Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunianya.

Karena hanya dengan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah Biologi Sel dan Molekuler yang berjudul Struktur dan Ekspresi gen. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada ibu Dr.Diah, M.Si, yang merupakan dosen mata kuliah Biologi Sel dan Molekuler karena dengan bimbingan beliaulah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan dari makalah ini tidak hanya menjelaskan struktur dan ekspresi gen yang sering kita temui dalam pelajaran Biologi pada umumnya. Adapun tujuan lain dari makalah ini adalah menjelaskan bagaimana struktur dan ekspresi gen secara lebih rinci. Dalam penyajian makalah ini, kami memilih untuk menggunakan gaya bahasa yang sederhana dan menyajikannya secara sistematis, tetapi tidak mengurangi maksud dan tujuan disusunnya makalah ini. Hal ini dimaksudkan agar para pembaca lebih mudah memahami isi dari makalah ini. Tak ada gading yang tak retak. Kami menyadari, dalam makalah ini tidak luput dari kekurangan-kekurangan. Untuk itu, kepada semua pembaca makalah ini, kami mengharapkan sumbang saran atau kritik yang konstruktif, demi perbaikan isi makalah ini pada khususnya dan pendidikan pada umumnya.

Yogyakarta, November 2010

Penyusun

BAB I PENDAHULUAN

Kehidupan ditandai oleh adanya proses metabolisme yang terjadi di dalam sel. Metabolisme merupakan proses perubahan kimiawi dari satu bentuk ke bentuk yang lainya, misalnya dari bentuk sederhana menjadi bentuk yang lebih rumit, atau sebaliknya. Proses metabolisme melibatkan transformasi materi dan energi. Penampilan morfologi yang merupakan fenotip dari suatu organism adalah hasil proses metabolisme yang terjadi di dalam setiap sel penyusun organisme tersebut. Keragaman morfologi di antara individu anggota suatu populasi sangat tergantung dari keragaman proses dan hasil metabolisme yang terjadi pada masing-masing individu. Perbedaan warna bunga dari satu varietas dengan varietas lain tergantung dari proses metabolism yang terjadi di dalam sel dari varietas yang bersangkutan. Proses metabolisme di dalam sel merupakan reaksi biokimia yang dikatalis oleh enzim tertentu, sehingga keragaman proses dan hasil metabolism ditentukan oleh enzim yang terlibat dalam reaksi tersebut. Keragaman enzim (baik struktur maupun susunan asam aminonya) itu sendiri sangat ditentukan oleh susunan cetakannya yaitu asam deoksiribonukleat (DNA). Ruas DNA yang menjadi cetakan untuk mensintesis enzim (protein) yang disebut dengan gen, sehingga gen merupakan pengendali proses metabolisme atau pengendali kehidupan. Keragaman morfologi suatu organisme merupakan penampakan gen-gennya.

BAB II PEMBAHASAN

Ekspresi Gen
Ekspresi gen merupakan proses dimana informasi yang dikode di dalam gen terjemahkan menjadi urutan asam amino selama sintesis protein. Pogmasentral mengenai ekspresi gen, yaitu DNA yang membawa informasi genetic yang ditranskripsi oleh RNA, dan RNA diterjemahkan menjadi polipeptida. Ekspresi gen merupakan sintesis protein yang terdiri dari 2 tahap yaitu: Tahap pertama urutan rantai nukleutida tempale (cetakan) dari suatu DNA untai ganda disalin untuk menghasilkan satu rantai molekul RNA. Proses ini disebut transkripsi dan berlangsung di inti sel. Tahap kedua merupakan sintesis polipeptida dengan urutan spesifik berdasarkan rantai DNA yang dibuat pada tahap pertama, proses ini disebut translasi. Ekspresi gen adalah proses penentuan sifat suatu organism oleh gen. Suatu sifat yang dimiliki oleh organism merupakan hasil metabolism yang terjadi di dalam sel. Proses metaboisme dapat berlangsung karena adanya enzim yang berfungsi sebagai katalisator proses-proses biokimia. Enzim dan protein lainnya diterjemahkan dari urutan nukleotida yang ada pada molekul mRNA, dan molekul mRNA itu sendiri disintesis berdasarkan utas cetakan DNA. Gen tersusun dari molekul DNA, sehingga gen menentukan sifat suatu organism. Transkripsi Transkripsi merupakan proses pembentukan molekul RNA dengan menggunakan DNA sebagai cetakannya. Tidak semua bagian DNA akan ditranskripsikan, tetapi hanya bagian tertentu saja. Bagian tertentu tersebut disebut dengan gen. keseluruhan DNA baik gen maupun sekuensi DNA bukan penyandi (non-coding) yang dikandung oleh suatu organism disebut genom. Ruas DNA uang ditranskripsikandibatasi oleh prometer dan terminator. Hanya satu dari dua utas DNA yang digunakan sebagai cetakan sintesis RNA. Utas DNA yang digunakan sebagai cetakan bagi sintesis RNA disebut dengan utas cetakan (template), sedangkan utas yang lain disebut utas
3

