Anda di halaman 1dari 32

SUBFERTILITAS

Alvin S edit Master subtitle style Click toPohan Maheza Rani Miratasya Zulkarnaen Ria Ramadhani Shalista Feniza Ihsanul Rajasa

6/3/12

Kasus Subfertilitas Tingkat kemampuan 2 Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan. Dokter mampu merujuk pasien secepatnya ke spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti sesudahnya.
6/3/12

Definisi

Kegagalan pasangan suami dan istri untuk memperoleh kehamilan setelah melakukan hubungan seksual selama 1 tahun secara teratur tanpa menggunakan alat kontrasepsi pada usia > 35 tahun, dan 6 bulan pada usia <35 tahun. Sinonim subfertilitas
6/3/12

Fecundability peluang terjadinya konsepsi dalam satu siklus menstruasi

Peluang hamil dari pasangan normal setelah 1 bulan adalah 20-25%

Fecundity kemampuan untuk menghasilkan kelahiran hidup dalam satu siklus menstruasi
6/3/12

Epidemiologi

Prevalensi wanita dengan infertilitas 13% dengan varian 7-28% bergantung pada faktorusia 90% pasien dengan hubungan seksual tanpa pengaman akan hamil dalam 1 tahun

6/3/12

Klasifikasi

Infertilitas primer belum pernah ada kehamilan sebelumnya Infertilitas sekunder ada kehamilan sebelumnya, kemudian tidak terjadi kehamilan lagi.

6/3/12

Peluang terjadinya kehamilan

1 bulan pertama : 32,7% 3 bulan pertama : 57% 6 bulan pertama: 72,1% 12 bulan : 85,4% 24 bulan : 93,4%

6/3/12

Etiologi Subfertilitas

Kelainan ovulasi 27% Abnormalitas sperma 25% Defek tuba 22% Endometriosis 5% Idiopatik 17% Dll
6/3/12

6/3/12

Faktor Vagina

Bila terdaapt obstruksi atau peradangan vagina. Vaginitis dapat disebabkan kandida atau trikomonas vaginalis.

6/3/12

Faktor Serviks

Obstruksi pada kanalis servikalis Lendir serviks yang abnormal Kelainan anatomi serviks, seperti: atresia, polip serviks, stenosis akibat trauma atau peradangan. uji pasca senggama

6/3/12

Faktor Uterus

Hal yang dapat menghambat sperma melalui uterus:

6/3/12

Distorsi kavum uteri karena sinekia, mioma, polip, inflamasi endometrium dan gangguan kontraksi uterus.

Faktor Tuba Falopii

Penilaian patensi tuba Pertubasi atau uji Rubin: dengan gas CO2 untuk menilai patensi tuba.

6/3/12

Faktor Ovarium
Deteksi Ovulasi

Pemeriksaan lendir serviks dan swab vagina Catatan suhu basal badan Pemeriksaan hormonal:

Pemeriksaan FSH, kasar rendah kelainan tingkat hipothalamus atau hipofisis, sedangkan kadar yang tinggi menunjukkan kelainan primer pada ovarium. LH: puncak saaat

6/3/12 Pemeriksaan

Faktor Sperma
Mikroskopik: Karakteristik sperma:

Konsentrasi sperma Koagulasi dan likuefaksi Motilitas sperma Viskositas Morfologi Volume sperma PH Fruktosa
6/3/12

Pemeriksaan Infertilitas pada Wanita


Click to edit Master subtitle style

6/3/12

Syarat Pemeriksaan

Usia istri 20-30 tahun pemeriksaan dilakukan setelah 1 tahun tanpa kehamilan, kecuali bila didapatkan:

Keguguran berulang Penyakit endokrin Peradangan rongga panggul Pernah mengalami bedah ginekologi

Usia istri 31-35 tahun pemeriksaan dilakukan pada kontrol pertama. 6/3/12

7 langkah pemeriksaan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Anamnesis Analisis hormonal Uji pasca sanggama Penilaian ovulasi Pemeriksaan bakteriologi Analisis fase luteal Patensi tuba

6/3/12

Identitas usia Riwayat haid, ovulasi , dan dismenore Riwayat sanggama, frekuensi sanggama, adakah nyeri saat senggama. Riwayat komplikasi pasca melahirkan, keguguran, kehamilan ektopik, kehamilan terakhir. Konstrasepsi yang pernah digunakan. Pemeriksaan infertilitas dan pengobatan sebelumnya. Riwayat penyakit sistemik contoh : tiroid

Medical History for Female Factor Infertility.


