpi (H). Perubahan entalpi pada tekanan tetap dapat dinyatakan sebagai: H = U + P V Perubahan yang terjadi pada entalpi sama dengan panas yang diserap sistem pada tekanan tetap. Jadi, pada reaksi kimia H menyatakan panas (kalor) reaksi pada tekanan tetap. Entalpi sistem merupakan fungsi keadaan, yang harganya tidak tergantung pada jalannya perubahan tetapi hanya bergantung pada keadaan awal dan keadaan akhir (Hukum Hess). Jadi, setiap proses atau reaksi yang dikerjakan pada tekanan tetap, akan disertai dengan penyerapan atau pelepasan kalor yang sama dengan selisih entalpi sistem. Sebagai contoh pada pembentukan padatan NaCl dari unsur Na(s) dan Cl2(g) yaitu: Na(s) + Cl2(g) NaCl(s) H = -411,12 kJ b. Panas Pembentukan Standar (Standard Heat of Formation) Panas pembentukan standar (Hfo) merupakan salah satu aspek termodinamika kimia yang memiliki peran penting dalam menentukan panas reaksi standar berbagai macam perubahan kimia. Dimana pada perhitungan tersebut, Hfo unsur-unsur dalam bentuknya paling stabil pada 298K, 1 atm dengan satuan kJ mol-1. Nilai Hfo masing-masing zat dapat dilihat pada tabel. Sebagai contoh, pada reaksi antara Na(s) + Br2(g) NaBr(s) ; maka Hfo nya adalah:

12

Hreaksi = (1 mol NaBr x Hfo NaBr) (1 mol Na x Hfo Na) + ( mol Br2 x Hfo Br2) Hreaksi = (-360) (16,21) + ( x 30,39) = -361,02 kJ mol-1 2.5.2. Entalpi Kisi Walaupun kestabilan kristal dalam suhu dan tekanan tetap bergantung pada perubahan energi bebas Gibbs pembentukan kristal dari ion-ion penyusunnya, kestabilan suatu kristal ditentukan sebagian besar oleh perubahan entalpinya saja. Hal ini disebabkan oleh sangat eksotermnya pembentukan kisi, dan suku entropinya sangat kecil. Entalpi kisi, HL, didefinisikan sebagai perubahan entalpi standar reaksi dekomposisi kristal ionik menjadi ion-ion gasnya (s adalah solid, g adalah gas and L adalah kisi (lattice)). MX(s) M+(g) + X- (g) HL Entalpi kisi secara tidak langsung dihitung dari nilai perubahan entalpi dalam tiap tahap menggunakan siklus Born-Haber (Gambar 1.2.). Yakni, suatu siklus yang dibentuk dengan menggunakan data entalpi; entalpi pembentukan standar kristal ion dari unsurunsurnya, Hf, entalpi sublimasi padatan elementernya, entalpi atomisasi yang berhubungan dengan entalpi disosiasi molekul elementer gasnya, Hatom, entalpi ionisasi yakni jumlah entalpi ionisasi pembentukan kation dan entalpi penangkapan elektron dalam pembentukan anion, ion. 2.5.3. Tetapan Madelung Energi potensial Coulomb total antar ion dalam senyawa ionik yang terdiri atas ion A dan B adalah penjumlahan energi potensial Coulomb interaksi ion individual, Vab. Karena lokasi ion-ion dalam kisi kristal ditentukan oleh tipe struktur, potensial Coulomb total antar ion dihitung dengan menentukan jarak antar ion d. A adalah tetapan Madelung yang khas untuk tiap struktur kristal.

13

NA adalah tetapan Avogadro dan zA dan zB adalah muatan listrik kation dan anion. Interaksi elektrostatik antara ion-ion yang bersentuhan merupakan yang terkuat, dan tetapan Madelung biasanya menjadi lebih besar bila bilangan koordinasinya meningkat. Sebab muatan listrik mempunyai tanda yang berlawanan, potensialnya menjadi negatif, menunjukkan penstabilan yang menyertai pembentukan kisi kristal dari ion-ion fasa gas yang terdispersi baik. Walaupun potensial listrik terendah biasanya menghasilkan struktur paling stabil, namun ini tidak selalu benar sebab ada interaksi lain yang harus dipertimbangkan. Faktor terbesar selanjutnya yang berkontribusi pada entalpi kisi adalah gaya van der Waals, dan gaya dispersi atau interaksi London. Interaksi ini bersifat tarikan antara dipol listrik, yang berbanding terbalik dengan pangkat 6 jarak antar ion. Gaya van der Waals nilainya sangat kecil. Nilai konstanta C khas untuk setiap senyawa. Karena gaya van der Waals paling besar harganya 1% dari harga total gaya Coulomb, pengabaian gaya ini dalam perhitungan entalpi kisi dapat diterima (Saito, 1996)

