Anda di halaman 1dari 10

Cerpen Cinta Di Sore Hari - Hari itu, senja datang secara tiba-tiba dari arah barat.

Cahaya matahari yang berwarna oranye membuat pantai berubah warna dari biru menjadi oranye. Pemandangan sore itu sangat indah untuk di saksikan di tambah lagi suara ombak yang merdu membuat suasana menjadi tidak ingin beranjak pergi dari tempat itu. Tiba-tiba air mata membasahi pipi sivia, ia teringat akan kejadian 1 tahun silam dimana ia selalu datang ke pantai itu disaat senja hari bersama dengan kekasihnya tapi sekarang sudah berbeda karena kekasihnya harus meninggalkan dia untuk selamanya. Sivia sangat menyukai senja karena senja itu indah. Kenapa kamu harus meninggal kan aku dengan cara seperti ini .kata sivia lirih dengan berlinang air mata. Ia mengingat semua kejadian itu dan ia hanya menagis sedih. ini sapu tangan buat kamu ? tiba-tiba ada suara mengagetkan sivia dan ia mendongakkan kepalanya ke atas untuk mencari tau dari mana suara itu berasal. owh makasi kata sivia seraya menerima sapu tangan itu. kamu kenapa nangis,lagi banyak masalah ya? tanya cowok itu ramah. aku hanya teringat dengan seseorang, jawab sivia sambil tersenyum kecil. siapa pasti pacarnya? Hehehehmm kalau begitu aku duluan ya? kata cowok itu dan perlahan pergi meninggalkan sivia. Sivia hanya tersenyum kecil melihat cowok itu pergi. Tiba-tiba HP sivia berbunyi sivia melihat nomor yang nampak pada layar HP nya yang ternyata no rumahnya kemudian ia mengangkatnya dengan malas. halo via,kamu dimana? tanya orang itu yang ternyata ibunya. halo ma,aku lagi ada di pantai dan bentar lagi pulang? jawab sivia cepat ya nak..soalnya sebentar ada tamu dari temannya papa mu? kata mama via. ia..ma jawab sivia dan kemudian ia menutup telepon tersebut. Dengan berat hati sivia pergi meninggalkan tempat itu. Sesampainya di rumah ia langsung menuju ke kamar untuk istirah. Ia merebahkan badannya di atas kasur dan kemudian ia teringat dengan cowok yang memberikan sapu tangann di pantai tadi. kira-kira nama cowok itu tadi siapa ya?,aduh aku juga lupa tanya namanya kata sivia menyesal. Hari itu sivia tertidur lelap karena terlalu capek jadi dia tidak bisa menemani orangtuanya untuk menyambut

tamu dari teman ayahnya itu dan ibunya membiarkanya untuk istirahat dan ibunya tidak mau mengganggunya. anaknya mana jeng ? tanya seorang ibu-ibu kepada ibu sivia. dia lagi tidur soalnya tadi dia kecapean main di pantai jawab ibu sivia. owh,.,padahal saya sudah paksa anak saya ikut lho jeng buat di kenalin ke anaknya ,tapi ndak apa-apa kalau begitu kasian juga anak nya ajeng,nanti sakit karna kecapean kan jadi repot kata ibu-ibu tersebut dengan logat jawanya yang kental. anak nya nama nya sapa ya jeng tanya ibu sivia balik. nama nya Avin Jhonathan panggil saja alvin jawab ibu-ibu tersebut. owh..namanya bagus,.kata ibu sivia memuji. Keluarga Alvin akan pindah di sebelah rumah Sivia, yang kebetulan keluarga Alvin sangat berteman baik dengan keluarga sivia. Dan malam itu keluarga Alvin bertamu di rumah sivia sapai malam, karna rumah sivia dekat pantai Alvin habiskan malam itu sambil berjalan-jalan di tepi pantai. Ke esokkan paginya sivia siap-siap berangkat kesekolah kini ia kelas X- SMA ia bersekolah di sekolah elit di Jakarta. via..via..!! panggil seseorang dari arah belakang. Sivia berhenti dan balik ke belakang. ia fy kenapa?.. tanya sivia ah nggak, ak cuma mau tanya soal PR matematika yang kemarin,btw kamu dah selesai belum? tanya ifi sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ify adalah sahabat baik sivia di sma,ify juga sudah tau tentang masalah kekasih sivia yang meninggal. sudah,kenapa pasti kamu belum ya? tanya sivia heheheya begitulah,aku lihat boleh gak ? jawab ify ia boleh ini bukunya kata sivia sambil memberikan bukunya. Tettttttt.tteettttt,suara bel sudah berbunyi. Jam pertama itu dimulai dengan jam kesenian yang di ajar oleh Bu Winda. Suasana kelas yang tadinya ribut seperti pasar kini sunyi seperti kuburan karena bu guru sudah memasuki kelas tapi ia tidak sendiri kali ini ia membawa murid baru di kelas X-A,kelas X-A merupakan kelas inti dimana siswa yang masuk di kelas itu adalah siswa pilihan dan siswa tersebut