pendamping. Walaupun hanya satu utas yang berfungsi sebagai cetakan, tetapi tidak selalu utas yang sama digunakan sebagai utas cetakan sepanjang molekul DNA di dalam genom suatu organism. Jadi pada gen, utas yang satu digunakan sebagai cetakan, tetapi pada gen lainnya kemungkinan utas yang lain digunakan sebagai cetakan. Proses transkripsi menghasilkan tiga jenis RNA yaitu: RNA duta (mRNA= messenger RNA), RNA transfer (tRNA = transfer RNA) dan RNA ribosomal (rRNA =ribosomal RNA). Ketiga jenis RNA ini berperan dalam proses translasi. Hanya mRNA yang akan diterjemahakan ke dalam protein. tRNA berperan sebagai molekul pembawa asam amino yang akan dirangkaikan menjadi polipeptida yang sesuai dengan sandi yang terdapat pada mRNA. rRNA berfungsi sebagai salah satu penyusun ribosom. Proses transkripsi dikatalis oleh enzim transcriptase atau RNA polymerase. Pada organism prokariot seperti E. Coli, hanya terdapat satu jenis RNA polymerase untuk mengkatalisis sintesis semua jenis RNA. Pada organism eukariot, terdapat tiga jenis RNA polymerase, yaitu: (1) RNA polymerase I yang berfungsi untuk mengkatalisis pembentukan RNA. (2) RNA polymerase II yang berperan dalam sintesis tRNA dan beberapa molekul rRNA, dan (3) RNA polymerase III yang bertugas mengkatalisis proses sintesis mRNA. Enzim RNA polymerase lengkap (disebut holoenzim) tersusun dari enzim inti dan faktor transkripsi. Enzim inti terdiri dari dua subunit. Proses transkripsi mempunyai beberapa karakteristik yaitu bahwa: proses sintesis mempunyai arah dari 5P ke 3OH, berlangsung secara anti parallel bila dibandingkan dengan utas cetakannya, dan mengikuti aturan Chargaff atau basabasanya berpasangan secara komplementer (A-T ; G-C). Proses transkripsi dapat terbagi menjadi tiga tahap, yaitu inisiasi sintesis RNA, pemanjangan (elongasi) RNA dan penyelesaian (terminasi ) sintesis RNA.

Translasi Dalam proses translasi asam amino akan dirangkaikan dengan asam amino lainnya untuk membentuk polipeptida atau protein. Jenis asam amino yang dirangkaikan ditentukan oleh urutan nukleotida yang terdapat pada molekul mRNA. Jadi, mRNA digunakan sebagai model cetakan
4

bagi sintesis protein. Asam amino dirangkaikan dengan asam amino lain denag ikatan peptide yang dilakukan oleh ribosom.

Prinsip Dasar Transkripsi Fungsi dasar yang harus dijalankan oleh DNA sebagai materi genetik adalah fungsi fenotipik. Artinya, DNA harus mampu mengatur pertumbuhan dan diferensiasi individu organisme sehingga dihasilkan suatu fenotipe tertentu. Fungsi ini dilaksanakan melalui ekspresi gen, yang tahap pertamanya adalah proses transkripsi, yaitu perubahan urutan basa molekul DNA menjadi urutan basa molekul RNA. Dengan perkataan lain, transkripsi merupakan proses sintesis RNA menggunakan salah satu untai molekul DNA sebagai cetakan (template)nya.; Perbedaan transkripsi dengan proses replikasi DNa adalah : 1. Molekul gula pentosanya berupa Ribosa dan adanya basa urasil sebagai pengganti basa timin pada proses replikasi DNA.
2. Menggunakan untai DNA sebagai cetakan. Dalam hal ini, hanya salah satu untai saja yang

menjadi cetakan untuk mensintesis RNA 3. Sintesis berlangsung dengan arah 5 3 seperti halnya arah sintesis DNA.
4. Gugus 3- OH pada suatu nukleotida bereaksi dengan gugus 5- trifosfat pada nukleotida

berikutnya menghasilkan ikatan fosofodiester namun Enzim yang berperan dalam proses transkripsi ini adalah enzim RNA polymerase.

