Anda di halaman 1dari 18

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Pada umumnya organ pada tumbuhan terdiri atas akar, batang dan daun. Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting, dan mengingat tempat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang sangatlah perlu dipelajari agar kita tetap bisa menjaga kesuburan tanaman sehingga menjadikan tanaman tumbuh dengan baik dan subur dengan cara menjaga kondisi atau keadaan batang, karena jika kondisi batang tidak dijaga akan mengakibatkan tanaman mati. Batang adalah organ pokok pada golongan tumbuhan Cormophyta, di samping akar dan daun. Fungsi utama batang adalah pada system percabangan yang mendukung perluasan bidang fotosintesis serta merupakan transportasi utama dari air, unsur hara, dan bahan organik sebagai fotosintesis. Sehingga dengan fotosintesis pada batang tumbuhan tersebut bisa menghasilkan makanan untuk kehidupan tumbuhan. Dalam makalah ini akan dibahas morfologi maupun anatomi pada batang tumbuhan. Banyak sekali yang perlu kita ketahui tetang batang yang meliputi perkembangan, sifat dan fungsi batang, kuncup pada batang, klasifikasi batang, metamorfosis serta hal penting lainnya yang ada pada batang. 1.2 Rumusan Masalah

bagaimana klasifikasi tumbuhan secara umum?

Bagaimanakah batang bisa berkembang? Apa sajakah sifat dan fungsi batang? Apakah ada tumbuhan yang tidak berbatang? Jelaskan klasifikasi batang tumbuhan! Bagaimana arah tumbuh batang?

Bagaimana percabangan pada batang? Jelaskan anatomi batang!

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui klasifikasi tumbuhan secara umum Untuk mengetahui perkembangan pada batang. Untuk mengetahui sifat-sifat dan fungsi batang. Untuk mengetahui tumbuhan yang berbatang dan tidak berbatang. Untuk mengetahui klasifikasi batang. Untuk mengetahui arah tumbuh. Untuk mengetahui percabangan pada batang. Untuk mengetahui anatomi batang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Metode Pada makalah ini kita menggunakan studi literatur dengan menggunakan beberapa referensi yang berhubungan dengan tumbuhan baik morfologi ataupun anatomi. 2.2 Hasil dan Pembahasan 2.2.1 Klasifikasi tumbuhan secara umum

Pada umumnya tumbuhan secara morfologi terdiri atas akar, batang, daun bunga, buah dan biji. secara anatomi tumbuhan terdiri atas jaringan-jaringan pada tumbuhan. 2.2.2 Perkembangan batang dan kuncup pada batang Pada tumbuhan berbiji, batang berasal dari pertumbuhan batang lembaga (caulicle) di dalam biji. Pada tumbuhan paku, batang berasal dari bagian kutub batang pada jaringan embrio. Pada Tallophyta, tubuh tumbuhan belum memiliki organ akar, batang, dan daun, seperti halnya pada tumbuhan ganggang (Algae), tumbuhan lumut hati (Hepaticopsida), dan lumut tanduk (Anthocerotopsida). Akan tetapi, pada lumut daun (Bryopsida) telah memiliki batang dengan struktur morfologi yang sederhana, yaitu batang tunggal dengan tipe berkas pengangkutan protostele. Batang yang berstruktur kompleks dimiliki oleh tumbuhan paku (Pteridophyta) dan tumbuhan berbiji (Spermatophyta) Kuncup atau tunas (gemma;buding) daun dan bunga pada umumnya tumbuh pada ujung atau buku batang dengan tata letak yang beragam. Berdasarkan posisi pada batang, dapat dibedakan 5 jenis kuncup. a. Kuncup ujung (terminal bud), yaitu kuncup yang terdapat di ujung batang pokok atau ujung percabangan batang. b. Kuncup samping (axillar bud, lateral bud), adalah kuncup yang berada pada buku batang di ketiak daun, sebagai kuncup utama tumbuh dari meristem utama. c. Kuncup di kedua sisi kuncup samping (collateral bud) adalah kuncup yang berada pada buku batang di ketiak daun, yaitu sebagai kuncup pendamping yang tumbuh dari meristem samping. d. Kuncup ujung semu (Pseudoterminal bud), merupakan kuncup yang terletak di pangkal kuncup ujung yang sesungguhnya. e. Kuncup di bekas daun (infrapetiolar bud), yaitu kuncup yang tumbuh di daerah meristem bekas daun. pembuluh xilem dan floem dan

