HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
DENGAN TIMBULNYA PENYAKIT SKABIES DI WILAYAH
KECAMATAN TLANAKAN KABUPATEN PAMEKASAN Rifka Afifi Faradisa Aina I!r"#i$ dan Endan% S&arsini Uni'(rsi)as N(%(ri Ma*an% E$ai*+ Rifkaafififaradisaaina@gmail.com ABSTRAK: Telah dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui (1) hubungan antara PH! dengan timbuln"a skabies di #ila"ah puskesmas $ecamatan Tlanakan $abupaten Pamekasan% (&) hubungan antara PH! dengan angka kontaminan tungau Sarcoptes scabiei pada debu "ang di rumah responden% (') tingkat pengetahuan mas"arakat $ecamatan Tlanakan tentang skabies% (() upa"a pencegahan "ang dilakukan oleh mas"arakat $ecamatan Tlanakan untuk menanggulangi skabies. )ata dikumpulkan berupa pengisian kuesioner dan #a#ancara% serta pengamatan ada tidakn"a tungau Sarcoptes scabieidebu di rumah responden. Hasil penelitian adalah: (1) PH! berupa personal h"giene% pemakaian handuk% pakaian% dan perlengkapan tidur% pada kelompok berisiko menunjukkan angka "ang lebih rendah dibanding dengan kelompok tidak berisiko% (&) angka kontaminan pada kelompok berisiko menunjukkan positif tungau Sarcoptes scabiei "ang lebih tinggi dibanding dengan kelompok tidak berisiko% (') tingkat pengetahuan mas"arakat Tlanakan khususn"a pada kelompok berisiko atau penderita skabies rendah% (() upa"a pencegahan "ang dilakukan oleh mas"arakat $ecamatan Tlanakan untuk menanggulangi skabies kurang optimal. Ka)a k&n,i: perilaku hidup bersih dan sehat% skabies% puskesmas $ecamatan Tlanakan Perilaku hidup bersih dan sehat (PH!) anggota mas"arakat ikut berkontribusi pada kesehatan seluruh mas"arakat. !ecara umum% mas"arakat masih menganggap perilaku hidup bersih dan sehat merupakan urusan pribadi "ang tidak terlalu penting. *asih ada mas"arakat "ang tidak memiliki jamban di rumah atau buang air besar sembarangan. *ereka belum mengetahui bah#a burukn"a perilaku terkait sanitasi oleh salah satu anggota mas"arakat% juga akan mempengaruhi kualitas kesehatan mas"arakat lainn"a. Pen"akit skabies disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei akan berkembang pesat jika kondisi lingkungan buruk dan tidak didukung dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PH!) oleh mas"arakat. Sarcoptes scabiei men"ebabkan rasa gatal pada bagian kulit seperti sela jari% siku% selangkangan. !kabies ban"ak men"erang pada orang "ang hidup dengan kondisi personal hygiene di ba#ah standar% sosial ekonomi rendah% kesalahan diagnosis% dan perkembangan demografik serta ekologik. *enurut Rahma#ati (&++,) pen"ebab "ang lain juga disebabkan oleh kondisi kebersihan "ang kurang terjaga% sanitasi "ang buruk% kurang gi-i% dan kondisi ruangan terlalu lembab dan kurang mendapat caha"a matahari secara langsung. erdasarkan data "ang diperoleh dari puskesmas $ecamatan Tlanakan $abupaten Pamekasan hingga saat ini mas"arakat "ang penderita pen"akit skabies dari data tahun &++. hingga tahun &+11 mengalami kenaikan "ang cukup drastis. *enurut data terakhir "ang diperoleh dari puskesmas $ecamatan Tlanakan "aitu pada tahun &+1&% penderita pen"akit skabies "ang berumur kisaran /0&+ tahun sejumlah '1. orang "aitu sekitar +%12 dari total penduduk $ecamatan Tlanakan berdasarkan sensus penduduk tahun &+1+ oleh $antor adan Pusat !tatistik (P!