Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Assalammualaikum Wr.Wb
Alhamdulillah..
Tiada kata yang paling indah selain puji dan puja syukur kehadirat Allah swt,yang
mana dengan limpahan rahmat dan karunia Nya lah sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat pada waktunya.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabiyaullah
Muhammad saw beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah rela mempetaruhkan
harta,jiwa dan raganya untuk membawa umat manusia dari dunia kegelapan menuju
dunia yang terang benderang dan penuh dengan ilmu pengetahuan.
Saya sadari peyusunan makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan maka
berpegang dari itu semua saya sangat mengharapkan adanya saran dan kritik yang
konstruktif dari para pembaca pada umumnya dan dosen bidang studi pada
khususnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat menambah referensi kita semua.
tak ada gading yang tak retak,tak ada manusia yang sempurna
Wassalammualaikum Wr.Wb
Tasikmalaya, Oktober 2013

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................

DAFTAR ISI..........................................................................................................

ii

BAB I

PENDAHULUAN................................................................................

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian........................................................................................

B. Penyebab.........................................................................................

C. Masa Inkubasi dan Gejala...............................................................

D. Penanggulangan..............................................................................

E. Dengue dan Permasalahannya.........................................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.....................................................................................

11

B. Saran................................................................................................

11

DAFTAR PUSTAKA

ii

TUGAS PLH

MAKALAH
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

Disusun oleh,
Inneke Desma Yolita
Nopi Rahmawati
Riki Krisnaya
Yusnia Agustina
Dadan Permana

Kelas : X.6

SMA Negeri 9
Tasikmalaya
Jalan Leuwidahu No.61 Telepon/Fax (0265) 333148 Kota Tasikmalaya
E-mail : sman9tsm@yahoo.co.id

iii

BAB I
PENDAHULUAN
Pada zaman sekarang ini berbagai macam penyakit terus di temukan dan terus
berkembang seiring dengan perkembangan zaman,baik pola penularan,pengobatan,
pencegahan serta penyebabnya pun berbeda beda mulai dari penyakit yang ringan
sampai yang sulit di sembuhkan.
Demam berdarah dengue atau yang biasa di singkat DBD adalah salah satu
penyakit yang sulit di sembuhkan hal ini di sebabkan karena Sampai saat ini belum
ditemukan obat atau vaksin untuk penanggulangan DBD ini.
Demam berdarah dengue banyak terjangkit di daerah tropis dan subtropis.
Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita demam berdarah dengue tiap
tahun. Hal ini mungkin disebabkan oleh karena curah hujan di Asia yang sangat tinggi
terutama di Asia timur dan selatan ditambah dengan sanitasi lingkungan yang tidak
bagus.
Penyakit DBD pertama kali di indonesia di temukan di Surabaya pada tahun
1968, akan tetapi konfirmasi virologis baru di dapat pada tahun 1972. sejak itu
penyakit tersebut menyebar ke berbagai daerah, sehingga sampai tahun 1980 seluruh
propinsi di Indonesia kecuali Timor Timur telah terjangkit penyakit. Sejak pertama
kali di temukan, jumlah kasus menunjukkan kecenderungan meningkat baik dalam
jumlah maupun luas wilayah yang terjangkit dan secara sporadis selalu terjadi KLB
setiap tahun.
KLB DBD terbesar terjadi pada tahun 1998, dengan Incidence Rate ( IR ) =
35,19 per 100.000 penduduk dan CFR = 2%. Pada tahun 1999 IR menurun tajam
sebesar 10.17%, namun tahun tahun berikutnya IR cenderung meningkat yaitu 15.99
( tahun 2000); 21.66 ( tahun 2001 ); 19.42 ( tahun 2002 ) dan 23,87 ( tahun 2003 ).
Hampir setiap tahun, di bulan-bulan tertentu, selalu saja ada berita tentang
kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia. Penyakit ini tiap tahun telah
membawa banyak korban jiwa, bahkan jumlah kasus serta korban jiwa meningkat tiap
tahunnya.DBD terjadi berulang-ulang setiap tahun. DBD merupakan salah satu
penyakit penting di Indonesia dan memerlukan penanganan yang menyeluruh dan
integral, agar penyakit ini tidak lagi menimbulkan banyak korban jiwa.
iv

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bandung, jumlah penderita DBD


pada Januari 2009 mencapai 783 kasus. Jumlah itu lebih besar dibandingkan dengan
Januari 2008 yaitu sebanyak 545 kasus. Sementara itu, total jumlah penderita DBD di
tahun 2008 sebanyak 4.432 kasus. Kecenderungannya menurun jika dibandingkan
dengan tahun 2007 yang mencapai 4.717 kasus. Berdasarkan data tahunan Dinas
Kesehatan Kota Bandung, puncak penyebaran virus DBD selalu terjadi pada
caturwulan pertama setiap tahun, antara Februari-April.