Berdasarkan pertumbuhan dan perkembangannya , kuncup dapat dibedakan antara kuncup daun atau kuncup cabang (gemma foliifera), kuncup bunga (gemma floriifera), dan kuncup campuran (gemma mixta). Kuncup pada batang tumbuhan dapat bersifat dorman karena pengaruh hormone tumbuh, disebut kuncup tidur (gemma nicta). Pada batang yang kuncup ujungnya mengalami kematian (dipotong, hama, penyakit), pada umumnya kuncup tidur pada buku batang di bagian pangkal akan tumbuh. Percabangan yang berasal dari peristiwa seperti itu menghasilkan bersifat muda, misalnya tunas air (wiwilan) pada tanaman kopi (Coffea spp.; Rubiaceae). Di samping kuncup dengan tata letak yang beraturan tersebut, terdapat kuncup yang tidak beraturan karena tidak pada batang, tetapi di sembarang tempat pada bagian tubuh tumbuhan sehingga disebut kuncup liar (gemma adventicious). Kuncup liar tersebut antara lain sebagai berikut. a. Kuncup di akar, tumbuh di bagian akar dan dapat berfungsi sebagai calon tumbuhan baru, misalnya kuncup akar sukun (Artocarpus communis; Moraceae). b. Kuncup di tepi daun, tumbuh di tepi daun yaitu di ujung cabang tulang daun, tumbuh menjadi individu baru (memiliki akar), misalnya kuncup di tepi daun cocor bebek (Callanchoe pinnata; Crassulaceae). Kuncup di ujung daun, tumbuh di ujung ibu tulang daun, berkembang menjadi individu baru, misalnya kuncup ujung daun running fern (Campyllotropus sp.).

2.2.3 Sifat dan fungsi batang Batang tumbuhan memiliki bagian buku (node) dan ruas (internode). Batang berbentuk silindris atau yang lain, tetapi biasanya mempunyai penampang melintang yang bersimetri regular, pertumbuhannya fototropi

atau

heliotrope.

Batang

selalu

mengalami

pertumbuhan

di

ujung

(pertumbuhan tidak terbatas), mengadakan pencabangan dari pertumbuhan dan perkembangan kuncup samping (lateral), dan umumnya tidak berwarna hijau. Batang tumbuhan berfungsi untuk mendukung tajuk tumbuhan, termasuk daun, bunga, buah dan biji. Selain memperluas bidang fotosintesis melalui pola percabangannya, batang juga merupakan jalan pengangkutan air dan unsur hara dari dalam tanah ke daun (xylem) dan dari daun ke bagian tumbuhan yang lain (floem). Kadang kala batang juga menjadi tempat penimbunan zat makanan cadangan. Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting, dan mengingat tempat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Pada umumnya batang mempunyai sifat-sifat berikut: a. Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf, artinya dapat dengan sejumlah bidang dibagi menjadi dua bagian yang setangkup. b. Terdiri dari atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku, dan pada buku-buku inilah terdapat daun. c. Tubuhnya biasanya ke atas, menuju cahaya atau matahari (bersifat fototrop atau heliotrop). d. Selalu bertambah panjang di ujungnya, oleh sebab itu sering dikatakan bahwa batang mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas. e. Mengadakan percabangan, dan selama hidupnya tumbuhan tidak digugurkan, kecuali kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil. f. Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek, misalnya rumput dan waktu batang masih muda. Sebagai bagian tumbuh tumbuhan, batang mempunyai tugas untuk: a. Mendukung bagian-bagian tumbuhan yang ada di atas tanah, yaitu: daun, bunga, dan buah.

b. Dengan percabangannya memperluas bidang asimilasi, dan menempatkan bagian-bagian tumbuhan di dalam ruang sedemikian rupa, hingga dari segi kepentingan tumbuhan bagian-bagian tadi terdapat dalam posisi yang paling menguntungkan. c. Jalan pengankutan air dan zat-zat makanan dari bawah ke atas dan jalan pengankutan hasil-hasil asimilasi dari atas ke bawah. d. Menjadi tempat penimbunan zat-zat makanan cadangan.

