Anda di halaman 1dari 14

Definisi Pengobatan Alternatif

Pengobatan alternatif merupakan bentuk pelayanan pengobatan yang menggunakan cara, alat, atau bahan yang tidak termasuk dalam standar pengobatan kedokteran modern (pelayanan kedokteran standar) dan dipergunakan sebagai alternatif atau pelengkap pengobatan kedokteran modern tersebut.

Jenis-jenis Pengobatan Alternatif

Jenis-jenis pengobatan ini dibagi dalam 3 kelompok besar yaitu :

Terapi Energi yang meliputi:

Akupuntur Shaolin Meditasi Reiki

Akupresur Qigong Terapi Polaritas Metode Bowen

Shiatsu Tai chi chuan Refleksiologi Metamorphic Technique

Do-in Yoga Ayurveda Terapi tumpang tangan

Terapi Fisik yang meliputi

Masase Kinesiology0Rolfing Treger Work Flotation Therapy

Aromaterapi Hellework Zero Balancing Metode Bates

Osteopati Feldenkrais Method Teknik Relaksasi

Chiropractic Teknik Alexander Hidroterapi

Terapi pikiran dan spiritual yang meliputi:

Psikoterapy Terapi Keluarga Visualisasi Terapi Musik Biorhytms

Psikoanalitik Terapi Kelompok Hipnoterapy Terapi Suara Terapi Dance Movement

Terapi Kognitif Terapi Autogenik Dreamwork Terapi Seni

Terapi Humanistik Biofeedback Terapi Warna Terapi Cahaya

Dalam sistem pelayanan kesehatan di Inggris, jenis pengobatan alternatif ini dibagi menjadi 3 kelompok besar.

Kelompok pertama kelompok yang paling terorganisasi dan teratur , seperti: akupuntur, chiropractic, pengobatan dengan herbal, homeopati, osteopati. Pengobatan alternatif yang masuk dalam kelompok ini mempunyai dasar penelitian.

Kelompok kedua kelompok pengobatan alternatif yang membutuhkan penelitian lebih lanjut, namun sudah digunakan sebagai pelengkap dalam sistem pelayanan kesehatan, seperti: hipnoterapi dan aromaterapi.

Kelompok ketiga kelompok pengobatan alternatif yang belum mempunyai data sama sekali, seperti: terapi dengan kristal dan pendulum.

Sikap Masyarakat Umum

Beberapa hal yang dapat memberikan kesimpulan yang salah dari satu bahan/alat yang sebenarnya tidak mempunyai efek namun seolah-olah memberikan efek penyembuhan adalah sebagai berikut:

Beberapa penyakit secara alami dalam kondisi tubuh yang baik dapat sembuh sendiri meskipun tanpa pemberian obat-obatan. Sehingga untuk menyimpulkan suatu terapi

memang bekerja harus didukung oleh data-data persentase pasien yang berhasil diobati lebih banyak dibandingkan dengan tanpa intervensi terapi. y Beberapa penyakit mempunyai siklus tertentu. Sebagai contoh arthritis,multiple sklerosis , asma, alergi, migraine, dan lain-lain yang tidak mengejutkan pula sang pasien datang pada saat memang penyakitnya sedang pada siklus perbaikan. y Efek placebo. Banyak dari pengobat alternatif membuat kesan setiap penyakit dapat disembuhkan sehingga memberikan efek psikologis bagi pasiennya. Sebagai contoh adalah penanganan nyeri kronik pada pasien seringkali nyerinya berkurang dengan pendekatan psikologis tanpa menyentuh faktor patologi yang mendasari nyeri terjadinya tersebut. y Remisi spontan. Mengenai efek remisi spontan ini masih belum dapat dipahami benar mekanismenya. Seperti pernah dilaporkan seorang onkologis adanya 12 kasus remisi spontan penyakit dari 6000 kasus yang ditanganinya. Sehingga bila seorang pengobat alternatif menyembuhkan satu penyakit yang sulit untuk disembuhkan sebaiknya pula mencamtumkan berapa persentase kesembuhan dari jenis penyakit yang sama yang pernah ditanganinya. y Psikosomatis. Banyak pasien dengan gejala ini datang berobat ke dokter dikatakan tidak ada penyakit namun akhirnya dia datang ke pengobat alternatif dan dikatakan memang benar menderita penyakit dan jika pada akhirnya kesembuhan terjadi pasien pun makin yakin ia memang menderita penyakit. y Praktisi pengobatan seringkali pula mempunyai sifat antusias dan kepribadian yang karismatik yang juga mempengaruhi dari sisi psikologis pasien.

