Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

Croup adalah penyakit yang umum, terutama pada anak biasanya


diakibatkan virus penyakit saluran pernapasan, croup juga dikenal sebagai
Laringotrakeitis dan laringotrakeobronkitis, croup umumnya mempengaruhi
laring dan trakea, meskipun penyakit ini juga dapat meluas ke bronkus. 1
Croup dapat disebabkan oleh infeksi virus, infeksi bakteri, alergi, croup
biasanya disebabkan oleh virus parainfluenza. Infeksi virus lainnya yang dapat
menyebabkan croup termasuk RSV, campak, adenovirus, dan influenza. 2
Croup pernah menjadi penyakit mematikan yang disebabkan oleh bakteri
difteri. Namun, antibiotik modern dan imunisasi telah membantu mencegah atau
mengobatinya. Saat ini, sebagian besar kasus croup ringan. Namun demikian,
masih bisa berbahaya, croup cenderung muncul pada anak-anak antara 3 bulan
dan 5 tahun, tetapi bisa terjadi pada usia berapa pun. Beberapa anak lebih
mungkin untuk mendapatkan croup dan mungkin mendapatkan beberapa kali, di
AS, adalah yang paling umum antara Oktober dan Maret, tetapi dapat pula terjadi
sepanjang tahun. 2
Dalam kasus yang parah croup, ada juga mungkin superinfeksi bakteri
pada saluran napas bagian atas. Kondisi ini disebut tracheitis bakteri dan
memerlukan tinggal di rumah sakit dan antibiotik melalui pembuluh darah. Jika
epiglotis menjadi terinfeksi, seluruh tenggorokan dapat membengkak tertutup,
suatu kondisi yang berpotensi mematikan yang disebut epiglottitis. 2
Gejala yang dapat timbul pada croup adalah suara serak, batuk, dan
timbulnya stridor akut pada anak demam. Gejala coryza mungkin tidak ada, atau
ringan, Sebagian besar anak-anak dengan croup sembuh tanpa konsekuensi atau
gejala sisa; Namun, hal itu dapat mengancam jiwa. 1

Perjalanan dan prognosis penyakit ini bergantung pada tatalaksana yang


rapat atau mengatasi setiap penyakit yang mendasari. Komplikasi yang terjadi
berasal dari penyakit yang mendasarinya. 3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ANATOMI
Laring merupakan bagian terbawah dari saluran nafas atas. Bentuknya
menyerupai limas segitiga terpancung dengan bagian atas lebih besar daripada
bagian bawah. Bagian atas laring adalah aditus laring, sedangkan bagian
bawahnya adalah batas kaudal kartilago krikoid. 5
Rongga laring dibagi atas 3 bagian yaitu supraglotis, glotis, dan subglotis.
Daerah supraglotis terdiri dari epilaring dan vestibulum. Epilaring merupakan
gabungan dari permukaan epiglotis, plika ariepiglotika dan aritenoid, sedangkan
vestibulum terdiri dari pangkal epiglotis, plika vestibularis, dan ventrikel. 5
Daerah glotis terdiri dari pita suara dan 1 cm di bawahnya, Daerah
subglotis adalah dari batas bawah glotis sampai dengan batas bawah kartilago
krikoid, bangunan kerangka laring tersusun dari satu tulang, yaitu tulang hioid dan
beberapa tulang rawan. tulang hioid berbentuk seperti huruf U yang permukaan
atasnya dihubungkan dengan lidah, mandibula dan tengkorak oleh tendon dan
otot-otot. Tulang rawan yang menyusun laring adalah kartilago epiglotis, kartilago
tiroid, kartilago krikoid, kartilago aritenoid, kartilago kornikulata dan kartilago
kuneiformis. 5
Jaringan elastis laring terdiri dari 2 bagian yaitu membran kuadrangular
supraglotis dan konus elastikus, membran kuadrangular melekat di anterior pada
batas lateral epiglotis dan melingkar ke posterior dan melekat di kartilago
aritenoid dan kornikulata. Struktur ini dan mukosa yang melapisinya akan
membentuk plika ariepiglotika. Plika ini juga merupakan dinding medial dari
sinus piriformis, konus elastikus merupakan struktur elastis yang lebih tebal
dibanding membran kuadrangular. Di bagian inferior melekat pada batas superior
dari kartilago krikoid yang kemudian berjalan ke atas dan medial melekat di

