Anda di halaman 1dari 13

AKUNTANSI ANGGARAN

Akuntansi Anggaran merupakan teknik pertanggungjawaban dan pengendalian


manajemen yang digunakan untuk membantu pengelolaan pendapatan, belanja, transfer
dan pembiayaan.
Akuntansi Anggaran diselenggarakan sesuai dengan struktur anggaran yang terdiri dari
Anggaran Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan.
Anggaran Pendapatan meliputi Estimasi Pendapatan yang dijabarkan menjadi Alokasi
Estimasi Pendapatan dalam DIPA oleh SATKER
Kementerian/Lembaga.
Anggaran Belanja merupakan appropriasi yang dijabarkan menjadi otorisasi kredit
anggaran (allotment) dalam DIPA oleh SATKER
Kementerian/Lembaga.
Anggaran Pembiayaan terdiri dari Penerimaan Pembiayaan dan Pengeluaran Pembiayaan.
Akuntansi Anggaran diselenggarakan pada saat anggaran (APBN) disahkan dan pada saat
dialokasikan.
Jurnal Standard oleh APBN terdiri dari Estimasi Pendapatan, Appropriasi Belanja,
Estimasi Penerimaan Pembiayaan dan Appropriasi Pengeluaran Pembiayaan.
1. Estimasi Pendapatan
a. Estimasi Penerimaan Pajak
dr. Estimasi Pendapatan Pajak
cr.

xxx

Surplus/Defisit

b. Estimasi Penerimaan Bukan Pajak


dr. Estimasi Pendapatan Negara Bukan Pajak
cr.
Surplus/Defisit
c. Estimasi Penerimaan Hibah
dr. Estimasi Pendapatan Hibah
cr.
Surplus/Defisit
2. Appropriasi Belanja
a. Appropriasi Belanja Pegawai
dr. Surplus/Defisit
cr.
Appropriasi Belanja
b. Appropriasi Belanja Barang
dr. Surplus/Defisit
cr.
Appropriasi Belanja Barang

xxx

xxx
xxx
xxx
xxx

xxx
xxx
xxx
xxx

c. Appropriasi Belanja Modal


dr. Surplus/Defisit
cr.

xxx

Appropriasi Belanja Modal

xxx

d. Appropriasi Belanja Bunga Utang


dr. Surplus/Defisit
cr.

xxx

Appropriasi Belanja Bunga Utang

xxx

e. Appropriasi Belanja Subsidi


dr. Surplus/Defisit
cr.

xxx

Appropriasi Belanja Subsidi

xxx

f. Appropriasi Belanja Hibah


dr. Surplus/Defisit
cr.

xxx

Appropriasi Belanja Hibah

xxx

g. Appropriasi Belanja Bantuan Sosial


dr. Surplus/Defisit
cr.

xxx

Appropriasi Belanja Bantuan Sosial

xxx

h. Appropriasi Belanja Lain-lain


dr. Surplus/Defisit
cr.

xxx

Appropriasi Belanja Lain-lain

xxx

i. Appropriasi Belanja Perimbangan


dr. Surplus/Defisit
cr.

xxx

Appropriasi Belanja Dana Perimbangan

xxx

j. Appropriasi Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian


dr. Surplus/Defisit
cr.

Appropriasi Dana Otonomi Khusus


dan Penyesuaian

xxx
xxx

3. Estimasi Penerimaan Pembiayaan


dr. Estimasi Penerimaan Pembiayaan
cr.
Pembiayaan Netto

xxx

4. Estimasi Pengeluaran Pembiayaan


dr. Pembiayaan Netto
cr.
Appropriasi Pengeluaran Pembiayaan

xxx

xxx

xxx

Semua ayat-ayat jurnal diatas tentunya dilakukan pada masing-masing jenis pendapatan,
jenis belanja, jenis penerimaan pembiayaan, jenis pengeluaran pembiayaan.

Ayat-ayat jurnal APBN ini hanya dilakukan oleh SA-BUN/SA-KUN tidak oleh
SAI/SAU.

Pada saat anggaran dituangkan dalam DIPA maka dilakukan pencatatan oleh SA-BUN
dengan jurnal
dr. Etimasi pendapatan yang dialokasikan
cr.
Alokasi Estimasi Pendapatan
dan
dr. Alokasi Apropriasi
cr.
Allotment

xxx
xxx
xxx
xxx

Oleh SAI/Kementerian/Lembaga penerimaan DIPA akan dicatat dengan ayat jurnal


standard :
*Untuk Estimasi Pendapatan Pajak yang dialokasikan :
dr. Estimasi Pendapatan Pajak yang dialokasikan
xxx
cr.
Utang kepada KUN
xxx
*Untuk Penerimaan Negara Bukan Pajak dialokasikan :
dr. Estimasi PNBP yang dialokasikan
cr.
Utang kepada KUN
*Untuk Allotment Belanja
a) Allotment Belanja Pegawai
dr. Piutang dari BUN
cr.
Allotment Belanja Pegawai

xxx
xxx

xxx
xxx

b) Allotment Belanja Barang


dr. Piutang dari KUN
cr.
Allotment Belanja Barang
dst.
dr. Piutang dari KUN
cr.
cr.
cr.
cr.
cr.
cr.
cr.
cr.

