Pembimbing:
dr. Yanuarman, SpOG
Disusun oleh:
Apriliana (10310055)
Ayu Melati Atmahapsari (10310)
Rizki Khair (10310)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proses penyusunan
referat ini dengan judul kardiotokografi. Penyelesaian referat ini banyak mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada :
1. dr. Yanuarman, Sp.OG selaku pembimbing, yang telah banyak memberikan
ilmu, petunjuk, nasehat dan kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan
referat ini.
2. Anggota SMF Kebidanan dan kandungan Rumah Sakit Umum Daerah
Embung Fatimah Kota Batam.
3. Segenap staf instalasi kebidanan dan kandungan, RSUD Embung Fatimah
Kota Batam.
4. Seluruh pihak yang telah membantu terselesaikannya referat ini.
Penulis menyadari bahwa referat ini tentu tidak terlepas dari kekurangan
karena keterbatasan
waktu,
tenaga,
dan
pengetahuan
diperlukan masukkan dan saran yang membangun. Semoga referat ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.
Batam, Oktober 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul..............................................................................................................i
Kata Pengantar.............................................................................................................ii
Daftar Isi......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
BAB II TINJAUAN TEORITIS..................................................................................2
2.1. Definisi................................................................................................................2
2.2. Metode KTG........................................................................................................2
2.3. Indikasi KTG.......................................................................................................2
2.4. Syarat Pemeriksaan KTG....................................................................................2
2.5. Mekanisme Pengaturan DJJ.................................................................................2
2.6. Teknik Pemeriksaan.............................................................................................2
2.7. Karakteristik DJJ.................................................................................................2
2.8. Kontraindikasi KTG............................................................................................2
2.9. Interprestasi Hasil KTG.......................................................................................2
2.10. Resusitasi Janin Intrauterine..............................................................................2
BAB III SIMPULAN....................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
merupakan
peralatan
elektronik
yang
dapat
dipergunakan
untuk
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1.
memonitor hubungan antara denyut jantung janin dan kontraksi uterus. Biasanya
digunakan pada trisemester ketiga kehamilan.2,3
KTG secara luas digunakan dalam kehamilan untuk memperkirakan kondisi
denyut jantung janin, sebagian besar digunakan pada kehamilan dengan risiko tinggi.
Pada KTG terdapat tiga bagian besar kondisi yang dipantau yaitu denyut jantung janin
(DJJ), kontraksi rahim dan gerak janin, serta korelasi diantara ketiga parameter
tersebut.1,5
2.2.
Metode KTG
Terdapat dua metode pemeriksaan kardiotokografi, yaitu:
1. Metode
Eksternal
(Non-invasif/
tak
langsung),
dilakukan
dengan
2.3.
Indikasi KTG
Pada kehamilan normal, pemeriksaan KTG pada umumnya bisa
diabaikan. Pada persalinan normal, pemeriksaan ini dilakukan pada kala I,
dengan pencatatan secara intermiten selama 20 menit dengan interval setiap
setengah jam. Bila grafiknya abnormal atau adanya resiko yang baru terlihat,
perlu dilakukan pencatatan terus menerus.
Indikasi pemeriksaan KTG sebelum dan selama persalinan menurut
Berg, yaitu:
1. Indikasi Absolut, dapat dilihat pada tabel 2.1. dibawah ini.
Tabel 2.1. Indikasi absolut pemeriksaan KTG
No
1
Indikasi
Post maturitas >7 hari
Waktu
Setiap hari
Insufisiensi placenta
Beberapa kali/hari
Setiap 4 hari
Beberapa kali/hari
Setiap 2 hari
Diabetes
Kehamilan ganda
Setiap 4 hari
Inkompatibilitas Rh
Beberapakali /hari
10
Plasenta previa
Setiap 4 hari
11
Setiap 4 hari
12
2.4.
No
1
Indikasi
Usia ibu dibawah 18 tahun, diatas 40 tahun
Waktu
Setiap 2 hari
Oligohidramnion, polihidramnion
Setiap hari
Sistem saraf parasimpatis terutama terdiri dari serabut nervus vagus yang
berasal dari batang otak. Sistem saraf ini akan mengatur nodus SA, nodus VA,
dan neuron yang terletak di antara atrium dan ventrikel jantung. Stimulasi
nervus vagus, misalnya dengan asetilkolin akan menurunkan frekuensi DJJ,
sedangkan inhibisi nervus vagus, misalnya dengan atropin, akan meningkatkan
frekuensi DJJ.
3.
Baroreseptor
Reseptor ini letaknya pada arkus aorta dan sinus karotid. Bila tekanan darah
meningkat, baroreseptor akan merangsang nervus vagus dan nervus
glossofaringeus pada batang otak. Akibatnya akan terjadi penekanan aktivitas
jantung berupa penurunan frekuensi DJJ dan curah jantung.
4.
Kemoreseptor
Kemoreseptor terdiri dari dua bagian, yaitu bagian perifer yang terletak
didaerah karotid dan korpus aortik; dan bagian sentral yang terletak dibatang
otak. Reseptor ini berfungsi mengatur perubahan kadar oksigen dan
karbondioksida dalam darah dan cairan serebrospinal. Bila kadar oksigen
4
Akselerasi DJJ dimulai bila ada sinyal aferen yang berasal dari salah satu dari
tiga sumber, yaitu (1) proprioseptor dan ujung serabut saraf pada jaringan
sendi; (2) serabut saraf nyeri yang terutama banyak terdapat di jaringan kulit;
dan (3) baroreseptor di aorta ascendens dan arteri karotis, dan stretch reseptors
di atrium kanan. Sinyal-sinyal tersebut diteruskan ke cardioregulatory center
(CRC) kemudian ke cardiac vagus dan saraf simpatis, selanjutnya menuju
nodus sinoatrial sehingga timbul akselerasi DJJ.
2.6.
Teknik pemeriksaan
Teknik pemeriksaan KTG adalah sebagai berikut:7
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Hitung DJJ selama satu menit; bila ada his, dihitung sebelum dan segera
setelah kontraksi berakhir.
7.
8.
Setelah transduser terpasang baik, beri tahu ibu bila janin terasa bergerak,
pencet bel yang telah disediakan dan hitung berapa gerakan bayi yang
dirasakan oleh ibu selama perekaman KTG.
9.
10.
11.
12.
13.
Matikan komputer dan mesin KTG. Bersihkan dan rapikan kembali alat
pada tempatnya.
14.
15.
2.7.
Karakteristik DJJ
Gambaran DJJ dalam pemeriksaan KTG dapat digolongkan ke dalam 2 bagian
besar, yaitu:4,5,6,7,8
1.
Denyut jantung janin dasar (baseline fetal heart rate). Yang termasuk
disini adalah frekuensi dasar dan variabilitas DJJ saat uterus dalam keadaan
istirahat (relaksasi).
2.
Perubahan periodik DJJ adalah perubahan DJJ yang terjadi akibat kontraksi
uterus, sedangkan perubahan episodik DJJ adalah perubahan DJJ yang bukan
disebabkan oleh kontraksi uterus (misalnya gerakan janin dan refleks tali
pusat).
2.7.1. Frekuensi Dasar DJJ
Frekuensi dasar DJJ adalah frekuensi rata-rata DJJ yang terlihat selama
periode 10 menit, tanpa disertai periode variabilitas DJJ yang berlebihan (lebih
dari 25 dpm), tidak terdapat perubahan periodik atau episodik DJJ, dan tidak
terdapat perubahan frekuensi dasar yang lebih dari 25 denyut per menit (dpm).
Dalam keadaan normal, frekuensi dasar DJJ berkisar antara 120 160 dpm.
Frekuensi dasar DJJ yang lebih dari 160 dpm disebut takikardia, bila kurang
dari 120 dpm disebut bradikardia. Ada juga yang memakai batasan normal 115
160 dpm atau 110 160 dpm.4,6
2.
3.
Anemia janin.
4.
Ibu gelisah.
5.
6.
Ibu hipertiroid
7.
8.
berat
janin
akan
mengalami
dekompensasi
terhadap
stres
tersebut.Pada keadaan ini akan terjadi bradikardia yang kurang dari 100 dpm,
disertai dengan berkurang atau menghilangnya variabilitas DJJ.4,7,8
Kehamilan posterm
2.
Hipotermia
3.
4.
5.
Bradiaritmia janin.
interaksi
sistem
saraf
simpatis
(kardioakselerator)
dan
diketahui, akan tetapi biasanya tampak menghilang pada janin yang akan
mengalami kematian dalam rahim.
2. Variabilitas jangka panjang (long term variability)
Variabilitas ini merupakan gambaran osilasi yang lebih kasar dan lebih jelas
tampak pada rekaman KTG dibanding dengan variabilitas jangka pendek.
Rata-rata mempunyai siklus 3-6 kali permenit. Penilaian variabilitas DJJ yang
paling mudah adalah dengan mengukur besarnya amplitudo dari variabilitas
jangka panjang (long term variability). Berdasarkan besarnya amplitudo
tersebut, variabilitas DJJ dapat dikategorikan menjadi:
a. Variabilitas normal: amplitudo berkisar antara 5 25 dpm
b. Variabilitas berkurang: amplitudo 2 5 dpm
c. Variabilitas menghilang: amplitudo kurang dari 2 dpm
d. Variabilitas berlebih (saltatory): amplitudo lebih dari 25 dpm.
10
2.
3.
4.
5.
Blokade vagal
6.
11
12
13
oleh penekanan kepala janin oleh jalan lahir yang mengakibatkan hipoksia dan
merangsang reflex vagal.9,10
3. Deselerasi lambat (late decelerations)
Deselerasi lambat merupakan penurunan DJJ yang terjadi beberapa saat
setelah kontraksi dimulai. Nadir deselerasi terjadi lebih lambat dari puncak
kontraksi dan deselerasi menghilang lebih lambat dari saat menghilangnya
kontraksi.7,9,10
Deselerasi lambat yang terjadi berulang seringkali dijumpai pada keadaan
insufisiensi plasenta dan hipoksia janin. Bila deselerasi lambat disertai
variabilitas yang berkurang atau kelainan DJJ lainnya, keadaan tersebut
menunjukkan suatu tanda gawat janin (fetal distress), sehingga perlu segera
dilakukan evaluasi dan tindakan lebih lanjut.8,10
14
yang
15
16
17
2.
3.
berikut:8,10
1. Terjadinya lebih lambat dari saat timbulnya kontraksi
18
Kontra Indikasi
Sampai saat ini belum ditemukan kontra-indikasi pemeriksaan CTG terhadap
19
c. Meragukan
Jika didapati gerakan janin kurang dari 2 kali dalam 20 menit, atau
terdapat akselerasi kurang dari 15 dpm, frekuensi dasar DJJ abnormal,
dan variabilitas antara 2 5 dpm.
Satu masalah dengan KTG adalah bahwa pola yang normal
meramalkan bahwa janin tidak dalam keadaan yang bahaya, dan pola
abnormal tidak memberikan prediksi yang akurat terhadap bahaya janin.7,9
2.10. Resusitasi Janin Intrauterin
Tindakan resusitasi janin intrauterin dilakukan untuk memperbaiki sirkulasi
dan oksigenasi pada janin yang mengalami hipoksia intrauterin. Beberapa tindakan
yang dapat dilakukan antara lain:1,3,9
1. Koreksi Sirkulasi
-
2. Koreksi Oksigenasi
-
Pemberian oksigen
Perbaikan anemia
20
BAB III
SIMPULAN
1. Kardiotokografi (KTG) adalah suatu alat elektronik yang digunakan untuk
memonitor hubungan antara denyut jantung janin dan kontraksi uterus. Biasanya
digunakan pada trisemester ketiga.
2. Terdapat tiga bagian besar kondisi yang dipantau pada KTG, yaitu denyut jantung
janin (DJJ), kontraksi rahim dan gerak janin, serta korelasi diantara ketiga
parameter tersebut.
3. Terdapat dua metode pemeriksaan KTG, yaitu secara langsung dan tidak
langsung.
4. Hasil pemeriksaan KTG dapat memberikan gambaran keadaan janin, sehingga
dapat membantu dalam pengambilan tindakan selanjutnya.
5. Pemeriksaan KTG saja tidak cukup untuk menilai kesejahteraan janin.
Pemeriksaan cairan amnion dapat dilakukan sebagai pemeriksaan lain untuk
memberikan gambaran kesejahteraan janin.
DAFTAR PUSTAKA
21
Institute
for
Clinical
Excellence.
The
use
of
electronic
22