2.
3.
Menyediakan akuntabilitas yang lebih baik dengan membuatmanajemen dan direksi
bertanggung jawab akan laporan keuangan.
4.
5.
Menempatkan penekanan yang lebih kuat pada struktur di sekitar dunia usaha untuk
mencegah, mendeteksi, menginvestigasi kecurangan dan perbuatan tidak baik.
Sejarah Sarbanes Oxley Act (SOA)
Sarbanes-Oxley atau kadang disingkat Sox atau SOA adalah hukum federal Amerika Serikat
yang ditetapkan pada 30 Juli 2002. ). Undang-undang ini merupakan suatu terobosan dan sebagai
reformasi terbesar di USA khususnya dan dunia pada umumnya bagi penilaian corporate
governance sejak diterbitkannya Securities Acts of 1933 and 1934, diprakarsai oleh Senator Paul
Sarbanes (Maryland) dan Representative Michael Oxley (Ohio) yang disetujui oleh Dewan
dengan suara 423-3dan oleh Senat dengan suara 99-0 serta disahkan menjadi hukum oleh
Presiden George W. Bush.Undang-undang ini dikeluarkan sebagai respons dari Kongres Amerika
Serikat terhadap berbagai skandal pada beberapa perusahaan besar seperti: Enron, Tyco
International, Adelphia, PeregrineSystems, WorldCom (MCI), AOL TimeWarner, Aura Systems,
Citigroup, Computer Associates International, CMS Energy, Global Crossing, HealthSouth,
Quest Communication, Safety-Kleen danXerox, yang juga melibatkan beberapa KAP yang
termasuk dalam the big five seperti: Arthur Andersen, KPMG dan PWC.
Skandal-skandal yang menyebabkan kerugian bilyunan dolar bagi investor karena runtuhnya
harga saham perusahaan-perusahaan yang terpengaruh ini mengguncang kepercayaan
masyarakat terhadap pasar saham. Semua skandal ini merupakan contoh tragis bagaimana
kecurangan (fraud schemes) berdampak sangat buruk terhadap pasar, stakeholders dan para
pegawai. Dengan diterbitkannya undang-undang ini, ditambah dengan beberapa aturan
pelaksanaan dari Securities Exchange Commision (SEC) dan beberapa self regulatory bodies
lainnya, diharapkan akan meningkatkan standar akuntabilitas perusahaan, transparansi dalam
pelaporan keuangan, memperkecil kemungkinan bagi perusahaanatau organisasi untuk
melakukan dan menyembunyikan fraud , serta membuat perhatian padatingkat sangat tinggi
terhadap corporate governance.
Perundang-undangan ini menetapkan suatu standar baru dan lebih baik bagi semua dewan dan
manajemen perusahaan publik serta kantor akuntan publik walaupun tidak berlaku
bagiperusahaan tertutup. Akta ini terdiri dari 11 bab atau bagian yang menetapkan hal-hal mulai
dari tanggung jawab tambahan Dewan Perusahaan hingga hukuman pidana. Sarbox juga
menuntut Securities and Exchange Commission (SEC) untuk menerapkan aturan persyaratan
baru untuk menaati hukum ini. Saat ini, corporate governance dan pengendalian internal bukan
lagi sesuatu yang mewah lagi karena kedua hal ini telah disyaratkan oleh undang-undang.
Dengan diberlakukannya undang-undang Sarbanes Oxley 2002 yang ditandatangani oleh
Presiden George Walker Bush pada 30 Juli 2002 diharapkan dapat membawa dampak positif
bagi berbagai profesi, antara lain : akuntan publik bersertifikat (CPA); kantor akuntan publik
(KAP); perusahaan yang memperdagangkan sahamnya (listed di bursa US (termasuk direksi,
komisaris, karyawan, dan pemegang saham); perantara (broker); penyalur (dealer); pengacara
yang berpraktik untuk perusahaan publik; investor perbankan serta para analis keuangan.
Penerapan undang-undang tersebut dilatarbelakangi oleh bangkrutnya sejumlah korporasi di
Amerika Serikat.
