Anda di halaman 1dari 107

NAMA PRAKTIKUM: LAPORAN KEUANGAN KORPORAT

KODE PRAKTIKUM:EPK6101
MENYUSUN LAPORAN KONSOLIDASI

Disusun Oleh:
Lim Hendra M. Si, Ak, BKP, CPSAK,CA, CPA, ACPA
Shafrani Dizar SE., Ak., MM
Natasya Brigitta

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS
TRISAKTI

2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya
serta pihak lain khususnya Program Studi S1 Akuntansi beserta Dosen Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti dan Staff yang tidak dapat disebutkan satu per satu
atas bantuan ide dan pikirnnya sehingga telah terselesaikan modul Teori dan Kasus
Praktikum Pelaporan Korporat dengan baik dan tepat waktu.
Modul ini disusun sebagai bahan ajar dan latihan untuk mata kuliah Praktikum
Pelaporan Korporat yang dilengkapi dengan teori dan kasus. Dengan mempelajari modul ini,
diharapkan para mahasiswa dan pembaca lainnya dapat memahami dan melaksanakan
praktik pelaporan korporat, yang dimulai dari transaksi, jurnal dan juga pembuatan laporan
konsolidasi. Akhir kata semoga buku ini bermanfaat bagi semua pihak. Berbagai saran dan
kritik kami terima untuk perbaikan padapenulisan yang akan datang.

Jakarta, Agustus 2022


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................................vi
BAB 1. PENDAHULUAN
Deskripsi mata ajar ............................................................................................................... 1
Tujuan pembelajaran ............................................................................................................ 1
Urutan penyajian materi pembelajaran ................................................................................. 2
Peralatan dan Perlengkapan ................................................................................................. 2
BAB 2. MATERI TUTORIAL
KONSEP DASAR PERUSAHAAN ................................................................................... 3
PSAK 14: PERSEDIAAN (INVENTORY) ........................................................................... 6
PSAK 16: ASET TETAP (FIXED ASSET) ........................................................................ 13
PSAK 19: ASET TAKBERWUJUD (INTANGIBLE ASSET) ............................................ 36
PSAK 24: IMBALAN KERJA (EMPLOYEE BENEFIT) .................................................. 43
PSAK 46: DEFERRED TAX AND CORPORATE INCOME TAXES ................................. 47
PSAK 22: KOMBINASI BISNIS (BUSINESS COMBINATION) ...................................... 50
PSAK 65: LAPORAN KONSOLIDASI ............................................................................ 60
............................................................................................................................
...
BAB 3. TUGAS MANDIRI (PROJECT BASE)
Analisa Laporan Keuangan Perusahaan ....................................................................... 74
Kasus Persediaan (Inventory) ....................................................................................... 83
Kasus Aset Tetap (Fixed Asset) .................................................................................... 86
Kasus Aset Takberwujud (Intangible Asset) ..................................................................... 88
Kasus Imbalan Kerja (Employee Benefit) ......................................................................... 90
Kasus Deferred Tax & Corporate Income Taxes ....................................................................... 92
Kasus Kombinasi Bisnis (Business Combination) ............................................................... 94
Kasus Laporan Keuangan Konsolidasi (Consolidation Statement) .............................. 95
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Ringkasan Pemahaman tentang Persediaan 12
Gambar 2.2 Ringkasan Pemahaman Pertukaran Aset 29
Gambar 2.3 Ringkasan Pemahaman tentang Aset Tetap 35

Gambar 2.4 Ringkasan Pemahaman tentang Aset Tetap Tak berwujud 42


Gambar 2.5 Klasifikasi Imbalan Kerja 43

Gambar 2.6 Perbedaan Iuran Pasti dan Imbalan Pasti 45


Gambar 2.7 Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) 48

Gambar 2.8 Hubungan Transaksi Bisnis, SAK dan KUP 49


Gambar 2.9 Bentuk Hukum Penggabungan Usaha 52
Gambar 2.10 Bentuk Hukum Konsolidasi Usaha 52

Gambar 2.11 Bentuk Hukum Akuisisi Saham 53


Gambar 2.12 Akuisisi Terbalik 56
BAB 1

PENDAHULUAN

Deskripsi Mata Ajar


Praktikum ini berhubungan dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja
yang dibutuhkan dalam menguasai teori, pencatatan transaksi dan menyusun
laporan keuangan konsolidasi.
Metode pembelajaran praktikum ini adalah: Self learning, Active learning,
collaborative learning, problem/project based learning. Pelaksanaan praktikum
dilakukan secara tutorial, praktik/demonstrasi, dan tugas mandiri.Tujuan
Pembelajaran