xxx
xxx

xxx
Allotment Belanja Modal
Allotment Belanja Bunga Utang
Allotment Belanja Subsidi
Allotment Belanja Hibah
Allotment Belanja Bantuan Sosial (Bansos)
Allotment Belanja Lain-lain
Allotment Belanja Dana Perimbangan
Allotment Belanja Dana Otonomi Khusus (Otsus)

xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx

*Untuk Estimasi Penerimaan Pembiayaan yang dialokasikan


dr. Estimasi Penerimaan Pembiayaan yang dialokasikan
cr.

xxx

Utang kepada KUN

xxx

*Untuk Allotment Pengeluaran Pembiayaan


dr. Piutang dari KUN
cr.

xxx
Allotment Pengeluaran Pembiayaan

xxx

JURNAL STANDARD REALISASI ANGGARAN


Akuntansi Pendapatan :
*Pendapatan yang langsung diterima oleh KUN :
Jurnal SAI
dr. Utang kepada KUN
cr.

Pendapatan ..

xxx
xxx

Jurnal BUN :
dr. Kas di KUN
cr.

xxx
Pendapatan ..

xxx

*Pendapatan yang diterima melalui Bendahara Penerimaan :


Jurnal SAI :
dr. Kas di Bendahara Penerimaan
cr.

xxx

Pendapatan yang ditanggungkan

xxx

Jurnal BUN tidak ada jurnal.

*Bendahara Penerimaan menyetor pungutan ke KUN


Jurnal SAI
1. dr. Utang kepada KUN
cr.
Pendapatan..

xxx

2. dr. Pendapatan yang ditanggungkan


cr.
Kas di Bendahara Penerimaan

xxx

xxx

xxx

Jurnal oleh BUN


dr. Kas di KUN
cr.

xxx
Pendapatan..

xxx

*Akuntansi Pendapatan dilaksanakan berdasarkan asas bruto :


Contoh :
Kementerian Keuangan memberikan kuasa kepada PT. Pertamina ntuk melakukan
pemungutan pajak Bahan Bakar dengan memberikan upah pungut 2% dari jumlah
penerimaan . Dalam bulan Oktober 2014 jumlah pungutan Pajak Bahan Bakar yang
disetor Rp 100.000.000 dan upah pungut dipotong langsung sebesar Rp 2.000.000.

Jurnal SAI :
1. dr. Utang kepada KUN
cr.
Pendapatan Pajak
2. dr. Belanja Barang
cr.
Piutang dari KUN

100.000.000
100.000.000
2.000.000
2.000.000

Jurnal BUN :
1. dr. Kas di KUN
cr.
Pendapatan Pajak
2. dr. Belanja Barang
cr.
Kas di KUN

100.000.000
100.000.000
2.000.000
2.000.000

*Pendapatan melalui transaksi, misalnya atas penjualan kendaraan bermotor/asset tetap,


maka harus ada jurnal pendamping (korolari) untuk mencatat penurunan asset dan
pemberitahuan ke KPKNL untuk penyesuaian SIMAK-BMN.
Contoh kendaraan bermotor dijual Rp 10.000.000, harga perolehannya Rp 20.000.000.
Jurnal SAI :
1. dr. Utang kepada KUN
cr.
Pendapatan Lain-lain
2. dr. Diinvestasikan dalam asset tetap
cr.
Peralatan dan mesin

10.000.000
10.000.000
20.000.000
20.000.000

Jurnal BUN :
dr. Kas di KUN
cr.
Pendapatan Lain-lain

10.000.000
10.000.000

*Pengembalian Pendapatan yang sifatnya normal dan bisa berulang (recuring) atas
penerimaan pendapatan periode penerimaan maupun pada periode sebelumnya
diakuntansikan sebagai pengurang pendapatan.
Contoh : dalam tahun 2010 PT. A telah menyetor Pajak sebesar Rp 1.200.000. Ternyata
setelah diperhitungkan pada akhir tahun PT. A hanya kena Pajak sebesar Rp
1.000.000 lebih bayar tahun 2010 sebesar Rp 200.000, pengembalian
kelebihan dibayarkan dalam tahun 2011.
Pengembalian ini diakuntansikan dalam tahun 2011.

