Anda di halaman 1dari 68

PRATIKUM BK KARIER SMK

Dosen Pengampu : Kadek Suranata, S.Pd.,M.Pd., Kons. Oleh : 1. Ni Wayan Eka Darminiasih 2. Kadek ari udayani 3. IGA Pt Ita Trisna Dewi (1011011158) (1011011155) (1011011153)

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 20

KATA PENGANTAR Om Swastiyastu Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa ,Ide Sang hyang Widhi Wasa, atas segala limpahan Rahmat-nyalah , kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Layanan Bimbingan Karier Di SMK. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan profesi keguruan. Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Om Santhi,Santhi,Santhi Om

Singaraja, 2012

Penulis

DAFTAR ISI JUDUL KATA PENGANTAR ................................................................................... i DAFTAR ISI .................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN a. Masalah Apa Yang Terjadi Disekolah Terhadap Layanan Bimbingan Karier......................................................................................................1 b. Latar Belakang Perlunya Bimbingan Karier...........................................2 c. Model Layan Yang Akan Digunakan ....................................................6 BAB II TEORI YANG MELANDASKAN DAN PERANGKAT YANG DIGUNAKAN a. Teori Yang Digunakan Serta Konsep Dan Langkahnya...........................7 b. Instrumen Yang Digunakan Dalam Kegiatan Layanan..........................15 c. RPBK......................................................................................................20 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN PEMBAHASAN a. Hasil Yang Dicapai Dalam Memberikan Layanan Bimbingan Karier.....................................................................................................31 b. Kelemahan Serta Kelebihan Layanan Yang Sudah Dilakukan..............33 BAB IV PENUTUP a. Kesimpulan...35 b. Saran.35 LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

A.

Masalah Apa Yang Terjadi Disekolah Terhadap Layanan Bimbingan Karier Permasalahan yang sangat sering terjadi apabila seorang salah dalam

menentukan apa yang akan dia pilih dan dia jalani di dalam menuju cita-citanya adalah penyesalan dan kurang berhasil di dalam menjalani pilihannya itu. Misalnya pada anak SMK yang setelah lulus dari SMK harus melanjutkan sekolahnya entah ke perguruan tinggi atau ke bekerja. Banyaknye pertimbangan yang harus dipikirkan untuk menentukan pilihan, seperti halnya setelah SMA/SMK dia harus kemana, mau jadi apa, apa yang dia dapat dari jurusan tersebut. sering kali seorang anak setelah lulus dar SMK akan melanjutkan sekolahnya hanya mengikuti teman-temannya saja, kemana temannya kesana mereka ikut. dan pada akhirnya mereka akan menyesal karena memilih jurusan tidak dengan pertimbangan yang matang. untuk menghindari permasalahan seperti itu hendaknya seorang siswa harus mengetahui apa minatnya, apa bakatnya, mau kemana tujuannya setelah ia menyelesaikan studynya di sekolah. Karir bagi siswa bukan hal yang mudah untuk ditentukan dan menjadi pilihan yang sesuai dengan kemampuan yang dmiliki namun haruslah ditentukan. Untuk membentuk hal demikian harus didasarkan pada keputusan siswa itu sendiri, yang didasarkan pada pemahaman tentang kemampuan dan minat serta pengenalan karir yang ada di masyarakat. Keberhasilan siswa dalam pemilihan karir yang tepat tidaklah semudah seperti apa yang dibayangkan, agar siswa mempunyai pilihan yang tepat terhadap suatu pilihan karir atau pekerjaan. Masalah yang dialami oleh siswa SMK Negeri 2 Singaraja, dalam memilih dan menentukan karir tidaklah dapat dipungkiri, banyak siswa yang kurang memahami bahwa karir merupakan jalan hidup dalam usaha mengapai kehidupan

yang baik dimasa mendatang. Masalah tersebut dikarenakan oleh faktor tingkat ekonomi keluarga, kebanyakan siswa mengalami faktor dalam tingkat ekonomi keluarga, itu mengakibatkan siswa tersebut sulit dalam menentukan arah kariernya nanti, selain itu kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri yaitu: untuk menampakkan dirinya sebagai seorang pribadi yang khas (berbeda dari orang lain) belem tertanamkan, siswa masih saling mengikuti atau mencontoh satu sama lain, terhadap karier yang akan digelutinya. Jadi efektif tidaknya layanan bimbingan dan konseling karir yang dilaksanankan di sekolah tergantung pada kemampuan siswa untuk mengambil keputusan tentang karir dan menanggung segala bentuk resiko yang akan dihadapinya kelak. B. Latar Belakang Perlunya Bimbingan Karier Dalam era pembangunan dan perkembangan teknologi mutakhir masa kini, kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki keterampilan dan kompetensi yang unggul, sebagai pemikir, perencana, penggerak, dan pendukung pembangunan semakin tinggi. Bertolak dari hal tersebut, maka telah menjadi tujuan pendidikan nasional, untuk mengembangkan manusia Indonesia terutama generasi muda, agar mampu mempersiapkan diri untuk kelak berpartisipasi dalam usaha usaha pembangunan Indonesia. Hal ini seperti yang dirumuskan dalam UU No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa tujuan pendidikan adalah terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang cerdas, yang beriman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Bimbingan dan konseling di sekolah merupakan bagian integral dari sistem pendidikan nasional. Dengan kata lain pelayanan bimbingan dan konseling pada dasarnya membantu dan menyokong tercapainya tujuan pendidikan nasional, yaitu mewujudkan individu yang utuh, yang mampu memanfaatkan potensi yang dimiliki secara optimal untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi. Dengan demikian

