Anda di halaman 1dari 20

Sox bagian dari Corporate Governance Code dan COSO 2001

SARBANES OXLEY ACT (SOA)


PENGERTIAN SOA (Sarbanes Oxley Act)
SOA adalah sebuah landasan yang disahkan pada 23 januari oleh kongres Amerika Serikat.
Undang-Undang tersebut dikenal sebagai Public Company Accounting and Investor Protection
Act of 2002 atau undang-undang perlindungan investor dan pengaturan akuntansi perusahaan
publik yang sering kali disebut SOX atau Arbox.
Untuk auditor (eksternal dan Internal), SOX merupakan sistem baru dalam proses audit
perusahaan swasta, sebuah revisi atau independensi dan level baru dari proses pelaporan audit
pada perusahaan publik. Untuk manajemen perusahaan diwajibkan untuk meningkatkan jaminan
terhadap konflik kepentingan, sertifikasi yang jelas atas penyimpanan dokumen penting,
pelaporan internal kontrol atas laporan keuangan dan perbaikan atas kriteria pengungkapan.
Untuk audit komite, SOX merupakan sebuah lanjutan dari peraturan bagi perusahaan-perusahaan
publik termasuk tanggung jawab langsung untuk memantau proses audit eksternal, persetujuan
awal atas seluruh jasa audit ataupun jasa bukan audit, revisi peraturan mengenai independensi
dan keahlian keuangan dan pengawasan, menerima dan mencari pemecahan yang mungkin atas
keluhan mengenai pelaporan keuangan perusahaan dan isu yang berasal dari hasil audit.
Tujuan SOA (Sarbanes Oxley Act) :
SOA memiliki 5 tujuan utama yaitu:
1.

Meningkatkan kepercayaan publik akan pasar modal.

2.

Menerapkan tata pemerintahan yang baik.

3.
Menyediakan akuntabilitas yang lebih baik dengan membuatmanajemen dan direksi
bertanggung jawab akan laporan keuangan.
4.

Meningkatkan kualitas audit.

5.
Menempatkan penekanan yang lebih kuat pada struktur di sekitar dunia usaha untuk
mencegah, mendeteksi, menginvestigasi kecurangan dan perbuatan tidak baik.
Sejarah Sarbanes Oxley Act (SOA)
Sarbanes-Oxley atau kadang disingkat Sox atau SOA adalah hukum federal Amerika Serikat
yang ditetapkan pada 30 Juli 2002. ). Undang-undang ini merupakan suatu terobosan dan sebagai
reformasi terbesar di USA khususnya dan dunia pada umumnya bagi penilaian corporate

governance sejak diterbitkannya Securities Acts of 1933 and 1934, diprakarsai oleh Senator Paul
Sarbanes (Maryland) dan Representative Michael Oxley (Ohio) yang disetujui oleh Dewan
dengan suara 423-3dan oleh Senat dengan suara 99-0 serta disahkan menjadi hukum oleh
Presiden George W. Bush.Undang-undang ini dikeluarkan sebagai respons dari Kongres Amerika
Serikat terhadap berbagai skandal pada beberapa perusahaan besar seperti: Enron, Tyco
International, Adelphia, PeregrineSystems, WorldCom (MCI), AOL TimeWarner, Aura Systems,
Citigroup, Computer Associates International, CMS Energy, Global Crossing, HealthSouth,
Quest Communication, Safety-Kleen danXerox, yang juga melibatkan beberapa KAP yang
termasuk dalam the big five seperti: Arthur Andersen, KPMG dan PWC.
Skandal-skandal yang menyebabkan kerugian bilyunan dolar bagi investor karena runtuhnya
harga saham perusahaan-perusahaan yang terpengaruh ini mengguncang kepercayaan
masyarakat terhadap pasar saham. Semua skandal ini merupakan contoh tragis bagaimana
kecurangan (fraud schemes) berdampak sangat buruk terhadap pasar, stakeholders dan para
pegawai. Dengan diterbitkannya undang-undang ini, ditambah dengan beberapa aturan
pelaksanaan dari Securities Exchange Commision (SEC) dan beberapa self regulatory bodies
lainnya, diharapkan akan meningkatkan standar akuntabilitas perusahaan, transparansi dalam
pelaporan keuangan, memperkecil kemungkinan bagi perusahaanatau organisasi untuk
melakukan dan menyembunyikan fraud , serta membuat perhatian padatingkat sangat tinggi
terhadap corporate governance.
Perundang-undangan ini menetapkan suatu standar baru dan lebih baik bagi semua dewan dan
manajemen perusahaan publik serta kantor akuntan publik walaupun tidak berlaku
bagiperusahaan tertutup. Akta ini terdiri dari 11 bab atau bagian yang menetapkan hal-hal mulai
dari tanggung jawab tambahan Dewan Perusahaan hingga hukuman pidana. Sarbox juga
menuntut Securities and Exchange Commission (SEC) untuk menerapkan aturan persyaratan
baru untuk menaati hukum ini. Saat ini, corporate governance dan pengendalian internal bukan
lagi sesuatu yang mewah lagi karena kedua hal ini telah disyaratkan oleh undang-undang.
Dengan diberlakukannya undang-undang Sarbanes Oxley 2002 yang ditandatangani oleh
Presiden George Walker Bush pada 30 Juli 2002 diharapkan dapat membawa dampak positif
bagi berbagai profesi, antara lain : akuntan publik bersertifikat (CPA); kantor akuntan publik
(KAP); perusahaan yang memperdagangkan sahamnya (listed di bursa US (termasuk direksi,
komisaris, karyawan, dan pemegang saham); perantara (broker); penyalur (dealer); pengacara
yang berpraktik untuk perusahaan publik; investor perbankan serta para analis keuangan.
Penerapan undang-undang tersebut dilatarbelakangi oleh bangkrutnya sejumlah korporasi di
Amerika Serikat.
Legalisasi Sarbanes-Oxley Act (SOA)
Seperti yang telah disinggung di atas, beberapa perusahaan AS melakukan kecurangan yang
sangat merugikan investor. Menurut beberapa pengamat, penyebab jatuhnya harga saham di
bursa bukan karena accounting scandal semata, tetapi lebih dikarenakan keputusan bisnis yang
salah (bad bussiness management). Sebagai akibat dari keputusan yang salah tersebut, kinerja
perusahaan menjadi menurun dan menuntut manajemen melakukan windowdressing untuk
menutupi adanya kerugian perusahaan. Total kerugian yang harus ditanggung investor pada saat
itu tercatat lebih dari US$ & triliun!. Salah satu kasus yang menyebabkan timbulnya kritik keras

terhadap profesi akuntansi adalah kasus Enron yang mulai mencuat pada tahun 2001, dalam
kasus ini menegaskan bahwa banyak dysfunctional behavior yang dilakukan oleh banyak
auditor, beberapa prilaku yang sering dilakukan adalah semisal creative accounting, earning
management ataukah income smoothing, di Indonesia sendiri bahkan seorang akuntan disebut
dengan tukang angka.
Fenomena yang ada menyebabkan pemerintah (Amerika) mengambil tindakan yang reaktif
dalam hal ini untuk melakukan pengawasan terhadap para akuntan dengan mengeluarkan UU
pertanggungjawaban auditor atau yang lebih dikenal dengan nama Sarbanes Oxley Act, UU ini
lahir dari kongres yang dianggotai oleh Sarbanes dan Oxley sendiri, UU tersebut ditandatangani
oleh presiden George W. Bush pada tanggal 20 Juli 2002 di Washington, USA.
Beberapa hal penting yang disajikan dalam UU Sarbanes Oxley Act 2002, adalah:
1.