Secara garis besar transkripsi berlangsung dalam empat tahap, yaitu pengenalan promoter, inisiasi, elongasi, dan teminasi. Masing-masing tahap akan dijelaskan secara singkat sebagai berikut. Pengenalan promoter

Agar molekul DNA dapat digunakan sebagai cetakan dalam sintesis RNA, kedua untainya harus dipisahkan satu sama lain di tempat-tempat terjadinya penambahan basa pada RNA. Selanjutnya, begitu penambahan basa selesai dilakukan, kedua untai DNA segera menyatu kembali. Pemisahan
5

kedua untai DNA pertama kali terjadi di suatu tempat tertentu, yang merupakan tempat pengikatan enzim RNA polimerase di sisi 5 (upstream) dari urutan basa penyandi (gen) yang akan ditranskripsi. Tempat ini dinamakan promoter. Inisiasi

Setelah mengalami pengikatan oleh promoter, RNA polimerase akan terikat pada suatu tempat di dekat promoter, yang dinamakan tempat awal polimerisasi atau tapak inisiasi (initiation site). Tempat ini sering dinyatakan sebagai posisi +1 untuk gen yang akan ditranskripsi. Nukleosida trifosfat pertama akan diletakkan di tapak inisiasi dan sintesis RNA pun segera dimulai. Elongasi

Pengikatan enzim RNA polimerase beserta kofaktor-kofaktornya pada untai DNA cetakan membentuk kompleks transkripsi. Selama sintesis RNA berlangsung kompleks transkripsi akan bergeser di sepanjang molekul DNA cetakan sehingga nukleotida demi nukleotida akan ditambahkan kepada untai RNA yang sedang diperpanjang pada ujung 3 nya. Jadi, elongasi atau polimerisasi RNA berlangsung dari arah 5 ke 3, sementara RNA polimerasenya sendiri bergerak dari arah 3 ke 5 di sepanjang untai DNA cetakan. Terminasi

Berakhirnya polimerisasi RNA ditandai oleh disosiasi kompleks transkripsi atau terlepasnya enzim RNA polimerase beserta kofaktor-kofaktornya dari untai DNA cetakan. Begitu pula halnya dengan molekul RNA hasil sintesis. Hal ini terjadi ketika RNA polimerase mencapai urutan basa tertentu yang disebut dengan terminator. Terminasi transkripsi dapat terjadi oleh dua macam sebab, yaitu terminasi yang hanya bergantung kepada urutan basa cetakan (disebut terminasi diri) dan terminasi yang memerlukan kehadiran suatu protein khusus (protein rho). Di antara keduanya terminasi diri lebih umum dijumpai. Terminasi diri terjadi pada urutan basa palindrom yang diikuti oleh beberapa adenin (A). Urutan palindrom adalah urutan yang sama jika dibaca dari dua arah yang berlawanan. Oleh karena urutan

palindom ini biasanya diselingi oleh beberapa basa tertentu, maka molekul RNA yang dihasilkan akan mempunyai ujung terminasi berbentuk batang dan kala (loop) Inisiasi transkripsi tidak harus menunggu selesainya transkripsi sebelumnya. Hal ini karena begitu RNA polimerase telah melakukan pemanjangan 50 hingga 60 nukleotida, promoter dapat mengikat RNA polimerase yang lain. Pada gen-gen yang ditranskripsi dengan cepat reinisiasi transkripsi dapat terjadi berulang-ulang sehingga gen tersebut akan terselubungi oleh sejumlah molekul RNA dengan tingkat penyelesaian yang berbeda-beda. Transkripsi pada Prokariot Telah dikatakan di atas bahwa transkripsi merupakan proses sintesis RNA yang dikatalisis oleh enzim RNA polimerase. Berikut ini akan diuraikan sekilas enzim RNA polimerase pada prokariot, khususnya pada bakteri E.coli, promoter s70, serta proses transkripsi pada organisme tersebut.