Legalisasi Sarbanes-Oxley Act (SOA)
Seperti yang telah disinggung di atas, beberapa perusahaan AS melakukan kecurangan yang
sangat merugikan investor. Menurut beberapa pengamat, penyebab jatuhnya harga saham di
bursa bukan karena accounting scandal semata, tetapi lebih dikarenakan keputusan bisnis yang
salah (bad bussiness management). Sebagai akibat dari keputusan yang salah tersebut, kinerja
perusahaan menjadi menurun dan menuntut manajemen melakukan windowdressing untuk
menutupi adanya kerugian perusahaan. Total kerugian yang harus ditanggung investor pada saat
itu tercatat lebih dari US$ & triliun!. Salah satu kasus yang menyebabkan timbulnya kritik keras
terhadap profesi akuntansi adalah kasus Enron yang mulai mencuat pada tahun 2001, dalam
kasus ini menegaskan bahwa banyak dysfunctional behavior yang dilakukan oleh banyak
auditor, beberapa prilaku yang sering dilakukan adalah semisal creative accounting, earning
management ataukah income smoothing, di Indonesia sendiri bahkan seorang akuntan disebut
dengan tukang angka.
Fenomena yang ada menyebabkan pemerintah (Amerika) mengambil tindakan yang reaktif
dalam hal ini untuk melakukan pengawasan terhadap para akuntan dengan mengeluarkan UU
pertanggungjawaban auditor atau yang lebih dikenal dengan nama Sarbanes Oxley Act, UU ini
lahir dari kongres yang dianggotai oleh Sarbanes dan Oxley sendiri, UU tersebut ditandatangani
oleh presiden George W. Bush pada tanggal 20 Juli 2002 di Washington, USA.
Beberapa hal penting yang disajikan dalam UU Sarbanes Oxley Act 2002, adalah:
1.
Tanggungjawab perusahaan
2.
Tanggungjawab Auditor
3.
Pengungkapan di perluas
4.
5.
e)
Mensyaratkan adanya aturan mengenai cara menghadapi conflicts of interestf. Menetapkan
beberapa persyaratan pelaporan yang baru
Dalam hal pelaporan, Sarbanes-Oxley Act mewajibkan semua perusahaan publik untukmembuat
suatu sistem pelaporan yang memungkinkan bagi pegawai atau pengadu untukmelaporkan
terjadinya penyimpangan. Sistem pelaporan ini diselenggarakan oleh komite audit. Perusahaan
dapat menggunakan jasa pelaporan hotlines seperti ACFEs EthicsLine. ACFE dapat membantu
menyusun hotlines pengaduan yang akan menerima dan merahasiakan pengaduan,dan
memberikan informasi kepada perusahaan agar dapat mengambil tindakan yang tepat.
Sistemhotlines ini akan mendorong para pegawai untuk melaporkan karena mereka merasa aman
daritindakan pembalasan dari yang dilaporkan, dan inilah elemen penting dan kritis bagi
programpencegahan fraud yang kuat.
Isi Ringkas SOX
Sarbanes-Oxley terdiri dari 3 sections (bagian). Section 1 merupakan bagian yang terdiri dari
11 judul, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Adapun Section 2 merupakan DEFINITIONS terdiri dari dua sub bagian yaitu bagian a) In
General (ada 16 pengertian) dan bagian b) Confirming Amandement. Ke enam belas sub bagian
adalah:
1.
2.
Audit
3.
Audit Committee
4.
Audit Report
5.
Board
6.
Commission
7.
Issuer
8.
Non-Audit Services
9.
Regulatory Action
b)
Enforcement
c)
Adapun ringkasan isi pokok dari Sarbanes-Oxley Act adalah sebagai berikut:
Membentuk public company board untuk melakukan pengawasan terhadap public company,
Mensyaratkan salah seorang anggota komite audit adalah orang yang ahli dalam bidang
keuangan
Perusahaan harus melakukan full disclosure kepada para pemegang saham berkaitan dengan
transaksi keuangan yang bersifat kompleks,
Chief Executive Officer (CEO) dan Chief Financial Officer (CFO) harus melakukan
sertifikasi validitas pembuatan laporan keuangan perusahaan.
Kantor Akuntan Publik dilarang menerima tawaran jasa lainnya, seperti konsultasi, ketika
sedang melaksanakan audit pada perusahaan yang sama,
Peusahaan harus mempunyai kode etik yang terdaftar pada SEC.
Mutual Fund Professional harus menyampaikan suaranya kepada wakil pemegang saham.
Memberikan perlindungan kepada individu yang melaporkan adanya tindakan menyimpang
kepada pihak berwenang.
Penasihat hukum perusahaan harus mengkap adanya penyimpangan kepada pejabat senior dan
kepada dewan komisaris.
2.
Memiliki dampak negatif bagi perusahaan terhadap persaingan global (it impacts
negatively on a firms global competitiveness)
3.
