Anda di halaman 1dari 125

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced

Polymer (Cfrp), 2009.


USU Repository 2009


ANALISA KOLOM BETON BERTULANG YANG
DIPERKUAT DENGAN CARBON FIBER REINFORCED
POLYMER (CFRP)

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat untuk
Menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil


Disusun oleh:

MAROLOP TUA SIANIPAR
02 0404 081



BIDANG STUDI STRUKTUR
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK USU
2009
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


ABSTRAK
Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan suatu struktur beton
bertulang dalam memikul beban-beban adalah dengan meningkatkan daktilitas
struktur tersebut. Peningkatan daktilitas yang dimaksud dapat dilakukan dengan
memberikan tulangan pengikat, pengekang (confinement) dari dalam beton dan
kekangan yang dari luar beton (externally wrap) oleh CFRP yang dapat
memberikan ikatan dan kekangan terhadap beton maupun tulangan lentur.
Confinement mampu mencegah tekuk premateur tulangan tekan
longitudinal, sebagai tulangan sebagai tulangan geser mencegah terjadinya
keruntuhan, serta mampu meningkatkan kekuatan tekan beton terhadap beban
aksial dan momen lentur.
Dilakukannya externally CFRP pada kolom akan membuat kolom semakin
kuat terhadap lentur dan beban aksial yang dipikul karena memiliki nilai kuat tarik
yang sangat tinggi. Kekangan yang dilakukan pada CFRP dipengaruhi oleh jari-
jari sudut siku penampang kolom bujur sangkar. Tulangan tranvesal yang bekerja
akan mempengaruhi tulangan longitudinal yang bekerja terhadap lentur. Tegangan
lateral yang bekerja pada FRP terhadap bidang beton yang di luar akan melentur
ke luar terhadap panjang dan lebar penampang atau mengalami tekan dan
sebaliknya tulangan tranversal cenderung mengalami tekan.
Peningkatan mutu beton (f
C
) =25 MPa dengan menggunakan CFRP
sebagai perkuatan dari luar untuk tebal (t
j
) =0,3 mm dapat mencapai F
CC
=
29,364 MPa, peningkatan kapasitas kolom pada beban aksial sebesar 23,906%
momen lentur 133,198%.












Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


DAFTAR ISI
ABSTRAK........................i
KATA PENGANTAR.....................ii
DAFTAR ISI.......................iv
DAFTAR NOTASI....................vii
DAFTAR GAMBAR.......................x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Umum...1
1.2 Latar belakang masalah2
1.3 Maksud dan tujuan...3
1.4 Pembatasan masalah.....4
1.5 Metode pembahasan.....4
1.6 Sistematika pembahasan......5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum...7
2.2 Fiber Reinforced Polimer....9
2.3 Pengunaan FRP yang ada di Pasaran.13
2.4 Alasan pengunaan CFRP.......17
2.5 Fungsi CFRP..18
2.6 Pekerjaan sebelum dilakukan pemasangan....19
2.6.1. Investigasi..19
2.6.2. Evaluasi..20
2.6.3. Metode perbaikan.......21
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


2.7 Struktur bangunan yang menggunakan FRP......24
2.8 Bentuk dan tipe FRP......24
2.9 Aplikasi FRP terhadap bangunan...24
2.10 Pekerjaan dan pemasangan FRP pada kolom....26
2.10.1. pekerjaan pada FRP.......26
2.10.2. pemasangan FRP pada kolom...28
2.11 Perumusan CFRP pada Kolom......29

BAB III ANALISIS CONFINEMENT dan CFRP KOLOM
3.1 Umum.....32
3.2 Kekuatan Tekan Beton...33
3.3 Kekuatan Tarik Beton........34
3.4 Kolom Beton Bertulang Berdasarkan Bentuk....35
3.5 Persyratan Penulangan Kolom...44
3.6 Pengaruh Sengkang terhadap Kolom.....44
3.7 Pengaruh FRP terhadap Sengkang.....47
3.8 Tegangan dan Regangan Beton dengan CFRP..47
3.9 Analisis Kolom...51

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN
4.1 Analisa Gaya Aksial dan Momen Lentur pada Kolom
Confinement...61
4.2 Menganalisa gaya aksial dan momen pada kolom karena pengaruh
tebal CFRP (t_CFRP)........78
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


4.2.1 Tebal CFRP =0,3 mm...78
4.2.2 Tebal CFRP =0,5 mm...98
4.2.3 Tebal CFRP =0,7 mm...99
4.2.4 Tebal CFRP =1,0 mm...99
4.3 Pengaruh Kuat Tekan Beton (f
C
)101
4.3.1 Kuat Tekan Beton (f
C
) =30 MPa...101
4.3.2 Kuat Tekan Beton (f
C
) =35 MPa....102
4.3.3 Kuat Tekan Beton (f
C
) =40 MPa....103
4.4 Pengaruh Dimensi Kolom (B, H).....104
4.4.1 Dimensi 500 mm x 500 mm.....104
4.4.2 Dimensi 600 mm x 600 mm.....105
4.4.3 Dimensi 700 mm x 700 mm.....106
4.5 Merencanakan Dimensi dan Tulangan Kolom.............................107

BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan..112
5.2 Saran ....113

DAFTAR PUSTAKA..114





Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


KATA PENGATAR
Puji serta syukur kepada Allah Bapa, karena berkat dan karuniaNYA saya
dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Dimana tugas akhir ini merupakan salah
satu syarat yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan program sarjana (S1) di
Fakultas Teknik Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara (USU).
Penulis menyadari bahwa selesainya tugas akhir ini tidak terlepas dari
bimbingan, dukungan, doa, dan bantuan dari semua pihak. Untuk itu, pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada:
Bapak Prof. Dr. Ing. JOHANNES TARIGAN selaku ketua Departemen
Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara.
Bapak Ir. Teruna Jaya, M.Sc., selaku sekertaris Departmen Teknik Sipil
Universitas Sumatera Utara.
Bapak Ir. Daniel Rumbi Teruna, MT selaku dosen wali dan pembimbing
yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk
memberikan bimbingan dan masukan dalam penyelesaian tugas akhir ini
serta selama masa kuliah.
Bapak Ibu dosen staf pengajar Departemen Teknik Sipil Universitas
Sumatera utara.
Seluruh pegawai yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan
administrasi.
Hormat saya kepada orang tua Alm. M.T Sianipar dan M. Hutapea serta
saudara-saudara yang telah memberikan Restu dan Doa selama kuliah
hingga sekarang.
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan masukan semangat, dan
doa diantaranya Daniel Damanik, Togi Sagala, Daniel Pasaribu, Parna,
Tohap, Jekson, Galumbang (02), Fornando, Samuel, Roby, Siska, Indah,
(04) serta adik-adik 05. Teman-teman disekitar tempat tinggalku Lor IX
diantaranya Lasma Sgn, Desmi, Donfri, lintonk, Brians, Nando.
Persekutuan Mahasiswa KMK yaitu: Frans, Adithya, dan BEnru dan yang
lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa manusia tidak luput dari khilaf dari kesalahan,
demikian juga penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini sehingga tugas akhir
ini masih memiliki banyak kekurangan walaupun penulis telah semaksimal
mungkin. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka dan hati yang tulus penulis akan
menerima segala saran dan kritikan demi kesempurnaan tugas akhir.








Medan, Maret 2009
Penulis


Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


Daftar Notasi
A
s
: Luas tulangan baja, mm
2
a : Kedalaman tegangan saat ultimate, mm
b : Lebar area penampang kolom, mm
C
c
: Gaya tekan beton, N
C
s
: Gaya tekan baja, N
d : jarak efektif, mm
d : Jarak pusat gaya tekan beton didalam sengkang, mm
d : Jarak pusat gaya tekan beton diluar sengkang, mm
d : Jarak pusat gaya tekan beton bagian samping, mm
d
1
: Jarak tulangan 1 ke pusat tekan terluar, mm
d
2
: Jarak tulangan 2 ke pusat tekan terluar, mm
d
3
: Jarak tulangan 3 ke pusat tekan terluar, mm
E
j
: Modulus elastis pada FRP, N/mm
2
f
c

: Kekuatan tekan beton, N/mm


2

f
cc

: Kekuatan tekan beton, FRP, N/mm


2

f
j
: Tegangan pada sisi dalam Jaket FRP, N/mm
2

f
l
: Tegangan lateral minimum, N/mm
2

F
l
: Tegangan lateral maksimum, N/mm
2

f
r
: Modulus rupture atau modulus retak beton, N/mm
f
s
: Tegangan tulangan baja, N/mm
2

h : Tinggi penampang daerah tekan, mm
Jd : Jarak pusat total gaya tekan kepusat gaya tarik, mm
I : Momen inersia kolom, mm
4

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


k : Koefisien retak beton sebesar, 0.62
k
c
: Faktor penambah kekuatan beton
k
e
: Rasio area effektif yang terlindung
M
n
: Momen lentur murni, Nmm
M
retak
: Momen saat pertama retak, Nmm
M
y
: Momen beton setelah baja mengalami leleh, Nmm
M
u
: Momen kolom beton mencapai ultimate, Nmm
n : Rasio modulator atau angka ekivalen
P : Gaya tekan aksial kolom, N
P : Selimut beton, N
r : Jari-jari sudut siku-siku kolom, mm
S
s
: Gaya tekan tulangan baja, N
S
n
: Jarak antar satu tulangan dengan yang lain? Spasi sengkang, mm
T
s
: Tulangan mengalami tarik, N
y : Garis netral kolom dalam keadaan seimbang, mm
y
dasar
: Garis netral kolom, mm
y
tarik
: Jarak total gaya tarik dari serat tekan terluar kolom, mm
y
tekan
: Jarak total gaya tekan dari bagian atas kolom, mm
Z : Parameter kolom beton dengan kekangan
: Koefisien; 22/7 atau 3.14
: Faktor tegangan rata-rata

1
: Faktor penambah kekuatan beton terhadap tegangan triaxial

2
: Faktor reduksi terhadap penjumlahan untuk beberapa deviasi
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

c
: Regangan beton

s
: Regangan tulang yang memiliki tarik

j
: Regangan jaket FRP

50u
: Regangan beton unconfinement lebih dari 0.002 saat tegangannya 0.5 f
c

50c
: Regangan beton confinement lebih dari 0.002 saat tegangannya 0.5 f
c

50h
: Selesai
50c
dengan
50u

20c
: Regangan beton confinement lebih dari 0.002 saat tegangannya 0.2 f
c

: Ratio tulangan
: Faktor pusat tekan (centroid)














Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009



BAB I
PENDAHULUAN

I.1 UMUM
Penggunaan bahan serat yang memperkuat kolom (FRP) secara eksternal
kini sudah diterapkan pada banyak jenis bangunan salah satunya pada bangunan
bertingkat. Polimer sebagai perkuatan (FRP) dikenal sebagai bahan yang mampu
memberi menahan tarikan, memperbaiki serta meningkatkan kekuatan dari luar
kolom struktur beton. FRP merupakan bahan yang sangat baik dalam
pengunaannya untuk bentuk kolom. FRP ini pertama kali dikenalkan pada model
kolom bulat oleh para ahli konstruksi dari Amerika sebelum tahun 2002. Namun
untuk pemakaian pada kolom bujur sangkar belum bisa digunakan sehingga para
ahli konstruksi dari Eropa melakukan uji coba untuk kolom tersebut, ternyata hal
itu dapat dipakai untuk kolom bujur sangkar hingga pada tahun 2003 produk
tersebut dimunculkan. Sebagai contoh, disain ini telah menyediakan kenyamanan
untuk kolom berbentuk bulat dengan diselimuti atau dibungkus oleh FRP, tapi
kemudian pembuatan aplikasi di uji cobakan untuk kolom bujur sangkar oleh para
ahli konstruksi.
y
h b x
Unconfined concrete

b
r

Confined concrete
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


CFRP
(tarik)
Confinement
(tekan)
daerah
yang
mengalami
kekangan
P
P
Gambar 1.1 Batas potongan melintang beton
Pada prinsipnya kekuatan tambahan ini dapat dipakai jika batasan-batasan
yang ada harus diperhatikan, antara lain :
Specimen pada kolom bujur sangkar terhadap FRP.
Kelancipan dari sudut siku potongan melintang kolom bujur
sangkar.
Radius dari kelenturan specimen pada kekangan sudut sikunya.
Beberapa hal tersebut sangat penting untuk diperhatikan pada saat
pemasangan dikarenakan fungsinya sebagai pelapis dari luar yang akan
dibebankan terhadap beban yang akan diterima.
FRP sebagai perkuatan yang memiliki nilai tarik yang sangat tinggi pada
kolom yang ber-confinement, serta berat sendiri yang sangat ringan sehigga
pemasangannya sangat mudah dilakukan.






Gambar 1.2. Kolom dan potongan kolom yang mengalami tekan pada
confinement dan FRP mengalami tarik

I.2 LATAR BELAKANG MASALAH
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


Banyak struktur konstruksi bangunan dinyatakan layak untuk dihuni
namun pada kenyataannya bangunan tersebut banyak kekurangannya terutama
pada bagian kolomnya hal ini dapat dilihat dari beberapa tahun belakangan ini
seperti bencana yang terjadi di Indonesia sehingga para ahli mencari cara untuk
mengatasi hal tersebut, terutama yang terjadi pada kolom. Sehingga para ahli
mencari solusi dengan membuat metode perkuatan yang bekerja dari luar.
Dibuatnya kekuatan tambahan yang dari luar membuat para ahli itu
melakukan riset dibeberapa tahun terakhir ini untuk mendapatkan perkuatan
tambahan. Perkuatan tambahan biasanya sangat baik untuk model tertentu saja
misalnya untuk kolom bulat tapi untuk kolom bujur sangkar kurang baik ini
dikarenakan beberapa hal termasuk karena bentuknya yang persegi.
Agar bahan tersebut dapat dipakai untuk model kolom bujur sangkar maka
dilakukanlah riset untuk jenis kolom ini. Setelah hal itu dilakukan secara terus-
menerus maka didapatlah perbandingan-perbandingan yang ada dari hasil
percobaan-percobaan yang ada.

I.3 MAKSUD DAN TUJUAN
Adapun maksud dan tujuan tulisan tugas akhir ini adalah :
1. Menyediakan suatu hubungan studi yang parametrik dengan
batasan model dengan petunjuk disain.
2. Menyediakan suatu perbandingan antara parametrik-parametrik
pembatasan model dengan petunjuk disain serta nilai-nilai dengan
model yang dipakai dengan petunjuk disain dari hasil percobaan
yang sudah ada.
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


3. Menjelaskan yang mendalam serta kritis terhadap kelemahan dan
kekuatan dari model kolom bujur sangkar dengan perkuatan yang
terikat secara eksternal oleh FRP.
I.4 PEMBATASAN MASALAH
Penulis akan membatasi permasalahan dengan tujuan untuk
menyerderhanakan perhitungan-perhitungan serta pembahasan materi yang lebih
detail, pembatasan masalah tersebut antara lain:
1. Kolom bujur sangkar dengan dimensi 400mm x 400mm yang
digunakan adalah beton bertulang seimbang.
2. Kolom bujur sangkar mengunakan confinement atau tulangan
sengkang (tulangan transversal).
3. Material dasar dari perkuatan-serat polimer yang digunakan adalah
carbon (CFRP), dengan ketebalannya specimen CFRP
f
t =0,5mm
; 0,7mm
4. Perkuatan eksternal CFRP dilakukan pada daerah yang paling
bahaya seperti ujung atas dan dasar kolom dengan masing-masing
lebar CFRP 0,25m dan tinggi kolom (1m) overlap 200mm.
5. Perkuatan eksternal FRP pada kolom satu lapis.

I.5 METODE PEMBAHASAN
Dalam penulisan tugas akhir ini, materi diambil dengan mengumpulkan
data literature yang ada mengenai data perilaku dari kolom beton bertulang
dengan pengunaan material FRP sebagai perkuatan dari luar serta perilaku yang
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


akan ditimbulkan oleh FRP itu sendiri. Bahan utama pada FRP adalah resin
dengan serat carbon yang dibentuk menjadi bahan.
Perhitungan-perhitungan dilakukan dengan manual dan bantuan simulasi
program komputer dengan mengunakan program Microsoft Excel sebagai desain
grafik. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan perbandingan yang signifikan dari
hasil perhitungan yang ada.

1.6 SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Penulisan tugas akhir ini dilakukan dengan sistematika pembahasan
sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Uraian mengenai hal umum tentang penulisan tugas akhir, latar
belakang masalah, maksud dan tujuan, pembatasan masalah,
metode pembahasan dan sistematika pembahasan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Uraian singkat tentang alternatif peningkatan/perbaikan kekuatan
struktur, komposisi FRP, pengunaan FRP yang ada dipasaran,
alasan penggunaan FRP, fungsi FRP, investigasi, evaluasi, metode
perbaikan, struktur bangunan yang mengunakan FRP, bentuk dan
tipe FRP, aplikasi FRP terhadap bangunan, pekerjaan dan
pemasangan FRP pada kolom, perumusan CFRP pada kolom.
BAB III ANALISIS CONFINEMENT dan FRP KOLOM
Uraian singkat tentang perbaikan kolom dengan mengunakan
alternatif terhadap kekauatan kolom, pembahasan kekuatan tekan
beton, pembahasan kekuatan tarik beton, analisa kolom beton tanpa
confinement, kolom beton bertulang berdasarkan ukuran,
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


pendekatan yang digunakan, conmfinement, kolom beton dengan
confinement, analisa kolom beton bertulang dengan Confinement
dan FRP, tegangan regangan dan kegagalan beton bertulang tanpa
confinement.

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN
Perhitungan momen pada saat beton mengalami retak, tulangan
baja mengalami leleh/ultimate, menghitung beban axial dan
momen lentur pada kolom beton unconfinement. Perhitungan
beban axial dan momen lentur pada kolom confinement.
Perhitungan peningkatan kekuatan beton akibat pemakaian CFRP,
beban axial, dan momen lentur pada confinement dan CFRP serta
peningkatan dan penurunan perbandingan kolom yang Confined
dengan Unconfined.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini diuraikan kesimpulan-kesimpulan yang diambil dari
serangkaian pembahasan dan perhitungan yang telah dilakukan,
serta saran-saran yang mungkin diterapkan lebih lanjut.







Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 UMUM
Perkembangan teknologi beton pada saat sekarang ini, membuat
konstruksi beton semakin banyak dipilih sebagai bahan konstruksi. Konstruksi
dari beton banyak memiliki keuntungan selain bahannya sangat mudah diperoleh,
juga memiliki beberapa keuntungan antara lain harganya relatif lebih murah,
mempunyai kekuatan tekan tinggi, mudah dalam pengangkutan dan pembentukan,
serta mudah perawatannya, sehingga banyak bangunan bangunan yang didirikan
memilih konstruksi yang terbuat dari beton sebagai bahan materialnya.
Pemilihan beton sebagai konstruksi telah membuat para ahli beton
menciptakan bahan tambahan (admixture) bagi beton. Bahan tambahan
(admixture) merupakan bahan yang dianggap penting, terutama untuk konstruksi
pada saat sekarang ini yang membutuhkan segala sesuatu yang serba praktis,
efisien dan ekonomis, tanpa mengurangi mutu dari beton tersebut. Penggunaan
bahan tambahan tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki dan menambah sifat
beton sesuai dengan sifat beton yang diinginkan.
Penggunaan bahan tambahan pada konstruksi belakangan ini telah
berkembang dengan pesat seiring dengan pesatnya pembangunan di bidang
konstruksi. Banyak penemuan baru yang dapat menggantikan cara-cara
konvensional seperti dibidang perkuatan struktur, dimana telah ditemukan metode
dan sistem yang semakin mudah diaplikasikan serta hanya sedikit pertambahan
dimensi dari struktur, sehingga tetap terjaga keindahan dari konstruksi tersebut
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


Gempa bumi merupakan salah satu penyebab kerusakan bangunan
pemakaian struktur dengan berbagai fungsi dan kombinasi beban tergolong
rentan, baik terhadap perubahan fungsi yang mengakibatkan pertambahan beban
yang dipikul, maupun kemungkinan terjadinya kesalahan perhitungan pada saat
perencanaan. Untuk mempertahankan dan meningkatkan kekuatan (strengthening)
fungsi struktur tersebut, terutama struktur yang menahan beban aksial tekan dan
momen lentur.
Ada beberapa cara yang lazim digunakan antara lain:
1. Dengan cara memberi penyelubungan pada struktur tersebut atau dikenal
dengan metode Penyelubungan (Jacketing Methods) misalnya FRP (Fiber
Reinforced Plastic) sebagai bahan kompositnya.
2. Memperpendek tinggi dari struktur dengan konstruksi beton.
3. Memperbesar dimensi pada konstruksi beton.
4. Dengan menambah jumlah tulangan pada kolom dan memperbesar dimensi
kolom beton tersebut atau dikenal dengan metode penulangan luar
(Extemally Reinforcement).
5. Atau struktur tersebut harus dibongkar dan diganti dengan baru.
Perkuatan (strengthening) merupakan suatu kegiatan yang bertujuan
meningkatkan perilaku komponen atau struktur agar menjadi lebih kuat dibanding
sebelumnya. Pada penelitian untuk perkuatan (strengthening) dalam
mempertahankan fungsi struktur dilakukan dengan menggunakan Carbon Fiber
Reinforced Polimer (CFRP) dengan konsep dan metode perbaikan/perkuatan
lentur beton bertulang khususnya kolom yang diakibatkan oleh gempa beserta
keuntungan dan kerugiannya.
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009



2.2 FIBER REINFORCED POLIMER
FRP merupakan suatu material komposit yang digunakan dalam konstruksi
sipil. Bahan ini menggabungkan polimer resin, filler dan fiber. Resin yang
digunakan adalah polyester, vinylester atau epoxy dan filler yang digunakan
adalah kaolin clay, calcium carbonate dan alumina. Sedangkan fiber terdiri dari
beberapa jenis seperti glass, carbon, dan aramide.






Gambar 2.1: Model kurva tegangan lekat-slip tulangan FRP (Caibal, R.J, 2003)





Gambar 2.2: Tipe tulangan FRP yang sering digunakan (Roberts, C.L.,
2006)
Material komposit punya beberapa kelebihan seperti berkekuatan tinggi,
ringan dan punya daya tahan yang tinggi (BRE and Trennd:2000). Selain itu FRP
juga bahan non korosi, netral terhadap gaya magnet jika dibandingkan terhadap
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


baja, FRP punya kuat tarik lebih besar, modulus elastisitas kecil dan hubungan
tegangan-regangan adalah elastis. FRP terdiri dari beberapa jenis seperti bar,
wrap, grid dan strip. Untuk struktur baru digunakan FRP bar sebagai pengganti
baja tulangan. FRP dengan jenis wrap lebih banyak dipakai pada kolom
sedangkan jenis sheet atau strip biasa digunakan pada balok, pelat dan kolom.





Gambar 2.3: Jenis-jenis FRP di Jepang (UEDA, T., 2004)
FRP dengan jenis grid digunakan untuk perkuatan pelat. Pengembangan
penggunaan FRP pada rekayasa sipil terdiri dari dua bagian, pertama untuk
rehabilitasi dan perbaikan struktur dan kedua untuk pembuatan konstruksi baru
yang sepenuhnya menggunakan FRP ataupun komposit dengan beton.
Penggunaan FRP dalam perkuatan struktur antara lain pada balok, pelat,
jembatan, kolom (BRE and Trend 2000). Menurut BRE and Trend 2000 ltd
terdapat beberapa keuntungan menggunakan FRP sebagai bahan perkuatan
struktur antara lain:
1. Teknik yang digunakan dalam pemasangan tidak mengganggu penggunaan
struktur oleh pihak lain.
2. Meningkatkan kapasitas struktur dengan penambahan berat struktur sendiri
adalah minimum.
3. Teknik yang digunakan relatif cepat, meminimalkan waktu bekerja.
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


4. Material FRP lebih tipis dan lebih ringan daripada menggunakan
perkuatan dari baja.
Keuntungan FRP sebagai tulangan menurut Carin L. Robert dan Wallman
yaitu :
1. Tulangan FRP tidak berkarat
2. Tulangan FRP sangat ringan
3. Memiliki kekuatan yang tinggi.
Kentungan pemakaian FRP menurut Hartono dan Santosa, 2003 antara lain:
1. Kuat tarik sangat tinggi ( +7-10 kali lebih tinggi dari baja U39 )
2. Sangat ringan ( density: 1,4 2,4 gr/cm
+
, 4-6 kali lebih ringan dari baja )
3. Pelaksanaan sangat mudah dan cepat
4. Memungkinkan tidak perlu penutupan lalu lintas
5. Tidak perlu area kerja yang luas
6. Tidak diperlukan join meskipun bentang yang diperekat cukup panjang
7. Tidak berkarat
Namun demikian perlu juga diperhatikan kelemahan kelemahan
pemakaian bahan ini, antara lain kurang tahan teradap suhu tinggi. Dengan suhu
sekitar 70
0
C bahan perekat epoxy resin akan berubah dari kondisi keras menjadi
lunak, bersifat plastis sehingga daya lekatnya akan menurun. Selain itu bahan ini
juga tidak tahan terhadap sinar ultra violet. Untuk mengatasi kelemahan ini perlu
dilakukan proteksi, misalnya pelapisan atau penutupan dengan mortar.

Carbon Fiber Reinforced Polymer (CFRP) merupakan salah satu jenis
Fiber Reinforced Polimer (FRP). Carbon Fiber Reinforced Polymer ( CFRP )
merupakan sejenis plat baja tipis yang didalamnya terdapat serat serat carbon
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


dan fiber. Carbon Fiber Reinforced Polymer digunakan pada konstruksi struktur
bangunan yang sudah ada. Pemakaian CFRP pada suatu konstruksi biasanya
disebabkan oleh beberapa hal yaitu:
Terjadinya kesalahan pada perencanaan.
Adanya kerusakan kerusakan dari bagian struktur sehingga
dikhawatirkan tidak berfungsi sesuai dengan yang diharapkan.
Adanya perubaan fungsi pada sistem struktur dan adanya
penambahan beban yang melebihi beban rencana.
Perkuatan tambahan ini telah banyak digunakan diberbagai belahan dunia.
Selain digunakan sebagai perkuatan tambahan untuk jembatan, juga digunakan
pada gedung gedung seperti pelat lantai, balok dan kolom hal ini hanya biasa
diaplikasikan pada kolom yang bundar dan lain sebagainya. Disamping karena
bahan tambahan ini lebih efektif, juga disebabkan karena keuntungannya lebih
dari sistem perkuatan lainnya.
Beberapa aplikasi dari CFRP pada proyek proyek konstruksi di berbagai
negara dapat dilihat dalam table, yaitu:
Tabel 2.1: Aplikasi Penggunaan Carbon Fiber Reinforced Polimer ( CFRP )
Negara Proyek Jumlah Kontraktor Utama
Argentina Metro Red 500m
2
Caputo S.A
Australia Boiler House 500m Kane Constructions
Australia West end Shopping 180m AB & MA Cick Pty Ltd
Mall
Australia Te Glen Sopping
Centre
300m Constuction Engineering
Austria IBM Building 1174m IBM
Austria Bregenzerac Bridge 1100m Hembau Gesmbh
Austria A10 Tauernautobahn 8500m Strabag AG
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


Hongkong Six bayan Temple 2800m
2
Guangzhou Province No. 1
Construction
Qatar Qafco Prill tower 3600m Apollo
Singapore Main Upgrading
Project
5500m
2
Hong Lai Huat Construction
Turkey Frtolay Turkey 1000m
2
Detay Construction Co
Turkey PETKIM 2500m Ken Engineering
UK Highway M11 Bridge 1400m
2
Balvac
UK West Burton 1600m
2
Bierrum
UK Leaden Hall Market 400m
2
Rusview


2.3 PENGGUNAAN FRP YANG ADA DI PASARAN
Adapun penggunaan FRP yang di Indonesia merupakan bahan perkuatan
yang telah digunakan luas diberbagai negara seperti Inggris, Afrika Selatan,
Jepang, Swiss dan Perancis untuk digunakan sebagai perkuatan pada gedung dan
jembatan.
Pembagian tipe kekuatan FRP berdasarkan angka modulus elastisitasnya,
angka modulus elastisitasnya terdiri dari tiga tipe yaitu:
1. High strengh
2. High modulus
3. Ultra high modulus
Spesipikasi dari masing-masing tipe FRP ini dapat dilihat pada Tabel yang
terdapat dibawah ini:




Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


Tabel.2.2: Tipe dan Spesifikasi FRP
Carbon Kuat Tarik
(N/mm
2
)
Modulus Elastis
(N/mm
2
)
Elongasi
(%)
High strengh 4300-4900 3100 155000
High modulus 2740-5490 2400 210000
Ultra high modulus 2600-4020 1600 300000

dan sebagai perencana untuk perbaikan/perkuatan Struktur berikut ini akan
uraikan FRP yang tersedia dipasaran termasuk kemampuan material FRP dan
Epoxy adhesives agar penggunaannya dapat di lakukan dengan efisien dan tepat
guna.
Tabel.2.3: Material perkuatan/perbaikan yang tersedia
Suplier Trade name Type of material
DML Composites DML Composites Cabon FRP plate
Carbon fibre sheet
Glass fibre sheet
Aramid fibre sheet
Du Pont de Nemours Int. S.A Kevlar structural Reinfor-
Cement Systems
Aramid fibre tape or sheet
Aramid FRP sheet
Exchem Selfix Cabofibe Carbon FRP plate
Carbon fibre sheet
Aramid fibre seet
Glass fibre sheet
Feb MBT Mbrace
Mbrace
Kevlar*
Carbon fibre sheet
Carbon FRP plate
Aramid fibre tape and sheet
Sumitomo Corporation Europa
#
Replark Carbon fibre prepeg
SBD Enforce Carbon FRP plate
Carbon fibre sheet
Glass fibre sheet
Aramid fibre tape and sheet
Sika Sika CarboDur
SikaWrap Hex 230C
SikaWrap Hex 100G
Carbon FRP plate
Carbon fibre sheet
Glass fibre sheet
Toray Europe Ltd. Torayca UT70 Carbon fibre sheet
*
In association with Du Pont.
#
Agent for Mitsubishi Chemicals


Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


Table.2.4: Properti dari material FRP berbentuk plate
Trade name Strength
(N/mm
2
)
Modulus
(kN/mm
2
)
Thickness
(mm)
Width
(mm)
DML Composites 2100
1400
140
360
Up to 30
Up to 30
Up to 1400
Up to 1400
Enforce 2200-2500
2200-2500
165
210
1.2, 1.4, 2.1
1.2, 1.4, 2.1
10,50,80,90,100,120
50,80,90,100,120,150
MBrace LM
MBrace HM
>2200
>2200
150
200
1.2, 1.4
1.4
50,80,100,120
50,80,100,120,150,200
Selfix Carbofibe S
Selfix Carbofibe M
Selfix Carbofibe H
2800
3200
1600
150
200
280
1.2, 1.4
1.2, 1.4
1.2, 1.4
50,80,120
50,80,120
50,80,120
Sika Carbodur S
Sika Carbodur M
Sika Carbodur H
3050
2900
1450
165
210
300
1.2, 1.4
1.4
1.4
50,60,80,90,100,120,15
0
60,90,100
50
Note: properti ini diambil dari pabrik dan telah dikoreksi pada saat publikasi
(summer
2000). Untuk mendesign properti actual harus diperoleh dari pabrikan.
Karena
Metode test yang bervariasi, informasi yang diperoleh harus detail
(contoh:freku-
Ensi test, standar deviasi).

Tabel.2.5: Properti dari material FRP berbentuk lembaran

Trade name Fibre Strength
(kN/mm
2
)
Modulus
(kN/mm
2
)
Areal
Weight
(g/m
2
)
Effective
thickness
*
(mm
2
)
Widhth
(mm)
DML Com-
Posites
Carbon
Glass
Aramid
4900
3400
2800
230
70
115
150,300,9
00
200,250 to
1200
200,300
300,500,1
500
350,500
340
Enforce Carbon
Carbon
Glass
Aramid
3900
2650
1700
2900
240
640
65
120
200
400
350
290,420
0,117
0,235
0,135
0.2,0,29
300
300
680
300
Kevlar
#
Structural
Reinforcement
System
Aramid 2100 120 280,420 0.193,0.28
6
100,300,5
00
Mbrace Tow
Sheet
Carbon
Carbon
Glass
3550
3000
1550
235
380
74
300
300
915
0.11,0.165
0.165
0.118
500
500
500


Replark
Carbon
Carbon
Carbon
3400
2900
1900
230
390
640
200
300
300
0.11-
0.167
0.165
0.143
250,330,5
00
250,330,5
00
250,330,5
00
Selfix
CarbofibeE
Selfix
Glass
Carbon
Aramid
1099
+
1417
+

1086
+
42
+

120
+

61
+
432
300
240
0.167
0.167
0.167
150,300
150,300
150,300
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


CarbofibeC
SelfixCabofibe
AR
SikaWrap Hex
230C
SikaWrap Hex
100G
Carbon
Glass
3500
2250
230
70
230
840
610
1270
Torayca UT70-
20
Torayca UT70-
30
Carbon
Carbon
4090
4220
230
235
200
300
0.111
0.167
100,250,5
00,1000

100,250,5
00,1000
Notes:
#
kecuali untuk hal ini, property untuk fibre kering.Nilai-nilai yang dimuat hanya
yang diindikasi.Perhatikan juga Note pada tabel 2.5
*
Ketebalan efektif adalah area total Cross-sectional dari fiber yang dibagi lebar
lembaran
+
Hasil normalisasi 55% volume menggunakan resin Selfix Carbofibe laminating

Tabel.2.6: Properti dari perekat epoxy (epoxy adhesives)

Property
Supplier and Trade Name
Exchem MBT SBD Sika
Resifix 31 MBrace
Laminate
adhesive
Epoxy Plus Sikadur
Tensile strength (N/mm
2
) 24 30 19 30
Flexual strength (N/mm
2
) 55 100 35
Shear strength (N/mm
2
) 22 18
Flexural modulus(kN/mm
2
) 6.5 3.5 9.8 12.8
Shear modulus (kN/mm
2
) 3.8
Glass transition temperature
T
g
(
0
C)
60 56 60,80 62
Note: Lihat note pada tabel 2.6




Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


Tabel. 2.7: Properti dari resin pelapis (laminating resins)

Property
Suplier
MBT SBD DML Sika Sumitomo
Composites
Tensile strength (N/mm
2
) 50 17 81 30 29
Flexural strength (N/mm
2
) 120 28
Flexural Modulus(kN/mm
2
) 3 5
Glass transition temperature
T
g
(
0
C)
55 60,80 59 53 55

2.4 ALASAN PENGGUNAAN CFRP
Carbon fiber lebih baik digunakan dibanding aramid fiber dan glass fiber.
Dilihat dari kekuatan dan elastisitasnya yang jauh lebih bagus dari kedua bahan
lain. Ini dapat dilihat dari tabel, yaitu :
Tabel 2.8: Perbandingan performance FRP
Performance Carbon Aramid Glass
Alkaline Resistant Good Good Bad
UV Resistant Yes No yes
Electrical Conductivity Yes No No
Compressive vs tensile Strength Close to Lower Close to
Elastic Modulus vs Steel Similar Lower Lower
Melting Point 650
0
C 200
0
C 1000
0
C
Creep Rupture Best Moderate Bad
Banyak alasan mengapa diperlukan kekuatan tambahan untuk struktur
beton bertulang, yaitu:
Kapasitas beban hidup bertambah, seperti pada jembatan yang selalu
menerima beban pada kendaraan atau gedung yang dulunya dijadikan
tempat tinggal kemudian diganti untuk kepentingan umum.
Melakukan penambahan kebutuhan bangunan diluar dari desain yang
dibuat atau kesalahan dalam merancang.
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


Memperbaiki kekuatan terhadap gempa, yang mana memberikan lapisan
tambahan terhadap beton akibat tegangan, atau penambahan secara terus
menerus diantara lapisan.
Menganti perkuatan atau menambah zat paska perkuatan, seperti dampak
dari kerusakan atau menutup (menghilangkan) korosi.
Dari semua kasus tersebut penambahan perkuatan pada bangunan
dilakukan pada bagian bangunan yang menerima beban hidup karena hal itu
sangat membantu dalam kelangsungan bangunan.

2.5 FUNGSI CFRP
Pada penggunaannya, CFRP fungsinya adalah :
Meningkatkan kekuatan kompresi dari kolom sirkular.
Meningkatkan kekuatan geser total kolom beton.
Meningkatkan kekuatan flextural dari kolom beton.
Menutup kondisi kolom yang sudah mengalami retak, retak sebelum
diberikan bahan ini.






Gambar 2.4 : Kolom yang rusak, retak.