Selain daripada itu adanya stereotypes yang ada di masyarakat sehingga menimbulkan hal yang kontraproduktif dalam pelayanan kesehatan seperti:

Masyarakat menganggap bahwa pengobatan tradisional bersifat holistik sedangkan pengobatan modern hanya melihat penyakit saja.

Pengobat tradisional biasanya yang dituakan, sangat dihormati, dan karena itu memegang peranan penting pada pelayanan kesehatan primer.

Adanya budaya dalam masyarakat yang masih membuat dikotomi penyakit ke dalam dua jenis yaitu : penyakit-penyakit yang dapat disembuhkan oleh dokter dengan cepat dan Penyakit-penyakit tradisional yang tidak dapat disembuhkan oleh dokter.

Dokter sendiri kurang memahami mengenai pengobatan tradisional sehingga adanya kesulitan untuk mendiskusikan dengan pasien yang membutuhkan informasi yang sebenarnya.

Hukum dan bioetika

Kesehatan adalah hak semua orang, karena tanpa kesehatan manusia tidak dapat beraktivitas dengan normal, bahkan ada kata-kata bijak bahwa kekayaan tidak berarti tanpa kesehatan. Sehat menurut definisi World Health Organization (WHO) adalah suatu keadaan sehat fisik, jiwa, sosial, & bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari penyakit, cacat, & kelemahan/penderitaan. Untuk tetap sehat, masyarakat melakukan berbagai upaya untuk menjaga & meningkatkan kesehatannya. Sementara jika sakit, maka berbagai upaya pengobatan & perbaikan kondisi dilakukan untuk kembali sehat. Semua usaha untuk mencapai kesehatan tersebut, selain dilakukan oleh pribadi, dilakukan pula oleh pemerintah maupun lembaga swasta.

Usaha pelayanan kesehatan terdiri dari berbagai jenis, dari mulai yang ilmiah melalui pengobatan kedokteran modern, maupun pengobatan alternatif (PA) yang bersumber dari berbagai latar belakang, seperti tradisional, keagamaan, kepercayaan, atau teknologi yang belum terbukti secara ilmiah, dengan berbagai teknik & perangkat pengobatan. Melalui penelitian, banyak jenis pengobatan yang tadinya merupakan PA telah berubah menjadi pengobatan kedokteran modern yang ilmiah, misalnya pada beberapa obat tradisional dari bahan-bahan alam yang lebih dikenal dengan sebutan jamu di Indonesia.

PA lain yang belum memiliki dasar ilmiah, sehingga sulit untuk menentukan parameter yang obyektif dalam penilaiannya. Sehingga, berbagai PA lebih bersifat kepercayaan/sugesti dari penggunanya sedangkan seharusnya, pengobatan yang diizinkan digunakan di masyarakat telah melalui serangkaian penelitian/pengujian & perhitungan statistik sampai dianggap layak untuk digunakan. Peralatan pengobatan canggih pun tetap dianggap PA jika belum melalui proses tersebut.

PA, belum banyak pengaturan & standarisasi yang diatur dalam peraturan perundangan, sementara pengawasan yang dilakukan hanya berupa pendaftaran saja oleh pemerintah daerah. Dengan pengaturan, standarisasi, & pengawasan dari pemerintah saja, tetap ada sarana pengobatan kedokteran modern yang menyimpang dari yang seharusnya, sehingga menjadi masalah hukum. Pada PA, dengan tiadanya pengaturan, standarisasi, & pengawasan yang memadai dari pemerintah, menyebabkan tiadanya perlindungan hukum yang memadai bagi para penggunanya jika terdapat penyimpangan.