memiliki prestasi yang sangat bagus. anak-anak kita disini kedatangan murid baru asal malang, alvin kemari dan perkenal kan nama mu kata bu winda. baik bu,teman-teman perkenal kan nama saya Alvin jhonathan panggil saja saya Alvin, saya pindahan dari SMAN 1 MALANG kata Alvin sambil memperkenalkan nama nya. Sivia kaget melihat wajah cowok tersebut karena cowok tersebut adalah orang yang memberikan sapu tangan kepadanya di pantai tersebut. alvin silahkan duduk di belakang sivia kata bu winda kepada Alvin. ia bu jawab Alvin. Alvin melihat sivia kaget karena gadis tersebut yang di temuinya di pantai. Jam kesenian telah usai,dan semua siswa menuju ke kantin. hai gadis pantai ke kantin yuk? Ajak Alvin ke sivia aku punya nama tau dan nama ak itu sivia ucap sivia dengan nada marah hehe..ia..ia aku kan belum tau nama kamu,terus nama kamu siapa? kata Alvin seraya mengulurkan tangannya sivia panggil aja aku via ucap sivia seraya membalas uluran tangan Alvin jadi mau gak ke kantin? tanya Alvin hmm..,gak ah soalnya aku lagi tunggu sahabatku kata sivia menolak hey Alvin,makasi ya sapu tangannya kata sivia malu-malu owh iya sama-sama jawab Alvin. hay nama kamu Alvin kan? tanya seorang gadis yang mulai menghampiri Alvin iya namu ku alvin,kamu siapa ya? Tanya Alvin kenalin nama ku shillaucap gadis itu seraya mengulur kan tangan nya owh iya aku alvin balas Alvin

Dari kejauhan sivia melihat alvin dan shilla sangat dekat entah kenapa hati sivia tidak bisa menerimanya ia merasakan ia cemburu kepada shilla.shilla adalah gadis cantik di kelas nya bahkan shilla sudah beberapa kali menjadi gadis sampul selain itu juga banyak kakak kelas dan teman-teman nya menyukainya.

Senja

Senja itu sangat indah. Cahayanya tumpah ruah menyapu jagad raya, membias, mengilau diantara keunguan mega-mega. Cahaya keemasan yang makin lama makin jingga. Maka, langit bagaikan hamparan emas yang menyilaukan. Dari jendela kamar di atas loteng, Sari suka memandangi senja yang setiap hari merambat pelan lantas tenggelam di balik cakrawala. Betapa Sari benci ketika melihat kapal besar yang akan merapat di dermaga, sebab akan menghalangi pandangannya melihat senja dari loteng itu. Saat seperti itulah Sari kadang berlari turun dari loteng dan ingin ke bibir pantai hanya untuk menyaksikan senja tenggelam di sana, tapi dilarang oleh ibunya. Sari, masuk! Aku mau melihat senja, Ibu. Ibu bilang, masuk! Tapi senja itu sangat indah, Ibu. Ibu tidak suka senja. Sudah berapa kali Ibu bilang, Sari tidak boleh melihat senja! Sari menundukkan kepalanya. Ia tak berani memandang bola mata ibunya yang begitu tajam di balik kepulan asap rokoknya. Segera Sari melangkahkan kakinya naik ke tangga. Sedikit pun ia tak berani lagi membantah perkataan ibunya. Tetapi, bayangan senja tetap bermain-main di benaknya. Sampai di loteng ia langsung duduk di depan jendela walau matahari senja telah berlalu. Cahaya kemerah-merahan telah berubah keremangan. Keremangan berubah jadi kegelapan. Dan kota kecil itu diselimuti kekelaman. Sari masih duduk di depan jendela sembari memandang bintang-bintang mengintip di langit yang bersih. Melihat sinar merkuri bertarung dalam kekelaman. Beberapa lama kemudian, Sari mendengar musik dangdut yang menghentak dari bar di lantai bawah. Itu berarti sebentar lagi ibunya akan naik ke loteng itu untuk bersolek. Sari, buka pintu! terdengar suara ibunya dari luar kamar. Cepat-cepat Sari menutup jendela juga gorden. Dan begitulah selalu ia melewati malam.