Tanggungjawab perusahaan

2.

Tanggungjawab Auditor

3.

Pengungkapan di perluas

4.

Analis saham harus dapat mengungkapkan kemungkinan konflik kepentingan

5.

SEC memperluas objek reviewnya terhadap laporan keuangan perusahaan

Aktivitas SOA Pada Perusahaan


Dalam Sarbanes Oxley Act diatur tentang akuntansi, pengungkapan dan pembaharuan
governance yang mensyaratkan adanya pengungkapan yang lebih banyak mengenai informasi
keuangan, keterangan tentang hasil-hasil yang dicapai manajemen, kode etik bagi pejabat
dibidang keuangan, pembatasan kompensasi eksekutif, dan pembentukan komite audit yang
independen. Selain itu diatur pula mengenai hal-hal sebagai berikut:
a)
Menetapkan beberapa tanggung jawab baru kepada dewan komisaris, komiteaudit, dan
pihak manajemen.
b)
Mendirikan the Public Company Accounting Oversight Board, sebuah dewanyang
independen dan bekerja full-time bagi pelaku pasar modal.
c)
Penambahan tanggung jawab dan anggaran SEC (Securities Exchange Commision) secara
signifikand. Mendefinisikan jasa non audit yang tidak boleh diberikan oleh KAP kepada
klien.
d)

Memperbesar hukuman bagi terjadinya corporate fraud (manipulasi perusahaan)

e)
Mensyaratkan adanya aturan mengenai cara menghadapi conflicts of interestf. Menetapkan
beberapa persyaratan pelaporan yang baru

Dalam hal pelaporan, Sarbanes-Oxley Act mewajibkan semua perusahaan publik untukmembuat
suatu sistem pelaporan yang memungkinkan bagi pegawai atau pengadu untukmelaporkan
terjadinya penyimpangan. Sistem pelaporan ini diselenggarakan oleh komite audit. Perusahaan
dapat menggunakan jasa pelaporan hotlines seperti ACFEs EthicsLine. ACFE dapat membantu
menyusun hotlines pengaduan yang akan menerima dan merahasiakan pengaduan,dan
memberikan informasi kepada perusahaan agar dapat mengambil tindakan yang tepat.
Sistemhotlines ini akan mendorong para pegawai untuk melaporkan karena mereka merasa aman
daritindakan pembalasan dari yang dilaporkan, dan inilah elemen penting dan kritis bagi
programpencegahan fraud yang kuat.
Isi Ringkas SOX
Sarbanes-Oxley terdiri dari 3 sections (bagian). Section 1 merupakan bagian yang terdiri dari
11 judul, yaitu:
1.

Title I : Public Company Accounting Oversight Board

2.

Title II : Auditor Independence

3.

Title III : Corporate Responsibility

4.

Title IV : Enhanched Financial Disclosures

5.

Title V : Analyst Conflict of Interest

6.

Title VI : Commission Resources and Authority

7.

Title VII : Studies and Report

8.

Title VIII : Criminal and Fraud Accountability

9.

Title IX : White-Collar Crime Penalty Enhancements

10.

Title XI : Corporate Fraud Accountability

Adapun Section 2 merupakan DEFINITIONS terdiri dari dua sub bagian yaitu bagian a) In
General (ada 16 pengertian) dan bagian b) Confirming Amandement. Ke enam belas sub bagian
adalah:
1.

Appropriate state Regulatory Authority

2.

Audit

3.

Audit Committee

4.

Audit Report

5.

Board

6.

Commission

7.

Issuer

8.

Non-Audit Services

9.

Person Associated with Public Company Firm

10. Professional Standars


11. Public Accounting Firm
12. Registered Public Accounting Firm
13. Rules of The Board
14. Security
15. Securites Laws
16. State
Adapun Section 3 yaitu COMMISSION RULES AND ENFORCEMENT yang terdiri dari tiga
sub bagian, yaitu:
a)

Regulatory Action

b)

Enforcement

c)

Effect on Commission Authority

Adapun ringkasan isi pokok dari Sarbanes-Oxley Act adalah sebagai berikut:
Membentuk public company board untuk melakukan pengawasan terhadap public company,
Mensyaratkan salah seorang anggota komite audit adalah orang yang ahli dalam bidang
keuangan
Perusahaan harus melakukan full disclosure kepada para pemegang saham berkaitan dengan
transaksi keuangan yang bersifat kompleks,
Chief Executive Officer (CEO) dan Chief Financial Officer (CFO) harus melakukan
sertifikasi validitas pembuatan laporan keuangan perusahaan.

Kantor Akuntan Publik dilarang menerima tawaran jasa lainnya, seperti konsultasi, ketika
sedang melaksanakan audit pada perusahaan yang sama,
Peusahaan harus mempunyai kode etik yang terdaftar pada SEC.
Mutual Fund Professional harus menyampaikan suaranya kepada wakil pemegang saham.
Memberikan perlindungan kepada individu yang melaporkan adanya tindakan menyimpang
kepada pihak berwenang.
Penasihat hukum perusahaan harus mengkap adanya penyimpangan kepada pejabat senior dan
kepada dewan komisaris.