Dimanfaatkan pula oleh banyak tenaga kesehatan yang seharusnya menggunakan ilmu kedokteran modern dalam praktiknya, berubah haluan menjadi praktisi PA yang tetap dipadukan dengan ilmu kedokteran modern. Para tenaga kesehatan pun banyak yang menjual

produk-produk kesehatan/suplemen & PA yang tidak sesuai dengan standar pengobatan kedokteran modern untuk menambah penghasilannya. Hal ini sebenarnya adalah pelanggaran terhadap peraturan perundangan yang mengatur tenaga kesehatan untuk hanya menggunakan cara-cara pengobatan yang sesuai standar kedokteran modern, seperti tercantum dalam UU no.29/2004 pasal 50-51 & PP no.32/1996 pasal 21. Bagi dokter, hal ini pun merupakan pelanggaran etika profesi seperti tercantum dalam pasal 6 Kode Etik Kedokteran Indonesia.

PA tidak terdapat standar yang jelas dalam pelaksanaannya, sehingga masyarakat penggunanya terancam berbagai bahaya. PA selain tidak memiliki bukti cukup dari suatu penelitian yang ilmiah, juga tidak dilatih melalui suatu pendidikan yang memenuhi standar seperti Standar Nasional Indonesia (SNI). Sehingga, tenaga PA tidak memiliki dasar yang jelas mengenai standar suatu keahlian & kelayakan/kompetensi seseorang disebut mampu melakukan suatu jenis pengobatan. Tidak heran banyak muncul PA palsu yang merugikan masyarakat.

Dari hasil penelusuran terbaru oleh dinas kesehatan di berbagai daerah, banyak sarana/tenaga PA pun tidak terdaftar di dinas kesehatan setempat. Hal ini akan menyulitkan penanganan ketika muncul masalah dalam pengobatan yang dilakukan oleh sarana/tenaga PA. Ini juga disertai kenyataan bahwa PA lebih didasarkan pada klaim-klaim hasil pengobatan yang berhasil & diiklankan di masyarakat, tanpa adanya pengujian secara statistik. Sehingga ada ungkapan bahwa jika dokter mengobati 100 orang & 1 orang gagal, maka yang 99 orang yang sembuh tidak pernah diberitakan, sedangkan 1 orang yang gagal itu akan diberitakan di mana-mana. Sedangkan jika pada PA, jika 100 orang diobati & ada 1 orang yang berhasil, mungkin hanya kebetulan, maka yang berhasil tersebut akan diiklankan

di mana-mana sementara yang 99 orang sisanya dianggap kurang beruntung atau belum saatnya sembuh tanpa pertangungjawaban apapun & tidak diberitahukan ke masyarakat

Perlu diingat bahwa sejauh ini, PA hanya terdaftar di pemerintah daerah, yang bukan merupakan izin untuk melakukan pengobatan & memberikan jaminan perlindungan pada masyarakat. Izin praktik pengobatan hanya diberikan oleh pemerintah pada pengobatan yang telah memiliki bukti yang mencukupi secara ilmiah.

Sejauh ini, menurut data yang dikeluarkan departemen kesehatan, tidak ada 1 pun PA yang mendapatkan izin. Dapat disimpulkan bahwa PA untuk saat ini adalah bukan alternatif pengobatan yang tepat & aman bagi masyarakat. Diharapkan pemerintah dapat segera melakukan pengaturan & pengawasan yang lebih ketat dalam praktik PA untuk melindungi masyarakat. Sementara bagi tenaga kesehatan seperti dokter, perawat, bidan, atau apoteker, sangat dianjurkan untuk tidak menggunakan PA dalam praktiknya untuk mencegah pelanggaran hukum & etika profesi. Disarankan bagi masyarakat untuk tidak sembarangan mempercayai atau menggunakan PA, meskipun PA tersebut menggunakan iklan yang bombastis atau dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan klaim yang sepertinya meyakinkan agar terhindar menjadi korban