2.2.4 Tumbuhan berbatang dan tidak berbatang Jika kita membandingkan beberapa jenis tumbuhan, ada di antaranya yang jelas kelihatan batangnya, tetapi ada pula yang tampaknya tidak berbatang. Oleh sebab itu kita membedakan: A. Tumbuhan yang tidak berbatang (planta acaulis). Tumbuh-tumbuhan yang benar tidak berbatang sesungguhnya tidak ada hanya tampaknya saja tidak ada. Hal itu disebabkan karena batang amat pendek, sehingga semua daunnya seakan-akan keluar dari bagian atas akarnya dan tersusun rapat satu sama lain merupakan suatu roset (rosula), seperti misalnya lobak (Raphanus sativus L), sawi (Brassica juncea L). Lihatlah perihal tata letak daun. Tumbuhan semacam ini akan memperlihatkan batang dengan nyata pada waktu berbunga. Dari tengah-tengah roset daun akan muncul batang yang tumbuh cepat dengan daun-daun yang jarang-jarang, bercabang-cabang, dan mendukung bunga-bunganya. B. Tumbuhan yang jelas berbatang. Batang tumbuhan dapat dibedakan seperti berikut: 1. Batang basah (hebaceus), yaitu batang yang lunak dan berair, misalnya pada bayam (Amaranthus spinosus L.), krokot (Portulaca oleracea L.). 2. Batang berkayu (lignosus), yaitu batang yang biasa keras dan kuat, karena sebaguan besar terdiri atas kayu, yang terdapat pohon-pohon (arbores) dan semak-semak (frutices) pada umumnya. Pohon adalah

tumbuhan yang tinggi besar, batang berkayu dan bercabang jauh dari permukaan tanah, sedang semak adalah tumbuhan yang tak seberapa besar, batang berkayu, bercabang-cabang dekat permukaan tanah atau malahan dalam tanah. Contoh pohon: mangga (Mangifera indica L.), semak: sidaguri (Sida rhombifolia L.). 3. Batang rumput (calmus), yaitu batang yang tidak keras, mempunyai ruas-ruas yang nyata dan seringkali berongga, misalnya pada padi (Oryza sativa L.) dan rumput (Gramaneae) pada umumnya. 4. Batang mendong (calamus), seperti batang rumput, tetapi mempunyai ruas-ruas yang lebih panjang, misalnya pada mendong (Fimbristylis globulosa Kunth.), wlingi (Scirpus grossus L.) dan tumbuhan sebangsa teki (Cyperaceae) lain-lainnya.

2.2.5 klasifikasi pada batang Batang dapat diklasifikasikan berdasarkan pada sifat batang tertentu, misalnya pertumbuhan dan perkembangan kuncup ujung dan samping, perawakan (habitus), lama hidup, bentuk hidup, tempat dan cara hidup, serta arah tumbuhnya. a. Berdasarkan perawakan Perawakan tumbuhan dapat dibedakan berdasarkan beberapa kondisi berikut. 1) Organoleptik batang Batang tumbuhan dapat memiliki perawakan basah atau herba

(herbaceous) apabila batang secara organoleptik lunak, misalnya batang bayam (Amaranthus spp.), patikan (Euphorbia hirta) dan batang keras (lignosus) apabila secara organoleptik keras karena adanya kandungan kayu yang dominan, misalnya tanaman jati (Tectona grandis;Verbenaceae). Batang keras dan berkayu dimiliki oleh tumbuhan yang berperawakan (habitus) semak (shurb) dan pohon (trees). Batang berkayu yang memiliki ruas panjang dapat dibedakan antara tipe batang mending (calamus) ruas batang panjang dan pejal, misalnya rotan

(Calamus ornatus;Arecaceae) serta rumput (calmus) ruas batang panjang dan berongga, misalnya padi (Oryza sativa; Poaceae).