superior pada komisura anterior kartilago tiroid dan prosesus vokalis dari
aritenoid. Di antara perlekatan di
superior ini konus menebal dan membentuk ligamen vokalis. Di bagian anterior
konus membentuk membran krikotiroid pada garis tengah. Membran ini memadat
dan membentuk ligamen krikotiroid. Ligamen-ligamen dan membran ini akan
menyatukan kartilago dan distabilkan oleh mukosa yang meliputinya.5

Otot-otot laring terdiri atas otot ekstrinsik dan otot instrinsik. Otot
ekstrinsik terdiri dari m. digastrikus, m. geniohioid, m. stilohioid, m. milohioid,
m. sternohioid, m. omohioid, dan m. tirohioid. Sedangkan otot intrinsik laring
adalah m. krikoaritenoid lateral, m. tiroepiglotika, m. vokalis, m. tiroaritenoid, m.
ariepiglotika, m. krikotiroid, m. ariteoid transversum, m. ariteoid oblik, dan m.
krikoaritenoid posterior. 5

2.2 DEFINISI
Sindrom croup, adalah sindrom klinis yang ditandai dengan suara serak,
batuk menggonggong, s'tridor inspirasi, dengan atau tanpa adanya stres
pernapasan. Penyakit ini sering terjadi pada anak. "Croup" berasal dari bahasa
Anglo-Saxon yang berarti "tangisan keras". Penyakit ini pertama kali dikenal pada
tahun 1928. 3
Istilah lain untuk croup ini adalah laringitis akut yang menunjukkan lokasi
inflamasi, yang jika meluas sampai trakea disebut laringotrakeitis, dan jika sampai
ke bronkus digunakan istilah laringotrakeobronkitis. 3
Croup adalah terminologi umum yang mencakup suatu grup penyakit
heterogen yang meagenai laring, infra/subglotis, trakea dan bronkus Karakteristik
sindrom croup adalah batuk yang menggonggong, suara serak, stridor inspirasi,
dengan atau tanpa adanya obstruksi jalan napas. 3

2.3 EPIDEMILOGI
Terutama penyakit bayi dan balita, croup memiliki insidensi puncak dari
usia 6-36 bulan, di Amerika Utara, puncak kejadian selama tahun kedua
kehidupan, pada 5-6 kasus per 100 anak-anak. Meskipun jarang setelah usia 6
tahun, croup dapat didiagnosis dalam praremaja dan remaja tahun dan jarang pada
orang dewasa. 1
Croup adalah penyakit anak yang paling umum yang menyebabkan stridor
akut, terhitung sekitar 15% dari klinik dan gawat darurat kunjungan untuk infeksi
saluran pernapasan anak. Hal ini terutama penyakit bayi dan balita, dengan
kejadian puncak dari usia 6 bulan sampai 36 bulan (3 tahun). Di Amerika Utara,
puncak insiden pada tahun kedua kehidupan, pada 5-6 kasus per 100 anak-anak.
Meskipun jarang setelah usia 6 tahun, croup dapat didiagnosis dalam praremaja
dan

remaja

tahun

(usia

12-15

tahun),

dan

jarang

pada

dewasa. 1

rasio laki-wanita rasio untuk croup adalah sekitar 1,4:1. Penyakit ini paling
sering terjadi pada akhir musim gugur dan awal musim dingin, tetapi dapat terjadi
pada setiap saat sepanjang tahun. Sekitar 5% anak-anak mengalami lebih dari 1
episode.1
2.4 ETIOLOGI
Virus penyebab tersering sindrom croup (sekitar 60% kasus) adalah
Human Parainfluenzu. virus type I (HPIV-1), HPIV-2,3, dan 4, virus Influenza A
dan B, Adenovirus, Respiratory Syncyiial virus (RSV), dan virus campak.
Meskipun jarang, pernah juga ditemukan Mjcoplasma pneumonia. 3
1. Viral croup: ditandai oleh gejala prodromal infeksi respiratori; gejala
obstruksi saluran respiratori berlangsung selaimi 3-5 hari. Beberapa penulis
menyebutkan kelompok iniLaringotrakeobronkitis. 3
2. Spasmodic croup: = spasmodir cough, terdapat faktor atopik, tanpa gejala
prodromal; anak dapat tiba-tiba mengalami gejala obstruksi saluran
respiratori, biasanya pada waktu malam menjelang tidur; serangan terjadi
sebentar, kemudian normal kembali. 3
2.5 PATOGENESIS
Seperti
laringotrakeitis,