Hukum Pengobatan Alternatif menurut islam

1. Perbedaan Pendapat Ulama Untuk Berobat Bila kita menyelam agak lebih jauh ke dalam pembahasan para ulama tentang hukum berobat atau mencari kesembuhan dari penyakit (at-Tadawi), sebenarnya para ulama masih berbeda pendapat tentang hukumnya. Sebagian mengatakan bahwa berupaya mencari kesembuhan

dari penyakit merupakan perintah agama yang hukumnya sunnah. Namun sebagian lainnya justru mengatakan sebaliknya, bagi mereka bersabar adalah lebih utama dan berobat tidak menjadi sunnah atau anjuran dalam agama.

Allah SWT tidak menurunkan penyakit kecuali diturunkan juga obatnya. (Al-Hadits). Selain itu dahulu Rasulullah SAW pernah berobat dan berupaya untuk mendapatkan kesembuhan dari penyakit yang pernah menimpanya.

2. Bentuk Dan Jenis Pengobatan Pengobatan dapat dibagi menjadi dua yaitu pengobatan yang dihalalkan dan yang diharamkan. Pengobatan yang dihalalkan adalah segala macam pengobatan yang tidak bertentangan dengan Syariah, al: . a. Pengobatan nabawi, yang secara jelas teksnya disebutkan dalam Al-Quran maupun hadits, seperti pengobatan dengan madu, habah sauda (jinten hitam ) air zamzam, ruqiyah dengan membacakan alquran bagi orang yang kesurupan dan kemasukan jin dll. b. Pengobatan secara medis, yang secara ilmiyah dapat dipertanggung-jawabakan c. Pengoabatan secara tradisional, seperti dengan jamu (dengan bahan yang halal dan tidak merusak), refleksi, dan obat-obatan tradisional yang lainnya (dengan bahan yang halal dan tidak merusak). d. Sedangkan pengobatan yang haram adalah pengobatan yang menyimpang dari Syariah, seperti menggunakan sihir, dukun, meminta bantuan jin. Pernyataan bahwa jin itu muslim, kita tidak dapat mempercayainya seratus persen. Karena jin banyak dustanya dan kita tidak mungkin bisa membuktikan bahwa dia jin itu muslim atau tidak, karena alamnya sudah berbeda. Dan selanjutnya bahwa Allah SWT. Mencela orang yang datang meminta tolong pada jin. (surat Jin : Karena mereka kurang mau melihat fenomena yang ada di sekelilingnya, maka beragam jenis

pengobatan selain dari dunia kedokteran barat sering dianggap tidak resmi, tidak ilmiyah, tidak bisa dipertanggung-jawabkan dan seterusnya. Padahal dari segi kenyataan, begitu banyak metode pengobatan yang telah berhasil mengatasi hal-hal yang tidak mampu dikerjakan oleh dokter barat itu. Pengobatan itu sering disebut dengan pengobatan alternatif.

4. Syarat Pengobatan Alternatif Yang Dibenarkan Syariah Hanya perlu diperhatikan dalam pengobatan alternatif agar tidak melakukan hal-hal yang dilarang syariat, seperti minta bantuan jin, memberi sesajian atau hal-hal lain yang membawa kepada kemusyrikan. Diantara ciri-ciri pengobatan alternatif yang diharamkan adalah : a. Bila terindikasi adanya persembahan kepada selain Allah b. Bila terindikasi menggunakan jin (makhluq halus) c. Bila terindikasi menggunakan cara syirik d. Bila terindikasi menggunakan cara-cara yang diharamkan

Terapi alternative menurut hindu

Ayurveda secara terus menerus telah dipraktekkan selama paling sedikit lima ribu tahun. Ayurweda sering diterjemahkan sebagai "pengetahuan tentang hidup", namun terjemahan yang lebih tepat adalah "pengetahuan tentang panjang umur". Tujuan yang dimuliakan sepanjang jaman adalah bagaimana untuk mengatasi kematian, sebagai hal yang mendasar dari sifat manusia dan hal ini menjadi penyebab dari ketakutan manusia akan kematian yang menyusup ke dalam hati setiap mahluk hidup, dan yang menjadi akar dari segal ketakutan yang lain.