Perawakan semak dan pohon dapat dibedakan berdasarkan pada ukuran diameter dan tinggi batang. Pohon memiliki diameter batang lebih dari 5 cm. dan tinggi batang lebih dari 10 m. Sementara semak memiliki diameter batang kurang dari 5 cm dan tinggi batang kurang dari 10 m. Pada penerapan di kehutanan masih dirinci antara pohon rendah ( tinggi batang kurang dari 20 m) dan pohon tinggi (tinggi batang lebih dari 20 m). 2) Lama hidup tumbuhan Berdasarkan pada lama hidup tumbuhan, perawakan tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan. Annual, apabila umur tumbuhan kurang atau maksimal mencapai satu tahun. Tumbuhan seperti ini pada umumnya hanya berbunga satu kali kemudian mati setelah buah masak. Contoh : jagung, kedelai , tomat, kacang tanah. Biennial (tumbuhan dua tahun), yaitu tumbuhan yang untuk menyelesaikan daur hidupnya berkisar antara lebih dari satu tahun sampai dua tahun. Pada umumnya berbunga hanya sekali saat telah menyelesaikan masa vegetative lebih dari satu tahun. Misalnya jenis semak sidaguri (sidarhombifolis; Malvaceae). Perennial, merupakan tumbuhan yang hidup bertahun-tahun bahkan terbukti ada yang mencapai umur ratusan tahun. Dalam satu daur hidupnya, tumbuhan ini berbunga dan berbuah berkali-kali. Ketahanan hidup tumbuhan tersebut didukung oleh batang yang kokoh, artinya tumbuhan memiliki bagian tubuh untuk pertahanan misalnya rimpang, umbi, tunas yang tahan untuk melampaui musim kering, dan lain-lain. 3) Berdasarkan bentuk hidup Oleh Renkuier (Barbour dkk., 1987), tumbuhan dikelompokkan menjadi lima bentuk hidup (life form) sebagai berikut.

Fenerofit (phanerophyte), sebagai tumbuhan tinggi di udara dengan sifat perawakannya pohon dan semak yang memiliki batang dengan percabangan yang tahan (perennating bud) pada ketinggian lebih dari 25 cm di atas permukaan tanah. Kamaefit (chamaephyte), sebagai terna perennial atau semak kecil dengan sifat perawakan tumbuhan yang memiliki batang dengan percabangan yang tahan (perennating bud) pada ketinggian kurang dari 25 cm di atas permukaan tanah. Hemicriptofit ( hemicryptophyte), sebagai tumbuhan setengah di bawah tanah dengan sifat perawakan tumbuhan yang memiliki percabangan yang tahan terletak di permukaan tanah atau di bawah permukaan tanah (dibawah lapisan tanah permukaan), terlindung dari factor luar di habitatnya. Kriptofit atau geofit (geophyte), sebagai tumbuhan tanah dengan sifat perawakan tumbuhan yang batangnya (berupa rimpang, umbi, umbi lapis) berada di dalam tanah, pada musim kering bagian di atas tanah mati. Teropfit (terophyte), sebagai tumbuhan annual sejati dengan sifat perawakan tumbuhan yang menyelesaikan daur hidup dalam waktu yang singkat dan mempertahankan diri pada saat kondisi tidak baik dengan biji, spora, atau badan khusus untuk reproduksi. 4) Tempat dan cara hidup Di alam, berdasarkan tempat dan cara hidup tumbuhan, dapat diamati adanya bentuk sebagai berikut. Epifit (epiphyte), yaitu tumbuhan yang menumpang pada bagian tumbuhan yang lain. Epifil (epiphyll), yaitu perawakan yang menumpang pada daun tumbuhan lain.