tercipta manusia Indonesia yang memiliki ketaqwaan terhadap Tuhan YME, pengetahuan yang luas dan perkembangan kepribadian yang optimal. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan oleh Hamrin & Clifford, dalam Jones (1951) bahwa tujuan bimbingan dan konseling adalah membantu individu membuat pilihan pilihan, penyesuaian penyesuaian, dan interpretasi interpretasi dalam hubungannya dengan situasi situasi tertentu. (Prayitno & Amti, 2004:112). Salah satu bidang pelayanan bimbingan dan konseling yang berupaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional adalah bidang pengembangan karir, atau disebut juga bimbingan karir. Ahmadi (1977) dalam Salahuddin (2010:116) merumuskan bimbingan karir atau jabatan sebagai usaha bimbingan kepada peserta didik dalam usaha pertimbangan untuk bekerja atau tidak, dan jika perlu bekerja.... memiliki lapangan kerja yang cocok dengan ciri ciri pribadi, menentukan lapangan pekerjaan dan memasukinya serta mengadakan penyesuaian kerja secara baik. Berdasarkan rumusan ini, dapat dikatakan bahwa bimbingan karir merupakan suatu proses bantuan yang diberikan pada individu melalui berbagai cara dan bentuk layanan agar ia mampu merencanakann karirnya dengan mantap, sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan, pengetahuan dan kepribadian, serta faktor faktor yang mendukung kemajuan dirinya. Faktor faktor yang mendukung perkembangan diri individu ini antara lain adalah status sosial dan ekonomi keluarga, layanan informasi dan konseling karir. Layanan informasi karir pada dasarnya merupakan layanan yang memberikan data atau fakta kepada siswa tentang dunia pekerjaan/jabatan/karir. Informasi karir ini menurut Winkel & Hastuti (2010:319) mencakup semua data mengenai jenis jenis pekerjaan yang ada di masyarakat (field of occupation), mengenai gradasi posisi dalam lingkup suatu jabatan (level of occupation), mengenai persyaratan tahap dan jenis pendidikan, mengenai sistem klasifikasi jabatan, dan mengenai prospek masa depan berkaitan dengan kebutuhan riil masyarakat akan jenis/corak pekerjaan tertentu. Sedangkan Sears dalam Suherman (2009) mendefinisikan konseling karir sebagai suatu hubungan one to one atau kelompok kecil antara seorang konseli dan
6

seorang konselor dengan tujuan membantu konseli mengintegrasikan dan menerapkan pemahaman diri dan lingkungan untuk membuat keputusan keputusan dan penyesuaian penyesuaian karir yang lebih tepat. Sebagian besar orang menganggap bekerja dan memiliki karir adalah hal yang penting dan merupakan kebutuhan yang harus dilakukan. Karena tanpa bekerja kita tidak dapat memenuhi kebutuhan kebutuhan hidup kita. Bagi sebagian orang yang lain, bekerja dan berkarir tidak hanya bermakna agar ia dapat mempertahankan hidupnya secara fisik, namun juga merupakan suatu aktifitas yang membawa dampak positif bagi masyarakat dan bangsa. Untuk menghadapi dan mengatasi masalah dan kebingungan tersebut, remaja perlu mendapat bantuan dari orang tua, sekolah dan lembaga lembaga terkait. Melalui bimbingan dan konseling karir di sekolah, peserta didik dapat memperoleh layanan informasi karir yang lebih terencana, sistematis, dan terfokus. Dengan demikian peserta didik dapat dipersiapkan dan dibantu untuk merencanakan hari depannya dan lebih termotivasi dalam belajar demi mencapai cita citanya. Hal ini seperti dijelaskan oleh Winkel & Hastuti (2010:621) bahwa ragam bimbingan karir berkaitan erat dengan komponen bimbingan penempatan (placement), yang mencakup semua usaha membantu peserta didik merencanakan masa depannya selama masih di sekolah dan setelah tamat, memilih program studi lanjutan sebagai persiapan kelak memegang jabatan tertentu. Layanan konseling karir merupakan bagian dari bidang pengembangan karir atau bidang bimbingan karir dalam program bimbingan dan konseling di sekolah. Konseling karir diharapkan dapat memberikan tidak hanya informasi karir, namun juga bantuan untuk mengatasi masalah dan kebingungan remaja. Melalui informasi yang diperoleh dalam konseling karir di sekolah, siswa dibantu untuk memilih dan menentukan apa yang ingin dilakukan setelah menyelesaikan pendidikannya di sekolah. Apakah ia ingin meneruskan ke jenjang pendidikan selanjutnya, atau memilih untuk bekerja. Dengan kata lain, melalui informasi yang diperoleh dalam

konseling karir, remaja dapat mempersiapkan dan atau merencanakan karir dan masa depannya. Apabila remaja memiliki motivasi studi lanjut yang tinggi, akan terbuka peluang baginya untuk memperoleh kesejahateraan di masa depan, begitu juga sebaliknya. Bimbingan dan konseling merupakan upaya proaktif dan sistemik dalam memfasilitasi individu mencapai perkembangan yang optimal, pengembangan perilaku efektif, dan peningkatan keberfungsian individu dalam lingkungannya. Semua perilaku tersebut merupakan proses perkembangan yakni proses interaksi antara individu dengan lingkungan. Penanggung jawab bimbingan dan konseling di sekolah adalah guru bimbingan dan konseling atau konselor yang merupakan salah satu kualifikasi pendidik. Bimbingan karier tidak hanya sekedar memberikan respon kepada masalah-masalah yang muncul, akan tetapi juga membantu memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam pekerjaan. Penggunaan istilah karier di dalamnya terkandung makna pekerjaan dan jabatan sekaligus rangkaian kegiatan dalam mencapai tujuan hidup seseorang. Salah satu tujuan dilaksanakannya bimbingan karir di SMK yakni membantu para peserta didik agar memahami serta dapat menentukan tujuan karir serta pengambilan jurusan saat melanjutkan kejenjang pendidikan berikutnya yakni diperguruan tinggi. Hal ini menjadi bukti dari pentingnya pengetahuan siswa dalam pemilihan jurusan, pengembangan bakat, keterampilan dan penentuan karir. Pada siswa kelas XI SMKN 2 Singaraja khususnya, Pengetahuan tentang wawasan karir masih minim dan sangat kurang memahami betapa pentingnya pengetahuan tentang karier. Hal ini tampak jelas dari kebiasaan siswa dalam menentukan karier atau penjurusan, dimana mereka memilih karier atas keputusan orang tua, siswa memilih karier hanya karena ikut-ikutan dengan teman, dan bahkan siswa memilih karir tidak didasari oleh alasan yang jelas. Layanan bimbingan karir memiliki peran yang sangat penting di sekolah, khususnya memberi arah yang lebih baik pada siswa dalam memilih karir ataupun memilih jurusan. Namun demikian pelaksanaan layanan bimbingan karir di SMK Negeri 2 Singaraja khususnya, belum dilaksanakan dengan baik. Data ini diperoleh melalui
8

wawancara peneliti dengan guru BK di sekolah tersebut yang menunjukkan bahwa kurangnya pemahaman siswa tentang karier. C. Model Layanan Yang Akan Digunakan Layanan Informasi Layanan informasi dalam Bimbingan Karier sangat membantu Kemandirian sisiwa dalam memilih karier dimana siswa mampu untuk memilih karier atas

kemampuan dirinya dan tidak bergantung pada orang lain, memiliki rasa kemantapan diri dalam memilih karier yang menjadi pilihannya serta memiliki rasa tanggung jawab terhadap pilihan kariernya agar masa depannya sesuai dengan yang diharapkan. Kemandirian sebagai kebutuhan psikologis merupakan suatu tugas bagi remaja. Dalam hal ini menggambarkan bentuk sikap dimana seorang siswa mampu memahami diri, memahami kemampuannya, menemukan sendiri apa yang dilakukan, menentukan dalam kemungkinan-kemungkinan dari hasil perbuatannya dan akan memecahkan sendiri masalah yang dihadapinya serta tidak akan terpengaruh apalagi meminta bantuan kepada orang lain. Sikap mandiri yang dimiliki oleh siswa dalam menentukan pilihan karier yang sesuai dengan pemahaman dirinya, dipengaruhi oleh beberapa faktor yang ada dalam diri siswa dan di luar diri siswa. Hal ini menjadi dorongan tersendiri ketika siswa memutuskan dalam memilih karier yang sesuai dengan keadaan dirinya tanpa adanya campur tangan dari pihak lain.