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


2.6 PEKERJAAN SEBELUM DILAKUKAN PEMASANGAN
Dalam mendapatkan hasil yang maksimal untuk perkuatan struktur pada
suatu konstruksi ada hal yang harus dilakukan, yaitu:
2.6.1 INVESTIGASI
Tujuan dari investigasi adalah :
Mendapatkan gambaran yang lengkap dari lokasi dan besarnya kerusakan
yang terjadi serta kemungkinan penyebabnya.
Memperoleh data-data struktur yang baik pada dimensi struktur; data
material maupun data beban (mutu beton, mutu dan jumlah tulangan serta
beban yang bekerja).
Mengetahui kondisi lingkungan pada sekitar struktur yang ada.
Data-data di atas dijadikan sebagai evaluasi, karena tanpa data-data yang
benar dan akurat, maka rekomendasi perbaikan atau perkuatan hasil evaluasi akan
tidak tepat serta tidak tercapai sasaran, maka itu diperlukan data-data yang benar-
benar dari hasil investigasi hal ini dilakukan untuk mempermudah dan menunjang
tahapan evaluasi yang akan dilakukan selanjutnya.
Untuk mencapai tujuan di atas, maka harus dilakukan ;
Pengamatan secara visual (melakukan mapping disekitar kerusakan,
dimensi dari struktur beton dll).
Memeriksa dokumen-dokumen yang ada, baik dokumen perencanaan,
pelaksanaan, operasional maupun perawatan.
Melakukan testing-testing non destruktif yang diperlukan untuk
melengkapi data-data investigasi.
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


Pada saat melakukan pengamatan secara visual, beberapa jenis kerusakan
didapat adalah sebagai berikut :
Keretakan non struktur dan struktur.
Keropos (honeycomb).
Karat.
Lepasnya bagian beton (spalling).
Penurunan.
Penyebab kerusakan-kerusakan pada struktur bangunan, bisa diakibatkan oleh :
Kesalahan dalam perencanaan.
Kesalahan dalam pemilihan material.
Kesalahan pelaksanaan.
Pengaruh lingkungan sekitar (tempratur, kimia, beban dll).
Investigasi merupakan awal dari tahapan perbaikan atau perkuatan yang
akan dilakukan dan merupakan tahapan yang sangat penting dalam menunjang
dan mempermudah untuk melakukan evaluasi yang tepat, maka harus diusahakan
untuk mendapatkan data-data yang maksimal.

2.6.2 EVALUASI
Setelah mendapatkan data-data dari hasil investigasi, maka dilakukan
evaluasi untuk menentukan tindakan-tindakan apa yang akan diambil.
Penurunan kapasitas struktur (menurunkan beban operasional).
Melakukan perbaikan.
Melakukan perkuatan.
Melakukan pembongkaran.
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


Didalam menentukan salah satu tindakan di atas, maka harus dipertimbangkan
beberapa aspek yaitu :
Masa layan struktur.
Kebutuhan struktur.
Keselamatan umum.
Batasan-batasan yang ada apabila dilakukan perbaikan atau perkuatan,
misalnya waktu, biaya, keindahan dan kemudahan pelaksana.
Apabila ditentukan tindakan perbaikan atau perkuatan, maka evaluasi yang
dilakukan selanjutnya adalah menentukan metode dan material perbaikan atau
perkuatan.

2.6.3 METODE PERBAIKAN
Beberapa pertimbangan yang menjadi dasar penentuan metode perbaikan
yang akan digunakan adalah :
Jenis kerusakan.
Besar dan luasnya kerusakan yang terjadi.
Peralatan yang tersedia.
Kemampuan tenaga pelaksana.
Keterbatasan ruang kerja.
Kemudahan pelaksana.
Waktu pelaksanaan.
Biaya perbaikan.


Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


Metode perbaikan yang umumnya dilakukan adalah :
a. Patching
Metode perbaikan ini adalah metode perbaikan konvensional, dimana
kedalaman kerusakan tidak terlalu dalam (kurang dari selimut beton).
Pada metode perbaikan ini, yang perlu diperhatikan adalah penekanan
pada saat mortar ditempelkan; sehingga benar-benar didapatkan hasil
yang padat.
Material yang digunakan harus memiliki sifat mudah dikerjakan dan
tidak jatuh setelah terpasang (lihat maksimum ketebalan yang dapat
dipasang tiap lapis).
b. Grouting
Metode perbaikan ini umumnya dilakukan apabila kerusakan melebihi
selimut beton.
Metode grouting ini dapat dilakukan secara manual (gravitasi) atau
mengunakan pompa.
Pada metode perbaikan ini yang perlu diperhatikan adalah bekisting
yang terpasang harus benar-benar kedap, agar tidak ada kebocoran spesi
yang mengakibatkan terjadinya keropos.
Material yang digunakan harus memiliki sifat mengalir dan tidak susut.
c. Shotcrete (Beton Tembak)
Metode perbaikan ini umumnya digunakan untuk kerusakan yang
sangat luas, dimana metode patching ataupun grouting sudah tidak
efektif lagi. Dan pada metode ini tidak diperlukan bekisting lagi seperti
halnya pengecoran pada umumnya.
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


Metode shotcrete ada dua system yaitu dry-mix dan wet-mix.
Pada sistim dry-mix, campuran yang dimasukan dalam mesin berupa
campuran kering, dan akan tercampur dengan air di ujung selang.
Sehingga mutu dari beton yang ditembakan sangat tergantung pada
keahlian tenaga yang memegang selang, yang mengatur jumlah air.
Tapi sistim ini sangat mudah dalam perawatan mesin shotcrete, karena
tidak pernah terjadi blocking.
Pada sistim wet-mix, campuran yang dimasukan dalam mesin berupa
campuran basah, sehingga mutu beton ditembakan lebih seragam. Tapi
sistim ini memerlukan perawatan mesin tinggi, apalagi bila sampai
terjadi blocking.
Pada metode shotcrete, umumnya digunakan additive untuk
mempercepat pengeringan (accelerator), dengan tujuan mempercepat
pengerasan dan mengurangi terjadinya banyaknya bahan yang terpantul
dan jatuh (rebound).
d. Injection
Metode ini umumnya digunakan untuk kerusakan yang berupa
keretakan. Dalam proses perbaikan dengan metode ini dapat digunakan
alat manual ataupun mesin bertekanan.
Material yang digunakan harus mempunyai viskositas yang rendah,
sehingga mampu mengisi keretakan.
e. Coating
Metode ini berupa pemberian lapisan pada permukaan beton, dengan
tujuan melindungi beton dari serangan bahan kimia ataupun air laut;
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


biasanya digunakan pada waktu struktur didaerah laut atau struktur
yang berada dilingkungan aggressif.

2.7 STRUKTUR BANGUNAN YANG MENGGUNAKAN CFRP
CFRP pada umumnya digunakan pada perkuatan :
Lentur pada balok dan plat, bagian tumpuan maupun lapangan.
Geser pada balok dan kolom
Axial pada kolom
Lentur pada dinding (dinding penahan, silo dll)

2.8 BENTUK DAN TIPE FRP
Bentuk FRP yang sering digunakan pada perkuatan struktur adalah :
Plat / composite
Fabric / Wrap
Bentuk plat lebih efektif dan efisien untuk perkuatan lentur baik pada balok
maupun plat serta pada dinding; sedangkan bentuk wrap lebih efektif dan efesien
untuk perkuatan geser pada balok serta untuk meningkatkan kapasitas beban axial
dan geser pada kolom.

2.9 APLIKASI FRP TERHADAP BANGUNAN
Penggunaan FRP kini telah banyak digunakan oleh bangunan-bangunan
seperti jembatan, gedung-gedung (mall, pencakar langit, apartemen dst), stadion,
rumah tinggal dan lain-lain. Di Inggris terdapat 150 lebih struktur bangunan
mengunakan bahan ini sebagai bahan yang memperkuat struktur bangunan, data
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


diambil pada tahun 2000. Karena bahannya yang kuat, sederhana dan tidak
mencemari lingkungan maka bahan ini banyak dipakai. Berikut jenis contoh
bangunan yang mengunakan bahan ini, tabel 2.1.
Kolom bangunan yang mengunakan bahan ini, yaitu :
a. Kolom gedung
Berbeda halnya pada balok dan pelat, dikolom FRP digunakan untuk
memikul beban axial. FRP diletakan sebagai wrap pada kolom atau sebagai
pembungkus yang melingkari seluruh kolom hingga membuat kolom menjadi
tertutup rapat dari bawah hingga atas kolom. FRP kolom merupakan perpaduan
antara fiber karbon dengan resin.
Bahan ini sangat baik digunakan pada kolom yang berbentuk bulat atau
melingkar dibanding dengan kolom yang berbentuk bujur sangkar. Selain karena
bentuknya yang tidak perlu dibentuk dengan sudut-sudut tertentu pada kolom
bulat, material ini juga lebih rapat dan kuat ketika dipasangkan ke kolom
melingkar. Hal tersebut mudah untuk dilakukan dikarenakan sewaktu melakukan
pemasangan hanya diperlukan tinggi dan diameter kolom saja, sebagai gambaran
sebelum dilakukan pemasangan.
Bahan ini sudah banyak membantu dalam perkembangan struktur
bangunan terutama pada kolom seperti yang di Amerika dan di Jepang. Bahan ini
sudah banyak membantu bagi kemajuan negara tersebut, dan hal ini juga
dibuktikan dengan mengembangakan CFRP ini sebagai bahan yang mampu
memberi nilai lebih misalnya pada negara Jepang yang merupakan negara yang
memiliki seismic yang tinggi dan negara Amerika yang sering terjadi peristiwa
alam. Sebuah metode besar juga mulai dikembangkan dimana universitas yang
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


ada di negara Eropa mulai mengunakan bahan ini sebagai kekuatan tambahan dari
luar terhadap bangunannya seperti di Universitas Southampton, Inggris.

b. Kolom jembatan
Dalam bagian ini pekerjaan dilakukan secara berkelompok saat material
ini digunakan. Material pada umumnya dikerjakan dengan mengunakan tangan.
Untuk mesin digunakan pada material yang lebih luas dan yang banyak jumlah
strukturnya seperti kolom jembatan. Sebelum dilakukan pemasangan pada kolom
ada baiknya terlebih dahulu dipasang kait penjepit pada sekitar yang mau
diletakan FRP dan disekitar lingkaran kolom pada bagian atas kolom. Mesin pada
pengunaannya dapat menjangkau sekitar kolom, seperti ukuran yang terlalu tebal
pada waktu pemasangan fiber.

2.10 PEKERJAAN DAN PEMASANGAN FRP PADA KOLOM
Sebelum dilakukan pemasangan material komposit (FRP) ini perlu adanya
dilakukan koreksi. Selain karena perlu adanya koreksi, juga perlu dilakukan
peninjauan terhadap kebutuhan pada waktu pemasangan seperti perlengkapan
yang akan dipakai pada pemasangan agar keselamatan dan kenyamanan pada
waktu pemasangan dapat terjamin.

2.10.1 PEKERJAAN PADA FRP
Semua peralatan yang digunakan dalam pengabungan dan pengerjaan
pada pemasangan FRP serta material harus dijaga kebersihan dan perawatannya
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


sehingga mendapatkan hasil yang baik. Pengerjaan semuanya dilakukan dengan
bantuan alat.
Pengerjaan dan pengaplikasian untuk mengabungkan bahan dalam
membentuk selubung FRP ini harus sesuai dengan instruksi pabrik hal tersebut
dapat dilihat dari panduan yang diberikan oleh perusahaan tersebut. Jumlah
material pencampuran dilakukan hanya sekali saja tidak boleh melebihi jumlah
yang ditentukan, seperti volume yang terlalu banyak hal ini dapat mempengaruhi
tingginya temparatur pada waktu dilakukan pencampuran sehingga dapat merusak
struktur pencampuran. Resin atau perekat terlebih dahulu diaduk agar struktur
perekat tersebut merata kemudian resin dioleskan kepada permukaan kolom.
Resin atau perekat tersebut berfungsi untuk menyatukan wrap CFRP dengan
kolom beton. Bahan ini memiliki daya rekat yang kuat terhadap geser dan mampu
memberikan rekatan terhadap CFRP akibat beban anaksial yang besar. Resin yang
digunakan adalah epoxy dengan ketebalan olesan berkisar antara 1,5-2,0mm
dengan mengunakan roller dan ukuran ini cukup ideal untuk dibuat. Jenis perekat
ini tidak bersifat permanen atau mudah untuk dilepaskan dengan mengunakan
scrab dan bahan pelarut.





Gambar 2.5 : Mengolesi Resin atau perekat (epoxy) pada permukaan
kolom mengunakan Roller atau kuas silinder
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


2.10.2 PEMASANGAN FRP PADA KOLOM
Sebelum dipasangkan ke kolom wrap CFRP ini terlebih dahulu dipotong
dengan mengunakan alat pemotong. Alat pemotong material ini cukup sederhana,
hanya dengan mengunakan gunting pemotong fiber atau dalam skala yang besar
dengan mengunakan mesin pemotong fiber.
Setelah dilakukan pemotongan pada fiber untuk mendapatkan ukuran yang
tepat pada kolom, material tersebut kemudian dipasangkan ke kolom dengan
konvensional atau dengan mesin untuk daerah kolom yang lebih besar dan luas.





Gambar 2.6 : Pemasangan CFRP pada daerah paling berbahaya yang
sudah diolesi resin atau perekat (epoxy)
Agar bahan tersebut terekat dengan erat antara FRP tersebut dengan
permukaan beton maka dipakai epoxy. Epoxy merupakan bahan perekat yang
sangat kuat. Untuk jenis perekat ini ada dua macam dalam pemasangannya, yaitu:
Dry system (FRP tidak perlu dijenuhkan dulu dengan epoxy)
Wet system (FRP harus dijenuhkan dulu dengan Epoxy mesin saturator)
Untuk menentukan sistim mana yang akan digunakan, tergantung dari banyaknya
fiber per m
2
. Pada umumnya FRP dengan banyaknya fiber kurang dari 300
gr/m
2
menggunakan dry sistem dan sebaliknya menggunakan wet sistem.

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009







Gambar 2.7 : Mesin alat pemasang CFRP kolom bulat
2.11 PERUMUSAN CFRP PADA KOLOM
Perumusan Tegangan Regangan CFRP pada kolom
Bagian struktur beton akan mengalami reduksi saat memikul beban aksial
yang besar, karena regangan pada beton mencapai batas ultimate 0,003. Untuk
menghindari terjadinya deformasi lateral yang dapat mengakibatkan reduksi pada
beton maka digunakan CFRP sebagai bahan yang dapat menahan gaya regangan
tersebut. Selain mampu menambah kekuatan menahan gaya regangan pada kolom
beton, bahan ini juga mampu melakukan ikatan terhadap kolom beton tersebut,
sehingga akan membuat kolom beton dan CFRP akan menjadi linier dan
bertambah kaku.
Pada area beton yang terlindungi oleh CFRP dapat bertambah kekuatan
tekannya terhadap beban yang akan dipikul. Rumus yang digunakan dalam
perhitungan kekuatan CFRP adalah :
( ) | | 1 1 ' ' + =
c e c cc
k k f F ...(2.1)
Dimana
e
k adalah rasio area effektif yang terlindung (persamaan 2.2 ), sedang
c
k
adalah faktor penambahan kekuatan beton (persamaan 2.3 )
( ) | | ( ) ( )
( )
2 2
2 2 2 2
4
2 3 1 2 3 1 4
r r bh
r h r b r r bh
k
e



= ..(2.2)
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


2 1
=
c
k ...(2.3)
Dimana b dan h dimensi sisi luar potongan melintang kolom; r adalah radius pada
keliling sudut;
1
adalah faktor penambah kekuatan beton terhadap tegangan
triaxial pada batas-batas tegangan (lihat persamaan 2.4); dan
2
adalah faktor
reduksi terhadap penjumlahan untuk beberapa deviasi (persamaan 2.5 );
|
|
.
|

\
|
+ = 1
'
6 , 1
'
94 , 7 1 8 , 1 25 , 1
1
c
l
c
l
f
F
f
F
.(2.4)
1
'
8 , 0 6 , 0 4 , 1
2
2
+
(
(

|
|
.
|

\
|
=
c
l
l
l
l
l
f
F
F
f
F
f
.(2.5)
Dimana
l
F dan
l
f adalah maksimum dan minimum yang mengikat tegangan
lateral.
Penahan tegangan lateral pada jaket FRP
j l
f
,
dapat dihitung pada sumbu x
dan y pada potongan melintang (perhatikan gambar )

h y
x
Unconfined concrete

b
Gambar 2.9 : Panjang dan lebar confinement tertekan sedangkan sudut
confinement tertarik.

j
j
jx l
f
h
t
f 2
,
= ..(2.6)
r

Confined concrete
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009



j
j
jy l
f
b
t
f 2
,
= ..(2.7)
Dimana
j
t adalah ketebalan pada jaket FRP dan
j
f adalah tegangan pada sisi
dalam jaket FRP, yang dapat didefenisikan sebagai berikut :

t j j
E f = ...(2.8)
Dimana
t
adalah regangan pada potongan melintang pada FRP. Untuk mencari
nilai dari
l
F sama halnya dengan mencari nilai dari
l
f yang merupakan tegangan
lateralnya.































Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


BAB III
ANALISIS CONFINEMENT dan CFRP KOLOM

3.1. UMUM
Sebagai bahan konstruksi, beton bertulang termasuk bahan yang paling
banyak digunakan dalam pembangunan struktur dewasa ini. Dari segi material,
pembuatan dan perakitan tulangan, pengecoran dan biaya, beton relative mudah
dan murah. Kekuatan dari struktur kolom beton bergantung pada mutu beton (mix
design), proses perakitan tulangan, pengecoran, pemadatan dan perawatan setelah
pengecoran (curing). Pada tahap perencanaan, structural engineer mengunakan
mutu beton yang diperoleh berdasarkan hasil dari uji kuat tekan beton dengan
menggunakan moulding (silinder beton) yang diisi adukan beton. Sehingga mutu
yang diperoleh dari hasil uji kuat tekan beton merupakan mutu beton tanpa
tulangan (plain concrete). Sedangkan praktek di lapangan, struktur beton
mengunakan tulangan, baik tulangan longitudinal yang berfungsi menahan lentur
maupun tulangan tranversal (stirrup) yang menahan geser.
Dalam kondisi ultimate banyak faktor yang dapat menyebabkan mutu
beton tidak mencukupi dan hal ini dapat menyebabkan kerusakan dan keruntuhan
pada struktur beton, sehingga pembongkaran/perbaikan struktur beton perlu
dilakukan. Pembongkaran dan pembuatan struktur baru, memerlukan waktu yang
cukup lama, sedangkan perbaikan struktur beton dapat mengunakan berbagai
alternative perbaikan seperti externally bonded steel plates (pengikat luar baja),
steel jacket, concrete jackets dan dengan pemakaian material Carbon Fiber
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


Reinforced Polymer (CFRP) sebagai bahan perbaikan dan perkuatan struktur
beton.

