Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN BIJI ADAS (Foeniculum Vulgare mill) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Candida albicans

ABSTRAK
Biji Adas (Foeniculum vulgare mill) merupakan salah satu tumbuhan yang bermanfaat. Selain sebagai bahan bumbu, juga dapat digunakan sebagai obat tradisional. Hal ini dikarenakan di dalam biji adas terkandung senyawa eugenol yang baik, dan zat minyak atsiri. Jamur Candida albicans merupakan jamur opportunistik yang dapat menyebabkan kandidiasis dan dapat menyerang berbagai bagian tubuh. Melihat data penelitian 2009, menyatakan 75% wanita di indonesia mengalami keputihan, hal ini lebih besar dibanding di Eropa yang hanya 25%. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian rebusan biji adas (Foeniculum vulgare mill) terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans. Penelitian ini bersifat eksperimen. Metode yang digunakan adalah dilusi dengan perbandingan Mc Farland 0,5. Penelitian dilakukan di laboratorium Mikologi Jurusan Analis Kesehatan Surabaya Jl. Karangmenjangan 18A pada tsnggal 30 mei- 11 juni 2011.Sampel yang digunakan yaitu rebusan biji Adas. Kemudian dilakukan pengenceran rebusan biji adas dari 100%, ke 80%, 60%, 40%, 20%, dan 10% Hasil penelitian menunjukan bahwa pada rebusan biji adas (Foeniculum vulgare mill) konsentrasi 100% sampai 10% terdapat pertumbuhan jamur Candida albicans dengan penurunan jumlah pertumbuhan di setiap konsentrasinya. Sedangkan pada konsentrasi 20% terjadi penurunan jumlah yang signifikan dari konsentrasi 10%. Hal ini menunjukan pada konsentrasi 20% merupakan kadar hambat minimal. Dengan demikian rebusan biji adas kurang efektif terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans.

Kata kunci : Rebusan biji adas (Foeniculum vulgare mill), jamur Candida albicans 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Adas merupakan tumbuhan suku Apiaceae yang memiliki nama ilmiah Foeniculum vulgare mill. Adas sendiri sudah lama digunakan dan dibudidayakan di Indonesia sebagai tanaman bumbu dan tanaman obat. Di Inggris, adas merupakan merupakan salah satu dari 9 tanaman obat yang di anggap ajaib. Rasa dari buahnya sendiri manis, pedas, hangat Banyaknya khasiat yang terkandung di dalam tanaman adas tidak lepas dari bahan aktif yang terkandung di dalamnya. Biji adas memiliki kandungan kimia seperti minyak atsiri (1-6%) (Kurniawati, 2010), minyak atsiri sendiri berfungsi sebagai anti fungi (Armando, 2009),antara lain: jamur Candida albicans. Adas atau fennel merupakan sumber eugenol yang baik, eugenol termasuk turunan dari senyawa fenol. Fenol dan turunannya berkhasiat sebagai anti fungi (Tan, Raharja, 2008), antara lain jamur Candida albicans. Penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur yang sering ditemukan pada manusia adalah Kandidiasis, dan dapat menyerang berbagai bagian tubuh (Siregar,2005). Kandidiasis dapat mengenai mulut, tenggorokan, kulit, kepala, vagina, jari-jari tangan, kuku, saluran pencernaan makanan. Data penelitian menunjukan 75% wanita di dunia menderita keputihan sekali semasa hidup, dan 45% diantaranya bisa mengalami sebanyak dua kali atau lebih. Sedangkan di Negara Indonesia, wanita yang mengalami keputihan sangat besar, hal ini berbeda tajam dengan di Negara Eropa yang hanya berkisar 25% (Linggau Post, 2009). Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis perlu meneliti mengenai Pengaruh pemberian rebusan biji adas (Foeniculum vulgare mill) terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang digambarkan diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut 1.Apakah rebusan biji adas (Foeniculum vulgare mill) berpengaruh terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans? Pembatasan Masalah 1.Jamur yang akan di gunakan untuk penelitian ialah biakan murni jamur Candida albicans.

1.Tanaman yang di gunakan untuk memberi pengaruh pertumbuhan jamur Candida albicans yaitu tanaman adas (Foeniculum vulgare mill) yang berupa biji kering dan direbus Tujuan Penelitian Tujuan Umum 1.Untuk mengetahui pengaruh rebusan biji adas (Foeniculum vulgare mill) terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans. Tujuan Khusus 1.Mengukur kadar Hambat Minimal pada pemberian rebusan biji adas (Foeniculum vulgare mill) terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans. 2.Menguji adanya pengaruh rebusan biji adas (Foeniculum vulgare mill) dalam menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans. Manfaat Penelitian Untuk Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman terhadap kegunaan dari biji adas, Untuk Peneliti Untuk dapat mengetahui pengaruh pemberian rebusan biji adas terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans. Untuk Institusi Dapat digunakan sebagai referensi untuk mahasiswa lain yang mencoba. meneliti menggunakan bahan alam sebagai obat atau penelitian lain yang sejenis. 2.TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan tentang Adas Adas merupakan tanaman yang sejak lama digunakan sebagai bumbu masakan dan obat tradisional. Rasa buahnya manis, pedas, hangat, wangi (Kurniawati, 2010). merupakan herba tahunan. Tinggi tanaman yang telah berbunga mencapai 1,5-2 m, Tanaman ini mempunyai 3-5 batang tegak yang berasal dari tunas-tunas yang tumbuh di pangkal batang. Daunya berbentuk jarum dengan pelepah berwarna putih dan baunya sangat aromatis. Bunganya berupa bunga majemuk bentuk payung majemuk yang berwarna kuning cerah. Buah terdiri dari buah longgah ganda yang sedikit bengkok, berwarna kekuningan atau hijau keabu-abuan, bila telah tua akan pecah dengan ukuran antara 4-10 nm dengan bau aromatik (Hernani, 2006). Biji atau buah adas memiliki kandungan kimia seperti minyak atsiri (1-6%) (Kurniawati, 2010). Minyak atsiri sendiri berfungsi sebagai anti fungi (Armando, 2009), dan termasuk produk

utama adas. Adas merupakan sumber eugenol yang baik (Sarker dan Nahar, 2009). Eugenol sendiri merupakan turunan dari senyawa fenol, fenol dan turunannya sendiri berfungsi sebagai fungisid (Tan dan Rahardja, 2008), antara lain jamur Candida albicans. Tinjauan tentang jamur Candida albicans Candida albicans sendiri adalah suatu ragi lonjong, bertunas. Ragi ini adalah anggota flora normal selaput mukosa, saluran pernapasan, saluran pencernaan, dan genitalia wanita (Jawets, 1996). Dalam kondisi normal, kehadiran Candida albicans dalam tubuh manusia tidak menimbulkan gangguan apapun. Gangguan akan muncul apabila keseimbangan populasi flora normal ini mengalami perubahan. Candida albicans dianggap spesies terpatogen dan menjadi penyebab utama kandidiasis. Jamur ini tidak terdapat di alam bebas, tetapi dapat tumbuh sebagai saprofit pada alat tubuh manusia, terutama yang mempunyai hubungan dengan dunia luar, misalnya rongga usus. Usus merupakan sumber infeksi terpenting untuk manusia. Infeksi Candida dapat terjadi, apabila ada faktor predoposisi baik endogen maupun eksogen. Tinjauan tentang rebusan

Rebusan sendiri merupakan cara yang sangat mudah dan sudah tidak lazim lagi di lakukan di masyarakat. Tujuan rebusan adalah untuk memindahkan zat-zat berkhasiat yang ada didalam tanaman ke dalam larutan air (Mahendra, 2006). Sehingga cenderung lebih mudah diserap dan memiliki reaksi lebih cepat. Hal ini baik untuk penyakit yang akut (Dalimarta, 2008).
Cara mekanisme perebusan 1.Masukan air steril atau bersih ke dalam wadah yang digunakan untuk merebus, yaitu benda-benda yang terbuat dari kaca atau keramik. 2.Gunakan api besar pada awal perebusan sampai airnya mendidih. 3.Masukan bahan atau tanaman ke dalam air mendidih tersebut selama 4-5 menit serta menutupnya (Mahendra, 2006). 4.Setelah itu kecilkan api untuk beberapa menit.. 5.Dinginkan larutan uji sampai suhu kamar (37C). 3.METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah bersifat eksperimen yaitu merupakan suatu metode untuk mengetahui gejala atau pengaruh yang

timbul, sebagai akibat adanya perlakuan tertentu (Notoadmodjo, 2010). Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah buah adas atau biji kering (Foeniculum vulgare mill). Variabel Penelitian Variabel bebas : Rebusan Biji Adas Variabel terikat: Pertumbuhan Jamur Candida albicans Definisi Operasional Variabel Rebusan biji adas (Foeniculum vulgare mill) Rebusan adalah merebus ramuan obat yang berasal dari simplisia, atau bisa berasal dari bahan segar atau yang telah dikeringkan (Wijayakusuma, 1998), dan untuk memindahkan zat-zat berkhasiat yang ada pada tanaman ke dalam larutan air (Mahendra, 2008). Dalam penelitian ini simplisia nabati yang dipakai adalah biji adas (Foeniculum vulgare mill) , Timbang biji adas tersebut 50 gram kemudian bilas dengan aquadest steril dan keringkan biji di tempat steril. Kemudian siapkan aquadest steril 50 ml ke dalam tabung erlemeyer steril, Setelah itu panaskan aquadest dengan menggunakan api besar (Wijayakusuma, 2009), sampai air mendidih (100C). Masukan biji adas yang telah dikeringkan tadi ke dalam air mendidih, rebus biji adas 4-5 menit, (Mahendra, 2006). Dinginkan hingga larutan mencapai suhu kamar (37C) serta didapatkan konsentrasi 100% dari larutan uji. Kemudian dilakukan pengenceran rebusan biji adas (Foeniculum vulgare mill) tersebut menjadi 80%, 60%, 40%, 20%, 10%. Pelaksanaan Penelitian Proses Pengenceran Rebusan biji Adas (Foeniculum vulgare mill) dengan berbagai Konsentrasi Rebusan biji adas dibuat pengenceran dengan konsentrasi tertentu menggunakan aquadest steril menjadi 80%, 60%, 40%, 20%, 10%. 1.6 tabung reaksi steril disiapkan dan diberi etiket dengan kode penulisan yaitu P1 sampai P8 untuk sampel rebusan serbuk biji adas dengan pengenceran 100%, 80%, 60%, 40%, 20%, 10%.

2.Untuk tabung pada urutan 1-6 yang berkode P1 P6 dengan konsentrasi 100%, 80%, 60%, 40%, 20%, 10%.diisi sebagai berikut : 3.Tabung 1 (P1) = 1 ml rebusan biji adas (Foeniculum vulgare mill) dan diberi nama etiket 100%. Tabung 2 (P2) = 0,8 ml rebusan biji adas + 0,2 ml aquadest steril dan diberi nama etiket 80%. Tabung 3 (P3) = 0,6 ml rebusan biji adas + 0,4 ml aquadest steril dan diberi nama etiket 60%. Tabung 4 (P4) = 0,4 ml rebusan biji adas + 0,6 ml aquadest steril dan diberi nama etiket 40%. Tabung 5 (P5) = 0,2 ml rebusan biji adas + 0,8 ml aquadest steril dan diberi nama etiket 20%. Tabung 6 (P6) = 0,1 ml rebusan biji adas + 0,9 ml aquadest steril dan diberi nama etiket 10%. Masing-masing ditambahkan 1 mata ose suspense jamur Candida albicans pada tabung 1 sampai dengan tabung 6. 4.Untuk tabung pada urutan 7 dengan kode CP sebagai Control Positif, diisi 1 ml nistatin sebagai anti jamur + 1 mata ose suspensi jamur Candida albicans sebagai control positif. 5.Untuk tabung pada urutan 8 dengan kode CN sebagai Control Negatif, diisi 1 ml aquadest steril + 1 mata ose suspense jamur Candida albicans sebagai control negative. 6.Sehingga volume akhir tiap tabung 1 ml 7.Semua tabung reaksi tersebut diinkubasi pada suhu 37C selama 2x24 jam dalam incubator. 8.Penilaian dilakukan bila Control Positif tetap jernih Control Negatif menjadi keruh. 9.Pada larutan suspensi seringkali menghamburkan penilaian secara visual pertumbuhan biakan jamur Candida albicans sehingga untuk mengetahui Kadar Hambat Minimal (MIC), pertumbuhannya dilanjutkan dengan menanam kembali 1 ose pada media Sabaroud Dextrose Agar dan inkubasi pada suhu 37C selama 2x24 jam dalam incubator. Hal ini diperlakukan sama pada semua konsentrasi. 4.HASIL DAN PEMBAHASAN Penyajian data Setelah dilakukan penelitianpengaruh pemberian rebusan biji adas (Foeniculum vulgare mill) terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans, maka didapatkan hasil sebagaiberikut :

Tabel 4.1Hasil uji pengaruh pemberian rebusan biji adas (Foeniculum vulgare mill) terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans.

No.

Konsentrasi rebusan biji Adas (Foeniculum vulgare mill)

Pertumbuhan Jamur Candida albicans

Kadar Hambat Minimal (KHM)

Jumlah Koloni Jamur Candida albicans

1 2 3 4 5 6 7 8

100 % 80% 60% 40% 20% 10% Kontrol Positif Kontrol Negatif Konsentrasi R1 100% 80% 60% 40% 20% 10% 1 1 16 18 30 51

+ (positif) + (positif) + (positif) + (positif) + (positif) + (positif) - (negatif) + (positif) R2 R3 0 8 16 18 11 46

Pembahasan Berdasarkan Hasil penelitian mengenai pengaruh pemberian rebusan biji Adas (Foeniculum vulgare mill) terhadap pertumbuhan jamur Candida albicansyang telah diketahui bahwa rebusan biji Adas (Foeniculum vulgare mill) dapat menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans. Dengan demikian Kadar Hambat Minimum positif terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans terjadi pada konsentrasi 20% yang ditandai adanya penurunan pertumbuhan jamur Candida albicans dengan jumlah 18 koloni.. Pada konsentrasi 20% daya hambat (MIC) positif ditandai adanya pertumbuhan jamur Candida albicans yang lebih sedikit daripada jumlah pertumbuhan koloni di konsentrasi 10%, Hal ini dapat terjadi karena zat penghambat dalam biji Adas (Foeniculum vulgare mill) pada konsentrasi 20% lebih banyak daripada konsentrasi 10% meskipun pada kedua konsentrasi ini terjadi pertumbuhan jamur Candida albicans. Komponen utama dari biji adas yaitu kandungan minyak atsiri, senyawa eugenol yang termasuk turunan dari senyawa fenol yang termasuk salah satu senyawa kimia yang mempunyai sifat sebagai antifungi. Mekanisme kerja senyawa fenol yaitu merusak sel jamur dengan mengubah permeabilitas membran sitoplasma, menyebabkan kebocoran bahan-bahan intraseluler. Senyawa ini juga mendenaturasi protein seperti enzim (Nurmillah Yulianti, 2009). Terjadinya kerusakan pada membran sel mengakibatkan terhambatnya aktivitas dan biosintesa enzim enzim spesifik yang

- (negatif) 2 - (negatif) 4 - (negatif) 13 - (negatif) 16 + (positif) 18 - (negatif) 48 + (positif) + (positif) - (negatif) - (negatif) R4 Jumlah rata-rata koloni 0 6 2 9 0 4 10 6 12 5 10 13 3 30 18 27 70 48 diperlukan dalam reaksi metabolisme.Komponen fenol juga dapatmendenaturasi enzim yang disekresikan oleh Candida albicans.Sehingga menyebabkan jamur Candida albicans mati (Yulianti, 2009). Kemampuan senyawa non polar seperti minyak atsiri dansenyawa terpenoid dapat menyebabkan perubahan komposisi membran sel dan terjadinyapelarutan membran selsehingga membran sel mengalami kerusakan. Selainitu, komponen non polar juga dapat berinteraksi dengan protein membranyang menyebabkan kebocoran isi sel sehingga menyebabkan jamur Candida albicans mati (Yulianti, 2009). Berdasarkan hasil analisis data statistik, didapatkan nilai sign tabel terhadap pengaruh pemberian rebusan biji adas adalah 0,000. Jika dibandingkan degan nilai = 0,05, maka nilai p-value <0,05 sehingga dapat diambil kesimpulan Ho ditolak atau Hi diterima yang artinya ada pengaruh pemberian rebusan biji adas (Foeniculum vulgare mill) terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans. Pengaruh yang ditimbulkan dari rebusan biji adas terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans yaitu padakonsentrasi rebusan biji adas yang terdapat pertumbuhan jamur Candida albicans adalah konsentrasi dari 100% sampai 10% dengan penurunan jumlah koloni jamur dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi. Hal ini disebabkan karena kadar senyawa eugenol dan minyak atsiri tidak sebanding dengan jumlah jamur Candida albicans pada suspensi, kadar eugenol dan minyak atsiri lebih sedikit dibanding jumlah jamur Candida albicans,

sehingga tidak bisa membunuh semua jamur Candida albicans yang ada dalam suspensi secara optimal tetapi mampu menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans sehingga masih ada jamur Candida albicans yang tumbuh. Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa rebusan biji Adas (Foeniculum vulgare mill) dapat menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans pada konsentrasi 20%. Kur 5.SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh pemberian rebusan biji adas (Foeniculum vulgare mill) dengan konsentrasi 100%, 80%, 60%, 40%, 20%, 10% terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.Pengaruh yang ditimbulkan yaitu Konsentrasi hambat minimum (MIC) ditunjukkan pada konsentrasi air rebusan biji adas (Foeniculum vulgare mill 20%. Semakin tinggi konsentrasi air rebusan biji adas yang diberikan maka semakin rendah tingkat pertumbuhan jamur Candida albicans. 2.Air rebusan biji Adas (Foeniculum vulgare mill) mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans. Saran Bagi Masyarakat Diharapkan untuk menggunakan selain rebusan, dikarenakan kurang efektifnya pengaruh yang ditimbulkan terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans. Bagi Institusi Bisa dijadikan tambahan referensi serta pengetahuan pada mahasiswa jurusan Analis kesehatan Surabaya. Bagi Peneliti Selanjutnya . Diharapkan untuk peneliti selanjutnya menambahkan waktu perebusan 10-20 menit , agar zat yang ada didalam biji adas lebih keluar secara maksimal. DAFTAR PUSTAKA Armando, Rochim, 2009. Memproduksi 15 jenis minyak atsiri berkualitas. Jakarta: Penebar Swadaya. Dalimarta, Setiawan, 2008. 1001 Resep Herbal. Jakarta : Penebar Swadaya Gandahusada, Srisasi, dkk, 2004. Parasitologi Kedokteran Edisi 3. Jakarta :

Gaya Baru Harahap, Marwali, 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta : Hipokrates Hernani, 2006. Budidaya Tanaman Obat Komersial. Jakarta : Penebar Swadaya Jawetz, Melnik Adelbreg, 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : EGC Jawetz, Melnik Adelbreg, 2007. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : EGC Kurniawati Nia, 2010. Sehat Dan Cantik Alami Berkat Khasiat Bumbu Dapur. Bandung : PT Mizan Media Utama Kuswadji, 2007. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Jakarta : FKUI Magdalena, Maria, 2009. Candida albicans. Sumatera Utara : Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran USU Mahendra, B, 2006. Panduan Meracik Herbal. Jakarta : Penebar Swadaya Mulyani Rahardja, Kirana, 2008. Obat-Obat Penting Khasiat Dan Penggunaanya. Jakarta : PT Elex Media Komputindo Nahar, Luftan, 2009. Kimia Untuk Mahasiswa Farmasi Bahan Kimia Organik,Alam,Dan Umum. Yogyakarta : Pustaka Belajar Nurmillah, Yulianti, 2009. Kajian Aktifitas Antioksidan dan Antimikroba Ekstrak Biji, Kulit Buah, Batang dan Daun Tanaman Jarak Pagar (Jatropika curcas). http//repository. Ipb. Ac. Id/bitstream. Pratiwi, T, Sylvia, 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta : Erlangga Riawan, S, 2007. Kimia Organik Untuk Mahasiswa Kedokteran, perawat. Tanggerang : Bina Rupa Aksara Santoso, Hariyanto, 1994. Petunjuk Berteman Dan Kegunaan Adas. Surabaya : Karya Anda Sastrohamidjojo, Hardjono, 2004. Kimia Minyak atsiri. Yogyakarta : Gajah Mada University Press Siregar, 2005. Penyakit Jamur Kulit. Jakarta : EGC Unair, FK, 2009. Atlas Penyakit Kulit Dan Kelamin. Surabaya : FK UNAIR Dr Soetomo

Anda mungkin juga menyukai