Anda di halaman 1dari 24

Referat

EMPIEMA

Oleh: Edy Timanta Tarigan, S.ked (08180110 !" Ri#ki P$tra San%aya, S.ked (0&180110&'"

Pem(im(ing: )r. )edy *air$+, S,.P

SM- I.M/ PE01A2IT PAR/ R/MA3 SA2IT /M/M )AERA3 )r. 3. A4)/. MOE.OE2 PRO5I0SI .AMP/06 -A2/.TAS 2E)O2TERA0 /0I5ERSITAS .AMP/06 7018

4A4 I PE0)A3/./A0

Empiema ialah proses supurasi yang terjadi di rongga tubuh, dimana rongga tersebut secara anatomis sudah ada. Empiema dapat terjadi di rongga pleura yang dikenal dengan nama empiema thoraks, dan dapat juga terjadi di kandung empedu dan pelvic. Hippocrates telah mengenalnya sejak 2.400 tahun yang lampau dan dialah yang pertama kali melakukan torakosintesis dan drainase pada pleural empiema, kemudian oleh Graham dan kawan kawannya dari suatu komisi empiema waktu !erang "unia # diberikan cara cara perawatan dan pengobatan $pengelolaan% empiema yang dianut sampai sekarang, walaupun cara pengelolaan empiema di berbagai rumah sakit beraneka ragam, namun tindakan standar masih tetap dipertahankan !enyakit tersebut dapat pula disebabkan oleh &rauma pada dada $sekitar ' () kasus mendorong ke arah empiema% !ecahnya abses dari paru paru ke dalam rongga plaura !erluasan suatu in*eksi yang bukan dari paru paru $misalnya+ madiastinitis, peritonitis% &rauma pada eso*agus #atrogenie in*eksi saat merawat luka di sekitar daerah dada. Empiema mempunyai tingkat kematian yang cukup tinggi, biasanya akibat dari kegagalan berna*as dan sepsis . "engan ditemukannya antibiotika yang ampuh, maka angka prevalensi dan mortalitas empiema mula mula menurun, akan tetapi pada tahun tahun terakhir oleh karena perubahan jenis kuman penyebab dan resistensi terhadap antibiotik, morbiditas dan mortalitas empiema tampak naik lagi.

Empiema thoraks masih merupakan masalah penting, meskipun ada perbaikan teknik pembedahan dan penggunaan antibiotik baru yang lebih e*ekti*. Empiema dapat terjadi sekunder akibat in*eksi ditempat lain, untuk itu perlu dilakukan pengobatan yang adekuat terhadap semua penyakit yang dapat menimbulkan penyulit pada empiema.

4A4 II TI09A/A0 P/STA2A

A. Anat:mi dan -i+i:l:gi Ple$ra

!aru kanan normalnya terdiri dari tiga lobus $atas, tengah, dan bawah% dan merupakan (() bagian paru. !aru kiri normalnya terdiri dari dua lobus $atas dan bawah%. !ada lobus atas paru kiri pada bagian bawahnya terdapat lingula yang merupakan analog dari lobus tengah paru kanan. !aru mengalami perkembangan yang hebat, saat lahir, bayi memiliki 2( juta alveoli , jumlah ini bertambah menjadi -00 juta setelah dewasa. !ertumbuhan paling sering terjadi saat usia . tahun. !ertumbuhan tercepat pada usia - / 4 tahun. !leura adalah membran tipis terdiri dari 2 lapisan yaitu pleura viseralis dan parietalis. 0ecara histologis kedua lapisan ini terdiri dari sel mesotelial, jaringan ikat, dan dalam keadaan normal, berisikan lapisan cairan yang sangat tipis. 1embran serosa yang membungkus parekim paru disebut pleura viseralis, sedangkan membran serosa yang melapisi dinding toraks, dia*ragma, dan mediastinum disebut pleura parietalis. 2ongga pleura terletak antara paru dan dinding thoraks. 2ongga pleura dengan lapisan cairan yang tipis ini ber*ungsi sebagai pelumas antara kedua pleura. 3edua lapisan pleura ini bersatu pada hilus paru. "alam hal
4

