Anda di halaman 1dari 1

PERNYATAAN SIKAP KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA (KAMMI) DAERAH LUWU RAYA, TERKAIT RENCANA KENAIKAN HARGA

BBM BERSUBSIDI
"Tolak Kenaikan Harga BBM, Lawan Rezim Tirani SBY_Boediono"
Kondisi masyarakat Indonesia hari ini masih dalam kondisi memprihatinkan. Hampir setiap hari kita disuguhkan oleh tragedi-tragedi kemanusiaan yang terpampang jelas ditengah-tengah kita. Tak jarang kita mendengar berita bagaimana seorang kepala keluarga nekat untuk bunuh diri karena tak punya penghasilan untuk menafkahi keluarga, belum lagi Ibu-Ibu rumah tangga yang setiap hari harus putar otak bagaimana memberi makan keluarga ditengah mahalnya harga-harga bahan pokok sementara pemasukan keuangan rumah tangga yang pas-pasan belum lagi nilainya yang senantiasa tergerus oleh besaran inflasi. Belumlah selesai permasalahan-permasalahan tersebut kini masyarakat Indonesia harus bersiap menghadapi serangan-serangan Pemerintahan SBY-Boediono berikutnya. Pemerintah berniat menaikkan harga BBM Rp1.500 per liter demi mengejar penghematan subsidi sekitar Rp38 triliun. Namun, sebagian besar hasil penghematan itu, yakni Rp25,6 triliun atau sekitar 70%, akan dibagi-bagikan langsung dalam bentuk Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) kepada 18,5 juta rumah tangga miskin selama sembilan bulan, dan Rp5 triliun digunakan sebagai kompensasi bagi angkutan umum. Efek psikologis dari rencana Pemerintah menaikan harga BBM sudah mulai terasa, didaerah-daerah marak ditemukan para spekulan menimbun BBM hingga berton-ton. Para nelayan menjadi enggan melaut karena tak sebanding antara pendapatan dengan biaya yang harus dikeluarkan belum lagi cuaca yang kadang tak bersahabat. Dampak terbesar dari kenaikan harga BBM ini ialah melonjaknya harga pangan, salah satunya disebabkan oleh anjloknya tingkat produksi dikarenakan cuaca, hama, dan mahalnya harga pupuk dan benih. Namun ternyata Subsidi pupuk yang tadinya Rp16,94 triliun dipangkas dalam Rancangan APBN Perubahan 2012 hingga Rp2,98 triliun menjadi tinggal Rp13,95 triliun. Subsidi benih yang cuma Rp279,9 miliar dalam APBN 2012 dipangkas hingga 53,7% menjadi hanya Rp129,5 miliar dalam RAPBN-P 2012. Ini menjadi semakin jelas betapa tidak ada keberpihakan Pemerintahan SBY-Boediono terhadap rakyat Indonesia. Oleh karena Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Daerah Luwu Raya, menyatakan sikap:

1. MENOLAK KENAIKAN BBB 2. NASIONALISASI PERUSAHAAN MINYAK YANG ADA DI INDONESIA. 3. TRANSPARANSI APBN 4. TURUNKAN SBY-BOEDIONO
Palopo, 29 Maret 2012 Koordinator Aksi

Waham Al-Ghazali

Anda mungkin juga menyukai