1. Apakah yang dimaksud dengan sistem ?

2. Apakah elemen-elemen dari sebuah sistem ?

3. Mengapa seorang sarjana Teknik Industri perlu memahami tentang sistem ?
4. Apakah yang dimaksudkan dengan complexity is subjective ?
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan counterintuitive !
6. Apakah perlunya menetapkan system boundary ? (use case diagram)
7. Apakah yang dimaksud dengan black box dan white box dalam analisis sistem ?
Berikan contoh masing-masing !
8. Apakah yang dimaksud dengan feedback dan apa pengaruh feedback terhadap suatu
sistem ? Berikan contoh sistem yang memiliki positive feedback dan negative
feedback !
9. Sebutkan 6 elemen dari suatu problem !
10. Buatlah fishbone diagram dari persoalan sederhana yang Anda temui sehari-hari !

1. Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan
bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Istilah ini sering
dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di mana suatu
model matematika seringkali bisa dibuat.
2. Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam
suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh umum misalnya seperti negara.
Negara merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi
yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu negara dimana yang berperan sebagai
penggeraknya yaitu rakyat yang berada dinegara tersebut.

1. Tujuan
Setiap sistem memiliki tujuan (Goal), entah hanya satu atau mungkin banyak. Tujuan inilah yang
menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak
terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain berbeda.

2. Masukan
Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi
bahan yang diproses. Masukan dapat berupa hal-hal yang berwujud (tampak secara fisik) maupun
yang tidak tampak. Contoh masukan yang berwujud adalah bahan mentah, sedangkan contoh yang
tidak berwujud adalah informasi (misalnya permintaan jasa pelanggan).

3. Proses
Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi
keluaran yang berguna dan lbih bernilai, misalnya berupa informasi dan produk, tetapi juga bisa
berupa hal-hal yang tidak berguna, misalnya saja sisa pembuangan atau limbah. Pada pabrik kimia,
proses dapat berupa bahan mentah. Pada rumah sakit, proses dapat berupa aktivitas pembedahan
pasien.

4. Keluaran
Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa
suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya.

5. Batas
Yang disebut batas (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah di luar sistem
(lingkungan). Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan sistem. Sebagai
contoh, tim sepakbola mempunyai aturan permainan dan keterbatasan kemampuan pemain.
Pertumbuhan sebuah toko kelontong dipengaruhi oleh pembelian pelanggan, gerakan pesaing dan
keterbatasan dana dari bank. Tentu saja batas sebuah sistem dapat dikurangi atau dimodifikasi
sehingga akan mengubah perilaku sistem. Sebagai contoh, dengan menjual saham ke publik, sebuah
perusahaan dapat mengurangi keterbasatan dana.

6. Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik
Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan menggunakan umpan balik
(feedback), yang mencuplik keluaran. Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan
maupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan.

7. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada diluar sistem. Lingkungan bisa berpengaruh terhadap
operasi sistem dalam arti bisa merugikan atau menguntungkan sistem itu sendiri. Lingkungan yang
merugikan tentu saja harus ditahan dan dikendalikan supaya tidak mengganggu kelangsungan
operasi sistem, sedangkan yang menguntungkan tetap harus terus dijaga, karena akan memacu
terhadap kelangsungan hidup sistem.

3. Dengan memahami sistem, sarjana teknik industri akan memiliki pandangan looking at the
full picture sehingga pemahaman dan penyelesaian terhadap suatu kasus tidak secara
parsial

4. viewing complexity as a property of the relationship between a system and its observer: the
person who is observing a system says that this system is complex when she is not satisfied
with the mental model she has of it.

In the end of the introduction, Fioretti makes the distinction between complex, complicated
and simple systems:

If the observer knows that he did not identify all the relevant elementary particles, or if he
knows that he did not identify all the causal relationships that link the events these particles
generate to the actions he undertakes upon the system, or both, then he says that the
system is complex.

If the observer did identify all the relevant elementary particles, as well as the causal
relationships that link the events that these particles generate to the actions he undertakes
upon the system, but he is not able to express all these relationships by means of a universal
law, then he says that the system is complicated.

If the observer identified all the relevant elementary particles as well as the causal
relationships that link the events these particles generate to the actions he undertakes upon
the system, and if he is able to express these relationships by means of a universal law, then
he says that the system is simple.


5. Many scientific ideas that are generally accepted by people today were formerly considered
to be contrary to intuition and common sense.

