Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENGAMATAN HILAL AWAL SYAWAL 1432 H

Deskripsi Lokasi: Nama lokasi Alamat Telp./Faks. Lintang Bujur Ketinggian Petugas : Menara Timur Gedung JICA FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia : Jl. Dr. Setiabudhi 229 Bandung 40154 : +62222004548 : 060 51 42,5 Lintang Selatan : 1070 35 24,8 Bujur Timur : 968 meter di atas permukaan laut : Judhistira Aria Utama, M.Si. (+628112224036) [CP UPI] Fachrudin Azzahidi [UPI] Hery Irawadie Rahman [UPI] Lala Meilia K.W. [UPI] Dewi Retno [KEMENKOMINFO] Aldita Amsas [KEMENKOMINFO] : stream1.kominfo.go.id

Server

Suasana di atas Menara Timur Gedung JICA FPMIPA UPI yang menjadi lokasi pengamatan hilal. Tampak dalam gambar salah satu petugas sedang menyampaikan paparan tentang prospek hilal penentu awal Syawal 1432 H pada petang hari tersebut, 29 Agustus 2011, kepada rekan-rekan pers.

Satu dari dua teleskop yang digunakan dalam kegiatan perburuan hilal, teleskop refraktor SkyWatcher 80 Equatorial. Di teleskop yang digerakkan secara manual ini terpasang detektor berupa handycam SONY Sony DCR-SR68 dengan teknik piggy back

Pada hari pelaksanaan rukyat hilal, Senin 29 Agustus 2011, yang bertepatan dengan hari terjadinya fase konjungsi (Bulan baru/newmoon) persiapan di Menara Timur Gedung JICA FPMIPA UPI dijadwalkan dimulai pada pukul 13.00 WIB. Sudah menunggu di lokasi kru wartawan salah satu televisi swasta biro Bandung (MetroTV). Pada pukul 12.00 WIB sempat dilakukan pengambilan gambar dan wawancara oleh kru stasiun TV tersebut yang disiarkan secara langsung melalui Headline News dengan narasumber Sdr. Judhistira Aria Utama terkait tentang prospek pengamatan hilal dalam penentuan awal bulan Syawal 1432 H ini. Wawancara dilakukan di dalam ruang Laboratorium Bumi dan Antariksa (N220) Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI. Pada pukul 13.00 WIB tim mulai bergerak ke atas menara untuk mempersiapkan instrumen. Instrumen yang akan digunakan tim pengamat hilal Syawal UPI sama dengan yang telah digunakan dalam kegiatan serupa saat penentuan awal Ramadhan sebelumnya, yaitu berupa teleskop refraktor William Optics 66 dengan mounting GOTOAz SkyWatcher yang akan melakukan streaming video ke salah satu server KEMENKOMINFO, detektor NexImage, dan teleskop refraktor SkyWatcher 80 mm dengan mounting ekuatorial yang dihubungkan sekaligus dengan detektor kamera DSLR Canon EOS1000D dan handycam Sony DCR-SR68 menggunakan teknik piggy back. Data fisis hilal pada saat Matahari terbenam untuk seluruh wilayah Indonesia pada hari terjadinya konjungsi hanya memenuhi dua dari tiga kriteria yang dianut negara-negara MABIMS. Dua kriteria tersebut adalah usia Bulan dan elongasi, yang nilainya bervariasi hingga mencapai nilai minimum bagi visibilitas hilal. Kriteria ke tiga, yaitu ketinggian, belum dipenuhi untuk seluruh wilayah Indonesia. Untuk seluruh wilayah Indonesia, ketinggian sabit
2