RNA polimerase E. coli Enzim RNA polimerase pada E. coli sekurang-kurangnya terdiri atas lima subunit, yaitu alfa (a), beta (b), beta prima (b), omega (w), dan sigma (s). Pada bentuk lengkapnya, atau disebut sebagai holoenzim, terdapat dua subunit a dan satu subunit untuk masing-masing subunit. Holoenzim RNA polimerase diperlukan untuk inisiasi transkripsi. Laju sintesis RNA oleh RNA polimerase E. coli dapat mencapai sekitar 40 nukleotida per detik pada suhu 37C. Untuk aktivitasnya enzim ini memerlukan kofaktor Mg2+. Setiap berikatan dengan molekul DNA enzim RNA polimerase E. coli dapat mencakup daerah sepanjang lebih kurang 60pb. Seperti proses transkripsi pada umumnya, transkripsi pada prokariot berlangsung dalam empat tahap, yaitu pengikatan promoter, inisiasi, elongasi, dan teminasi.

Transkripsi pada Eukariot Mekanisme transkripsi pada eukariot pada dasarnya menyerupai mekanisme pada prokariot. Namun, begitu banyaknya polipeptida yang berkaitan dengan mesin transkripsi pada eukariot menjadikan mekanisme tersebut jauh lebih kompleks daripada mekanisme pada prokariot. Ada tiga macam kompleks RNA polimerase, yang masing-masing diperlukan untuk transkripsi tipe-tipe gen eukariot yang berbeda. Perbedaan ketiga macam RNA polimerase tersebut dapat diketahui melalui pemurnian menggunakan teknik kromatografi dan elusi pada konsentrasi garam yang berbeda. Masing-masing RNA polimerase mempunyai sensitivitas yang berbeda terhadap toksin jamur -amanitin, dan hal ini dapat digunakan untuk membedakan aktivitasnya satu sama lain.

RNA polimerase I (RNA Pol I) mentranskripsi sebagian besar gen rRNA. Enzim ini RNA polimerase II (RNA Pol II) mentranskripsi semua gen penyandi protein dan

terdapat di dalam nukleoli dan tidak sensitif terhadap -amanitin.

beberapa gen RNA nuklear kecil (snRNA). Enzim ini terdapat di dalam nukleoplasma dan sangat sensitif terhadap -amanitin.

RNA polimerase III (RNA Pol III) mentranskripsi gen-gen tRNA, 5S rRNA, U6

snRNA dan beberapa RNA kecil lainnya. Enzim ini terdapat di dalam nukleoplasma dan agak sensitif terhadap -amanitin. Di samping enzim-enzim nuklear tersebut, sel eukariot juga mempunyai RNA polimerase lainnya di dalam mitokondria dan kloroplas. Aktivitas RNA polimerase eukariot Seperti halnya RNA polimerase bakteri, masing-masing RNA polimerase eukariot mengatalisis transkripsi dengan arah 5 ke 3 dan menyintesis RNA yang komplementer dengan urutan DNA cetakan. Reaksi tersebut memerlukan prekursor berupa ATP, GTP, CTP, UTP, dan tidak memerlukan primer untuk inisiasi transkripsi. Namun tidak seperti pada bakteri, RNA polimerase eukariot yang dimurnikan memerlukan adanya protein inisiasi tambahan sebelum enzim ini dapat berikatan dengan promoter dan melakukan inisiasi transkripsi.
8

CIS peraturan unsur transkripsi -

Proksimal elemen regulasi: wilayah DNA secara langsung LCR (daerah kontrol lokus): kontrol ekspresi gen Enhancer: jauh (hulu maupun hilir dari bubuk) yang terletak urutan positif DNA eukariotik peraturan yang diperlukan untuk mengaktifkan ekspresi gen Elemen Respon: cis-acting urutan yang terlibat dalam regulasi gen oleh homones dan agen sinyal lainnya (fitokrom, hormon tanaman)

TRANS peraturan unsur transkripsi Aktivator: protein itu, ketika terikat dengan urutan DNA spesifik dekat atau jauh dari gen, mengaktifkan transkripsi Represor: protein yang, setelah terikat dengan urutan DNA spesifik dekat atau jauh dari gen, transkripsi menindas Bind untuk elemen proksimal promotor-dan enhancer (atau peredam)

Faktor Transkripsi Umum (gen protein regulator)


1) Inisiasi oleh RNA Polymerase II di hampir semua promotor memerlukan set TFIID,

