PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada zaman sekarang ini berbagai macam penyakit terus di temukan dan
terus
berkembang
seiring
dengan
perkembangan
zaman,baik
pola
yang menyeluruh dan integral, agar penyakit ini tidak lagi menimbulkan banyak
korban jiwa.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bandung, jumlah penderita DBD
pada Januari 2009 mencapai 783 kasus. Jumlah itu lebih besar dibandingkan
dengan Januari 2008 yaitu sebanyak 545 kasus. Sementara itu, total jumlah
penderita DBD di tahun 2008 sebanyak 4.432 kasus. Kecenderungannya
menurun jika dibandingkan dengan tahun 2007 yang mencapai 4.717 kasus.
Berdasarkan data tahunan Dinas Kesehatan Kota Bandung, puncak penyebaran
virus DBD selalu terjadi pada caturwulan pertama setiap tahun, antara FebruariApril.
B. TUJUAN PENULISAN
1) Tujuan Umum
Penulisan ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang Penyakit Demam
Berdarah Dengue (DBD).
2) Tujuan Khusus
a)
b)
c)
d)
e)
f)
C. MANFAAT PENULISAN
1) Bagi Puskesmas
Dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya
terutama yang berkaitan dengan penyakit DBD.
2) Bagi Institusi Pendidikan
Dapat meningkatkan kualitas pelatihan dan bimbingan agar mahasiswa lebih
terampil dan termotivasi dalam melaksanakan makalah. Hasil dari makalah
dapat dijadikan bahan bacaan dan panduan bagi angkatan selanjutnya dalam
menyusun laporan makalah serta untuk menambah referensi.
3) Bagi Peserta Penyuluhan
Menambah pengetahuan dan wawasan penulis dibidang kesehatan, terutama
tentang penyakit Demam Berdarah Dengue.
ii
iii
BAB II
PAMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) {bahasa medisnya disebut
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)} adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue dengan genusnya adalah favivirus. Virus ini mempunyai empat serotipe
yang di kenal dengan DEN- 1, DEN- 2, DEN- 3, dan DEN- 4, yang di tularkan
melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang mana
menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem
pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan perdarahan.
B. PENYEBAB
1) Nyamuk Aedes Aegypti
a) Mengenal nyamuk Aedes Aegypti
Mengenali nyamum Aedes aegypti sangat mudah. Beberapa ciri
khusus untuk mengenali nyamuk ini antara lain dari pola hitam putih di
tubuhnya, sepeti di kaki dan diperutnya. Perhatikan gambar di bawah ini.
iv
Pupa larva ini juga sangat khas. Pupa Aedes aegypti berbeda dengan
pupa serangga lain. Kalau kupu-kupu biasanya bertapa ketika menjadi
pupa, nyamuk justru aktif ke sana ke mari ketika berbentuk pupa. Punya
nyamuk seperti gambar di bawah ini.
2) Penularan
Ditularkan melalui gigitan nyamuk yang infektif, terutama Aedes
aegypti. Ini adalah spesies nyamuk yang menggigit pada siang hari, dengan
peningkatan aktivitas menggigit sekitar 2 jam sesudah matahari terbit dan
beberapa jam sebelum matahari tenggelam. Aedes aegypti maupun Aedes
albopictus ditemukan di daerah perkotaan; kedua species nyamuk ini
ditemukan juga di AS. Aedes Albopictus, sangat banyak ditemukan di Asia,
tidak begitu antropofilik dibandingkan dengan Aedes Aegypti sehingga
merupakan vector yang kurang efisien. Di Polinesia, salah satu jenis dari
Aedes Aegypti Scutellaris spp, bertindak sebagai vector. Di Malaysia,
vectornya adalah kompleks Aedes Aegypti Niveus dan di Afrika Barat adalah
kompleks nyamuk Aedes Aegypti furcifer-taylori berperan sebagai vector
penularan nyamuk-monyet.
