Anda di halaman 1dari 34

SPEKTROFOTOMETRI

LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA I
Materi:
SPEKTROFOTOMETRI
Oleh:
Anindya Satya Putri NIM : 21030110141086
Ekky Febri Ariani NIM : 21030110141026
Fany Kusuma Wardani NIM : 21030110141032
Fitra Pratama Suryantoro NIM : 21030110141060
Widi Taufik Aliftiyo NIM : 21030110141041

Praktikum Dasar Teknik Kimia I
Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
Semarang
2010
SPEKTROFOTOMETRI
Laboratorium Dasar Teknik Kimia I i

HALAMAN PENGESAHAN

SPEKTROFOTOMETRI

Kelompok 3 Kamis Pagi
Anindya Satya Putri NIM : 21030110141086
Ekky Febri Ariani NIM : 21030110141026
Fany Kusuma Wardani NIM : 21030110141032
Fitra Pratama Suryantoro NIM : 21030110141060
Widi Taufik Aliftiyo NIM : 21030110141041






Mengetahui,
Semarang, 21 Desember 2010


Dodi Afandi
NIM L2C009142

SPEKTROFOTOMETRI
Laboratorium Dasar Teknik Kimia I ii

RINGKASAN
Spektrofotometri adalah salah satu analisa kuantitatif menggunakan
instrument yang dilakukan berdasarkan transmitansi atau absorbansi larutan
terhadap cahaya pada panjang gelombang tertentu. Tujuan dari spektrofotometri
adalah menentukan konsentrasi ion SO
4
2-
dalam larutan secara turbidimetri
dengan menggunakan alat spektrofotometer.
Spektrofotometer memberikan data berdasarkan hukum lambert-beer dan
didapatkan hubungan antara absorbansi dengan konsentrasi. Data yang
diperoleh dari analisa ini adalah berdasarkan pada kekeruhan suatu larutan
(turbidimetri). Kekeruhan zat tersebut yang diukur oleh spektrofotometer dan
keluar lah data yang dapat berubah nilai absorbansi atau dapat juga nilai
transmitansinya. Persamaan least square dibuat untuk memenuhi hukum
lambert-beer, yang didasarkan pada absorbansi dan konsentrasi larutan induk
CuSO
4
. Persamaan least square yaitu y=mx+c, dimana y adalah absorbansi, m
adalah konstanta, dan x adalah kadar larutan.
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah HCl pekat, larutan
induk CuSO
4
, BaCl.2H
2
O dan aquadest. Alat yang digunakan Spetrofotometer
OPTIMA SP-300, cuvet, beaker glass, labu takar, pipet, dan erlenmeyer.
Langkah pertama yaitu kalibrasi alat yaitu mengukur aquadest sampai
pembacaan transmitansi 100%. Pembuatan kurva standart, dengan mengambil
3ml, 4ml, 7ml, 9ml. Larutan CuSO
4
encerkan dan ambil 10 ml, setelah itu kocok
dan ukur dalam =490nm, 530nm, dan 600nm. Lalu buat persamaan least
square. Langkah terakhir yaitu mengukur konsentrasi sampel dengan cara yang
sama dengan larutan induk. Data yang diperoleh berupa nilai transmitansi
dimasukkan dalam persamaan least square sehingga mendapat hasil konsentrasi
SO
4
2-
dari sampel =490nm, 530nm, dan 600nm.

Kata kunci: spektrofotometri, kuantitatif, transmitansi, absorbansi, turbidimetri,
spektrofotometer

SPEKTROFOTOMETRI
Laboratorium Dasar Teknik Kimia I iii

KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah, dengan segala kekurangan dan kelebihannya,
laporan resmi ini akhirnya bisa terselesaikan. Laporan resmi ini disusun untuk
memberikan arahan kepada mahasiswa dalam mempelajari materi praktikum
dasar teknik kimia 1 Spektrofotometri di jurusan Teknik Kimia, Fakultas
Teknik Universitas Diponegoro. Keberadaan laporan resmi ini dimaksudkan
untuk mendorong ataupun memudahkan mahasiswa dalam mempelajari materi
spektrofotometri.
Laporan resmi ini menerangkan sebagian materi yang harus disampaikan
dalam mata kuliah Praktikum Dasar Teknik Kimia 1 yang tertuang dalam silabi
yang telah disusun. Materi yang ditulis dalam diktat ini merupakan hasil hasil
penelitian yang penulis lakukan ditambah dengan referensi dari beberapa buku
dan hasil pencarian menggunakan internet. Oleh karena itu, pengembangan
materi dengan membaca referensi referensi lain merupakan komplemen yang
sangat bermanfaat.
Dengan terselesaikannya laporan resmi ini, penulis menyampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan
resmi ini. Dalam menyusun laporan resmi ini, penulis telah berusaha
untukmenyampaikan dengan baik dan benar, namun penulis menyadari bahwa
tidak mungkin luput dari adanya kesalahan. Oleh karena itu, penulis sangat
terbuka terhadap saran dan kritik yang membangun serta mohon maaf jika ada
kesalahan. Akhirnya, penulis berharap semoga laporan resmi ini bermanfaat bagi
semua pihak yang membutuhkan terutama Mahasiswa Teknik Kimia UNDIP.