infeksi

respiratori

pada

laringotrakeobronkitis,

umumnya,

dan

infeksi

virus

pada

laringotrakcobronkopneumonia

dimulai dari nasofaring dan menyebar ke epitelium trakea dan laring. Peradangan
difus, eritema, dan edema yang terjadi pada dinding trakea menyebabkan
terganggunya mobilitas pita suara serta area subglotis mengalami iritasi. Hal ini
menyebabkan suara pasien menjadi serak (parau). Aliran udara yang melewati
saluran respiratori atas mengalami turbulensi sehingga menimbulkan stridor,
diikuti dengan retraksi dinding dada (selama in cpirasi). Pergerakan dinding dada
dan abdomen yang tidak teratur menyebabkan pasien kelelahan serta mengalami
hipoksia dan hiperkapnea. Pada keadaan ini dapat terjadi gagal napas atau bahkan
henti napas. 3

2.6 KLASIFIKASI
Berdasarkan derajat kegawatan, croup dibagi menjadi empat kategori.
1. Ringan; ditandai dengan adanya batuk keras menggonggong yang kadangkadang muncul, stridor yang tidak terdengar ketika pasien beristirahat/tidak
beraktivitas, dan retraksi ringan dinding dada. 3
2. Sedang; ditandai dengan batuk menggonggong yang sering timbul, stridor
yang mudah didengar ketika pasien beristirahat/tidak beraktivitas, retraksi
dinding dada yang sedikit terlihat, tetapi tidak ada gawat napas (respiratory
distress). 3
3. Berat; ditandai dengan batuk menggonggong yang sering timbul, stridor
inspirasi yang terdengar jelas ketika pasien beristirahat, dan kadang-kadang
disertai dengan stridor ekspirasi, retraksi dinding dada, dan gawat napas. 3
4. Gagal napas mengancam; batuk kadang-kadang tidak jelas, terdengar stridor
(kadang-kadang sangat jelas ketika pasien beristirahat), gangguan kesadaran,
dan letargi. 3

2.7 GEJALA KLINIS


Manifestasi klinis biasanya didahului dengan demam yang tidak begitu
tinggi selama 12 - 72 jam, hidung berair, nyeri menelan, dan batuk ringan.
Kondisi ini akan berkembang menjadi batuk nyaring suara menjadi parau dan
kasar. Gejala sistemik yang menyertai seperti demam malaise. Bila keadaan berat
dapat terjadi sesak napas, stridor inspiratorik yang berat, retraksi, dan anak
tampak gelisah, dan akan bertambah berat pada malam hari. Gejala puncak terjaui

pada 24 jam pertama hingga 48 jam. Biasanya perbaikan akan tampak dalam
waktu satu minggu. Anak akan sering menangis, rewel, dan akan merasa nyaman
jika duduk di tempat tidur atau digendong. 3

2.8 PEMERIKSAAN PENUNJANG


Croup terutama didiagnosis berdasarkan klinis, dengan petunjuk
diagnostik berdasarkan menyajikan sejarah dan temuan pemeriksaan fisik.2
Hasil uji laboratorium jarang berkontribusi untuk mengkonfirmasikan
diagnosis ini. Sel darah lengkap (CBC) count biasanya tidak spesifik, meskipun
sel darah putih (WBC) menghitung dan diferensial mungkin menyarankan
penyebab virus dengan limfositosis. Mengidentifikasi etiologi spesifik virus
(misalnya, virus parainfluenza serotipe, respiratory syncytial virus [RSV]) melalui
pencucian hidung biasanya tidak diperlukan, tetapi mungkin berguna untuk
menentukan isolasi kebutuhan dalam pengaturan perawatan di rumah sakit atau,
dalam kasus influenza A, untuk memutuskan apakah terapi antivirus harus
dimulai.2
10

Pasien yang datang dengan demam, takipnea, dan ada riwayat penurunan
asupan cairan oral memerlukan evaluasi status hidrasi mereka. Dikompromikan
asupan oral dan ketidakmampuan untuk mempertahankan volume cairan yang
dibutuhkan mungkin memerlukan dukungan cairan intravena untuk menstabilkan,
dukungan, dan mempertahankan kebutuhan cairan yang sedang berlangsung
mereka.2
Prosedur laringoskopi diindikasikan hanya dalam kondisi yang tidak biasa
(misalnya, perjalanan penyakit tidak khas, anak memiliki gejala-gejala yang
menunjukkan gangguan anatomi atau bawaan yang mendasari). Prosedur ini juga
mungkin diperlukan pada pasien dengan tracheitis bakteri untuk mendapatkan
budaya yang diperlukan dalam upaya untuk menyesuaikan pengobatan antibiotik.
Sebuah pemeriksaan menyeluruh dari tenggorokan dengan depresi lidah aturan
keluar epiglotitis, yang menghasilkan pembesaran epiglotis yang eritematosa
(cherry epiglotis red) dan mudah divisualisasikan. Meskipun pemeriksaan kuat
tenggorokan pada anak dengan epiglotitis sebelumnya diduga menyebabkan
laringospasme dan pernapasan, ini belum pernah didokumentasikan. 2
Radiografi
Film Plain dapat memverifikasi diagnosis dugaan atau mengecualikan
gangguan lain yang menyebabkan stridor dan croup maka meniru. Sebuah leher
radiografi lateral dapat membantu mendeteksi diagnosis klinis seperti badan
disedot asing, benda asing esofagus, kongenital stenosis subglotis, epiglotitis,
abses retrofaring atau tracheitis bakteri (menebal trakea). yang paling penting,
croup adalah diagnosis klinis. Radiografi dapat digunakan sebagai alat untuk
membantu mengkonfirmasi diagnosis ini, tetapi bukan merupakan gold standard. 2
posisi anteroposterior (AP) radiografi jaringan lunak leher klasik
mengungkapkan tanda menara (juga dikenal sebagai tanda pensil-point), yang
berarti penyempitan subglottic, sedangkan pandangan lateral leher dapat
mengungkapkan hipofaring buncit selama inspirasi namun, temuan ini mungkin
tidak terlihat pada sampai dengan 50% dari anak-anak dengan croup. Sebuah
tanda menara juga dapat diamati pada pasien tanpa croup, yang menjamin

11

pertimbangan diferensial lain untuk temuan radiografi ini, seperti epiglotitis,


cedera termal, angioedema, atau tracheitis bakteri. memantau pasien selama
pencitraan, karena perkembangan obstruksi jalan napas mungkin cepat. 2

12

2.9 TERAPI
Anak dengan Croup berat harus dirawat di rumah sakit untuk perawatan
sebagai berikut:
1.Steroid
Beri dosis tunggal deksametason (0.6 mg/kgBB IM/oral) atau jenis steroid
lain dengan dosis yang sesuai, dan dapat diulang dalam 6-24 jam (lihat lampiran 2
untuk deksametason dan prednisolon). 4
2.Epinefrin (adrenalin)
Beri 2 ml adrenalin 1/1 000 ditambahkan ke dalam 2-3 ml garam normal,
diberikan dengan nebulizer selama 20 menit
3.Antibiotik. Tidak efektif dan seharusnya tidak diberikan.
Pada anak dengan croup berat yang memburuk, dipertimbangkan
pemberian:
1. Oksigen
Hindari memberikan oksigen kecuali jika terjadi obstruksi saluran
respiratorik. Tanda tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam yang berat dan
gelisah merupakan indikasi dilakukan trakeostomi (atau intubasi) daripada
pemberian oksigen. Penggunaan nasal prongs atau kateter hidung atau kateter
nasofaring dapat membuat anak tidak nyaman dan mencetuskan obstruksi saluran
respiratorik, walaupun demikian, oksigen harus diberikan, jika mulai terjadi
obstruksi saluran respiratorik dan perlu dipertimbangkan tindakan trakeostomi. 4
2. Intubasi dan trakeostomi

13

Jika terdapat tanda obstruksi saluran respiratorik seperti tarikan dinding


dada bagian bawah ke dalam yang berat dan anak gelisah, lakukan intubasi sedini
mungkin. Jika tidak mungkin, rujuk anak tersebut ke rumah sakit yang
memungkinkan untuk dilakukan intubasi atau tindakan trakeostomi dengan cepat.
Jika tidak mungkin, pantau ketat anak tersebut dan pastikan tersedianya fasilitas
untuk secepatnya dilakukan trakeostomi, karena obstruksi saluran respiratorik
dapat terjadi tiba-tiba, trakeostomi hanya boleh dilakukan oleh orang yang
berpengalaman. 4
Kortikosteroid
Kortikosteroid sangat bermanfaat karena aksi anti-inflamasi,karena dapat
menurunkan edema pada mukosa laring. Kortikosteroid dapa pula diberikan pada
anak-anak dengan gejala ringan. Pengobatan croup dengan kortikosteroid belum
menunjukkan efek samping yang signifikan. Namun meskipun risiko rendah,
penggunaannya harus berhati-hati dan dievaluasi untuk anak-anak dengan
diabetes, atau anak-anak yang menderita gangguan sistem imun karena dapat
memperburuk proses penyakit sistemik, deksametason dosis tunggal terbukti
efektif dalam mengurangi keparahan keseluruhan croup, jika diberikan dalam
waktu 4-24 jam pertama setelah onset penyakit. Penelitian telah menunjukkan
bahwa deksametason sebesar 0,15 mg, dalam mengurangi gejala croup ringan
sampai sedang tetapi dokter masih cenderung mendukung dosis 0,6 mg / kg untuk
pengobatan awal croup. Dosis ini, pada kenyataannya, lebih efektif untuk pasien
yang didiagnosis dengan croup berat dan lebih efisien, deksametason secara
intravena, intramuskular, atau secara oral telah diteliti dan memberikan hasil yang
sama dalam mebgobati croup, rute pemberian tergantung usia pasien.
Epinefrin
Nebulasi epinefrin rasemat adalah 1: 1 campuran dextro (D) isomer levo
dan (L) isomer epinefrin dengan bentuk L (L-epinefrin) sebagai komponen aktif
penggunaannya biasanya untuk pasien di rumah sakit dengan gangguan
pernapasan sedang sampai berat. Epinefrin bekerja dengan stimulasi adrenergik,

14

yang menyebabkan penyempitan arteriol prekapiler, sehingga mengurangi tekanan


hidrostatik kapiler. Hal ini menyebabkan resorpsi cairan dari interstitium dan
perbaikan dalam edema mukosa laring, aktivitas beta2-adrenergik epinefrin yang
menyebabkan relaksasi otot polos bronkus dan bronkodilatasi, Efektivitasnya
adalah langsung dengan bukti manfaat terapeutik dalam 30 menit pertama dan
kemudian, berlangsung 90-120 menit (1.5-2 jam), pasien yang menerima nebulasi
epinefrin rasemat di departemen darurat harus diamati selama minimal 3 jam
pasca pengobatan terakhir karena kekhawatiran untuk kembali bronkospasme,
memperburuk gangguan pernapasan, dan / atau takikardia persisten. Pasien dapat
habis rumah hanya jika mereka menunjukkan respon yang baik, masuk udara yang
baik, kesadaran baik, dan tidak ada stridor saat istirahat dan telah menerima dosis
kortikosteroid.
Heliox
Heliox adalah gas yang mengandung campuran helium dan oksigen
(dengan tidak kurang dari 20% oksigen). Pengiriman ke pasien melalui kanula
hidung, atau masker wajah. Memiliki viskositas rendah dan berat jenis rendah,
yang memungkinkan untuk aliran udara laminar yang lebih besar melalui saluran
pernapasan. Helium mengurangi kekuatan yang diperlukan dan memfasilitasi
pergerakan oksigen melalui saluran udara dan mengurangi kerja mekanik dari
otot-otot pernapasan. Yang nantinya akan mengurangi gangguan pernapasan,
beberapa uji coba Heliox telah menunjukkan tidak ada keuntungan lebih dari
modalitas konvensional lainnya, Namun, uji coba lain telah menunjukkan untuk
sama-sama efektif pada kasus croup sedang sampai croup berat bila dibandingkan
dengan epinefrin rasemik. Heliox juga telah ditunjukkan untuk memperbaiki
gejala pada croup sangat parah yang gagal dengan pemberian epinefrin rasemat.
Saat ini, bukti tersebut tidak cukup untuk menetapkan efek menguntungkan dari
Heliox dalam pengelolaan croup anak.

15

2.10 KOMPLIKASI
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi bila penyakit croup adalah
1. Respiratory Arrest
Terjadi akibat gangguan pertukaran udara pada paru yang tidak adekuat
sehingga paru tidak dapat berkembang normal dalam jangka waktu yang
lama sehingga dapat terjadi respiratory arrest.
2. Epiglotitis
Terjadi akibat adanya peradang yang dapat memudahkan terjadi infeksi
disekitar lokasi peradangan.

16

3. Atelektasis
Terjadi atelektasis akibat terjadinya gangguan pertukaran udara, sehingga
udara yang masuk tidak dapat keluar dengan baik.
2.11 DIFFERENSIAL DIAGNOSIS
Meskipun croup dianggap sebagai penyebab paling umum dari stridor dan
gangguan

pernapasan

pada

populasi

anak,

berbagai

gangguan

harus

dipertimbangkan dalam diagnosis diferensial, tergantung pada riwayat klinis dan


gejala menyajikan, termasuk yang berikut:

Retropharyngeal abscess
Abses retrofaring (RPA) menghasilkan gejala sakit tenggorokan, demam,

leher kaku, dan stridor. Abses retrofaring terjadi kurang umum hari ini daripada di
masa lalu karena meluasnya penggunaan antibiotik untuk infeksi saluran
pernapasan atas supuratif.
Yang membedakan retrofaring abses dengan croup adalah leher kaku pada
croup tidak ditemukan leher kaku.

Subglottic stenosis
The stridor pada SGS biasanya biphasic. Stridor biphasic dapat dikaitkan

dengan glotis, subglotis, dan lesi trakea atas. Stridor inspirasi biasanya
berhubungan dengan lesi supraglottic stridor ekspirasi biasanya berhubungan
dengan trakea, bronkus, atau lesi paru.

Tracheomalacia
Bayi dengan tracheomalacia beberapa minggu hidup dengan stridor

ekspirasi (juga disebut laring gagak), Stridor ekspirasi dapat memperburuk saat
terlentang, menangis, dan infeksi saluran pernapasan, kesulitan makan dilaporkan
kadang-kadang. suara serak, aphonia, dan

gangguan pernapasan juga pernah

dilaporkan, etiologi tracheomalacia biasa terjadi diperoleh seperti intubasi

17

berkepanjangan, trakeostomi, trauma dada, tracheobronchitis berulang, gangguan


tulang rawan (kambuh polychondritis), dan reseksi paru.

DAFTAR PUSAKA
1.Medscape. Croup [ series online] 2014. New york : 2011. Availabel from :
URL ;http://emedicine.medscape.com/article/962972-overview
2.Pubmedhealth. Croup [series online]2014. New York 2011. Available from:
URL; http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0001955/
3. Pudiadji A. Pedoman Pelayanan Medis:Indonesia. IDAI ; 2009
4. WHO.Buku saku pelayanan kesehatan anak dirumah sakit.Jakarta:WHO dan
departemen kesehatan Republik Indonesia;2009

18

5. Rusdi D. diagnosis dan penatalaksanaan laringomalasia dan trakeomalasia.


Padang. Bagian Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher.
FKUA. 2011; Indonesia

19

Anda mungkin juga menyukai