ini, terdapat perbedaan antara pleura viseralis dan parietalis, diantaranya pleura viseralis memiliki ciri ciri permukaan luarnya terdiri dari selapis sel mesotelial yang tipis 4 -0mm, diantara celah celah sel ini terdapat sel lim*osit, di bawah sel sel mesotelial ini terdapat endopleura yang berisi *ibrosit dan histiosit, di bawahnya terdapat lapisan tengah berupa jaringan kolagen dan serat serat elastik, lapisan terbawah terdapat jaringan interstitial subpleura yang banyak mengandung pembuluh darah kapiler dari a. pulmonalis dan a. brakhialis serta pembuluh lim*a, menempel kuat pada jaringan paru, *ungsinya untuk mengabsorbsi cairan pleura. !leura parietalis jaringannya lebih tebal terdiri dari sel sel mesotelial dan jaringan ikat $kolagen dan elastis%, dalam jaringan ikat tersebut banyak mengandung kapiler dari a. intercostalis dan a. mamaria interna, pembuluh lim*a dan banyak reseptor sara* sensoris yang peka terhadap rasa sakit dan perbedaan temperatur. 3eseluruhan berasal n. intercostalis dinding dada dan alirannya sesuai dengan dermatom dada, mudah menempel dan lepas dari dinding dada di atasnya, ber*ungsi untuk memproduksi cairan pleura. 5olume cairan pleura selalu konstan, dipengaruhi oleh tekanan hidrostatik sebesar 6 mmHg, diproduksi oleh pleura parietalis, serta tekanan koloid osmotik sebesar '0 mmHg yang selanjutnya akan diabsorbsi oleh pleura viseralis. !enyebab akumulasi cairan pleura adalah sebagai berikut + '. 1enurunnya tekanan koloid osmotik $hipolbuminemia% 2.1eningkatnya permeabilitas kapiler $radang, neoplasma% -.1eningkatnya tekanan hidrostatik $gagal jantung% 4. 1eningkatnya tekanan negati* intrapleura $atelektasis%

4. )efini+i Em,iema Empiema adalah suatu keadaan dimana nanah dan cairan dari jaringan yang terin*eksi terkumpul di suatu rongga tubuh. 3ata ini berasal dari bahasa 7unani 8 empyein 8 yang artinya menghasilkan nanah $supurasi%. Empiema paling sering digunakan sebagai pengumpulan nanah di dalam rongga di sekitar paru paru $rongga pleura%. &api, kadang juga
5

digunakan sebagai pengumpulan nanah di kandung empedu atau rongga pelvic. Empiema di rongga pleural biasanya dikenal dengan empiema thoraks, untuk membedakan dengan empiema di rongga tubuh lain.

rongga pleura normal

empiema di rongga pleura

empiema thoracis

empiema duktus billiaris

;. Eti:l:gi Em,iema Empiema thoraks dapat disebabkan oleh in*eksi yang berasal dari paru atau luar paru. '. #n*eksi berasal dari paru !neumonia abses paru
6

bila timbul di peri*er paru dan berdekatan dengan plura visceralis, kadang kadang dinding abses bias pecah serta ikut pula merobek pleura visceralis yang pada akhirnya menjadi empiema *istel bronkopleura bronkiektasis tuberculosis paru aktinomikosis pau 2. #n*eksi berasal dari luar paru trauma thoraks pembedahan thoraks torakosentesis masuknya jarum ke dinding dada untuk mengalirkan cairan di rongga pleura, biasanya jarang terjadi abses sub*renik,missal abses hati karena amuba Empiema thoraks kuman penyebab tersering ialah kuman staphylococcus, kadang kadang pneumococcus dan streptococcus jarang sekali kuman kuman gram negative seperti hemophilus influenza. Empiema pelvic pada wanita biasanya disebabkan strain Bacteroides atau pseudomonas aeruginosa. !ada empiema kandung empedu biasanya disebabkan oleh E.coli, Klebsiella pneumonia, Streptococus.

). E,idemi:l:gi Hampir 60 ) kasus empiema thoraks disebabkan oleh Stapylococus aureus, dan kurang sering akibat Pneumokokus $terutama tipe ' dan -% dan Haemophilus influenza. #nsidens relative H. influenza telah menurun sejak pengenalan vaksinasi Hi9.

"i negara yang sudah maju incidence empiema thoraks pada saat ini sudah sangat menurun, berkat pengobatan penyakit pneumonia: bronchopneumonia dengan antibiotik secara adekuat. ;amun di negara yang sedang berkembang seperti #ndonesia, insidens masih tinggi. #nsidens tertinggi terdapat pada masa bayi $in*ancy%. "i <merika terjadi, lebih dari satu juta kasus terjadi, dari laporan rutin yang dipublikasikan oleh 0targe and 0ahr $'666% tentang penyebab in*eksi pluera, =0) kasus terjadi sebagai parapneumonic e**usion murni, ( '0) sebagai parapneumoic e**usion sederhana dengan komplikasi, sekitar () terjadi akibat trauma dada. "i #ndonesia, diantara 2.'62 penderita yang dirawat oleh karena berbagai macam penyakit paru di bagian penyakit paru 20. "r. 0oetomo:>3 ?niversitas <irlangga 0urabaya sejak tanggal ' @anuari '6=- -' "esember '6=( terdapat =4 penderita empiema thorasis $-,4)%. "ari kasus tersebut terdapat (= penderia pria $==)% dan '= penderita wanita $2-)% yang berarti ratio pria dan wanita adalah -,4 + '. 0ecara internasional, timbulnya in*eksi rongga pleura atau empiema tidak diketahui, bagaimanapun 4.000 kasus in*eksi rongga pleura terjadi dalam setahun di #nggris.

E. 2la+ifika+i Em,iema 9erdasarkan perjalanan penyakitnya empiema thoraks dapat dibagi dua +

'. Empiema akut


&erjadi sekunder akibat in*eksi di tempat lain. &erjadinya peradangan akut yang diikuti pembentukan eksudat

2. Empiema kronis
9atas tegas antara empiema akut dan kronis sukar ditentukan. Empiema disebut kronis, bila prosesnya berlangsung lebih dari - bulan

0edangkan, the <merican thoracis society membagi empiema thoraks menjadi tiga + '. Eksudat "imana cairan pleura yang steril di dalam rongga pleura merespons proses in*lamasi di pleura 2. >ibropurulen Aairan pleura menjadi lebih kental dan *ibrin tumbuh di perrmukaan pleura yang bisa melokulasi pus dan secara perlahan lahan membatasi gerak dari paru. -. Brganisasi 3antong kantong nanah yang terlokulasi akhirnya dapat mengembang menjadi rongga abses berdinding tebal, atau sebagai eksudat yang berorganisasi, paru dapat kolaps. "an dikelilingi oleh bungkusan tebal, tidak elastic.

-. Pat:gene+i+ Em,iema &erjadinya empiema thoraks dapat melalui tiga jalan + '. 0ebagai komplikasi penyakit pneumonia atau bronchopneumonia dan abscessus pulmonum, oleh karena kuman menjalar per continuitatum dan menembus pleura visceralis 2. 0ecara hematogen , kuman dari *ocus lain sampai di pleura visceralis -. #n*eksi dari luar dinding thoraC yang menjalar ke dalam rongga pleura, misalnya pada trauma thoracis, abses dinding thoraC. &erjadinya empiema akibat invasi basil piogenik ke pleura, timbul peradangan akut yang diikuti dengan pembentukan eksudat serous dengan banyak sel sel !1; baik yang hidup ataupun mati dan meningkatnya kadar protein, maka cairan menjadi keruh dan kental. <danya endapan endapan *ibrin akan membentuk kantong kantong yang melokalisasi nanah tersebut. <pabila nanah menembus bronkus timbul *istel bronko pleura, atau menembus dinding thoraks dan keluar melalui kulit disebut empiema nasessitatis. 0tadium ini masih disebut empiema akut yang lama lama akan menjadi kronis $batas tak jelas%.