3.2 KEKUATAN TEKAN BETON
Kekuatan tekan beton ditentukan oleh pengaturan dari perbandingan
semen, agregat kasar dan halus, air dan berbagai jenis campuran. Perbandingan air
terhadap semen merupakan faktor utama dalam menentukan kekuatan beton.
Semakin rendah perbandingan air semen, semakin tinggi kekuatan tekan beton
demikian sebaliknya. Kelebihan air pada campuran beton akan menurunkan
kualitas kerja (workability) atau menurunkan kuat tekan beton. Suatu ukuran dari
pengerjaan beton ini diperoleh dengan percobaan nilai slump, dimana lebih kecil
nilai slump lebih kental campuran beton dan lebih sukar dalam pengerjaan.
Kekuatan tekan beton di wakili oleh tegangan tekan maksimum f
c
dengan
satuan N/m atau Mpa dan juga memakai satuan Kg/cm
2
untuk struktur beton
bertulang pada umumnya menggunakan beton normal dengan kuat tekan pada
umur 28 hari berkisar antara 17-35 Mpa, sedangkan untuk beton prategang
digunakan kuat tekan beton lebih tinggi, berkisar antara 30-45 Mpa.
Nilai kuat tekan beton didapatkan melalui tata cara pengujian standar,
menggunakan mesin uji dengan cara memberikan beban tekan bertingkat dengan
kecepatan peningkatan beban tertentu atas benda uji silinder beton (d=150mm,
t=300 mm) sampai hancur. Tata cara pengujian yang umumnya dipakai adalah
standar ASTM C 39-86. kuat tekan masing-masing benda uji di tentukan oleh kuat
tegangan tekan tertinggi yang dicapai benda uji umur 28 hari akibat beban tekan.
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


Pada SK SNI T-15-1991-03 pasal 3.3.2 menetapkan bahwa regangan kerja
maksimum yang di perhitungkan di serat tepi beton tekan terluar adalah 0.003
sampai hancur. Untuk beton kepadatan normal dengan berat isi 2300 Kg/m
3
dapat digunakan nilai :
E
c
=4700f

c
.....(3.1)

3.3 KEKUATAN TARIK BETON
Nilai kuat tekan dan tarik beton tidak berbanding lurus, setiap usaha
perbaikan mutu kekuatan tekannya hanya desertai peningkatan kecil kuat nilai
kuat tariknya. Suatu perkiraan kasar dapat dipakai, bahwa nilai kuat tarik beton
normal hanya berkisar 9-15% dari kuat tekannya. Kuat tarik beton yang tepat sulit
untuk diukur. Suatu nilai pendekatan yang umum dilakukan dengan menggunakan
modulus of rupture:

2
) (
bd
PI
MOR = (3.2)
Ialah tegangan tarik lentur beton yang timbul pada pengujian hancur balok
beton polos atau tanpa tulangan, sebagai pengukur kuat tarik sesuai teori
elastisitas. Kuat tarik beton juga di tentukan melalui pengujian split cylinder yang
umumnya memberikan hasil lebih baik dan lebih mencerminkan kuat tarik yang
sebenarnya. Nilai pendekatan yang di peroleh dari hasil pengujian berulangkali
mencapai kekuatan 0.50-0.60 kali f
c
sehingga untuk beton normal digunakan
nilai 0.57f
c
. sedangkan dalam SK SNI T-15-1991-03 pada pasal 3.2.5 ditetapkan
bahwa besarnya modulus tarik untuk beton normal adalah 0,7f
c.

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


3.4 KOLOM BETON BERTULANG BERDASARKAN BENTUK
Kolom bertulang dibagi dalam dua kategori ;
1. Kolom beton bertulang pendek.
Dikatakan kolom beton bertulang pendek atau kolom pendek jika pada
saat pembebanan aksial diberikan pada kolom tersebut terjadi keruntuhan
material. Beban yang dapat dipikul ditentukan oleh dimensi penampang dan
kekuatan material penyusunnya.
Kolom yang mengalami keruntuhan dikarenakan regangan beton mencapai
0,003 atau tegangan baja yang mencapai fy. Hal tersebut disebabkan kolom yang
melentur akibat momen cenderung menimbulkan tekanan pada satu sisi kolom
dan tarikan pada sisi yang lainnya. Gaya yang ditimbulkan oleh momen dan beban
aksial relatif besar. Berikut gambar memperlihatkan kolom yang memikul beban
Pn.
a) Beban aksial besar dan momen diabaikan.
Hal ini diawali dengan keruntuhan pada hancurnya beton hingga semua
tulangan dalam kolom mencapai tegangan leleh dalam tekan.
Pn




b) Beban aksial besar dan momen kecil. Sehingga seluruh penampang
tertekan.
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


J ika suatu kolom menerima momen lentur kecil (yaitu, jika eksentrisitas
kecil), seluruh kolom akan tertekan tetapi tekanan disatu sisi akan lebih
besar dari sisi lainnya. Tegangan tekan maksimum dalam kolom sebesar
0,85fc dan keruntuhan akan terjadi oleh runtuhnya beton dan semua
tulangan tertekan.
Pn
e



c) Eksentrisitas lebih besar dari (b) dan momen kecil. Sehingga tarik mulai
dari satu kolom.
J ika eksentrisitas ditingkatkan dari kasus sebelumnya, gaya tarik akan
mulai terjadi pada satu sisi kolom dan baja tulangan pada sisi tersebut akan
menerima gaya tarik yang lebih kecil dari tegangan leleh. Pada sisi lain
tulangan mendapat gaya tekan. Keruntuhan akan terjadi karena hancurnya
beton pada sisi yang tertekan.
Pn
e





Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


d) Kondisi beban berimbang, eksentrisitas ditambah.
Saat penambahan eksentrisitas, maka akan tercapai suatu kondisi dimana
tulangan pada sisi tarik mencapai leleh dan pada saat bersamaan beton
pada sisi lainnya mencapai tekan maksimum 0,85 fc
Pn
e



e) Momen besar, beban aksial relatif kecil
J ika eksentrisitas terus ditambah, keruntuhan terjadi akibat tulangan
meleleh sebelum hancurnya beton.
Pn
e



f ) Momen lentur besar
Saat momen lentur besar, keruntuhan pada kolom sama dengan keruntuhan
pada sebuah balok.

Mn


Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


P
M
M
P

= P M
1
2

2. Kolom beton bertulang panjang atau langsing
Pada kolom beton bertulang pendek dibuat sebagai proses evaluasi
kelangsingan kolom untuk mendapatkan batas nilai rasio kelangsingan
tertentu. Jika sebuah kolom semakin langsing maka kolom tersebut akan
semakin mudah mengalami fenomena tekuk. Suatu kolom digolongan
langsing apabila dimensi atau ukuran penampang lintangnya kecil
dibandingkan dengan tinggi bebasnya (tinggi yang ditopangnya).









Gambar 3.1 : Momen Sekunder atau Momen . P
Kolom langsing yang menahan kombinasi beban aksial dengan lentur
akan mendapatkan momen lentur tambahan (momen sekunder) akibat efek P.
dan mengalami deformasi kearah lateral pada penampang yang ditinjau. Apabila
ditinjau suatu kolom langsing yang menahan gaya aksial Pu dengan eksentrisitas
e, tampak dengan adanya efek tekuk mengakibatkan momen lentur tambahan
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


Pu.e. Tingkat kelangsingan suatu struktur kolom dapat dibuat sebagai rasio
kelangsingan.

r
Kl
u
...(3.3)
Dimana : K =Faktor panjang efektif komponen struktur tekan.

u
l =Panjang komponen struktur tekan yang tidak ditopang.
r = J ari-jari putaran (radius of gyration) potongan lintang
komponen struktur tekan ditetapkan 0,30h dimana h ukuran
dimensi kolom persegi pada bekerjanya momen atau 0,25 D
dimana D adalah diameter kolom bulat.
Untuk menentukan apakah kelangsingan tersebut perlu diperhitungkan
atau diabaikan. Maka terlebih dahulu harus dilakukan pemeriksaan untuk
komponen tekan dengan pengacu lateral.
r
Kl
u
>34-12(M1b/M2b).....(3.4)
Dimana M1b dan M2b =Momen ujung-ujung faktor pada kolom yang posisinya
berlawanan. Momenmomen tersebut terjadi akibat beban yang tidak
menimbulkan goyangan ke samping yang besar, dihitung dengan analisis struktur
elastis. Momen M2b bernilai negatif apabila komponen kolom terlentur dalam
lengkungan ganda dan positif apabila terlentur dalam lengkungan tunggal.
Untuk komponen struktur tekan tanpa pengaku lateral, atau tidak disokong
untuk tertahan ke arah samping, efek kelangsingan dapat diabaikan apabila
memenuhi :
r
K
u

<22...(3.5)
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


Faktor panjang efektif tahanan ujung K bervariasi antara nilai 0,50-2,0
tergantung kondisinya, untuk keadaan tipikal adalah sebagai nilai-nilai berikut ini:
lk=1/2.lV2
2) Sendi-sendi 3) J epit-Sendi 4) J epit-jepit
1) J epit sebelah
l
lk=2l
Pu
lk=l
Pu Pu
lk=1/2.l
Pu

Gambar 3.2 : Panjang batang tekuk
a. Kedua ujung sendi, tidak bergerak lateral k =1,0
b. Kedua ujung jepit k =0,50
c. Satu ujung jepit, ujung lain bebas k =2,0
d. Kedua ujug jepit, ada gerak lateral k =1,0
Untuk kolom yang merupakan komponen rangka yang dikenal sebagai
portal balok kolom, tahanan ujungnya terletak diantara kondisi sendi jepit
dengan nilai k di antara 0,75 0,90. untuk kolom kaku tertahan plat lantai, nilai
berkisar di antara 0,95 1,0.
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


Perencanaan komponen struktur tekan beton bertulang dilakukan dengan
menggunakan beban aksial Pu yang didapat dari analisis rangka elastik dan
momen rencana yang sudah dibesarkan Mc, yang didefenisikan sebagai berikut:
Mc =db M2b +ds M2s (Pers SK SNI T-15-1991-03)(3.3.6)(3.6)
dimana, indeks 2 menunjuk kepada yang terbesar dari kedua momen ujung
komponen tekan, indeks b menyatakan dengan pengaku atau besar
momen momen yang dihasilkan dari goyangan lateral yang tidak
besar, dan indeks s menyatakan momen yang berhubungan dengan
goyangan.
Mc = momen rencana yang diperbesar, digunakan hanya untuk
merencanakan komponen struktur tekan beton bertulang.
d = faktor pembesar momen, diuraikan menjadi db yaitu faktor
pembesar untuk portal dengan pengaku yang
mencerminkan pengaruh dari kelengkungan diantara kedua
ujung komponen tekan dengan momen adalah akibat beban
vertikal atau beban gravitasi, dan ds adalah faktor pembesar
momen untuk portal tanpa pengaku yang mencerminkan
pergeseran akibat momen ujung dari beban yang
menyebabkan goyangan lateral badan seperti beban angin,
gempa dan gaya gravitasi.
M2b = momen faktor terbesar pada ujung komponen tekan akibat
dari beban yang tidak menyebabkan goyangan besar,
momen akibat dari gaya vertikal atau gravitasi, dihitung
dengan analisis portal elastik.
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


M2s = momen terfaktor terbesar yang terjadi di manapun di
sepanjang komponen struktur tekan akibat dari beban yang
menyebabkan goyangan lateral besar, dihitung dengan
analisis portal elastik.
Untuk rangka struktur yang mengunakan pengaku terhadap goyangan ke
arah lateral, misalnya mengunakan dinding geser, momen yang diperhitungkan
hanyalah M2b dan faktor pembesar ds1.0. Pada umumnya, apabila defleksi
lateral bangunan tidak melampaui
n
l /1500, struktur dianggap berpengaku.
Faktor db dan ds adalah pembesar momen yang secara empiris dapat
ditentukan sebagai berikut :
db = 0 . 1
1

|
|
.
|

\
|

c
u
m
P
P
C

........(3.7a)
ds = 0 . 1
1
1

|
|
.
|

\
|

c
u
P
P

........(3.7b)
dimana Pc adalah beban tekuk Euler,
Pc =
( )
2
2
u
K
EI

.......(3.8)
dan Pu beban rencana aksial terfaktor, Pu dan Pc adalah jumlah untuk semua
kolom dalam satu tingkat,Cm adalah faktor koreksi seperti ditentukan berikut ini.
Untuk komponen struktur ditopang tertahan ke arah samping (berpengaku)
dan tanpa beban tranversal pada dukungan,
Cm =0.60 +0.40 40 . 0
2
1

|
|
.
|

\
|
b
b
M
M
....(3.9)
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


dimana M1bM2b, sedangakan untuk kelengkungan tunggal 0
2
1
>
b
b
M
M

apabila hasil dari analisis struktur menunjukan bahwa di kedua ujung tidak
terdapat momen, rasio M1b/M2b diambil sama dengan satu. Sedangkan eksentrisitas
ujung yang di dapat kurang dari (15 +0.03h)mm, momen ujung yang didapat dari
perhitungan boleh digunakan untuk menentukan rasio M1b/M2b. Apabila
perhitungan menunjukan bahwa pada kedua ujung komponen struktur kolom, baik
berpengaku maupun tidak, tidak terdapat momen atau eksentrisitas ujung kurang
dari (15 +0.003h)mm, maka M2b harus didasarkan pada eksentrisitas minimum
(15 +0.003h)mm terhadap setiap sumbu utama secara terpisah (lihat SK SNI T-
15-1991-03 pasal 3.3.11 ayat 5.5). untuk komponen struktur lainnya, Cm
ditentukan sama dengan 1.0.
Didalam ungkapan Pc, peraturan SK SNI T-1991-03 pasal 3.3.11 ayat 5.2
memberikan ketentuan untuk perhitungan EI sebagai berikut :
Apabila memperhitungakan dampak sifat nonelastik beton, retak, dan rangkak
untuk pembebanan jangka panjang, maka nilai EI diperhitungkan sama dengan
blok terlentur tanpa beban aksial :
EI =
( )
d
se s
g c
I E
I E
+
|
|
.
|

\
|
+
1
5
.
........(3.10a)
untuk komponen kolom bertulangan sedikit (g3%) dapat dihitung secara
konservatif.
EI = ( )
d
g c
I E
+ 1
50 . 2
.
.....(3.10b)
dimana, Ec =modulus elastisitas beton
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


Es = modulus elastisitas baja tulangan
Ig =momen inersia beton kotor (penulangan diabaikan) terhadap
sumbu berat penampang
Ise =momen inersia terhadap sumbu pusat penampang komponen
struktur
Bd =bagian dari momen rencana yang dianggap memberikan
kontribusi tetap terhadap deformasi, biasanya ditentukan
sebagai nilai banding dari momen beban mati terfaktor
maksimum terhadap momen beban total terfaktor maksimum,
nilainya selalu positif.

3.5 PERSYARATAN PENULANGAN KOLOM
Jumlah luas penampang tulangan pokok memanjang kolom dibatasi
dengan rasio penulangan
g
antara 0,01 dan 0,08. penulangan yang lazim
dilakukan antara 1,5% sampai 3% dari luas penampang kolom. Khusus untuk
struktur bangunan berlantai banyak, penulangan kolom mencapai 4% dan ini tidak
boleh mengunakan lebih. Untuk kolom berpengikat sengkang bentuk segi empat
minimal terdiri dari 4 batang.
Pada jarak bersih antara batang tulangan pokok memanjang kolom
berpengikat sengkang tidak boleh kurang dari 1,5d` atau 40 mm. Persyaratan jarak
tersebut juga harus dipertahankan di tempat-tempat sambungan lewatan batang
tulangan.

3.6 PENGARUH SENGKANG TERHADAP KOLOM
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


l
f
yh
f
yh
f
Semua batang tulangan pokok harus dilingkup dengan sengkang dan kait
pengikat tebal paling sedikit dengan batang D10. Batasan minimum tersebut
antara kolom dengan tulangan pokok memanjang batang D32 atau lebih kecil,
sedangkan untuk diameter tulangan pokok lebih besar lainnya, umumnya
sengkang tidak kurang dari batang D12. Jarak spasi tulangan sengkang p.k.p.
tidak lebih dari 16 kali dimeter tulangan pokok memanjang, 48 kali dimeter
tulangan sengkang, dan dimensi lateral terkecil (lebar) kolom. Tulangan sengkang
atau kait pengikat harus dipasang dan diatur sedemikian rupa sehingga sudut-
sudutnya tidak dibengkok dengan sudut yang lebih besar dari 135
o
.
Sengkang akan memberikan pengaruh pada kuat tekan kolom dan
regangan tekan beton pada daerah tekan kolom tersebut. Tegangan lateral efektif
maksimum ( f
l
), yang diberikan oleh sengkang terjadi pada saat sengkang tersebut
sudah mengalami leleh.