Liana, yaitu tumbuhan yang memanjat pada tumbuhan yang lain (dapat dengan bantuan daun pembelit, akar pelekat, duri kait, cabang pembelit, daun pembelit, dan lain-lain) yang pada hakekatnya untuk berkompetisi mendapatkan cahaya matahari. Parasit, yaitu tumbuhan yang menumpang dan mengisap makanan dari tumbuhan inangnya, seperti pada benalu (Dendropthoe pentandra; Loranthaceae). 5) Berdasarkan bentuk batang Tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae) pada umumnya mempunyai batang yang di bagian bawahnya lebih besar dan ke ujung semakin mengecil, jadi batangnya dapat dipandang sebagai kerucut atau limas yang amat memanjang, yang dapat mempunyai percabangan atau tidak. Tumbuhan biji tunggal (Monocotyledoneae) sebaliknya mempunyai batang yang dari pangkal sampai ke ujung boleh dikatakan tak ada perbedaan besarnya. Hanya pada beberapa golongan saja yang pangkalnya tampak membesar, tetapi selanjutnya ke atas tetap sama, seperti terlihat pada bermacam-macam bentuk batang, antara lain:
a. Bulat (teres), misalnya bambu (Bambusa sp.), kelapa (Cocosnucifera L.).

b. Bersegi (angularis). Dalam hal ini ada kemungkinan: - Bangun segi tiga (triangularis), misalnya batang teki (Cyperus rotundus), - Segi empat (Quandrangularis), misalnya batang markisah (Passiflora quandrangularis L.), iler (Coleus scutellarioides Benth.).
c. Pipih dan biasanya lalu melebar menyerupai daun dan mengambil alih tugas

daun pula. Batang yang bersifat demikian dinamakan: - Filokladia (phyllocladium), jika amat pipih dan mempunyai pertumbuhan yang terbatas, misalnya pada jakang (Meuhlenbeckia platyclada Meissn.). - Kladodia (cladodium), jika masih tumbuh terus dan mengadakan percabangan, misalnya sebangsa kaktus (Opuntia vulgaris Mill.).

Dilihat permukaannya, batang tumbuh-tumbuhan juga memperlihatkan sifat yang bermacam-macam.kta dpt membedakan permukaan batang yang: a) licin ( laevis ), misalnya batang jagung b) berusuk ( costatus ), pada permukaanya terdapat rigi-rigi yang membujur, misalnya iler c) beralur ( sulcatus ), jika membujur batang terdapat alur-alur yang jelas d) bersayap ( alatus ), pada batang bersegi, tetapi pada sudut-sudutnya terdapat peda sudut-sudutnya terdapat pelebaran yang tipis, misalnya pada ubi dan markisah selain itu permukaan batang terdapat pula: a) berambut ( pilosus ), seperti pada tembakau b) berduri ( spinosus ), misalnya mawar c) memperlihatkan bekas-bekas daun , misalnya pada pepaya dan kelapa d) memperlihatkan bekas-bekas daun penumpu, misalnya nagka dan keluwih e) memperlihatkan banyak lentisel, misalnya pada sangon
f) keadaan-keadaan lain, misalnya lepasnya kerak seperti terlihat pada jambu

biji (Psidium guajava L)dan pohon kayu putih (Melaleuca leucadendraon L) 2.2.6 Arah tumbuh pada batang Arah tumbuh batang pokok tumbuhan dapat bersifat genetis atau karena pengaruh factor luar secara sesaat, bahkan pengaruh cahaya dirasakan cukup dominan. Penjelasan berikut dapat memperluas pemahaman tentang arah tumbuh batang pokok dan cabang batang. Umumnya orang membedakan arah tumbuh cabang seperti berikut :
a. Tegak ( fastigiatus ), yaitu jika sudut antara batang dan cabang amat kecil,

sehingga arah tumbuh cabang hanya pada pangkalnya saja sedikit serong ke atas, tetapi selanjutnya hampir sejajar dengan batang pokoknya, misalnya wiwilan pada kopi ( Coffea sp.),
b. tegak lurus ( erectus ) jika arahnya lurus keatas, misalnya pepaya

c. Condong ke atas ( patens ), jika cabang dengan batang pokok membentuk

sudut kurang lebih 45 derajat, misalnya pada pohon cemara ( Casuarina equisetifolia L.),
d. mendatar ( horizontalis ), jika cabang dengan batang pokok membentuk

sudut sebesar kurang lebih 90 derajat C, misalnya pada pohon randu ( Ceiba pentandra Gaertn.),
e. Terkulai ( declinatus ), jika cabang pada pangkalnya mendatar , tetapi

ujungnya lalu melengkung ke bawah, misalnya kopi robusta ( Coffea robusta Lindl.),
f. Bergantung ( pendulus ), cabang-cabang yang tumbuhnya ke bawah,

misalnya cabang-cabang tertentu pada Salix.