BAB II

A. Pengembangan Teori Teori Pilihan Jabatan Menurut John L Holland

Pada teori yang dikembangkan oleh John L. Holland menjelaskan bahwa suatu pemilihan pekerjaan atau jabatan merupakan hasil dari interaksi antara factor hereditas (keturunan) dengan segala pengaruh budaya, teman bergaul, orang tua, orang dewasa yang dianggap memiliki peranan yang penting. Selain itu John L. Holland juga merumuskan tipe-tipe (golongan) kepribadian dalam pemilihan pekerjaan berdasarkan atas inventori kepribadian yang disusun atas dasar minat. Kemudian, setiap tipe-tipe kepribadian itu dijabarkan ke dalam suatu model teori yang disebut model orientasi (the model orientation). Model orientasi ini merupakan suatu rumpun perilaku penyesuaian yang khas. Setiap orang memiliki urutan orientasi yang berbeda-beda, dan hal inilah yang menyebabkan mengapa setiap orang itu mempunyai corak hidup yang berbeda-beda. Urutan orientasi yang pertama terhadap suasana lingkungan pekerjaan tertentu merupakan corak hidup yang utama dan pertama, urutan model orientasi kedua terhadap lingkungan kerja yang lainnya dan merupakan corak hidup yang kedua bagi seseorang untuk selanjutnya. Penempatan urutan corak hidup itu sangat bergantung dari tingkat kecerdasan serta penilainnya terhadap diri sendiri. Makin jelas penempatan urutan corak hidupnya maka akan semakin menghasilkan pola pilihan yang tepat bagi seseorang. Namun perlu digaris bawahi, jika model orientasi John L. Holland ini mengajukan model orientasi berdasarkan budaya Amerika.

10

Adapun model orientasi yang dijabarkan oleh John L. Holland adalah sebagai berikut:

1. Realistis Tipe model ini memiliki kecenderungan untuk memilih lapangan kerja yang berorientasi kepada penerapan. Ciri-cirinya yaitu; mengutamakan kejantanan, kekuatan otot, ketrampilan fisik, mempunyai kecakapan, dan koordinasi motorik yang kuat, kurang memiliki kecakapan verbal, konkrit, bekerja praktis, kurang memiliki ketrampilan social, serta kurang peka dalam hubungan dengan orang lain. Orang model orientasi realistis dalam lingkungan nyatanya selalu ditandai dengan tugas-tugas yang konkrit, fisik, eksplisit yang memberikan tantangan bagi penghuni lingkungan ini. Untuk dapat memecahkan masalah yang lebih efektif seringkali memerlukan bentuk-bentuk kecakapan, gerakan, dan ketahanan tertentu. Diantaranya kecakapan mekanik, ketahanan dan gerakan fisik untuk berpindahpindah dan seringkali berada diluar gedung. Sifat-sifat yang nampak dengan jelas dari tuntutan-tuntutan lingkungan menciptakan kegagalan dan keberhasilan. Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah, operator mesin atau radio, sopir truk, petani, penerbang, pengawas bangunan, ahli listrik, dan pekerjaan lain yang sejenis. 2. Intelektual Tipe model ini memiliki kecenderungan untuk memilih pekerjaan yang bersifat akademik. Ciri-cirinya adalah memiliki kecenderungan untuk merenungkan daripada mengatasinya dalam memecahkan suatu masalah, berorientasi pada tugas, tidak sosial. Membutuhkan pemahaman, menyenangi tugas-tugas yang bersifat

11

kabur, memiliki nilai-nilai dan sikap yang tidak konvensional dan kegiatankegiatanya bersifat intraseptif. Orang model orientasi intelektual dalam lingkungan nyatanya selalu ditandai dengan tugas yang memerlukan berbagai kemampuan abstark, dan kreatif. Bukan tergantung kepada pengamatan pribadinya. Untuk dapat memecahkan masalah yang efektif dan efisien diperlukan intelejensi, imajinasi, serta kepekaan terhadap berbagai masalah yang bersifat intelektual dan fisik. Kriteria keberhasilan dalam melaksanakan tugas bersifat objektif dan bisa diukur, tetapi memerlukan waktu yang cukup lama dan secara bertahap. Bahan dan alat serta perlengkapan memerlukan kecakapan intelektual daripada kecakapan manual. Kecakapan menulis mutlak dipelihara dalam oreientasi ini. Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah, ahli fisika, ahli biologi, kimia, antropologi, matematika, pekerjaan penelitian, dan pekerjaan lain yang sejenis. 3. Sosial Tipe model ini memiliki kecenderungan untuk memilih lapangan pekerjaan yang bersifat membantu orang lain. Ciri-ciri dari tipe model ini adalah pandai bergaul dan berbicara, bersifat responsive, bertanggung jawab, kemanusiaan, bersifat religius membutuhkan perhatian, memiliki kecakapan verbal, hubungan antarpribadi, kegiatan-kegiatan rapi dan teratur, menjauhkan bentuk pemecahan masalah secara intelektual, lebih berorientasi pada perasaan. Orang model orientasi sosial memiliki ciri-ciri kebutuhan akan kemampuan untuk menginterpretasi dan mengubah perilaku manusia, serta minat untuk berkomunikasi dengan orang lain. Secara umum orientasi kerja dapat menimbulkan rasa harga diri dan status.