3) Penyebaran
Kasus penyait ini pertama kali di temukan di Manila, Filipina pada tahun
1953. kasus pertama kali di laporakan terjadi di Surabaya dan Jakarta dengan
vi
vii
untuk
mencegah
dehidrasi
dan
hemokonsentrasi
yang
Lingkungan
Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara
lain dengan pemberantasan sarang nyamuk ( PSN ),pengelolaan sampah
padat, modifikasi tempat perkembang biakan nyamuk dan perbaikan desain
rumah sebagai contoh : menguras bak mandi atau penampungan air
sekurang kurangnya sekali seminggu,mengganti dan menguras vas bunga
dan tempat minum burung seminggu sekali menutu dengan raat tempat
penampungan air,mengubur kaleng kaleng bekas,aki bekas dan ban bekas
di sekitar rumah.tumpah atau bcornya air dari pipa distribusi,katup air,
meteran air dapat menyebabkan air menggenang dan menjadi habitat yang
penting untuk larva Aedes Aegypti jika tindakan pencegahan tidak
dilakukan.
b)
Biologis
Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan
pemakan jentik ( kan adu / ikan cupang ), dan bakteri ( Bt.H 14 ). Peran
pemangsa yang di mainkan oleh copepod crustacea ( sejenis udang
udangan ) telah di dokumnetasikan pada tahun 1930 1950 sebagai
predator yang efektif terhadap Aedes Aegypti ( Kay BH, 1996 ).selain itu
juga di gunakan perangkap telur autosidal ( perangkap telur pembunuhan )
yang saat ini sedang dikembangkan di singapura.
c)
Kimia
Cara pengendalian ini antara lain dengan pengasapan ( fogging /
dengan menggunakan malathion dan fenthinol ),berguna untuk mengurangi
kemungkinan penularan sampai batas waktu tertentu memberikan bubuk
abate ( temephos ) pada tempat tempat penampungan air seperti gentong
air, vas bunga, kolam dan lain lain. Cara yang paling efektif dalam
mencegah penyakit DBD adalah dengan mengkombinasikan cara cara di
atas, yang di sebutkan dengan 3M plus,yaitu menutup,menguras dan
ix
kasa,
menyemprot
dengan
insektisida,menggunakan
kesehatan
lingkungan
dan
pemeriksaan
jentik
xii
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Demam berdarah dengue ( DBD ) merupakan penyakit yang di sebabkan
oleh nyamuk Aedes Aegypti yang berkembang dan hidup di daerah tropis
maupun subtropis. Indonesia merupakan salah satu Negara dengan rating
(tingkat) kasus DBD yang cukup tinggi .
Demam berdarah dengue ( DBD ) merupakan salah satu penyakit yang
sampai pada saat ini belum di temukan obat atau vaksinnya,namun dapat di
cegah dengan memperhatikan kebersihan rumah,lingkungan sekitar rumah dan
perbiasakan pola hidup sehat yaitu mencuci tangan sebelum makan,makan
makanan yang sehat dan bergizi,istirahat yang cukup atau lakukan tidakan
promotif dan preventif.
B.
SARAN
1) Lakukanlah gerakan 3M untuk mengendalikan perkembangbiakan nyamuk
Aedes.Aegypti karena tindakan preventif lebih baik dari tindakan kuratif.
2) Kenalilah gejala DBD sedini mungkin agar dapat mengurangi jumlah
penderita DBD
3) Biasakan pola hidup sehat
4) Gunakanlah kelambu anti nyamuk atau lotion anti nyamuk
5) Lakukanlah tindakan promotif kepada masyarakat sedini mungkin agar
masyarakat tahu dan pahami bahaya DBD dan pentingnya penanganan
terhadap kasusu DBD
6) Segeralah membawa pasien ke rumah sakit atau pusat kesehatan masyarakat
( Puskesmas)terdekat,apabila terdapat tanda tanda atau gejala DBD.
xiii
DAFTAR PUSTAKA
Pedoman pengobatan dasar di PusKesMas berdasarkan gejala,Departemen Kesehatan
Republik Indonesia 2001
http://www.google.co.id/search?hl=id&client=firefoxa&channel=s&rls=org.mozilla
%3Aid
%3Aofficial&hs=Wny&q=demam+berdarah+dengue&btnG=Telusuri&met
a=
http://medisiana.com/viewtopic.php?p=433#433
http://www.mediaindo.co.id/cetak/berita.asp?id=200402260145405
xiv