% &+1&) "aitu seban"ak 1,1.' orang. 3umlah penderita pada tahun &+1& sejumlah 14. orang "aitu sekitar 12% dimana mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun &+11. $enaikan penderita skabies hingga tahun &+11 menjadi perhatian pemerintah $abupaten Pamekasan khususn"a $ecamatan Tlanakan sehingga pada a#al tahun &+1& diadakan pen"uluhan kepada mas"arakat sekitar $ecamatan Tlanakan "ang berakibat pada tahun &+1& terjadi penurunan angka penderita skabies. *eskipun demikian% penulis tetap ingin melakukan penelitian tentang pen"akit skabies ini dikarenakan jumlah penderita masih cukup ban"ak dan ingin mencegah pen"akit skabies semakin me#abah di daerah lain. )engan begitu diharapkan bisa mengurangi penderita pen"akit skabies pada tahun berikutn"a dan mungkin bisa bebas dari pen"akit skabies. !kabies sangat erat hubungann"a dengan perilaku hidup bersih dan sehat% terutama dalam hal personal hygiene "ang buruk dan sanitasi buruk dapat meningkatkan infeksi skabies. Pa#ening (&++,) men"atakan bah#a manusia terinfeksi oleh tungau Sarcoptes scabiei tanpa memandang umur% ras atau jenis kelamin dan tidak mengenal status sosial dan ekonomi% tetapi personal hygiene "ang buruk dapat meningkatkan infeksi. )alam kehidupan seseharian kebersihan merupakan hal "ang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang (Handoko% &++.). $ebersihan adalah bebas kotoran% termasuk di antaran"a debu% sampah% dan bau. )i 5ndonesia% masalah kebersihan selalu menjadi polemik "ang berkembang. $asus "ang men"angkut masalah kebersihan setiap tahunn"a selalu meningkat (6lfarisi% &++/). $ebersihan adalah lambang kepribadian seseorang% jika tempat tinggaln"a% pakaian dan keadaan tubuhn"a terlihat bersih maka dipastikan orang tersebut adalah manusia "ang bersih serta sehat (*uktihadid% &++/). Pen"akit skabies dapat ditularkan melalui kontak tidak langsung seperti melalui perlengkapan tidur% handuk% dan pakaian memegang peranan penting (*ans"ur% dkk.% &++.). erdasarkan hasil penelitian Handa"ani (&++.)% menunjukkan (( orang (4&%,2) terkena skabies% dan ada hubungan "ang signifikan antara kebiasaan pemakaian sabun mandi% kebiasaan berganti pakaian% kebiasaan tidur bersama% kebiasaan pemakaian selimut tidur dan kebiasaan mencuci pakaian bersama dengan penderita skabies. MET-DE Penelitian ini adalah penelitian sur7ei analitik dan pendekatan "ang digunakan adalah sur7ei cross sectional. Penelitian ini dimulai dari bulan 8ebruari0*aret &+1' di $ecamatan Tlamatan "ang terdiri dari 1+ desa. Terdapat & sumber data pada penelitian ini "aitu data primer dan data sekunder. )ata primer merupakan data pre7alensi pen"akit !kabies di $ecamatan Tlanakan "ang diperoleh dari puskesmas $ecamatan Tlanakan Pamekasan. )ata sekunder merupakan data "ang diperoleh dari hasil obser7asi dan pembagian angket kepada responden serta melakukan pengambilan debu "ang berada dirumah responden.Populasi dalam penelitian ini adalah penderita skabies atau responden "ang berada daerah $ecamatan Tlanakan sekitar umur 1(01, tahun dan seban"ak (+ orang. Pengambilan sampel pada penelitian dilakukan dengan teknik pengambilan sampel kelompok atau gugus (cluster sampling)% sehingga pada kelompok berisiko &+ orang dan kelompok tidak berisiko &+ orang. !ubjek penelitian "aitu pengambilan debu rumah responden. 