12

Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah, guru, pekerja sosial, konselor, misionari, psikolog klinik, terapis, dan pekerjaan lain yang sejenis. 4. Konvensional Tipe model ini pada umumnya memiliki kecenderungan untuk terhadap kegiatan verbal, ia menyenangi bahasa yang tersusun baik, numerical (angka) yang teratur, menghindari situasi yang kabur, senang mengabdi, mengidentifikasikan diri dengan kekuasaaan, memberi nilai yang tinggi terhadap status dan kenyataan materi, mencapai tujuan dengan mengadaptasikan dirinya ketergantungan pada atasan. Orang model orientasi konvensional pada lingkungan nyatanya ditandai dengan berbagai macam tugas dan pemecahan masalah memerlukan suatu proses informasi verbal dan dan matematis secara kontinu, rutin, konkrit, dan sistematis. Berhasilnya dalam pemecahan masalah akan nampak dengan jelas dan memerlukan waktu yang relative singkat. Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah, kasir, statistika, pemegang buku, pegawai arsip, pegawai bank, dan pekerjaan lain yang sejenis. 5. Usaha Tipe model ini memiliki cirri khas diantaranya menggunakan ketrampilanketrampilan berbicara dalam situasi dimana ada kesempatan untuk menguasai orang lain atau mempengaruhi orang lain, menganggap dirinya paling kuat, jantan, mudah untuk mengadakan adaptasi dengan orang lain, menyenangi tugas-tugas sosial yang kabur, perhatian yang besar pada kekuasaan, status dan kepemimpinan, agresif dalam kegiatan lisan. Orang model orientasi usaha ditandai dengan berbagai macam tugas yang menitikberatkan kepada kemampuan verbal yang digunakan untuk mengarahkan dan mempengaruhi orang lain.

13

Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah, pedagang, politikus, manajer pimpinan eksekutif perusahaan, perwakilan dagang, dan pekerjaan lain yang sejenis. 6. Artistik Tipe model orientasi ini memiliki kecenderungan berhubungan dengan orang lain secara tidak langsung, bersifat sosial dan sukar menyesuaikan diri. Orang model orientasi artistik ini ditandai dengan berbagai macam tugas dan masalah yang memerlukan interpretasi atau kreasi bentuk-bentuk artistik melalui cita rasa, perasaan dan imajinai. Dengan kata lain, orientasi artistik lebih menitikberatkan menghadapi keadaan sekitar dilakukan dengan melalui ekspresi diri dan menghindari keadaan yang bersifat intrapersonal, keteraturan, atau keadaan yang menuntut ketrampilan fisik. Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah, ahli musik, ahli kartun, ahli drama, pencipta lagu, penyair, dan pekerjaan lain yang sejenis.

Tingkat Hierarkis dan Hierarkis Perkembangan

Seperti yang dijelaskan diatas, dijelaskan bahwa setiap orang memiliki urutan corak hidup sendiri-sendiri, hal ini menjelaskan bahwa dalam diri seseorang memiliki tingkat hierarkis dalam memilih pekerjaan. Menurut Holland bahwa seseorang dalam memilih pekerjaan atau jabatan, itu tergantung pada tingkat intelenjensi dan penilaian terhadap dirinya sendiri (self evaluation), yaitu variabelvariabel yang dapat diukur dengan tes intelenjensi dan dengan skala status diri. Faktor-faktor penilaian diri dan intelenjensi diasumsikan sebagai penyebab dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat pemilihan pekerjaan. Tingkat pengaruh dari faktor-faktor ini tidak begitu jelas, walaupun diasumsikan bahwa teori ini memiliki manfaat yang sama. Berdasarkan rumusannya menjelaskan bahwa

14

penyebab hubungan itu memiliki kecenderungan lebih signifikan dalam tingkat pemilihan pekerjaan. Tingkatan pekerjaan disamakan dengan intelenjensi ditambah dengan penilaian diri, dimana penilaian diri adalah merupakah suatu fungsi dari status ekonomi, kebutuhan akan status pendidikan, dan konsep diri. Tingkatan faktor-faktor penilaian diri dan intelejensi ini akan membentuk tingkatan sedemikian rupa, sehingga orang memiliki urutan kecenderungan terhadap enam lingkungan pekerjaan (enam model orientasi John L. Holland). Pengukuran penilaian diri dan intelejensi ini ditujukan untuk mengetahui jabatan atau pekerjaan seseorang dengan nantinya akan diklasifikasikan dalam enam golongan orientasi tersebut. Dengan dilakukannya pengukuran ini ada beberapa kemungkinan hasil yang berbeda-beda: a. Suatu hirarki yang jelas, menghasilkan pilihan langsung tanpa ada konflik atau keragu-raguan. b. Suatu hirarki yang kabur menyebabkan adanya kebimbingan atau keraguan dalam pilihan. c. Adanya faktor-faktor yang memblokir atau menghalangi terbentuknya hirarki pilihan oleh faktor ekonomi, penilaian oleh majikan (rejection), atau karena faktor-faktor lain, didalam suatu hirarki tertentu yang jelas akan menghasilkan adanya seleksi terhadap pola perkembangan yang kedua mendominir pola yang ketiga. Jika pola yang kedua dan pola ketiga sama kuatnya maka akan terjadilah kebimbingan pilihan. Pengaruh-pengaruh dalam pemilihan jabatan

Di awal tulisan ini telah dijelaskan bahwa suatu pemilihan pekerjaan atau jabatan merupakan hasil dari interaksi antara faktor hereditas (keturunan) dengan segala pengaruh budaya, teman bergaul, orang tua, orang dewasa yang dianggap memiliki peranan yang penting. Kemudian, dari tulisan tersebut dijabarkan lebih lanjut mengenai tingkatan hierarki dan hierarki perkembangan yang kemudian dapat

15

dikategorikan bahwa ada dua hal yang mempengaruhi arah pilih jabatan, pertama, pengetahuan diri. Kedua, dari luar atau lingkungan.

1. Pengaruh pengetahuan diri Pengaruh pengetahuan diri ini lebih ditujukan pada pengetahuan individu tentang dirinya dari orang lain. Pengetahuan diri sendiri mempunyai peranan untuk meningkatkan (increase) atau mengurangi (decrease) ketepatan pilihan seseorang. Pengetahuan diri ini diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk membedakan berbagai kemungkinan lingkungan dipandang dari sudut kemampuan-kemampuannya sendiri, namun ada perbedaan mendasar antara penilaian diri dan pengetahuan diri, penilaian diri menitikberatkan pada penghargaan terhadap dirinya sedangkan pengetahuan diri berisikan sejumlah informasi yang dimiliki seseorang tentang dirinya. Tinggi rendahnya pengetahuan diri seseorang akan terlihat dari tepat atau tidaknya beberapa pilihan atau keputusan yang diambil.

2.

Pengaruh Luar atau lingkungan Pengaruh ini memiliki faktor yang sangat luas, dijelaskan bahwa dalam

memilih jabatan atau pekerjaan individu dapat dipengaruhi dengan tekanan sosial seperti, tuntutan orang tua, pengaruh dari masa kecil, lingkungan pergaulan, dan lainlain. Hal tersebut sangat mempengaruhi individu dalam hasil pengukuran pada tingkat hirarkis dan hirarkis perkembangan. Keunggulan dan Kelemahan

Teori Holland oleh banyak pakar psikologi vokasional dinilai sebagai teori yang komprehensif karena meninjau pilihan okupasi sebagai bagian dari keseluruhan pola hidup seseorang dan sebagai teori yang mendapat banyak dukungan dari hasil penelitian sejauh menyangkut model-model lingkungan serta tipe-tipe kepribadian (Winkel & Hastuti, 2005: 639).