Tujuan Pembelajaran
Capaian pembelajaran praktikum akuntansi perusahaan dagang adalah:

NO DESKRIPSI
1 Mahasiswa mampu menguasai teori-teori dan melakukan pencatatan transaksi PSAK 14.
2 Mahasiswa mampu menguasai teori-teori dan melakukan pencatatan transaksi PSAK 16.
3 Mahasiswa mampu menguasai teori-teori dan melakukan pencatatan transaksi PSAK 19.
4 Mahasiswa mampu menguasai teori-teori dan melakukan pencatatan transaksi PSAK 24.
5 Mahasiswa mampu menguasai teori-teori dan melakukan pencatatan transaksi PSAK 46
(Deferred Tax dan Corporate Income Taxes).
6 Mahasiswa mampu menguasai teori-teori dan melakukan pencatatan transaksi PSAK 22.
7 Peserta mampu menyusun laporan keuangan konsolidasi.
Urutan Penyajian Materi Pembelajaran
Urutan penyajian materi pembelajaran untuk mencapai capaian pembelajaran adalah
sebagaiberikut:

Mengidentifikasi
latar belakang Teori dan Konsep Pemahaman contoh
perusahaan Dasar PSAK implementasi teori

Menyusun laporan Mengidentifikasi


konsolidasi Menyusun Jurnal kasus dan
perusahaan eliminasi memproses jurnal

Peralatan dan Perlengkapan


Peralatan dan perlengkapan yang diperlukan untuk untuk menyelesaikan tugas yang
diinstruksikan adalah:
a. Modul Tutorial;
b. Modul Kasus dan Lembar Kerja;
c. Kalkulator;
d. Alat Tulis kantor;
e. Dokumen sumber;
f. Komputer dengan Jaringan Internet;
g. Ms. Excel.
BAB 2
MATERI TUTORIAL

KONSEP DASAR PERUSAHAAN


Definisi
Secara umum, pengertian perusahaan adalah suatu badan hukum yang dibentuk oleh
sekelompok orang yang terlibat dalam menjalankan badan usaha dalam kapasitas komersial atau
industri.
Perusahaan juga dapat didefinisikan sebagai suatu lembaga dalam bentuk organisasi yang
dioperasikan dengan tujuan untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan motif untuk
memperoleh keuntungan.
Lini bisnis sebuah perusahaan biasanya akan menentukan struktur bisnis yang dipilih
perusahaan tersebut. Beberapa di antaranya; kemitraan, perseorangan, atau korporasi. Struktur bisnis
juga menunjukkan struktur kepemilikan perusahaan.
Pada umumnya, perusahaan bertempat di suatu bangunan fisik di lokasi tertentu dalam
menjalankan operasionalnya, memiliki catatan administrasi terkait produksi dan struktur biaya, serta
terdapat beberapa orang yang bertanggung jawab terhadap operasional dan risiko bisnis/ usaha.

Jenis peusahaan
1. Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa tidak memiliki persediaan barang untuk di pasarkan. Tetapi produk mereka
bersifat tidak berwujud seperti perusahaan dagang atau manufaktur.Produk mereka terlihat berupa
hasil jasa mereka. Sehingga dalam pencatatan akuntansi mereka hanya akan terlihat pada bagian
persediaan dan pembelian saja.
2. Perusahaan Dagang
Perusahaan dagang memperoleh produk persediaan dari supplier dalam bentuk bahan jadi untuk
di jual kembali. Perusahaan ini hanya melakukan penjualan kembali dan mengambil selisih
penjualan sebagai keuntungan bisnis.
3. Perusahaan Manufaktur
Perusahaan manufaktur memperoleh produk yang dibuat dari bahan mentah menjadi bahan baku
atau bahan jadi, untuk kemudian diolah sedemikian rupa menjadi produk dengan nilai jual yang
lebih tinggi dari bahan baku.Karena itu, penghitungan keuangannya akan jauh lebih rumit dari
perusahaan dagang.
Bentuk Perusahaan
1. Perseorangan
Perseorangan melakukan semua kegiatan usahanya sendiri, atau dengan kata lain, mengurus
semua urusan keuangan, produksi, pemasaran dan kegiatan usaha lainnya sendiri. Tentu saja,
otomatis tanggung jawab dibebankan seluruhnya kepada pemilik, karena yang memiliki semua
modal dan yang mengambil keputusan strategis adalah pemilik.
2. Partnership
Bentuk kerjasama antara dua belah pihak atas dasar kesepakatan dan rasa saling
membutuhkan dalam rangka meningkatkan kemampuan di suatu bidang usaha tertentu atau
tujuan tertentu, sehingga dapat memperoleh hasil yang lebih baik.
3. Perseroan (PT)
PT adalah badan usaha yang merupakan badan hukum. Artinya, PT dapat memiliki harta dan
kewajiban (hutang) sendiri.
Untuk mendirikan PT, dibutuhkan minimal 2 orang dan diwajibkan memiliki akta notaris
sebelum mendaftar dan mendapatkan pengesahan dari Kementerian Hukum dan HAM.
PT juga memiliki struktur organisasi yang jelas, yaitu direksi dan komisaris. PT memiliki 3
jenis modal, yaitu Modal Dasar, Modal Ditempatkan dan Modal Disetor.