BAB II
PAMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) {bahasa medisnya disebut
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)} adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue dengan genusnya adalah favivirus. Virus ini mempunyai empat serotipe
yang di kenal dengan DEN- 1, DEN- 2, DEN- 3, dan DEN- 4, yang di tularkan
melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang mana
menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem
pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan perdarahan.
B. PENYEBAB
1) Nyamuk Ae.Aegypti
Mengenal nyamuk Ae.Aegypti
Mengenali nyamum Ae. aegypti sangat mudah. Beberapa ciri khusus
untuk mengenali nyamuk ini antara lain dari pola hitam putih di tubuhnya,
sepeti di kaki dan diperutnya. Perhatikan gambar di bawah ini.

Tetapi perlu hati-hati, tidak semua nyamuk yang belang-belang


adalah nyamuk Ae. aegypti. Masih ada beberapa ciri khusus lagi yang
membedakkannya dengan nyamuk jenis lain. Perhatikan pola di
punggungnya. Ae. aegypti memiliki dua garis putih di tengah dan di
sisinya ada dua garis melengkung. Perhatikan baik-baik di bagian
punggung nyamuk ini.
Kalau gambar skemanya seperti gambar di bawah ini. Perhatikan
kembali di bagian kepalanya.

vi

Cara nunggingnya pun bisa digunakan untuk membedakan nyamuk


ini dengan jenis nyamuk yang lain. Perhatikan kembali gambar skema di
bawah ini.

Gambar skema nyamuk Ae. aegypti tampak atas dan tampak


samping.
Kalau diperhatikan lebih jauh lagi ada perbedaan penting pada bentuk
larva Ae. aegypti. Larva nyamuk, kita sering menyebutnya jentik nyamuk,
memiliki bentuk khusus pada sipon-nya. Sipon adalah alat pernafasan
larva yang letaknya di bagian ekor. Perhatikan gambar di bawah ini. Sipon
jentik Ae. aegypti berukuran sedang dibandingkan dengan sipon jenis lain.

Pupa larva ini juga sangat khas. Pupa Ae. aegypti berbeda dengan
pupa serangga lain. Kalau kupu-kupu biasanya bertapa ketika menjadi
pupa, nyamuk justru aktif ke sana ke mari ketika berbentuk pupa. Punya
nyamuk seperti gambar di bawah ini.

Siklus hidup Ae.Aegypti


Sedangkan siklus hidup nyamuk ini seperti gambar di bawah ini.
Nyamuk Ae. aegypti bertelur di air. Pertama nyamuk bertelur, telur

vii

menetas menjadi larva instar ke-1, instar ke-2, instar ke-3, instar ke-4,
pupa, dan akhirnya menjelma menjadi nyamuk dewasa.

2) Penularan
Ditularkan melalui gigitan nyamuk yang infektif, terutama Aedes
aegypti. Ini adalah spesies nyamuk yang menggigit pada siang hari, dengan
peningkatan aktivitas menggigit sekitar 2 jam sesudah matahari terbit dan
beberapa jam sebelum matahari tenggelam. Aedes aegypti maupun Aedes
albopictus ditemukan di daerah perkotaan; kedua species nyamuk ini
ditemukan juga di AS. Aedes Albopictus, sangat banyak ditemukan di Asia,
tidak begitu antropofilik dibandingkan dengan Aedes Aegypti sehingga
merupakan vector yang kurang efisien. Di Polinesia, salah satu jenis dari
Aedes Aegypti Scutellaris spp, bertindak sebagai vector. Di Malaysia,
vectornya adalah kompleks Aedes Aegypti Niveus dan di Afrika Barat adalah
kompleks nyamuk Aedes Aegypti furcifer-taylori berperan sebagai vector
penularan nyamuk-monyet.
3) Penyebaran
Kasus penyait ini pertama kali di temukan di Manila, Filipina pada tahun
1953. kasus pertama kali di laporakan terjadi di Surabaya dan Jakarta dengan
jumlah kematian sebanya 24 orang. Beberapa tahun kemudian penyakit ini