*** Sore itu senja datang lagi. Turun membawa keindahan serupa kebahagiaan yang segera hilang. Tapi Sari tidak lagi merasakan kebahagiaan yang sempurna seperti hari kemarin. Sejak ibunya melarang ia melihat senja. Sari takut ibunya akan marah bila tahu ia melihat senja. Sebelum duduk di depan jendela kamar, Sari memastikan dulu ibunya sedang main kartu di lantai bawah bersama teman-temannya yang juga menjadi penghuni di loteng yang berbilik-bilik itu. Sari lupa, sejak kapan ibunya tak suka senja. Padahal dulu ibunya sangat menyukai senja. Bahkan ibunyalah yang pertama kali memperkenalkan keindahan senja padanya. Lihat senja itu, Sari. Lihat, betapa indahnya. Kau harus belajar menyukai senja, Nak, sebab orang yang suka senja, konon adalah orang-orang romantis. Dan orang yang romantis sulit dilupakan pasangannya, begitulah ibunya selalu berkata setiap mereka melihat senja di pantai mana pun. Waktu itu, Sari tidak mengerti maksud ibunya seperti ia tidak mengerti kenapa orang-orang suka sekali melihat senja. Setiap sore mereka beramai-ramai bersama keluarga datang ke pantai hanya untuk melihat senja. Apakah mereka tidak bosan melihat senja yang sama? Bukankah bola matahari itu selalu bulat sejak dulu? Entah sudah berapa banyak rol yang habis untuk memotret senja. Sampai pada akhirnya ia sendiri jatuh cinta dan menyukai senja. Ah, alangkah bahagia sekiranya ibuku masih suka senja. Tapi kenapa ibu tiba-tiba tidak suka senja, padahal senja masih indah seperti hari-hari lalu, pikir Sari. Senja selalu datang membawa kebahagiaan. Ya, seperti kebahagiaan saat ayahnya masih ada di tengahtengah mereka. Sari ingat, ayahnya juga sangat menyukai senja sama seperti ibunya. Ayahnya pernah bercerita: senja pertama kali mempertemukan mereka. Senja adalah hiburan gratis semasa pacaran denga ibunya. Senja juga menjadi saksi ketika mereka menyatukan hati. Karena sukanya pada senja, masih menurut cerita ayahnya, pesta pernikahan mereka didekorasi sedemikian rupa agar menyerupai suasana pantai. Dihiasi burung-burung tiruan lengkap dengan kicaunya. Ada juga buih ombak, pasir yang basah, batu berwarna-warni, lokan, dan lukisan siluet batu karang serta senja yang bercahaya cemerlang. Sebuah kebahagiaan nyata yang entah kapan menjadi kenyataan lagi. Sari rindu kebahagiaan. Kebahagiaan yang sama sewaktu ayahnya belum kawin dengan wanita lain. *** Malam itu Sari sendiri di kamar. Kadang kala ia harus sendiri hingga pagi menjelang. Dan malam itu, dari jendela loteng Sari melihat ibunya ditemani seorang laki-laki paruh baya sedang menyetop taksi lantas hilang di balik kelokan. Tak berapa lama, disusul oleh wanita penghuni loteng berpakaian seksi lainnya tampak juga menaiki taksi bersama pasangannya. Mereka pergi entah ke mana. Kepergian orang-orang itu tidak mengubah suasana bar di lantai bawah yang bising oleh suara-suara: musik disko, suara wanita dan laki-laki bersenda gurau lalu terbahak-bahak, caci maki, bunyi botol jatuh dan pecah. Semua larut dalam suasana liar nan menggoda. Di bawah loteng itu tak berlaku moral dan etika yang beku. Hari-hari pertama tinggal di tempat itu, Sari merasa gelisah, gerah, dan benci pada suasana yang ditawarkan. Tapi... Sari mau sekolah?