Peran Laporan Keuangan Konsolidasi Bagi Perusahaan


Pada umumnya, laporan keuangan dibuat sebagai salah satu bentuk penyajian informasi
keuangan. Namun, secara khusus, laporan keuangan ini dibuat untuk melakukan konsolidasi
antar perusahaan induk dan anak perusahaan. Berikut ini adalah tujuan dari dibuatnya laporan
keuangan ini.
 Menyajikan informasi kepada stakeholder terkait.
 Memberikan informasi kepada pemilik dan manajemen perusahaan induk terkait kinerja
dan situasi keuangan anak perusahaan.
 Mempelajari dinamika dari anak perusahaan terhadap induk perusahaan dalam jangka
panjang.
 Tidak perlu membuat dokumen baru terkait laporan keuangan.
 Mengurangi dokumen.
Terlepas dari kelebihan dan keuntungan yang ada, laporan keuangan konsolidasi juga memiliki
kekurangan, yaitu:
 Karena laporan digabung menjadi satu, laporan keuangan ini menyebabkan catatan
laporan keuangan anak perusahaan sangat mungkin untuk terjadi kekurangan laporan.
 Tidak semua kinerja keuangan anak perusahaan disampaikan sehingga laporan yang
disajikan kurang baik.
 Rasio keuangan kurang mewakilkan rasio keuangan perusahaan secara induk dan anak
perusahaan.
Tahap utama dalam menyusun laporan keuangan ini adalah menggabungkan laporan keuangan
induk perusahaan dan anak perusahaan. Penggabungan ini menghitung tiap-tiap dari aktivitas
keuangan perusahaan. Laporan keuangan ini dapat dibuat dengan menjumlahkan akun sejenis
mulai dari aset, modal, kewajiban, beban, dan pendapatan.

Untuk menyusun sebuah laporan keuangan konsolidasi, berikut langkah yang perlu
dipersiapkan.
 Setiap transaksi antara induk dan anak perusahaan harus dicatat dan direkonsiliasi.
 Pendapatan dan beban yang ditransaksikan antara perusahaan induk dan anak perusahan
harus direkonsiliasi.
 Mengubah periode pelaporan keuangan induk dan anak perusahaan pada waktu yang
bersamaan.
 Laporan keuangan dipastikan agar sesuai dengan metode yang disusun untuk metode
akuntansi yang sama atau sejenis.
 Layaknya laporan keuangan biasa, pembuatan laporan keuangan ini terdiri dari neraca
(balance sheets), laporan laba rugi (income statements), laporan perubahan modal
(statement of change equity), dan laporan arus kas (cash flow statements).

Sebelum membuat laporan keuangan ini, perlu dilakukan proses identifikasi. Perusahaan induk
akan berupaya untuk menjangkau seluruh anak perusahaan. Hal ini bertujuan untuk
menghindari kesalahan dan kelalaian.
 Pastikan selisih laporan laba rugi sudah diatur dan dijelaskan.
 Eliminasi setiap penghasilan dan dividen milik anak perusahaan.
 Pastikan saldo awal di anak perusahaan sudah kembali ke jumlah semula.
 Lakukan alokasi dan amortisasi ketika terjadi perbedaan nilai antar individu di
perusahaan.
 Eliminasi saldo resiprokal seperti utang dan piutang, pendapatan dan beban, dan lain-
lain.