viii

menyebar ke beberapa propinsi di Indonesia, dengan jumlah kasus sbagai


berikut :
a. Tahun 1996 : jumlah kasus 45.548 orang, dengan jumlah ematian sebanya
1.234
b. Tahun 1998 : jumlah kasus 72.133 orang, dengan jumlah kematian
sebanyak 1.414 orang ( terjadi ledakan ).
c. Tahun 1999 : jumlah kasus 21.134 orang
d. Tahun 2000 : jumlah kasus 33.443 orang
e. Tahun 2001 : jumlah kasus 45.904 orang
f. Tahun 2002 : jumlah kasus 40.377 orang
g. Tahun 2003 : jumlah kasus 50.131 orang
h. Tahun 2004 : jumlah kasus 26.015 orang dengan jumlah ematian sebanyak
389 orang.
C. MASA INKUBASI DAN
GEJALA PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE
Masa tunas / inkubasi selama 3 15 hari sejak seseorang terserang virus
dengue, Selanjutnya penderita akan menampakkan berbagai tanda dan gejala
demam berdarah sebagai berikut :
1. Demam tinggi yang mendadak 2 7 hari ( 38 40 derajat Celsius ).
2. Pada pemeriksaan uji tourniquet, tampak adanya jentik (puspura)
perdarahan.
3. Terjadi pembesaran hati ( Hepatomegali ).
4. Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan syok.
5. Terjadi penurunan trombosit di bawah 100.000 / mm3 (Trombositopeni)
6. timbulnya beberapa gejala klinik yang menyertai seperti mual,muntah
penurunan nafsu makan ( anoreksia ),sakit perut diare,menggigil kejang,
sakit kepala, mimisan ( epitaksis ) pada hidung dan gusi, feces berlendir
dan campur darah ( malena ).
7. Demam yang di rasakan penderita menyebabkan pegal / sakit pada
persendian.
8. Munculnya bintik bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh
darah
ix

9. Pada kasus berat gejala klinis di tambah dengan terjadinya akumulasi


cairan pada rongga tubuh
D. PENANGGULANGAN
1) Diagnosis
Diagnosis demam berdarah biasa dilakukan secara klinis. Biasanya yang
terjadi adalah demam tanpa adanya sumber infeksi, ruam petekial dengan
trombositopenia dan leukopenia relatif. Serologi dan reaksi berantai
polimerase tersedia untuk memastikan diagnosa demam berdarah jika
terindikasi secara klinis. Mendiagnosis demam berdarah secara dini dapat
mengurangi risiko kematian dari pada menunggu akut.
2) Pengobatan
Fokus pengobatan pada penderita penyakit DBD adalah mengatasi
perdarahan, mencegah atau mengatasi keadaan syok/presyok, yaitu dengan
mengusahakan agar penderita banyak minum sekitar 1,5 sampai 2 liter air
dalam 24 jam (air teh dan gula sirup atau susu).
Penambahan cairan tubuh melalui infuse ( intravena ) mungkin di
perlukan

untuk

mencegah

dehidrasi

dan

hemokonsentrasi

yang

berlebihan.transfusi platelet di lakukan jika jumlah platelet menurun drastis.


Selanjutnya adalah pemberian obat obatan terhadap keluhan yang
timbul,misalnya :
Paracetamol membantu menurunkan demam
Garam elektrolit ( oralit )jika di sertai diare
Antibiotic berguna untuk mencegah infeksi sekunder
Lakukan kompress dingin, tidak perlu dengan es karena bisa berdampak syok.
Bahkan beberapa tim medis menyarankan kompres dapat dilakukan dengan
alkohol. Pengobatan alternatif yang umum dikenal adalah dengan meminum
jus jambu biji bangkok, namun khasiatnya belum pernah dibuktikan secara
medik, akan tetapi jambu biji kenyataannya dapat mengembalikan cairan
intravena dan peningkatan nilai trombosit darah.
3) Pencegahan ( Pengendalian Nyamuk Ae. Aegypti )
DBD disebabkan oleh virus dan penyebarannya melalui vektor nyamuk.
Dari sekian banyak jenis nyamuk, hanya satu nyamuk yang menjadi vektor
x

DBD, yaitu Aedes aegypti. Oleh karena itu untuk mengendalikan penyebaran
DBD dilakukan dengan mengendalikan vektor nyamuk ini yaitu dengan
beberapa metode sebagai berikut :
a.