Sebab segala sesuatu yang diciptakan harus dihancurkan, sebab semuanya berada pada kala (waktu). Tujuan ke arah keabadian tentulah berada diluar kala (waktu). Beberapa orang di Barat ingin menipu kematian dengan membekukan diri mereka, tetapi hal ini hanyalah ilusi belaka, sebab keabadian hanya terjadi bila raga, pikiran dan jiwa secara keseluruhan mengalami transforma. Tiada guna hidup kekal, seperti Tantalus atau Sisyphus atau tokoh dalam bukunya Jean Paul Stre, No Exit, sebab hidup seperti itu penuh dengan penderitaan dan keinginan yang tidak terpenuhi.

Jagat raya fiksik ini terdiri dari pola yang tidak terhingga dari permutasi dan gabungan lima unsur pokok: tanah, air, api, udara dan ether. Penambahan unsur di luar akan menambah hal yang sama di dalam dan pengurangan di luar akan mengurangi juga yang di dalam (makrokosmos dan mikrokosmos).

Udara (angin) dan unsur ether (akasa) sudah termasuk pada udara (angin), api dengan memasukkan baik unsur api maupun air dan unsur air untuk mewakili air dan tanah. Inilah kesucian atau keseluruhan ajaran Ayurweda, kesadaran akan saling berhubungannya semua azas-azas universal.

Angin, Api, dan Air diartikan berturut-turut vata, pitta, dan kapha sebagai pernyataan fisik dari tiga kecendrungan semesta atau Triguna dari kosmos: tamas (inertia), rajas (bergerak terus), dan keseimbangannya yaitu wattwa.

Bergerak terus dalam tingkatan fisik ada vata, keseimbangan adalah pitta dan inertia atau kapha. Kecendrungan besar ini bertindak sebagai tiga aza yang mengendalikan kesehatan pikiran, analog dengan vata, pitta dan kapha dari badan. Pikiran disebut sehat apabila pikiran penuh dengan sattwa, atau keseimbangan mental, dan dikatakan sakit apabila dia dipenuhi oleh

rajas,

atau

tamas,

aktif

baik

terlalu

maupun

kurang

aktif.

Tiga azas ii tidaklah tetap hanya demikian di dalam tubuh. Azas ini dinamis, berubah secara terus-menerus sesuai dengan perubahan lingkungan. Yang terbaik adalah menganggap vata, pitta dan kapha sebagai kecendrungan, atau arah dari metabolisme badan, kecendrungan berkurang atau bertambah, hal ini terjadi karena adanya gangguan terhadap keseimbangan, baik yang besifat di dalam maupun dari luar, selain itu disebabkan oleh Tridosa yang bergerak terus menerus.

Denyut nadi merupakan alat ukur yang baik atas gerakan ini. Ayurweda membedakan 108 pola denyut yang berbeda, yang dibentuk oleh permutasi pada irama dari Tridosa. Seorang penyembuh seharusnyalah memasuki hati si sakit dengan sinar idep (pikiran) dan pengetahuan mengenai Ayurweda untuk mendiagnosa penyakitnya, sebagai satu-satunya jalan penyembuhan yang mungkin Perubahan dari hari ke hari yang terjadi di lingkungan luar memang mempengaruhi keseimbangan vata, pitta dan kapha, tetapi ada juga pengaruh dari dalam yang kuat mempengaruhi keseimbangan ini prakerti atau keadaan badan manusia adalah pola alamiah dari pertamabahan atua pengurangan Tridosa yang memang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari orang itu, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan nisbi dari Tridosa pada tubuh masing-masing orang yang bersangkutan pada saat dia diciptakan.

Pengobatan ayurweda memiliki tiga segi: menghilangkan penyebabnya, pembersihan (sodana) dan paliosi (samana-palliation) dari Tridosa dan yang terakhir pemudaanperemajaan atau rejuvenation (rasayana).