16

Kelemahan dalam teori ini adalah kurang ditinjau proses perkembangan yang melandasi keenam tipe kepribadian dan tidak menunjukan fase-fase tertentu dalam proses perkembangan itu serta akumulasi rentang umur (Winkel & Hastuti, 2005: 639). Mengenai tahap atau tingkat yang dapat dicapai oleh seseorang dalam bidang okupasi tertentu (occupational level), Holland menunjuk pada taraf inteligensi yang memungkinkan tingkat pendidikan sekolah tertentu, namun dipertanyakan apakah masih ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi dalam hal ini, seperti taraf aspirasi seseorang (Winkel & Hastuti, 2005: 639). Aplikasi Teori Holland di Sekolah

Pandangan Holland sangat relevan bagi bimbingan karier dan konseling karier di institusi pendidikan untuk jenjang pendidikan menengah dan masa awal pendidikan tinggi (Winkel & Hastuti, 2005: 639). Tekanan yang diberikan pada pemahaman diri sehubungan dengan beberapa kualitas vokasional yang dimiliki seseorang dan pada informasi yang akurat mengenai berbagai lingkungan okupasi, menyadarkan lembaga bimbingan akan tugasnya untuk membantu orang muda mengenal diri sendiri dan mengenal ciri-ciri lingkungan, kedua hal ini sangat diperlukan sebagai masukan dalam memikirkan pilihan okupasi secara matang (Winkel & Hastuti, 2005: 639). Alat-alat yang dikembangkan oleh Holland, yaitu The Occupations Finder dan The Self-directed Search, yang menanyakan kegiatan atau aktivitas yang disukai, berbagai kompetensi yang dimiliki, bidang-bidang pekerjaan yang diminati, dan evaluasi diri dalam beberapa keterampilan, harus dicocokkan dengan sistem klasifikasi okupasi yang berlandaskan pada teori yang sama, dengan demikian. orang muda dapat menemukan sejumlah alternatif pilihan okupasi untuk dipertimbangkan lebih lanjut (Winkel & Hastuti, 2005: 639). Cara bekerja ini pada dasarnya menerapkan suatu pendekatan yang mirip dengan pendekatan Trait and Factor, namun maju lebih jauh dari pada teori Trait and Factor tradisional (Winkel & Hastuti, 2005: 639).

17

Kesimpulan

a. Individu dalam memilih jabatannnya sangat tergantung dari corak hidupnya, yaitu yang terlihat dari hasil pengukuran penilaian diri dan intelejensi yang kemudian akan hasil tersebut didapatkan hierarkis pilihan pekerjaannnya yang di urutkan berdasar enam golongan orientasi John L. Holland. b. Individu dalam memilih pekerjaannya karena dipengaruhi oleh sejarah hidupnya dan juga karena tekanan sosial yang terjadi pada dirinya. c. Penggolongan model-model orientasi ditujukan agar bisa diketahui urutan kecenderungan seseorang dalam bekerja.

B. Langkah Langkah Pelaksanaan Layanan Bimbingan Karir :

18

Pelaksanaan Tahapan Kegiatan pembuka Kegiatan Layanan Menyampaikan salam pembuka : Selamat pagi anak-anak? bagaimana kabar kalian hari ini? Mengamati suasana kelas dan

waktu

10 menit

mengecek kehadiran siswa : Anak-anak, ada yang tidak hadir hari ini? Melaksanakan apersepsi : Apakah kalian sudah siap

mendengarkan penjelasan dari ibu? Baik, sebelum ibu melanjutkannya lebih jauh, ibu mau bertanya kepada kalian, siapa yang ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi atau ingin bekerja setelah tamat SMK? Menyampaikan tujuan layanan : Baiklah anak-anak, hari ini ibu akan memberikan orientasi mengenai

sekolah lanjutan setelah kalian tamat SMK nanti. Kegiatan inti Guru memberikan penjelasan tentang 30 menit materi orientasi bidang karir tentang studi lanjutan : Tadi ibu sudah menanyakan siapa saja yang akan melanjutkan ke perguruan tinggi. Ternyata banyak
19

yang ingin melanjutkan pendidikan, namun ada juga yang tidak

melanjutkan pendidkan ke jenjang ke perguruan tinggi, khususnya ke jurusan pariwisata. Agar kalian bisa beradaptasi dengan jurusan yang akan kalian pilih, dalam dunia pariwisata ada banyak macam

pekerjaan nantinya, seperti pekerja kapal pesiar, pegawai hotel atau restaurant. Dari hasil angket yang sudah ibu analisis ternyata sebagian besar dari kalian ingin bekerja di kapal pesiar, nah untuk bisa bekerja dikapal pesiar anak-anak harus

menempuh pendidikan lanjut lagi. Misalnya pendidikan Diploma 1 cruish line, yakni dalam pendidikan ini kalian akan menempuh

pendidikan selama 1 tahun, kalau diploma 2, menempuh pendidikan selama 2 tahun, dan diploma 3 selama 3 tahun. Nah nanti ibu akan datangkan sumber sebagai model yang sudah mengetahui syarat-syarat bekerja di kapal pesiar, agar kalian lebih paham dan lebih jelas. Guru mengajak siswa Tanya jawab : Nah dari penjelasan ibu tadi,

20

adakah yang belum mengerti? Jika ada yang belum mengerti, silahkan tanyakan kepada ibu? Guru memberikan penguatan atas pertanyaan siswa: Pertanyaan yang bagus sekali. Nah dari pertanyaan adakah teman yang kalian bisa

tersebut,

menjelaskannya? Penutup Guru menyimpulkan hasil tanya

5 menit

jawab siswa secara umum : Nah anak-anak, dari apa yang sudah ibu berikan terkait dengan orientasi bidang bahwa karier, studi dapat lanjut

disimpulkan

setelah kalian tamat ada yang ingin melanjutkan ke jurusan kapal pesiar, dan ada juga yang langsung bekerja. Guru memberikan kuesioner terkait dengan materi : Nah untuk mengevaluasi apa yang telah ibu sampaikan tadi, sekarang ibu bagikan kuesioner tentang studi lanjut dan karier. Kuesioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang harus kalian pilih.

21

Menutup Nah

layanan

dengan

mengucapkan salam : anak-anak, pertemuan kita

akhiri sampai disini, terimakasih atas perhatiannya selamat pagi.