Mau! Sari mau baju baru? Iya! Mau es krim? Mau, Bu! Nah, Sari harus mau tinggal di sini. Temani Ibu cari duit di sini, ya, Nak, bujuk ibunya dengan mata berbinar-binar ketika itu. Sejak tinggal di tempat barunya itu, Sari tidak pernah merasakan kebahagiaan. Ibunya tak punya waktu lagi memperhatikan dirinya. Siang tidur sampai sore karena kecapaian. Malam, sibuk melayani tamutamunya. Setelah bar tutup, ibunya kadang pergi bersama tamunya. Dan begitulah selalu ia melewati malam. *** Sari mulai merasakan keindahan yang hampa pada senja. Ya, sejak ibunya benci dan melarang ia melihat senja. Maka ia pun memutuskan untuk tidak lagi melihat senja. Beberapa hari Sari mencoba melupakan senja. Tetapi tidak berlangsung lama. Kerinduannya pada ketenangan dan kedamaian tidak dapat ia bendung. Memang, semenjak ayahnya menghilang dan meninggalkan rumahnya yang dulu, tak ada yang menawarkan kebahagiaan selain senja. Hanya senja yang setia menemaninya melewati hari-hari yang sunyi dan kelam. Pada suatu sore, kala senja menyiramkan cahayanya di laut, Sari menyibak gorden dan membuka jendela lebar-lebar. Ia duduk termangu mamandang senja nun jauh di sana. Sari bahagia. Namun kebahagiaan itu sirna tatkala sebuah tangan halus yang sangat dikenalnya menutup jendela kuat-kuat lantas merapatkan kain gorden. Sari, sudah berapa kali ibu bilang, jangan pernah melihat senja, hah!? Apa kau tuli Sari!? bentak ibunya, Hei anak sial, kalau tak mau mendengar lagi perkataan ibu, lebih baik kau pergi dari sini. Pergi sana cari Ayahmu! Pergi...! teriak ibunya murka. Sari duduk di tepi ranjang sembari menutup wajahnya dengan bantal. Ia menangis tersedu-sedu. Baru kali ini ia dimarahi ibunya sebegitu kasar. Keluar kau, keluar...! bentak ibunya lagi. Sari mencoba menahan air matanya . Pelan-pelan ia bangkit meninggalkan ibunya sendiri di kamar remang itu. Setelah bayangan Sari telah di balik pintu, wanita itu menjatuhkan tubuhnya ke atas ranjang. Ia menangis sesunggukan. Maafkan aku, Nak. Kau tidak tahu perasaan ibu yang sesungguhnya. Sejak aku bekerja di tempat ini, senja itu seperti selalu datang membawa penderitaan pada Ibu. Bila senja itu pergi, malam hari harus ibu lewati dengan perasaan yang menyiksa. Ibu harus melayani nafsu laki-laki yang tidak ibu cintai. Kau tidak tahu itu anakku, dan kau tidak boleh tahu, tidak... batin wanita itu dengan air mata yang terus berderai.

PELANGI KELABU Cerpen Adnan Azhari Derap langkah yang gagah terpancar dari keelokan pria yang datang dari negeri diujung barat sana., kedatangan pria itu seakan memberikan pesona warna diantara suramnya kehidupan yang bagai hutan belantara. Sebut saja nama pria itu adalah kakang prabu indramayu, dalam perantauanya ketanah tandus nan gersang ini tepatnya didaerah sinyaragi yang konon katanya masih termasuk kedalam wilayah cirebon Kedatangan ke tanah cirebon itu sungguh mulia yaitu untuk menuntut ilmu disalah satu padepokan yang bernama SYEKH NUR JATI. Didalam padepokan syekh nur jati. Kakang prebu diterima sebagai salah satu murid dari padepokan tersebut. Ia masuk kedalam ilmu bahasa arab yang notabenya syarat dengan nahwu dan sharaf yang pada dasarnya sulit ditangkap oleh kakang prabu Untungnya kakang prabu disini tidak sendirian, ia mempunyai sahabat karib yaitu syeh almagribi dari cirebon yang rumahnya paling ujung barat Dan si blekok yang kemana-mana dengan syekh faruq yang konon katanya ia dijuluki manusia seribu dalil. Dalam perjalanan hidupnya kakang prabu indramayu selalu ceria, tak pernah murung atau bersedih sampai-sampai disaat ia tak ada sekeping uangpun di kantong clananya ia masih sempat menampakan senyum simpulnya walau diantara kegetiran yang menghujaninya. 6 bulan sudah, kakang prabu menjalani kehidupanya ditanah gersang ini, dan 6 bulan pula kakang prabu menjalani aktifitas keseharianya untuk berguru di padepokan syekh nur jati. Saat-saat yang paling di nanti oleh kakang prabu indramayu adalah disaat kewajibanya dalam padepokan itu dilaksanakan pembelajaran. ia dapat jelas melirik dan memandang sosok yang penuh makna dalam hatinya. Ya..sosok yang kini selalu menari-nari diatas bayang semunya, walau kini masih menjadi tumpuan dan harapan dalam angan.