5nstrumen "ang digunakan dalam penelitian ini adalah angket atau kuesioner dan #a#ancara% serta mengambil debu rumah responden "ang kemudian diamati menggunakan mikroskop tungau Sarcoptes scabiei "ang terdapat pada debu. !etelah data hasil perhitungan skor terkumpul% maka dilakukan perekaman data selanjutn"a untuk analisis dengan menggunakan uji normalitas dan uji T berpasangan dan menganalisis dengan cara melakukan uji 7aliditas dan uji reliabilitas. 9ji 7aliditas "ang digunakan adalah teknik korelasi product moment. !elanjutn"a uji reliabilitas "ang digunakan "aitu menggunakan teknik :ronbach;s 6lpha. HASIL H&!&n%an an)ara P(ri*ak& Hid&. B(rsi# dan S(#a) (PHBS) d(n%an Ti$!&*n/a P(n/aki) Ska!i(s di Wi*a/a# P&sk(s$as K(,a$a)an T*anakan Ka!&.a)(n Pa$(kasan Hasil perhitungan skor "ang diperoleh dari pen"ebaran angket dapat disajikan dalam bentuk diagram batang% dimana untuk mengetahui hasil dari "ang menunjukkan Perilaku Hidup ersih dan !ehat (PH!) pada kelompok berisiko dan tidak berisiko dapat dilihat pada <ambar 1% <ambar &% <ambar '% dan <ambar ( sebagai berikut. 01 PHBS /an% B(rkai)an d(n%an P(rs"na* #/%i(n( $eterangan : a. *embersihkan rumah pagi sore% b. *embuang sampah di tempatn"a% c. *emotong kuku sebelum panjang: d. *encuci tangan dengan air mengalir dan sabun% dan e. *andi &= sehari Ga$!ar 01 Dia%ra$ Ba)an% PHBS /an% !(rkai)an d(n%an Personal Hygiene erdasarkan <ambar 1 di atas bah#a persentase "ang berkaitan dengan personal hygiene pada kelompok berisiko menunjukkan angka "ang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok tidak berisiko. Pada akti7itas memotong kuku pada kelompok berisiko menunjukkan persentase sebesar +2 "ang artin"a akti7itas memotong kuku tersebut sangat rendah sekali. 21 PHBS /an% B(rkai)an d(n%an P($akaian Hand&k $eterangan : a. *enggunakan handuk sendiri% b. Tidak meminjamkan handuk kepada anggota keluarga lainn"a% c. *enjemur handuk setelah mandi% d. *encuci handuk seminggu sekali% dan e. *eletakkan handuk terpisah dengan anggota keluarga lainn"a Ga$!ar 21 Dia%ra$ Ba)an% PHBS /an% !(rkai)an d(n%an P($akaian Hand&k erdasarkan <ambar & di atasbah#a persentase "ang berkaitan dengan pemakaian handuk pada kelompok berisiko menunjukkan angka "ang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok tidak berisiko. 31 PHBS /an% B(rkai)an d(n%an Pakaian $eterangan : a: <anti pakaian sehari sekali% b: Tidak meminjamkan pakaian kepada anggota keluarga lainn"a% c: *encuci langsung pakaian "ang sudah kotor% d: *eletakkan pakaian terpisah dengan anggota keluarga lainn"a% dan e: *en"etrika pakaian setelah dicuci dan kering Ga$!ar 31 Dia%ra$ Ba)an% PHBS /an% !(rkai)an d(n%an Pakaian erdasarkan <ambar ' di atas bah#a persentase "ang berkaitan dengan pakaian pada kelompok berisiko menunjukkan angka "ang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok tidak berisiko. 41 PHBS /an% B(rkai)an d(n%an P(r*(n%ka.an Tid&r $eterangan : a: *enggunakan selimut sendiri% b: Tidak meminjamkan selimut kepada anggota keluarga lainn"a% c: Tidak tidur berhimpitan% d: *enjemur alas tidur sekali dalam seminggu% dan e: *engganti sprei sekali dalam seminggu Ga$!ar 41 Dia%ra$ Ba)an% PHBS /an% B(rkai)an d(n%an P(r*(n%ka.an Tid&r erdasarkan <ambar ( di atas bah#a persentase "ang berkaitan dengan perlengkapan tidur pada kelompok berisiko menunjukkan angka "ang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok tidak berisiko. !etelah dilakukan uji T0berpasangan% maka selanjutn"a diperoleh hasil "aitu tingkat signifikan +%+'.. Tingkat signifikan tersebut menunjukkan +%+'. lebih kecil dari > (+%+1) maka menolak hipotesis nol. 6rtin"a ada hubungan antara Perilaku Hidup ersih dan !ehat (PH!) dan timbuln"a pen"akit skabies di #ila"ah puskesmas $ecamatan Tlanakan $abupaten Pamekasan. H&!&n%an an)ara P(ri*ak& Hid&. B(rsi# dan S(#a) d(n%an An%ka K"n)a$inasi T&n%a& Sarcoptes scabiei .ada D(!& /an% T(rda.a) Di R&$a# R(s."nd(n Hasil penelitian angka kontaminasi dapat diperoleh dari pengamatan tungau Sarcoptes scabiei menggunakan mikroskop binokuler. )imana dapat dilakukan dengan cara mengambil debu dari rumah responden setelah melakukan pengisian angket penelitian. Pre7alensi tungau Sarcoptes scabiei pada rumah responden dapat dilihat pada <ambar 1 diagram di ba#ah ini. Ga$!ar 51 Dia%ra$ Ba)an% /an% M(n&n6&kkan Pr('a*(nsi T&n%a& Sarcoptes scabiei .ada R&$a# R(s."nd(n )ata di atas bertujuan untuk memperjelas dalam membandingkan adan"a tungau Sarcoptes scabiei antara kelompok berisiko dan tidak berisiko. !ehingga dari data di atas% dapat diketahui bah#a Perilaku Hidup ersih dan !ehat (PH!) "ang buruk merupakan indikator terhadap adan"a tungau Sarcoptes scabiei pada kelompok berisiko. P(n%()a#&an Mas/araka) K(,a$a)an T*anakan )(n)an% P(n/aki) Ska!i(s Hasil #a#ancara tentang tingkat pengetahuan terhadap pen"akit skabies pada responden kepada kelompok berisiko (skabies) menunjukkan bah#a sekitar ,+0,12 mas"arakat masih belum mengetahui tentang pen"akit skabies. an"ak mas"arakat "ang menganggap pen"akit tersebut han"a pen"akit kulit (gatal0gatal biasa) saja dan menganggap pen"akit tersebut merupakan pen"akit "ang tidak menular serta tidak tahu perantara cara penularann"a. 6kibatn"a% keban"akan dari mas"arakat tersebut "ang han"a membiarkan pen"akit skabies dan juga masih menganggap remeh pola kebersihan diri atau PH! pada setiap indi7idu. !elain itu juga masih ban"ak dari mas"arakat tidak langsung memeriksakan pen"akit skabies "ang diderita% tetapi setelah dalam kondisi parah baru melakukan pemeriksaan ke dokter atau puskesmas. U.a/a P(n,(%a#an Ska!i(s /an% Di*ak&kan "*(# Mas/araka) K(,a$a)an T*anakan &n)&k M(n%"!a)i P(n/aki) Ska!i(s ?a#ancara dilakukan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana mas"arakat $ecamatan Tlanakan dalam melakukan upa"a pencegahan untuk menanggulangi distribusi pen"akit skabies. !ehingga dari hasil #a#ancara di atas% dapat diketahui bah#a pada kelompok berisiko akan mendatangi puskesmas jika keadaan sudah parah sehingga dalam keadaan "ang parah skabies sulit untuk diberantas% selain itu mas"arakat $ecamatan Tlanakan belum menerapkan pola hidup bersih dan sehat sehingga pencegahan skabies tidak bisa optimal dan pada tahun berikutn"a masih ada saja mas"arakat "ang menderita skabies. PEMBAHASAN H&!&n%an an)ara P(ri*ak& Hid&. B(rsi# dan S(#a) (PHBS) d(n%an Ti$!&*n/a P(n/aki) Ska!i(s di Wi*a/a# P&sk(s$as K(,a$a)an T*anakan Ka!&.a)(n Pa$(kasan erdasarkan data dan hasil analisis ditemukan bah#a terdapat hubungan positif antara Perilaku Hidup ersih dan !ehat (PH!) degan timbuln"a pen"akit skabies di #ila"ah $ecamatan Tlanakan $abupaten Pamekasan. )engan kata lain bah#a Perilaku Hidup ersih dan !ehat (PH!) "ang rendah menimbulkan pen"akit skabies "ang tinggi. 6dan"a hubungan tersebut didukung oleh ja#aban dari responden pada hasil pengisian kuesioner pada kelompok berisiko (skabies) "ang menunjukkan perilaku hidup bersih dan sehat (PH!) "ang "ang kurang baik dimana pada saat pengisian kuesioner antara kelompok berisiko dan tidak berisiko menunjukkan perbedaan sikap perilaku hidup bersih dan sehat. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian *u-akir (&++/) "ang menemukan bah#a terdapat hubungan antara kebersihan diri (personal hygiene) dengan kejadian skabies di pondok pesantren $abupaten 6ceh esar. Penelitian ini menunjukkan beberapa faktor "ang berhubungan dengan kejadian pen"akit skabies "aitu kebersihan diri pada saat mandi dua kali dalam sehari% kebersihan dalam mengenakan pakaian dan menggantikan pakaian dalam sehari% kebiasaan menggunakan handuk sendiri dan menjemurn"a setelah selesai digunakan% kebiasaan menggunakan perlengkapan tidur sendiri dan mengganti sprei dalam seminggu serta menjemur kasur dalam sebulan. $ebersihan diri (personal hygiene) sangat berkaitan dengan pakaian% tempat tidur "ang digunakan sehari0hari. Hasil penelitian ini diperkuat oleh 5rijal (&++() men"atakan bah#a kebersihan diri tersebut dikaitkan dengan "ang pernah menderita pen"akit kulit 11%,2 karena kurangn"a menjaga kebersihan diri. Pen"akit kulit "ang terjadi disebabkan oleh pemeriksaan "ang tidak dilakukan secara rutin. Pen"akit kulit "ang diderita khususn"a gatal0gatal. $ebiasaan diri perlu dijaga% untuk terhindar dari pen"akit kulit terutama skabies. erdasarkan obser7asi "ang telah dilakukan% keban"akan mas"arakat masih meminjamkan handuk kepada anggota keluargan"a% sehingga pada handuk "ang dipakai oleh penderita skabies% terdapat tungau Sarcoptes scabiei"angakan ikut terba#a. 3ika handuk penderita skabies tersebut dipakai bergantian dengan anggota keluargan"a maka tungau tersebut akan berpindah di kulit "ang meminjam handuk tersebut. Tungau Sarcoptes scabiei akan menginfeksi secara tidak langsung pada orang "ang meminjam handuk tersebut. erdasarkan keterangan dari responden "ang diperoleh saat #a#ancara% sebagian responden masih belum menjemur handukn"a setelah mandi% tetapi membiarkan handuk tersebut bergantungan di dalam kamar mandi. )engan kebiasaan tersebut memberikan kesempatan tungau Sarcoptes scabiei bertahan hidup pada handuk penderita dalam keadaan lembab. Pada hasil penelitian Ha"uningt"as dan 6hmad (&++.) mengemukakan bah#a kombinasi suhu &1 o : dengan kelembaban 1++2 (tingkat kelembaban tinggi) memberikan da"a hidup terpanjang "aitu dengan @T 1+ selama 1 hari secara secara in vitro. Pada penelitian tersebut terlihat bah#a pada temperatur &1 o : dengan kelembaban 1++2 menunjukkan Sarcoptes scabiei dapat hidup lebih lama di luar hospes. )engan kelembaban "ang semakin menurun nilai @T 1+ Sarcoptes scabiei juga akan semakin menurun. Pada pakaian "ang langsung disetrika setelah dicuci dan kering dijemur akan memperkecil kesempatan hidup tungau Sarcoptes scabiei karena kenaikan suhu dan tentun"a kelembaban akan semakin berkurang. !esuai dengan pern"ataan Ha"uningt"as dan 6hmad (&++.) bah#a dengan kelembaban "ang semakin menurun nilai @T 1+ Sarcoptes scabiei juga akan semakin menurun. Pada pengisian kuesioner tentang kebiasaan tidur menunjukkan ada hubungan antara kebiasaan tidur dengan kejadian timbuln"a pen"akit skabies. Hasil penelitian ini sesuai dengan pern"ataan Rohma#ati (&+1+) dalam penelitiann"a "aitu ada hubungan antara tidur berhimpitan dengan kejadian skabies di Pondok Pesantren *ua""ad !urakarta. Tidur berhimpitan memberi kesempatan tertularn"a skabies jika para santri penderita skabies tidur bersama dengan santri "ang lain. egitu juga jika penderita skabies "ang berada di $ecamatan Tlanakan "ang tidur berhimpitan dengan anggota keluargan"a "ang lain akan memberi kesempatan tertularn"a skabies. Tidur bersama dan berhimpitan dengan penderita skabies memberikan kesempatan untuk kontak langsung maupun tidak langsung dengan penderita skabies. Penularan skabies melalui kontak langsung terjadi ketika penderita bersentuhan kulit dengan anggota keluargan"a "ang lain% akibat tidur berhimpitan tungau Sarcoptes scabiei "ang berada pada permukaan kulit penderita skabies akan berpindah ke kulit keluargan"a "ang lain. !edangkan penularan secara tidak langsung pada saat tidur bersama dan berhimpitan dapat terjadi melalui alas tidur "ang digunakan dan penggunaan selimut secara bersama0sama. H&!&n%an an)ara P(ri*ak& Hid&. B(rsi# dan S(#a) d(n%an An%ka K"n)a$inasi T&n%a& Sarcoptes scabiei .ada D(!& /an% T(rda.a) Di R&$a# R(s."nd(n Penderita masih menganggap remeh pola hidup bersih dan sehat padahal menurut hasil penelitian dan pengamatan pada mikroskop% tungau Sarcoptes scabiei terdapat pada debu rumah baik pada alas tidur maupun karpet.6las tidur dan karpet tersebut harus rutin dibersihkan sehingga tidak ada kemungkinan tungau Sarcoptes scabiei untuk berkembangbiak. 9ntuk mengurangi pen"ebaran tungau Sarcoptes scabiei maka mas"arakat harus menjaga kebersihan diri terutama pada kebersihan alas tidur maupun karpet dengan cara menghilangkan debu "ang menempel. *enurut !aad (&++/) tinggin"a angka kejadian skabies di kalangan santri disebabkan oleh sebagian besar santri memiliki perilaku kebersihan "ang kurang. 3adi semakin rendah status higiene santri semakin besar kemungkinan santri menderita skabies% karena status higiene perorangan santri mencerminkan perilaku hidup santri sehari0hari. P(n%()a#&an Mas/araka) K(,a$a)an T*anakan )(n)an% P(n/aki) Ska!i(s !ekitar 12 #arga mas"arakat $ecamatan Tlanakan menderita skabies. !kabies disebabkan oleh infestasi tungau Sarcoptes scabiei me#abah di #ila"ah $ecamatan Tlanakan $abupaten Pamekasan. Hal tersebut disebabkan kurangn"a pengetahuan mas"arakat $ecamatan Tlanakan mengenai skabies. Pada umumn"a mas"arakat menganggap bah#a rasa gatal "ang timbul pada kulit sebagai akibat seringn"a mengkonsumsi ikan asin dan jenis ikan laut "ang lain. Penduduk sekitar bermata pencaharian sebagai nela"an karena tempat tinggaln"a dekat laut serta mas"arakat masih menganggap bah#a rasa gatal "ang timbul karena pen"akit kulit biasa dan tidak parah. Hasil penelitian ini diperkuat dengan ditemukann"a papul pada kulit "ang gatal tersebut. Pada papul tersebut terdapat tero#ongan dari tungau Sarcoptes scabiei. Tungau Sarcoptes scabiei akan berkembangbiak di tero#ongan dengan cara menggali sehingga akan terbentuk kanalikuli pada kulit. *enurut Aotoatmodjo (&++') skabies masih merupakan pen"akit "ang sulit diberantas% pada manusia terutama dalam lingkungan mas"arakat pada hunian padat tertutup dengan pola kehidupan sederhana% serta tingkat pendidikan dan pengetahuan "ang masih rendah% pengobatan dan pengendalian sangat sulit. !elain itu% menurut !antosa (&++&) penderita skabies timbul pada pengetahuan "ang kurang tentang personal h"giene% selain itu dilihat dari lingkungan "ang kurang bersih% ketersediaan air "ang kurang jumlahn"a% serta sanitasi lingkungan "ang kurang% begitu pula dengan perilaku ibu sehingga pera#atan pada anak kurang. $ecenderungan ini menimbulkan kasus skabies di tempat ini lebih besar daripada di tempat lain. U.a/a P(n,(%a#an Ska!i(s /an% Di*ak&kan "*(# Mas/araka) K(,a$a)an T*anakan &n)&k M(nan%%&*an%i P(n/aki) Ska!i(s Pengobatan "ang telah dilakukan oleh penderita dikatakan masih kurang karena setelah memeriksakan pen"akit skabies ke puskesmas terkadang penderita tidak melakukan pemeriksaan kembali ke puskesmas% sehingga pen"akit skabies masih belum bisa sembuh total. Hal ini diperkuat oleh urkhart% dkk (&+++) men"atakan bah#a butuh #aktu "ang lama untuk menghilangkan rasa gatal dan perlu pemeriksaan rutin dengan cara mendatangi puskesmas kembali. !ehingga penderita harus berkunjung ke puskesmas maksimal dua minggu sekali agar pen"embuhan skabies lebih intensif. *enurut Ruteng dalam )juanda &++. pen"akit ini sangat erat kaitann"a dengan kebersihan dan lingkungan "ang kurang baik oleh sebab itu untuk mencegah pen"ebaran pen"akit ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut. 1. *andi secara teratur dengan menggunakan sabun. &. *encuci pakaian% sprei% sarung bantal% selimut dan lainn"a secara teratur minimal & kali dalam seminggu. '. *enjemur kasur dan bantal minimal & minggu sekali. (. Tidak saling bertukar pakaian dan handuk dengan orang lain. 1. Hindari kontak dengan orang0orang atau kain serta pakaian "ang dicurigai terinfeksi tungau skabies. 4. *enjaga kebersihan rumah dan ber7entilasi cukup. SIMPULAN DAN SARAN erdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan (1) terdapat hubungan antara Perilaku Hidup ersih dan !ehat (PH!) dengan timbuln"a pen"akit skabies di #ila"ah puskesmas $ecamatan Tlanakan $abupaten Pamekasan% (&) terdapat hubungan antara Perilaku Hidup ersih dan !ehat dengan angka kontaminasi tungau Sarcoptes scabiei pada debu "ang terdapat di rumah% (') tingkat pengetahuan mas"arakat $ecamatan Tlanakan tentang pen"akit skabies masih sangat rendah dan (() upa"a pencegahan "ang dilakukan oleh mas"arakat $ecamatan Tlanakan untuk menanggulangi pen"akit skabies "aitu dengan cara mendatangi puskesmas $ecamatan Tlanakan tetapi penderita skabies baru akan mendatangi puskesmas jika sudah dalam keadaan parah% penderita skabies akan mendatangi puskesmas kembali jika pen"akit tersebut masih belum sembuh tetapi tidak menerapkan pola kebersihan diri atau PH! "ang baik% dan seharusn"a mas"arakat menerapkan pola hidup bersih dan sehat agar pencegahan skabies bisa optimal% tetapi karena kurangn"a dan rendahn"a tingkat pengetahuan mas"arakat Tlanakan maka pen"akit skabies sulit dicegah. erdasarkan simpulan di atas% maka saran "ang diajukan "aitu perlu dilakukan perbaikan terhadap perilaku hidup bersih dan sehat (PH!). !elain itu perlu ditingkatkan pula pengetahuan tentang pen"akit skabies dan upa"a pencegahan pen"akit skabies agar tidak ada lagi penderita skabies di tahun berikutn"a. DAFTAR RU7UKAN 6lfarisi% $. &++/. Pentingnya Menjaga Kebersihan% (Bnline)% (http:CC###.#ikimu.comCAe#sC)ispla"Ae#s.asp=DidE1+1/.% diakses && 3uni &+1&). urkhart% :. <.% :. A. urkhart.% and $. *. urkhart. &+++. 6n Fpidemiologic and Therapeutic Reassessment of !cabies. Cutis% (41): &''0&(+. )juanda. 6. &++.. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 3akarta: 9ni7ersitas 5ndonesia. Handa"ani. &++.. ubungan !ntara Praktik Kebersihan "iri dengan Kejadian Skabies di Pondok Pesantren #ihayatul !mal $aled Kabupaten Cirebon% (Bnline)% (http:CCfkm.undip.ac.idCdataCinde=.phpDactionE(Gid=E'&4(% diakses &' 6gustus &+1&). Handoko. !. &++.. %ktoparasit& Pengenalan' "iagnosis dan Pengendaliannya. ogor: 5P. pp: 41011/. Ha"uningt"as% ). dan 6hmad% R. H. &++.. Ffek Iolume !erum% Temperatur dan $elembapan terhadap )a"a Hidup Sarcoptes scabiei secara 5n Iitro. Seminar #asional (eknologi Peternakan dan )eteriner *++,. 5rijal. &++(. 8aktor08aktor "ang erhubungan dengan !anitasi )asar di Pesantren anda 6ceh. Skripsi. 9ni7ersitas *uhammadi"ah 6ceh : 8$*. *ans"ur% *.% ?ibo#o% 6. 6.% *aria% 6.% *unandar% 6bdillah% 6.% Ramadora% 6. 8. &++.. Pendekatan $edokteran $eluarga pada Penatalaksanaan !kabies 6nak 9sia Pra0!ekolah. Majalah Kedokteran Indonesia% Iol. 1.% Ao. &% 8ebruari &++.:4'04.. *uktihadid. &++/. Kebersihan adalah #apas Kehidupan% (Bnline)% (httpCCmuktihadid.#ordpress.comC&++/C+1C14Ckebersihanadalahnapaskehid upan% diakses ' 3uli &+1&). *u-akir. &++/. 8aktor "ang berhubungan dengan kejadian pen"akit skabies pada pesantren di $abupaten 6ceh esar tahun &++.. (esis. *edan: 9ni7ersitas !umatera 9tara% &++/. Aotoatmodjo. &++'. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. 3akarta : PT Rineka :ipta. Pa#ening% 6. &++,. Perbedaan !ngka Kejadian Skabies !ntar Kelompok Santri -erdasar .ama -elajar di Pesantren% (Bnline)% (http:CCdigilib.uns.ac.idCabstrakJ1&4&Jperbedaan0angka0kejadian0skabies0 antar0kelompok0santri0berdasar0lama0belajar0di0pesantren.html% diakses &+ 6gustus &+1&). Rahma#ati A. &++,. Pengaruh pendidikan kesehatan tentang pen"akit skabies terhadap perubahan sikap penderita dalam pencegahan penularan pen"akit skabies pada santri di pondok pesantren 6l06min Palur $abupaten !ukoharjo. Skripsi. !urakarta: 9ni7ersitas *uhammadi"ah% diakses 1+ 6pril &+1&. !aad. &++/. Pengaruh 8aktor Higiene Perorangan terhadap 6ngka $ejadian !kabies di Pondok Pesantren 6n0Aajach *agelang. Skripsi. !emarang: 8$ 9ni7ersitas )iponegoro. !antosa. &++&. /amuan (radisional Untuk Penyakit Kulit. 3akarta : Penebar !#ada"a.
Hubungan Pengetahuan Santri Tentang Personal Hygiene Dengan Kejadian Skabies Di Pondok Pesanttren Al Hakimiyah Paringgonan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2017
SKRIPSI PENGARUH EDUKASI PERILAKU PERSONAL HYGIENE TERHADAP PENURUNAN TANDA DAN GEJALA SKABIES SANTRI DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM BEGAS KAB SEMARANG Revisi
Optimasi Formula Salep Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana Linn.) Basis Peg 400 Dan Peg 4000 Dengan Metode Desain Faktorial