History of pubertal development Present menstrual cycle characteristics (length, duration, molimina) Contraceptive history Prior pregnancies, outcomes Previous surgeries, especially pelvic Prior infection History of abnormal Papanicolau (Pap) smear, treatment Drugs and medications General health (diet, weight stability, exercise patterns, review of systems

6/3/12 Pengobatan radiasi, sitostatika,


alkoholisme.

Usia 20-24 tahun, fertilitas wanita: 100%, laki-laki: 100% Usia 30-34 tahun, fertilitas wanita: 85%, laki-laki: 100% Usia 35-39 tahun, fertilitas wanita: 60%, laki-laki: 95% Usia 40-44 tahun, fertilitas wanita: 25%, laki-laki: 85%
6/3/12

Usia 50-59 tahun, fertilitas wanita:

Analisis Hormonal

Riwayat gangguan haid, ditemukan hasil anovulasi pada pemeriksaan suhu basal Cari kada LH dan FSH Cari kadar prolaktin dalam darah (5-35 ng/ml)

6/3/12

Uji Pasca-sanggama (UPS)

UPS dilakukan 2-3 hari sebelum perkiraan ovulasi 2 jam pasca sanggama Sediaan dari lendir serviks Peningkatan presentase kehamilan bila terdapat 20 spermatozoa/LPB

6/3/12

Penilaian Ovulasi

Siklus Haid, lama, dan regularitas Pemeriksaan lendir serviks dan swab vagina Catatan suhu basal badan kurva bifasik ovulasi terjadi Thermal shift: Morning basal body temperature (<36,7o C) setelah ovulasi meningkat 0,2o C selama 1-3 hari

6/3/12

Pemeriksaan Bakteriologi

Chlamydia trakomatis Gonococcus Toxoplasma, rubella, CMV, dan herpes Antifosfolipid antibodi

6/3/12

Analisis Fase Luteal

Pemeriksaan progresteron pada pertengahan fase luteal Pengobatan insufisiensi korpus luteum: sediaan progesteron alamiah intravagina atau intrarektal, 200-400 mg/hari

6/3/12

Pemeriksaan Oklusi Tuba

Hasil pemeriksaan analisis semen dan penilaian ovulasi harus diketahui sebelum tes dilakukan

Telah dilakukan Penapisan Chlamydia sebelum instrumentasi, atau berikan antibiotika profilaksis (doksisiklin 2x100 mg selama 10 hari) Tidak boleh ada komorbiditas: endometriosis, PID, kehamilan ektopik

6/3/12

Dapat dilakukan berbagai

6/3/12

Pemeriksaan Pada Pria


Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik Analisis sperma

6/3/12

Medical History for Male Factor Infertility


Congenital abnormalities Undescended testes Prior paternity Frequency of intercourse Exposure to toxins Previous surgery Previous infections, treatment Drugs and medications General health (diet, exercise, review of systems)

Impotensi Ejakulasi prekoks Vaginismus Kegagalan ejakulasi Hipospadia Epispadia

6/3/12

Normal Semen Parameters. Liquification Count Motility Volume Morphology 30 minutes 20 million/mL or more Jumlah > 50% 2 mL or more 30% normal

Strict criteria > 14% normal pH White blood cell count 7.27.8 < 1 million/mL

spermatozoa dan transportasinya yang abnormal Jumlah sperma kurang < 20 juta (oligozoospermia) Gerak spermatozoa lemah dan lambat (astenozoospermia) Bentuk spermatozoa abnormal (teratozoospermia) Volume sperma < 2 ml

6/3/12

In Vitro Fertilization: indikasi

Oklusi tuba bilateral yang tidak dapat dilakukan rekonstruksi (6 bulan pascarekonstruksi pasien belum hamil) Endometriosis sedang-berat Unexplained fertility setelah > 3 tahun penatalaksanaan pasien belum hamil Nonobstructive azoospermia
6/3/12

Daftar Pustaka

Carson SA, McKenzie LJ. Evaluation of infertility, ovulation induction and assisted reproduction. 2010. Rosen MP, Cedars MI. Female reproductive endocrinology & infertility. In: DG Gradner, D Shoback, editors. Greenspanss basic and clinical endocrinology. 8th ed. San Fransisco: Mc Graw Hill; 2007. p.50246. 6/3/12

Anda mungkin juga menyukai