(a ). Beban aksial kolom bujur sangkar (b ). Kekangan tulangan sengkang



(c ). Single lateral stress
Gambar 3.3 : Diagram freebody untuk kolom
Dari freebody tulangan sengkang maka diperoleh f
l
sebagai berikut:
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


'
2
sD
A f
f
SP yh
l
= ...(3.11)
dimana,
yh
f =tegangan leleh tulangan sengkang

SP
A =luas tulangan sengkang
` D =dimeter kolom yang terkekang oleh tulangan sengkangnya
s =jarak (spacing) tulangan sengkang pada kolom
Nilai dari f
l
dipengaruhi oleh jarak longitudianal tulangan sengkang, dimeter, dan
tegangan lelehnya. Pertambahan kuat tekan beton akan disebabkan karena
pengaruh tulangan sengkang (
CC
f ' ) dengan kuat tekan beton tak terkekang (
C
f ' )
adalah sebagai berikut:
(
(

+ = 254 , 1
'
' 2
'
' 94 , 7
1 254 , 2 ' '
C
l
C
l
C CC
f
f
f
f
f f .(3.12)
(

|
|
.
|

\
|
+ = 1
'
'
5 1 002 , 0
C
CC
CC
f
f
....(3.13)
'
4 , 1
004 , 0
CC
su y s
cu
f
f
+ = ..(3.14)
l e l
f k f = ' ...(3.15)
Dimana,
CC
=regangan pada saat kuat tekan beton mencapai
CC
f `
CU
=regangan ultimit yang terjadi pada saat beton mengalami retak
SU
=regangan leleh baja tulangan sengkang
s D A
Sp S
` 4 = =rasio volume dari tulangan pengekang
l
f ` =tegangan lateral kekangan effektif
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


f 'c
f 'cc
C
o
m
p
r
e
s
s
i
v
e

S
t
r
e
s
s
,


f
c
'
Assumed for
cover concrete
Unconfined
Concrete
Ec
Esec
Compressive Strain,
Confined
Concrete
First hoop fracture
CO

CO
2
SP

CC

CU

e
K =koefisien effektif penampang kolom yang terkekang (pakai
e
K =
0,75)











Gambar 3.4 : Diagram tegangan-regangan beton tak terkekang dan terkekang

3.7 PENGARUH FRP TERHADAP SENGKANG
FRP akan memberikan pengaruh yang besar terhadap kolom, karena
sifatnya yang mengalami tarik dan juga mampu menghidari terjadi keruntuhan
yang terjadi pada beton atau pada daerah yang tidak terlindungi oleh tulangan
sengkang. Pengunaan FRP akan menambah kekuatan beton serta menambah
tegangan dan regangan. Untuk gaya tekan FRP, dimana pada sisi penampang
kolom memberikan tekanan yang kecil dan gaya tekan yang besar terjadi pada
sudut penampang kolom. Kehancuran beton pada daerah yang tidak terlindungi
sengkang atau pada tebal beton (d) dapat teratasi. Kekuatan beton pada daerah
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


A
x
i
a
l

C
o
m
p
r
e
s
s
i
v
e

S
t
r
e
s
s
Ei
Axial Strain,
f fd
FRP- Confined Concrete
Plain Concrete
Ep
C

yang terlindungi oleh FRP akan lebih besar dibandingkan dengan daerah kolom
yang terlindungi oleh sengkang.

3.8 TEGANGAN DAN REGANGAN BETON DENGAN CFRP
Peningkatan tegangan aksial diikuti dengan peningkatan regangan pada
beton. Regangan ultimit pada beton tak terkekang tipikal diambil sebesar 0,003.
Asumsi yang digunakan adalah bahwa setelah lewat dari nilai regangan 0,003 ini
beton mengalami retak dan pengekangan yang diberikan oleh CFRP akan bekerja
maksimal. Pada bagian ini hubungan tegangan dan regangan akan linier dengan
kemiringan berdasarkan kekakuan CFRP.







Gambar 3.5 : Tegangan-regangan beton terkekang CFRP
Pengujian yang dilakukan oleh Munzer Hassan dan Omar Chaallal (2006) dan
diperoleh perhitungan kuat tekan beton yang terkekang dengan CFRP ( persamaan
2.1 ). Perhitungan dan disain dilakukan dengan perencanaan berdasarkan asumsi
sebagai berikut:
1. Penampang bidang rata akan tetap rata setelah mengalami lentur, berdasarkan
prinsip Bernouli yang mengatakan bahwa regangan yang dialami oleh beton
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


dan baja tulangan pada titik yang beragam pada penampang adalah berbanding
lurus dengan garis netral.
2. Momen lentur yang terjadi adalah pada sumbu simetri penampang.
3. Regangan maksimum pada serat tekan beton tak terkekang terluar adalah
sebesar 0,003, sedangkan untuk regangan ultimit serat tekan beton yang
memperhitungkan pengaruh dari tulangan sengkang adalah:
'
4 , 1
004 , 0
CC
su y s
cu
f
f
+ = ..(3.16a )
Untuk beton yang terkekang dengan CFRP, regangan serat tekan maksimum
dapat dicari dengan mengunakan persamaan:

'
5 , 2
004 , 0
CC
uj uj ss
ccu
f
f
+ = ...(3.16b )

D
t
j
ss
4
= ..(3.17)
Dimana, f
uj
= tegangan ultimit jacket dari CFRP (50% f
CFRP
)

uj
= regangan ultimit jacket dari CFRP (50%
CFRP
)
'
CC
f = tegangan tekan beton yang terlindung oleh tulangan
sengkang
ss
= rasio tulangan sengkang akibat CFRP
Nilai dari tegangan ultimit CFRP adalah sebesar 50% dari modulus elastis
CFRP, yang mana akan menyebabkan nilai dari regangan
CCU
menjadi
sangat besar jika dibandingkan dengan beton yang tidak terkekang (
C
). Hal
ini dapat mengakibatkan interlock action antar agregat yang merupakan faktor
penting dalam mekanisme ketahanan geser beton, sehingga kecukupan
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


kapasitas geser beton tersebut terjadi kelebihan beban mendadak (Priestley,
1996). Untuk itu nilai dari
uj
direncanakan sebesar 0,004 dan nilai dari
uj
f
menjadi
j
f yaitu sebesar :
t j j
E f =
Dimana,
uj t


a t
5 , 0 =
ambil 004 , 0 =
t

j j
E f 004 , 0 =
Dimana,
j
E =modulus elastis CFRP

a
=regangan aksial

t
=regangan tulangan sengkang

uj
=regangan ultimit pada CFRP
4. Kekuatan tarik hanya dipikul oleh baja tulangan dan CFRP, sedangkan
kekuatan tarik beton diabaikan.
5. kekuatan tekan disumbangkan oleh baja tulangan dan beton untuk diagram
interaksi yang hanya memperhitungkan kekuatan tekan CFRP, maka kekuatan
tekannya disumbangkan oleh baja tulangan, beton dan CFRP pada daerah
tekan.
6. Tegangan beton yang digunakan adalah tegangan beton ekuivalen, yaitu:
a. Tegangan beton sebesar '
C
f harus diasumsikan terdistribusi secara
merata pada daerah tekan ekuivalen yang dibatasi oleh tepi
penampang dan suatu garis lurus yang sejajar dengan sumbu netral
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


P
n
,

b
e
b
a
n

a
k
s
i
a
l
-Pn
e =eb
titik 5
0
kondisi seimbang
titik 2
Mn, Momen lentur
Mn
titik 4
daerah tertarik
0,003
daerah seimbang
0,003
titik 1
+Pn
titik 3
daerah tertekan
0,003
penampang kolom
berjarak x a . = dari serat dengan regangan tekan maksimum,
dimana x adalah tinggi garis netral.
b. Jarak x dari serat dengan regangan maksimum kesumbu netral
harus diukur dalam arah tegak lurus terhadap sumbu tersebut.
c. Nilai 85 , 0 = untuk 30 '
C
f Mpa dan direduksi sebesar 0,008
untuk setiap kenaikan 1 Mpa, tetapi
1
tidak boleh kurang dari
0,65.
3.9 ANALISIS KOLOM
Letak tulangan longitudinal tersebar pada penampang dengan besar sudut
yang sama. Tulangan sengkang yang terpasang dengan jarak yang sama serta
dimensi penampang memanjang kolom yang sama (panjang sama dengan lebar).











Gambar 3.6 : Diagram interaksi kolom
y S
<
S
y
y S
E
f
= =
y S
>
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


tulangan memanjang
tulangan sengkang
As As'
As
d
d'
Pn
As'
H
B
Dalam pengambaran diagram interaksi dari kolom, diperlukan 5 titik utama
sebagai acuan, yaitu:
Titik 1 (
n
M = 0 ;
n
P = aksial tekan maksimum )
Gaya tekan pada sumbu memanjang kolom yang berjarak e akan
cenderung melentur seiring dengan timbulnya momen M = P (e). Jarak e
dinamakan eksentrisitas gaya terhadap sumbu kolom. Timbulnya jarak
eksentrisitas ini membuat tegangan yang terjadi tidak merata untuk
seluruh permukaan penampang dan akan membuat perbedaan gaya pada
daerah yang satu dengan yang lainnya.
Kondisi pembebanan tanpa eksetrisitas yang merupakan keadaan khusus,
kuat beban aksial nominal atau teoritis dapat diungkapkan sebagai berikut:
} ) ( ' 8 , 0 { 65 , 0
0 St y St g C
A f A A f P + = ........................(3.18a )
untuk pemakain CFRP digunakan persamaan
} ) ( ' 8 , 0 { 65 , 0
0 J j St y St g C
A f A f A A f P + + = ............(3.18b )









Gambar 3.7 : Sketsa kolom pada beban aksial maksimum
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


Sedangkan peraturan memberikan ketentuan hubungan dasar antara beban
dengan kekuatan sebagai berikut:
n U
P P
dimana,
g
A = luas kotor penampang lintang kolom (mm
2
)

St
A = luas total penampang penulangan memanjang (mm
2
)

0
P =kuat beban aksial nominal atau teoritis tanpa eksentrisitas
P
n
= kuat beban aksial nominal atau teoritis dengan eksentrisitas
tertentu
P
u
= beban aksial terfaktor dengan eksentrisitas
g
St
g
A
A
= ..........................................................(3.19)
Eksentrisitas beban dapat terjadi akibat timbulnya momen yang antara lain
disebabkan oleh kekangan pada ujung-ujung kolom yang dicetak secara
monolit dengan komponen lain.

Titik 2 ( M M
n
=
lentur murni
; 0 =
n
P )
Titik ini merupakan titik perpotongan terhadap sumbu x, yaitu sumbu
n
M .
Titik ini disebut juga sebagai full beam condition, dimana beton hanya
mengalami gaya akibat momen, sedangkan akibat aksial adalah 0. Pada
titik ini nilai garis netral harus dicari dulu dengan membuat persamaan
n
P =0. Dengan mengunakan persamaan tersebut nilai dari garis netral (x)
pada penampang kolom untuk kondisi seperti ini dapat diperoleh. Dan
hasil tersebut kemudian diinput untuk mendapatkan harga dari momen
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


As'
x
Cc
a =0,85 x
F T
As
As
d
0,85f cc'
Cs
0,003
Mn
As'
d'
H
B
yang terjadi pada saat kolom mengalami lentur murni. Sedangkan untuk
daerah eksentrisitas adalah tidak terhingga.





















Gambar 3.8 : Untuk = e
S

'
S

uj

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


Analisis teori tersebut dapat dijelaskan menjadi persamaan sebagai
berikut:
Dengan mengacu pada momen lentur yang mengalami gaya dan gaya
aksial yang terjadi adalah 0. Maka gaya-gaya yang terjadi adalah gaya
tekan dan gaya tarik dalam keadaan seimbang atau disebut juga untuk gaya
tekan dan gaya tarik adalah sama.
P
n
= 0 .......................................................................................(3.20)
untuk kolom yang mengunakan confinement dengan persamaan:
C
S1
+ C
C
T =0 ...................................................................(3.21a )
untuk kolom yang mengunakan confinement dan FRP dengan persamaan:
C
S1
+ C
C
T F =0 .............................................................(3.21b )
Dari persamaan diatas dapat diperoleh nilai dari garis netral x, kemudian
nilai tersebut di input kepersamaan untuk mendapatkan nilai dari momen
lentur murni.
untuk kolom yang mengunakan confinement dengan persamaan:
) ` ( ) ( )
2
85 , 0
` ( ) (
1
s d F s T
x
s d C s C M
C S n
+ + + + + = .(3.22a )
untuk kolom yang mengunakan confinement dan FRP dengan persamaan:
) ` ( ) ( )
2
85 , 0
` ( ) (
1 j j C S n
t s d F s T
x
t s d C s C M + + + + + + + = ...(3.22b )
Momen lentur murninya adalah:
n n
M M =
lentur murni
=0,65 M
n lentur murni
...............................................(3.23)

Titik 3 ( merupakan titik tambahan )
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


T F
As
As
0,85f cc'
Cs Cc
As'
a =0,85 x
x
0,003
Pn
e
As'
d
d'
H
B
Titik tambahan ini dipakai untuk membuat diagram interaksi yang lebih
lengkap sebelum mencari gaya yang terjadi pada daerah seimbang pada
kolom.
Untuk analisis teori perhitungannya sama dengan titik 2 tapi beban aksial
0 terjadi pada daerah eksentrisitas bukan daerah plastis pada penampang
kolom. Beban aksial akan semakin kecil nilainya karena tergradasinya
jarak menjauhi pusat plastis dan momen lentur untuk kondisi seperti ini
akan semakin besar disebabkan seluruh batang mengalami tekan.















Gambar 3.9 : Sketsa kolom di titik tambahan
S

'
S

uj

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


Cc
a =0,85 x
As'
F T
As
d
As
Cs
x
0,003
0,85f cc'
d'
Pn =Pb
e =eb
As'
H
B
Titik 4 (
n
M
Balanced
;
n
P
Balanced
)
Dimana pada titik ini, regangan maksimum serat terluar dari beton tak
terkekang adalah 0,003, sedangkan beton terkekang tulangan sengkang
diperoleh dengan persamaan yang sebelumnya telah dijelaskan. Begitu
juga dengan regangan CFRP sudah di jelaskan sebelumnya. Baja tulangan
terluar dianggap telah mengalami leleh sehingga regangannya sebesar
0,002. dari hubungan ini diperoleh nilai garis netral balanced dengan
rumus perbandingan segitiga. Hasil analisis teori tersebut dapat dibuat
sebagai berikut dalam bentuk persamaan:
003 , 0
003 , 0
+
=
S
y
b
E
f
d
x
.....................................................................(3.24)
Dengan memasukan nilai
S
E =200.000 Mpa dan tegangan leleh baja yang
digunakan 400 =
y
f Mpa. Sehingga baja yang mengalami leleh memiliki
nilai regangan (
s
) =
200000
400
=
S
y
E
f
=0,002, maka didapat:

003 , 0 002 , 0
) ( 003 , 0
+
=
d
x
b
...................................................................(3.25)







Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009








Gambar 3.10 : Kolom keadaan seimbang
Keseimbangan gaya-gaya mensyaratkan:
untuk kolom yang mengunakan confinement dengan persamaan:
P
b
= C
S1
+ C
C
T..................................................................(3.26a )
untuk kolom yang mengunakan confinement dan FRP dengan persamaan:
P
b
= C
S1
+ C
C
T F............................................................(3.26b )
di mana, C
S1
= A
S
f
y

C
C
= 0,85 f
CC
a b = 0,85 f
CC
( 0,85 x ) b
T = A
S
f
y

F = A
J
f
J

Apabila baja tulangan tekan telah meluluh pada keadaan seimbang
regangan, maka:
C
S1
= A
S

( f
y
0,85 f
C
)
dengan demikian persamaan keseimbangan gaya-gaya menjadi:
untuk kolom yang mengunakan confinement
P
b
= A
S

( f
y
0,85 f
C
) + 0,85 f
CC
( 0,85 x ) b A
S
f
y
..........(3.27a)
untuk kolom yang mengunakan confinement dan FRP

P
b
= A
S

( f
y
0,85 f
C
) + 0,85 f
CC
( 0,85 x ) b A
S
f
y
- A
J
f
J
(3.27b)
S

'
S

ccu

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


e =besar
As' As
d
As
B
d'
Pn
As'
H
Eksentrisitas e
b
diukur dari titik pusat plastis. Pusat plastis berada di
tengah- tengah tinggi penampang. Momen diambil pada titik sembarangan,
jika titik tersebut diambil dari titik pusat plastis maka didapatkan
persamaan tersebut sebagai berikut:
untuk kolom yang mengunakan confinement
P
b
.e = C
S1
( d d )+ C
C |
.
|

\
|

2
85 , 0 x
d T( s )................................... (3.28a)
untuk kolom yang mengunakan confinement dan FRP
P
b
.e = C
S1
( d d )+ C
C |
.
|

\
|

2
85 , 0 x
d T( s ) F( s + d + t ) ........(3.28b)
Titik pusat plastis merupakan titik tangkap resultante perlawanan
penampang kolom terhadap beban tekan dengan anggapan bahwa
betonnya ditegangkan teratur sampai mencapai 0,85 f
C
, bajanya
ditegangkan teratur hingga f
y
dan CFRPnya juga ditegangkan hingga f
J.


Titik 5 (M
n
= 0; P
n
= aksial tarik maksimum)
Pada titik ini kolom hanya mengalami aksial tarik, properti yang ikut
memberikan sumbangan gaya sama dengan titik 1 kecuali kekuatan tarik
beton diabaikan, mengingat kekuatan tariknya hanya kurang lebih
1
/
10
dari
kekuatan tekannya. Namun nilai kuat tarik CFRP, karena kemampuannya
menahan tarik sangat tinggi.




Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009







Gambar 3.11 : Aksial tarik maksimum


Kondisi ini dibuat dengan persamaan sebagai berikut;
b n
P P = ..(3.29)

n
P = ] )[ 65 , 0 (
j j St y
f A A f + ..(3.30)
Hasil perhitungan dari kelima titik tersebut kemudian diwujudkan kedalam bentuk
diagram interaksi kolom seperti tergambar 3.6.




















Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009



















BAB IV
ANALISA PERHITUNGAN
4.1). Analisa Gaya Aksial dan Momen Lentur pada Kolom Confinement.
Kolom bujur sangkar memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
- Diameter kolom : 400 mm
- Kuat tekan ( '
C
f ) : 25 MPa
- Dimeter tulangan longitudinal : 20 mm
- Diameter tulangan sengkang : 10 mm
- Jumlah tulangan longitudinal : 8 buah
-
y
f tulangan longitudinal : 400 MPa
-
yh
f tulangan sengkang : 240 MPa
- Jarak tulangan sengkang : 130 mm
- Regangan beton tak terkekang : 0,003
-
S
E :
5
10 2x MPa
- Tebal selimut beton : 40 mm
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


d' =70 mm
s =130 mm
As2 As3 As'
d =330 mm
s
As3
Pb
As2 As'
tc =40 mm
As =8D20
B =400 mm
H =400 mm








Dari data sebelumnya, dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
Titik 1. Eksentrisitas kecil ( 0 =
n
M ; =
n
P aksial tekan maksimum )









Gambar 4.1: Gaya aksial maksimum, e =0 (confinement)
Beban aksial yang bekerja pada kolom
) (
maks n n
P P =
= ] ) ( ' 8 , 0 )[ 65 , 0 (
st y st g cc
A f A A f +
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


0,003
0,85fcc'
Cs1 Cc Cs2 T
a =0,85 x
x =114,209 mm
As3 As2 As'
Mn
As =8D20
As3 As' As2
d
d'
H
B
= | | ) 27 , 2513 )( 400 ( ) 27 , 2513 160000 )( 25 ( 8 , 0 ) 65 , 0 ( + 10
3

=2700,77769 KN







Titik 2. Momen lentur murni ( maksimum M
murni
= ; 0 =
n
P )
Kolom yang mengalami momen seperti ini dan tidak mengalami aksial atau sama
dengan 0 disebut dengan full beam condition.












