Anda di halaman 1dari 2

Analisis Nilai kepercayaan yang terkandung dalam cerpen Mayah Sangi

Dalam sebua karya sastra terutama prosa baik itu yang tradisional maupun yang modern terdapat unsur-unsur yang membangun didalamnya. Baik itu unsur intrinsik maupun unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun sebuah karya sastra dari dalam karya sastra tersebut yakni insiden, alur/plot, latar, tokoh dan penokohan, tema, dan amanat. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur yang membangun dari luar cerita. Prosa bali modern adalah sebuah karya sastra modern yang menggunakan bahasa bali namun tetap memiliki tema tentang adat ata kebiasaan-kebiasaan masyarakat bali. Prosa bali tradisional terdiri dari cerpen, novel, maupun karya sastra yang berbentuk cerita dengan bahasa bali. Selain mengkaji unsur intrinsik, kita juga dapat mengkaji unsur nilai yang terkandung dalam sebuah cerita. Nilai dapat diartikan dengan angka, harga dalam artian karya sastra akan dinilai apa bila hal-hal yang ingin disampaikan berguna dan berharga bagi penikmatnya. Ada berbagai macam nilai yang berhubungan dengan mengkaji sebuah karya sastra. Dalam suatu karya sastra khususnya cerpen begitu sarat dengan nilai-nilai, kritik sosial ataupun himbauan dan harapan bagi setiap pembaca/penikmatnya, yang muncul dari sebuah ide seorang pengarang yang kesemuanya itu berdasarkan pengamatan terhadap lingkungan sekitarnya. Selain nilai-nilai kritik sosial maupun tentang himbauan bagi para pembaca, terdapat juga nilai keagamaan yang terdapat pada prosa tertentu. Nilai kegamaan tersebut menyangkut tentang nilai kepercayaan yang dianut oleh sekelompok masyarakat yang masuh kental dengan adat istiadat yang dianut. Dalam cerpen yang berjuduln mayah sangi yang akan saya tekankan mengenai analisis nilai keagamaan khususnya nilai kepercayaan. Agama merupakan suatu keyakinan yang sangat fundamental yang dapat membimbing manusia untuk mencapai kebahagiaan dan kesempurnaan. Setiap daerah di bali masih memiliki kepercayaan yang sangat kental. Salah satu kepercayaan seperti yang terdapat dalam cerpen mayah sangi yakni kepercayaan tentang hutang yang harus dibayar. Sangi

atau sasangi itu sendiri dapat berarti sebuah hutang yang harus dibayar bila kita telah mencapai sesuatu. Dalam cerpen mayah sangi tokoh utama yakni Made Loka memiliki sangi pada saat dia mengikuti tes CPNS. Dia memiliki sangi apabila dia nanti lulus tes CPNS, dia akan mengadakan pagelaran joged telung barung. Namun setelah dia lulus, dia melupakan sanginya tersebut. Segala hal yang dilakukannya tidak karuan dan tidak pernah berhasil. Karena hal tersebut, dia baru sadar bahwa dia harus membayar sasangi yang tekah diucapkannya. Disini dapat kita lihat bahwa kepercayaan terhadap hal-hal magis masih sangat kental dan sampai saat ini masih dilaksanakan oleh masdyarakat terutama oleh masyarakat pedesaan.

Anda mungkin juga menyukai