Jurnal SAI :
dr. Pendapatan Pajak
cr.
Utang kepada KUN

200.000
200.000

Jurnal BUN :
dr. Pendapataan Pajak
cr.
Kas di KUN

200.000
200.000

*Pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recuring) atas penerimaan pendapatan


yang terjadi pada periode penerimaan pendapatan, dibukukan sebagai pengurang
pendapatan pada periode yang sama.
Contoh :Kementerian ESDM pada bulan November 2011 melakukan pengembalian
pendapatan Sumber Daya Alam sebesar Rp 5.000.000 kepada PT. X salah satu
penambang batu bara atas kelebihan pembayaran yng dilakukannya pada bulan Juni
2011.
Jurnal SAI/Kementerian ESDM :
dr. Pendapatan Sumber Daya Alam
cr.
Utang kepada KUN

5.000.000
5.000.000

Jurnal BUN :
dr. Pendapatan Sumber Daya Alam
cr.
Kas di KUN

5.000.000
5.000.000

*Pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recuring) atas penerimaan pendapatan


yang terjadi pada periode sebelumnya diakuntansikan sebagai pengurang ekuitas dana
lancar pada periode pengembalian oleh BUN. Sementara SAI tidak mencatat karena
tidak mengurangi pendapatan tahun pengembalian.
Contoh : Kemendagri menjual/melepas hak atas tanah seluas 1.050 m dengan harga
Rp1.000.000 per m yang terjadi bulan Desember 2012. Pada tahun 2013
dilakukan pengukuran ulang untuk sertifikat tanah, ternyata luasnya hanya
1.000 m sehingga Kemendagri harus mengembalikan uang sebesar 50 x Rp
1.000.000 = Rp 50.000.000 dan sudah dilakukan dalam bulan Mei 2013.

Jurnal SAI/Kemendagri :
Tidak ada jurnal
Jurnal BUN :
dr. SILPA Pengembalian Pendapatan
cr.
Kas di KUN

50.000.000
50.000.000

Akuntansi Belanja :
*Dengan pembayaran langsung oleh BUN kepada yang berhak, misalnya dengan SP2DLS Bendahara untuk gaji.
Contoh : Pembayaran gaji Pegawai bulan Agustus 2014 dengan SP2D-LS Bendahara
sebesar Rp 60.000.000. Dari jumlah tersebut telah dipotong untuk PPh sebesar
Rp 900.000 dan untuk Askes, Taspen dan Taperum sebesar Rp 3.000.000.
Jurnal SAI :
dr. Belanja Pegawai
cr.
Piutang dari BUN

60.000.000
60.000.000

Jurnal BUN :
1).dr. Belanja Pegawai
cr.
Kas di KUN

60.000.000
60.000.000

2).dr. Kas di KUN


cr.
Pendapatan Pajak
cr.
Penerimaan PFK

3.900.000
900.000
3.000.000

Apabila potongan sebesar Rp 3.000.000 dibayarkan/transfer ke PT. Askes, PT. Taspen


dan Tapperum oleh BUN, maka
Jurnal SAI :
Tidak ada jurnal
Jurnal BUN :
dr. Pengeluaran PFK
cr.
Kas di KUN

3.000.000
3.000.000

*Pembayaran langsung oleh BUN atas belanja modal, misalnya


Contoh : Dibeli tanah seharga Rp 50.000.000 dari Tn. G dan sudah dibayar
dengan SP2D-LS.
Jurnal SAI :
1).dr. Belanja Modal-Tanah
cr.
Piutang dari BUN
2).dr. Tanah
cr.

Diinvestasikan dalam Aset Tetap

Jurnal BUN :
dr. Belanja Modal-Tanah
cr.
Kas di KUN

50.000.000
50.000.000
50.000.000
50.000.000

50.000.000
50.000.000

*Pembayaran melalui Dana Kas Kecil/Uang Persediaan (UP). Di Bendahara Pengeluaran.


A).Bendahara memperoleh UP sebesar Rp 10.000.000 dengan SP2D-UP.
Jurnal SAI :
dr. Kas di Bendahara Pengeluaran
10.000.000
cr.
Uang Muka dari BUN
10.000.000
Jurnal BUN :
dr. Uang Muka kepada SAI/K/L..
cr.
Kas di KUN

10.000.000
10.000.000

B). Pada saat Bendahara Pengeluaran membayar belanja misalnya untuk ATK sebesar
Rp 8.000.000 belum diakui sebagai belanja sehingga tidak perlu dijurnal.
C). Bendahara Pengeluaran menyampaikan pertanggungjawaban dengan membuat
SPP-GU terbit SPM-GU diajukan ke KPPN, diverifikasi oleh KPPN
benar/syah dibuat SP2D-GU uang di transfer dengan SP2D-GU.
Jurnal SAI :
dr. Belanja Barang
8.000.000
cr.
Piutang dari BUN
8.000.000
Jurnal BUN :
dr. Belanja Barang
cr.
Kas di KUN