Pada materi selnajutnya akan dijelaskan mengenai akun-akun yang biasanya muncul dalam
transaksi sebuah perusahaan.

PSAK 14: PERSEDIAAN (INVENTORY)


Berdasarkan PSAK 14 Persediaan Par 02 , ruang lingkup PSAK ini meliputi seluruh persediaan,
kecuali:
a. Pekerjaan dalam proses yang timbul dalam kontrak konstruksi, termasuk kontrak jasa yang
terkait langsung (lihat PSAK 34: Kontrak Konstruksi).
b. Intrumen keuangan (lihat PSAK 50: Instrumen keuangan: Penyajian dan PSAK 55:
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran).
c. Aset biologis yang terkait dengan aktiitas agrikultur dan produk agrikultur pada titik panen
(lihat PSAK 69: Agrikultur).

PSAK 14 Persediaan tidak diterapkan untuk pengukuran persediaan yang dimiliki oleh:
a. Produsen agriculture dan kehutanan, produk agrikultur setelah panen, dan mineral dan
produk mineral, sepanjang persediaan tersebut diukur pada nilai realisasi neto sesuai
dengan praktik yang berlaku di Industri tersebut. Jika persediaan diukur pada nilai realisasi
neto, maka perubahan nilai tersebut diakui dalam laba rugi pada periode terjadinya.
b. Pialang-pedagang komoditi yang mengukur persediaanya pada nlai wajar dikurangi biaya
untuk menjual, jika perseidaan etrsebut diukur pada nilai wajar dikurangi biaya untuk
menjual, maka perusbahan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual diakui dalam laba
rugi pada periode terjadinya.

Definisi
a. Persediaan adalah aset:
 Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa;
 Dalam proses produksi untuk penjualan tersebut; atau
 Dalam bentuk badan datau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau
pemberian jasa.
b. Nilai realisasi neto adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha biasa dikurangi estimasi
biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk membuat penjualan.
c. Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan
dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antar pelaku pasar pada
tanggal pengukuran (PSAK 68: Pengukuran nilai wajar).

Pengukuran Persediaan.
Berdasarkan PSAK 14 par 09, persediaan diukur pada mana yang lebih rendah antara biaya
perolehan dan nilai realisasi neto.

Biaya persediaan terdiri dari seluruh biaya pembelian, biaya konversi, dan biaya lain yang
timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini. (PSAK 14 par 10)

Biaya pembelian persediaan meliputi harga beli, bea impor, pajak lainnya (selain yang dapat
ditagih kembali setelahnya oleh entitas kepada otoritas pajak), biaya pengangkutan, biaya
penanganan, dan biaya lainnya yang secara langsung dapat diatribusikan pada perolehan barang
jadi, bahan, dan jasa. Diskon dagang, rabat dan hal serupa lain yang dikurangkan dalam
menentukan biaya pembelian. (PSAK 14 par 11)

Biaya konversi persediaan meliputi biaya yang secara langsung terkait dengan unit yang
diproduksi, seperti biaya tenaga kerja langsung. Termasuk juga alokasi sistematis overhead
produksi tetap dan variable yang timbul dalam mengkonversi bahan menjadi barang jadi.
(PSAK 14 par 12)

Biaya lain yang termasuk dalam biaya persediaan hanya sepanjang biaya tersebut timbul agar
persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini. (PSAK 14 par 15).

Contoh Soal 1:
PT.AAA adalah perusahaan yang bergerak dalam usaha pabrik/manufaktur interior mobil,
berikut adalah data pembelian selama periode desember 20x3:
Pesanan material plastik untuk bahan baku IDR 1.000.000.000
Bea import IDR 20.000.000
Pajak pph 22 IDR 50.000.000
Biaya angkut IDR 10.000.000
Biaya bongkar muat IDR 5.000.000
Diskon IDR 20.000.000

Selama bulan desember biaya proses produksi terkait dengan material diatas adalah sbb:
Biaya tenaga kerja langsung IDR 300.000.000
Biaya variable overhead IDR 120.000.000
Biaya fixed overhead IDR 30.000.000
Biaya reject selama proses produksi IDR 25.000.000
Biaya reject barang jadi IDR 30.000.000

Persediaan diatas tidak terjual selama bulan desember dan pada bulan januari 20x4 PT AAA
akan menjual barang tersebut dengan margin 10% dari biaya persediaan diatas dengan estimasi
biaya penyelesaian (cost of completion) dan biaya penjualan (cost to sell) masing-masing
sebesar 5% dan 7% dari biaya persediaan diatas.

