Anda di halaman 1dari 34

Evaluation and

Treatment of
Infertility
Oleh:
Alya’ Tsabitah, S.Ked.
Devi Maharani, S.Ked.
Irma Yolanda, S.Ked.
Zulpa Yanti, S.Ked.

Pembimbing:
dr. H.A Abadi, Sp.OG(K)
OUTLINE

01 Background 02 Male Factor Infertility

Female Factor
03 Infertility

Recommendations and
04 Unexplained Infertility 05 Conclusions
PENDAHULUAN
Penyebab Infertilitas didefinisikan sebagai Pria
ketidakmampuan untuk mencapai Evaluasi dengan semen analisis.
Infertilitas kehamilan setelah satu tahun secara teratur Kelainan sperma dapat
Faktor pria, disfungsi melakukan hubungan seksual dan tanpa diobati dengan terapi
ovulasi, kelainan uterus, pelindung. gonadotropin, intrauterin,
obstruksi tuba, faktor inseminasi, atau fertilisasi in
peritoneal, atau faktor vitro.
Evaluasi dapat dimulai
serviks.
lebih cepat pada pasien
yang memiliki faktor risiko
infertilitas atau pada wanita
Indikasi untuk evaluasi segera
dengan usia >35 tahun.
Wanita
meliputi: Evaluasi uterus dan tuba fallopi dapat
-Oligomenore atau amenore dilakukan dengan hysterosalpingography
pada wanita tanpa risiko obstruksi
-Diketahui atau dicurigai adanya Anamnesis dan pemeriksaan fisik Ovulasi pada wanita dengan siklus
penyakit rahim, tuba atau peritoneal dapat dilakukan untuk membantu teratur harus didokumentasikan
-Stage III atau stadium IV mengarahkan evaluasi. dengan pengukuran kadar
endometriosis progesteron serum di siklus hari
ke-21.
-Diketahui atau diduga infertilitas
pada pria. AAFP (2015)
Etiologi Epidemiologi

40-50% kasus infertilitas pada pria tidak dapat


dijelaskan penyebabnya.
Komponen penting dari pemeriksaan awal
termasuk tinjauan riwayat medis,
pemeriksaan fisik, dan tes tambahan seperti
yang ditunjukkan.
harus diperoleh dari pasien dan pasangan, jika ada.
Evaluasi pada Pria
Faktor Pria pada infertilitas

Faktor pria merupakan penyebab infertilitas


pada 40-50% pasangan.

Evaluasi minimal pada pria meliputi riwayat


reproduksi dan analisis air mani
Evaluasi pada Pria
• Penyebab terjadinya infertilitas pada • Faktor penyebab lain:
pria:
• Merokok
• Infeksi
• Trauma • Alkohol
• Paparan toksin • Obesitas
• Kelainan anatomi • Usia tua
• Kelainan kromosom
• Stress
• Penyakit sistemik
• Kualitas sperma
Faktor riwayat
utama
• Frekuensi dan waktu koital
• Setiap bukti disfungsi seksual, termasuk masalah ereksi atau ejakulasi
• Durasi infertilitas
• Kesuburan sebelumnya
• Penyakit masa kanak-kanak dan riwayat perkembangan
• Penyakit sistemik
• Pembedahan sebelumnya (misalnya kriptorkismus dengan atau tanpa
pembedahan)
• Penggunaan obat, termasuk steroid dan suplemen anabolik (misalnya,
testosteron), dan alergi
• Riwayat seksual dan infeksi menular seksual dan
• Terkena trauma gonad atau racun.
Semen Analysis
Analisis air mani adalah evaluasi mikroskopis kuantitatif dari parameter sperma.
Idealnya, sampel didapatkan dengan cara masturbasi di ruang koleksi laboratorium.
Pengumpulan semen di rumah dimungkinkan jika sampel diangkut pada suhu kamar
atau tubuh untuk evaluasi dalam waktu 1 jam.
Tatalaksana Infertilitas pada Pria
Tatalaksana Infertilitas pada Pria
• Intervensi dilakukan berdasarkan etiologi yang mendasarinya.

• Apabila hasil semen analysis abnormal  rujuk ke spesialis andrologi atau konsultan fertilitas
endokrinologi dan reproduksi.
• Kelainan anatomi atau obstruksi  rujuk ke bedah untuk dievaluasi dan diberikan perawatan yang
tepat.
• Endokrinopati, seperti hiperprolaktinemia  atasi penyebab yang mendasarinya.