Lingkungan
Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara
lain dengan pemberantasan sarang nyamuk ( PSN ),pengelolaan sampah
padat, modifikasi tempat perkembang biakan nyamuk dan perbaikan desain
rumah sebagai contoh : menguras bak mandi atau penampungan air
sekurang kurangnya sekali seminggu,mengganti dan menguras vas bunga
dan tempat minum burung seminggu sekali menutu dengan raat tempat
penampungan air,mengubur kaleng kaleng bekas,aki bekas dan ban bekas
di sekitar rumah.tumpah atau bcornya air dari pipa distribusi,katup air,
meteran air dapat menyebabkan air menggenang dan menjadi habitat yang
penting untuk larva Ae.Aegypti jika tindakan pencegahan tidak dilakukan.

b. Biologis
Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan
pemakan jentik ( kan adu / ikan cupang ), dan bakteri ( Bt.H 14 ). Peran
pemangsa yang di mainkan oleh copepod crustacea ( sejenis udang
udangan ) telah di dokumnetasikan pada tahun 1930 1950 sebagai
predator yang efektif terhadap Ae.Aegypti ( Kay BH, 1996 ).selain itu juga
di gunakan perangkap telur autosidal ( perangkap telur pembunuhan ) yang
saat ini sedang dikembangkan di singapura.
c.

Kimia
Cara pengendalian ini antara lain dengan pengasapan ( fogging /
dengan menggunakan malathion dan fenthinol ),berguna untuk mengurangi
kemungkinan penularan sampai batas waktu tertentu memberikan bubuk
abate ( temephos ) pada tempat tempat penampungan air seperti gentong
air, vas bunga, kolam dan lain lain. Cara yang paling efektif dalam
mencegah penyakit DBD adalah dengan mengkombinasikan cara cara di
atas, yang di sebutkan dengan 3M plus,yaitu menutup,menguras dan
mengubur barang barang yang bisa di jadikan sarang nyamuk.selain itu
juga melakukan beberapa plus seperti memelihara ikan pemakan
jentik,menabur larvasida, menggunakan kelambu pada waktu tidur,
xi

memasang

kasa,

menyemprot

dengan

insektisida,menggunakan

repellent,memasang obat nyamuk dan memeriksa jentik berkala sesuai


dengan kondisi setempat (Deubel V et al, 2001). Pemerintah juga
memberdayakan masyarakat dengan mengaktifkan kembali ( revitalisasi )
pokjanal DBD di Desa / Kelurahan maupun kecamatan dengan pemberian
penyuluhan

kesehatan

lingkungan

dan

pemeriksaan

jentik

berkala.perekrutan warga masyarakat sebagai juru pemantau jentik


( jumantik ) dengan fungsi utama melaksanakan kegiatan pemantauan
jentik,pemberantasan sarang nyamuk secara periodik dan penyuluhan
kesehatan.peran media massa dalam penanggulangan KLB DBD dan
sebagai peringatan dini kepada masyarakat juga di tingkatkan dengan
adanya sistem pelaporan dan pemberitahuan kepada khalyak yang cepat di
harapkan masyarakat dan departemen terkait lebih waspada.intensifikasi
pengamatan ( surveilans ) penyakit DBD dan vektor dengan dukungan
laboratorium yang memadai di tingkat PusKesMas Kecamatan / Kabupaten
juga perlu dibenahi.
E. DENGUE DAN PERMASALAHANNYA
sampai saat ini belum di temukannya obat atau vaksin untuk
penanggulangan DBD ini. Beberapa usaha yang berhubungan dengan
pengembangan obat telah dan tengah di lakukan . dala satu penelitian di katakan
bahwa interferon , ribavirin, 6 azauridine, and glycyrrhizin menghambat
perkembangabiaan flavivirus termasuk virus dengue secara in vitro ( Crance et al,
2003 ), tetapi belum di buktikan secara invivo. Begitu juga dengan usaha
pengembangan antivirus dengan penemuan inhibitor enzim yang di perlukan untu
perkembangabiakan virus seperti protease,helikase, RNA polimerase, dan lain
lain. Semua percobaan baru pada tahap pengujian ativitas secara in vitro, yang
masih jauh dari pengembangan menjadi obat yang biasa di gunakan untuk pasien.
Demikian juga halnya dengan pengembangan vaksin. Ada beberapa
kesulitan untuk pengembangan vaksin dengue ini. Di antaranya adalah
kompleksnya virus dengue ini. Di antaranya terdiri dari 4 serotipe ( DEN 1,
DEN 2, DEN 3, dan DEN 4 ), sehingga vaksin yang di kembangkan harus
mengandung antigen dari ke empat serotipe tersebut.
xii

