Anda di halaman 1dari 6

RESUME

ANALISIS BIAYA, VOLUME & LABA


Mata Kuliah: Akuntansi Manajemen

Oleh:

Oleh:

SIH AISYAH SALAWATI

( 11080574270 )

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
2014

ANALISIS BIAYA, VOLUME & LABA


A. POKOK-POKOK ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA
1. Margin Kontribusi
Margin kontribusi adalah jumlah yang tersisa dari penjualan dikurangi dengan
biaya variable. Jumlah tersebut digunakan untuk menutup biaya tetap dan laba untuk
periode tersebut. Margin kontribusi digunakan untuk menutup biaya tetap dan apabila
masih ada sisa akan mejadi laba. Jika margin kontribusi tidak cukup menutup biaya
tetap, maka akan dialami kerugian.
2. Rasio Margin Kontribusi
Margin kontribusi sebagai presentase penjualan disebut rasio margin
kontribusi ( Rasio MK ). Rasio ini dihitung dengan cara sebagai berikut:

Rasio margin kontribusi sangat berguna karena menunjukkan bagaimana


margin kontribusi akan dipengaruhi oleh perubahan total penjualan. Sebagi contoh,
Acoustic Concept memiliki rasio margin kontribusi 40%. Hal ini berarti untuk setiap
peningkatan penjualan sebesar $1, total margin kontribusi akan meningkat 40 sen
dengan asumsi tidak ada perubahan biaya tetap.
Beberapa manajer lebih suka menggunakan rasio margin kontribusi daripada
margin kontribusi per unit. Rasio margin kontribusi memiliki manfaat dalam situasi
manajer harus membuat trade-off antara peningkatan penjualan satu produk dengan
peningkatan penjualan produk lainnya. Umumnya, pada saat berusaha untuk
meningkatkan penjualan, produk yang menghasilkan margin kontribusi tertinggi harus
diutamakan.
3. Mengapa Margin Kontribusi Penting
Analisis biaya-volume-laba mencari kombinasi biaya variable, biaya tetap,
harga jual, dan volume penjualan yang paling menguntungkan. Margin kontribusi
menjadi pertimbangan utama dalam menentukan kombinasi yang optimal dari
berbagai macam factor yang mempengaruhi. Besarnya margin kontribusi per unit
memiliki pengaruh yang besar terhadap langkah-langkah yang akan diambil
perusahaan untuk meningkatkan laba. Sebagai contoh, semakin besar margin
kontribusi per unit, perusahaan akan bersedia mengeluarkan biaya lebih besar sebagai
usaha untuk meningkatkan penjualan produk engan presentase tertentu. Hal ini

menjelaskan mengapa perusahaan yang memiliki margin kontribusi tinggi dapat


mengeluarkan program pengiklanan yang spektakuler sedangkan perusahaan dengan
margin kontribusi yang rendah cenderung untuk mengerem biaya iklan. Singkatnya,
pengaruh margin kontribusi menjadi kunci pembuatan keputusan.

B. ANALISIS TITIK IMPAS


1. Perhitungan Titik Impas
Titik impas adalah tingkat penjualan dengan tingkat laba nol. Titik impas
dapat dihitung dengan menggunakan metode persamaan (equation method) atau
metode margin kontribusi (contribution margin method). Metode persamaan
memanfaatkan data-data dari laporan laba rugi yang disusun dengan format
kontribusi. Format laporan laba rugi dapat disajikan dengan persamaan sebagai
berikut:
(

Persamaan tersebut dapat diubah menjadi:

Metode margin kontribusi pada dasarnya adalah metode singkat dari metode
persamaan yang yang telah dijelaskan di atas. Pendekatan ini memusatkan pad aide
bahwa setiap unit yang terjual memberikan margin kontribusi tertentu yang dapat
digunakan untuk menutupi biaya tetap. Untuk menentukan berap unit yang harus
dijual untuk mencapai titik impas, total biaya tetap dibagi dengan margin kontribusi
per unit.
(

Variasi dari metode ini menggunakan rasio mergin kontribusi sebagai


pengganti margin kontribusi per unit. Hasilnya adalah titik impas yang ditentukan
berdasarkan nilai penjualan.
(

2. Analisis Target Laba


Salah satu pendekatan yang digunakan untuk menentukan volume penjualan
untuk mencapai taget laba adalah metode persamaan biaya-volume-laba.

Pendekatan margin kontribusi. Pendekatan kedua merupakan pengembangan


rumus margin kontribusi:

3. Margin of Safety
Margin of Safety adalah kelebihan dari anggaran penjualan atau prnjualan
yang actual di atas penjualan titik impas. Margin of safety dapat digunakan untuk
menentukan sejauh mana jumlah penurunan penjualan sampai titik impas atau titik
dimana tidak terjadi kerugian dan juga laba. Rumus perhitungannya sebagai berikut:
(

Margin of safety dapat juga disajikan dalam persentase. Persentase ini


diperoleh dengan membagi margin of safety dalam nilai dolar penjualan dibagi
dengan total penjualan:
(