IVF (in vitro fertilization) dengan atau tanpa ICSI (intracytoplasmic sperm injection) merupakan
teknologi reproduksi yang dibantu yang paling diandalkan untuk infertilitas pada pria.
Evaluasi pada Wanita
Evaluasi pada Wanita
• Penyebab terjadinya infertilitas • Anamnesis lengkap dan pemeriksaan

pada wanita: sistem endokrin dan ginekologi harus


dilakukan.
• Gangguan ovulasi
• Kelainan uterus • Pertimbangkan vaksinasi untuk
penyakit rubella, varicella, infeksi
• Obstruksi tuba
menular seksual, dan kanker serviks.
• Faktor peritoneal
RIWAYAT
Faktor Historis Utama:
• Durasi infertilitas dan hasil evaluasi dan pengobatan sebelumnya.
• Riwayat menstruasi (termasuk usia saat menarche, interval siklus, panjang, dan
karakteristik; adanya molimina [gejala dan perubahan pramenstruasi ringan]; dan onset
serta keparahan dismenore), tanda-tanda ovulasi termasuk tes ovulasi positif, perubahan
lendir serviks, atau suhu basal bifasik tubuh
• Riwayat kehamilan (graviditas, paritas, waktu hamil, perawatan kesuburan, hasil
kehamilan, rute persalinan, dan komplikasi terkait)
• Metode kontrasepsi sebelumnya
• Frekuensi coital dan waktu
• Disfungsi seksual
• Operasi sebelumnya (prosedur, indikasi, dan hasil) berfokus pada prosedur perut dan
panggul
RIWAYAT
Faktor Historis Utama:
• Rawat inap sebelumnya, penyakit serius, atau cedera
• Riwayat ginekologi (misalnya, penyakit radang panggul, infeksi menular seksual,
endometriosis, leiomioma)
• riwayat seksual
• Tinjauan sistem organ, termasuk riwayat penyakit tiroid, galaktorea, hirsutisme, nyeri
panggul atau perut, dan dispareunia
• Tes skrining kanker serviks abnormal sebelumnya dan pengobatan selanjutnya
• Pengobatan dan suplemen terkini, dengan penekanan pada identifikasi alergi dan potensi
teratogen
• Riwayat keluarga cacat lahir, keterlambatan perkembangan, menopause dini, atau
masalah reproduksi
• Pekerjaan dan paparan bahaya lingkungan yang diketahui dan
• Penggunaan produk nikotin, alkohol, dan rekreasi atau obat-obatan terlarang
PHYSICAL
Faktor Fisik Utama:
EXAMINATION
• Berat badan, indeks massa tubuh, tekanan darah, dan denyut nadi
• Pembesaran tiroid dan adanya nodul atau nyeri tekan
• Sekresi payudara dan karakternya
• Tanda-tanda kelebihan androgen
• Tanner stage pada payudara, rambut kemaluan dan ketiak
• Kelainan, sekresi, atau sekret vagina atau serviks
• Nyeri panggul atau perut, pembesaran organ, atau massa
• Ukuran, bentuk, posisi, dan mobilitas rahim
• Massa adneksa atau nyeri tekan dan
• Massa cul-de-sac, nyeri tekan, atau nodularitas
EVALUASI TAMBAHAN
UNTUK ETIOLOGI
Pemeriksaan infertilitasINFERTILITAS
mencakup tes laboratorium dan pencitraan. Untuk pasangan
wanita, pemeriksaan akan difokuskan pada cadangan ovarium, fungsi ovulasi, dan kelainan
struktural. Pencitraan organ reproduksi memberikan informasi berharga tentang kondisi
yang memengaruhi kesuburan. Modalitas pencitraan dapat mendeteksi patensi tuba dan
patologi pelvis serta menilai cadangan ovarium.
Tes Infertilitas Yang Tidak Harus Dilakukan Secara Rutin:
- Laparoskopi untuk infertilitas yang tidak dapat dijelaskan
- Pengujian fungsi sperma tingkat lanjut (misalnya, pengujian fragmentasi DNA)
- Pengujian postcoital
- Pengujian trombofilia
- Tes imunologi
- Kariotipe
- Biopsi endometrium
- Prolactin
DIMINISHED OVARIAN
RESERVE
Potensi reproduksi ovarium, disebut cadangan ovarium, mewakili jumlah oosit
yang tersedia untuk pembuahan potensial pada saat itu dan dapat dinilai
dengan tes serum atau ultrasonografi.
Hasil tes cadangan ovarium harus dipertimbangkan dalam konteks usia pasien.