Pengeluaran pemerintah juga meningkat untuk menerapkan undangundang tersebut
(government costs also increase to regulate the law)
4.
Chief Financial Officer (CFO) bertambah bebannya dan tertekan karena harus
mematuhi akuntabilitas yang dipersyaratkan oleh undang-undang
5.
Melakukan seleksi/penunjukan dan menentukan kompensasi (fee) serta mengawasi KAP yang
mengaudit korporasi .
Menjadi anggota independen dalam dewan komisaris .
Menyelenggarakan prosedur untuk menangani komplain-komplain yang berkaitan dengan
akuntansi, pengendalian internal, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan audit.
Menelaah dan menyetujui jasa audit dan jasa-jasa lain yang diberikan oleh KAP.
Mengembankan program penanganan whistleblower bagi pegawai atau pengadu yang
melaporkan terjadinya penyimpangan untuk memperoleh perlindungan dan mencegah
tindakan pembalasan.
Untuk anggota komite audit independen harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
tidak menerima fee untuk kegiatan konsultasi, advisery atau jasa lainnya yang diberikan kepada
perusahaan, bukan merupakan pegawai dari perusahaan atau anak perusahaan, serta boleh
dibantu oleh tenaga ahli.
Pengungkapan Laporan Keuangan
Ketentuan ini mengatur direksi, karyawan, dan dewan komisaris dalam kaitannya dengan
perannya masing-masing. Direksi, karyawan, komisaris tidak boleh melakukan pembohongan
terhadap KAP. Mereka yang bertindak atas nama perusahaan tidak boleh mempengaruhi secara
curang, memaksa, memanipulasi atau menyesatkan KAP yang mendapat penugasan audit,
melalui PCAOB, SEC diminta mengeluarkan ketentuan yang terkait dengan kode etik bagi
petugas/pejabat bagian keuangan. selain itu, SEC juga mengeluarkan aturan yang mewajibkan
salah seorang anggota komite audit perusahaan emiten harus memiliki keahlian di bidang
keuangan.
Hal itu dikaitkan dengan tanggung jawab perusahaan berkaitan dengan pelaporan
keuangan. CEO, CFO dan pejabat lain yang mempunyai fungsi yang serupa perlu memberikan
pernyataan di dalam laporan triwulan dan laporan tahunan perusahaan yang disampaikan kepada
SEC bahwa: Pejabat yang menandatangani laporan telah mereview laporan tersebut. Berdasarkan
pengetahuan pejabat yang bersangkutan, laporan tidak berisikan pernyataan yang tidak benar
mengenai fakta-fakta yang material atau tidak melaporkan fakta-fakta yang material sehingga
laporan perusahaan memuat informasi yang menyesatkan , atau dengan kata lain telah
menyajikan secara wajar semua kondisi dan hasil operasi perusahaan yang material.
SEC mengeluarkan beberapa peraturan baru terkait dengan pengungkapan laporan keuangan
yang lebih transparan dan tepat waktu bagi para investor sebagai berikut:
Semua koreksi keuangan yang material harus terungkap dalam laporan keuangan.
Sedangkan SOA section 404 tentang Management Assessment of Internal Controls mengatur
ketentuan yang mewajibkan terselenggaranya audit SOA tahunan yang menunjukkan
laporan pengendalian internal (internal control report) sebagai bagian dari laporan
keuangan.
Laporan pengendalian internal antara lain berisi tanggung jawab manajemen untuk
mengembangkan dan memelihara sistem (struktur & prosedur) pengendalian intern atas
pelaporan keuangan dan hasil evaluasi atas efektivitas sistem pengendalian internal. Regulasi ini
menuntut manajemen perusahaan untuk memahami, mendokumentasikan, dan menyempurnakan
pengendalian internal terkait pelaporan keuangan, dengan terus meningkatkan keakuratan proses
bisnis (business process) dan informasi transaksionalnya, serta membangun perbaikan proses
secara berkelanjutan (continuous improvement process) mengenai pengendalian internal pada
laporan keuangan perusahaan. Selain itu, pengendalian harus terkait dengan upaya pencegahan
(prevention) dan pendeteksian (detection) kecurangan (fraud) atas pelaporan keuangan termasuk
kemungkinan risiko timbulnya kecurangan.