Namanya listin, gadis pasundan yang kini menjadi tambatan hatinya. Sandi-sandi cinta diatas goresan pena Senja kan beradu diantara cakrawala prahara nestapa. Sepoian angin kan mendayu mengiringi gelapnya hari. Kini..malam kan datang dengan ditemani bulan dan bintang seakan menambah hangatnya simponi bersama syahdunya hati. Diantara sunyinya malam, kakang prabu termenung dalam lamunan yang panjang seakan dinginya malam tak ia hiraukan. Dalam lamunannya itu ia berharap kepada malam, untuk bersegera berganti menjadi mentari pagi, yang akan mempertemukanya dengan listin gadis pasundan yang kini ia nanti. Sepoi angin malam, kini telah menghantarkan kepada lelap yang hangat..yang ia harap semoga pagi datang cepat. Kicauan pipit laksana melodi pagi yangkini ia nanti.dan kini mentari seperti tersenyum padanya seakan memberi tandasemangat untuk berjuang menggapai harapan diantara senyuman yang tak karuan itu Terdengar deringan nada yang memberi tanda bahwa 1 pesan telah kuterima. Dan kubaca pesan singkat itu dengan seksama vy vy gy ningendi wah ini gak adalagi pasti dari si maghrib Dan betul pula apa yang kukira ternyata adalah dari syekh al-maghribi. Dengan segera ku ambil posisi untuk masuk kamar mandi untuk bersih bersih badanku yang sejak tadi sore tidak kusirami Ah seger pula seperti kesegaran ku ini yang akan berangkat ke padepokan Disepanjang jalan yang kutapaki kurangkai kata demikata untuk ku gadaikan pada pujaan hati. Dalam hati, semoga Allah meridoi ungkapan kali ini karena harapan yang akan kubangun nanti kan menjadi bahtera yang akan ku hanyutkan disamudra cinta yang berlabuh dihati ini. Dalam suasana yang takaruan, disaat detik-detik cinta kan tersampaikan Datang seorang syekh dari negri cirebon barat, yaitu syekh al-maghribi yang sebelumnya sudah membaca gerak-gerik saya yang cemas karena gugup akan menyampaikan apa yang ada dalam hatinya Eh, kang lamona sampeyan pengen ngomong lan marek meng listin tapi sampean ora siap, kita siap mbaturi kang. Priwe gelem belih? Akhirnya dengan isyarat menganggukan tawaran syekh tadi, kakang prabu setuju dengan apa yang dikatakan syekh. Dengan warisan ilmu yang syekh miliki dari kakang prabu yaitu suara antep Syekh memanggil listin yang sejak tadi berdiri sendiri Listi,,,,,,,,,n! kadie Akhirnya listin pun mengikuti apa yang diperintahkan oleh syekh Disaat listin mendekat syekh, syekh pun kabur, entah kabur kemana yang pasti disekeliling ini hanya ada diriku dan dirinya. Dan suasana panas kini menjadi dingin dalam benak mereka. Sedikit demi sedikit kakang prabu mulai berbasa basi mengenai apa yang akan ia katakan Aya naon atuh kang? Suara yang selembut sutra kini bagai tersentuh dalam alunan nada dada aanu lis. Anu naon atuh kang?

