Anda di halaman 1dari 2

Teknomedis

Kanker payudara (KPD) merupakan salah satu jenis kanker nomor dua terbanyak pada wanita Indonesia setelah kanker leher rahim. Dr. Sonar Sonny Panigoro, Sp.B.Onk* memaparkan apa dan bagaimana penanganannya.

Biopsi Payudara
K
anker payudara dianggap paling menakutkan bagi kaum wanita karena mengenai organ yang langsung terlihat dan menjadi simbol kewanitaannya. Walau demikian KPD ini dapat ditangani dengan baik dan dapat dikatakan sembuh bila dijumpai dalam keadaan dini. Seperti telah disepakati bahwa stadium (tingkat penyakit) KPD dibagi menjadi 4 stadium yang didasarkan pada ukuran tumor (T), adanya penyebaran kelenjar getah bening (N) dan adanya penyebaran jauh/ metastasis (M). (lihat tabel 1) Tabel 1. Penggolongan stadium Stage Grouping
0 I IIA IIB IIIA Tis T1 T0 T1 T2 T2 T3 T0 T1 T2 T3 T3 T4 T4 T4 AnyT AnyT N0 N0 N1 N1 N0 N1 N0 N2 N2 N2 N1 N2 N0 N1 N2 N3 AnyN M0 M0 M0 M0 M0 M0 M0 M0 M0 M0 M0 M0 M0 M0 M0 M0 M1

Cara Pasti Menentukan Kanker Payudara

IIIB IIIC IV

Tis (in situ) adalah tumor yang sangat dini biasanya sukar diraba dan hanya dapat terlihat oleh pemeriksaan penunjang seperti mammografi, ultrasonografi(USG) atau MRI. Sedang T1 bila ukuran <2cm, T2 bila ukuran 2-5 cm dan T3 bila ukuran >5cm, dan T4 bila sudah ada luka/tukak (ulkus) di kulit payudara. N0 bila tidak ada penyebaran sel kanker ke kelenjar getah bening dan N1 bila sudah ada penyebaran. M0 belum ada penyebaran jauh misal ke tulang, paru dan sebagainya, dan M1 bila sudah ada penyebaran. Penetapan stadium ini sangat penting karena berhubungan

dengan rencana penanganan selanjutnya dan keberhasilan pengobatan. Saat paling baik untuk menangani KPD adalah pada stadium 0 (Tis). Sayang stadium ini biasanya ditemukan secara kebetulan pada waktu skrining payudara dengan alat pencitraan seperti di atas (mamografi dan sebagainya). Lebih memprihatinkan, di Indonesia sebagian besar penderita kanker payudara masih datang dalam stadium lanjut. BIoPSI Hampir sebagian besar (80%) keluhan penderita dengan perasaan kelainan payudara yang datang ke fasilitas

12

Teknomedis
kesehatan umumnya bukan suatu penyakit kanker. Kelainan tersebut dapat berupa perubahan akibat reaksi hormonal, tumor jinak atau infeksi. Sehingga hanya 20% sisanya perlu untuk penentuan secara pasti apakah kanker atau bukan. Dan cara yang dipakai untuk hal tersebut adalah dengan biopsi (pengambilan sebagian jaringan tubuh untuk pemeriksaan patologi). Dan setelah ada hasil patologi tersebut baru kita dapat melakukan tindakan berikutnya. Ada dua kelompok jenis biopsi yaitu : 1.Biopsi tertutup: biopsi jarum, biopsi core, dan mammotome 2.Biopsi terbuka: dilakukan dengan operasi seperti biasa dapat berupa pengangkatan seluruh benjolannya (eksisi) atau sebagian saja (insisi). Perbedaan tehnik di atas biopsi dapat terlihat pada gambar 3.

*Dr. Sonar Sonny Panigoro, Sp.B.Onk, dokter spesialis bedah onkologi, Aesthetic Breast Clinic, RS Pondok Indah.

Biopsi jarum (FNA) yang diambil hanya sekelompok sel-sel karena lubang jarumnnya kecil, tetapi pada biopsi lain yang terambil berupa jaringan yang lebih banyak. Makin banyak jaringan yang terambil penentuan diagnosis lebih akurat, tetapi ada kerugian lain yaitu luka bekas tindakan juga menjadi lebih besar. Bila dilihat pada gambar di atas makin ke kiri yaitu FNA secara kosmetik paling baik karena lukanya hampir tidak berbekas, tetapi ketepatannya lebih kurang dibanding lainnya. Sebaliknya makin ke kanan, yaitu biopsi Sumber: terbuka paling akurat, tetapi kosmetiknya paling kurang baik. Sehingga bila akan memilih yang paling optimal adalah core atau vaccum (mammotome). Kekurangan core, jarum yang dimasukkan harus berulang kali untuk mendapat beberapa sampel jaringan yang diperlukan sedang pada mammotome (vaccum) hanya sekali tusukan dapat diperoleh beberapa jaringan. Di Indonesia umumnya yang sudah bisa dikerjakan adalah dengan biopsi jarum, biopsi core, dan biopsi secara terbuka, khusus untuk mammotome (gambar 5) hanya bisa dikerjakan di Aesthetic Breast Clinic RS Pondok Indah Jakarta.

SUMBER
1.Sugg SL, Donegan WL : Staging ang Prognosis in Cancer of the Breast 5th ed. WL Donegan and JS Spratt editor. Philadelphia. 2002 Saunders p 484 . 2.Goldschmidt RA: Histopathology of Malignant Breast Disease in Breast Cancer. Winchester and Winchester editor. London.2000.BC Decker p 5. 3.Tjindarbumi D : Karsinoma Payudara .Muktamar Nasional II Perhimpunan Ahli Bedah Tumor Indonesia 7-9 April 1983 di Jakarta. 4.Ernster VL,Barclay J,Kerlikowske K, Grady D,Henderson C : Incidence of and treatment of DCIS of the breast. JAMA 1996;275:913-918

13

Anda mungkin juga menyukai