2.6. Manfaat Cesium Klorida Cesium klorida secara luas digunakan dalam sentrifugasi dalam teknik yang dikenal sebagai sentrifugasi isopycnic. Sentripetal dan difusif pasukan membentuk gradien kerapatan yang memungkinkan pemisahan campuran berdasarkan kepadatan molekul . Teknik ini memungkinkan pemisahan DNA dari kepadatan berbeda (fragmen DNA yang berbeda misalnya dengan AT atau GC konten). Aplikasi ini membutuhkan solusi dengan kepadatan tinggi dan belum viskositas relatif rendah, dan pakaian CsCl karena kelarutan yang tinggi dalam air., kepadatan tinggi karena massa yang besar Cs, serta viskositas rendah dan stabilitas tinggi solusi CsCl.

14

Cesium klorida jarang digunakan dalam kimia organik. Hal ini dapat bertindak sebagai reagen fase katalis dalam reaksi pemindahan yang dipilih. Salah satu reaksi ini adalah sintesis turunan asam glutamat. Cesium klorida adalah sebuah pereaksi dalam bidang kimia analitik tradisional yang digunakan untuk mendeteksi ion-ion anorganik melalui warna dan morfologi dari presipitat. Konsentrasi pengukuran kuantitatif dari beberapa ion, misalnya Mg2+, dengan ditambah plasma induktif spektrometri massa, digunakan untuk mengevaluasi kesadahan air.

15

BAB III PEMBAHASAN

Kristal Cesium klorida terbentuk secara alami di alam sebagai pengotor dalam mineral karnalit halida (KMgCl3 6H2O dengan CsCl sampai 0,002%), silvit (KCl) dan kainit (MgSO4 3H2O KCl) dan di air mineral. Di laboratorium, CsCl dapat diperoleh dengan mereaksikan cesium hidroksida, cesium karbonat, cesium bikarbonat, atau cesium sulfat dengan asam klorida: CsOH + HCl + H2O CsCl Cs2CO3 + 2 HCl 2 H2O + 2 CsCl + CO2 Energi kristal dari semua jenis atom yang beragregat membentuk kristal ionik dapat ditentukan dengan cara yang sederhana, berbeda dengan pembentukan ikatan kovalen. Hal ini dapat terjadi sebab gaya mekanika kuantum murni dalam kristal ion sangat kecil dibandingkan dengan gaya elektrostatik. Pada pembentukan kristal CsCl, energy kisinya dapat diperoleh melalui siklus Born-Habour. Siklus Born-Haber yaitu suatu siklus yang dibentuk dengan menggunakan data entalpi. Entalpi kisi CsCl secara tidak langsung dihitung dari nilai perubahan entalpi dalam tiap tahap menggunakan ini. Setiap langkah yang dilalui melibatkan energi dengan perubahannya masing-masing, sampai terbentuknya kristal CsCl, ketika satu mol kation Cs+ dan satu mol anion Cl- dalam bentuk gas didekatkan dari jarak tak terhingga sampai kedudukannya setimbang dalam kisi kristal, maka akan ada energi yang dilepaskan. Energi inilah yang disebut dengan energi kisi. Energy kisi dari Kristal CsCl sebesar -626.7 kJ/mol (Huhey). Energy ini diperoleh dari siklus Born-Habor Berikut adalah gambar siklus Born-Habor pada Kristal CsCl :

16

Cs(s)

Cl2(g)

CsCl

1 =5

2=

- D
4=-A

5=

Cl(g) Cs(g)
3=F

Cl-(g) Cs+(g)