Diminta:
1. Berapakah biaya persediaan berdasarkan soal diatas?
2. Berapakah nilai realisasi bersih atas persediaan dibulan januari?
3. Apakah terdapat penyesuaian atas NRV terhadap biaya persediaan? Jika ada berapa? Dan
buatkan jurnal penyesuaiannya

Biaya Yang Dikeluarkan Dari Biaya Persediaan


Contoh–contoh biaya yang dikeluarkan dari biaya persediaan dan diakui sebagai beban dalam
periode terjadinya, adalah (PSAK 14 par 16):
1. Jumlah yang tidak normal atas pemborosan bahan, tenaga kerja, atau biaya produksi lainnya;
2. Biaya penyimpanan, kecuali biaya tersebut diperlukan dalam proses produksi sebelum
dilanjutkan pada tahap produksi selanjutnya;
3. Biaya administrasi dan umum yang tidak memberikan kontribusi untuk membuat persediaan
berada dalam kondisi dan lokasi saat kini; dan
4. Biaya penjualan.

Contoh Soal 2:
PT AAA adalah perusahaan yang bergerak dalam usaha pabrik/manufaktur interior mobil,
berikut adalah data pemeriksaan fisik persediaan pada akhir periode 31 Desember 20x8:

Data persediaan setelah pemeriksaan fisik:


Persediaan Sistem/GL Fisik Selisih Keterangan
Bahan Baku IDR 9.893.750.567 IDR 9.890.210.873 IDR 3.539.694 Note1
Bahan dalam proses IDR 2.567.753.475 IDR 2.202.053.475 IDR 365.700.000 Note2
Barang jadi IDR 2.615.793.934 IDR 2.614.693.934 IDR 1.100.000 Note3
Suku cadang IDR 617.517.899 IDR 617.517.899 0
Total IDR 370.339.694

Berdasarkan analisis dari team pemeriksaan persediaan diperoleh informasi sebagai berikut:
Note 1:
 Selisih bahan baku sebesar IDR 3.539.694 karena rusak. Bahan baku tersebut berupa box
untuk pengiriman barang jadi yang terkena air saat atap gudang bocor.

Note 2:
 Selisih bahan dalam proses sebesar IDR 365.700.000 dengan rincian sebagai berikut:
Kode Persediaan Qty Harga Jumlah Keterangan
LL-JB007-UK-001 100 IDR 100.000 (IDR 10.000.000) BOM Tertukar
LL-JB007-UK-001S 100 IDR 107.000 IDR 10.700.000 BOM tertukar
II-AA-001-MGL-09 1500 IDR 100.000 IDR 150.000.000 Reject proses
II-CSC-003-MLY-01 2.150 IDR 100.000 IDR 215.000.000 BOM vs Actual beda
Total IDR 365.700.000

 Untuk persediaan LL-JB007-UK-001 tertukar dengan penggunaan bahan LL-JB007-UK-


001S sehingga terdapat selisih IDR 700.000.
 Untuk material II-AA-001-MGL-09 terjadi reject saat proses vaccum sebesar IDR
150.000.000 yang belum dilaporkan di akhir bulan Desember sebagai reject proses (reject
proses ini adalah nilai normal yang sudah diperhitungkan dalam Bill of Material (BOM)).
 Untuk persediaan II-CSC-003-MLY-01 aktual pengerjaan dilakukan oleh operator yang
tidak terlatih sehingga terjadi pemborosan material glue (lem perekat) dengan total
pemborosan IDR 215.000.000.

Note 3:
 Selisih persediaan barang jadi adalah klaim pengiriman kembali barang reject di customers
selama bulan Desember yang belum dicatat.

Diminta:
1. Hitunglah selisih persediaan.
2. Buatlah jurnal penyesuaian atas selisih persediaan.

Biaya persediaan pemberian jasa (PSAK 14 par 19)


Sepanjang pemberi jasa memiliki persediaan, mereka mengukur persediaan tersebut pada biaya
produksinya. Biaya persediaan tersebut terutama terdiri dari biaya tenaga kerja dan biaya
personalia lainnya yang secara langsung menangani pemberian jasa, termasuk personalia
penyelia, dan overhead yang dapat diatribusikan.