Terapi alternative menurut Kristen Dasar dalam menentukan sikap iman Kristiani terhadap pelbagai pengobatan alternatif diperoleh dengan mengajukan kepada diri sendiri beberapa pertanyaan penting berikut ini.

Apakah pengobatan itu berkaitan dengan agama atau kepercayaan tertentu, perdukunan, paranormal, dan sebagainya?

Apakah pengobatan itu berkaitan dengan paham (isme) tertentu, seperti animisme, dinamisme, panteisme, kebatinan, dan sebagainya?

y y

Apakah pengobatan itu telah direkomendasikan oleh dokter untuk bisa dilakukan? Apakah pengobatan itu tidak menimbulkan side effect terhadap organ tubuh lainnya?

Atas dasar jawaban terhadap pelbagai pertanyaan di atas, maka beberapa sikap yang bisa diambil adalah:

Menentang dan menolak dengan tegas penggunaan bahan dan cara pengobatan yang bertentangan dengan firman Tuhan. seperti: Yoga, Reiki, Fengshui, dan kelompok III di atas.

Menggunakan bahan dan cara pengobatan yang sesuai dengan firman Tuhan, seperti: pengobatan medis modern, homeotherapy, aromatherapy, music therapy, accupuncture, dan kelompok I dan II.

Mengkonsultasikannya dengan hamab Tuhan setempat.

Tetap beriman kepada kuasa Tuhan yang tidak berubah, dan bukan pada bahan atau cara pengobatan itu. Jika Tuhan memang hendak menjamah dan menyembuhkan kita, maka tidak ada yang mustahil bagi-Nya.

Tetap beriman kepada Tuhan, kalau pun tubuh ini menderita karena sakit yang tak kunjung sembuh. Di dalam keadaan itu tentu Allah turut bekerja mendatangkan kebaikan bagi kita yang mengasihi-Nya.

Melihat bahwa keselamatan jiwa tetap jauh lebih penting dari pada kesembuhan jasmani. Adalah lebih baik dengan tubuh jasamani sakit tetapi kemudian memperoleh kehidupan yang kekal dari pada tubuh sehat karena bantuan kuasa kegelapan tetapi jiwa binasa

Terapi alternative menurut buddha

Usaha penyembuhan menurut agama Buddha:

y y y y

Bukan hanya menghilangkan gejala Sebaiknya mencari sumber penyakit Pikiran sebagai akar masalah (sering) Meluruskan pandangan keliru

Prinsip pengobatan:

y y y

Sakit adalah corak kehidupan Kalau tidak bias disembuhkan atau diredakan harus diterima dengan rela Pencegahan secara dini adalah dengan tidak berbuat jahat.

Terapi alternatif

y y

Bukan terapi konvensional Dapat berupa terapi komplementer

Pandangan :

y y

Tidak ada masalah sepanjang tidak pelanggaran sila dan dharma Dilakukan dengan sadar dan sukarela.

Daftar pustaka:
1.

Usadha (pengobatan) HINDU - IndoForum. 19-12-2008, 10:49 AM. Available at: http://www.indoforum.org/t65491/#ixzz1kM57dBxi

2.

Iman kristen dan pengobatan alternative. Morelord Berakar Ke Bawah, Berbuah Ke Atas. Posted by petrusfs on Oktober 10, 2007Available at

http://petrusfs.com/2007/10/10/iman-kristen-dan-pengobatan-alternatif/.
3.

PENGOBATAN ALTERNATIF. Oleh : Mgr. Julianus Sunarka, SJ, uskup Purwokerto. Purwokerto, 5 Februari 2003. Available at:

http://www.kusmanto.net/kpl/inzetuskup.html
4.

Hukum Pengobatan Alternatif. Ilmu ilmu islam dijalan yang benar. Posted on Maret 29, 2007. Available at: http://elfadhi.wordpress.com/2007/03/29/hukum-pengobatanalternatif/

Anda mungkin juga menyukai