Dengan ketentuan baru ini, pengungkapan laporan keuangan yang disampaikan kepada
SEC memuat semua transaksi off balance sheet, dan laporan proforma yang disampaikan kepada
SEC tidak boleh berisikan informasi yang menyesatkan. Dengan sistem yang dibangun tersebut,
SEC mengatur secara matang orang dalam perusahaan tidak boleh melakukan transaksi
perdagangan saham atas nama pribadi dengan menggunakan informasi yang hanya diketahui
oleh orang dalam sendiri (insider information). Guna memberikan ruang kepada publik terhadap
gugatan hukum atas kecurangan dalam perdagangan saham, publik dapat mengajukan gugatan
yang berkaitan dengan securities fraud paling lambat dua tahun setelah kecurangan tersebut
terungkap atau lima tahun setelah kecurangan tersebut terjadi. Jika ketentuan ini tidak dipenuhi,
maka emiten tidak boleh mendaftarkan sahamnya di Bursa Efek USA.
Mengingat pembenahan prosedur pengendalian internal sangat rumit dan kompleks, maka
perusahaan dapat membentuk Tim SOA yang bekerjasama dengan Komite Audit. Tim SOA
bertugas mengembangkan dan membangun kebijakan pengendalian internal, prosedur, bisnis
proses dan mekanisme pelaporan pengendalian internal serta pengawasan laporan keuangan
internal. Apabila diperlukan Tim SOA dapat minta bantuan konsultan independen dalam
penyiapan prosedur dan bisnis proses internal control untuk laporan keuangan
d. ANALISA KONFLIK KEPENTINGAN
Broker dan dealer surat berharga di bursa efek tidak diperbolehkan melakukan
balas dendam atau mengancam untuk melakukan balas dendam kepada analis
yang bekerja untuk mereka karena laporan analis tersebut berisikan analisis negatif
terhadap perusahaan publik tertentu. Analis, broker atau dealer surat berharga
harus mengungkapkan konflik kepentingan yang ada pada mereka, seperti:
(a) Apakah analis memiliki investasi atau hutang di dalam perusahaan yang sedang
dibuatkan laporan analisisnya;
(b) Apakah kompensasi yang diterima oleh broker, dealer atau analis wajar, tidak
berlebihan dan tidak bertentangan dengan kepentingan publik serta konsisten
dengan perlindungan terhadap kepentingan investor,
(c) Apakah emiten merupakan klien dari broker dan dealer, dan
(d) Apakah kompensasi yang diterima analis untuk penerbitan suatu laporan
didasarkan jumlah pendapatan/keuntungan perusahaan yang dianalisis.
Sementara, persyaratan bagi Pengacara yang mewakili Perusahaan Publik, SEC harus
menetapkan standar minimal yang harus dipenuhi oleh pengacara yang mewakili perusahaan
publik. Standar tersebut harus mengatur: Untuk Pengacara yang dipekerjakan oleh perusahaan
publik harus melaporkan kepada kepala biro hukum atau CEO perusahaan apabila diketahui
terdapat bukti dari pelanggaran yang material atas undang-undang dan peraturan pasar modal
(securities law), yang dilakukan oleh perusahaan atau agen perusahaan. Apabila kepala biro
hukum atau CEO perusahaan tidak memberikan respon yang memadai, maka pelanggaran
tersebut harus dilaporkan kepada seluruh jajaran komisaris, komite audit dan direksi perusahaan.
HUKUMAN
Denda
dan/atau
hukuman
penjara maksimal 10 tahun.
Setiap
orang
yang
sengaja
mengubah,
menghancurkan, menyembunyikart catatan atau
dokumen apapun dengan maksud merusak keutuhan
catatan atau dokumen yang digunakan secara resmi.
Penipuan melalui surat dan media elektronik.Pelanggaran terhadap pelaksanaan ketentuan
Employee Retirement Income Security Act (ERISA).
Denda
dan/atau
hukuman
penjara sampai dengan 20 tahun.
Denda
dan/atau
hukuman
penjara maksimal 5 tahun.
Denda
dan/atau
hukuman
penjara maksimal 10 tahun.
Denda
sampai
$1,000,000
dan/atau 10 tahun penjara.
Hukuman
penjara
20
tahun.Lama hukuman bervariasi
tergantung jenis pelanggaran.