Semarang, 21 Desember 2010

Ttd

Penulis
SPEKTROFOTOMETRI
Laboratorium Dasar Teknik Kimia I iv

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan ............................................................................ i
Ringkasan ............................................................................................. ii
Kata Pengantar ..................................................................................... iii
Daftar Isi .............................................................................................. iv
Daftar Tabel.......................................................................................... v
Daftar Gambar ..................................................................................... vii
Intisari .................................................................................................. viii
BAB I Pendahuluan .............................................................................. 1
I.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
I.2 Rumusan Masalah ................................................................... 1
I.3 Tujuan Percobaan .................................................................... 1
I.4 Manfaat Percobaan .................................................................. 1
BAB II Tinjauan Pustaka ...................................................................... 2
II.1 Pengertian .............................................................................. 2
II.2 Peralatan untuk Spektrofotometri ........................................... 2
II.3 Hukum Lambert-Beer ............................................................ 3
II.4 Metode Least-Square...............................................................4
BAB III Metodologi Percobaan ............................................................. 6
III.1 Alat dan Bahan ...................................................................... 6
III.1.1 Bahan ............................................................................ 6
III.1.2 Alat ............................................................................... 6
SPEKTROFOTOMETRI
Laboratorium Dasar Teknik Kimia I v

III.2 Gambar Alat dan Keterangannya ........................................... 6

III.3 Cara Kerja ............................................................................. 7
III.3.1 Kalibrasi Alat ................................................................ 7
III.3.2 Pembuatan Kurva Standar ............................................. 8
III.3.3 Pengukuran Larutan Sampel .......................................... 8
BAB IV Hasil Percobaan dan Pembahasan ............................................ 9
IV.1.1 Hasil Percobaan .................................................................. 9
IV.1.2 Pembahasan ........................................................................ 9
a. Larutan Sampel yang Kurang Homogen .............................. 9
b. Penambahan HCl yang Terlalu Banyak ................................ 10
c. Cuvet yang Digunakan Tidak Bersih 100% ........................... 11
d. Lamda Optimum pada Percobaan ........................................ 11
BAB V Penutup .................................................................................... 14
V.1. Kesimpulan ........................................................................... 14
V.2 Saran ...................................................................................... 14
Daftar Pustaka ...................................................................................... 15
Lampiran:
Lembar Perhitungan ...................................................................... A-1
Laporan Sementara.........................................................................B-1
SPEKTROFOTOMETRI
Laboratorium Dasar Teknik Kimia I vi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Larutan induk pada panjang gelombang 490 nm ..................... 9
Tabel 4.2 Larutan induk pada panjang gelombang 530 nm ..................... 9
Tabel 4.3 Larutan induk pada panjang gelombang 600 nm ..................... 9


SPEKTROFOTOMETRI
Laboratorium Dasar Teknik Kimia I vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Spektrofotometer ...........................................................2
Gambar 4.1 Grafik Kurva A vs C pada = 490nm ......................................12
Gambar 4.1 Grafik Kurva A vs C pada = 530nm ......................................12
Gambar 4.1 Grafik Kurva A vs C pada = 600nm ......................................12
Gambar 4.4 Grafik hubungan kadar yang ditemukan vs kadar asli pada =
490nm ......................................................................................................13
Gambar 4.4 Grafik hubungan kadar yang ditemukan vs kadar asli pada =
530nm ......................................................................................................13
Gambar 4.4 Grafik hubungan kadar yang ditemukan vs kadar asli pada =
600nm ......................................................................................................13








SPEKTROFOTOMETRI
Laboratorium Dasar Teknik Kimia I viii

INTISARI
Spektrofotometri adalah salah satu analisa kuantitatif menggunakan
instrument yang dilakukan berdasarkan transmitansi atau absorbansi larutan
terhadap cahaya pada panjang gelombang tertentu. Tujuan dari spektrofotometri
adalah menentukan konsentrasi ion SO
4
2-
dalam larutan secara turbidimetri
dengan menggunakan alat spektrofotometer.
Data yang diperoleh dari analisa ini adalah berdasarkan pada kekeruhan
suatu larutan (turbidimetri). Kekeruhan zat tersebut yang diukur oleh
spektrofotometer dan keluarlah data yang dapat berubah nilai absorbansi atau
dapat juga nilai transmitansinya. Persamaan least square dibuat untuk memenuhi
hukum lambert-beer, yang didasarkan pada absorbansi dan konsentrasi larutan
induk CuSO
4
. Persamaan least square yaitu y=mx+c, dimana y adalah
absorbansi, m adalah konstanta, dan x adalah kadar larutan.
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah HCl pekat, larutan
induk CuSO
4
, BaCl
2
.2H
2
O dan aquadest. Alat yang digunakan Spetrofotometer
OPTIMA SP-300, kuvet, beaker glass, labu takar, pipet, dan erlenmeyer.
Langkah pertama yaitu kalibrasi alat yaitu mengukur aquadest sampai
pembacaan transmitansi 100%. Pembuatan kurva standart, dengan mengambil
3ml, 4ml, 7ml, 9ml larutan CuSO
4,
encerkan dan ambil 10 ml, setelah itu kocok
dan ukur dalam =490nm, 530nm, dan 600nm. Buat persamaan least square.
Langkah terakhir yaitu mengukur konsentrasi sampel dengan cara yang sama
dengan larutan induk.
Hasil percobaan pada =490nm kadar sampel 1= 1184,2414ppm, sampel
2= 2232,0506ppm, sampel 3= 2378,3869ppm. Pada =530nm kadar sampel 1=
1003,7408ppm, sampel 2= 1766,21ppm, sampel 3= 1841,639ppm. Pada
=600nm kadar sampel 1= 626,6253ppm, sampel 2= 1388,8889ppm, sampel 3=
1428,6348ppm dengan range %eror 11,7%-164,69%. Pada percobaan ini
optimum pada 600nm karena %eror paling kecil.
Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa kadar yang ditemukan pada
sampel 1, 2, dan 3 untuk = 490nm, 530nm, 600nm ada yang lebih kecil dan ada
yang lebih besar dari kadar asli. Dan optimum pada 600nm. Saran yang kami
berikan diantaranya pengasaman larutan harus tepat pH=1. Cuvet harus benar-
benar bersih serta pengocokan atau pengadukan harus sempurna.
SPEKTROFOTOMETRI
Laboratorium Dasar Teknik Kimia I 1

