Anda di halaman 1dari 4

Pengaduan Pelanggaran [ sunting ] Belanda Pelanggaran keluhan adalah kejahatan di mana tersangka dapat dituntut hanya jika korban

kejahatan yang ditunjukkan tuntutan pidana yang harus diinginkan. Jaksa masih dapat memutuskan untuk tidak menuntut, satusatunya bahwa itu adalah klachtdelicht tidak dapat menuntut jika korban tidak memintanya. Prinsip ini pada seperti pemerasan (biasa disebut memeras disebut) yang digunakan, untuk mencegah apa korban ingin menjaga rahasia, yang dikenal di Belanda hampir selalu publik hukum . Bahkan pelanggaran sederhana adalah keluhan kejahatan, karena penuntutan atas kerugian korban lebih dari keuntungan. Menghina seorang pejabat di fungsi "untuk atau sehubungan dengan latihan yang sah dari pelayanannya" tidak sehingga dapat dituntut sebagai pegawai negeri sipil yang tidak ingin. Legislatif diyakini bahwa kepentingan publik harus menimbang berat di sini. Para "petugas" istilah di sini diambil alih. Dengan demikian, seseorang yang memiliki Wilders tersinggung Wilders diadili meskipun itu sendiri tidak diperlukan. Pada akhirnya, penganiayaan yang masih ditemukan bagian, tapi secara hukum mereka bisa memiliki. [ sunting ]Belgia Di Belgia kita berbicara tentang keluhan kejahatan (atau: kejahatan pribadi). Sekali lagi, keluhan formal diperlukan untuk penuntutan untuk melanjutkan. Hal ini agar, misalnya: tertentu kasus pencemaran nama baik (Pasal 275 dan 277 Sw) pelecehan (Pasal 442a Sw) fitnah dan pencemaran nama baik (Pasal 450 Sw)

Klachtdelict [bewerken]Nederland Een klachtdelict is een delict waarbij de verdachte pas vervolgd kan worden als het slachtoffer van het delict heeft aangegeven strafrechtelijke vervolging te wensen. Het OM kan dan nog steeds besluiten niet tot vervolging over te gaan, het enige is dat het OM een klachtdelicht niet kan vervolgen als het slachtoffer daar niet om vraagt. Dit principe wordt bij bijvoorbeeld afdreiging (in de volksmond chantage genoemd) gehanteerd, om te voorkomen dat wat het slachtoffer geheim wil houden, bekend wordt in de in Nederland bijna altijd openbare rechtspraak. Ook eenvoudige belediging is een klachtdelict, want vervolging kan voor het slachtoffer meer nadeel dan voordeel hebben. Belediging van een ambtenaar in functie "gedurende of ter zake van de rechtmatige uitoefening van zijn bediening" is dat echter niet, zodat dat ook kan worden vervolgd als die ambtenaar dat niet wil. De wetgever meende dat het algemeen belang hier zwaarder moest wegen. Het begrip "ambtenaar" wordt hier ruim genomen. Zo werd iemand die Wilders beledigd had vervolgd hoewel Wilders dat

zelf niet nodig vond. Uiteindelijk heeft die vervolging toch geen doorgang gevonden, maar juridisch was het mogelijk geweest. [bewerken]Belgi In Belgi spreekt men van een klachtmisdrijf (of nog: privaat misdrijf). Ook hier is een formele klacht vereist om tot vervolging te kunnen overgaan. Dit is zo voor bijvoorbeeld: bepaalde gevallen van smaad (art 275 en 277 Sw) belaging (art 442bis Sw) laster en eerroof (art 450 Sw)