* Sumber: Sarbanes-Oxley Act of 2002 and New York City Office of the Comptroller
3. Konsep Pengendalian
Pada dasarnya SOA menuntut implementasi internal control yang baik
atas 3 (tiga) hal yang sangat erat kaitannya dengan GCG, yaitu:
a. Transparansi (transparency), menuntut kemampuan untuk dapat ditelusuri
(treaceability) dan dapat diaudit dari setiap proses dan aktivitas yang terkait
dengan pelaporan keuangan
b. Akuntabilitas (accountability), menuntut kejelasan dan ketiadaan benturan
kepentingan (conflict of interest) atas informasi apa dan siapa yang
bertanggung jawab. Selain itu, menjamin hak akses atas informasi dan
rentang pengambilan keputusan yang sesuai dengan tugas dan tanggung
jawab terkait.
c. Keterukuran (measurability), bertujuan memberikan basis pengukuran untuk
perbaikan secara berkelanjutan).
Untuk mengimplementasi SOA, perusahaan dan lingkungannya perlu
menjalankan hal berikut:
a. Pertama, melakukan pemisahan fungsi yaitu pengaturan ruang lingkup
tanggung jawab dan kewenangan serta akses pemakai (user) atas informasi
perusahaan. Hal ini untuk menjaga independensi antara manajemen
perusahaan, auditor, penyedia jasa non audit, Komite Audit, serta pihak-pihak
lain yang berkepentingan
b. Kedua, meningkatkan kualitas sumber daya manusia terutama yang terkait
dengan implementasi pengendalian internal termasuk masalah kewenangan
akses yang lebih luas kepada Departemen Audit Internal (Satuan Pengawasan
Intern).
c. Ketiga, menjaga integritas atas siklus pelaporan keuangan. Dalam hal ini,
perusahaan dapat menerapkan pemrosesan data secara elektronik
(Electronic Data Processing) dalam pelaporan keuangannya serta
meminimalisasi aktivitas atau proses-proses transaksi & pelaporan keuangan
secara manual.
d. Keempat, penegakan sanksi yang tegas atas setiap pelanggaran atas aturan
yang dilakukan.
Dari keseluruhan Sarbanes Oxley Act, terdapat dua bagian yang mengatur mengenai
internal control, dan sering dibahas, yaitu Section 302 dan Section 404. Seksi 404 secara
khusus memberikan perhatian kepada internal kontrol perusahaan atas laporan keuangannya.
Section 404 Management Assessments of Internal Controls
1. Setiap laporan tahunan yang diserahkan kepada Securities Exchange
Commission harus berisi laporan internal control, yang akan:
a. Menyatakan tanggung jawab manajemen untuk membuat dan menjaga
struktur dan prosedur internal control yang cukup untuk pelaporan
keuangan.
b. Berisi penilaian efektivitas struktur dan prosedur internal control pada akhir
tahun fiscal perusahaan.
Sedangkan dalam Section 302, CEO dan CFO secara personal harus menerangkan
dengan sebenarnya (certify) bahwa mereka bertanggung jawab untuk prosedur dan control
yang diungkapkan. Tiap laporan triwulan harus berisi pernyataan bahwa mereka telah
melaksanakan evaluasi design dan efektivitas control. Eksekutif yang menyatakan juga
harus menyatakan bahwa mereka mengungkapkan kepada Komite Audit dan auditor
independen mengenai kekurangan/kelemahan pengendalian yang signifikan, kelemahan
material, dan tindakan fraud. SEC juga mengusulkan persyaratan sertifikasi yang diperluas
yang memasukkan prosedur dan internal control untuk pelaporan keuangan, selain
persyaratan terkait pengungkapan control dan prosedur.
AUDIT INTEGRAL
Perbedaan audit integral dan audit keuangan terletak pada pengujian pengendalian
internal. Dalam audit keuangan konvensional, pengujian pengendalian bertujuan untuk
menentukan bentuk, waktu dan tingkat kedalaman pemeriksaan. Apabila dari hasil pengujian
tersebut ditemukan bahwa auditor tidak bisa mengandalkan pengendalian internal klien,
maka auditor akan menggunakan pendekatan full substantive. Dalam audit integral,
pengujian pengendalian internal merupakan proses untuk menyatakan pendapat terhadap
keandalan pengendalian internal klien. Apabila dalam pengujian tersebut auditor
menemukan bahwa pengendalian internal klien tidak dapat diandalkan maka temuan bisa
menjadi kelemahan mendasar (material weaknesses) dalam pengendalian internal.
Kelemahan mendasar akan menyebabkan pendapat tidak wajar (adverse opinion) dalam
pengendalian internal.
