Anda di halaman 1dari 8

Makalah Komunikasi Seluler Lanjut

FEMTOCELL

DISUSUN OLEH : YUSITA OCTAVIA KADANG (D411 07 001) ENDAH DWI WARDHANY (D411 07 081)

JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2010

Pengenalan Perkembangan dunia telekomunikasi memang seolah tidak berhenti bahkan semakin cepat dan cepat lagi. Kalau sebelum satu setengah dekade yang lalu pertumbuhan jumlah pelanggan telepon sangat lambat, karena masih didominasi telepon tetap, maka setelah tahun tersebut adalah sebaliknya karena kehadiran teknologi GSM sebagai telepon seluler. Hal itu dipercepat lagi dengan hadirnya teknologi CDMA, yang juga, sebagai pelengkap telepon seluler. Sepertinya di negara kita telepon seluler bukan barang mewah lagi, karena barang tersebut mudah dijumpai dimanapun bahkan kalangan bawah. Menurut data yang telah diperoleh, hingga triwulan ketiga tahun 2009, jumlah pelanggan seluler di Indonesia secara total telah mencapai sekitar 180 juta. Jumlah pelanggan yang besar, jumlah penyedia jaringan yang banyak, tarif yang murah dan handset yang murah adalah faktor-faktor yang mendorong terjadinya overload kapasitas jaringan seluler yang disediakan operator. Maka jangan heran kalau pada tahun-tahun sebelumnya anda begitu mudah melakukan call di suatu lokasi outdoor, suatu saat nanti akan anda dapati sulitnya membuat call, terlebih lagi di dalam ruangan. Dari berbagai data keluhan yang diterima customer care operator penyedia jaringan, lebih dari 60% adalah mereka kesulitan melakukan call di dalam ruangan. Ini sungguh mudah dimaklumi karena umumnya mereka lebih nyaman membuat atau menerima call di dalam ruangan dibanding di luar ruangan, karena lebih privacy, lebih tidak berisik, atau tidak sedang menyetir dan lain sebagainya. Hal ini juga yang mendorong penggunaan telepon tetap di meja menjadi menurun karena pemanggil lebih menyukai langsung ke nomor yang dipanggil, yaitu nomor telepon seluler. Di Indonesia dengan semakin tumbuhnya pengguna handphone semakin menjamur pula provider yang memberikan bermacam kemudahan layanan. Provider akan

membangun jaringan yang memberikan ketersediaan jaringan di setiap daerah yang dilingkupinya. Daerah-daerah ini disebut Cell, pada wilayah urban satu cell umumnya dilayani oleh tiga buah BTS (Base Transceiver Station) agar pesawat telepon selular (handset/mobile station) tetap mendapat satu sinyal yang layak dari ketiga sinyal yang diterima. Proses perpindahan dari satu sinyal ke sinyal lain disebut sebagai handover yang dikendalikan oleh Mobile Switching Center (MSC). Dengan kata lain yang lebih tepat, satu BTS biasanya memiliki tiga arah sinyal dan satu koneksi backhaul ke Base Switching Controller (BSC) atau langsung ke MSC. Tentunya di daerah pinggiran belum tentu handset kita mendapat tiga sinyal sekaligus.

Namun ada saatnya handphone tidak mendapatkan sinyal atau kualitas sinyal yang didapat kurang begitu baik. Area-area yang tidak terlingkupi oleh jaringan biasanya disebut sebagai blank spot. Untuk mengatasi ini bisa saja dipasang BTS baru untuk melayani area tersebut. Namun tentu banyak pertimbangan yang ada, investasi pembangunan BTS tentu tidak sedikit dan faktor ruang dan alam yang ada kalanya tidak mungkin untuk dibangun BTS. Pada daerah urban permasalahn yang timbul karena daerah untuk pembangunan BTS menjadi langka dan mahal. Selain itu, dengan keberadaan gedung-gedung bertingkat juga menghalangi penyebaran sinyal dari BTS sehingga semakin banyak blank spot. Untuk mengatasi ini pihak provider biasanya memasang atau membangun microcell atau picocell, sebuah cell berukuran kecil untuk melayani satu area blankspot.

Pada daerah yang memiliki jumlah pengguna yang tinggi penerapan microcell dan picocell masih memberikan bussiness value bagi provider. Sebaliknya pada blankspot yang jauh dari BTS dan dengan pengguna yang relatif sedikit sepertinya provider masih berpikir ulang meskipun untuk membangun micro atau picocell. Disinilah femtocell hadir sebagai gagasan untuk mengatasi hal tersebut (memberikan lingkup layanan lebih besar dengan biaya rendah). Dari situs www.thinkfemtocell.com

mendefinisikan Femtocells are fully featured but very low power mobile phone basestations, connected using standard broadband DSL or Cable service into the mobile operator's network. They offer excellent mobile phone coverage at home for both voice and data, but at lower cost than outdoor service. Atau kalau secara bebas kita terjemahkan sebagai sebuah Base Station (BS) berdaya rendah dan kaya fitur untuk telepon bergerak yang terhubung menggunakan koneksi DSL Broadband atau layanan kabel ke jaringan operator/provider. Femtocell menawarkan cakupan area yang lebih luas untuk pengguna rumahan dengan biaya rendah.