9iasanya empiema merupakan suatu proses luas, yang terdiri atas serangkaian daerah berkotak kotak yang melibatkan sebagian besar dari satu atau kedua rongga pleura. "apat pula terjadi perubahan pleura parietal. @ika nanah yang tertimbun tersebut tidak disalurkan keluar, maka akan menembus dinding dada ke dalam parenkim paru paru dan menimbulkan *istula. !iopneumothoraks dapat pula menembus ke dalam rongga perut. 3antung kantung nanah yang terkotak kotak akhirnya berkembang menjadi rongga rongga abses berdinding tebal, atau dengan terjadinya pengorganisasian eksudat maka paru paru dapat menjadi kolaps serta dikelilingi oleh sampul tebal yang tidak elastis .

Empiema !athophysiologi

Empiema !athophysiologi

10

6. Manife+ta+i klini+ &anda tanda gejala awal terutama pada empiema thoraks adalah tanda dan gejala pneumonia bacteria. !enderita yang diobati dengan tidak memadai atau dengan antibiotik yang tidak tepat dapat mempunyai interval beberapa hari antara *ase pneumonia klinik dan bukti adanya empiema. 3ebanyakan penderita menderita demam. demamnya remitten. takikardi, dyspneu, sianosis, batuk batuk. !ada pemeriksaan *isik ditemukan tanda tanda seperti pleural effusion umumnya. 9entuk thoraks asimetrik, bagian yang sakit tampak lebih menonjol, pergerakan na*as pada sisi yang sakit tertinggal, perkusi pekak, jantung dan mediastinum terdorong kearah yang sehat, bila nanahnya cukup banyak sel iga pada sisi yang sakit melebar, bising na*as pada bagian yang sakit melemah sampai hilang. !emeriksaan darah tepi menunjukkan leukositosis dan pergeseran ke kiri seperti pada in*eksi akut umumnya. 3. )iagn:+i+ Em,iema

11

Pemerik+aan -i+ik 3ualitas suara perna*asan yang dapat ditemukan adalah suara pernapasan bronkial, normalnya didengar di trakea, yang pada auskultasi inspirasi dan ekspirasi jelas terlihat. 0uara perna*asan peri*er lainnya yang dapat terdengar adalah suara pernapasan vesikular, yakni rasio inspirasi yang terdengar lebih panjang dari ekspirasi. 0uara pernapasan bronkial yang terdengar pada paru peri*er diperkirakan terjadi konsolidasi atau adanya e*usi pleura. 1enurunnya suara perna*asan saat usaha bernapas merupakan alasan yang cukup untuk mencurigai adanya atelektasis, konsolidasi lobaris $pneumonia% atau e*usi pleura. &emuan yang didapatkan dari pemeriksaan *isik, dipadukan dengan inspeksi yang terlihat adanya deviasi trakea dengan jantung, pergerakan dinding dada, perkusi, *remitus, suara perna*asan, dan melemah sampai menghilangnya suara perna*asan, dapat membantu menemukan patologi intratoraks. Pemerik+aan Pen$n%ang 0elain berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan *isik pada pemeriksaan laboratorium didapat kadar D"H, total protein dan E9A yang meningkat dari normal. 9iopsy pleura dapat dilakukan bersamaan dengan pungsi. @aringan yang didapat dikirimkan untuk pemeriksaan patologi anatomi dan mikroskopis.

!ada pemeriksaan patologi anatomi didapatkan gambaran endapan sentri*ugasi padat dengan sel sel radang yang terdiri dari leukosit, !1; dan histiosit, kesan pleuritis supurati*.

12

!atologi anatomi pada empiema "iperlukan *oto rontgen thoraC $<! dan lateral% yang dibuat baik dalam posisi tiduran atau tegak, yang menunjukkan cairan dalam rongga pleura misalnya perselubungan yang homogeny, penebalan pleura, sinus phrenicocostalis menghilang, sela iga melebar.

>oto rontgen pada pasien empiema !ungsi pleura juga merupakan diagnostic penting dalam menunjukkan keluarnya pus. "engan cara menusuk dari luar dengan suatu semprit steril '0:20 ml serta menghisap

13

sedikit cairan pleura untuk dilihat secara *isik dan pemeriksaan biokimia + tes rivalta. 3olesterol dan D"H $lactate dehydroginase%. <khir akhir ini diketahui pemeriksaan kolesterol dan D"H cairan pleura akan sangat mempermudah untuk membedakan antara eksudat dan transudat. 3olesterol F 4( mg:dl dan D"H 200 #? disebut eksudat. ?ntuk mengetahui kumam penyebabnya diperlukan pemeriksaan sediaan laangsung dari pus secara mikroskospik. <tau dengan pembiakan kuman $secara tak langsung% dan uji resistensi.

I.

)iagn:+a (anding Empiema thoraks harus dapat dibedakan dengan + '. Pleural effusion <dalah adanya cairan patalogis dalam rongga pleura. biasanya disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis. biasanya pasien dating dengan nyeri dada pada sisi yang sakit, bila sudah berlanjut, karena nyeri ini pasien tak dapat miring lagi ke sisi yang sakit. pada pemeriksaan radiologis tampak suatu kesuraman yang menutupi gambaran paru normal yang dimulai dari diaphragma. hasil pemeriksaan pleura akan dapat memberikan diagnosis pasti.

2. 0chwarte
<dalah gumpalan *ibrin yang melekatkan pleura visceralis dan pleura parietalis setempat. schwarte ini tentunya akan menurunkan kemampuan na*as penderita karena gangguan retraksi, maka akan timbul de*ormitas dan kemunduran *aal paru akan lebih parah lagi.

9.

2:m,lika+i Em,iema 0ebagai komplikasi dapat terjadi perluasan secara per kontinuitatum, pada in*eksi Stapiloccocus, sering timbul *istula broncopleura dan piopneumothoraks. 3omplikasi lokal lainnya, meliputi perikarditis purulen, abses paru, peritoinitis akibat robekan melalui
14

dia*ragma, dan osteomielitis iga. 3omplikasi sepsis seperti meningitis , arthritis, dan osteomielitis dapat juga terjadi secara hematogen. !ada empiema Stapiloccocus, septikimia jarang terjadi, komplikasi ini sering ditemukan pada in*eksi H. influenza dan Pneumococus.

2. Penatalak+anaan Em,iema !rinsip penanggulangan empiema thoraks adalah + a. !engosongan rongga pleura !rinsip ini seperti yang dilakukan pada abses dengan tujuan mencegah e*ek toksik dengan cara membersihkan rongga pleura dari nanah dan jaringan jaringan yang mati. !engosongan pleura dilakukan dengan cara . Closed drainage indikasi+ ;anah sangat kental dan sukar diaspirasi ;anah terus terbentuk setelah 2 minggu &erjadinya piopneumothoraks !engeluaran nanah dengan cara E0" dapat dibantu dengan melakukan penghisapan bertekanan negative sebesar '0 20 cm H2B jika penghisapan telah berjalan - 4 minggu, tetaapi tidak menunjukkan kemajuan, maka harus ditempuh dengan cara lain, seperti pada empiema thoraks kronis. tube thoracostomy !ater sealed drainage "#S$% dengan

&pen drainage 3arena drainase ini menggunakan kateter thoraks yang besar, maka diperlukan pemotongan tulang iga. "rainase terbuka ini dikerjakan pada empiema menahun karena pengobatan yang diberikan terlambat, pengobatan tidak adekuat atau mungkin sebab lain, yaitu drainase kurang bersih.