Nilai-nilai berikut dapat dianggap konsisten dengan cadangan ovarium yang


berkurang:
● Nilai hormon antimuleri (AMH) kurang dan 1 ng / mL
● Jumlah folikel antral kurang dari 5-7 dan
● Follicle stimulating Hormon (FSH) lebih besar dari 10 IU / L atau
● Riwayat respons yang buruk terhadap stimulasi fertilisasi in vitro
(kurang dari 4 oosit pada saat pengambilan efektif).
DISFUNGSI OVULASI
Disfungsi ovulasi (didefinisikan sebagai riwayat oliomenore atau amenore atau
sebagai kadar progesteron luteal berulang kali kurang dari 3 ng / ml, atau keduanya)
menyebabkan sebagian besar infertilitas wanita.
Riwayat klinis dapat digunakan untuk menilai siklus ovulasi karena sebagian
besar wanita ovulasi akan mengalami siklus menstruasi yang teratur setiap 25-35
hari disertai gejala moliminal.
Kuantifikasi obyektif ovulasi juga dapat diperoleh dengan pengukuran
progesteron midluteal, tes hormon luteinizing positif, suhu tubuh basal bifasik, atau
perubahan lendir serviks. Nilai progesteron yang lebih besar dari 3 ng / mL adalah
bukti adanya ovulasi.
DISFUNGSI OVULASI
Anovulasi mungkin berhubungan dengan obesitas, disfungsi hipotalamus dan
hipofisis, PCOS, dan etiologi lainnya. Sindrom ovarium polikistik adalah penyebab
paling umum dari infertilitas ovulasi.
Semua wanita yang didiagnosis PCOS harus diskrining untuk sindrom metabolik
dengan pengukuran lingkar pinggang, tekanan darah, panel lipid puasa, dan tes
toleransi glukosa.
Penyakit tiroid dan hiperprolaktinemia dapat menyebabkan disfungsi ovulasi,
mulai dari fase luteal yang tidak adekuat hingga oligoovulasi bahkan amenore.
Tirotropin serum harus diukur pada wanita dengan disfungsi ovulasi, wanita infertil,
atau mereka yang memiliki tanda penyakit tiroid. Prolaktin serum harus diukur pada
wanita subur dengan menstruasi tidak teratur atau tanda dan gejala hiperprolaktinemia
lainnya.
Kategori Gangguan Ovulasi (WHO)
Kelompok Penyebab Keterangan
Group 1 (10%) Hypothalamic pituitary failure Amenorrhea dan kadar gonadotropin rendah.
Biasanya akibat berat badan yang rendah atau
olahraga berlebihan
Group 2 (85%) Dysfunction of hypothalamic- PCOS dan hyperprolactinemia
pituitary-ovarian axis
Group 3 (5%) Ovarian Failure Hanya bisa hamil dengan oosit donasi dan IVF
TUBAL FACTOR

Untuk pasien yang memiliki faktor risiko obstruksi tuba,


seperti riwayat endometriosis, infeksi pelvis, atau
kehamilan ektopik, dianjurkan melakukan evaluasi
dengan histeroskopi atau laparoskopi untuk menilai
kelainan pelvis lainnya.
FAKTOR UTERINE

Faktor uterus yang terkait dengan infertilitas termasuk polip


endometrium, sinekia, anomali müllerian, dan leiomioma.
Leiomioma dengan efek pada kesuburan melalui pembedahan.
Miomektomi umumnya tidak disarankan untuk meningkatkan
hasil kehamilan pada wanita infertil asimtomatik dengan
mioma.
Tatalaksana Infertilitas pada Wanita
Tatalaksana
• Pada wanita dengan kelompok 1 kelainan ovulasi berdasarkan WHO :
• Konsultasi untuk mencapai berat badan normal.
• Pemberian gonadotropin releasing hormone atau gonadotropins dengan luteinizing hormone untuk
menginduksi ovulasi