Entalpi pembentukan standar kristal ion dari unsur-unsurnya disebut Hf yang merupakan gabungan dari perubahan energi secara keseluruhan. Panas pembentukan standar (Hfo) digunakan dalam menentukan panas reaksi standar berbagai macam perubahan kimia. Kristal Cesium klorida merupakan kristal ionik yang terdiri dari ion Cs+ dan Cl-. Pada pembentukan CsCl, Cs melepaskan elektron valensinya dan menjadi ion Cs+; elektron ini diterima oleh Cl yang berubah menjadi ion Cl-. Antaraksi antara ion Cs+ dan Clkemudian menghasilkan pasangan ion Cs+Cl- yang mempunyai energi potensial lebih rendah dari kedua ion secara terpisah. Energi potensial Coulomb total antar ion dalam senyawa ionik CsCl adalah penjumlahan energi potensial Coulomb interaksi ion individual, Vab, karena lokasi ion-ion dalam kisi kristal ditentukan oleh tipe struktur, potensial Coulomb total antar ion dihitung dengan menentukan jarak antar ion d dan A yaitu tetapan Madelung yang khas untuk tiap struktur kristal. Tetapan Madelung untuk CsCl yaitu sebesar 1,763 (Saito, 1996). Dari data tersebut akan didapat nilai energi potensial kristal CsCl dengan persamaan Born-Lande :

17

Keelektronegatifan atom Cs dan Cl dalam skala Pauling adalah 0,79 dan 3,16. Perbedaan keelektronegatifan antara kedua atom tersebut adalah 2,37. Perbedaan nilai keelektronegatifan ini juga menunjukkan bahwa kristal CsCl merupakan senyawa ionik. Ikatan yang terjadi pada kristal CsCl adalah ikatan ionik. Ikatan ionik terjadi akibat gaya elektrostatik antara ion yang bermuatan positif Cs+ dengan ion yang bermuatan negatif Cl-. Kisi kristal sesium klorida bukan kubus berpusat badan karena ion yang terdapat pada pusat kubus berbeda dengan ion yang terdapat pada pojok-pojok kubis. Pada gambar setiap Cs+ dikelilingi oleh 8 ion Cl- dan setiap ion Cl- dikelilingi oleh 8 ion Cs+ dengan geometri kubus sederhana. Jadi bilangan koordinasi ion Cl- dan Cs+ dalam CsCl adalah 8. Beberapa senyawa yang mengkristal dengan struktur CsCl. Dalam cesium khlorida, ion cesium yang lebih besar (0,168nm) dari ion natrium dikelilingi oleh 8 ion khlorida membentuk koordinasi 8:8. Ion cesium maupun khlorida seolah secara independen membentuk kisi kubus sederhana, dan satu ion cesium terletak di pusat kubus yang dibentuk oleh 8 ion khlorida.

Gambar 3.1. Gambar kisi kristal sesium klorida (CsCl). Warna hitam yang ukurannya lebih kecil adalah Cs+, sedangkan warna putih yang ukuran ionnya lebih besar adalah ion Cl-. (Gambar 3.1.)

18

BAB IV SIMPULAN

Adapun kesimpulan dari makalah kami adalah: Kristal Cesium klorida terbentuk secara alami di alam sebagai pengotor dalam mineral karnalit halida (KMgCl3 6H2O dengan CsCl sampai 0,002%), silvit (KCl) dan kainit (MgSO4 3H2O KCl) dan di air mineral. Kristal CsCl, energy kisinya dapat diperoleh melalui siklus Born-Habour. Siklus Born-Haber yaitu suatu siklus yang dibentuk dengan menggunakan data entalpi. Kristal Cesium klorida merupakan kristal ionik yang terdiri dari ion Cs+ dan Cl-. Pada pembentukan CsCl, Cs melepaskan elektron valensinya dan menjadi ion Cs+; elektron ini diterima oleh Cl yang berubah menjadi ion Cl-. Cesium klorida secara luas digunakan dalam sentrifugasi dalam teknik yang dikenal sebagai sentrifugasi isopycnic. Sentripetal dan difusif pasukan membentuk gradien kerapatan yang memungkinkan pemisahan campuran berdasarkan kepadatan molekul . Teknik ini memungkinkan pemisahan DNA dari kepadatan berbeda (fragmen DNA yang berbeda misalnya dengan AT atau GC konten).

19

DAFTAR PUSTAKA

Saito,T.,1996,Kimia Anorganik,AB:Prof.Dr.Ismanundar,http://oke.or.id. Wikipedia,2011,Caesium Chloride.http://wikipedia.com Wikipedia,2011,Caesium,http://wikipedia.com Wkipedia,2011,Klorida,http://id.wikipedia.org

20

Anda mungkin juga menyukai