Bulan pada saat Matahari terbenam belum ada yang mencapai dua derajat; ketinggian minimal bagi syarat nampaknya sabit Bulan. Bagi tim, tugas pada petang hari itu dapat dipandang sebagai misi untuk membuktikan perhitungan teoretik bahwa sabit Bulan petang hari tersebut mustahil untuk dapat diamati mengingat usianya yang masih sangat muda (maksimal hanya 8 jam) dan jarak sudutnya yang masih di bawah limit Danjon (limit Danjon ~ 7 derajat). Di sela-sela pengamatan Matahari untuk mempersiapkan teleskop dalam menjejak hilal, kembali dilakukan liputan secara langsung oleh sejumlah stasiun TV dan wartawan dari berbagai media cetak yang turut hadir di atas menara. Prediksi cuaca yang dikeluarkan oleh BMKG untuk hari tersebut menyatakan bahwa wilayah Bandung berawan. Meski awan memang sempat menghuni ufuk barat, penggunaan teleskop sebagai kolektor cahaya menggantikan mata manusia sangat membantu untuk tetap dapat mengenali objek di balik awan tipis. Hingga pukul 18.03 WIB saat hilal terbenam (hilal hanya berada sekitar 8 menit di atas ufuk setelah Matahari tenggelam sebelum akhirnya terbenam menyusul Matahari), pemindaian dengan teleskop dan kamera elektronik tidak mendapati sosok hilal pada hari pertama pengamatan. Pada akhir sesi pengamatan, tim kembali berkesempatan untuk memberikan penegasan melalui liputan langsung MetroTV tentang capaian tim pada petang hari tersebut. Dalam closing statement yang diberikan, saudara Judhistira Aria Utama menyatakan bahwa pada petang tersebut Tim Pengamat Hilal UPI berhasil membuktikan hasil perhitungan/hisab yang akurat bahwa dengan parameter fisis yang dimilikinya (iluminasi kurang dari 1%) hilal tidak dapat diamati dengan bantuan teleskop sekalipun. Instansi terkait yang hadir dalam pengamatan hilal hari pertama adalah sejumlah pejabat FPMIPA UPI, HUMAS UPI, Direktur kampus daerah UPI, DKM Masjid Al Furqan UPI, utusan pesantren di wilayah sekitar Bandung, dan Pengadilan Tinggi Agama Kanwil Jawa Barat. Perburuan sabit Bulan tetap dilakukan oleh tim pengamat hilal UPI pada petang keesokan harinya, Selasa 30 Agustus 2011. Menurut hasil perhitungan, ketinggian Bulan pada saat Matahari terbenam pada hari itu sudah mencapai lebih dari 15 derajat di sebelah selatan titik terbenam Matahari. Disebabkan wilayah kota Bandung diguyur hujan pada petang hari tersebut, pada sekitar pukul 17.00 WIB instrumen yang telah siap di atas menara kembali diturunkan. Tim memutuskan untuk cukup mengabadikan citra hilal menggunakan kamera DSLR di atas tripod bila cuaca membaik. Hingga saat Matahari terbenam, cuaca tidak kunjung membaik. Liputan awan di ufuk barat semakin menebal meskipun hujan sudah reda. Meskipun Tim Pengamat Hilal UPI tidak berhasil mengabadikan citra hilal Syawal karena kendala cuaca pada hari ke dua pengamatan, tim-tim dari sejumlah lokasi lain seperti Madura dan Yogyakarta, berhasil mengabadikan citra Bulan sabit yang dimaksud. Kesimpulan dan Saran 1. Meski sempat mengalami proses trouble shooting, sistem pengamatan telah bekerja baik 2. Hilal pada tanggal 29 Agustus 2011 tidak terlihat karena parameter fisis yang berada di bawah batas minimal untuk dapat diamati. Sementara itu, hilal pada 30 Agustus 2011 gagal diamati karena kendala cuaca.

Kronologi Kegiatan: Hari dan Tanggal Senin, 29-8-2011 Kegiatan 12.00WIB: Wawancara live dengan stasiun TV MetroTV di Lab. Bumi dan Antariksa Jur. Pendidikan Fisika FPMIPA UPI. Tayang di Headline News MetroTV. 13.00 16.00 WIB: Persiapan instrumen di atas Pada saat persiapan tersebut, Menara Timur gedung JICA KaHumas UPI menyempatkan diri FPMIPA UPI. hadir di menara. Sempat terjadi berkali-kali trouble shooting dengan teleskop yang digunakan untuk melakukan pengamatan streaming karena teleskop gagal untuk menjejak objek langit yang digunakan sebagai kalibrator dalam proses alignment. Belakangan disadari, paparan sinar Matahari yang sangat terik pada teleskop membuat komponen elektrik teleskop terganggu. Hal ini dibuktikan dengan setelah digunakannya payung untuk melindungi teleskop, teleskop dapat kembali ke unjuk kerjanya semula. Wawancara dan liputan live untuk kedua kalinya dilakukan oleh stasiun MetroTV dan sesi wawancara dengan sejumlah wartawan media massa, baik TV maupun cetak. 16.00 18.30 WIB: Streaming citra Matahari dimulai. Pada pukul 17.30 WIB teleskop mulai diarahkan untuk mengikuti jejak Bulan. Sejak Matahari terbenam hingga terbenamnya Bulan, teleskop dikondisikan memantau daerah di mana Bulan diprediksikan berada, namun tidak
4

Catatan

Menyambung wawancara live MetroTV dengan salah satu pengunjung yang merupakan utusan dari salah satu pesantren di sekitar kota Bandung, Tim Pengamat Hilal UPI berkesempatan untuk memberikan closing statement terkait aktivitas pengamatan hilal yang baru

menemukan sosok hilal yang dilakukan. dimaksud. Pada pukul 18.30 WIB, aktivitas diakhiri. Instrumen disimpan kembali di tempat penyimpanan di lantai 7. Selasa, 30-8-2011 16.00 17.00 WIB: Membawa instrumen ke lantai teratas Menara Timur gedung JICA dari ruang penyimpanan di lantai 6 dan dilakukan proses instalasi.

Gerimis terjadi, instrumen (teleskop dan komputer) sempat diselamatkan dengan cara menutupkan trashbag. Karena gerimis semakin deras, tim memutuskan untuk menyelamatkan instrumen dengan cara menurunkannya ke lantai bawah. Melihat cuaca yang tidak kunjung membaik (awan semakin menebal meski hujan sudah reda), tim memutuskan untuk mengakhiri kegiatan dan melaporkan status terakhir di milist hilal2011.

DOKUMENTASI KEGIATAN
Senin, 29-8-2011

Selasa, 30-8-2011

Anda mungkin juga menyukai