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
Proses analisa suatu bahan kimia saat ini diharapkan didapat hasil analisa
yang akurat utamanya secara kuantitatif dan proses analisa dengan
instrument yang bias menjamin keakurasian hasilnya. Salah satu analisa
kuantitatif menggunakan instrument adalah spektrofotometri dimana analisa
ini dilakukan berdasarkan transmitansi atau absorbansi larutan terhadap
cahaya pada panjang gelombang tertentu.
I.2 Rumusan Masalah
Menentukan dan mengetahui konsentrasi ion SO
4
2-
dalam larutan dengan
menggunakan instrumen, yaitu alat spektrofotometer
I.3 Tujuan Percobaan
Menentukan konsentrasi ion SO
4
2-
dalam larutan secara turbidimetri
dengan memakai alat spektrofotometer.
I.4 Manfaat Percobaan
1. Mahasiswa mampu melakukan analisa kuantitatif secara akurat suatu
zat kimia dengan menggunakan instrument yang dalam hal ini
spektrofotometer.
2. Mahasiswa mampu memahami proses langkah instrumen yang
digunakan hingga didapat hasil yang diinginkan.





SPEKTROFOTOMETRI
Laboratorium Dasar Teknik Kimia I 2

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pengertian Umum
Spektrofotometri adalah cara analisa kuantitatif berdasarkan transmitansi
atau absorbansi larutan terhadap cahaya pada panjang gelombang tertentu
dengan menggunakan instrument spektrofotometer.
Apabila suatu cahaya yang mengandung seluruh spektrum dari panjang
gelombang melewati suatu medium, missal kaca berwarna atau larutan yang
meneruskan cahaya dengan panjang gelombang tertentu dan menyerap
cahaya yang lainnya maka medium seakan akan berwarna. Warna ini sesuai
dengan panjang gelombang yang diteruskan dan disebut sebagai warna
komplementer.
II.2 Peralatan untuk Spektrofotometri
Komponen yang penting sekali dalam suatu spektrofotometer, yang
secara skema ditunjukkan dalam gambar dibawah ini:








Gambar 2.1 Bagan Spektrofotometer

SPEKTROFOTOMETRI
Laboratorium Dasar Teknik Kimia I 3


1. Suatu sumber energi cahaya yang berkesinambungan yang meliputi
daerah spektrum dalam mana instrument itu dirancang untuk beroperasi.
2. Suatu monokromator, yakni suatu piranti untuk memencilkan pita sempit
panjang gelombang dari spectrum lebar yang dipancarkan oleh sumber
cahaya (tentu saja kemonokromatikan yang benar benar, tidaklah
tercapai)
3. Suatu wadah untuk sampel
4. Suatu detector, yang berupa transduser yang mengubah energy cahaya
menjadi suatu isyarat listrik.
5. Suatu pengganda (amplifier) dan rangkaian yang berkaitan yang membuat
isyarat listrik itu memadai untuk dibaca.
6. Suatu system baca pada mana diperagakan besarnya isyarat listrik.
II.3 Hukum Lambert-Beer
Lambert merumuskan hubungan antara absorbansi dan panjang
gelombang yang ditempuh sinar dalam larutan.

Dimana absorbansi
P=tenaga radiasi yang keluar medium
Po=tenaga radiasi yang masuk medium
b=tebal lapisan medium
menurut Beer, absorbansi dipengaruhi oleh konsentrasi sehingga

bila k
1
= f(c) dan k
2
= f(b) maka subtitusi dari persamaan (1) dan (2) adalah:



SPEKTROFOTOMETRI
Laboratorium Dasar Teknik Kimia I 4


maka
jika konsentrasi larutan dalam mol/liter, maka k harus ditulis sebagai
dimana = absortivitas molar.


Jika konsentrasi larutan dalam gram/liter maka k harus ditulis sebagai a
dimana a = absortivitas.


Jika absorbansi = log

= trasmitansi (T)



II.4 Metode Least Square
Metode Least Square dipilih untuk pedekatan spektrofotometer menurut
hukum Beer yang merupakan dasar absorbsi
A=a.b.c
dimana:
a=absortivitas c=konsentrasi zat pengabsorbsi
b=tebal cuvet
bila A dialirkan untuk C terhadap cuplikan yang tebalnya b cm akan
menghasilkan daerah dimana hukum Beer berlaku suatu garis lurus dengan
lereng ab
SPEKTROFOTOMETRI
Laboratorium Dasar Teknik Kimia I 5





tetapi secara instrumentasi didapat grafik yang kurang memenuhi hubungan
linear antara absorbsi dan konsentrasi pada pembentukan absorbansi larutan
sehingga untuk memenuhi hukum Beer kurva A vs C dipakai metode Least
Square
y=mx + c
dimana
y=absorbansi
m=bilangan tetap (konstanta)
x=kadar larutan seri
sedangkan