Dengan diundangkannya SOA, auditor saat ini juga memiliki tanggungjawab
tambahan untuk mengevalusi pengendalian internal yang secara khusus dapat menekan
risiko terjadinya penyelewengan keuangan (fraud) yang kemungkinan secara signifikan bisa
mempengaruhi sebuah laporan keuangan. Auditor tidak dapat melakukan pemeriksaan
laporan keuangan terhadap perusahaan publik di Amerika Serikat tanpa sekaligus melakukan
pemeriksaan terhadap pengendalian internal yang ada di perusahaan tersebut. Penugasan
pemeriksaan laporan keuangan dan pengendalian internal merupakan penugasan yang
integral dan tidak dapat dipisahkan.
Namun perlu diingat, pengendalian internal perusahaan adalah tanggung jawab
manajemen perusahaan bukan tanggung jawab auditor. Manajemen harus melakukan
penilaian terhadap pengendalian internal mereka sendiri, dan peran tersebut tidak bisa
tergantikan dengan pengujian-pengujian yang dilakukan oleh auditor terkait dengan
pemeriksaan tahunan. Manajemen perusahaan juga harus membuat dokumentasi terhadap
proses signifikan yang ada di perusahaan tersebut. Dokumentasi proses yang signifikan ini
kemudian akan menjadi dasar penilaian auditor terhadap pengendalian internal yang
dimilliki oleh sebuah perusahaan.
Hal-hal yang baru dalam audit integral (Section 404) :
Memberikan shock therapy bagi manajemen dan auditor karena dalam UU diatur mengenai
sanksi.
Namun, tentu saja hal itu bukan perkara mudah. Dibutuhkan waktu, tenaga, dan
biaya yang besar termasuk sumber daya manusia yang berkualitas serta memiliki integritas
yang tinggi. Selain itu perlu dipertimbangkan apakah sebanding antara manfaat dengan
biaya yang harus dikeluarkan.
Untuk beberapa bagian, Indonesia sebenarnya sudah membuat aturan yang terdapat
dalam SOX, antara lain:
a. Pembentukan Komite Audit.
Sebagaimana diatur dalam Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal
(Bapepam) No. KEP-29/PM/2004 tanggal 24 September 2004 tentang Pembentukan dan
Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit, yang dimaksud dengan Komite Audit adalah
komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris dalam rangka membantu melaksanakan tugas
dan fungsinya. Komite Audit bertugas untuk memberikan pendapat kepada Dewan
Komisaris terhadap laporan atas hal-hal yang disampaikan oleh direksi kepada Dewan
Komisaris, mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian komisaris, dan
melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan tugas Dewan Komisaris, antara lain
meliputi:
1) Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan perusahaan
seperti laporan keuangan, proyeksi, dan informasi keuangan lainnya.
2) Melakukan penelaahan atas ketaatan perusahaan terhadap peraturan perundangundangan di bidang Pasar Modal dan peraturan perundang-undangan lainnya yang
berhubungan dengan kegiatan perusahaan.
3) Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor internal.
4) Melaporkan kepada komisaris berbagai risiko yang dihadapi perusahaan dan
pelaksanaan manajemen risiko oleh direksi.
5) Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada Komisaris atas pengaduan yang
berkaitan dengan Emiten atau perusahaan public, dan
6) Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi perusahaan.
Untuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pun, telah diatur melalui Peraturan Meneg
BUMN No. PER-05/MBU/2006 tanggal 20 Desember 2006 tentang Komte Audit Bagi
Badan Usaha Milik Negara.
b. Pembentukan badan sejenis PCAOB
Mengenai pembentukan badan semacam PCAOB perlu dibuat semacam kajian
apakah badan tersebut merupakan bagian dari Bapepam ataukah badan yang terpisah.
Karena pada dasarnya Bapepam telah menjalankan fungsi dan tugas PCAOB.
Dalam RUU Akuntan Publik disebutkan bahwa Departemen Keuangan menyelenggarakan
fungsi Regulasi Profesi Akuntan Publik dan berwenang untuk menyelenggarakan:
1) Perizinan;
2) Pembinaan dan Pengawasan;
3) Pengenaan Sanksi Perizinan;
prinsip yang mulai diberlakukan di Amerika setelah tragedi runtuhnya perusahanperusahaan raksasa.
SUMBER:
http://www.scribd.com/doc/31300664/Penerapan-Sarbanes-Oxley-di-Indonesia
http://rebellion-rudi.blogspot.com/2012/10/pengertian-dan-tujuan-sarbanes-oxley.html
http://www.syamatahari.com/2008/06/sarbanes-oxley-act-2002.html
http://zakiyudin-ikhtar.blogspot.com/2012/08/sarbanes-oxley-act-2002.html