Berikut ini ringkasan isi pokok dari Sarbanes-Oxley Act:


Membentuk independent public company board untuk mengawasi audit terhadap
perusahaan public.
Mensyaratkan salah seorang anggota komite audit adalah orang yang ahli dalam
bidang
keuangan.
Mensyaratkan untuk melakukan full disclosure kepada para pemegang saham
berkaitan
dengan transaksi keuangan yang bersifat kompleks.
Mensyaratkan Chief Executive Officer (CEO) dan Chief Financial Officer (CFO)
perusahaan
untuk melakukan sertifikasi tentang validitas pembuatan laporan keuangan
perusahaannya.
Jika diketahui mereka melakukan laporan palsu, mereka akan dipenjara selama 20
tahun
dan denda sebesar US$5 juta.
Melarang kantor akuntan publik dari tawaran jasa lainnya, seperti melakukan
konsultasi,
ketika rnereka sedang melaksanakan audit pada perusahaan yang sama. Hal ini untuk
menghindari adanya benturan kepentingan (conflict of interest).
Mensyaratkan adanya kode etik, terdaftar pada Securities and Exchange Commission
(Bapepam-LK), untuk para pejabat keuangan (financial officer) Ancaman hukuman 10
tahun
penjara untuk pelaku kecurangan wire and mail fraud.
Mensyaratkan mutual fund professional untuk menyampaikan suaranya pada wakil
pemegang saham, sehingga memungkinkan para investor untuk mengetahui
bagaimana
saham mereka berpengaruh terhadap keputusan.
Memberikan perlindungan kepada individu yang melaporkan adanya tindakan
menyimpang
kepada pihak yang berwewenang.

Mensyaratkan penasehat hukum perusahaan untuk mengungkap adanya


penyimpangan
kepada pejabat senior dan kepada dewan komisaris, jika perlu; penasehat hukum
tersebut
berhenti untuk bekerja sama dengan perusahaan jika manajer senior tersebut
mengabaikan
laporan tersebut.

Pro dan Kontra Penerapan Sarbanes-Oxley Act (SOA)


Berikut ini sejumlah kritik terhadap penerapan Sarbanes-Oxley Act (SOA) :
1.

Membutuhkan biaya besar (it is too costly)

2.
Memiliki dampak negatif bagi perusahaan terhadap persaingan global (it impacts
negatively on a firms global competitiveness)
3.
Pengeluaran pemerintah juga meningkat untuk menerapkan undangundang tersebut
(government costs also increase to regulate the law)
4.
Chief Financial Officer (CFO) bertambah bebannya dan tertekan karena harus
mematuhi akuntabilitas yang dipersyaratkan oleh undang-undang
5.

Menurunnya Minat Perusahaan Privat Untuk Menjadi Perusahaan Publik

1. Salah satu perkiraan berdasarkan suatu survai yang dilakukan oleh


Financial Executives International menyatakan bahwa perusahaan dengan
pendapatan sebesar US$5 milyar harus menyisihkan anggaran rata-rata
sebesar US$4.7 juta untuk menerapkan pengendalian intern yang
dipersyaratkan oleh SOA, kemudian juga harus masih mengeluarkan lagi
biaya tahunan sebesar US$1.5 juta untuk menjaga kepatuhan.
2. Argumen ini juga mendasarkan atas biaya yang dikeluarkan untuk menjaga
kepatuhan operasi internal terhadap undang-undang. Kritik ini berargumen
bahwa perusahaan lain yang berasal diluar USA tidak harus menanggung
beban ini, kenapa perusahaan-perusahaan USA harus menanggungnya?

3. The SEC (Bapepam-LK) menerima tip (pengaduan) tentang adanya


pelanggaran hukum melalui e-mail yang telah disediakan

(http://www.sec.gov/complaint.shtml). Jumlah pengaduan meningkat dari


77.000 pada tahun 2001 menjadi 180.000 pada tahun 2003. SEC menerima
pengaduan sekitar 250.000 pada tahun 2006. Setiap hari diterima lebih dari
1.300 pengaduan lewat e-mail. Sebagian besar pengaduan tersebut berkisar
tentang adanya permasalahan akuntansi pada perusahaan publik.

4. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh majalah CFO menyatakan bahwa


sejak 2001, 1/5 dari eksekutif keuangan mengatakan bahwa mereka
merasakan lebih tertekan karena harus menggunakan metode akuntansi
dengan penuh pertimbangan untuk menghasilkan laporan keuangan yang
lebih baik. Selain itu mereka juga harus melakukan sertifikasi terhadap
laporan keuangan.

5. Argumennya adalah dengan menerapkan SOA menyebabkan perusahaan


harus menanggung biaya yang begitu besar sehingga untuk perusahaan
ukuran kecil dan menengah enggan untuk go publik

1. Pihak yang Berkepentingan (Stakeholder)


Sarbanes-Oxley Act 2002 memiliki dampak yang cukup serius bagi perusahaan yang
listed di Bursa Saham Amerika Serikat (NYSE dan NASDAQ) dan berbagai profesi
penunjang pasar modal. Pihak-pihak yang kena dampak langsung dan memperoleh
tambahan beban/tugas atas diberlakukan Sarbanes-Oxley Act diantaranya:
Akuntan publik bersertifikat (Certified Public Accountants -CPA) dan Kantor Akuntan
Publik yang memeriksa perusahaan publik Amerika Serikat (AS), baik berada dalam
yuridikasi AS maupun tidak;
Perusahaan yang listed di bursa Amerika Serikat (terutama manajemen, termasuk dewan
perusahaan, direksi, karyawan, dan pemegang saham);

Pengacara yang berpraktik untuk perusahaan publik;


Perantara, penyalur, investor perbankan serta analis keuangan.
2. Apa saja yang diatur?
Sarbox terdiri dari 11 judul atau bagian dan dijabarkan lagi dalam 66 sectionyang
menetapkan hal-hal mulai dari tanggung jawab tambahan Dewan Perusahaan hingga
hukuman pidana, sebagai berikut: .
TITLE I : PUBLIC COMPANY ACCOUNTING OVERSIGHT BOARD (9 section)
TITLE II : AUDITOR INDEPENDENCE (9 section)
TITLE III : CORPORATE RESPONSIBILITY (8 section)
TITLE IV : ENHANCED FINANCIAL DISCLOSURES (9 section)
TITLE V : ANALYST CONFLICTS OF INTEREST (1 section)
TITLE VI : COMMISSION RESOURCES AND AUTHORITY (4 section)
TITLE VII : STUDIES AND REPORTS (5 section)
TITLE VIII : CORPORATE AND CRIMINAL FRAUD ACCOUNTABILITY (7 section)
TITLE IX : WHITE-COLLAR CRIME PENALTY ENHANCEMENTS (6 section)
TITLE X : CORPORATE TAX RETURNS (1 section)
TITLE XI : CORPORATE FRAUD AND ACCOUNTABILITY (7 section)
Dalam Sarbanes-Oxley Act diatur tentang akuntansi, pengungkapan dan pembaharuan
governance; yang mensyaratkan adanya pengungkapan yang lebih banyak mengenai informasi
keuangan, keterangan tentang hasil-hasil yang dicapai manajemen, kode etik bagi pejabat di
bidang keuangan, pembatasan kompensasi eksekutif, dan pembentukan komite audit yang
independen. Selain itu diatur pula mengenai hal-hal sebagai berikut:
Mendirikan the Public Company Accounting Oversight Board, sebuah dewan yang independen
dan bekerja full-time bagi pelaku pasar modal
Menetapkan beberapa tanggung jawab baru kepada dewan komisaris, komite audit dan pihak
manajemen
Penambahan tanggung jawab dan anggaran SEC secara signifikan
Mendefinisikan jasa non-audit yang tidak boleh diberikan oleh KAP kepada klien
Memperbesar hukuman bagi terjadinya corporate fraud
Mensyaratkan adanya aturan mengenai cara menghadapi conflicts of interest
Menetapkan beberapa persyaratan pelaporan yang baru.

a. Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB)


Dewan ini dibentuk berdasarkan amanat Sarbanes-Oxley Act Title I. PCAOB dibentuk
untuk mengawasi proses penyusunan, pemeriksaan dan pelaporan laporan keuangan perusahaan
publik di Amerika Serikat. Dewan ini mempunyai 5 orang anggota yang dipilih oleh SEC setelah
berkonsultasi dengan Menteri Keuangan (Secretary of Treasury) dan Gubernur Bank Sentral
(Chairman of the Federal Reserve Board). Masa tugas dari badan tersebut adalah 5 tahun dan
dapat tidak dapat dipilih lagi setelah dua periode. Terdapat pembatasan atas keanggotaan
tersebut, yaitu hanya dua orang CPA yang boleh menjadi anggota Badan ini pada waktu yang
bersamaan, dan mereka tidak boleh berpraktik sebagai CPA selama 5 tahun terakhir sebelum
menjabat sebagai anggota PCAOB.
Tugas-tugas dari PCAOB adalah:
1) Melakukan registrasi terhadap KAP yang melakukan pemeriksaan terhadap perusaaan yang
mencatatkan bursanya pasar modal (perusahaan public) (Section 102)
2) Menetapkan atau mengadopsi, atau melakukan keduanya: standar audit, quality control, etika,
independensi, dan beberapa standar lain yang berkaitan dengan proses penyusunan laporan
audit untuk perusahaan public. (Section 103)
3) Melaksanakan inspeksi terhadap KAP-KAP (Section 104)
4) Melakukan investigasi, penegakan disiplin dan pengenaan sanksi terhadap KAP dan partner
dari KAP yang melakukan pelanggaran. (Section 105)
5) Melakukan tugas-tugas dan fungsi-fungsi lain sebagai dewan yang dianggap perlu untuk
meningkatkan standar professional pada KAP dan pihak terkait untuk melindungi
kepentingan investor dan publik.
6) Menegakkan ketaatan terhadap Akta ini, aturan Badan, standar professional dan hukum.
7) Menetapkan anggaran dan mengelola operasional Badan dan staf-stafnya.
b. INDEPENDENSI AUDITOR
Setiap KAP, baik yang beroperasi di USA atau di luar negeri, yang ikut serta dalam
penyiapan dan penerbitan laporan audit perusahaan publik wajib terdaftar pada PCAOB. Biaya
pendaftaran dan pembayaran iuran tahunan yang dipungut dari masing-masing KAP terdaftar
dipergunakan untuk menutupi biaya pemrosesan dan review aplikasi pendaftaran dan laporan
tahunan yang disampaikan KAP terdaftar kepada Badan Pengawas. Melalui kewajiban ini, KAP
yang terdaftar diwajibkan memelihara kertas kerja audit dan informasi serta dokumen lainnya
yang berkaitan dengan laporan audit minimal tujuh tahun.
Jasa Tambahan yang Tidak Diperbolehkan.
Untuk menjaga independensi auditor maka sebuah kantor akuntan publik atau perseorangan yang
berasosiasi dengan kantor tersebut apabila mendapatkan penugasan audit maka dilarang untuk
melayani jasa tambahan berikut ini (Section 201):
1) Jasa pembukuan dan jasa lain yang terkait dengan laporan keuangan dan akuntansi klien audit.
2) Desain sistem informasi keuangan dan pemasangannya
3) Apraisal atau jasa penilaian lain
4) Jasa aktuaria
5) Outsourcing jasa audit internal
6) Fungsi manajemen atau personalia

7) Menjadi pialang, penasehat investasi atau jasa konsultasi investasi perbankan


8) Jasa hukum dan jasa tenaga ahli lainnya yang tidak terkait dengan audit.
9) Jasa lain yang ditentukan oleh PCAOB
Kantor akuntan publik bisa melakukan jasa lain, kecuali jasa 1-9 diatas, termasuk jasa
perpajakan, dengan mendapatkan persetujuan dari Komite Audit terlebih dahulu.
Selain aturan mengenai jasa yang tidak diperbolehkan, terdapat beberapa aturan lain
untuk menjaga independensi sebagai berikut:
1) Setiap jasa audit yang diberikan kepada emiten harus terlebih dulu mendapatkan persetujuan
dari Komite Audit.
2) Setiap persetujuan komite audit atas pemberian jasa non audit oleh KAP yang memberikan
jasa audit harus diungkapkan dalam pelaporan kepada SEC.
3) Rotasi partner dilakukan setiap 5 tahun sekali untuk satu klien yang sama dimulai dari tahun
fiscal 6 Mei 2003 kecuali sebelumnya telah menjadi partner audit klien tersebut selama 7
tahun berturut-turut.
4) Auditor harus melaporkan kebijakan dan praktek akuntansi yang penting (critical), alternatif
pencatatan sesuai GAAP terkait dengan isu penting dalam audit, serta materi lain yang
dibahas (komunikasi tertulis) antara auditor dan manajemen.
5) Laporan keuangan harus mengungkapkan fee untuk auditor baik untuk jasa pemeriksaan, jasa
lain yang terkait audit, jasa perpajakan, dan jasa yang lainnya.
6) Seorang auditor tidak boleh menjabat sebagai anggota dewan direktur, CEO, CFO, COO,
CAO, controller, direktur audit intern dan jabatan-jabatan lainnya tanpa ada tenggang waktu
karir.
7) Partner KAP tidak boleh menerima kompensasi dari klien selain jasa audit, perpajakan dan
jasa atestasi lainnya.
c. CORPORATE RESPONSIBILITY
Komite Audit
Selain KAP, ada kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap emiten.di mana mereka
harus memiliki Komite Audit, sesuai dengan ketentuan sebagai berikut: perusahaan
yang tidak memiliki komite audit tidak boleh terdaftar di bursa efek. Komite Audit
mempunyai tanggung jawab sebagai berikut:

Melakukan seleksi/penunjukan dan menentukan kompensasi (fee) serta mengawasi KAP yang
mengaudit korporasi .
Menjadi anggota independen dalam dewan komisaris .
Menyelenggarakan prosedur untuk menangani komplain-komplain yang berkaitan dengan
akuntansi, pengendalian internal, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan audit.
Menelaah dan menyetujui jasa audit dan jasa-jasa lain yang diberikan oleh KAP.
Mengembankan program penanganan whistleblower bagi pegawai atau pengadu yang
melaporkan terjadinya penyimpangan untuk memperoleh perlindungan dan mencegah
tindakan pembalasan.
Untuk anggota komite audit independen harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
tidak menerima fee untuk kegiatan konsultasi, advisery atau jasa lainnya yang diberikan kepada

perusahaan, bukan merupakan pegawai dari perusahaan atau anak perusahaan, serta boleh
dibantu oleh tenaga ahli.
Pengungkapan Laporan Keuangan
Ketentuan ini mengatur direksi, karyawan, dan dewan komisaris dalam kaitannya dengan
perannya masing-masing. Direksi, karyawan, komisaris tidak boleh melakukan pembohongan
terhadap KAP. Mereka yang bertindak atas nama perusahaan tidak boleh mempengaruhi secara
curang, memaksa, memanipulasi atau menyesatkan KAP yang mendapat penugasan audit,
melalui PCAOB, SEC diminta mengeluarkan ketentuan yang terkait dengan kode etik bagi
petugas/pejabat bagian keuangan. selain itu, SEC juga mengeluarkan aturan yang mewajibkan
salah seorang anggota komite audit perusahaan emiten harus memiliki keahlian di bidang
keuangan.
Hal itu dikaitkan dengan tanggung jawab perusahaan berkaitan dengan pelaporan
keuangan. CEO, CFO dan pejabat lain yang mempunyai fungsi yang serupa perlu memberikan
pernyataan di dalam laporan triwulan dan laporan tahunan perusahaan yang disampaikan kepada
SEC bahwa: Pejabat yang menandatangani laporan telah mereview laporan tersebut. Berdasarkan
pengetahuan pejabat yang bersangkutan, laporan tidak berisikan pernyataan yang tidak benar
mengenai fakta-fakta yang material atau tidak melaporkan fakta-fakta yang material sehingga
laporan perusahaan memuat informasi yang menyesatkan , atau dengan kata lain telah
menyajikan secara wajar semua kondisi dan hasil operasi perusahaan yang material.
SEC mengeluarkan beberapa peraturan baru terkait dengan pengungkapan laporan keuangan
yang lebih transparan dan tepat waktu bagi para investor sebagai berikut:
Semua koreksi keuangan yang material harus terungkap dalam laporan keuangan.

Pengungkapan tambahan terhadap pengungkapan-pengungkapan yang tidak disyaratkan oleh


GAAP, antara lain, core earnings, free cash flow, EBITDA, dan pre-FAS 133 income.
Pengungkapan informasi tambahan tersebut bisa dicantumkan di laporan tahunan, laporan
tertulis lainnya atau dalam web site perusahaan.
Penambahkan pengungkapan transaksi diluar neraca (off balance sheet) yang harus disertakan
dalam penjelasan dan analisis manajemen (managements discussion and analysis - MD&A)
yaitu pengungkapan tentang pengaturan transaksi diluar neraca dan tabel yang menjelaskan
informasi tentang kewajiban kontraktual yang pasti akan terjadi. Misal:standby LC,
performance guarantee dll.
Tanggung Jawab Terhadap Internal Control
SOA mewajibkan perusahaan yang listing di AS untuk membuat dokumentasi pengendalian
kunci dan melaporkan kondisi pengendalian internnya secara periodik.
SOA Section 302 tentang Corporate Responsibility for Financial Reports menetapkan bahwa
pejabat eksekutif perusahaan (CEO & CFO) harus bertanggung jawab secara pribadi
terhadap pernyataan prosedur pengendalian, internal control, dan jaminan atas kecurangan
(fraud).

Sedangkan SOA section 404 tentang Management Assessment of Internal Controls mengatur
ketentuan yang mewajibkan terselenggaranya audit SOA tahunan yang menunjukkan
laporan pengendalian internal (internal control report) sebagai bagian dari laporan
keuangan.
Laporan pengendalian internal antara lain berisi tanggung jawab manajemen untuk
mengembangkan dan memelihara sistem (struktur & prosedur) pengendalian intern atas
pelaporan keuangan dan hasil evaluasi atas efektivitas sistem pengendalian internal. Regulasi ini
menuntut manajemen perusahaan untuk memahami, mendokumentasikan, dan menyempurnakan
pengendalian internal terkait pelaporan keuangan, dengan terus meningkatkan keakuratan proses
bisnis (business process) dan informasi transaksionalnya, serta membangun perbaikan proses
secara berkelanjutan (continuous improvement process) mengenai pengendalian internal pada
laporan keuangan perusahaan. Selain itu, pengendalian harus terkait dengan upaya pencegahan
(prevention) dan pendeteksian (detection) kecurangan (fraud) atas pelaporan keuangan termasuk
kemungkinan risiko timbulnya kecurangan.
Dengan ketentuan baru ini, pengungkapan laporan keuangan yang disampaikan kepada
SEC memuat semua transaksi off balance sheet, dan laporan proforma yang disampaikan kepada
SEC tidak boleh berisikan informasi yang menyesatkan. Dengan sistem yang dibangun tersebut,
SEC mengatur secara matang orang dalam perusahaan tidak boleh melakukan transaksi
perdagangan saham atas nama pribadi dengan menggunakan informasi yang hanya diketahui
oleh orang dalam sendiri (insider information). Guna memberikan ruang kepada publik terhadap
gugatan hukum atas kecurangan dalam perdagangan saham, publik dapat mengajukan gugatan
yang berkaitan dengan securities fraud paling lambat dua tahun setelah kecurangan tersebut
terungkap atau lima tahun setelah kecurangan tersebut terjadi. Jika ketentuan ini tidak dipenuhi,
maka emiten tidak boleh mendaftarkan sahamnya di Bursa Efek USA.
Mengingat pembenahan prosedur pengendalian internal sangat rumit dan kompleks, maka
perusahaan dapat membentuk Tim SOA yang bekerjasama dengan Komite Audit. Tim SOA
bertugas mengembangkan dan membangun kebijakan pengendalian internal, prosedur, bisnis
proses dan mekanisme pelaporan pengendalian internal serta pengawasan laporan keuangan
internal. Apabila diperlukan Tim SOA dapat minta bantuan konsultan independen dalam
penyiapan prosedur dan bisnis proses internal control untuk laporan keuangan
d. ANALISA KONFLIK KEPENTINGAN
Broker dan dealer surat berharga di bursa efek tidak diperbolehkan melakukan
balas dendam atau mengancam untuk melakukan balas dendam kepada analis
yang bekerja untuk mereka karena laporan analis tersebut berisikan analisis negatif
terhadap perusahaan publik tertentu. Analis, broker atau dealer surat berharga
harus mengungkapkan konflik kepentingan yang ada pada mereka, seperti:
(a) Apakah analis memiliki investasi atau hutang di dalam perusahaan yang sedang
dibuatkan laporan analisisnya;

(b) Apakah kompensasi yang diterima oleh broker, dealer atau analis wajar, tidak
berlebihan dan tidak bertentangan dengan kepentingan publik serta konsisten
dengan perlindungan terhadap kepentingan investor,
(c) Apakah emiten merupakan klien dari broker dan dealer, dan
(d) Apakah kompensasi yang diterima analis untuk penerbitan suatu laporan
didasarkan jumlah pendapatan/keuntungan perusahaan yang dianalisis.

Sementara, persyaratan bagi Pengacara yang mewakili Perusahaan Publik, SEC harus
menetapkan standar minimal yang harus dipenuhi oleh pengacara yang mewakili perusahaan
publik. Standar tersebut harus mengatur: Untuk Pengacara yang dipekerjakan oleh perusahaan
publik harus melaporkan kepada kepala biro hukum atau CEO perusahaan apabila diketahui
terdapat bukti dari pelanggaran yang material atas undang-undang dan peraturan pasar modal
(securities law), yang dilakukan oleh perusahaan atau agen perusahaan. Apabila kepala biro
hukum atau CEO perusahaan tidak memberikan respon yang memadai, maka pelanggaran
tersebut harus dilaporkan kepada seluruh jajaran komisaris, komite audit dan direksi perusahaan.

e. HUKUMAN ATAS PELANGGARAN


PELANGGARAN
Pengubahan, penghancuran, penyembunyian
catatan apapun dengan maksud untuk menghambat
proses investigasi yang sedang dilakukan pemerintah.
Kertas kerja audit dan hasil reviewnya tidak
disimpan selama (paling sedikit) lima tahun.
Siapapun yang secara sadar melakukan atau
berupaya untuk melakukan penipuan terhadap
pembeli saham
Setiap CEO atau CFO yang karena kelalaiannya
menyebabkan ketidak sesuaian antara isi pernyataan
yang diberikan berkaitan dengan pelaporan Keuangan
dan isi laporan keuangan itu sendiri.
Sengaja memberikan isi pernyataan yang berbeda
dengan isi laporan keuangan.
Dua atau lebih orang yang berkonspirasi untuk
melakukan kecurangan atau menipu pemerintah

HUKUMAN
Denda
dan/atau
hukuman
penjara maksimal 10 tahun.

Setiap
orang
yang
sengaja
mengubah,
menghancurkan, menyembunyikart catatan atau
dokumen apapun dengan maksud merusak keutuhan
catatan atau dokumen yang digunakan secara resmi.
Penipuan melalui surat dan media elektronik.Pelanggaran terhadap pelaksanaan ketentuan
Employee Retirement Income Security Act (ERISA).

Denda
dan/atau
hukuman
penjara sampai dengan 20 tahun.

Denda
dan/atau
hukuman
penjara maksimal 5 tahun.
Denda
dan/atau
hukuman
penjara maksimal 10 tahun.
Denda
sampai
$1,000,000
dan/atau 10 tahun penjara.

Denda sampai $5 juta dan/atau


20 tahun penjara
Denda
dan/atau
hukuman
penjara sampai dengan 10 tahun.

Hukuman
penjara
20
tahun.Lama hukuman bervariasi
tergantung jenis pelanggaran.

* Sumber: Sarbanes-Oxley Act of 2002 and New York City Office of the Comptroller
3. Konsep Pengendalian
Pada dasarnya SOA menuntut implementasi internal control yang baik
atas 3 (tiga) hal yang sangat erat kaitannya dengan GCG, yaitu:
a. Transparansi (transparency), menuntut kemampuan untuk dapat ditelusuri
(treaceability) dan dapat diaudit dari setiap proses dan aktivitas yang terkait
dengan pelaporan keuangan
b. Akuntabilitas (accountability), menuntut kejelasan dan ketiadaan benturan
kepentingan (conflict of interest) atas informasi apa dan siapa yang
bertanggung jawab. Selain itu, menjamin hak akses atas informasi dan
rentang pengambilan keputusan yang sesuai dengan tugas dan tanggung
jawab terkait.
c. Keterukuran (measurability), bertujuan memberikan basis pengukuran untuk
perbaikan secara berkelanjutan).
Untuk mengimplementasi SOA, perusahaan dan lingkungannya perlu
menjalankan hal berikut:
a. Pertama, melakukan pemisahan fungsi yaitu pengaturan ruang lingkup
tanggung jawab dan kewenangan serta akses pemakai (user) atas informasi
perusahaan. Hal ini untuk menjaga independensi antara manajemen
perusahaan, auditor, penyedia jasa non audit, Komite Audit, serta pihak-pihak
lain yang berkepentingan
b. Kedua, meningkatkan kualitas sumber daya manusia terutama yang terkait
dengan implementasi pengendalian internal termasuk masalah kewenangan
akses yang lebih luas kepada Departemen Audit Internal (Satuan Pengawasan
Intern).
c. Ketiga, menjaga integritas atas siklus pelaporan keuangan. Dalam hal ini,
perusahaan dapat menerapkan pemrosesan data secara elektronik
(Electronic Data Processing) dalam pelaporan keuangannya serta
meminimalisasi aktivitas atau proses-proses transaksi & pelaporan keuangan
secara manual.
d. Keempat, penegakan sanksi yang tegas atas setiap pelanggaran atas aturan
yang dilakukan.

Dari keseluruhan Sarbanes Oxley Act, terdapat dua bagian yang mengatur mengenai
internal control, dan sering dibahas, yaitu Section 302 dan Section 404. Seksi 404 secara
khusus memberikan perhatian kepada internal kontrol perusahaan atas laporan keuangannya.
Section 404 Management Assessments of Internal Controls
1. Setiap laporan tahunan yang diserahkan kepada Securities Exchange
Commission harus berisi laporan internal control, yang akan:
a. Menyatakan tanggung jawab manajemen untuk membuat dan menjaga
struktur dan prosedur internal control yang cukup untuk pelaporan
keuangan.
b. Berisi penilaian efektivitas struktur dan prosedur internal control pada akhir
tahun fiscal perusahaan.

2. Setiap kantor akuntan publik beregister yang menyiapkan atau mengeluarkan


laporan audit bagi perusahaan harus menguji dan melaporkan penilaian
kecukupan dan efektivitas struktur dan prosedur internal control yang dibuat
oleh manajemen perusahaan sebagai bagian dari audit laporan keuangan
menurut standar atestasi.

Sedangkan dalam Section 302, CEO dan CFO secara personal harus menerangkan
dengan sebenarnya (certify) bahwa mereka bertanggung jawab untuk prosedur dan control
yang diungkapkan. Tiap laporan triwulan harus berisi pernyataan bahwa mereka telah
melaksanakan evaluasi design dan efektivitas control. Eksekutif yang menyatakan juga
harus menyatakan bahwa mereka mengungkapkan kepada Komite Audit dan auditor
independen mengenai kekurangan/kelemahan pengendalian yang signifikan, kelemahan
material, dan tindakan fraud. SEC juga mengusulkan persyaratan sertifikasi yang diperluas
yang memasukkan prosedur dan internal control untuk pelaporan keuangan, selain
persyaratan terkait pengungkapan control dan prosedur.
AUDIT INTEGRAL
Perbedaan audit integral dan audit keuangan terletak pada pengujian pengendalian
internal. Dalam audit keuangan konvensional, pengujian pengendalian bertujuan untuk
menentukan bentuk, waktu dan tingkat kedalaman pemeriksaan. Apabila dari hasil pengujian
tersebut ditemukan bahwa auditor tidak bisa mengandalkan pengendalian internal klien,
maka auditor akan menggunakan pendekatan full substantive. Dalam audit integral,
pengujian pengendalian internal merupakan proses untuk menyatakan pendapat terhadap
keandalan pengendalian internal klien. Apabila dalam pengujian tersebut auditor
menemukan bahwa pengendalian internal klien tidak dapat diandalkan maka temuan bisa
menjadi kelemahan mendasar (material weaknesses) dalam pengendalian internal.
Kelemahan mendasar akan menyebabkan pendapat tidak wajar (adverse opinion) dalam
pengendalian internal.
Dengan diundangkannya SOA, auditor saat ini juga memiliki tanggungjawab
tambahan untuk mengevalusi pengendalian internal yang secara khusus dapat menekan
risiko terjadinya penyelewengan keuangan (fraud) yang kemungkinan secara signifikan bisa
mempengaruhi sebuah laporan keuangan. Auditor tidak dapat melakukan pemeriksaan
laporan keuangan terhadap perusahaan publik di Amerika Serikat tanpa sekaligus melakukan
pemeriksaan terhadap pengendalian internal yang ada di perusahaan tersebut. Penugasan
pemeriksaan laporan keuangan dan pengendalian internal merupakan penugasan yang
integral dan tidak dapat dipisahkan.
Namun perlu diingat, pengendalian internal perusahaan adalah tanggung jawab
manajemen perusahaan bukan tanggung jawab auditor. Manajemen harus melakukan
penilaian terhadap pengendalian internal mereka sendiri, dan peran tersebut tidak bisa
tergantikan dengan pengujian-pengujian yang dilakukan oleh auditor terkait dengan
pemeriksaan tahunan. Manajemen perusahaan juga harus membuat dokumentasi terhadap
proses signifikan yang ada di perusahaan tersebut. Dokumentasi proses yang signifikan ini
kemudian akan menjadi dasar penilaian auditor terhadap pengendalian internal yang
dimilliki oleh sebuah perusahaan.
Hal-hal yang baru dalam audit integral (Section 404) :

a. Auditor harus menyatakan pendapat terhadap kewajaran laporan keuangan sekaligus


menyatakan pendapat atas atestasi manajemen terhadap pengendalian internal. Proses
pernyataan pendapat tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan (audit
integral).
b. Pekerjaan dalam pemeriksaan untuk menyatakan kewajaran atas laporan keuangan
maupun pemeriksaan terhadap pengendalian internal harus saling terkait.
c. Standar yang ditetapkan oleh PCAOB merupakan standar yang integral, mencakup
pekerjaan yang diperlukan dalam audit laporan keuangan dan audit pengendalian
internal.
d. Audit integral akan menghasilkan tiga opini :
Pendapat tentang keefektifan pengendalian internal terhadap penyusunan laporan
keuangan.
Pendapat tentang keefektifan penilaian manajemen terhadap pengendalian internal.
Pendapat tentang kewajaran laporan keuangan.
Pernyataan pendapat atas pengendalian internal ditentukan oleh temuan pada saat
pemeriksaan lapangan, tertuang terhadap pengujian pengendalian internal dapat
dikategorikann menjadi tiga seperti dibawah ini :
a. Internal control deficiencies (kecacatan pengendalian internal)
Apabila ditemukan kecacatan dalam desain pengendalian internal, sehingga pengendalian
internal tidak akan bisa menangkap atau mencegah salah saji atau kecurangan keuangan.
Temuan ini adalah temuan cacat pengendalian internal yang paling parah. Auditor bisa
menggunakan COSO framework untuk mengukur apakah desain pengendalian internal di
sebuah perusahaan sudah mencukupi atau belum.
b. Significant deficiencies (kecacatan mendasar)
Kecacatan yang baik berdiri sendiri atau bersama-sama membuat kemungkinan (remote
likehood) perusahaan gagal menangkap atau mencegah salah saji dalam laporan
keuangannya. Salah saji yang tidak tertangkap tersebut bersiap tidak berpola.
c. Material weaknesses (kelemahan mendasar)
Kecatatan yang mendasar yang membuat perusahaan gagal untuk mencegah (prevented)
atau mendeteksi (detected) sebuah salah saji. Temuan ini bisa mengakibatkan pernyataan
pendapat tidak wajar (adverse opinion).
4. Hal- hal yang bisa diterapkan di Indonesia
Hingga saat ini, komisi pasar bursa Indonesia belum mengadopsi peraturan ini untuk
diterapkan pada perusahaan yang sahamnya sudah diperdagangkan di pasar bursa dalam
negeri. Dengan mengacu kepada pengalaman Amerika Serikat di atas, apalagi mengingat
keterpurukan perekonomian Indonesia salah satunya disebabkan oleh buruknya corporate
governance dan semakin banyak perusahaan Indonesia go public di dalam maupun luar
negeri, sudah seyogyanya pihak-pihak yang berkompeten seperti DPR, Departemen
Keuangan (Bapepam), dan Ikatan Akuntan Indonesia segera membuat atau mengadopsi
undang-undang dan peraturan yang serupa dengan Sarbanes-Oxley Act.
Apabila SOA ini diadopsi di Indonesia, tentunya akan memberikan dampak positif
antara lain:
Meningkatkan akuntabilitas pengelolaan keuangan
Meningkatkan kepercayaan investor atas keandalan laporan keuangan, sehingga
menggiatkan kegiatan investasi.

Memberikan shock therapy bagi manajemen dan auditor karena dalam UU diatur mengenai
sanksi.
Namun, tentu saja hal itu bukan perkara mudah. Dibutuhkan waktu, tenaga, dan
biaya yang besar termasuk sumber daya manusia yang berkualitas serta memiliki integritas
yang tinggi. Selain itu perlu dipertimbangkan apakah sebanding antara manfaat dengan
biaya yang harus dikeluarkan.
Untuk beberapa bagian, Indonesia sebenarnya sudah membuat aturan yang terdapat
dalam SOX, antara lain:
a. Pembentukan Komite Audit.
Sebagaimana diatur dalam Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal
(Bapepam) No. KEP-29/PM/2004 tanggal 24 September 2004 tentang Pembentukan dan
Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit, yang dimaksud dengan Komite Audit adalah
komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris dalam rangka membantu melaksanakan tugas
dan fungsinya. Komite Audit bertugas untuk memberikan pendapat kepada Dewan
Komisaris terhadap laporan atas hal-hal yang disampaikan oleh direksi kepada Dewan
Komisaris, mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian komisaris, dan
melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan tugas Dewan Komisaris, antara lain
meliputi:
1) Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan perusahaan
seperti laporan keuangan, proyeksi, dan informasi keuangan lainnya.
2) Melakukan penelaahan atas ketaatan perusahaan terhadap peraturan perundangundangan di bidang Pasar Modal dan peraturan perundang-undangan lainnya yang
berhubungan dengan kegiatan perusahaan.
3) Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor internal.
4) Melaporkan kepada komisaris berbagai risiko yang dihadapi perusahaan dan
pelaksanaan manajemen risiko oleh direksi.
5) Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada Komisaris atas pengaduan yang
berkaitan dengan Emiten atau perusahaan public, dan
6) Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi perusahaan.
Untuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pun, telah diatur melalui Peraturan Meneg
BUMN No. PER-05/MBU/2006 tanggal 20 Desember 2006 tentang Komte Audit Bagi
Badan Usaha Milik Negara.
b. Pembentukan badan sejenis PCAOB
Mengenai pembentukan badan semacam PCAOB perlu dibuat semacam kajian
apakah badan tersebut merupakan bagian dari Bapepam ataukah badan yang terpisah.
Karena pada dasarnya Bapepam telah menjalankan fungsi dan tugas PCAOB.
Dalam RUU Akuntan Publik disebutkan bahwa Departemen Keuangan menyelenggarakan
fungsi Regulasi Profesi Akuntan Publik dan berwenang untuk menyelenggarakan:
1) Perizinan;
2) Pembinaan dan Pengawasan;
3) Pengenaan Sanksi Perizinan;

4) Kebijakan Pendidikan dan Pelatihan (PPL) & Ujian Profesi;


5) Kebijakan penyusunan dan penetapan standar;
6) Registrasi Asosiasi Profesi;
7) Penyusunan, penetapan & pemberlakuan standar akuntansi keuangan dan standar teknis
profesi akuntan publik;
8) Penyelenggaraan Ujian Profesi;
9) Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan (PPL);
Namun, Menteri Keuangan dapat melimpahkan sebagian dari kewenangannya kepada satu
asosiasi profesi akuntan, instansi pemerintah, atau lembaga independen yang dibentuk
khusus untuk melaksanakan kewenangan tersebut. Dalam RUU juga diatur mengenai sanksi
pidana yang akan diterima oleh Akuntan Publik apabila menyatakan pendapat atas laporan
keuangan tidak berdasarkan bukti audit yang sah, relevan, dan cukup. Meskipun RUU ini
banyak mendapat tanggapan negatif, namun diharapkan dapat meminimalisir peluang
profesi akuntan melakukan tindakan kecurangan dalam pelaksaan audit.
c. Audit atas pengendalian intern
Untuk pelaporan keuangan, khususnya pada pengelolaan keuangan negara
sebagaimana diatur dalam Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) laporan audit
atas laporan keuangan yang diterbitkan tidak hanya laporan opini atas laporan keuangan,
melainkan juga laporan atas pengendalian intern dan laporan atas kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan. Dan, ketiganya diterbitkan dengan satu perikatan, yaitu
audit.
Bapepam-LK pada tahun 2007 telah mengkaji kemungkinan mewajibkan audit
terhadap sistem pengendalian internal di perusahaan publik untuk meningkatkan
akuntabilitas laporan keuangannya beserta manfaat dan biayanya. Mengingat pentingnya
implementasi SOA dalam rangka mencegah praktik kecurangan pelaporan keuangan di
perusahaan publik, maka sudah saatnya Bapepam-LK mengadopsi salah satu ketentuan
dalam SOA tersebut yaitu pemberlakuan audit pengendalian internal pada perusahaan yang
telah go publik. Semoga implementasi GCG melalui SOA di perusahaan publik di Indonesia
dapat segera terwujud, sehingga fraudulent financial reporting dapat dicegah atau dihindari.
Di Indonesia, praktek pemeriksaan internal kontrol dengan metodologi SOX 404 ini
sudah dilakukan, namun hanya oleh segelintir perusahaan yang umumnya adalah perusahaan
multinasional yang sahamnya diperdagangkan di pasar bursa AS dan yang beroperasi di
Indonesia. Hanya sedikit jumlah orang yang mengetahui bagaimana pemeriksaan dan
penilaian internal kontrol atas laporan keuangan menurut metodologi SOX 404 ini.
d. Prinsip GCG
Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP-117/M-MBU/2002 secara resmi
memerintahkan seluruh BUMN untuk menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance (GCG) secara konsisten dalam day-to-day operasional organisasi BUMN.
Dengan demikian, Indonesia merupakan negara lain selain Amerika yang
menerapkan mandatory system of corporate governance. Jika membandingkan
dengan apa yang terjadi dengan negara-negara seperti Australia, Inggris, Belanda,
dan Jerman yang memilih sistem sukarela (voluntary system) yang merupakan
terjemahan dari prinsip "setuju atau menjelaskan kenapa tidak setuju"; di Inggris
prinsip ini dikenal dengan "comply or explain", sedangkan orang Australia
menyebutnya dengan "if not, why not" (Miko: 2006). Mandatory system merupakan

prinsip yang mulai diberlakukan di Amerika setelah tragedi runtuhnya perusahanperusahaan raksasa.

SUMBER:
http://www.scribd.com/doc/31300664/Penerapan-Sarbanes-Oxley-di-Indonesia
http://rebellion-rudi.blogspot.com/2012/10/pengertian-dan-tujuan-sarbanes-oxley.html
http://www.syamatahari.com/2008/06/sarbanes-oxley-act-2002.html
http://zakiyudin-ikhtar.blogspot.com/2012/08/sarbanes-oxley-act-2002.html

Anda mungkin juga menyukai