For example, most everyday experience suggests that the Earth is flat; actually, this view turns out to
be a remarkably good approximation to the true state of affairs, which is that the Earth is a very big
(relative to the day to day scale familiar to humans) Oblate spheroid. Furthermore, prior to the
Copernican revolution, heliocentrism, the belief that the Earth goes around the Sun, rather than vice
versa, was considered to be contrary to common sense.

Another counterintuitive scientific idea concerns space travel: it was initially believed that highly
streamlined shapes would be best for re-entering the earth's atmosphere. In fact, experiments
proved that blunt-shaped re-entry bodies make the most efficient heat shields when returning to
earth from space. Blunt-shaped re-entry vehicles have been used for all manned-spaceflights,
including the Mercury, Gemini, Apollo and Space Shuttle missions.[3]

The Michelson-Morley experiment sought to measure the velocity of the Earth through the aether as
it revolved around the Sun. The result was that it has no ether velocity at all. Relativity theory later
explained the results, replacing the conventional notions of aether and separate space, time, mass,
and energy with a counterintuitive four-dimensional non-Euclidean universe

6.


7. a black box is a device, system or object which can be viewed solely in terms of its input,
output and transfer characteristics without any knowledge of its internal workings, that is,
its implementation is "opaque" (black). Almost anything might be referred to as a black box:
a transistor, an algorithm, or the human mind. The opposite of a black box is a system where
the inner components or logic are available for inspection, which is sometimes known as a
white box, a glass box, or a clear box.

Ex: black box -> dispenser white box->terlibat dalam sistem misalnya dalam mengambil
keputusan

8. Loloh balik atau umpan-balik atau suap-balik (feedback) adalah suatu proses di mana
sebagian dari output (keluaran) di-loloh-balik-kan ke bagian input (masukan). Hal ini sering
dipakai untuk pengendalian suatu sistem yang bersifat dinamis sehingga sistem tersebut
dapat diatur untuk mencapai keadaan yang stabil yang diinginkan. Beberapa contohnya
dapat dijumpai pada sistem kompleks yang dipakai di bidang teknik, instrumentasi,
elektronika, termodinamika, biologi, arsitektur, maupun ekonomi, dan lain lain.

Contoh konkrit dari sistem kendali dengan loloh-balik ini adalah stir mobil pada saat kita
mengendarai/menyetir mobil kita. Jika di tengah jalan kita menjumpai bahwa mobil kita
terlalu ke pinggir (dan takut akan menabrak orang), maka informasi ini kita pakai (di-
feedback-kan ke input) untuk mengubah kedudukan stir mobil sehingga mobil akan berada
pada posisi jalur yang benar (output yang kita inginkan).

Positive feedback tends to increase the event that caused it, such as in a nuclear chain-
reaction. It is also known as a self-reinforcing loop.[2] An event influenced by positive
feedback can increase or decrease its output/activation until it hits a limiting constraint.
Such a constraint may be destructive, as in thermal runaway or a nuclear chain reaction.
Self-reinforcing loops can be a smaller part of a larger balancing loop, especially in biological
systems such as regulatory circuits.

Negative feedback, which tends to reduce the input signal that caused it, is also known as a
self-correcting or balancing loop.[2] Such loops tend to be goal-seeking, as in a thermostat,
which compares actual temperature with desired temperature and seeks to reduce the
difference. Balancing loops are sometimes prone to hunting: an oscillation caused by an
excessive or delayed negative feedback signal, resulting in over-correction, wherein the
signal becomes a positive feedback.
What is a feedback system?
In its most basic form, feedback is information. A feedback system, in the context of
performance technology, is a means of communication whereby the performer, whether it
is an individual or a group, receives information that guides their future actions, in order to
achieve a desired outcome. Feedback systems can be used as part of an intervention in
organizations to increase awareness and improve performance.



The nature of feedback
Feedback may have either of two purposes: to influence the quality or quantity of
performance. Feedback that affects quality of performance is called formative feedback,
while feedback that affects quantity of performance is called summative feedback. In
addition, feedback can encourage or discourage behavior depending on what form it takes;
positive feedback reinforces behavior while negative feedback extinguishes it. In general,
negative feedback can result in an unpredictable substitution or change of behavior (Tosti,
1986), and should be used with caution or avoided altogether. As a rule, develop
performance with formative feedback, and encourage repeat performance with summative
feedback.


9. The decision maker
The decision makers objectives
The associated decision criterion
The performance measure
The control inputs or alternative courses of
action
The context in which the problem occurs