1 S

2 S

3 S

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009






Gambar 4.2: Momen lentur maksimum, e = (confinement)
Beton yang terkekang tulangan tranversal
003 , 0 =
cu

s D
D
s D
A
sp
sp
s
'
)
4
1
( 4
'
4
2

= = = 0086 , 0
) 130 ( 280
) 10 (
2
=


0012 , 0
200000
240
= = =
s
yh
su
E
f

(
(

+ = 254 , 1
'
' 2
'
' 94 , 7
1 254 , 2 ' '
c
l
c
l
c cc
f
f
f
f
f f
l e l
f k f = ' ,
e
k untuk penampang lingkaran 0,95; untuk persegi 0,75
0356 , 1
) 280 )( 130 (
) 4 / 10 . )( 240 ( 2
'
2
2
= = =

sD
A f
f
SP yh
l
MPa
7767 , 0 ) 0356 , 1 ( 75 , 0 ' = =
l
f
Tegangan kolom yang terkekang tulangan tranversal (
cc
f ' )
(

+ = 254 , 1
25
) 7767 , 0 ( 2
25
) 7767 , 0 ( 94 , 7
1 254 , 2 25 '
cc
f
=30,014 Mpa
Regangan kolom yang terkekang tulangan tranversal
002 , 0 =
cc

Tulangan 1- D20 mengalami tekan
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


) ' 85 , 0 (
1 1 C y S S
f f A C =
=942,477[400 - 0,85(25)]
=356963,1638 N
Diasumsikan tulangan 2- D20 mengalami tekan
x x
s
003 , 0
200
2
=


) 200 (
003 , 0
2
= x
x
s



) ' 85 , 0 (
2 2 2 C S S S
f f A C =
=
(

) 014 , 30 ( 85 , 0 200000 ) 200 (


003 , 0
318 , 628 x
x

=
x
x 75398160 214 , 360961

Beton mengalami tekan
b a f C
C C
. ' 85 , 0 =
=0,85(30,014)(0,85x )(400)
=8674,046x
Diasumsikan tulangan 3- D20 mengalami tarik
x x
S
003 , 0
) 330 (
3
=


) 330 (
003 , 0
3
x
x
S
=
) ' 85 , 0 (
3 3 C S S
f f A T =
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


(

= ) 25 ( 85 , 0 200000 ) 330 (
003 , 0
477 , 942 x
x
T
=
x
x 8363 , 585513 186610446

Garis Netral, x dicari dengan persamaan gaya aksial sama dengan 0
0 =
n
P
0
2 1
= + + T C C C
C S S

0 262008606 214 , 1303438 046 , 8674
2
= + x x
x =114,209 mm

hasil dari garis netral tersebut di input kembali ke persamaan yang sebelumnya.
Tulangan 1- D20 tertekan
002 , 0 00116 , 0
) 70 209 , 114 (
209 , 114
003 , 0
) 70 (
003 , 0
003 , 0
70
1
1
1
1
= < =
=
=
=

y S
S
S
S
x
x
x x


Karena regangan pada tulangan baja 1- D20 lebih kecil dari pada regangan leleh
bajanya sehingga dipakai tegangan (f
S1
), dimana
y S
f f <
1
.
) ' 85 , 0 (
1 1 1 C S S S
f f A C =

3
10 ) 25 ( 85 , 0 200000 ) 70 209 , 114 (
209 , 114
003 , 0
477 , 942

|
.
|

\
|
=
=198,8656157 KN
Tulangan 2- D20 mengalami tarik
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


) 200 (
003 , 0
2
x
x
s
=
= ) 209 , 114 200 (
209 , 114
003 , 0

002 , 0 00225 , 0
2
= > =
y S
, untuk tulangan ini tidak sesuai dengan
asumsi sebelumnya dimana untuk tulangan ini mengalami tarik. Untuk
tegangan yang terjadi digunakan (f
y
= 400 MPa), dimana
400
2
= =
y S
f f MPa.
) ' 85 , 0 (
2 2 2 C S S S
f f A C =
= | |
3
10 ) 014 , 30 ( 85 , 0 400 318 , 628

=235,297614 KN
Beton yang mengalami tekan
b a f C
C C
. ' 85 , 0 =
=0,85(30,014)(0,85)(114,209)(400) 10
3

=990,6541196 KN
Tulangan 3- D20
) 330 (
003 , 0
3
x
x
S
=
) 209 , 114 330 (
209 , 114
003 , 0
=
= 002 , 0 0057 , 0 = >
y

Tulangan ini sesuai dengan asumsi sebelumnya yang mengatakan bahwa untuk
tulangan ini mengalami tarik. Untuk tegangan yang dipakai 400
3
= =
y S
f f MPa
) ' 85 , 0 (
3 3 C S S
f f A T =
| |
3
10 ) 25 ( 85 , 0 400 477 , 942

=
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


0,003
CcCs1 Cs2 T
0,85fcc'
a =0,85 x
x =141,222 mm
e =120 mm
As3 As' As2
Pn
As =8D20
As2 As3
d
As'
d'
H
B
=353,428875 KN
Momen yang terjadi pada kolom
) 130 ( )
2
85 , 0
200 ( ) 130 (
1
T
x
C C M
C S n
+ =
=198,8656157 (130) +990,6541196
|
.
|

\
|

2
) 209 , 114 ( 85 , 0
200 -
353,428875 (130)
=129952,4133 KNmm
=129,9524133 KNm
n R
M M = =(0,65)(129,9524133) =84,46906862 KNm

Titik 3. Eksentrisitas, e =120 mm













1 S

2 S

3 S

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009






Gambar 4.3: Gaya tekan pada jarak e =120 mm (confinement)
Diasumsikan mengalami tekan
| |
CC y St S
f f A C ' 85 , 0
1
=
=942,477 [400 0,85(25)]
=356963,1638 N

Diasumsikan mengalami tekan
x x
S
003 , 0
) 200 (
2
=


) 200 (
003 , 0
2
= x
x
S

( )
CC S S S
f f A C ' 85 , 0
2 2 2
=
=
(

) 014 , 30 ( 85 , 0 200000 ) 200 (


003 , 0
318 , 628 x
x

=
x
x 75398160 214 , 360961

Beton mengalami tekan
b a f C
C C
. ' 85 , 0 =
=0,85(30,014)(0,85x)(400)
=8674,046 x
Diasumsikan mengalami tarik
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


x x
S
003 , 0
) 330 (
3
=


) 330 (
003 , 0
3
x
x
S
=
(

= ) 25 ( 85 , 0 200000 ) 330 (
003 , 0
477 , 942 x
x
T
=
x
x 8363 , 585513 186610446

Daerah momen sangat kecil yang terjadi pada daerah plastis. Daerah momen
tersebut bergeser kedaerah eksentrisitas, e =120 mm.
) 130 ( )
2
85 , 0
200 ( ) 130 (
1
T
x
C C M
C S n
+ =
|
|
.
|

\
| + +
=
x
x x x
M
n
0 4125892652 122522010 2 , 1734809 46955 , 3686
2 3

Dari hasil iterasi didapatkan bahwa garis netral pada = x 141,222 mm
Sehingga didapat
Tulangan 1- D20
) 70 222 , 141 (
222 , 141
003 , 0
1
=
S

002 , 0 0015 , 0
1
= < =
y S

Untuk tulangan ini sesuai dengan asumsi sebelumnya yaitu mengalami tekan.
Karena regangan pada tulangan baja 1- D20 lebih kecil dari pada regangan leleh
bajanya sehingga dipakai tegangan (f
S1
), dimana
y S
f f <
1
.
| |
CC S St S
f f A C ' 85 , 0
1 1
=
=
3
10 ) 25 ( 85 , 0 200000 ) 70 222 , 141 (
222 , 141
003 , 0
477 , 942

(


Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


=265,1620519 KN
Tulangan 2- D20
) 222 , 141 200 (
222 , 141
003 , 0
2
=
S


2 S
=0,0012 002 , 0 = <
y

( )
CC S S S
f f A C ' 85 , 0
2 2 2
=
=
3
10 ) 014 , 30 ( 85 , 0 200000 ) 222 , 141 200 (
222 , 141
003 , 0
477 , 942

(


=211,3165978 KN
untuk tulangan ini tidak sesuai dengan asumsi sebelumnya dimana untuk tulangan
ini mengalami tarik. Untuk tegangan yang terjadi
y S
f f <
2

Beton mengalami tekan
b a f C
C C
. ' 85 , 0 =
=8674,046 x
=8674,046 (141,222)10
-3
=1224,966124 KN
Tulangan 3- D20
) 222 , 141 330 (
222 , 141
003 , 0
3
=
S


3 S
=0,004 > 002 , 0 =
y

untuk tulangan ini sesuai dengan asumsi sebelumnya dimana untuk tulangan ini
mengalami tarik. Untuk tegangan yang terjadi 400
1
= =
y S
f f MPa
| | ) 364 , 29 ( 85 , 0 400 477 , 942 = T 10
3

=353,4671396 KN
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


T Cs1 Cc
a =0,85 x
0,85f cc'
0,003
x =190,955 mm
As2 As3 As'
e =eb
Pn =Pb
As =8D20
As2 As3
d
d'
As'
H
B
Momen yang terjadi pada daerah eksentrisitas kolom
) 250 ( ) 120 (
2
85 , 0
200 ) 10 (
3 2 1 S S C S R
C C
x
C C M + +
|
.
|

\
|
+ =
=287847,9514 kNmm (10
-3
)
=287,8479514 kNm
R n
M M = =(0,65)( 287,8479514) =187,1011684 kNm
Beban aksial yang terjadi pada pusat eksentrisitas kolom

120
1011684 , 187
=
n
P =1559,176403 kN
Titik 4. Keadaan seimbang (
nbalanced
M ;
nbalanced
P )
Dimana regangan maksimum saat terluar dari beton tak terkekang adalah 0,003
sedangkan beton terkekang tulangan tranversal regangan dicari. Baja tulangan
dianggap telah mengalami leleh regangan 0,002. dari hubungan ini diperoleh nilai
dari garis netral balanced (x
b
) dengan rumus perbandingan segitiga.










Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009








Gambar 4.4: Gaya tekan pada keadan seimbang (confinement)


Beton yang terkekang tulangan tranversal
Tegangan beton kolom yang terkekang tulangan tranversal ( '
cc
f ) =30, 014 MPa
'
4 , 1
004 , 0
cc
su yh s
cu
f
f
+ =

s D
D
s D
A
sp
sp
s
'
)
4
1
( 4
'
4
2

= =
= 0086 , 0
) 130 ( 280
) 10 (
2
=


0012 , 0
200000
240
= = =
s
yh
su
E
f

014 , 30
) 0012 , 0 )( 240 )( 0086 , 0 ( 4 , 1
004 , 0 + =
cu

=0,00412
pakai jarak ini sebagai jarak nilai perbandingan
) 003 , 0 00412 , 0 (
330
00412 , 0 +
=
x

1 S

3 S

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


x =190,955 mm
Tulangan 1 D20 mengalami tekan.
955 , 190
00412 , 0
955 , 120
1
=
s


002 , 0 0026 , 0 ) 955 , 120 (
955 , 190
00412 , 0
1
= > = =
y s

Pakai = =
y s
f f
1
400 MPa
] 85 , 0 [
1 1 c y s s
f f A C = 10
3


)] 25 ( 85 , 0 400 [ 477 , 942 = 10
3

=356,9631638 KN
Beton mengalami tekan
ab f C
cc c
' 85 , 0 =
=0,85(30,014)(0,85)( 190,955)(400)10
3

=1656,352454 KN
Garis netral tepat berada pada tulangan 2 D20 sehingga gaya yang terjadi
pada tulangan ini sangat kecil atau tidak terjadi sama sekali.
Tulangan 3 D20 mengalami tarik
955 , 190
00412 , 0
045 , 134
3
=
s


002 , 0 00289 , 0 ) 045 , 134 (
955 , 190
00412 , 0
3
= > = =
y s

Regangan yang terjadi pada tulangan ini sama terhadap besar tegangan luluh baja,
maka = =
y S
f f
3
400 MPa.
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009



] ' 85 , 0 [
3 3 c S S
f f A T =
| |
3
10 ) 25 ( 85 , 0 400 477 , 942

=
=356,9631638 KN
Beban aksial seimbang yang terjadi pada kolom
T C C P
c s nbalanced
+ =
1

=356,9631638 +1656,352454 -356,9631638
=1656,352454 KN

Momen seimbang yang terjadi pada kolom
) 130 (
2
85 , 0
200 ) 130 (
1
T
x
C C M
c s nbalanced
+
|
.
|

\
|
+ =
) 130 (
2
85 , 0
200 ) 130 (
1
T
x
C C e P
c s b
+
|
.
|

\
|
+ =
(1656,352454)e =289658,1807
e =174,877 mm
Eksentrisitas dalam keadaan seimbang, maka + = e e
b
200
=
b
e 374,877 mm
=
b
P 0,65(1656,352454) =1076,629095 KN
= =
b b R
e P M 1076,629095 (374,877)10
-3
=403,6034852 KNm
Titik 5. Eksentrisitas besar ( 0 =
n
M ; =
n
P aksial tarik maksimum atau tekan
minimum )
Beban aksial yang bekerja pada kolom
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


As3
As3
Pn
e =besar
As2 As'
d'
d
As2 As'
As =8D20
H
B








Gambar 4.5: Gaya tarik aksial maksimum (confinement)
) (
maks n n
P P =
= ] )[ 65 , 0 (
St y
A f
= | | ) 477 , 942 )( 400 ( ) 65 , 0 ( 10
3

=- 240,36402 KN

Dari hasil perhitungan yang sebelumnya dilakukan, maka perhitunganya dapat
dibuat kedalam tabel.
Tabel 4.1 Perubahan peningkatan kuat beban aksial dan momen pada kolom
confinement.

e, (mm)
Kuat beban aksial
n
P ,(KN)
Kuat momen
e P
n
(KNm)
kecil 2700,77769 0-kecil
0 84,46906862
120 1559,176403 187,1011684
374,877 1076,629095 403,6034852
besar - 240,36402 0

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


-500
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
0 100 200 300 400 500

















Gambar 4.6: Diagram interaksi kolom confinement



4.2). Menganalisa Gaya Aksial dan Momen pada Kolom karena Pengaruh
tebal CFRP (t_CFRP).
4.2.1). Tebal CFRP = 0,3 mm
Kolom bujur sangkar memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
- Diameter kolom : 400 mm
- Kuat tekan ( '
C
f ) : 25 MPa
- Dimeter tulangan longitudinal : 20 mm
- Diameter tulangan sengkang : 10 mm
- Jumlah tulangan longitudinal : 8 buah
-
y
f tulangan longitudinal : 400 MPa
-
yh
f tulangan sengkang : 240 MPa
- Jarak tulangan sengkang : 130 mm
- Regangan beton tak terkekang : 0,003
1 titik
3 titik
4 titik
2 titik
5 titik
) (kNm M
n
) (kN P
n

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


-
S
E :
5
10 2x MPa
- Tebal selimut beton : 40 mm
Dari data diatas, dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
Kuat tekan beton akan bertambah akibat pengaruh kekangan dari luar
beton ) ' (
cc
F dengan kuat tekan beton tak terkekang ) ' (
c
f
)] 1 ( 1 [ ' ' + =
c e C CC
k k f F
t j j
E f =
Dimana,
u j t
,

a t
5 , 0 =
ambil 004 , 0 =
t


j j
E f 004 , 0 =
=0,004 (231000)
=924 N/mm
2

Jaket CFRP yang mengikat tegangan lateral,
j l
f
,

j
j
jx l
f
h
t
f . 2
,
=
=
( )
( ) 924
400
3 , 0
. 2
= 1,386 N/mm
2

j
j
jy l
f
b
t
f . 2
,
=

( )
( ) 924
400
3 , 0
. 2 =
=1,386 N/mm
2

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


Faktor penambah kekuatan terhadap tegangan triaxial ( )
1


|
|
.
|

\
|
+ = 1
'
6 , 1
'
94 , 7 1 8 , 1 25 , 1
1
c
l
c
l
f
F
f
F

=


|
|
.
|

\
|
+ 1
25
386 , 1
6 , 1
25
386 , 1
94 , 7 1 8 , 1 25 , 1
=1,339
Faktor reduksi;
Karena panjang dengan lebar pada kolom untuk ukurannya adalah sama, maka
nilai 234 , 3
, ,
= = =
l jy l jx l
f f f N/mm
2



1
'
8 , 0 6 , 0 4 , 1
2
2
+
(
(

|
|
.
|

\
|
=
c
l
l
l
l
l
f
F
F
f
F
f

= 1
25
386 , 1
8 , 0
386 , 1
386 , 1
6 , 0
386 , 1
386 , 1
4 , 1
2
+
(
(

|
.
|

\
|

=1
Faktor penambah kekuatan beton
2 1
. =
c
k
=(1,339)(1)
=1,339
Rasio area effektif yang terlindung oleh CFRP
( ) | | ( ) ( )
( )
2 2
2 2 2 2
4
2 3 1 2 3 1 4
r r bh
r h r b r r bh
k
e



=
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


As3 As2 As'
p
CFRP
tc =40 mm
s =130 mm
As'
d =330 mm
As =8D20
s
As3
As2
B =400 mm
H =400 mm
d' =70 mm
tj =0,3 mm
mm 10 =
=
( )( ) ( ) | | ( ) ( )
( )( ) ( )
2 2
2 2 2 2
30 . 30 . 4 400 400
30 . 2 400 3 1 30 . 2 400 3 1 30 . 30 . 4 400 400




= 0,515
Pertambahan kekuatan beton akibat pemakaian CFRP pada kolom
( ) | | 1 1 ' ' + =
C e C CC
k k f F
= ( ) | | 1 339 , 1 515 , 0 1 25 +
=29,364 N/mm
2






Titik 1. Eksentrisitas kecil ( 0 =
n
M ; =
n
P aksial tekan maksimum )









Gambar 4.7: Gaya aksial maksimum, e =0 (confinement_CFRP)
Beban aksial yang bekerja pada kolom
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


0,85fcc'
F T Cs2 CcCs1
a =0,85 x
x =135,662 mm
0,003
As' As3 As2
B
d
As3
d'
As2 As'
As =8D20
H
Mn
) (
maks n n
P P =
= ] ) ( ' 8 , 0 )[ 65 , 0 (
j j st y st g CC
f A A f A A F + +
= | | ) 924 )( 400 )( 3 , 0 ( 4 ) 27 , 2513 )( 400 ( ) 27 , 2513 160000 )( 364 , 29 ( 8 , 0 ) 65 , 0 ( + + 10
3

=3346,447177 KN

Titik 2. Momen lentur murni ( maksimum M
murni
= ; 0 =
n
P )
Kolom mengalami full beam condition atau mengalami gaya akibat momen
seutuhnya dan tidak terjadi gaya aksial. Kondisi seperti ini akan menyebabkan
beton mengalami kehancuran. Kehancuran pada kondisi ini sama dengan
kehancuran pada beton.













Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009







Gambar 4.8: Momen lentur maksimum, e = (confinement_CFRP)
Beton yang terkekang tulangan tranversal
(
(

+ = 254 , 1
'
' 2
'
' 94 , 7
1 254 , 2 ' '
C
l
C
l
C CC
f
f
f
f
f f
l e l
f k f = ' ,
e
k untuk penampang lingkaran 0,95; untuk persegi 0,75
0356 , 1
) 280 )( 130 (
) 4 / 10 . )( 240 ( 2
'
2
2
= = =

sD
A f
f
SP yh
l
MPa
7767 , 0 ) 0356 , 1 ( 75 , 0 ' = =
l
f
Tegangan kolom yang terkekang tulangan tranversal ( '
CC
f )
(

+ = 254 , 1
25
) 7767 , 0 ( 2
25
) 7767 , 0 ( 94 , 7
1 254 , 2 25 '
CC
f
=30,014 Mpa
Karena kolom terkekang oleh CFRP dari luar permukaan kolom sendiri maka
regangan (
CC
) untuk tegangan kolom yang terkekang oleh tulangan tranversal
( '
CC
f ) menggunakan perbandingan segi tiga.
) (
004 , 0
d x
x
cc
=
Tulangan 1- D20 mengalami tekan
) ' 85 , 0 ( '
1 CC y S S
F f A C =
3 S

2 S

1 S

uj

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


=942,477[400 - 0,85(29,364)]
=353467,1396 N
Beton mengalami tekan
b a f C
CC C
. ' 85 , 0 =
=0,85(30,014)(0,85x )(400)
=8674,046x
Diasumsikan tulangan 2- D20 mengalami tekan
) 3 , 200 (
004 , 0
2
= x
x
s

) ' 85 , 0 (
2 2 2 CC S S S
f f A C =
=
(

) 014 , 30 ( 85 , 0 200000 ) 3 , 200 (


004 , 0
318 , 628 x
x

=
x
x 3 , 100681676 814 , 486624

Diasumsikan tulangan 3- D20 mengalami tarik
) 3 , 330 (
004 , 0
3
x
x
S
=
) ' 85 , 0 (
3 3 CC S S
F f A T =
(

= ) 364 , 29 ( 85 , 0 200000 ). 3 , 330 (


004 , 0
477 , 942 x
x
T
=
x
x 2604 , 777505 5 , 249040122

CFRP menglami tarik
x x
CFRP
004 , 0
) 3 , 400 (
=


Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


) 3 , 400 (
004 , 0
x
x
CFRP
=

J J
F A F =
=
(

) 231000 )( 3 , 400 (
004 , 0
) 3 , 400 )( 3 , 0 ( x
x

=
x
x 16 , 110963 95 , 44418552

Dari persamaan gaya aksial yang terjadi pada kolom, maka garais netral dapat
dicari melalui persamaan dibawah ini;
0 =
n
P
0
2 1
= + + F T C C C
C S S

0 8 , 394140351 374 , 1728560 046 , 8674
2
= + x x
x =135,662 mm
dari garis netral yang telah didapat dibuktikanlah daerah yang mengalami tekan
dan tarik.
Regangan dari tegangan dari tulangan tranversal (
cc
f ' ),
) 662 , 95 (
662 , 135
004 , 0
=
CC
=0,00282
Tulangan 1- D20 mengalami tekan
002 , 0 00192 , 0
) 3 , 70 662 , 135 (
662 , 135
004 , 0
) 3 , 70 (
004 , 0
1
1
1
= < =
=
=
y S
S
S
x
x


Karena regangan pada tulangan baja 1- D20 lebih kecil dari pada regangan
leleh bajanya sehingga tegangan
y S
f f <
1
.
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


(

= ' 85 , 0 200000 ) 3 , 70 (
004 , 0
'
1 CC S S
F x
x
A C
=
(

) 364 , 29 ( 85 , 0 200000 ) 3 , 70 662 , 135 (


662 , 135
004 , 0
477 , 924 10
-3

=353,4671396 KN
Beton yang mengalami tekan
b a f C
CC C
. ' 85 , 0 =
=0,85(30,014)(0,85)(135,662)(400) 10
3

=1176,738428 KN
Tulangan 2- D20
) 3 , 200 (
004 , 0
2
x
x
s
=
= ) 662 , 135 3 , 200 (
662 , 135
004 , 0

002 , 0 0019 , 0
2
= < =
y S
, untuk tulangan ini tidak sesuai dengan asumsi
sebelumnya dimana untuk tulangan ini mengalami tarik. Untuk tegangan
yang terjadi
y S
f f <
1

) ' 85 , 0 (
2 2 2 CC S S S
f f A C =
=
3
10 ) 014 , 30 ( 85 , 0 200000 ) 3 , 200 (
004 , 0
318 , 628

(

x
x

=628,318[(0,0019)(200000) 0,85(30,014)] 10
3

=222,731254 KN
Tulangan 3- D20 mengalami tarik
) 3 , 330 (
004 , 0
3
x
x
S
=
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


) 662 , 135 3 , 330 (
662 , 135
004 , 0
=
= 002 , 0 0057 , 0 = >
y

Tulangan ini sesuai dengan asumsi sebelumnya yang mengatakan bahwa untuk
tulangan ini mengalami tarik. Untuk tegangan yang dipakai MPa f f
y S
400
3
= =
) ' 85 , 0 (
3 CC y S
F f A T =
| |
3
10 ) 364 , 29 ( 85 , 0 400 477 , 942

=
=353,4671396 KN
Pembungkus kolom CFRP
) 3 , 400 (
004 , 0
x
x
CFRP
=
= ) 662 , 135 3 , 400 (
662 , 135
004 , 0

=0,0078
J J
F A F =
=
(

) 231000 )( 3 , 400 (
004 , 0
) 3 , 400 )( 3 , 0 ( x
x

=
x
x 16 , 110963 95 , 44418552

=
662 , 135
) 662 , 135 ( 16 , 110963 95 , 44418552
10
3

=216,4575838 KN

Momen yang terjadi pada kolom
) 200 ( ) 130 ( )
2
85 , 0
3 , 200 ( ) 130 (
1
F T
x
C C M
C S n
+ + + =
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


As3
As3
T F
0,003
0,85fcc'
Cs2 Cs1 Cc
a =0,85 x
x =135,372 mm
As2 As'
d
As2
d'
As'
H
B
As =8D20
e =120 mm
Pn
=353,4671396 (130) +1176,738428
|
.
|

\
|

2
) 662 , 135 ( 85 , 0
3 , 200 +
353,4671396 (130) +216,4575838 (230)
=303047,2375 KNmm
=303,0472375 KNm
n R
M M =
=(0,65)( 303,0472375)
=196,9807044 KNm






Titik 3. Eksentrisitas, e =120 mm









Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009








Gambar 4.9: Gaya tekan pada jarak e =120 mm (confinement_CFRP)
Diasumsikan mengalami tekan
| | ' 85 , 0 '
1 CC y S S
F f A C =
=942,477 [400 0,85(29,364)]
=353467,1396 N
Diasumsikan mengalami tekan
x x
S
004 , 0
) 3 , 200 (
2
=


) 3 , 200 (
004 , 0
2
= x
x
S

( ) ' 85 , 0
2 2 2 CC S S S
f f A C =
=
(

) 014 , 30 ( 85 , 0 200000 ) 3 , 200 (


004 , 0
318 , 628 x
x

=
x
x 3 , 100681676 814 , 486624

Beton mengalami tarik
b a f C
CC C
. ' 85 , 0 =
=0,85(30,014)(0,85x)(400)
=8674,046 x
1 S

2 S

3 S

uj

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


Diasumsikan mengalami tarik
x x
S
004 , 0
) 3 , 330 (
3
=


) 3 , 330 (
004 , 0
3
x
x
S
=
(

= ) 364 , 29 ( 85 , 0 200000 ) 3 , 330 (


004 , 0
477 , 942 x
x
T
=
x
x 2604 , 777505 5 , 249040122

CFRP mengalami tarik
x x
CFRP
004 , 0
) 3 , 400 (
=


) 3 , 400 (
004 , 0
x
x
CFRP
=
J J
f A F =
=
(

) 3 , 400 (
004 , 0
) 231000 )( 3 , 400 )( 3 , 0 ( x
x

=
x
x 16 , 110963 95 , 44418552

Daerah momen sangat kecil yang terjadi pada daerah plastis. Daerah momen
tersebut bergeser kedaerah eksentrisitas, e =120 mm.
) 200 ( ) 130 ( )
2
85 , 0
3 , 200 ( ) 130 (
1
F T
x
C C M
C S n
+ =
|
|
.
|

\
| + +
=
x
x x x
M
n
0 4125892652 1 , 169219044 032 , 1740881 46955 , 3686
2 3

Dari hasil iterasi didapatkan bahwa garis netral adalah = x 135,372 mm
Gaya-gaya yang terjadi untuk kondisi ini adalah;
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


Tulangan 1- D20 mengalami tekan
) 3 , 70 372 , 135 (
372 , 135
004 , 0
1
=
S

002 , 0 00192 , 0 = < =
y

Karena regangan pada tulangan baja 1- D20 lebih besar dari pada regangan leleh
bajanya sehingga dipakai tegangan dimana
y S
f f <
1
.
| | ' 85 , 0 '
1 1 CC S S S
F f A C =
=
3
10 ) 364 , 29 ( 85 , 0 200000 ) 3 , 70 372 , 135 (
372 , 135
004 , 0
477 , 942

(


=338,9079405 KN
Tulangan 2- D20
) 372 , 135 3 , 200 (
372 , 135
004 , 0
2
=
S


2 S
=0,00191 002 , 0 = <
y

tulangan ini tidak sesuai dengan asumsi sebelumnya. Tulangan ini mengalami
tarik. Tegangan yang terjadi
y S
f f <
1

( ) ' 85 , 0
2 2 2 CC S S S
f f A C =
=
3
10 ) 014 , 30 ( 85 , 0 200000 ) 372 , 135 3 , 200 (
372 , 135
004 , 0
477 , 942

(


=337,5851849 KN
Beton mengalami tekan
b a f C
CC C
. ' 85 , 0 =
=8674,046 x
=8674,046 (135,372)10
-3
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


=1174,222955 KN
Tulangan 3- D20 mengalami tarik
) 372 , 135 3 , 330 (
372 , 135
004 , 0
3
=
S


3 S
=0,0057 > 002 , 0 =
y
.

tegangan yang terjadi 400
1
= =
y S
f f MPa
| | ' 85 , 0
3 CC y S
F f A T =
| | ) 364 , 29 ( 85 , 0 400 477 , 942 = 10
3

=353,4671396 KN
CFRP mengalami tarik
) 372 , 135 3 , 400 (
372 , 135
004 , 0
=
CFRP

=0,0078
J J
f A F =
=
372 , 135
) 372 , 135 ( 16 , 110963 95 , 44418552
[10
-3
]
=217,1589993 KN
Momen yang terjadi pada daerah eksentrisitas kolom
) 320 ( ) 250 ( ) 120 (
2
85 , 0
3 , 200 ) 10 (
2 1
F T C
x
C C M
S C S R
+ + +
|
.
|

\
|
+ =
=369397,1375 kNmm (10
-3
)
=369,3971375 kNm
=
n
M (369,3971375)(0,65) =240,1081394 kNm
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


H
B
d
d'
As3 As2 As'
As3 As2 As'
a =0,85 x
x =239,321 mm
0,85f cc'
0,003
Cs1 Cs2 Cc T F
As =8D20
e =eb
Pn =Pb
Beban aksial yang terjadi pada pusat eksentrisitas kolom

3
10 ) 120 (
1081395 , 240
120

= =
n
n
M
P
=2000,901161 kN











Titik 4. Keadaan seimbang (
nbalanced
M ;
nbalanced
P )
Dimana keadaan ini regangan maksimum saat terluar dari beton tak terkekang
adalah 0,003 sedangkan beton terkekang tulangan tranversal regangan dicari dan
untuk beton terkekang dengan CFRP dicari. Baja tulangan dianggap telah
mengalami leleh regangan 0,002. dari hubungan ini diperoleh nilai dari garis
netral balanced (x
b
) dengan rumus perbandingan segitiga



Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009















Gambar 4.10: Gaya tekan pada keadan seimbang (confinement_CFRP)

Tegangan untuk beton yang tidak terkekang oleh tulangan tranversal atau
berada pada kekangan CFRP adalah = '
CC
F 29,364 N/mm
2

'
5 , 2
004 , 0
CC
uj uj ss
ccu
f
f
+ =

t uj
= =direncanakan 0,004 sehingga
924 ) 231000 ( 004 , 0 004 , 0 = = =
j j
E f Mpa
462 ) 924 ( 5 , 0 5 , 0 = = =
j uj
f f Mpa
003 , 0
400
) 3 , 0 ( 4
4
= = =
D
t
j
ss

3 S

1 S

ccu

2 S

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


'
CC
f =30,014 MPa
00446 , 0
014 , 30
) 004 , 0 )( 462 )( 003 , 0 ( 5 , 2
004 , 0 = + =
ccu
( regangan terlindung CFRP
daerah tekan )
Garis netral (
b
x ) dicari dengan menggunakan persamaan perbandingan segitiga,
regangan beton
uc
=0,003 (daerah tarik).
) 003 , 0 00446 , 0 ( ) 00446 , 0 ( +
=
d x
b

321 , 239 ) 00446 , 0 (
) 003 , 0 00446 , 0 (
3 , 400
=
+
=
b
x
mm
Tulangan 1- D20 mengalami tekan
321 , 239
00446 , 0
021 , 169
1
=
S


002 , 0 00314 , 0 ) 021 , 169 (
321 , 239
00446 , 0
1
= > = =
y S


Pakai 400
1
= =
y S
f f MPa
] ' 85 , 0 [ '
1 CC y S S
F f A C = 10
3

)] 364 , 29 ( 85 , 0 400 [ 477 , 942 = 10
3

=353,4671396 KN
Tulangan 2- D20 mengalami tekan
321 , 239
00446 , 0
021 , 39
2
=
S


002 , 0 00072 , 0 ) 021 , 39 (
321 , 239
00446 , 0
2
= < = =
y S

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


Dengan demikian untuk
y S
f f <
2

] ' 85 , 0 [
2 2 2 CC S S S
f f A C = 10
3


3
10 ) 014 , 30 ( 85 , 0 200000 ) 021 , 39 (
321 , 239
00446 , 0
318 , 628

(

=
=75,35268401 KN
Beton mengalami tekan
ab f C
CC C
' 85 , 0 =
=0,85(30,014)(0,85)(235,321)(400)10
3
=2041,185179 KN
Tulangan 3- D20 mengalami tarik
321 , 235
00446 , 0
069 , 95
3
=
S


002 , 0 0018 , 0 ) 069 , 95 (
321 , 235
00446 , 0
3
= < = =
y S

y S
f f <
3

] ' 85 , 0 [
3 3 CC S S
F f A T =

3
10 ) 364 , 29 ( 85 , 0 200000 ) 069 , 95 (
321 , 235
00446 , 0
477 , 942

(

=
=316,1124475 KN

CFRP yang mengalami tarik
) 3 , 400 (
00446 , 0
x
x
CFRP
=
) 321 , 235 3 , 400 (
321 , 235
00446 , 0
=
=0,00312

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009



J J
f A F =
=
(

) 3 , 400 (
00446 , 0
) 231000 )( 3 , 400 )( 3 , 0 ( x
x

=
3
10 ) 321 , 235 3 , 400 (
321 , 235
00446 , 0
) 231000 )( 3 , 400 )( 3 , 0 (

(


=86,74044883 KN
Beban aksial seimbang yang terjadi pada kolom
F T C C C P
C S S nbalanced
+ + =
2 1

=353,4671396+75,35268401 +2041,185179 -316,1124475 -86,74044883
=2067,152106 KN
Momen seimbang yang terjadi pada kolom
) 200 ( ) 130 (
2
85 , 0
3 , 200 ) 130 (
1
F T
x
C C M
C S nbalanced
+ +
|
.
|

\
|
+ =
) 200 ( ) 130 (
2
85 , 0
3 , 200 ) 130 (
1
F T
x
C C e P
C S b
+ +
|
.
|

\
|
+ =
(2067,152106)e =309100,989
e =149,528 mm
Eksentrisitas dalam keadaan seimbang, maka + = e e
b
200,3
=
b
e 349,829 mm
=
b
P 0,65(2067,152106) =1343,648869 KN
= =
b b R
e P M 1343,648869 (349,829)10
-3
=470,0473402 KNm

Titik 5. Eksentrisitas besar ( 0 =
n
M ; =
n
P aksial tarik maksimum atau tekan
minimum )
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


-1000
-500
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
0 100 200 300 400 500
1 titik
d'
As3 As2 As'
d
e =besar
Pn
As2
As =8D20
As3 As'
H
B
Beban aksial yang bekerja pada kolom









Gambar 4.11: Gaya tarik aksial maksimum (confinement_CFRP)
) (
maks n n
P P =
= ] )[ 65 , 0 (
j j St y
f A A f +
= | | ) 924 )( 400 )( 3 , 0 ( 4 ) 477 , 942 )( 400 ( ) 65 , 0 ( + 10
3
= 533,33202 KN
Dari hasil perhitungan yang sebelumnya dilakukan dapat dibuat kedalam tabel.
Tabel 4.2: Perubahan peningkatan kuat beban aksial dan momen dengan
mengunakan CFRP dalam pemakaian tebal (t
j
=0,3mm) pada kolom confinement

e, (mm)
Kuat beban aksial
n
P ,(KN)
Kuat momen
e P
n
(KNm)
kecil 3346,447177 0-kecil
0 196,9807044
120 2000,901161 240,1081394
349,829 1343,648869 470,0473402
besar -533,33202 0

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


2 titik
3 titik
4 titik
5 titik
) (kN P
n

) (kNm M
n
-1000
-500
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
0 100 200 300 400 500 600








Gambar 4.12: Diagram tebal, (t
j
) =0,3 mm

4.2.2). Tebal CFRP = 0,5 mm

e, (mm)
Kuat beban
aksial
n
P ,(KN)
Kuat momen
e P
n
(KNm)
kecil 3736,902371 0-kecil
0 215,1899332
120 2132,423429 255,8908115
346,876 1399,616835 485,4934892
besar -725,52402 0







Gambar 4.13: Diagram tebal, (t
j
) =0,5 mm
4.2.3). Tebal CFRP = 0,7 mm

e, (mm)
Kuat beban
aksial
Kuat momen
e P
n
(KNm)
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


-2000
-1000
0
1000
2000
3000
4000
5000
0 100 200 300 400 500 600
-2000
-1000
0
1000
2000
3000
4000
5000
0 100 200 300 400 500 600
n
P ,(KN)
kecil 4105,164535 0-kecil
0 232,2499779
120 2269,985971 272,3983165
351,035 1404,557931 493,0489934
besar -917,71602 0







Gambar 4.14: Diagram tebal, (t
j
) =0,7 mm




4.2.4). Tebal CFRP = 1,0 mm


e, (mm)
Kuat beban
aksial
n
P ,(KN)
Kuat momen
e P
n
(KNm)
kecil 4625,373793 0-kecil
0 240,3153735
120 2500,506265 300,0607518
357,633 1403,815724 502,0520323
besar -1206,00402 0





Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009










Gambar 4.15: Diagram tebal, (t
j
) =1,0 mm

Perubahan kekuatan tekan beton ( f
C
)
Kuat beton
(f
C
), MPa
Kuat beton dengan
confinement ( f
CC
),
MPa
Kuat beton dengan confinement(f
CC
) dan
CFRP (F
CC
), MPa
t =
0,3mm
t =
0,5mm
t =
0,7mm
t =
1,0mm
25 30,014 29,364 31,785 33,935 36,767
30 35,072 34,449 36,983 39,254 42,298
35 40,114 39,506 42,119 44,499 47,727
40 45,147 44,532 47,251 49,702 53,060

Dengan memakai CFRP yang semakin tebal akan membuat perubahan tekan
menjadi lebih besar begitu juga gaya aksial dan momen lentur yang akan
dipikulnya. Dengan begitu dalam pemakaiannya akan memberi pengaruh yang
besar terhadap struktur bangunan.