SPEKTROFOTOMETRI
Laboratorium Dasar Teknik Kimia I 6

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

III.1 Alat dan bahan
1. Bahan yang Digunakan
a. Larutan induk CuSO
4

b. HCl pekat
c. BaCl
2
2H
2
O
d. Aquades
2. Alat yang Digunakan
a. Spektrofotometer OPTIMA SP-300
b. Cuvet dan tempat cuvet
c. Labu takar 50ml
d. Gelas ukur
e. Kertas pH
f. Beaker glass
g. Pipet

III.2 Gambar alat dan keterangan

(a)





(b) (c) (d) (e) (f) (g) (h)
SPEKTROFOTOMETRI
Laboratorium Dasar Teknik Kimia I 7

Keterangan dan Fungsi Alat:
a. Spektrofotometer OPTIMA SP-300
1. Tempat sampel
2. Pengontrol panjang gelombang
3. Indicator power ON/OFF
4. Pembacaan LCD digital
5. Tombol pengganti mode
6. Tombol kontrol 100%T
7. Tombol kontrol 0%T
8. Tombol print
9. Jendela pembacaan panjang gelombang

b. Cuvet : sebagai tempat atau wadah sampel
c. Tempat cuvet : untuk meletakkan cuvet
d. Labu takar : sebagai tempat untuk pengenceran
e. Gelas ukur : alat untuk mengukur zat cair
f. Kertas pH : alat untuk mengukur pH dalam sampel
g. Beaker glass : sebagai tempat menampung sampel
h. Pipet : alat untuk mengambil zat cair dalam jumlah sedikit

III.3 Cara kerja
III.3.1 Kalibrasi alat
- Menghubungkan OPTIMA SP-300 dengan sumber listrik
- Menghidupkan OPTIMA SP-300 dengan tombol ON/OFF di belakang
mesin dan memanaskannya selama 5-10 menit.
- Dengan tombol 5, atur mode pembacaan transmitansi (T) 100%
- Dengan tombol 7 atur skala sampai pembacaan absorban tak berhingga
( T=0)
- Menentukan panjang gelombang pada 490nm, 530nm, dan 600nm
dengan tombol 2
- Masukkan pelarut murni aquades dalam kuvet dan memampatkannya
dalam alat 1
- Mengatur tombol 6 sampai skala menunjukkan absorbansi = 0
(transmitansi = 100%)
SPEKTROFOTOMETRI
Laboratorium Dasar Teknik Kimia I 8

- OPTIMA SP-300 siap dipakai.
III.3.2 Pembuatan kurva standart
- Mengambil 3,4,7,9 ml larutan induk CuSO
4
lalu masukkan dalam labu
takar 50 ml
- Encerkan dengan aquades sampai tanda batas.
- Mengambil 10 ml dari masing masing labu takar lalu masukkan dalam
labu takar 50 ml
- Encerkan dengan aquades sampai mendekati tanda batas.
- Mengasamkan dengan HCl pekat sampai pH = 1. Uji pH dengan
menggunakan indicator universal, kemudian tambahkan 200mgr BaCl
2

2H
2
O.
- Encerkan dengan aquades sampai tanda batas. Kocok hingga terbentuk
endapan BaSO
4

- Larutan dipindah ke dalam kuvet
- Mengukur transmitansinya pada panjang gelombang 490, 530, 600 nm
- Membuat kurva standar A= log
1

terhadap konsentrasi.

III.3.3 Pengukuran larutan sampel
- Ambil 10 ml larutan sampel dengan pipet, masukkan ke dalam labu takar
50 ml. encerkan sampai tanda batas.
- Asamkan dengan HCl pekat sampai pH = 1. Uji pH dengan
menggunakan indicator universal, kemudian ditambah dengan 200 mgr
BaCl
2
2H
2
O ke dalam larutan.
- Encerkan dengan aquades sampai tanda batas, kocok hingga timbukl
endapan BaSO
4
.
- Larutan dipindah ke kuvet
- Mengukur transmitansinya pada panjang gelombang 490nm, 530nm,
600nm
- Menghitung konsentrasinya





SPEKTROFOTOMETRI
Laboratorium Dasar Teknik Kimia I 9


BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Percobaan
sampel % T A(y) x (ppm ) Kadar asli % eror
1 18,7 0,72816 1318,0285 898,55 43,77%
2 7,5 1,12494 2232,0506 898,55 148,4%
3 6,6 1,18046 2328,3869 898,55 164,69%
Tabel 4.1 Larutan induk pada panjang gelombang 490nm
sampel % T A(y) x (ppm ) Kadar asli % eror
1 20,3 0,6925 1003,7408 898,55 11,7%
2 8,6 1,0655 1766,21 898,55 96,56%
3 7,9 1,1024 1841,639 898,55 104,95%
Tabel 4.2 Larutan induk pada panjang gelombang 530nm
sampel % T A(y) x (ppm ) Kadar asli % eror
1 32,8 0,4841 626,6253 898,55 30,26%
2 10,0 1 1388,8889 898,55 69,08%
3 9,4 1,0269 1428,6348 898,55 58,99%
Tabel 4.3 Larutan induk pada panjang gelombang 600nm