• Pada wanita dengan kelompok 2 kelainan ovulasi berdasarkan WHO, termasuk PCOS dan Obesitas:
• Penurunan berat badan, olahraga, dan modifikasi gaya hidup untuk mengembalikan siklus ovulasi dan
mencapai kehamilan.
• Clomiphene 50 mg/hari selama 5 hari dimulai pada hari ke-3 hingga hari ke-5 siklus menstruasi. Dapat
ditingkankan menjadi 100 mg/hari apabila tidak berhasil.
• Clomiphene terbukti efektif untuk induksi ovulasi pada wanita dengan PCOS

• Pada wanita dengan kelompok 3 kelainan ovulasi berdasarkan WHO: oosit donasi dan IVF
Tatalaksana Infertilitas pada
Unexplained Infertility
Unexplained Infertility
• Unexplained infertility adalah kondisi dimana penyebab terjadinya infertilitas tidak
diketahui secara pasti.
• Pasangan yang tidak diketahui penyebab pasti infertilitasnya harus melakukan konsultasi
mengenai waktu yang tepat untuk melakukan hubungan intim.
• Periode paling subur untuk melakukan hubungan intim adalah 6 hari sebelum ovulasi.
• Urinary luteinizing hormone kits dapat membantu pasangan memprediksi periode paling
subur pada siklus.
• Pengukuran basal body temperature dan perubahan mukus servikal juga dapat digunakan
untuk monitoring ovulasi dengan harga yang lebih murah, namun kurang efektif.
Unexplained Infertility
• Stress akibat jadwal hubungan intim yang terlalu ketat dapat menyebabkan berkurangnya frekuensi hubungan intim.
Oleh karena itu, direkomendasikan untuk melakukan hubungan intim vagina setiap 2-3 hari untuk mengoptimalkan
peluang hamil.
• Pasangan dengan unexplained infertility disarankan untuk melakukan hubungan seksual selama setahun lagi tanpa
pelindung, atau dapat dibantu dengan teknologi reproduksi, seperti inseminasi intrauterine atau fertilisasi in vitro.
• Namun, inseminasi intrauterine dan induksi ovulasi tidak terbukti meningkatkan kejadian kehamilan pada wanita
dengan unexplained infertility.
• Modifikasi gaya hidup seperti membatasi rokok, membatasi konsumsi alcohol, dan mencapai berat badan ideal
dianjurkan untuk meningkatkan peluang konsepsi natural atau dengan reproduksi yang dibantu dengan teknologi.
• Algoritma
Evaluasi
Infertilitas
Saran dan Kesimpulan
Saran dan Kesimpulan
• Evaluasi infertilitas dapat ditawarkan kepada setiap pasien yang menurut definisi memiliki
infertilitas atau berisiko tinggi mengalami infertilitas.
• Wanita yang lebih tua dari 35 tahun harus menerima evaluasi secepatnya dan menjalani
pengobatan setelah 6 bulan gagal hamil atau lebih, jika diindikasikan secara klinis. Pada
wanita yang lebih tua dari 40 tahun, evaluasi dan pengobatan lebih segera diperlukan. Jika
seorang wanita memiliki kondisi yang diketahui menyebabkan kemandulan, dokter
kandungan-ginekolog harus segera menawarkan evaluasi.
• Riwayat medis yang komprehensif, termasuk item yang relevan dengan potensi etiologi
infertilitas, harus diperoleh dari pasien dan pasangan, jika ada.
• Pemeriksaan fisik yang ditargetkan pada wanita harus dilakukan dengan fokus pada tanda-
tanda vital dan termasuk pemeriksaan tiroid, payudara, dan panggul.
• Pada wanita, tes akan fokus pada ovarium dan ovulasi
Saran dan Kesimpulan
• Pada wanita, pemeriksaan akan difokuskan pada ovarium, fungsi ovulasi, dan kelainan
struktural.
• Pencitraan organ reproduksi memberikan informasi berharga tentang kondisi yang
memengaruhi kesuburan. Modalitas pencitraan dapat mendeteksi patensi tuba dan
patologi pelvis serta menilai ovarium.
• Seorang spesialis kesehatan wanita boleh memeriksa riwayat kesehatan pria sewajarnya
dan dapat melakukan analisis air mani. Tetapi sebagai alternatif, dapat juga untuk
merujuk semua pasien infertilitas pria ke spesialis perawatan kesehatan pria.
THANKS!

Sumber: Lindsay, T. J., & Vitrikas, K. (2015). Evaluation and treatment of


infertility. American family physician, 91(5), 308-314.

Anda mungkin juga menyukai