g. berbaring( humifusus ), batang terletak pada permukaan tanah, hnya

ujungnya saja yang membengkok keatas, misalnya semangka


h. menjalar dan merayap ( repens ), batang berbaring tetapi pada buku-

bukunya keluar akar-akar, misalnya batang ubi jalar


i.

mengangguk (nutans) batang tumbuh tegak lurus keatas tetapiujungnya membengkok kbawah, misalnya bunga matahari

j.

memenjat ( scandens), jika batang tumbuh keats dengan menggunakan penunjang, pada penunjang ini misalnya: akar pelekat, misalnya panili akar pembelit, misalnya anggur cabang pembelit/ sulur daun, misalnya kembang sungsang duri, misalnya mawar, bugenvil duri daun misalnya rotan kait, misalnya gambir

k. membelit ( volubilis), jika batang naik keatas dengan menggunakan

penunjangs seperti batang yang memanjat, tetapi tidak digunakan alat2 kusus. Menurut alah melilitnya dibedakan lagi batang yang: membelit kekiri ( sintrorsum volubilis) , jika dilihat dari atas

arah belitan berlawanan dengan arah putaran jarum jam, misalnya kembang telang membelit kekanan ( dextrosum volubillis ) jika arah belitan sama dengan arah gerakan jarum jam, misalnya gadung 2.2.7 Percabangan pada batang Batang suatu tumbuhan yang ada bercabang ada yang tidak, yang tidak bercabang kebanyakan dari golongan jagung tumbuhan (Zea mays yang L.). berbiji Umumnya tunggal batang (Monocotyledoneae), misalnya

memperlihatkan percabangan, entah banyak entah sedikit. Cara percabangan ada bermacam-macam, biasanya dibedakan tiga macam cara percabangan, yaitu :
1. Cara percabangan monopodial, yaitu jika batang pokok selalu tampak jelas

karena lebih besar dan lebih panjang(lebih cepat pertumbuhannya) daripada cabang-cabangnya, misalnya pohon cemara (Causarina equisetifolia L.)
2. Percabangan simpodial, batang pokok sukar ditentukan, karena dalam

perkembangan selanjutnya menghentikan pertumbuhannya atau kalah besar dan kalah cepat besarnya, misalnya paku andam (Gleichenia linearis Clarke).
3. Percabangan menggarpu atau dikotom, yaitu cara percabangan, yang batang

setiap kali menjadi dua cabang yang sama besarnya, misalnya paku andam ( Gleichenia linearis Clarke ). Cabang yang besar yang biasanya langsung keluar dari batang pokok lazimnya disebut dahan ( ramus ), sedang cabang-cabang yang kecil dinamakan ranting ( ramulus )

Cabang-cabang pada suatu tumbuhan dapat bermacam-macam sifatnya, oleh sebab itu cabang-cabang dapat dibedakan seperti di bawah ini :
a. Geragih ( flagellum, stolo ), yaitu cabang-cabang kecil panjang yang tumbuh

marayap, dan dati buku-bukunya ke atas keluar tunas baru dan ke bawah tumbah akar-akar. Tunas pada buku-buku ini beserta akar-akarnya masingmasing dapat terpisah merupakan suatu tumbuhan baru. Cabang yang demikian ini dibedakan lagi dalam dua macam :
1. Merayap di atas tanah, misalnya pada daun kaki kuda ( Centella asiatica

Urb.) dan arbe

( Fragraria vesca L.).