Nantinya pada balnk spot akan dipasangi femtocell sebagai perangkat fixed-wireless di sebuah rumah di radius terjauh dari BTS, dengan adanya fungsi relay/extender maka pelanggan tersebut menjadi satu femtocell yang juga melayani/mem-broadcast sinyal ke tempat yang lebih jauh. Handphone lain yang tidak mendapat sinyal langsung dari BTS bisa mendapat/menggunakan sinyal yang di-broadcast oleh perangkat femtocell tersebut. Jelas menguntungkan operator dan juga pengguna yang tidak mendapat sinyal atau mendapat sinyal yang kurang bagus karena jauhnya jarak.

Femtocell masih terus dikembangkan oleh para peneliti atau perusahaan dan beberapa sudah di ujicobakan untuk layanan komunikasi suara dan data. Sebagian besar menggunakan 3G dikarenakan memiliki layanan transfer data yang lebih tinggi, sebagian lagi menggunakan 2G dan CDMA yang umum dipakai dan lebih lanjut menggunakan basis yang digadang-gadang sebagai teknologi 4G yakni WiMAX dan LTE (Long Term Evolution). Suatu saat semua akan menikmati kemudahan yang ditawarkan oleh femtocell.

Femtocell

Femtocell adalah teknologi micro BTS yang menggunakan level daya rendah, menggunakan frekuensi resmi seperti yang digunakan jaringan seluler, dikoneksikan dengan backhaul jaringan Internet, digunakan untuk memperluas cakupan dan meningkatkan kapasitas, dan pemasangannya secara auto configuration. Mengapa auto configuration dibutuhkan? Karena operator tidak mungkin memantau, melakukan pemasangan dan memelihata perangkat di lapangan yang jumlahnya akan banyak. Sehingga nantinya perangkat ini seolah-olah menjadi tanggungjawab pelanggan. Harga perangkat ini jauh lebih murah dibandingkan dengan perangkat BTS. Kapasitas pelanggan per femto Access Point (FAP), demikian perangkat femto ini sering disebut, adalah sekitar 4-8 pengguna secara simultan. Perangkat ini dapat dipasang di rumah-rumah dan gedung perkantoran, dimana pelanggan yang dilayani adalah yang sudah terdaftar dalam perangkat FAP tadi. Berbeda dengan perangkat BTS atau repeater yang dihubungkan langsung ke perangkat BSC atau RNC, perangkat FAP dihubungkan ke

jaringan Internet menggunakan link jaringan akses data pelanggan misalnya xDSL. Tentu saja di sisi core network, penyedia jaringan seluler terdapat perangkat server manajemen FAP yang akan menangani segala keperluan perangkat ini. Tujuan Femtocell Mengatasi blankspot di dalam cakupan area suatu sel. Mencover daerah yang sulit diinstalasi BTS. Memperluas area cakupan suatu sel, dari cakupan sel sebenarnya. Mengatasi user yang padat di dalam gedung

Layanan Femtocell Layanan yang dapat diberikan perangkat FAP pada dasarnya adalah layanan data paket karena itu koneksi jaringan ini langsung ke cloud Internet. Meskipun demikian layanan suara tetap juga dapat dinikmati yaitu melalui voice over packet. Aplikasi-aplikasi seperti security, instant messaging, virtual fridge note melalui Facebook, monitoring dan lain-lain dapat dikembangkan dan diintegrasikan dengan FAP. Struktur Perangkat Femtocell

Femtocell Access

Sebuah aplikasi Femtocell khas menempatkan Femtocell Access Point, kadang-kadang disebut personal ( seluler ) base stasion, di perumahan atau usaha kecil. Femtocell Access Point terhubung ke Mobile Operator Core Network melalui koneksi broadband seperti DSL, Kabel atau Fiber Optic. Femtocell Access Point biasanya mendukung 2-5 perangkat selular secara simultan.

Femtocell menggunakan handset seluler yang ada sehingga tidak perlu mengupgrade ponsel Anda. Bila Anda adalah "di mana saja, maka akses jaringan melalui standar base station makro selular. Ketika Anda di rumah atau kantor, maka akses jaringan akan melalui jalur akses Femtocell dan koneksi broadband.

Kelebihan Femtocell Meningkatkan kapasitas dan coverage Low cost Kualitas jaringan lebih terjamin Bagi operator,mengurangi CAPEX dan OPEX

Benchmark Sampai saat ini operator yang sudah melakukan trial dan implementasi di lapangan diantaranya adalah Softbank dari Jepang. Di Indonesia sendiri pemerintah baru akan meregulasi aturan main perangkat ini pada tahun 2012. Telkom saat ini bergabung dengan berbagai institusi di Eropa seperti universitas, lembaga penelitian, vendor dan operator telekomunikasi sedang menyusun requirement perangkat femtocell yang dibiayai Komisi Eropa. Kerjasama ini dimulai tahun 2010 dan berakhir tahun 2012 dengan target akhir adalah prototipe yang akan diuji coba di Lab Wireless Network, Telkom RDC. Bagi operator ini membuka peluang sekaligus menjadikan ancaman, yaitu terhadap bisnis voice yang sekarang ini masih bisa dinikmati.

Anda mungkin juga menyukai