IV.2 Pembahasan
Kadar SO
4
2-
yang kami temukan ada yang lebih kecil dan ada yang lebih besar
dari kadar asli.
Konsentrasi yang ditemukan pada sampel lebih besar dari kadar sampel asli.
Faktor yang mempengaruhi adalah:
a. Larutan sampel kurang homogen
Penambahan BaCl
2.
2H
2
O pada larutan sampel menyebabkan
terbentuknya suspensi, namun seringkali endapan BaSO
4
yang terbentuk
akan berada di bagian bawah larutan dan pengadukan menjadi langkah
SPEKTROFOTOMETRI
Laboratorium Dasar Teknik Kimia I 10

penting untuk mengamankan komposisi ion-ion dalam setiap bagian
larutan sehingga menjadi homogen.
Pada percobaan kami pengadukan diganti dengan mengocok
larutan dan pengocokan yang di lakukan kurang sempurna sehingga
komposisi larutan tidak sama ketika pemindahan larutan ke cuvet, yang
terambil adalah bagian atasnya yang konsentrasinya relatif kecil. Sehingga
radiasi yang relatif kuat menembus media yang mengandung hanya
beberapa molekul pengabsorpsi tersebut. Dalam kondisi ini, semua
molekul dapat dinaikkan ke keadaan energi yang kebih tinggi dengan
hanya fraksi dari fotonbyang tersedia, dan maka dari itu tidak ada
kesempatan untuk absorpsi lanjut walau bagaimana pun jumlah foton-
foton yang mungkin tersedia, sehingga penyerapan cahaya (absorbansi)
yang terjadi lebih kecil dari energi cahaya yang diteruskan (transmitansi)
lebih besar sehingga kadar yang ditemukan lebih kecil.
A = log

=
1
2,3
ln

= b c
(Underwood, 408)

b. Penambahan HCl yang terlalu banyak
Fungsi kondisi pH=1 adalah untuk membentuk ion H
+
dengan
konsentrasi 0,1M. PH=1 karena untuk mendapatkan konsentrasi H
+

sebesar 0,1M sesuai dengan rumusnya pH= -log [H
+
] karena konsentrasi
ini diperlukan agar endapan BaSO
4
dari BaCl
2
.2H
2
O

dan SO
4
2-
tidak
melarut kembali. Dengan penambahan HCl yang terlalu banyak, maka
pH menjadi kurang dari 1, konsentrasi H
+
akan bertambah besar.
Reaksi: HCl H
+
+ Cl
-

2H
+
+ SO
4
2-
H
2
SO
4

BaCl
2
+ SO
4
2-
BaSO
4
+ 2 Cl
-

H
+
akan bereaksi dengan SO
4
2-
, jika H
+
banyak maka pembentukan
H
2
SO
4
juga lebih banyak. Karena SO
4
2-
telah bereaksi dengan H
+
maka
reaksi antara SO
4
2-
dan BaCl
2
hanya sedikit sehingga BaSO
4
juga sedikit.
Hal ini berakibat pada pengamatan di mana transmitannya akan
bertambah besar sehingga pengaruh pada konsentrasinya, semakin kecil
konsentrasinya.
(Vogel, 370)


SPEKTROFOTOMETRI
Laboratorium Dasar Teknik Kimia I 11



c. Cuvet yang digunakan tidak bersih 100%
Cuvet yang tidak bersih disebabkan oleh bekas jari berupa zat,
misal protein kadang-kadang menempel pada cuvet sangat kuat dan sukar
dicuci bersih, sehingga bekas jari dapat menyerap radiasi ultraviolet. Hal
ini disebabkan bekas jari tadi mengandung zat-zat organik di mana zat
tersebut bersifat menyerap radiasi ultraviolet. Daya radiasi diserap oleh
bekas jari bertambah, maka absorbansinya berkurang seperti persamaan
A= log 1/T di mana A (absorbansi) dan T (transmitansi) saling
berbanding terbalik karena absorbansinya bertambah, maka
konsentrasinya juga bertambah, hal ini yang menyebabkan kadar SO
4
2-

lebih besar dari kadar aslinya.
(Underwood, 407)
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20670/4/chapter%20
.pdf)

d. Lamda Optimum dalam Percobaan
Lamda () optimum pada percobaan ini adalah 600nm. Karena
persen eror paling kecil dibandingkan yan lain (490nm dan 530nm) dan
nilai R
2
pada panjang gelombang 600nm besar (0,610) meskipun ada yang
lebih besar namun jika ditinjau dari persen eror, lamda ini paling kecil
dari lainnya. Dan juga sampel yang dipakai adalah larutan CuSO
4
yang
mana kita ketahui warnanya adalah biru dan pada () = 600nm
spektrofotometer memancarkan warna komplementer hijau-biru.
(http://adesanjaya.blogspot.com/2010/10/reaksi-kesetimbangan.html)

Kita melihat objek dengan pertolongan cahaya yang ditemukan
atau dipantulkan cahaya putih yang berisi seluruh spektrum panjang
gelombang melewati suatu medium kaca yang disebut cuvet atau suatu
medium yang berwarna tembus cahaya bagi panjang gelombang tertentu
(600nm), tapi menyerap panjang gelombang lain, medium itu akan
tampak berwarna orange, maka akan menimbulkan warna komplementer
hijau-biru.
SPEKTROFOTOMETRI
Laboratorium Dasar Teknik Kimia I 12