TFIIA, TFIIF, TFIIH, transkripsi beberapa faktor multi-protein TFIIE 2) TFIID mengandung protein TATA box-mengikat (TBP) dan TBP terkait faktor (TAFs) 3) TFIIH berisi helikase untuk untai DNA terpisah dan kinase untuk phosphorylate Karbonil Terminal Domain (CTD, yang merupakan bagian dari subunit besar RNA pol II; CTD difosforilasi selama inisiasi) 4) Baik dirakit di situs memulai atau tiba sebagai kompleks besar dengan RNA Pol II

Pengendalian Ekspresi Gen Pengendalian ekpresi gen pengendalian negatif, bahwa gen regulator menghasilkan suatu protein represor yg dikode oleh gen lacI. Represor ini menempel pd daerah operator (lacO) yg terletak disebelah hilir promoter. Operator lac berukuran sekitar 28 pasang basa. Penempelan menyebabkan RNA polimerase tidak dapat melakukan transkripsi gen-gen struktural (lacZ, lacY
9

dan lacA) sehingga operon mengalami represi. Pada gambar kedua dari pengendalian negatif menjelaskan bahwa induser melekat pada bagian represor dan mengubah sisi allosterik dari represor, sehingga mengubah secara allosterik konformasi molekul represor, kemudian represor tidak dapat menempel lagi pada operator dan represor tidak mampu menghambat trankripsi. RNA polimerase akan terus berjalan. represor yang dihasilkan oleh gen regulator tidak berikatan dengan ko-represor akan tidak aktif dan trankripsi pun akan berjalan. Pada gambar keempat pada pengendalian negatif menjelaskan bahwa represor yang berikatan dengan ko-represor pada sisi allosteriknya akan menghambat transkripsi. Pengendalian ekpresi gen pengendalian positif, gen regulator menghasilkan suatu aktivator yang belum aktif, sehingga transkripsi tidak bisa berjalan. aktivator yang dihasilkan oleh gen regulator berikatan dengan protein induser sehingga aktivator akan tereaktivasi dan trankripsi pun berjalan. gen regulator yang menghasilkan suatu aktivator yang sudah aktif dan transkripsi akan berjalan. aktivator akan berikatan dengan dengan ko-represor sehingga menjadi tidak aktif, maka tidak terjadi transkripsi. Pengendalian ekspresi gen secara konstitutif yaitu pengaturan ekspresi gen yang selalu on atau berjalan terus. Kelompok gen konstitutif merupakan kelompok gen yang bertanggung jawab terhadap metabolisme dasar, misalnya metabolisme energi atau sintesis komponenkomponen selular, sehingga pengaturan ekspresi gen ini harus berjalan secara kontinyu.

Operon lac Operon lac adalah operon diperlukan untuk transportasi dan metabolisme dari laktosa di Escherichia coli dan beberapa lainnya bakteri enterik . Ini terdiri dari tiga berdekatan gen struktural , lacZ, berenda dan lacA. Operon lac diatur oleh beberapa faktor, termasuk ketersediaan glukosa dan laktosa. peraturan Gene dari operon lac adalah kompleks peraturan mekanisme genetik pertama yang dijelaskan dan merupakan salah satu contoh terkemuka prokariotik regulasi gen .

10

Struktur operon lac

Struktur laktosa dan produk dari belahan dada nya. Lac operon terdiri dari tiga gen struktural , dan promotor , sebuah terminator , regulator , dan operator . Ketiga gen struktural: lacZ, berenda, dan lacA. encode lacZ -galaktosidase (lacZ), sebuah intraseluler enzim yang memotong dari disakarida laktosa menjadi glukosa dan galaktosa . Lacy encode -galactoside permease (berenda), sebuah membran transpor protein yang terikatpompa laktosa ke dalam sel. encode lacA -galactoside transacetylase (LacA), sebuah enzim yang transfer sebuah gugus asetil dari asetil-KoA untuk -galactosides . Hanya lacZ dan berenda tampaknya diperlukan untuk laktosa katabolisme . kontrol khusus dari gen lac tergantung pada ketersediaan substrat laktosa untuk bakteri. Protein yang tidak diproduksi oleh bakteri ketika laktosa tidak tersedia sebagai sumber karbon. Gen lac disusun menjadi sebuah operon , yaitu, mereka berorientasi dalam arah yang sama langsung berdekatan pada kromosom dan merupakan co-ditranskripsi menjadi satu polisistronik molekul mRNA. Transkripsi dari semua gen dimulai dengan mengikat enzim polimerase RNA (RNAP), sebuah protein pengikat DNA , yang mengikat yang mengikat DNA ke situs tertentu, promotor, segera hulu dari gen. Dari posisi ini RNAP hasil untuk menuliskan semua tiga gen (lacZYA) menjadi mRNA. Urutan DNA dari E. coli lac operon , yang lacZYA mRNA , dan gen lacI tersedia dari GenBank

11

Mekanisme kontrol pertama adalah respon pengawas untuk laktosa, yang menggunakan sebuah protein intraselular peraturan disebut represor laktosa untuk menghambat produksi galaktosidase dalam ketiadaan laktosa. Gen lacI coding untuk represor terletak dekat operon lac dan selalu dinyatakan (konstitutif). Jika laktosa yang hilang dari media pertumbuhan, represor yang mengikat sangat erat ke urutan DNA pendek hanya hilir promotor dekat awal lacZ disebut operator lac. Represor mengikat operator mengganggu pengikatan RNAP bagi promotor, dan karena itu mRNA encoding lacZ dan berenda hanya dilakukan pada tingkat yang sangat rendah. Ketika sel-sel tumbuh di hadapan laktosa, bagaimanapun, suatu metabolit disebut laktosa alolaktosa , yang merupakan kombinasi dari glukosa dan galaktosa, mengikat represor, menyebabkan perubahan dalam bentuk. Jadi diubah, represor tidak mampu untuk mengikat ke operator, memungkinkan RNAP untuk menuliskan gen lac dan dengan demikian menyebabkan tingkat tinggi dari protein yang disandikan. Mekanisme kontrol kedua adalah respon terhadap glukosa, yang menggunakan penggerak protein katabolit (CAP) untuk lebih meningkatkan produksi -galaktosidase dalam ketiadaan glukosa. siklik adenosin monofosfat (cAMP) adalah molekul sinyal yang prevalensi berbanding terbalik dengan yang glukosa. Ia mengikat ke CAP, yang pada gilirannya memungkinkan CAP untuk mengikat ke situs CAP mengikat (a 16 pb DNA urutan hulu dari promotor di sebelah kiri dalam diagram di bawah), yang membantu RNAP dalam mengikat DNA. Dengan tidak adanya glukosa, cAMP konsentrasi tinggi dan mengikat CAP-cAMP untuk DNA secara signifikan meningkatkan produksi -galaktosidase , memungkinkan sel untuk menghidrolisis (mencerna) dan melepaskan galaktosa laktosa dan glukosa.

Kontrol Ekspresi Gen pada Eukariot Kontrol ekspresi gen yang terjadi pada eukariot diawali pada tahap: 1. Inisiasi transkripsi Dengan adanya pengaruh enhancer yang akan berikatan dengan daerah promotor untuk meningkatkan aktivitas RNA polimerase. 2. Proses transkripsi dan modifikasi Hal ini berupa adanya proses intron splicing sehingga hanya tersisi bagian ekson. 3. Kestabilan transkripsi
12

Saat hasil transkripsi dibawa dari inti sel menuju sitosol akan terjadi pemendekan ekor poliA oleh enzim (DAN)pada 3' ke 5' yang berasosiasi dengan 5'cap. 4. Modifikasi translasi Modifikasi ini terjadi dalam bentuk modifikasi kovalen disebabkan adanya modifikasi kimia seperti asetilasi, metilasi, dan disulfida bond formation. Contoh, molekul insulin dihasilkan dalam bentuk inaktif yang terdiri dari satu polipeptida dan untuk aktivasinya polipeptida tersebut akan dipotong menjadi dua bagian dan dihubungkan dengan jembatan disulfida.

Kontrol Ekspresi Gen Terdapat dua poin dalam kontrol ekspresi gen ini, yang pertama adalah Pada jenis sel yang berbeda dari organisme multiseluler berisi DNA yang sama.Jenis sel dalam organisme multiseluler berbeda satu sama lain karena mereka mensintesis dan mengumpulkan set RNA yang berbeda dan molekul protein. Pada umumnya mereka melakukan hal ini tanpa mengubah urutan DNA mereka. Ini terbukti ketika inti sel katak yang sepenuhnya dibedakan, disuntikkan ke dalam telur katak yang telah dihilangkan inti selnya, maka inti donor yang telah disuntikkan mampu mengarahkan telur penerima untuk menghasilkan kecebong normal.Dan hasilnya inti sel donor tersebut tidak kehilangan urutan DNA nya. Percobaan ini juga dilakukan pada tumbuhan dan mamalia seperti sapi, domba, babi. Pada tumbuhan percobaan dilakukan dengan cara membedakan potongan jaringan dari tumbuhan dan dipisahkan dalam sel tunggal. Sedangkan pada mamalia dengan memperkenalkan inti dari sel somatik ke dalam telur enucleated, ditempatkan di ibu penerima (pengganti), dan hasilnya beberapa telur tetap berkembang menjadi binatang yang sehat. Bukti DNA tidak hilang atau berulang selama perkembangan vertebrata berasal dari membandingkan pola pita rinci yang terdeteksi dalam kromosom yang terkondensasi pada mitosis. Selain itu, perbandingan genom sel yang berbeda berdasarkan pada teknologi DNA rekombinan telah menunjukkan bahwa perubahan dalam ekspresi gen yang mendasari perkembangan organisme multiselular tidak disertai oleh perubahan dalam urutan DNA dari gen yang sesuai. Poin kedua adalah Sinyal eksternal dapat menyebabkan sel mengubah ekspresi gennya. Sebagian sel dalam organisme multiseluler mampu mengubah pola ekspresi gen, ini sebagai respon
13

terhadap isyarat ekstraseluler. Misalnya sel hati, apabila sel ini diberi hormon glukokortikoid maka produksi protein yang spesifik akan meningkat. Hormon ini dikeluarkan ketika tubuh kita merasa kelaparan dan sinyal hati digunakan untuk meningkatkan produksi glukosa dari asam amino dan molekul-molekul lain. Sedangkan set protein yang produksinya diinduksi, seperti enzim aminotransferase tirosin yang berfungsi mengubah tirosin menjadi glukosa. Ketika hormon ini tidak ada lagi maka pembuatan protein ini turun dari tingkat normal.

Sinyal transduksi Sinyal dari satu sel ke sel lain merupakan mekanisme yang sangat penting dalam pertumbuhan, perkembangan, dan juga koordinasi aktivitas sel. Kita mengetahui bahwa ada dua macam sel, yaitu sel pemberi sinyal dan sel target. Sel sinyal ini berperan menerima dan merespon gejala yang ada dengan cara memproduksi protein yang menjadi sinyal untuk ekspresi gen pada sel target. Molekul sinyal beraksi dengan menempel pada suatu protein reseptor dalam membran plasma sel target dan menginisiasi memulai lintasan sinyal transduksi dalam sel. Lintasan sinyal transduksi ialah sederetan perubahan molekuler yang mengkonversi sinyal pada permukaan sel target ke dalam respon spesifik dalam sel. Selanjutnya protein pada bagian akhir akan mengaktifkan transkriptase yang digunakan untuk transkripsi gen target. Jadi secara singkat dapat disimpulkan bahwa lintasan sinyal transduksi ini diawali dengan produksi protein sinyal pada sel sinyal, penempelan protein reseptor pada membran plasma sel target, selanjutnya sinyal dikirimkan melalui sederetan protein dan terakhir akan ditangkap oleh transkriptase yang akan membimbing transkripsi gen tertentu pada sel target.

Enam tahap ekspresi gen eukariotik yang dapat dikontrol 1. kontrol transkripsi ini yang akan mengontrol gen pada saat di transkripsi 2. kontrol proses RNA ini yang akan mengontrol penyambungan dan proses transkripsi RNA 3. kontrol penempatan dan transpor RNA ini yang akan memilih mRNA yang lengkap untuk diekspor dari nukleus ke sitosol dan membagi di dalam sitosol
14

4. kontrol translasi ini yang akan memilih mRNA dalam sitoplasma untuk ditranslasi oleh ribosom 5. kontrol degradasi mRNA ini yang akan menstabilkan secara selektif molekul mRNA dalam sitoplasma 6. kontrol aktivitas protein ini yang akan mengaktifkan secara selektif, menurunkan, atau menempatkan molekul protein spesifik setelah mereka selesai dibuat

15

BAB III KESIMPULAN

Ekspresi gen ialah proses transformasi informasi genetic melalui transkripsi dan translasi, untuk pembentukan protein atau enzim. Regulasi ekspresi gen ialah mekanisme pengaturan ekspresi gen

16

Anda mungkin juga menyukai