www.wikipedia.com/klachtdelict Delik Biasa VS Delik Aduan. Delik biasa (delik laporan) adalah suatu tindak pidana yang penuntutannya bisa dilakukan dengan dilaporkan atau karena tertangkap tangan, dan bisa dilaporkan siapa saja serta laporan tersebut tidak dapat dicabut kembali. Ciri khusus dari Delik biasa (delik laporan) adalah tidak perlu adanya laporan, polisi dapat menyelesaikan delik tersebut tanpa adanya laporan. Contohnya Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan atau Pasal 362 KUHP tentang pencurian. Delik biasa (delik laporan) setelah diproses secara hukum acara pidana tidak dapat diselesaikan dengan berdamai atau tidak dapat diselesaikan di luar pengadilan, hanya beberapa kasus saja seperti hal yang ancaman pidananya ditentukan dengan denda dalam pelanggaran, maka dengan membayar maksimum denda yang ditentukan, atau pejabat negara menggunakan dengan menggunak asas oportunitas, amnesti dan abolisi dari Presiden. Delik aduan (klacht delict) adalah suatu tindak pidana yang penuntutannya didasarkan pada klacht atau pengaduan korban/pihak keluarga korban. Diadukan oleh orang-orang yang diatur dalam Pasal 72 KUHP dan dapat dicabut kembali. Delik aduan dapat diselesaikan dengan berdamai. Contoh pasal yang ada dalam KUHP tentang perzinahan (Pasal 284 KUHP), pencurian dalam keluarga (Pasal 367 KUHP), penghinaan/pencemaran nama baik (Pasal 310 KUHP jo. Pasal 319 KUHP) nama baik dapat diselesikan dengan jalan damai. Untuk mengetahui apakah sutu delik itu Delik biasa (delik laporan)atau delik aduan harus dilihat dalam isi pasal tersebut. Delik aduan terbagi dua, yaitu: 1. Delik aduan absolute, pengertiannya adalah delik yang sejak semula penuntutannya semata-mata karena pengaduan dan bila terlibat beberapa pelaku maka semua pelaku harus diadukan. Contoh Pasal 284 KUHP tentang perzinahan. 2. Delik aduan relative, mempunyai pengertian: delik yang pada dasarnya adalah Delik biasa (delik laporan) tetapi karena keadaan tertentu (karena ada hubungan pelaku dengan korban) maka digolongkan dalam delik aduan dan bila terjadi penyertaan beberapa peserta/pelaku maka dapat dipisahkan. Contoh Pasal 367 KUHP tentang pencurian dalam Keluarga. Sumber : http://www.komhukum.com/?com=klinik&act=read&iop=aab3238922bcc25a6f606eb525ffdc56