22

PROGRAM PELAKSANAAN BIMBINGAN KONSELING (PPBK)

A. Topik Permasalahan / Bahasan

: Informasi tentang karir/pekerjaan, dan pendidikan

B. Bidang Bimbingan C. Jenis Layanan D. Fungsi Layanan E. Tugas Perkembangan

: Bimbingan karir : Layanan informasi : Pemahaman : Mencapai kematangan dalam pilihan karir

F. Rumusan Kompetensi

: Mampu mengarahkan diri pada karir tertentu.

G. Sasaran Layanan H. Tujuan Layanan

: Siswa kelas XI AP 1 :

Setelah menyelesaikan kegiatan ini, diharapkan siswa dapat: - Mengetahui tentang persyaratan karir serta informasi karir/pekerjaan, dan pendidikan

I. Materi Layanan 1. Jenis-jenis karir/pekerjaan:

- Bidang kesehatan misalnya dokter, perawat, bidan, ahli gizi, dan lain sebagainya. - Bidang pendidikan misalnya guru, dosen, guru besar, dan lain sebagainya. - Bidang hukum misanya pengacara, hakim, jaksa, dan lain sebagainya. - Bidang perhotelan/pariwisata misalnya roomboy, receptionist, koki, pemandu wisata, dan lain sebagainya.

23

- Bidang ekonomi misalnya pengusaha, pedagang, ekportir, importir, dan lain sebagainya. - Bidang seni misalnya penari, pelukis, penyanyi, aktris dan aktor, dan lain sebagainya. - Bidang keamanan misalnya polisi, TNI, ABRI, polwan, dan lain sebagainya. - Dan lain sebagainya

Untuk persyaratan karir disesuaikan dengan pilihan karir yang diambil. Misalnya untuk dokter tidak diperkenankan untuk individu yang buta warna. Untuk pemandu wisata dipersyaratkan untuk menguasai lebih dari satu bahasa misalnya Bahasa Inggris, Bahasa Jepang, Bahasa Cina, dan lain sebagainya. Untuk pendidikan dari masing-masing karir disesuaikan dengan pilihan karir yang ingin diambil. Misalnya untuk menjadi dokter harus memilih jurusan kedokteran, menjadi seorang perawat harus mengikuti pendidikan akademi keperawatan, menjadi tenaga pariwisata harus mengikuti pendidikan di sekolah tinggi pariwisata, dan lain sebagainya.

Contoh lembaga pendidikan yang dapat diikuti antara lain: 1) Universitas Lembaga pendidikan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan dengan berbagai cabang keilmuan, setiap cabang keilmuan diwakili dalam satuan fakultas, setiap fakultas terdiri dari beberapa program studi/jurusan yang akan menghasilkan tenaga yang lebih spesifik. Contoh: Universitas Indonesia di Jakarta

24

Universitas Gajah Mada di Jogjakarta Universitas Air Langga di Surabaya Universitas Brawijya di Malang Universitas Udayana di Denpasar Universitas Pendidikan Ganesha di Singaraja 2) Sekolah Tinggi/Institut Satu lembaga pendidikan tinggi dengan satu cabang keilmuan dengan satu atau beberapa program studi yang akan menghasilkan tenaga ahli yang lebih spesifik. Contoh: Sekolah Kepolisian Negara Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Institut Pemerintah Dalam Negeri (IPDN) Institut Pertanian Bogor (IPB) Institut Teknologi Bandung (ITB) Institut Teknologi Surabaya (ITS) 3) Akademi Satu lembaga pendidikan tinggi dengan satu cabang keilmuan, lama pendidikan kurang lebih 3 tahun dan tidak memberikan gelar kesarjanaan. Contoh: Akademi Farmasi Akademi Gizi Akademi Militer
25

Akademi Perawat Akademi Kebidanan Sedangkan program pendidikan di perguruan tinggi antara lain: 1) Diploma (D), terdiri dari: D1, lama pendidikan 1 tahun D2, lama pendidikan 2 tahun D3, lama pendidikan 3 tahun

2) Strata (S), terdiri dari: S1 (Sarjana), lama pendidikan kurang lebih 4 tahun S2 (Magister, Master), lama pendidikan kurang lebih 2 tahun setelah S1 S3 (Doktor), lama pendidikan kurang lebih 2 tahun setelah S2.

J. Kegiatan Layanan 1. 2. 3. Pendekatan Metode Uraian kegiatan a. Kegiatan awal:

: : Keterampilan proses : Ceramah, tanya jawab, dan diskusi :

Guru BK menyampaikan salam pembuka. Guru BK menyampaikan tentang tugas perkembangan dan rumusan kompetensi. Guru BK memberikan motivasi agar siswa tertarik untuk mengikuti layanan informasi yang diberikan.

26

b. Kegiatan inti: Guru BK memberikan informasi tentang tentang jenis-jenis

karir/pekerjaan, dan lembaga pendidikan yang dapat ditempuh untuk menunjang karir. Siswa dan Guru BK melakukan diskusi dan tanya jawab tentang jenisjenis karir/pekerjaan, dan lembaga pendidikan yang dapat ditempuh untuk menunjang karir.

c. Kegiatan akhir/penutup: Guru menekankan kembali tentang jenis-jenis karir/pekerjaan, dan lembaga pendidikan yang dapat ditempuh untuk menunjang karir. Guru BK mengakhiri layanan informasi dan mengucapkan salam penutup. K. Tempat Penyelenggaraan L. Waktu / Tanggal M. Semester N. Penyelenggara Layanan O. Pihak-pihak yang disertakan dan Peranannya : Guru pembimbing dan siswa : Ruang kelas : 1 x 45 Menit / 14 April 2011 : Genap (2010/2011) : Made Suarsini, S.Pd.

P. Alat dan Perlengkapan yang digunakan : Buku modul BK dan buku penunjang yang relevan

27

Q. Rencana Penilaian 1. Penilaian Proses : Guru BK memperhatikan dan mencermati

kesungguhan dan keantusiasan siswa dalam mengikuti kegiatan layanan melalui pengamatan langsung (observasi) 2. Penilaian Hasil : Format laiseg

FORM LAISEG NO 1. PERTANYAAN Sebutkan jenis-jenis karir/pekerjaan! INDIKATOR KEBERHASILAN Siswa dapat menyebutkan jenisjenis karir/pekerjaan yang ada. 2. Sebutkan jenis-jenis lembaga pendidikan yang dapat diikuti untuk melanjutkan karir! Siswa dapat menyebutkan jenisjenis lembaga pendidikan yang dapat diikuti untuk melanjutkan karir.

R. Tindak Lanjut

: Guru BK selalu memantau dan mengamati perkembangan karir siswa dan selanjutnya memberikan tindak lanjut layanan sesuai kebutuhan.