4.3). Pengaruh Kuat Tekan Beton ( f
C
)
Kolom bujur sangkar memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
- Diameter kolom : 400 mm
- Dimeter tulangan longitudinal : 20 mm
- Diameter tulangan sengkang : 10 mm
- Jumlah tulangan longitudinal : 8 buah
-
y
f tulangan longitudinal : 400 MPa
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


-1000
-500
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
0 100 200 300 400 500 600 700
) (kN P
n

) (kNm M
n
-
yh
f tulangan sengkang : 240 MPa
- Jarak tulangan sengkang : 130 mm
- Regangan beton tak terkekang : 0,003
-
S
E :
5
10 2x MPa
- Tebal selimut beton : 40 mm
- Tebal lapisan CFRP : 0,3 mm
Dari data diatas maka dapat dicari;
4.3.1). Kuat tekan beton (f
C
) = 30MPa

e, (mm)
Kuat beban
aksial
n
P ,(KN)
Kuat momen
e P
n
(KNm)
kecil 3762,873588 0-kecil
0 209,9811122
120 2078,719035 249,4462842
364,721 1592,741435 580,9062489
besar -533,33202 0






















Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


-1000
0
1000
2000
3000
4000
5000
0 100 200 300 400 500 600 700
) (kN P
n

) (kNm M
n
-1000
0
1000
2000
3000
4000
5000
0 100 200 300 400 500 600 700

Gambar 4.16: Diagram kuat tekan beton, (f
c
) =30 MPa

4.3.2). Kuat tekan beton, (f
C
) = 35MPa


e, (mm)
Kuat beban
aksial
n
P ,(KN)
Kuat momen
e P
n
(KNm)
kecil 4177,006993 0-kecil
0 224,4561886
120 2202,52067 264,3024804
322,985 1804,768074 582,9130164
besar -533,33202 0









Gambar 4.17: Diagram kuat tekan beton, (f
c
) =35 MPa






4.3.3). Kuat tekan beton, (f
C
) = 40MPa


e, (mm)
Kuat beban
aksial
n
P ,(KN)
Kuat momen
e P
n
(KNm)
kecil 4588,601711 0-kecil
0 237,8206397
120 2323,192296 278,7830755
331,835 1988,968629 660,009405
besar -533,33202 0


Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


) (kN P
n

) (kNm M
n







Gambar 4.18: Diagram kuat tekan beton, (f
c
) =40 MPa
Meningkatnya kuat tekan beton akan membuat gaya aksial, dan momen semakin
maksimum. Selain itu juga, kolom yang terkekang oleh tulangan tranversal akan
membuat gaya aksial dan momen semakin besar.







4.4). Pengaruh Dimensi Kolom (B, H)
Selain pengaruh dari tebal lapisan CFRP perubahan besar dimensi pada kolom
juga akan mempengaruhi, kuat tekan beton, beban aksial, dan momen.
Kolom bujur sangkar memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
- Kuat tekan ( '
C
f ) : 25 MPa
- Dimeter tulangan longitudinal : 20 mm
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


-1000
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
0 200 400 600 800
) (kN P
n

) (kNm M
n
- Diameter tulangan sengkang : 10 mm
- Jumlah tulangan longitudinal : 8
-
y
f tulangan longitudinal : 400 MPa
-
yh
f tulangan sengkang : 240 MPa
- Jarak tulangan sengkang : 130 mm
- Regangan beton tak terkekang : 0,003
-
S
E :
5
10 2x MPa
- Tebal selimut beton : 40 mm
Dari data diatas, maka didapatlah data-data sebagai berikut beserta diagram
interaksi kolom;
4.4.1). Dimensi 500mm x 500mm

e, (mm)
Kuat beban
aksial
n
P ,(KN)
Kuat momen
e P
n
(KNm)
kecil 4823,949113 0-kecil
0 319,8154068
120 2858,759991 343,0511989
403,696 1533,157447 618,9295287
besar -605,40402 0








Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


-2000
-1000
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
0 500 1000 1500
) (kN P
n

) (kNm M
n
-2000
0
2000
4000
6000
8000
10000
0 500 1000 1500 2000 2500

Gambar 4.19: Diagram dimensi (B, H) =500 mm x 500 mm

4.4.2). Dimensi 600mm x 600mm

e, (mm)
Kuat beban
aksial
n
P ,(KN)
Kuat momen
e P
n
(KNm)
kecil 6561,102587 0-kecil
0 442,8065801
120 4422,372355 530,6846826
501,218 2637,964512 1322,195297
besar -677,47602 0







Gambar 4.20: Diagram dimensi (B, H) =600 mm x 600 mm


4.4.3). Dimensi 700mm x 700mm

e, (mm)
Kuat beban
aksial
n
P ,(KN)
Kuat momen
e P
n
(KNm)
kecil 8553,954362 0-kecil
0 684,6057885
120 6067,659958 728,1191949
574,065 3500,646549 2009,598661
besar -749,54802 0

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


) (kN P
n

) (kNm M
n








Gambar 4.21: Diagram dimensi (B, H) =700 mm x 700 mm
Dari gambar diagram yang ada terlihat bahwa gaya aksial tekan maksimum
semakin bertambah setara dengan perubahan besar dimensi pada kolom, hal ini
disebabkan karena gaya aksial sumbangan dari beton berbanding lurus dengan
empat kali panjang sisi kolom. Sedangkan nilai gaya tarik maksimum juga
mengalami perubahan namun perubahannya sangat kecil. Perubahan dimensi ini
menyebabkan jarak antar tulangan juga berubah hal ini dimaksudkan agar jarak
tebal beton tetap serta menghindari terjadinya kehancuran pada beton. Begitu juga
untuk momen yang semakin bertambah seiring perubahan dimensi untuk kolom.

Perubahan besar gaya aksial dan momen dapat ditunjukan dengan nilai
persentase yang dibuat kedalam tabel berikut ini antara kolom confinement
dengan kolom confinement _ CFRP.
tabel. persentase kenaikan kolom confinement terhadap kolom
confinement_CFRP
Satuan CC CC_CFRP %kenaikan
Aksial Maksimum kN 2700,77769 3346,447177 23,906
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


Aksial Balanced kN 1116,34972 1343,648869 20,360
Momen Balanced kNm 412,9254817 470,0473402 13,833
Momen Lentur Murni kNm 84,46906862 196,9807044 133,198
Aksial Minimum kN - 240,36402 -533,33202 121,885

Kenaikan gaya aksial dan momen akan semakin bertambah dengan
pemakain tebal, tekan, dan dimensi yang semakin ditambah.

4.5). Merencanakan dimensi dan tulangan kolom
Rencanakan dimensi dan tulangan pada kolom bujur sangkar yang menopang
beban kerja aksial, yang terdiri dari beban mati 1400 KN dan beban hidup 650
KN, kolom pendek 30 ' =
C
f MPa, 400 =
y
f MPa, gunakan 003 , 0 =
g
.
Analisa perhitungannya:
Kuat bahan dan diperkirakan
g
telah ditentukan
Beban rencana terfaktor adalah: 2720 ) 1400 ( 2 , 1 ) 650 ( 6 , 1 = + =
u
P KN
Luas kotor penampang kolom yang diperlukan adalah:

} ) 1 ( ' 85 , 0 { 8 , 0
y g C
u
g
f f
P
A
+
=



)} 03 , 0 ( 400 ) 03 , 0 1 )( 30 ( 85 , 0 ){ 65 , 0 ( 8 , 0
) 10 ( 2720
3
+
=
=
g
A 109403 mm
2

Ukuran kolom bujur sangkar yang diperlukan menjadi: 330 109403= mm
J ika dipakai tebal CFRP (high modulus) kolom 0,5 mm, E=300000 MPa. Maka
ukuran penampang permukaan kolom yang dipakai pada perencanaan ini yaitu:
= perlu A
g

g
A 54701,5
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


=109403 4(330)(0,5)
=108743 mm
2

Dimensi penampang permukaan kolom bujur sangkar
B, H = 108743 =329,76 mm
Maka ditetapkan ukuran (B,H) =350 mm
) 350 ( = aktual A
g
2
=122500 mm
2


Dari perencanaan diatas maka beban yang dapat dipikul oleh beton
)] 1 ( 1 [ ' ' + =
c e c cc
k k f f
a j j
E f =
Dimana,
u j t
,

a t
5 , 0 =
ambil 004 , 0 =
a


j j
E f 004 , 0 =
=0,004 (300000)
=1200 N/mm
2

Jaket CFRP yang mengikat tegangan lateral,
j l
f
,

j
j
jx l
f
h
t
f . 2
,
=
=
( )
( ) 1200
350
5 , 0
. 2
= 3,428 N/mm
2
j
j
jy l
f
b
t
f . 2
,
=
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009



( )
( ) 1200
350
5 , 0
. 2 =
=3,428 N/mm
2

Faktor penambah kekuatan terhadap tegangan triaxial ( )
1


|
|
.
|

\
|
+ = 1
'
6 , 1
'
94 , 7 1 8 , 1 25 , 1
1
c
l
c
l
f
F
f
F

=


|
|
.
|

\
|
+ 1
30
428 , 3
6 , 1
30
428 , 3
94 , 7 1 8 , 1 25 , 1
=1,628
Faktor reduksi
Karena panjang dengan lebar pada kolom untuk ukurannya adalah sama, maka
nilai 64 , 2
, ,
= = =
l jy l jx l
f f f N/mm
2

1
'
8 , 0 6 , 0 4 , 1
2
2
+
(
(

|
|
.
|

\
|
=
c
l
l
l
l
l
f
F
F
f
F
f

= 1
30
428 , 3
8 , 0
428 , 3
428 , 3
6 , 0
428 , 3
428 , 3
4 , 1
2
+
(
(

|
.
|

\
|

=1

Faktor penambah kekuatan beton
2 1
. =
c
k
=(1,628)(1)
=1,628
Rasio area effektif yang terlindung oleh CFRP
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


( ) | | ( ) ( )
( )
2 2
2 2 2 2
4
2 3 1 2 3 1 4
r r bh
r h r b r r bh
k
e



=
=
( )( ) ( ) | | ( ) ( )
( )( ) ( )
2 2
2 2 2 2
10 . 10 . 4 350 350
10 . 2 350 3 1 10 . 2 350 3 1 10 . 10 . 4 350 350




= 0,406
Pertambahan kekuatan beton akibat pemakaian CFRP pada kolom
( ) | | 1 1 ' ' + =
c e c cc
k k f f
= ( ) | | 1 628 , 1 406 , 0 1 30 +
=37,649 N/mm
2

Maka kuat beban aksial maksimum setelah diberi CFRP pada permukaan kolom
adalah:
} ) ( ' 85 , 0 { 8 , 0
) ( j j St y St g C maks n
f A A f A A f P + + =
=0,8(0,65){0,85(38,182)(122500-6434)+(400)(6434) +(980)(924)10
-3
=3767,923749 KN
Beban pada daerah beton
{ }
j j g g CC b
F A A f P + = ) 1 ( ' ' 85 , 0
= { } ) 1200 )( 350 )( 5 , 0 ( 4 ) 03 , 0 1 )( 122500 )( 649 , 37 ( 85 , 0 65 , 0 + 10
-3

=3017,68744 KN
Dengan demikian kolom mampu memikul beban yang lebih besar dari beban yang
terjadi. Beban yang dapat disangga oleh batang tulangan baja adalah:
3017,68744 - 2720 =297,68744 KN
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


tb =40 mm
tulangan utama
d =280 mm
As =4D22
As
H =350 mm
As'
As'
B =350 mm
As
B =350 mm
CFRP
Kekuatan maksimum yang disediakan oleh batang tulangan baja adalah
y St
f A ,
maka luas penampang batang tulangan baja yang diperlukan dapat dihitung
sebagai berikut:
189615 , 1431
) 400 )( 65 , 0 ( 8 , 0
) 10 ( 68744 , 297
3
= = perlu A
St
mm
2

Digunakan satu macam ukuran batang tulangan baja yang dipasang merata di
sepanjang keliling sengkang. Digunakan 4 batang tulangan baja D22. nilai
g

akan lebih kecil dibandingkan dengan asumsi sebelumnya

g
g g
St
g
A
D
A
A
ada

< = = = = 0031 , 0
122500
) 22 (
4
1
4
1
2 2

Pada tulangan tranversal D10 direncanakan.
Jarak spasi tidak boleh lebih besar dari:
48 kali diameter batang tulangan sengkang =48(10) =480 mm
16 kali diameter batang tulangan memanjang =16(22) =352 mm
Ukuran kolom arah terkecil (lebar) =350 mm
Gunakan batang tulangan baja D10 untuk sengkang, dengan jarak spasi p.k.p.
150mm periksa susunan tulangan pokok dan sengkang. Jarak bersih batang
tulangan pokok bersebelahan pada sisi kolom adalah:
150 92 )} 22 ( 3 20 80 350 {
2
1
< = mm
Dengan demikian tidak perlu tambahan batang pengikat tulangan pokok kolom.

Maka dimensi kolom dapat direncanakan sebagai berikut:

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009











Gambar 4.22: Dimensi kolom























BAB V
KESIMPULAN
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


5.1 KESIMPULAN
Setelah melakukan kajian dan analisa terhadap kolom confinement dan
CFRP, maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu:
a. Untuk kolom confinement (dengan tulangan tranversal)
1. Tulangan tranversal memberikan pengaruh pada tegangan
dan regangan pada kolom.
2. Daerah terluar pada beton yang tak terkekang mempunyai
regangan 0,003.
3. Dalam perhitungan kolom beton, nilai kuat tekan beton
terkekang oleh tulangan tranversal (f
CC
) akan
meningkatkan kapasitasnya akibat pengunaan tulangan ini.
4. Dalam kondisi ini tulangan tranversal mampu memikul
gaya aksial dan momen lentur.

b. Untuk kolom confinement dan CFRP
1. letaknya yang di luar mengitari bidang kolom memberikan
pengaruh tarik yang besar.
2. semakin besar kuat tekan beton, dimensi, dan CFRP kolom
akan membuat kolom semakin besar dalam menahan gaya
aksial dan momen lentur kolom.
3. Jumlah dan ukuran dimensi tulangan dapat dikurangi
dengan menggunakan CFRP yang lebih tebal.
4. Pada perhitungan kolom beton, nilai kuat tekan beton yang
terkekang oleh tulangan tranversal (f
CC
) dan terkekang
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


CFRP (F
CC
) semakin meningkatkan kapasitas gaya aksial
dan momen maksimum kolom masing-masing sebesar
23,906% dan 133,198% terhadap gaya aksial dan momen
lentur yang hanya menggunakan tulangan tranversal saja.

5.2 SARAN
Saran yang dapat diberikan setelah didapatkan kesimpulan dari tugas akhir
ini adalah:
1. Pemasangan CFRP hendaklah jauh dari lokasi yang berhubungan
langsung dengan panas karena bahannya yang mampu bereaksi
dengan suhu yang tinggi hingga menyebabkan kerusakan pada
perekat (epoxy). Dapat pula CFRP tersebut dilapisi dengan mortar
untuk meghindari gangguan yang berada di luar.
2. untuk kolom yang memiliki dimensi yang besar hendaklah
digunakan tulangan dengan jumlah yang banyak dan diameter yang
besar pada kolom atau menggunakan CFRP yang lebih tebal.












DAFTAR PUSTAKA

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009


1. Park, R & Paulay, T. Reinforced Concrete Structure, New York, John
wiley & Sons, 1975.
2. Ferguson, Phill M. Dasar-Dasar Beton Bertulang, Penerbit Erlangga,
Jakarta, 1991.
3. Diphohusodo, Istimawan. Struktur Beton Bertulang, Penerbit PT.
Gramedia Pustaka Umum, Jakarta, 1994.
4. Indrawan, Benjamin, & Maranata, Merry N. Analisis Kolom Beton
Bertulang dengan Menggunakan Carbon Fiber Reinforced Polymer,
Jurnal. Banten, 2003.
5. Hartono. Perbaikan dan Perkuatan Struktur Beton, jurnal. Jakarta. 2005.
6. SK SNI 2002.

Anda mungkin juga menyukai