anu saya mau ngomong sebentar lis sama kamu. Sebenarnya ini mengenai rasa yang semakin membelenggu dalam dada. memang mungkin apa yang saya akan katakan akan mengagetkan kamu. naon sih kang?tanya listin penasaran Sebenarnya jauh hari sebelum ku mulai mengenalmu, aku menanam benih cinta dihatiku. Tapi.seiring berjalanya waktu rasa itu tumbuh subur dihatiku. Dan kini dengan disaksikan alam terbuka ku ungkapkan perasaanku, semua isi hatiku, bahwa aku telah jatuh cinta, sungguh jatuh cinta padamu lis Laksana tersambar halilintar, listin tak percaya kalau kakang prabu indramayu memendam rasa padanya, dan yang tak percaya adalah ia mengatakannya sejujurnya didepannya. Mungkin lis, kamu tak usah menjawabnya sekarang, kamu bisa beri tahuku 2hari kemudian, di padepokan ini, diantara taman ini.. DARAH GUGURNYA CINTA Setelah kakang prabu mengungkapkan apa yabg ada dalam dadanya, ia serasa terlepas dari beban berat yang menimpanya. Dan kini kakang prabu berlari menghampiri sohabat karibnya si syekh al-maghribi Magh..rib kita wis ngomong karo listin. Trus jare listine pribe je? Tanya syekh maghrib Listin arep ngupai jawaban rongdina maning grib. Yawis, ayugah meng laut mayoran. Ayuh Akhirnya untuk merayakan pesta terungkapya cinta kakang prabu syekh dan kakang pergi ke laut Tapi..ditengah perjalanan yang begitu jauh yang terjal penuh bebatuan Syekh dan prabu dirampok oleh segrombolan orang yang tak dikenal. Sebilah golok ditancapkan tepat diatas kepala kakang prabu indramayu yang sebelumnya ia lengah dengan suasana Cra..t, a. Ceceran darah terkucur melumuri tubuh yang dulunya gagah itu, kini tak berdaya diatas tanah yang panas Syekh magrib tidak bisa berbuat apa-apa ia hanya meratapi teman karibnya yang tak berdaya. Tapi..sebelum prabu menghembuskan nafas yang terahirnya ia berpesan Untuk disampaikan pada listin, kita akan bertemu dikehidupan yang kedua nanti Meski dikehidupan yang pertama aku sirna memilikimu Akhirnya dengan berat hati syekh meninggalkan jasad prabu ditengah padang gurun tanah cirebon. Sesaat setelah apa yang disampaikan prabu. Ia sampaikan kepada listin dengan setengah tidak tega. Lalu syekh magrib pun berjalan menelusuri jalan. Ditengah perjalanan syekh maghrib bertemu dengan si blekok dan syekh faruq. lalu ia ngabarkan bahwa. Prabu indramayu kini telah tiada, dan kini hanyalah tinggal nama. Betapa kagetnya syekh faruq dengan blekok. Ia trahir kali melihatnya adalah kemarin sore saja Di kubur dimana dia sekarang? Tanya blekok penasaran Dia belum dikubur. Mayatnya masih berada di jalanan terjal diantara pasir sahara cirebon yang tandus ini. Kalian kesana duluan. Saya akan menyusul setelaah saya menyampaikan wasiatnya

kepada listin. Sesaat setelah kepergian mereka berdua, syekh maghribpun melanjutkan perjalananya untuk menemui listin. Dan untunglah listin berada dalam kediamanya Sampurasun ? Rampes.., eh kang maghrib, ayanaon kang. Tanpa basa basi syekh maghrib mengungkapkan apa yang telah disampikan oleh prabu. Lis, mungkin kamu tau dengan prabu, orang yang pernah mengungkapkan perasaanya ke kamu barusan. Sebelum ajal menjemputnya ia berpesan padakumeski ku taksempat memilikiu di kehidupan yang pertama ini, tapi kukan memilikimu dikehidupan yang kedua kelak, dan kita kan bertemu disurga nanti.begitulah apa yang dikatakan prabu Terik mentari terkikis oleh awan hitam yang menggumpal. Kini tetesair pun turun dari hitamnya awan itu. Rintik hujan seakan menjadi saksi hatinya yangkini terbayang ungkapan cintanya yang belum kubalas Kini hujan semakin deras, sederas ingatanya yang baru beberapa saat ia alami dengan orang yang menungkapkan cintanya yang kini telah tiada Listin pun memutar balikan badanya Begitu pula syekh magrib ia kembali ketempat kejadian untuk menguburkan prabu indramayu. Listin hanya bisa memandang langit yang kini hujan telah usai. Dalam pandanganya ia melihat pelangi yang tak secerah apa yang ia lihat kemarin. Kini pelangi itu serasa kelabu laksana apa yang ia rasakan. (bersambung)

Anda mungkin juga menyukai