8.000.000
8.000.000

D). Dalam hal terjadi kebutuhan pengeluaran kas yang sangat besar pada bulan
tertentu sehingga diperlukan TUP, SAI dapat mengajukan SPP-TUP SPMTUP ke KPPN. Disetujui dengan keluarnya SP2D-TUP sebesar Rp 20.000.000.
Jurnal SAI :
dr. Kas di Bendahara Pengeluaran
cr.
Uang Muka dari BUN

20.000.000
20.000.000

Jurnal BUN :
dr. Uang Muka kepada SAI
cr.
Kas di KUN

20.000.000
20.000.000

E). Pada bulan berikutnya (sesuai dengan ketentuan peraturan) Bendahara


mempertanggung-jawabkan pengeluaran berupa Belanja Perjalanan Dinas sebesar
Rp 19.500.000 dengan SPP-GU NIHIL SPM-GU NIHIL kemudian sudah
diterima SP2D-GU NIHIL.
Jurnal SAI :
1).dr. Belanja Barang
19.500.000
cr.
Piutang dari BUN
19.500.000
2).dr. Uang Muka dari BUN
19.500.000
cr.
Kas di Bendahara Pengeluaran
19.500.000
Jurnal BUN :
dr. Belanja Barang
cr.
Uang Muka kepada SAI

19.500.000
19.500.000

F). Sisa TUP sebesar Rp 500.000 disetor kembali ke KPPN oleh Bendahara
Pengeluaran dengan memperoleh STS.
Jurnal SAI :
dr. Uang Muka dari BUN
500.000
cr.
Kas di Bendahara Pengeluaran
500.000

G). Pada akhir Tahun Anggaran Bendahara harus mempertanggungjawabkan semua


UP sebelum 31 Desember.
Contoh : Dari Uang Persediaan (UP) sebesar Rp 10.000.000 telah dibelanjakan

Rp 9.000.000 untuk barang dan jasa. Pertanggungjawaban dilakukan tanggal 24


Desember KPPN tidak akan memberikan penggantian UP. Karena itu
pertanggungjawaban dilakukan dengan membuat SPP-GU NIHIL SPM-GU
NIHIL kemudian KPPN mengeluarkan SP2D-GU NIHIL sebesar Rp 9.000.000.
Jurnal SAI :
1).dr. Belanja Barang
9.000.000
cr.
Piutang dari BUN
9.000.000
2).dr. Uang Muka dari BUN
9.000.000
cr.
Kas di Bendahara Pengeluaran
9.000.000
Jurnal BUN :
dr. Belanja Barang
cr.
Uang Muka kepada SAI

9.000.000
9.000.000

H). Terhadap sisa UP harus disetor kembali ke BUN, maka sisa UP untuk contoh
diatas sebesar Rp 1.000.000 disetor ke BUN.
Jurnal SAI :
dr. Uang Muka dari BUN
cr.
Kas di Bendahara Pengeluaran

1.000.000

Jurnal BUN :
dr. Kas di KUN
cr.
Uang Muka kepada SAI

1.000.000

1.000.000

1.000.000

*Penerimaan kembali Belanja


A). Penerimaan kembali belanja yang terjadi pada periode pengeluaran belanja
harus dibukukan sebagai mengurangi belanja pada periode yang sama.
Contoh : Pada bulan Juni 2014 disetorkan ke kas Negara potongan gaji pegawai
atas keterlambatan masuk dan absensi pegawai bulan Mei 2014 sebesar
Rp 75.000.
Jurnal SAI :
dr. Piutang dari BUN
cr.
Belanja Pegawai

75.000
75.000

Jurnal BUN :
dr. Kas di KUN
cr.
Belanja Pegawai

75.000
75.000

B). Penerimaan kembali belanja pada periode berikutnya dibukukan sebagai


Pendapatan Lain-lain pada periode penerimaan.
Contoh : Pada bulan Juni 2014 diperintahkan seorang pegawai untuk
mengembalikan belanja perjalanan dinas yang dibayarkan pada bulan Desember
2013 sebesar Rp 2.500.000 karena berdasarkan verifikasi dan pemerikasaan
BPKP ternyata perhitungan lama perjalanan dinas lebih singkat dari yang
dilaporkan. Pegawai yang bersangkutan telah menyetorkannya ke Kas Negara
dengan bukti SSBP bulan Juli 2014.
Jurnal SAI :
dr. Utang kepada BUN
cr.
Pendapatan Lain-lain

2.500.000
2.500.000

Jurnal BUN :
dr. Kas di KUN
cr.
Pendapatan Lain-lain

2.500.000
2.500.000

Anda mungkin juga menyukai