Gambar 4.1 Grafik Kurva A vs C pada = 490nm

Gambar 4.2 Grafik Kurva A vs C pada = 530nm

Gambar 4.3 Grafik Kurva A vs C pada = 600nm

y = 0,034x + 0,3237
R = 0,1122
0
0,5
1
35,9422 47,9229 83,8651 107,8266
A
b
s
o
r
b
a
n
s
i
c (konsentrasi dalam ppm)
Grafik Kurva A vs C pada 490 nm
Larutan Induk CuSO4.5H2O
larutan standar
Linear (larutan standar)
y = 0,0666x + 0,2034
R = 0,8748
0
0,5
1
35,9422 47,9229 83,8651 107,8266
A
b
s
o
r
b
a
n
s
i
c (konsentrasi dalam ppm)
Grafik Kurva A vs C pada 530 nm
Larutan Induk CuSO4.5H2O
larutan standar
larutan standar
Linear (larutan standar)
y = 0,0773x + 0,0999
R = 0,6105
0
0,5
35,9422 47,9229 83,8651 107,8266
A
b
s
o
r
b
a
n
s
i
c (konsentrasi dalam ppm)
Grafik Kurva A vs C pada 600 nm
Larutan Induk CuSO4.5H2O
larutan standar
Linear (larutan standar)
SPEKTROFOTOMETRI
Laboratorium Dasar Teknik Kimia I 13


Gambar 4.4 Grafik hubungan kadar yang ditemukan vs kadar asli pada =490nm

Gambar 4.5 Grafik hubungan kadar yang ditemukan vs kadar asli pada =530nm

Gambar 4.6 Grafik hubungan kadar yang ditemukan vs kadar asli pada =600nm
R = 0,8208
0,0000
1000,0000
2000,0000
3000,0000
898,55 898,55 898,55
k
a
d
a
r

y
a
n
g

d
i
t
e
m
u
k
a
n
Kadar asli
Grafik Hubungan Kadar yang Ditemukan
vs Kadar Asli
pada 490 nm
kadar yang ditemukan
kadar asli
Linear (kadar yang
ditemukan)
R = 0,8169
0,0000
2000,0000
4000,0000
898,55 898,55 898,55
k
a
d
a
r

y
a
n
g

d
i
t
e
m
u
k
a
n
kadar asli
Grafik Hubungan Kadar yang Ditemukan
vs Kadar Asli
pada 530 nm
kadar yang ditemukan
kadar asli
Linear (kadar yang
ditemukan)
R = 0,7871
0
1000
2000
898,55 898,55 898,55
k
a
d
a
r

y
a
n
g

d
i
t
e
m
u
k
a
n
kadar asli
Grafik Hubungan Kadar yang Ditemukan
vs Kadar Asli
pada 600 nm
kadar yang ditemukan
kadar asli
Linear (kadar yang
ditemukan)
SPEKTROFOTOMETRI
Laboratorium Dasar Teknik Kimia I 14

BAB V
PENUTUP

V.1 Kesimpulan
Kadar yang ditemukan pada sampel 1,2, dan 3 untuk lamda () = 490nm,
530nm, dan 600nm ada yang lebih besar juga ada yang lebih kecil dari kadar asli.

V.2 Saran
1. Pengamatan larutan harus sampai tepat pH=1
2. Cuvet harus benar-benar bersih
3. Pengocokan atau pengadukan harus sempurna

SPEKTROFOTOMETRI
Laboratorium Dasar Teknik Kimia I 15

DAFTAR PUSTAKA

H.A. Flaschka, EDTA Titration, Pergamon Press. Inc, New York, 1959
I.M. Kolthoff and U.A. Stenger, Volumetrik Analysis, 2en ed, John Wiley and
Sons, Inc. New York, 1957
M. Miller, Separation Methods in Chemical Analysis, JohnWiley and Sons, Inc, New
York, 1957
Perry, John H, Chemical Engineers Handbook, 5
th
ed, International Standart
Edition. Mc Graw Hill Book Company Inc. New York, Kagasukha Company,
Ltd, Tokyo, 1960
Underwood, A.I and Day R.A, Analisa Kimia Kuantitatif, edisi ke-4
diterjemahkan oleh Drs. R. Soendoro, Ny. Widaningsih W, BA, Dra. Ny. Sri
Rahadjeng S, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1981
W. Huber, Titration in Nonaqueous Solvents, Academic Press, Inc. New York, 1967
W. Wagner and C.J. Hull, Inorganic Titrimetric Analysis. Marcel Dekker, Inc. New
York, 1972
(http://www.repository.usu.ac.id)
(http://www.chem-is-try.org)








SPEKTROFOTOMETRI
Laboratorium Dasar Teknik Kimia I A-1

LEMBAR PERHITUNGAN

Pada panjang gelombang 490nm.
Larutan induk CuSO
4
= 2995.1832ppm, volume 50 ml.
Larutan induk pada panjang gelombang 490nm dengan BaCl
2
2H
2
O 200 mgr
V larutan %T A(y) x x.y x2
3 ml 33.5% 0.47496 35.9422 17.0711 1291.841
4 ml 58.6% 0.23210 47.9229 11.11229 2296.604
7 ml 40.4% 0.39361 83.8651 33.0101 7033.355
9 ml 29.2% 0.33461 107.8266 57.6422 11626.576
1.63528 275.5568 118.8463 22248.376

=
4118.8463(275.55681.63528)
422248,376(275.5568)
2
=1.897x10
-3


=
22248.376x1.63328(275.5568x118.8463)
422248.376(275.5568)
2
=0.2781
Least Square : y = 1,897.10
-3
x- 0.2781
Kadar sampel pada panjang gelombang 490nm
Sampel %T A(y) x
1 18.7% 0.72816 1318.1285
2 7.5% 1.12494 2232.0506
3 6.6% 1.18046 2378.3869
sampel 1 =