ABSOLUUT KLACHTDELICT (MUTLAK) Istilah ini dipakai untuk kejahatan-kejahatan yang selalu penuntutannya tertunda sampai adanya suatu pengaduan, seperti berzina yaitu bersetubuh dengan orang lain daripada suami atau istrinya (pasal 284), melarikan orang perempuan (pasal 332,schaking), membuka rahasia (pasal 322). Sifat pengaduan dalam absoluut klachtdelict ini ialah bahwa pengaduan tidak boleh dibatasi pada beberapa orang tertentu, tetapi dianggap ditujukkan kepada siapa saja yang melakukan kejahatan yang bersangkutan. Dalam hal ini dikatakan bahwa pengaduan ini tidak dapat dipecah-pecah (onsplitsbaar) Sumber : http://rechtslaw.blogspot.com/2012/02/absoluut-klachtdelict-mutlak.html Delik Aduan Delik aduan adalah delik yang hanya dapat dituntut, jika diadukan oleh orang yang merasa dirugikan. Delik aduan sifatnya pribadi/privat, yang memiliki syarat yaitu harus ada aduan dari pihak yang dirugikan. Selain itu, yang dimaksid dengan delik aduan/klach delict merupakan pembatasan inisiatif jaksa untuk melakukan penuntutan. Ada atau tidaknya tuntutan terhadap delik ini tergantung persetujuan dari yang dirugikan/korban/orang yang ditentukan oleh undang-undang. Delik ini membicarakan mengenai kepentingan korban. Dalam ilmu hukum pidana delik aduan ini ada dua macam, yaitu :1. Delik Aduan absolute (absolute klacht delict)2. Delik aduan relative (relatieve klacht delict)1. Delik Aduan absolute (absolute klacht delict)Merupakan suatu delik yang baru ada penuntutan apabila ada pengaduan dari pihak yang dirugikan. Dan yang diadukan sifatnya hanyalah perbuatannya saja atau kejahatannya saja. Dalam hal ini bahwa perbuatan dan orang yang melakukan perbuatan itu dianggap satu kesatuan yang tetap bermuara pada kejahatan yang dilakukan. Oleh karena itu delik aduan absolute ini mempunyai akibat hukum dalam masalah penuntutan tidak boleh dipisah-pisahkan/onsplitbaar.Contoh : A dan B adalah suami istri. B berzinah dengan C dan D. Dan A hanya mengadukan B telah melakukan perbuatan perzinahan. Namun, karena tidak dapat dipisahkan/onsplitbaar maka tidak hanya B saja yang dianggap sebagai pelaku, tetapi setiap orang yang terlibat suatu perbuatan atau kejahatan yang bersangkutan yaitu C dan D secara otomatis (sesuai hasil penyelidikan) harus diadukan pula oleh A. Setidaknya delik perzinahan tidak dapat diajukan hanya terhadap dader/mededader saja, melainkan harus keduanya dan pihak lain yang terlibat.Adapun macam-macam delik yang terdapat dalam KUHP yang termasuk dalam Delik Aduan Absolut, sebagai berikut :? Pasal 284 KUHP, tentang perzinahan.? Pasal 287 KUHP, bersetubuh di luar perkawinan dengan seorang wanita berumur di bawah lima belas tahun atau belum waktunya untuk kawin.? Pasal 293-294 KUHP, tentang perbuatan cabul. ? Pasal 310-319 KUHP (kecuali pasal 316), tentang penghinaan.? Pasal 320-321 KUHP, penghinaan terhadap orang yang telah meninggal dunia.? Pasal 322-323 KUHP, perbuatan membuka rahasia.? Pasal 332 KUHP, melarikan wanita.? Pasal 335 ayat (1) butir 2, tentang pengancaman terhadap kebebasan individu.? Pasal 485 KUHP, tentang delik pers.2. Delik aduan relative (relatieve klacht delict)Yakni merupakan suatu delik yang awalnya adalah delik biasa, namun karena ada hubungan istimewa/keluarga yang dekat sekali antara si korban dan si pelaku atau si pembantu kejahatan itu, maka sifatnya berubah menjadi delik aduan atau hanya dapat dituntut jika diadukan oleh pihak korban.Dalam delik ini, yang diadukan hanya orangnya saja sehingga yang dilakukan penuntutan sebatas orang yang diadukan saja meskipun dalam perkara tersebut terlibat beberapa orang lain. Dan agar orang lain itu dapat dituntut maka harus ada pengaduan kembali. Dari sini, maka delik aduan relative dapat dipisah-pisahkan/splitsbaar.Contoh : A adalah orang tua. B adalah anaknya. Dan C adalah keponakannya. B dan C bekerjasama untuk mencuri uang di lemari A. Dalam perkara ini jika A hanya mengadukan C saja maka hanya C sajalah yang dituntut, sedangkan B tidak.Dari kasus di atas bisa dilihat bahwa delik aduan relative ini seolah bisa memilh siapa yang ingin diadukan ke kepolisian. A karena orang tua dari B, maka ia tidak ingin anaknya yaitu B terkena hukuman pidana, dia hanya memilih C untuk diadukan, bisa karena dengan pertimbangan C bukanlah anaknya. Namun jka kita bandingkan dengan contoh kasus pada delik aduan absolute, dalam kasus perzinahan itu, walau si A hanya kesal dengan salah satu pelaku perzinahan itu, ia tidak bisa hanya mengadukan orang itu saja, karena bagaimanapun konsekuensinya, pihak lain yang terlibat juga dianggap sebagai pelaku.Adapun macam-macam delik yang terdapat dalam KUHP yang termasuk dalam Delik Aduan Relatif, sebagai berikut :? Pasal 367 ayat (2) KUHP, tentang pencurian dalam keluarga.? Pasal 370 KUHP, tentang pemerasan dan pengancaman dalam keluarga.? Pasal 376 KUHP, tentang penggelapan dalam keluarga? Pasal 394 KUHP, tentang penipuan dalam keluarga.? Pasal 411 KUHP, tentang perusakan barang dalam keluarga.C. Ketentuan Dalam KUHPDalam KUHPidana, mengenai delik aduan ini diatur dalam pasal 72-75 KUHP. Dan hal-hal yang diatur dalam KUHP ini adalah, sebaga berikut :1. Mengenai siapa yang berhak melakukan pengaduan terhadap pihak yang dirugikan/korban yang masih berumur di bawah enam belas tahun dan belum dewasa.2. Mengenai siapa yang berhak melakukan pengaduan, apabila pihak yang dirugikan/korban telah meninggal.3. Penentuan waktu dalam mengajukan delik aduan.4. Bisa atau tidaknya pengaduan ditarik kembali. Delik Aduan atau klachdelict sebagai alasan gugurnya hak menuntut pidana Berdasarkan analisi yuridis oleh The Great Lawyer di 14:37