15

open !indo! thoracostomy' claggette procedure

open !indo! thoracostomy ' eloesser flap

b. !emberian antibiotik yang sesuai 1engingat kematian utama empiema karena terjadinya sepsis, maka antibiotik memegang peranan penting. <ntibiotik harus segera diberikan begitu diagnosis ditegakkan dan dosis harus adekuat. !emilihan antibiotik didasarkan pada hasil pengecatan Gram dari hapusan nanah. !engobatan selanjutnya bergantung dari hasil kultur dan uji kepekaan.
16

Empiema Stafiloccocus pada bayi paling baik diobati dengan cara paranteral atau bila dapat diterapkan dengan penisilin G atau vankomisin. #n*eksi Pneumoccocus berespon terhadap penisilin, se*triakson atau se*otaksim, tetapi mungkin perlu vankomisin jika terjadi resistensi terhadap penisilin. H. influenza berespon terhadap se*otaksim, se*triakson, ampisilin atau klorampenicol. <khir akhir ini penggunaan obat obatan *ibrolitik seperti streptokinase , urokinase secara intrapleural juga dapat digunakan.tetapi penggunaan *ibrinolitik ini masih dalam penelitian. *ibrinolitik bekerja menghancurkan *ibrin yang melekat di permukaan pleura sehingga akan mempermudah drainase dari cairan pleura. 3ategori Bbat + <ntibiotik ;ama Bbat Golongan "osis 3ontraindikasi !erhatian 3eterangan !enisilin G $p*iGerpen% #nter*eron ' 4 m?:4 Hj Hipersensiti*itas !enggunaan pada penyembuhan *ungsi ginjal #nteraksi dengan probenecid dapat meningkatkan e*ektivitas obat, sedangkan dengan tetracycline dapat menurunkan e*ektivitas obat

;ama Bbat Golongan "osis 3ontraindikasi E*ek 0amping 3eterangan

5ankomisin $vankokin,vancoled,lyphocin% "apat bekerja pada kuman gram positi* dan spesies Enterococcus -0 mg:kgbb:hari Hipersensiti*itas Eritema, *lushing, reaksi ana*ilaktik !erlu diperhatikan penggunaan pada gagal ginjal dan neutropenia
17

c. !enutupan rongga empiema !ada empiema menahun, seringkali rongga empiema tidak menutup karena penebalan dan kekakuan pleura. 9ila hal ini terjadi, maka dilakukan pembedahan, yaitu + "ekortikasi &indakan ini termasuk operasi besar yaitu + mengelupas jaringan pleura pleura yang menebal. #ndikasi dekortikasi ialah + "rainase tidak berjalan baik, karena kantung kantung yang berisi nanah. Detak empiema sukar dicapai oleh drain Empiema totalis yang mengalami organisasi pada pleura visceralis $peel sangat tebal%

gambar 4. dekortikasi

&orakoplasti &indakan ini dilakukan apabila empiema tidak dapat sembuh karena adanya *istel bronkopleura atau tidak mungkin dilakukan dekortikasi. !ada kasus ini pembedahan dilakukan dengan memotong iga subperiosteal dengan tujuan supaya dining thoraks dapat jatuh ke dalam rongga pleura akibat tekanan udara luar.

18

&orakoplasti d. !engobatan kausal !engobatan kausal ditujukan pada penyakit penyakit yang menyebabkan terjadinya empiema , misalnya abses sub*renik. <pabila dijumpai abses sub*renik, maka harus dilakukan drainase subdia*ragmatika. 0elain itu masih perlu diberikan pengobatan spesi*ik, untuk amebiasis, tuberculosis, aktinomikosis dan sebagainya. e. !engobatan tambahan !engobatan ini meliputi perbaikan keadaan umum serta *isioterapi untuk membebaskan jalan na*as dari sekret $nanah%, latihan gerakan untuk mengalami cacat tubuh $de*ormitas%. !enanggulangan empiema tergantung dari *ase empiema + *ase # $*ase eksudat% "ilakukan drainase tertutup $E0"% dan dengan E0" dapat dicapai tujuan diagnostic terapi dan prevensi, diharapkan dengan pengeluaran cairan tersebut dapat dicapai pengembangan paru yang sempurna. *ase ## $*ase *ibropurulen% !ada *ase ini penanggulangan harus lebih agresi* lagi yaitu dilakukan drainase terbuka $reseksi iga 8open !indo!I%. "engan cara ini nanah yanga ada dapat dikeluarkan dan perawatan luka dapat dipertahankan. "rainase terbuka juga bertujuan untuk menunggu keadaan pasien lebih baik dan proses in*eksi lebih tenang sehingga intervensi bedah yang lebih besar dapat dilakukan. !ada *ase ## ini 5<&0 surgery sangat bermam*aat, dengan cara ini dapat dilakukan empiemektomi dan atau dekortikasi. >ase ### $*ase organisasi%
19

"ilakukan intervensi bedah berupa dekortikasi agar paru bebas mengembang atau dilakukan obliterasi rongga empiema dengan cara dinding dada dikolapskan $torakoplasti% dengan mengangkat iga iga sesuai dengan besarnya rongga empiema, dapat juga rongga empiema ditutup dengan periosteum tulang iga bagian dalam dan otot interkostans $air plombage%, dan ditutup dengan otot atau omentum $muscle plombage atau omental plombage%.

<ir plombage

<logaritma 1anagemen Empiema

20

!ada empiema tuberkulosa, toraktomi dilakukan bila keadaan sudah tidak didapat kuman baik pada sputum maupun cairan pleura dimana bakteri tahan asam $9&<% pada sputum dan cairan pleura sudah negative. ?ntuk mencapai sputum dan cairan pleura negative diberikan obat anti &9 yang masih sensitive secara teratur dan untuk mencapai cairan pleura 9&< negative dapat dilakukan reseksi iga $window and JauGing% bila keadaan paru sangat rusak $menjadi sarang kuman &9% dilakukan reseksi paru $pneumonektomi atau lobektomi%.

.. Pr:gn:+i+ 1ortalitas bergantung pada umur , penyakit penyerta, penyakit dasarnya dan pengobatan yang adekuat. <ngka kematin meningkat pada usia tua atau penyakit dasar yang berat dank arena terlambat dalam pemberian obat. 3ematian pada empiema oleh Staphylococcus pada bayi dan anak kcil masih tinggi. Hal ini disebabkan terutama oleh ganasnya Staphylococcus yang dapat mengubah bronchopneumonia ringan menjadi empiema dalam beberapa jam saja. Hal ini mungkin karena natural resistance bayi dan anak kecil umumnya masih rendah. !ada penyembuhan biasanya tidak terdapat terdapat keluhan lagi walaupun kadang kadang masih terdapat perlengketan ringan yang dapat menghilang di kemudian hari.

21

4A4 III 2ESIMP/.A0

'. 2.

Empiema adalah keadaan terkumpulnya nanah $pus% dalam rongga pleura,yang dapat setempat atau mengisi rongga pleura. Empiema influenzae. sering disebabkan oleh kuman Staphylococcus, kadang kadang Pneumococcus dan Streptococcus, jarang sekali kuman gram negative seperti Haemophilus

-. 4. (.

9entuk klinis empiema terdiri atas empiema akut yang merupakan sekunder dan empiema kronis yaitu empiema yang berlangsung lebih dari - bulan. !rinsip pengobatan empiema yaitu berupa pengosongan nanah, antibiotika, penutupan rongga empiema, pengobaan kausal, pengobatan tambahan. !rognosis dipengaruhi oleh umur, penyakit dasarnya, dari pengobatan permulaan adekuat. <ngka kematian meningkat pada umur tua, penyakit dasar yang berat dan pengobatan terlambat.

22

)A-TAR P/STA2A

'. 9artlett @G+ (naerobic bacterial infections of the lung. Ahest '6.= @un, 6'$H%+ 60' 6. 2. Eiedemann H!, 2ice &E+ )ung abscess and empiema. -. 9uku ajar ilmu penyakit dalam >3?# , @akarta. @uli 200H. 4. Ahest Bnline. 1anagement o* <cute Empyema. (merican College of Chest Physicians.
Ahest. '662, '02, '-'H '-'=.

5. www.nlm.nih.gov:empiema:000'2-.html

23

24

Anda mungkin juga menyukai