. =
0.728160.2781
1.897x10
3
.5 =1186.2414 ppm
%error =
1186.2414898.55
898.55
.100% = 43.77%
sampel 2 =

. =
1.124940.2781
1.897x10
3

. 5 = 2232.0506 ppm
%error =
2232.0506898.55
898.55
. 100% = 148.4%
SPEKTROFOTOMETRI
Laboratorium Dasar Teknik Kimia I A-2

sampel 3 =

. =
1.180460.51845
1.897x10
3

.5 = 2378.3869 ppm
%error =
2378.3869898.55
898.55
. 100% = 164.69%
Pada panjang gelombang 530nm.
Larutan induk CuSO
4
= 2995.1832ppm, volume 50 ml.
Larutan induk pada panjang gelombang 530nm dengan BaCl
2
2H
2
O 200 mgr
V larutan %T A(y) x x.y x2
3 ml 54.7% 0.26201 35.9422 9.4172 1291.841
4 ml 42.7% 0.36957 47.9229 17.7109 2296.604
7 ml 43.5% 0.36151 83.8651 30.3181 7033.355
9 ml 32.6% 0.48678 107.8266 52.4878 11626.5757
1.47987 275.5568 109.934 22248.3767

=
44.109.934(275.55681.47987)
422248.3767(275.5568)
2
= 2.446x10
-3


=
22248.3767x1.47987(275.5568x109.934)
422248.3767(275.5568)
2
=0.20147
Least Square : y = 2,446.10
-3
x+0.20147
Kadar sampel pada panjang gelombang 530nm
Sampel %T A(y) x
1 20.3% 0.6925 1003.7408
2 8.6% 1.0655 1766.21
3 7.9% 1.1024 1841.639
*sampel 1 =

. =
0.69250.20147
2.446x10
3
.5 =1003.1408 ppm
%error =
1003.1408898.55
898.55
.100% = 11.7%
*sampel 2 =

. =
1.06550.20147
2.446x10
3
. 5 = 1766.21 ppm
%error =
1766.21898.55
898.55
. 100% = 96.56%
SPEKTROFOTOMETRI
Laboratorium Dasar Teknik Kimia I A-3

*sampel 3 =

. =
1.10240.20147
2.446x10
3
.5 = 1841.639 ppm
%error =
1841.639 898.55
898.55
. 100% = 104.95%
Pada panjang gelombang 600nm.
Larutan induk CuSO
4
= 2995.1832ppm, volume 50 ml.
Larutan induk pada panjang gelombang 600nm dengan BaCl
2
2H
2
O 200 mgr
V larutan %T A(y) x x.y x2
3 ml 56.1% 0.25.108 35.9422 9.0229 1291.8417
4 ml 71.8% 0.14388 47.9225 6.8951 2296.6043
7 ml 46.6% 0.33161 83.8651 27.8105 7033.355
9 ml 35.8% 0.44612 102.8266 48.1036 11626.5757
1.12265 275.5568 91.8321 22248.3767

=
491.8321(275.55681.12265)
422248.3767(275.5568)
2
=-0.3.3804x10
-3

=
22248.3767x1.12265(275.5568.91.8321)
422248.3767(275.5568)
2
=0.06
Least Square : y = 3,3804.10
-3
x+0.06
Kadar sampel pada panjang gelombang 600nm
Sampel %T A(y) x
1 32.8% 0.4841 626.6253
2 10.0% 1 277.7778
3 9.4% 1.0269 1428.6348
*sampel 1 =

. =
0.48410.06
3,3804.10
3
.5 =626.6253 ppm
%error =
898.55626.6253
898.55
.100% = 30.26%
*sampel 2 =

. =
10.06
3,3804.103
. 5 = 277.7778 ppm
%error =
898.55277.7778
898.55
. 100% = 69.08%
SPEKTROFOTOMETRI
Laboratorium Dasar Teknik Kimia I A-4

*sampel 3 =

. =
1.02690.06
3,3804.103
.5 = 1428.6348 ppm
%error =
1428.6348898.55
898.55
. 100% = 58.09%




















SPEKTROFOTOMETRI
Laboratorium Dasar Teknik Kimia I B-1

LAPORAN SEMENTARA

I. Tujuan Percobaan
Menentukan konsentrasi ion SO
4
2-
dalam larutan secara turbidimetri
dengan memakai alat spektrofotometer.
II. Percobaan
II.1 Bahan yang digunakan
e. Larutan induk CuSO
4

f. HCl pekat
g. BaCl
2
2H
2
O
h. Aquadest
II.2 Alat yang dipakai
h. Spektrofotometer OPTIMA SP-300
i. Cuvet dan tempat cuvet
j. Labu takar 50ml
k. Gelas ukur
l. Kertas pH
m. Beaker glass
n. Pipet
II.3 Cara kerja
II.3.1 Kalibrasi alat
- Menghubungkan OPTIMA SP-300 dengan sumber listrik
- Menghidupkan OPTIMA SP-300 dengan tombol ON/OFF di belakang
mesin dan memanaskannya selama 5-10 menit.
- Dengan tombol 5, atur mode pembacaan transmitansi (T) 100%
- Dengan tombol 7 atur skala sampai pembacaan absorban tak berhingga
- ( T=0)
- Menentukan panjang gelombang pada 490nm, 530nm, dan 600nm
dengan tombol 2
-
SPEKTROFOTOMETRI
Laboratorium Dasar Teknik Kimia I B-2