Kesulitan yang kedua adalah infeksi virus dengue ini tidak mengindus
antibodi yang bisa menahan tubuh dari serangan. Pada kebanyakan virus, infeksi
akan mengindus antibodi yang bisa menahan tubuh terhadap serangan virus
berikutnya. Tapi hal ini berbeda dengan virus dengue. Infeksi pertama (primary
infection) malah mempermudah tubuh untuk mendapat serangan berikutnya
(secondary infection). Begitu juga gejala yang diakibatkannya. Serangan
berikutnya menimbulkan gejala yang lebih berat dan fatal. Jika pada serangan
pertama hanya menyebabkan panas (dengue fever/DF), serangan berkutnya bisa
menyebabkan panas beserta perdarahan ( Dengue Hemmoragic Fiver / DHF )
atau bahakan di sertai shock ( Dengue Shock Sindrome / DSS ).
Karena itu, pengembangan vaksin harus disertai dengan pertimbangan
kemungkinan ini. Artinya, kita harus menemukan kondisi yang optimal agar
pemberian vaksin tidak membuat tubuh lebih sensitif terhadap serangan virus
dengue. Di antara kondisi yang harus dipertimbangkan bisa berupa jumlah dosis,
jumlah vaksin itu sendiri, komposisi masing masing serotipe, dan lain lain.

xiii

BAB III
PENUTUP
A.

KESIMPULAN
Demam berdarah dengue ( DBD ) merupakan penyakit yang di sebabkan
oleh nyamuk Ae.Aegypti yang berkembang dan hidup di daerah tropis maupun
subtropis. Indonesia merupakan salah satu Negara dengan rating ( tingkat )
kasus DBD yang cukup tinggi .
Demam berdarah dengue ( DBD ) merupakan salah satu penyakit yang
sampai pada saat ini belum di temukan obat atau vaksinnya,namun dapat di
cegah dengan memperhatikan kebersihan rumah,lingkungan sekitar rumah dan
perbiasakan pola hidup sehat yaitu mencuci tangan sebelum makan,makan
makanan yang sehat dan bergizi,istirahat yang cukup atau lakukan tidakan
promotif dan preventif.

B.

SARAN
Lakukanlah gerakan 3M untuk mengendalikan perkembangbiakan nyamuk
Ae.Aegypti karena tindakan preventif lebih baik dari tindakan kuratif.
Kenalilah gejala DBD sedini mungkin agar dapat mengurangi jumlah
penderita DBD
Biasakan pola hidup sehat
Gunakanlah kelambu anti nyamuk atau lotion anti nyamuk
Lakukanlah tindakan promotif kepada masyarakat sedini mungkin agar
masyarakat tahu dan pahami bahaya DBD dan pentingnya penanganan
terhadap kasusu DBD

Segeralah membawa pasien ke rumah sakit atau pusat kesehatan


masyarakat ( PusKesMas)terdekat,apabila terdapat tanda tanda atau gejala
DBD.

xiv

DAFTAR PUSTAKA
-

Pedoman pengobatan dasar di PusKesMas berdasarkan gejala,Departemen


Kesehatan Republik Indonesia 2001

http://www.google.co.id/search?
hl=id&client=firefoxa&channel=s&rls=org.mozilla%3Aid
%3Aofficial&hs=Wny&q=demam+berdarah+dengue&btnG=Telusuri&meta=

http://medisiana.com/viewtopic.php?p=433#433

http://www.mediaindo.co.id/cetak/berita.asp?id=200402260145405

xv

Anda mungkin juga menyukai