C. PERTIMBANGAN BIAYA-VOLUME-LABA

DALAM MEMILIH

STRUKTUR

BIAYA
1. Struktur Biaya dan Stabilitas Biaya
Struktur biaya berkaitan dengan proporsi relative biaya tetap dan biaya
variable dalam organisasi. Organisasi selalu memiliki kebebasan dalam menentukan
trade off antara biaya tetap dan biaya variable. Trade off tersebut mungkin terjadi
karena otomasi fasilitas sehingga biaya tenaga kerja langsung jauh berkurang.
2. Operating Leverage
Operating leverage adalah ukuran sensitivitas laba bersih terhadap persentase
perubahan penjualan. Operating leverage bertindak sebagai multiplier. Jika operating
leverage tinggi, persentase kecil peningkatan penjualan dapat menghasilkan
persentase yang lebih besar peningkatan laba. Tingkat operating leverage adalah
ukuran bagaimanakah pengaruh perubahan volume penjualan terhadap laba. Tingkat
operating leverage pada tingkat penjualan tertentu dapat dihitung dengan cara berikut:

Tingkat operating leverage dapat digunakan untuk memperkirakan secara


cepat apakah dampak perubahan penjualan terhadap laba tanpa harus membuat

laporan laba rugi secara rinci. Dampak operating leverage dapat sangat dramatis. Jika
perusahaan mendekati titik impas, meskipun hanya terjadi peningkatan yang sedikit
tetapi memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap peningkatan laba. Hal ini
menjelaskan mengapa manajemen akan selalu berusaha keras untuk meningkatkan
sedikit saja volume penjualan.
3. Otomasi: Risiko dan Manfaat dengan Perspektif Biaya-Volume-Laba
Perancangan system manufaktur yang fleksibel dan penggunaan otomasi
mengakibatkan pergeseran besar biaya tetap dan pengurangan biaya veriabel.
Pergeseran struktur biaya memiliki pebgaruh terhadap rasio margin kontribusi, titik
impas, dan tingkat operating leverage. Dampak ini dapat bersifat menguntungkan
dapat juga merugikan. Banyak keuntungan yang dapat diperoleh dari adanya otomasi.
Perusahaan menghadapi risiko apabila memiliki biaya tetap dalam jumlah besar.
Risiko ini memberikan petunjuk bagi para manajer untuk berhati-hati untuk menjamin
bahwa keputusan investasi yang mereka buat sesuai dengan strategi jangka panjang.

D. PENSTRUKTURAN KOMISI PENJUALAN


Perusahaan biasanya memberikan imbalan kepada para tenaga penjualan dengan
memberikan komisi yang didasarkan pada penjualan atau gaji ditambah dengan komisi
penjualan. Komisi berdasarkan penjualan dapat menyebabkan laba perusahaan lebih
rendah. Beberapa basis penentuan komisi tenaga penjualan didasarkan pada margin
kontribusi. Alasannya adalah karena margin kontribusi menentukan jumlah penjualan
yang dapat digunakan untuk menutupi biaya tetap dan laba, tingkat pencapaian
perusahaan akan maksimal apabila margin kontribusinya juga maksimal. Dengan
menentukan komisi berdasarkan margin kontribusi, tenaga penjualan akan otomatis lebih
memfokuskan pada factor yang penting bagi perusahaan.

E. KONSEP BAURAN PENJUALAN


1. Definisi Bauran Penjualan
Istilah bauran penjualan berarti proporsi relative produk-produk perusahaan
yang terjual. Manajer akan selalu berusaha mencapai kombinasi atau bauran yang
akan memberikan laba terbesar. Laba tergantung pada bauran penjualan perusahaan.
Laba yang lebih besar akan diperolehbila produk dengan margin yang lebih besar
mendapatkan proporsi yang lebih besar dari total penjualan. Perubahan bauran
penjualan akan menyebabkan variasi laba yang diperoleh perusahaan. Pergeseran

bauran penjualan dari produk yang memiliki margin lebih tinggi ke produk yang
memiliki margin yang lebih rendah dapat menyebabkan laba menurun meskipun
tingkat penjualan meningkat. Begitu pula sebaliknya. Pertimbangan untuk mencapai
volume penjualan tertentu sangat berbeda dengan pertimbangan untuk menjual bauran
produk yang memberikan laba tinggi.
2. Bauran Penjualan dan Analisis Titik Impas
Jika perusahaan menjual lebih dari satu jenis produk, analisis titik impas akan
lebih kompleks. Alasannya adalah bahwa produk yang berbeda memiliki harga jual,
biaya, dan margin kontribusi yang berbeda pula. Konsekuensinya, titik impas akan
tergantung pada bauran berbagai macam produk yang dijual.
Dalam membuat analisis titik impas, ada beberapa asumsi yang harus dibuat
berkaitan dengan bauran penjualan. Biasanya asumsi ini tidak berubah. Meskipun
demikian, jika manajer mengetahui beberapa pergeseran berbagai factor akan
menyebabkan pergeseran dalam bauran penjualan, maka fakto-fakto ini harus secara
eksplisit ditentukan dalam analisis biaya-volume-laba. Jika tidak, manajer akan
membuat keputusan dengan data yang salah.

F. ASUMSI ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA


1. Harga jual konstan dalam cakupan yang relevan. Harga jual produk dan jasa tidak
akan berubah meskipun volumenya berubah.
2. Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat dibagi secara
akurat ke dalam lelemen biaya tetap dan biaya variable. Elemen variable per unit
konstan dan elemen total biaya tetap juga konstan dalam cakupan yang relevan.
3. Dalam perusahaan yang multi produk, bauran penjualannya tetap.
4. Dalam perusahaan manufaktur, persediaan tidak mengalami perubahan. Unit yang
diproduksi sama dengan unit yang terjual.

Anda mungkin juga menyukai