- Masukkan pelarut murni aquades dalam kuvet dan memampatkannya
dalam alat 1
- Mengatur tombol 6 sampai skala menunjukkan absorbansi = 0
(transmitansi = 100%)
- OPTIMA SP-300 siap dipakai.
II.3.2 Pembuatan kurva standart
- Mengambil 3,4,7,9 ml larutan induk CuSO
4
lalu masukkan dalam labu
takar 50 ml
- Encerkan dengan aquades sampai tanda batas.
- Mengambil 10 ml dari masing masing labu takar lalu masukkan dalam
labu takar 50 ml
- Encerkan dengan aquades sampai mendekati tanda batas.
- Mengasamkan dengan HCl pekat sampai pH = 1. Uji pH dengan
menggunakan indicator universal, kemudian tambahkan 200mgr BaCl
2

2H
2
O.
- Encerkan dengan aquades sampai tanda batas. Kocok hingga terbentuk
endapan BaSO
4

- Larutan dipindah ke dalam kuvet
- Mengukur transmitansinya pada panjang gelombang 490,530,600nm
- Membuat kurva standar A= log
1

terhadap konsentrasi.
II.3.3 Pengukuran larutan sampel
- Ambil 10 ml larutan sampel dengan pipet, masukkan ke dalam labu
takar 50 ml. encerkan sampai tanda batas.
- Asamkan dengan HCl pekat sampai pH = 1. Uji pH dengan
menggunakan indicator universal, kemudian ditambah dengan 200mgr
BaCl
2
2H
2
O ke dalam larutan.
- Encerkan dengan aquades sampai tanda batas, kocok hingga timbukl
endapan BaSO
4
.
- Larutan dipindah ke kuvet
- Mengukur transmitansinya pada panjang gelombang 490,530,600nm
- Menghitung konsentrasinya.

SPEKTROFOTOMETRI
Laboratorium Dasar Teknik Kimia I B-3

II.4 Hasil percobaan
V = 3ml : x=
32995.183210
5050
= 35.9422
V = 4ml : x=
42995.183210
5050
= 47.9229
V = 7ml : x=
72995.183210
5050
= 83.8651
V = 9ml : x=
92995.183210
5050
= 107.8266
Larutan induk pada panjang gelombang 490nm dengan BaCl
2
2H
2
O 200 mgr
V larutan %T A(y) X x.y X
2
3 ml 33.5% 0.47496 35.9422 17.0711 1291.841
4 ml 58.6% 0.23210 47.9229 11.11229 2296.604
7 ml 40.4% 0.39361 83.8651 33.0101 7033.355
9 ml 29.2% 0.33461 107.8266 57.6422 11626.576
1.63528 275.5568 118.8463 22248.376
Persamaan Least Square y = 1,897.10
-3
x- 0.2781
Kadar sampel pada panjang gelombang 490nm dengan BaCl
2
2H
2
O 200 mgr
Sampel %T A(y) X x asli % error
1 18.7% 0.72816 1318.1285 898.55 43.77%
2 7.5% 1.12494 2232.0506 898.55 148.4%
3 6.6% 1.18046 2378.3869 898.55 164.69%
Larutan induk pada panjang gelombang 530nm dengan BaCl
2
2H
2
O 200 mgr
V larutan %T A(y) X x.y x2
3 ml 54.7% 0.26201 35.9422 9.4172 1291.841
4 ml 42.7% 0.36957 47.9229 17.7109 2296.604
7 ml 43.5% 0.36151 83.8651 30.3181 7033.355
9 ml 32.6% 0.48678 107.8266 52.4878 11626.5757
1.47987 275.5568 109.934 22248.376
Persamaan Least Square y = 2,446.10
-3
x+0.20147
Kadar sampel pada panjang gelombang 530nm dengan BaCl
2
2H
2
O 200 mgr
Sampel %T A(y) X x asli % error
1 20.3% 0.6925 1003.7408 898.55 11.7%
2 8.6% 1.0655 1766.21 898.55 96.56%
SPEKTROFOTOMETRI
Laboratorium Dasar Teknik Kimia I B-4

3 7.9% 1.1024 1841.639 898.55 104.95%
Larutan induk pada panjang gelombang 600nm dengan BaCl
2
2H
2
O 200 mgr
V larutan %T A(y) X x.y x2
3 ml 56.1% 0.25.108 35.9422 9.0229 1291.8417
4 ml 71.8% 0.14388 47.9225 6.8951 2296.6043
7 ml 46.6% 0.33161 83.8651 27.8105 7033.355
9 ml 35.8% 0.44612 102.8266 48.1036 11626.5757
1.12265 275.5568 91.8321 22248.3767
Persamaan Least Square y = 3,3804.10
-3
x+0.06
Kadar sampel pada panjang gelombang 600nm dengan BaCl
2
2H
2
O 200 mgr
Sampel %T A(y) X x asli % error
1 32.8% 0.4841 626.6253 898.55 30.26%
2 10.0% 1 277.7778 898.55 69.08%
3 9.4% 1.0269 1428.6348 898.55 58.99%























SPEKTROFOTOMETRI
Laboratorium Dasar Teknik Kimia I B-4


SPEKTROFOTOMETRI
Laboratorium Dasar Teknik Kimia I B-4

Anda mungkin juga menyukai