S. Keterkaitan Layanan ini dengan kegiatan pendukung

: -

28

T. Catatan Khusus

: Layanan ini dikatakan berhasil apabila siswa dalam kelas mencapai indikator keberhasilan minimal 65%

Mengetahui, Kepala SMK Negeri 2 Singaraja

Singaraja, 14 April 2011 Guru BK/Guru Pembimbing

Drs. I Made Darwis Wibawa, M.M Pembina NIP. 19641218 199103 1 007

Made Suarsini, S.Pd. NIP. 19850131 201001 2 016

29

Proses Bimbingan Konseling Untuk Penempatan dan Penyaluran Sekolah Lanjutan 1. Identifikasi Adalah tahap pengumpulan data, keterangan serta hal-hal yang berkaitan dengan masalah konseli serta latar belakang terjadinya masalah tersebut. Dari 33 orang siswa, ada banyak siswa yang belum memilih sekolah lanjutan setelah tamat SMK nanti. 2. Diagnosa Adalah tahap pembuatan kesimpulan awal tentang masalah-masalah yang dikemukakan konseli atau penafsiran tentang masalah inti konseli yang akan menjadi fokus wawancara konseling. Kemungkinan penyebabnya adalah siswa tersebut belum memahami tentang penempatan dan penyaluran dalam bidang karier yaitu sekolah lanjutan. 3. Prognosa Adalah tahap penelusuran kekuatan atau potensi konseli dalam mengatasi masalah yang dialaminya. Karena factor penyebabnya adalah kurangnya pemahaman siswa terhadap penempatan dan penyaluran setelah tamat SMK, maka guru perlu memberikan pemahaman mengenai sekolah lanjutan. 4. Konseling/Treatment Adalah tahap pembinaan terhadap konseli. Dalam tahap ini konselor melalui teknik-teknik khusus berupaya membina atau mengembangkan konseli serta membantu konseli memecahkan masalahnya. 5. Follow Up Adalah tahap tindak lanjut konseli terhadap keputusan yang diperoleh dalam wawancara konseling D. Prosedur Bimbingan Konseling Untuk Penempatan dan Penyaluran Sekolah Lanjutan 1. Menyiapkan RP-BK (bimbingan klasikal) 2. Menyiapkan Media 3. Menyajikan Materi kemampuan dalam penempatan extrakurikuler secara Bimbingan Klasikal

30

4. Memberi laporan diri (Gazebo) tentang apa yang telah dilakukan 5. Diskusi 6. Kesimpulan/penutup E. Prosedur Bimbingan Konseling Teori bimbingan konseling yang digunakan adalah Teori Pemilihan Jabatan dari John L. Holland adapun proses, prosedur dan teknik dari Pemilihan Jabatan dari John L. Holland dapat dijabarkan melalui tabel di bawah ini; 1. Kegiatan Awal selamat pagi anak-anak? bagaimana kabar kalian hari ini? b. Guru mengabsen siswa anak-anak, ada yang tidak hadir hari ini? c. Guru memberikan apersepsi terkait dengan materi yang diberikan kepada siswa Apakah kalian sudah siap mendengarkan penjelasan dari ibu? PROSES Baik, sebelum ibu melanjutkannya lebih jauh, ibu mau bertanya kepada kalian, siapa yang ingin melanjutkan pendidikan setelah tamat SMK? d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi baiklah anak-anak, hari ini ibu akan memberikan orientasi mengenai sekolah lanjutan setelah kalian tamat SMK nanti. 2. Kegiatan Inti a. Guru menyampaikan materi orientasi bidang karier tentang studi lanjutan. Tadi ibu sudah menanyakan siapa saja yang akan

a. Guru memberikan salam

31

melanjutkan perguruan tinggi. Ternyata banyak yang ingin melanjutkan pedidikan, namun ada juga yang tidak melanjutkan pendidkan. Agar kalian bisa beradaptasi dengan pelajaran yang ada diperguruan tinggi sekarang ibu akan menjelaskan bagaimana perguruan tinggi itu.. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya terhadap materi yang belum dimengerti, dilanjutkan dengan tanya jawab nah dari penjelasan ibu tadi, adakah yang belum mengerti? Jika ada yang belum mengerti, silahkan tanyakan kepada ibu? b. Guru memberikan penguatan atas pertanyaan siswa pertanyaan yang bagus sekali. Nah dari pertanyaan teman kalian tersebut, adakah yang bisa

menjelaskannya? 3. Kegiatan Penutup a. Guru dan siswa merangkum hasil diskusi nah anak-anak, dari apa yang sudah ibu berikan terkait dengan orientasi bidang karier, dapat

disimpulkan bahwa studi lanjut setelah kalian tamat SMK nanti ada 2 yaitu ada yang melanjutkan dan ada juga yang bekerja bagi anak-anak yang tidak melanjutkan ke jenjang. b. Guru memberikan kuesioner terkait dengan materi nah untuk mengevaluasi apa yang telah ibu sampaikan tadi, sekarang ibu bagikan kuesioner tentang studi lanjut dan karier. Kuesioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang harus kalian pilih c. Guru menutup pertemuan dengan memberikan salam

32

Nah anak-anak, pertemuan kita akhiri sampai disini, terimakasih atas perhatiannya selamat pagi.

F. Alat Dan Sumber Bimbingan Konseling Adapun alat yang digunakan adalah sebagai berikut : Dharsana.2010. Teori-Teori Konseling (Diktat).Singaraja:Jurusan Bimbingan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas pendidikan ganesha ........... .2010. Hasil Pemeriksaan Data Psikologi. Profesional Testing Psikologi dan Konseling. G. Evaluasi Bimbingan konseling 1). Teknik Penilaian 2). Bentuk Penilaian 3). Soal/Instrument : Tes Tulis, Observasi : Kuesioner : Pilihan

33

BAB III Hasil Dan Pembahasan

3.1 Hasil yang dicapai dalam memberikan layanan bimbingan karir

Adapun hasil yang dapat kami sampaikan dalam laporan ini,adalah dilihat dari segi pengertian angket itu sendiri. Angket adalah suatu daftar pertanyaan tertulis yang terinci dan lengkap yang harus dijawab oleh orang atau siswa tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya. Melalui angket, hal-hal tentang diri orang atau siswa dapat diketahui. Misalnya, tentang keadaan atau data dirinya seperti pengalaman, sikap,minat, kebiasaan belajar, dan lain sebagainya. Angket yang kami berikan tentu saja mengarah ke perkembangan karir siswa jangka panjang dan jangka pendek. Sehingga nanti diharapakan siswa bisa menentukan karir kedepannya seperti apa. Dan kebanyakan siswa memilih melanjutkan ke jurusan kapal pesiar. Oleh karena itu, kami memberikan persyaratan masuk jurusan kapal pesiar itu seperti apa dan juga memberikan tips masuk ke jurusan kapal pesiar yang sesuai dengan keinginan mereka. Adapun Tips yang kami berikan adalah : 1. Minat Faktor utama yang harus pertimbangkan adalah minat yang di miliki siswa. Hampir dapat dipastikan, tidak ada siswa yang berhasil dalam studinya jika itu bertentangan dengan minatnya. Orang lain, termasuk orang tua, boleh memberikan saran atau masukan apapun, tetapi siswalah yang akan menjalani sekian tahun proses belajar di jurusan kapal pesiar. Dengan memperhatikan minat siswa, diharapkan dapat memberikan semangat atau motivasi internal siswa untuk belajar. 2. Biaya Kemampuan keuangan sangat menentukan pilihan. Ini adalah faktor terpenting berikutnya yang harus diperhitungkan. Dewasa ini banyak sekolah-sekolah yang mematok harga tinggi untuk siswa-siswa baru sehingga tidak jarang siswa