Secara sistematik yang dimaksud dengan Delik Aduan/klachdelict? merupakan pembatasan inisiatif jaksa untuk melakukan penuntutan? ada atautidaknya tuntutan terhadap delik ini tergantung persetujuan dari yang dirugikan/korban/orang yang ditentukan oleh undang-undang.?delik ini membicarakan mengenai kepentingan korbanKlachdelict/perlindungan korban? pertimbangan dimana dalam beberapa hal tertentu kepentingan bagi yang dirugikan lebih besar dari kepentingan negara untuk menuntut (van Hazewinkel, Suringa, Van Hattum, Pompe)?berubahnya pemikiran mengenai delik aduan?kepentingan publik lebih besar dari kepentingan pribadi maka tidak perlu adanya pengaduan untuk melakukan penuntutan, contoh: pembunuhan, pencurian. Wetboek Van Strafvandering?keharusan adanya aduan menjadi syarat supaya dituntutPasal 22: Perzinahan, penghinaan, penggelapan hanya dapat diusut/disidik/dituntut sesudah diterimanya/berdasarkan aduan dari pihak yang dirugikan.Delik aduan hendaknya dicantumkan dalam KUHAP dan bukan KUHP karena membahas hukum secara formil (tata cara pelaksanaan hukum materiil)Pendapat Utrecht: klacdelict hanya melarang penuntutan (vervolging) dan tidak melarang pengusutan (opsporing) oleh polisi guna menjaga keamanan barang bukti ketika diadakan pengaduan dari pihak yang berhak.Pendapat Wiryono: Polisi tidak bisa melakukan pengusutan tanpa adanya pengaduan karena pekerjaan polisi akan sia-sia saja bila tidak ada pengaduan yang datang dari pihak yang berhak.Klachdelict vs Asas Oportunitas Bisakah jaksa memanfaatkan asas oportunitas ketika ada delik aduan?Bisa, dengan alasan kepentingan umum dirugikan apabila jaksa melakukan penuntutan berdasarkan pengaduan dari pihak yang berhak. Contoh: pasal 319. Contoh kasus: ketika menteri kesehatan menyatakan waspada flu burung (terlepas dari benar tidaknya isu tersebut), pihak peternak yang merasa dirugikan dengan pengumuman itu (karena mengakibatkan pendapatannya berkurang) dapat ditolak pengaduannya oleh jaksa dengan alasan untuk menjaga kepercayaan rakyat terhadap menteri kesehatan.Delik aduan ?absolut: pasal 284,287,293, 319,322,332?relatif: 367, 370, 394Delik aduan relatif: hanya keadaan tertentu saja suatu delik menjadi delik aduanAlasan delik aduan relatif:- susila (kepatutan)Contoh: anak mencuri uang ortu- materiil (hukum)Implikasi hukum dalam delik aduan relatif, contoh: istri/suami mencuri uang pasangan, maka dalam hubungannya dengan UU no 1/1974, kecuali diperjanjikan maka tidak dapat dituntut (perjanjian pemisahan harta kekayaan)Delik aduan relatif biasanya berhubungan dengan delik harta kekayaanUntuk delik yang absolut, penuntutan tidak dapat dipecah (onsplitbaar) ?splitting tidak dapat dilakukan. Contoh: - delik perzinahan tidak dapat diajukan hanya terhadap dader/mededader saja, melainkan harus keduanya- penadahanDalam UU PKDRT, yang bisa diadukan adalah kekerasan seksual dan fisik. Yang berhak mengadukan ialah:- istri/suami- keturunan dengan garis lurus ke atas atau menyimpang sampai derajat ketiga- untuk anak di bawah umur oleh wali/wali pengawasnyaPasal 72: yang berhak mengadukan ialah:korban secara langsung- untuk anak yang belum cukup umur, orang tua kandung, angkat, dan waliJangka waktu pengaduan sejak korban mengetahui:- dalam waktu maksimal 6 bulan bila terjadi di dalam negeri- dalam waktu maksimal 9 bulan bila terjadi di luar negeri Pasal 74: Jangka waktu pencabutan aduan: 3 bulan sejak diadukan ? selama jangka waktu tersebut, pengaduan dapat dicabut dan diadukan kembali? pencabutan dan pengaduan dapat dilakukan berkali-kali hanya dalam jangka waktu 3 bulan sejak diadukan pertama kalinya oleh pihak korbanPada prinsipnya aduan yang sudah dicabut tidak dapat diajukan lagi (mengingat adanya jangka waktu pencabutan dan pengaduan kembali adalah singkat, yaitu 3 bulan sejak pengaduan pertama kali dilakukan) Sumber : http://www.epubbud.com/read.php?g=GJKUXGR8&p=2 Pdf : Sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26502/3/Chapter%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai