Anda di halaman 1dari 10

INFLAMASI

Pengertian Inflamasi

Stimulus (rangsangan) eksogen dan endogen yang sama yang menyebabkan jejas sel
dapat menimbulkan reaksi kompleks pada jaringan ikat yang memiliki vaskularisasi yang
dinamakan inflamasi (peradangan)
Arti sederhana : inflamasi adalah suatu respons protektif yang ditujukan untuk
menghilangkan penyebab awal jejas sel serta membuang sel dan jaringan nekrotik yang
diakibatkan oleh kerusakan sel




INFLAMASI AKUT

Merupakan respon segera dan dini terhadap jejas yang dirancang untuk mengirimkan
leukosit ke tempat jejas
Berlangsung relatif singkat dari beberapa menit sampai beberapa hari
Ditandai dengan eksudasi cairan dan protein plasma serta akumulasi leukosit neutrofilik
yang menonjol
Memiliki 2 komponen utama:

Perubahan vesikular : perubahan dalam kaliber pembuluh darah yang mengakibatkan
peningkatan aliran darah (vasodilatasi) dan perubahan struktural yang memungkinkan
protein plasma untuk meninggalkan sirkulasi (peningkatan permeabilitas vaskular)
Berbagai kejadian yang terjadi pada sel : emigrasi leukosit dari mikrosirkulasi dan
akumulasinya di fokus jejas (rekrutmen dan sktivasi selular)
menentukan 3 dari 5 tanda lokal inflamasi akut : panas (kalor), merah (rubor), dan
pembengkakan (tumor)
Nyeri (dolor) dan hilangnya fungsi (funcio laesa) terjadi akibat perluasan mediator dan
kerusakan yang diperantai leukosit

Perubahan Pada Kaliber dan Aliran Pembuluh Darah

Setelah vasokontraksi sederhana (beberapa detik) terjadi vasodilatasi anteriol yang
mengakibatkan peningkatan aliran darah dan penyumpatan lokal (hiperemia) pada aliran
darah selanjutnya. Pelebaran pembuluh darah ini merupakan penyebab timbulnya warna
merah (eritema) dan hangat yang secara khas terjadi pada inflamasi akut
Mikrovaskulatur menjadi lebih permeabel mengakibatkan masuknya cairan kaya protein
kedalam jaringan ekstravaskuler. Hal ini menyebabkan sel darah merah menjadi lebih
terkonsentrasi dengan baik sehingga meningkatkan viskositas darah dan memperlambat
sirkulasi. Secara mikroskopis perubahan ini digambarkan oleh dilatasi pada sejumlah
pembuluh darah kecil yang dipadati oleh eritrosit. Proses ini dinamakan stasis.
Saat terjadi stasis, leukosit (terutama neutrofil) mulai keluar dari aliran darah dan
berakumulasi di sepanjang permukaan endotel pembuluh darah. Proses ini disebut dengan
marginasi. Setelah melekat pada endotel leukosit menyelinap diantara sel endotel tersebut
dan bermigrasi melewati dinding pembuluh darah menuju jaringan intersisisal.





















Peningkatan Permeabilitas Vaskular

Pada tahap awal inflamasi, vasodilatasi arteriol dan aliran darah yang bertambah mengakibatkan
tekanan hidrostatik intravaskular dan pergerakan cairan dari kapiler. Cairan ini, yang dinamakan
eksudat, pada dasarnya merupakan ultrafiltrat plasma darah dan mengandung sedikit protein.
Namun demikian, transudasi segera menghilang dengan meningkatnya permeabilitas vaskular
yang memungkinkan pergerakan cairan kaya protein, bahkan sel kedalam interstisium (disebut
eksudat). Hilangnya cairan kaya protein ke dalam ruang perivaskular menurunkan tekanan
osmotik intravaskular dan meningkatkan tekanan osmotik secara intersisial. Hasilnya adakah
mengalirnya air dan ion ke dalam jaringan ekstravaskular, akumulasi cairan ini yang dinamakan
edema.






















Inflamasi akut menyebabkan kebocoran selapis endotel melalui sejumlah cara. Arteriol,
kapiler, dan venula mengalami hal ini secara berbeda bergantung pada mekanisme yang
berperan, serta onset, durasi, volume dan karakterikstik (transudat vs eksudat) cairan
yang dihasilkan
Kontraksi sel endotel menimbulkan intercellular gap pada venula : terjadi cepat setelah
pengikatan mediator dengan reseptor spesifik dan biasanya berlangsung singkat (15
sampai 30 menit) akibatnya hal ini disebut respon segera sementara (immediate transient
response). Hanya sel endotel yang melapisi venula pascakapiler kecil yang mengalami
kontraksi
Jejas endotel langsung : mengakibatkan kebocoran vaskular dengan menyebabkan
nekrosis dan lepasnya sel endotel. Efek ini biasanya terlihat setelah cedera berat
(misalnya luka bakar atau infeksi), dan lepasnya sel endotel sering disertai dengan
adhesis trombosit dan trombosis. Kebocoran dimulai segera setelah terjadi jejas dan
menetap setelah beberapa jam (atau hari) sampai pembuluh yang rusak diperbaiki
Jejas endotel yang bergantung leukosit : terjadi akibat akumulasi leukosit selama respons
inflamasi terjadi. Leukosit dapat melepaskan spesies oksigen toksik dan enzim
proteolitik, yang kemudian cedera atau lepasnya endotel. Terjadi secara terbatas ditempat
pembuluh darah yang leukositnya dapat melekat pada endotel
Peningkatan transitosis melalui jalur vesikular intrasel meningkatkan permeabilitas
venula, khususnya setelah pajanan terhadap mediator tertentu. Transitosis terjadi melalui
kanal kanal yang dibentuk oleh fusi vesikel yang tanpa selubung
Kebocoran dari pembuluh darah baru : pada perbaikan jaringan terjadi pembentukan pembuluh
darah baru (angiogenesis), bakal pembuluh darah masih bocor sampai sel endotel yang
mengalami proliferasi berdiferensiasi secara memadai untuk membentuk intercellular junction





Berbagai Peristiwa yang Terjadi pada Sel

urutan kejadian ekstravasasi leukosit dari lumen pembuluh darah ke ruang ekstravaskuler
dibagi menjadi :
1. Marginasi dan rolling
2. Adhesi dan transmigrasi sel endotel
3. Migrasi pada jaringan intertisial terhadap suatu rangsangat kemotaktik
Rolling, adhesi dan transmigrasi diperantarai oleh ikatan molekul adhesi komplementer
pada leukosit dan permukaan endotel
Mediator kimiawi kemoatraktan dan sitokinin tertentu- mempengaruhi proses ini dengan
mengatur ekspresi permukaan atau aviditas molekul adhesi
Marginasi dan Rolling

Sel darah merah diskoid yang lebih kecil cenderung bergerak lebih cepat daripada sel
darah putih sferis yang lebih besar. Akibat pengaruh ini, leukosit terdorong dari sumbu
sentral pembuluh darah (tempat leukosit biasanya mengalir) sehingga leukosit
mempunyai kesempatan baik untuk berinteraksi dengan sel endotel yang melapisinya.
Interaksi ini dibantu dengan meningkatnya permeabilitas vaskular yang terjadi pada
inflamasi dini yang menyebabkan cairan keluar dari pembuluh darah dan aliran darah
melambat
Proses akumulasi leukosit di tepi pembuluh darah ini disebut marginasi. Selanjutnya
leukosit berguling guling pada permukaan endotel, untuk sementara melekat di sepanjang
perjalanan itu. Proses ini dinamakan rolling.
Adhesi transien (sementara) dilakukan oleh kelompok molekul selektin. Selektin
merupakan reseptor yang dikeluarkan pada leukosit dan endotel yang ditandai dengan
adanya ikatan gula tertentu
Selektin endotel secara khusus dikeluarkan pada kadar yang rendah atau tidak muncul
sama sekali pada sel normal. Selektin diatur setelah adanya rangsangan oleh mediator
spesifik. Hal ini menyebabkan derajat spesifitas pengikatan terbatas pada tempat yang
mengalami cedera
Contoh : sel endotel tidak beraktivasi selektin P pada badan weibel palade. Ada pula
yang terjadi setelah beberapa menit terpajan mediator misalnya histamin atau trombin

Adhesi dan Transmigrasi

Leukosit akhirnya melekat kuat pada permukaan endotel (adhesi) sebelum merayap di
antara sel sel endotel dan melewati membran basalis masuk ke ruang ekstravaskuler
(diapedesis)
Adhesi kuat ini diperantarai oleh molekul superfamili imunoglobulin pada sel endotel
yang berinteraksi pada integrin yang muncul pada permukaan sel leukosit
Integrin biasanya muncul pada membran leukosit tetapi tidak melekat pada ligannya yang
sesuai sampai leukosit diaktifkan oleh kemotaktik atau rangsangan lainnya (dihasilkan
oleh sel endotel atau sel lain ditempat jejas)
Hanya integrin yang mengalami perubahan bentuk yang diperlukan untuk memberikan
afinitas pengikatan yang tinggi terhadap molekul adhesi endotel














Setelah adhesi kuat terjadi pada permukaan endotel, leukosit bertransmigrasi terutama
dengan merembes diantara sel pada intercellular junction
PECAM 1 (platelet endothelial cell adhesion molecule 1) merupakan protein yang
dominan dalam memperantarai proses ini. Setelah melintasi endhoheliat junction,
leukosit menembus membran basalis



















Ringkasan Peristiwa dalam Rekrutmen Leukosit

1. Aktivasi endotel, meningkatkan pengeluaran ligamen selektin dan ligan selektin
2. Rolling leukosit, difasilitasi oleh ikatan selektin pada ligan karbohidrat yang telatif
longgar
3. Adhesi kuat, difasilitasi oleh perubahan afinitas integrin terhadap ligan endotel yang
diinduksi kemokin
4. Transmigrasi antarsel endotel dengan memanfaatkan interaksi PECAM 1

Neutrofil, monosit, eosinofil dan berbagai jenis limfosit menggunakan molekul yang
berbeda (namun saling tumpang tindih) untuk rolling dan adhesi. Jenis leukosit yang
direkrut tergantung pada sifat rangsangan yang menyerang dan usia peradangan. Oleh
karena itu pada sebagian besar inflamasi akut, neutrofil menonjol pada 6-24 jam pertama
dan digantikan monosit pada 24-48 jam berikutnya
Pola ini dijelaskan dengan pengeluaran secara berurtan molekul adhesi yang berbeda bada dan
faktor kemotaktik pada tahap respons inflamasi yang berbeda beda. Selain itu usia neutrofil agak
pendek, akan mengalami apoptosis dalam 24-48 jam setelah keluar dari aliran darah, sementara
monosit betahan hidup lebih lama dan dapat bertahan dalam jangka waktu lama sebagai
makrofag














Kemotaksis dan Aktivasi

Setelah terjadi ekstravasasi dari darah, leukosit bermigrasi menuju tempat jejas
mendekati gradien kimiawi pada suatu proses kemotaksis.
Kemotaksis merangsang pergerakan. Juga menginduksi respon leukosit lainnya, yang
umumnya disebut aktivitas leukosit :
1. Degranurasi dan sekresi sel lisosom, dan terjadi pembakaran oksidatif melalui aktivitas
protein kinase C yang di indugsi oleh DAG
2. Produksi metabolit AA melalui aktifasi fosfolipase A2 yang di induksi oleh kalsium dan
DAG
3. Modulasi molekul adhesi leukosit melalui peningkatan kalsium intrasel, termasuk
peningkatan (atau penurunan) jumlah dan peningkatan (atau penurunan) avinitas































Fagositosis dan Degranulasi

Fagositosis dan elaborasi enzim degradatif merupakan dua manfaat utama dari adanya
leukosit yang direkrut pada tempat inflamasi. Fagositosis terdiri dari 3 langkah berbeda
namun saling berkait
1. Pengenalan dan perlekatan partikel pada leukosit yang menelan
2. Penelanan, dengan pembentukan vakuola fagositik
3. Pembunuhan dan degradasi material yang ditelan

Pengenalan dan perlekatan leukosit pada sebagian besar mikroorganisme difasilitasi oleh
protein serum yang secara umum disebut opsonin. Opsonin mengikat molekul spesifik
pada permukaan mikroba dan selanjutnya memfasilitasi pengikatnya dengan reseptor
opsonin spesifik pada leukosit. Opsonin yang terpenting adalah molekul immunoglobin G
(IgG) (khususnya bagian Fc molekul), fragmen C3b komplemen, serta tektin yang
mengikat karbohidrat plasma (disebut kolektin).
Pengikatan partikel teropsonisasi memicu penelanan (engulfment). Selain itu, pengikatan
IgG pada FcR menginduksi aktivasi selular yang memacu degradasi mikroga yang
ditelan. Pada penelanan pseudopodia diperpanjang mengelilingi objek, sampai akhirnya
membentuk vakuola fagositik. Membran vakuola kemudian berfusi dengan membran
granula lisosom sehingga terjadi pengeluaran kandungan granula masuk ke dalam
fagolisosom dan terjadi degranulasi leukosit
Langkah akhir dalam fagositosis mikroba adalah pembunuhan dan degradasi.
Pembunuhan mikroba dilakukan sebagian besar oleh spesies oksigen reaktif. Fagositosis
merangsang suatu pembakaran oksidatif yang ditandai dengan peningkatan konsumsi
oksigen tiba tiba, katabolisme glikogen (glikogenolisis), peningkatan oksidasi gula, dam
produksi metabolit oksigen reaktif
Pembentukan metabolit oksigen terjadi karena aktivasi cepat suatu NADPH dan selama
prosesnya mengubah oksigen menjadi ion superoksida. Superoksida kemudian diubah
menjadi hidrogen peroksida
Jumlah hidrogen peroksida umumnya tidak cukup untuk membunuh. Lisosom neutrofil
(granula azurofilik) mengandung enzim mieloperoksidae (MPO) dan dengan halida
seperti Cl menghasilkan radikal hipoklorat
2O
2
+ NADPH
NADPH oksidase


2O
2
- +
NADP
+
+ H
+

O
2
-
+ H
+
H
2
O
2

H
2
O
2
+ Cl
-

mieloperoksidase(MPO)
HOCL + OH
-

HOCL merukapan oksidan dan anti mikroba yanga sangat kuat (NaOCL adalah bahan
aktif dalam pemutih klorin) yang membunuh bakteri melalui halogenasi atau dengan
peroksidasi protein dan lipid
H
2
O
2
H
2
O + O
2

Pembakaran oksigen membuat H
2
O
2
terurai menjadi air dan O
2

Anda mungkin juga menyukai