34

tamatan SMK terpaksa menunda atau bahkan putus sekolah karena keterbatasan biaya. Mungkin dapat dinilai seimbang antara uang yang dibayarkan dengan fasilitas yang diperoleh, walaupun tidak semuanya demikian. Sebelum melakukan pendaftaran, akan lebih baik menanyakan semua komponen biaya yang harus dibayarkan di sekolah yang bersangkutan. Biasanya sekolah-sekolah swasta memberlakukan sistem pembayaran yang diharapkan tidak memberatkan siswa-siswi. Misalnya uang gedung boleh diangsur sekian kali dan uang administrasi yang lain juga demikian. Semua perlu diperhitungkan. Kedua tips di atas penting untuk pertimbangkan masak-masak, sehingga dapat dipilih jenis sekolah yang benar-benar membawa kepada arah yang terbaik bagi pribadi maupun orang lain. Selain itu perlu untuk menyediakan cukup banyak waktu, karena lebih banyak faktor eksternal dan bersifat teknis yang terlibat di sini. Faktor esternal yang terlibat adalah dari sekolah itu sendiri. Dalam memilih sekolah perlu untuk memperhatikan beberapa hal berikut ini 1. Reputasi universitas Kalau harus memilih salah satu universitas tanpa melihat faktor-faktor internal lainnya, pertimbangan utama yang paling mudah digunakan adalah reputasi universitas tersebut. Reputasi di sini berarti sekolah yang bersangkutan secara umum dikenal sebagai universitas yang baik, memiliki sarana belajar mengajar yang baik dengan fasilitas yang memadai. Lulusannya pun tidak kesulitan dalam mencari pekerjaan atau memiliki daya saing yang tinggi dalam pekerjaan atau perguruan tinggi. 2. Status Akreditas Status akreditasi ini adalah salah satu faktor yang paling sering digunakan oleh universitas untuk mengiklankan dirinya. Karena akreditasi menunjukkan mutu/kemampuan universitas dalam menyelenggarakan suatu program studi. Status ini didapat setelah diadakan penilaian tentang semua unsur yang diperlukan untuk itu, termasuk fasilitas pendidikan,dosen tetap dan mahasiswa, kurikulum pendidikan, dan banyak hal lainnya. Masalahnya, tidak semua orang memahami dengan jelas tentang status ini, dan tampaknya banyak universitas yang menyadari dan

35

memanfaatkan

ketidaktahuan

tersebut.

Akreditasi perlu untuk diketahui secara sebenarnya dan tidak hanya sekilas begitu saja. Untuk mengetahui status akreditasi ini, perlu ditanyakan secara mendalam mengenai kenyataannya di sekolah bersangkutan. Sebagai contoh, mahasiswa dapat menanyakan sumberdaya guru, fasilitas pendidikan dan kurikulum. 3. FasilitasPendidikan Gedung megah dan ber-AC saja tidak cukup untuk menjamin berlangsungnya proses belajar mengajar yang baik. Bukan hanya itu yang dimaksud dengan fasilitas pendidikan. Fasilitas seperti laboratorium (komputer, akuntansi, bahasa, dan lainlain), bengkel, studio dan perpustakaan sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan siswa. Mereka tidak hanya dituntut untuk menguasai wawasan keilmuannya saja, tetapi juga bagaimana menerapkannya di lapangan. Apalagi untuk jalur pendidikan profesional yang lebih bersifat aplikatif dan menekan kan pada ketrampilan. Sehingga nanti diharapkan siswa dapat memikirkan karier kedepannya seperti apa, dan juga keputusan akhir ada pada siswa itu sendiri mau melanjutkan ke SMA mana.

Dari segi kesan dan pesan siswa dan guru, sangat antusias sekali, kenapa? Karena siswa merasa angket ini sangat bagus untuk membuka pikiran mereka kemana kedepannya karir mereka setelah lulus SMK. Dan juga guru bimbingan konseling disekolah sangat menyambut baik layanan yang kami berikan disekolah tersebut karena mereka belum pernah menerapkan angket ini untuk diterapkan pada siswa.

3.2 Kelemahan serta Kelebihan layanan yang sudah diberikan 1. Adapun kelebihan angket adalah sebagai berikut: siswa tanpa harus

Angket dapat diberikan kepada sejumlah orang atau memberikan nilai.

36

2. Cara menjawab angket kebanyakan menjawab dengan hati nurani dan sejujurjujurnya. 3. Jawaban lebih mudah diolah, karena pertanyaan yang diberikan sama. 4. Penggunaan waktu lebih efesien Sedangkan beberapa kelemahan angket antara lain:

1. Karena angket merupakan daftar pertanyaan tertulis, jawaban hanya dapat diberikan kepada siswa atau orang yang dapat membaca saja. 2. Seringkali pertanyaan tidak dijawab secara lengkap oleh orang atau siswa. 3. Dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk menjawab angket. 4. Apabila pertanyaan tidak disusun dengan baik, jawaban-jawaban yang dihasilkan tidak objektif. 5. Kebanyakan orang atau siswa tidak mengerti maksud dari pertanyaan angket itu sendiri.

37

BAB IV PENUTUP 1. Kesimpulan Dari awal penyelenggaraan sampai akhir kegiatan yang kami lakukan di SMKN 2 singaraja maka dapat kami simpulkan bahwa layanan bimbingan karir sangat perlu dilakukan di sekolah, dan hal itu sangat memberikan manfaat bagi siswa-siswa yang belum mampu memahami tentang karir yang akan dipilihnya. 2. Saran Adapun saran yang kami dapat berikan kepada guru-guru bimbingan konseling di sekolah supaya lebih memberikan pelayanan yang efektif tentang bimbingan karir bagi siswa agar siswa lebih memiliki pemahaman tentang karir yang kan di pilihnya.

38

LAMPIRAN-LAMPIRAN

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

57

58

59

60

61

62

63

64

65

66

67

68

Anda mungkin juga menyukai