2. Merayap di dalam tanah, misalnya teki ( Cyperus rotundus L.), kentang (

Solanum tuberosum L.).


b. Wiwilan atau tunas air ( virga singularis ), yaitu cabang yang biasanya

tumbuh cepat dengan ruas-ruas yang panjang, dan seringkali berasal dari kuncup yang tidur atau kuncup-kuncup liar.Seringkali terdapat pada kopi ( Coffea sp.) dan pohon coklat ( Theobroma cacao L.).
c. Sirung panjang ( virga ), yaitu cabang-cabang yang biasanya merupakan

pendukung daun-daun, dan mempunyai ruas-ruas yang cukup panjang. Pada cabang-cabang demikian ini tidak pernah dihasilkan bunga, oleh sebab itu sering disebut pula cabang yang mandul ( steril ).
d. Sirung pendek ( virgula atau virgule sucrescens ), yaitu cabang-cabang kecil

dengan ruas-ruas yang pendek yang selain daun biasanya merupakan pendukung bunga dan buah. Cabang yang dapat menghasilkan alat perkembangbiakan bagi tumbuhan ini disebut pula cabang yang subur ( fertil ). Cabang-cabang pada suatu tumbuhan biasanya membentuk sudut yang tertentu dengan batang pokoknya. Bergantung pada besar kecilnya sudut ini, maka arah tumbuh cabang menjadi berlainan.

Mengenai soal batang, selain yang telah diuraikan di muka, ada bermacammacam tumbuhan yang mempunyai pangkal batang di dalam tanah, yang dapat merupakan suatu alat untuk menahan kala yang buruk. Tumbuhan yang memepunyai batang yang demikian itu, dalam musim buruk, misalnya daerah panas dalam musim kering (di daerah iklim sedang dalam musim dingin), bagian yang di atas tanah seringkali mati, tetapi bagian yang di dalam tanah tetap hidup, dan jika musim baik telah tiba, akan bertunas maenghasilkan tumbuhan yang baru. Pangkal batang dalamtanah yang berguna untuk mengurangi kala yang buruk itu disebut: caudex, terdapat misalnya pada valerian (Valeriana officinalis L.), klembak (Rheum officinale B.).

BAB II PENUTUP 3.1 Kesimpulan Pada umumnya tumbuhan secara morfologi terdiri atas akar, batang, daun bunga, buah dan biji. Secara anatomi tumbuhan terdiri atas pembuluh xilem dan floem dan jaringan-jaringan pada tumbuhan seperti jaringan meristematik dan jaringan permanen. Pada tumbuhan berbiji, batang berasal dari pertumbuhan batang lembaga (caulicle) di dalam biji. Pada tumbuhan paku, batang berasal dari bagian kutub batang pada jaringan embrio. Pada Tallophyta, tubuh tumbuhan belum memiliki organ akar, batang, dan daun, seperti halnya pada tumbuhan ganggang (Algae), tumbuhan lumut hati (Hepaticopsida), dan lumut tanduk (Anthocerotopsida). Akan tetapi, pada lumut daun (Bryopsida) telah memiliki batang dengan struktur morfologi yang sederhana, yaitu batang tunggal dengan tipe berkas pengangkutan protostele. Batang yang berstruktur kompleks dimiliki oleh tumbuhan paku (Pteridophyta) dan tumbuhan berbiji (Spermatophyta). Sifat batang berbentuk panjang bulat seperti silinder , selalu bersifat aktinomorf, terdiri dari atas ruas-ruas, tubuhnya biasanya ke atas, menuju cahaya atau matahari (bersifat fototrop atau heliotrop), selalu bertambah panjang di ujungnya, mengadakan percabangan, umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek. Fungsi batang mendukung tajuk tumbuhan, termasuk daun, bunga, buah dan biji, memperluas bidang fotosintesis melalui pola percabangannya.jalan pengangkutan air dan unsur hara dari dalam tanah ke daun (xylem) dan dari daun ke bagian tumbuhan yang lain (floem), tempat cadangan makanan.

3.2 Saran Dengan disusunnya makalah ini, penulis berharap pembaca bisa mengetahui morfologi dan anatomi pada tumbuhan khususnya pada batang. Sehingga bisa berguna dalam menjaga kelestarian tumbuhan dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai