Oleh:
Oleh:
Rizky Saraswati Indraputri
G 99141129
Pembimbing:
dr. Amru Sungkar.,SpB.,SpBP
BAB I
STATUS PASIEN
A. ANAMNESIS
I.
Identitas Pasien
Nama
Umur
Jenis kelamin
Agama
Pekerjaan
Alamat
Tanggal Masuk
Tanggal Periksa
Status Pembayaran
II.
: An. DR
: 14 tahun
: Laki-Laki
: Islam
: Pelajar
: Sendang, Boyolali
: 3 Januari 2015
: 7 Januari 2015
: BPJS
Keluhan Utama
Nyeri di rahang bawah kanan
III.
IV.
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
V.
I.
II.
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
B. PEMERIKSAAN FISIK
Primary Survey
a. Airway
: bebas
b. Breathing
: spontan, frekuensi pernafasan 20 x/menit
Inspeksi
: pengembangan dinding dada kanan = kiri
Palpasi
: fremitus raba kanan = kiri
Perkusi
: sonor/sonor
Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan (-/-)
c. Circulation : tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 78/menit, CRT<2 detik
d. Disability
:GCS E4V5M6, reflek cahaya (+/+), pupil isokor (3mm/
3mm), lateralisasi (-/-)
e. Exposure
: suhu 36,5C, Jejas (+) lihat status lokalis
Secondary Survey
a. Keadaan umum
kesan
baik.
b. Kepala
f. Mulut
:pembesaran
tiroid
(-),
bentuk
normochest,
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
j. Pulmo
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: sonor/sonor.
Auskultasi
k. Abdomen
Inspeksi
: distended (-)
Auskultasi
Perkusi
: timpani
Palpasi
l. Genitourinaria
nyeri
BAK (-).
m. Muskuloskletal
n. Ekstremitas
Akral dingin
Oedema
III.
Status Lokalis
Regio Mandibula Dekstra
Inspeksi
: Maloklusi (+) openbite, oedem (+), gigi tanggal (+) 1.1,
2.1,
Palpasi
C.
ASSESMENT 1
Suspek fraktur mandibula dekstra
D. PLANNING 1
1. Pasang infus RL 20 tpm
2. Ketorolac 30mg/8 jam
3. Injeksi Cefotaxim 1g/12 jam.
4. Injeksi Ranitidine 100mg/12 jam.
5. Pemeriksaan darah rutin.
6. Foto Kepala AP/Lat, Panoramic view
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Hasil pemeriksaan laboratorium (3 Januari 2015)
Hb
17,0 g/dl
Hct
47%
AE
5.62 juta/uL
AL
15.2 ribu/uL
AT
265 ribu/uL
Gol Darah
PT
13.5 detik
APTT
44.5 detik
INR
1.090
HbsAg
(-)
Foto Panoramic:
Trabekulasi tulang di luar lesi normal
Tampak fraktur condylus mandibula kanan, condylus mandibula kiri, ramus,
angulus, dan corpus mandibular kanan kiri tak tampak kelainan
Unerupted (-)
Impacted 1.8, 2.8, 3.8, 4.8
Tumpatan (-)
Sisa radix 1.5, 2.2, 3.6
Missing 1.1, 2.1
Caries (-)
Cyste (-)
Granuloma (-)
Tak tampak erosi/ destruksi tulang
Tak tampak soft tissue mass, swelling
Tak tampak bayangan radiopaque multiple berbentuk batang yang terproyeksi
di simfisis mandibular mengesankan korpal
Kesimpulan:
Fraktur condylus mandibula kanan
Impacted 1.8, 2.8, 3.8, 4.8
ASSESMENT II
Fraktur segmental mandibula
G. PLANNING II
1. Diet bubur 1900 kkal
2. Menjaga oral hygiene
3. MRS bangsal
4. Pro ORIF elektif
H. PROGNOSIS
a. Ad vitam
: bonam
b.
Ad sanam
: bonam
c.
Ad fungsionam
: bonam
BAB II
JAWABAN UJIAN
1. ANAMNESIS
Anamnesis dapat dilakukan langsung dengan pasien (autoanamnesis) jika
pasien dalam keadaan sadar dan dapat diajak berkomunikasi atau dengan orang
yang melihat langsung kejadian yang dialami pasien. Dari anamnesis dapat
ditanyakan kronologis kejadian trauma, arah dan kekuatan dari trauma terhadap
pasien maupun saksi mata. Sifat, daya, dan arah hantaman cedera harus dicari
tahu dari pasien dan saksi-saksi yang ada. Dalam anamnesis pasien-pasien yang
mengalami trauma maksilofasial antara lain, yang harus ditanyakan antara lain:
a. Apakah penyebab pasien mengalami trauma?
Kecelakaan lalu lintas.
Trauma tumpul.
Trauma benda keras.
Kecelakaan olahraga.
Perkelahian.
Terjatuh
Dalam kasus ini pasien mengalami kecelakaan lalu lintas tunggal.
e.
tersebut?
Kronologi kejadian sejak 4 jam SMRS di dekat rumah pasien .
Apakah setelah mengalami kecelakaan pasien tidak sadar? Jika tidak sadar,
berapa lama pasien mengalami penurunan kesadaran?
Psien dibantu penolong dibawa ke RSU Pandan Arang Boyolali, sampai di
4. PEMERIKSAAN
PENUNJANG
DAN
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium adalah
menganalisa
jumlah
sel
darah
PENILAIAN
pemeriksaan
(eritrosit,
HASIL
laboratorium
leukosit,
trombosit,
untuk
dan
dengan
menyarankan
agar
menghindari
hal-hal
yang
dapat
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. ANATOMI
Mandibula merupakan tulang cranium yang mudah dipisahkan.
Tulang ini ditempati gigi-gigi, terdiri atas bagian yang berjalan horizontal
disebut corpus mandibulae dan bagian yang berjalan vertikal disebut
ramus mandibulae. Kedua bagian itu berhubungan dan membentuk sudut,
membentuk sudut siku-siku disebut angulus mandibulae (Vyas et al, 104).
mandibularis yang dilewati oleh syaraf dan pembuluh darah yang masuk
dari foramen mandibularis dan keluar kedepan melalui foramen mentalis.
Lebar kanalis mandibula tersebut sekitar 3 mm ( terbesar) dan ketebalan
korteks sisi bukal yang tertipis sekitar 2.7mm sedang pada potongan level
gigi kaninus kanalnya berdiameter sekitar 1mm dengan ketebalan korteks
sekitar 2.5-3mm. Posisis jalur kanalis mandibula ini perlu diingat dan
dihindari saat melakukan instrumentasi waktu reposisi dan memasang
fiksasi interna pada fraktur mandibula (Piagkou et al, 2013).
alveolus,
menjadi
fraktur
penegakan
diagnosis
fraktur
mandibula
meliputi
unfavourable
fracture
dari
corpus
atau
penggunaan
MMF
penderita
epilepsy,
memerlukan
pembiusan
umum
dengan
intubasi
Desinfeksi dengan batas atas garis rambut pada dahi, bawah pada
klavikula,lateral tragus ke bawah menyusur tepi anterior m. trapesius
kanan kiri (Kim et al, 2014)
Adapun insisi yang dilakukan bisa dua cara yaitu pendekatan
intraoral sedikit diatas bucoginggival fold pada mukosa bawah bibir.
Panjang sayatan sesuai kebutuhan atau pendekatan ekstraoral ;
submandibular 2 cm di kaudal dan sejajar dari margo inferior
mandibula dengan titik tengahnya adalah garis fraktur dan panjang
sayatan sekitar 6 cm. insisi diperdalam sampai memotong muskulus
platisma, sambil perdarahan dirawat. Identifikasi r. marginalis
mandibula nervus facialis. Cari arteri dan vena maksilaris eksterna
pada level insisi, bebaskan ligasi pada dua tempat dan potong
diantaranya. Benang ligasi stomp distal diklem dan dielevasi ke
cranial dengan demikian r. marginalis mandibula akan selamat oleh
karena ia berjalan melintang tegak lurus superficial terhadap vasa
maksilaris eksterna. Pada bagian profundanya dibuat flap ke atas
sampai pada periosteum mandibula. Periosteum mandibula diinsisi,
selanjutnya dengan rasparatorium periosteum dibebaskan dari tulang.
Dengan alat kerok atau knabel dilakukan pembersian dari kedua ujung
fragmen tulang. Lakukan reposisi dengan memperhatikan oklusi gigi
yang baik.
Bila digunakan wire, bor tulang mandibula pada 2 tempat, 1 cm
dari garis fraktur dan 1 cm dari margo mandibula. Kemudian
digunakan snaar wire stainless steel diameter 0.9mm, ikatan
tranversal dan figure of 8. pada penggunaan plat mini linier pada
fraktur mandibula bagian mentum diantara dua foramen mentales
maka digunakan 2 buah plat masing-masingminimal 4 lobang
sehingga didapatkan hasil fiksasi dan antirotasi.
Untuk
penggunaan
bor, sebaiknya
arah
matabor
tangensial, stabil dan arah obeng juga sesuai dengan arah bor
sebelumnya. Gunakan mata bor diameter 1.5mm dengan kecepatan
rendah menembus 1 korteks dikukur kedalamannya kemudian
dipasang sekrup yang panjangnya sesuai dengan tebal satu
korteks.Pemasangan sekrup dimulai dari satu sisi terlebih dahulu
kemudian menyebrang menyilang pada sisi plat satunya (Lim et al,
2014).
DAFTAR PUSTAKA