Anda di halaman 1dari 4

Pengaruh Narkoba dan Miras Terhadap Sistem Saraf Pusat

Oleh : Ramagita Iswara XI-A2

SMA Negeri 1 Payakumbuh TA 2009/2010

Pengaruh Narkoba Dan Miras Terhadap Sisten Saraf Pusat

A. Efek Narkoba Terhadap Sistem Saraf

Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif lainnya. Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Bahan adiktif lainnya adalah zat atau bahan lain bukan narkotika dan psikotropika yang berpengaruh pada kerja otak dan dapat menimbulkan ketergantungan. Menurut dr Idrat Riowastu SpS, ada empat macam obat yang berpengaruh terhadap system saraf, yakni : jenis sedative / depresant, yaitu golongan obat yang dapat mengakibatkan menurunnya aktivitas normal otak. Contohnya valium. Ada juga, stimulans, yaitu golongan obat yang dapat mempercepat kerja otak. Contohnya kokain. Jenis lainnya yakni halusinogen, yaitu golongan obat yang mengakibatkan timbulnya penghayalan pada si pemakai. Contohnya ganja, ekstasi, dan sabusabu. Terakhir jenis painkiller, yaitu golongan obat yang menekan bagian otak yang bertanggung jawab sebagai rasa sakit. Contohnya morfin dan heroin.Penggunaan obat-obatan ini memiliki pengaruh terhadap kerja sistem saraf.

Ada empat macam gangguan terhadap saraf yaitu : Pertama, gangguan saraf sensorik, dimana ada rasa kebas, penglihatan buram hingga bisa menyebabkan kebutaan. Kedua gangguan saraf otonom. Gangguan ini menyebabkan gerakan yang tidak dikehendaki melalui gerak motorik. Sehingga orang yang dalam keadaan mabuk bisa melakukan apa saja di luar kesadarannya.

Ketiga, gerakan gangguan saraf motorik. sistem motoriknya.

Gerakan tanpa koordinasi dengan

Keempat gangguan saraf vegetatif yakni terkait bahasa yang keluar. Bahasa yang keluar di luar kesadaran, ngawur, biasanya juga disertai gaya bicara yang pelo. Pengaruh lain ke otak, timbul rasa takut, kurang percaya diri jika tidak menggunakannya dan gangguan memori. Dalam jangka panjang secara perlahan bisa merusak sistem saraf di otak mulai dari ringan hingga permanen. Saat penggunaan obat, muatan listrik dalam otak berlebihan, jika ini sudah kecanduan, maka lama-lama kelamaan saraf bisa rusak.

Lalu bagaimana narkoba bisa menghilangkan koordinasi tubuh? Menurut dr Idrat, hilangnya koordinasi tubuh, karena di dalam tubuh pemakai, kekurangan dopamin. Dopamin merupakan neurotransmitter yang terdapat di otak dan berperan penting dalam merambatkan impuls saraf ke sel saraf lainnya. Hal ini menyebabkan dopamin tidak dihasilkan. Apabila impuls saraf sampai pada bongkol sinapsis, maka gelembung-gelembung sinapsis akan mendekati membran presinapsis. Namun karena dopamin tidak dihasilkan, neurotransmitte tidak dapat melepaskan isinya ke celah sinapsis sehingga impuls saraf yang dibawa tidak dapat menyeberang ke membran post sinapsis. Kondisi tersebut menyebabkan tidak terjadinya depolarisasi pada membran post sinapsis dan tidak terjadi potensial kerja karena impuls saraf tidak bisa merambat ke sel saraf berikutnya.

B. Efek Alkohol Terhadap Sistem Saraf

Alkohol merupakan zat yang mengandung etanol dengan fungsi menekan sistem susunan saraf pusat. Dosis rendah memang membuat tubuh menjadi segar karena bersifat merangsang. Namun pada dosis lebih besar akan timbul berbagai macam gangguan berupa rusaknya jaringan otak, gangguan daya ingat, gangguan jiwa, mudah tersinggung, menurunnya koordinasi otot (jalan jadi sempoyongan), reaksi refleks menurun, kelumpuhan bahkan menyebabkan kematian. Alkohol masuk ke dalam tubuh bila dikonsumsi melalui mulut. Hanya sejumlah kecil alkohol tetap di perut, kepala sisanya ke usus kecil. Usus kecil adalah bagian dari

saluran pencernaan, yang terletak antara perut dan kolon (usus besar). Usus kecil adalah pintu gerbang untuk hampir semua penyerapan nutrisi ke dalam darah. Melalui dinding usus kecil alkohol memasuki aliran darah. Setelah alkohol terendam ke dalam aliran darah, aliran itu dengan cepat ke seluruh tubuh. Meskipun alkohol terikat air karena ikatan hidrogen, sifat hidrofilik yang unik membuat molekul yang ideal untuk cepat masuk dan keluar dari otak. Alkohol dapat mempengaruhi beberapa bagian otak, tapi secara umum, kontrak alkohol dan menekan jaringan otak di sistem saraf pusat. Ketika alkohol mencapai otak, mengganggu komunikasi antara sel-sel saraf, dengan berinteraksi dengan reseptor pada beberapa sel. Alkohol menekan rangsang aktivitas jalur saraf dan meningkatkan aktivitas penghambatan jalur saraf. Di antara tindakan-tindakan lain, alkohol dapat meningkatkan efek dari neurotransmitter inhibisi GABA. membuat orang lamban. Meningkatkan penghambat memiliki efek

Selain itu, alkohol memperlemah neurotransmiter rangsang

glutamin, yang meningkatkan kelesuan bahkan lebih jauh lagi. Meskipun alkohol mungkin akan memberikan perasaan kegembiraan dan membangkitkan indra karena berkurangnya hambatan pada tahap awal keracunan alkohol, alkohol adalah depresan. Ini menekan sistem saraf pusat-yang mengarah pada reaksi melambat, meracau, dan pada akhirnya,pingsan. Alkohol semakin mempengaruhi area otak yang berbeda. Alkohol pertama mempengaruhi bagian otak yang mengendalikan hambatan. Ketika orang kehilangan hambatan, mereka mungkin berbicara lebih cerewet, dan melakukan hal-hal yang bodoh. Setelah beberapa minuman, mereka mungkin merasa "tinggi," tapi sebenarnya, sistem saraf mereka lah yang melambat.

Anda mungkin juga menyukai