Teknik pengukuran biaya (PSAK 14 par 21)


Teknik pengukuran biaya persediaan, seperti metode biaya standar atau metode eceran, demi
kemudahan dapat digunakan jika hasilnya mendekati biaya. Biaya standar memperhitungkan
tingkat normal penggunaan bahan dan perlengkapan, tenaga kerja, efisiensi dan utilitas
kapasitas. Biaya standard ditelaah secara regular dan jika diperlukan direvisi sesuai dengan
kondisi terakhir.

Rumus biaya (PSAK 14 par 23)


Biaya untuk persediaan yang secara umum tidak dapat ditukar dengan persediaan lain (not
ordinary interchangeable) dan barang jasa yang dihasilkan dan dipisahkan untuk proyek
tertentu diperhitungkan berdasarkan identifikasi khusus terhadap biayanya masing-masing.

Biaya persediaan, kecuali yang disebutkan dalam paragraph 23, dihitung dengan menggunakan
rumus biaya masuk pertama keluar pertama (MPKP/FIFO) atau rata – rata tertimbang
(average). Entitas menggunakan rumus biaya yang sama terhadap seluruh persediaan yang
memiliki sifat dan kegunaan yang sama. Untuk persediaan yang memiliki sifat dan kegunaan
yang berbeda, rumus biaya yang berbeda diperkenankan. (PSAK 14 par 25)

Nilai realisasi neto.


Biaya persediaan mungkin tidak akan diperoleh kembali jika persediaan rusak, seluruh atau
sebagian persediaan telah using, atau harga jualnya menurun. Biaya persediaan juga tidak akan
dipulihkan kembali jika estimasi biaya penyelesaian atau estimasi biaya untuk membuat
penjualan telah meningkat. Praktik penurunan nilai persediaan di bawah biaya perolehan
menjadi nilai realisasi neto konsisten dengan pandangan bahwa aset seharunsya tidak
dinyatakan melebihi jumlah yang diharapkan dapat direalisasi dari penjualan atau
penggunaannya. (PSAK 14 par 28)

Pengakuan sebagai beban.


Jika persediaan dijual, maka jumlah tercatat persediaan tersebut diakui sebagai beban pada
periode diakuinya pendapatan atas penjualan tersebut. Setiap penurunan nilai persediaan di
bawah biaya perolehan menjadi nilai realisasi neto dan seluruh kerugian persediaan diakui
sebagai beban pada periode terjadinya penurunan atau kerugian tersebut. Setiap pemulihan
kembali penurunan nilai persediaan karena peningkatan kembali nilai realisasi neto, diakui
sebagai pengurangan terhadap jumlah beban persediaan pada periode terjadinya pemulihan
tersebut.
RINGKASAN PEMAHAMAN PERSEDIAAN
Gambar 2.1

Persediaan diukur pada mana yang lebih rendah antara biaya perolehan persediaan dan nilai realisasi
bersih

Biaya persediaan vs NRV


Biaya persediaan = Biaya pembelian + Biaya Nilai Realisasi Bersih (NRV) = Estimasi
V
konversi + Biaya lain hargajual (-) Estimasi biaya penyelesaian
(-) Biaya penjualan

Biaya pembelian persediaan meliputi:


Harga beli
Bea impor
Pajak lainnya (kecuali yang dapat
ditagih kembali)
Biaya pengangkutan Biaya yang dikeluarkan dari
Biaya penanganan biayapersediaan meliputi:
Biaya lainnya yang secara langsung
dapat diatribusikan pada perolehan - Jumlah pemborosan
barang jadi, bahan dan jasa bahan,tenaga kerja atau
Dikurangi: biaya produksi lainnya
Diskon, rabat dan hal lain yang serupa.
yang tidaknormal.
- Biaya penyimpanan,
kecualibiaya tersebut
diperlukan dalam proses
Biaya konversi Biaya–biayalain
meliputi: hanyadibebankan produksi sebelum
Biaya yang secara sebagai biaya dilanjutkan pada tahap
langsung terkait persediaan produksi berikutnya
dengan unit yang sepanjang biaya - Biaya admin yang tidak
diproduksi. tersebut timbulagar memberikan kontribusi
Termasuk alokasi persediaanberada untukmembuat persediaan
overhead dalam dalam
mengkonversi Kondisi danlokasi
menjadi barang saat ini.
jadi.
Biaya persediaan > NRV = Impairment

Charge to
COGS

Jika terjadi pemulihan kembali Nilai pemulihan kembali yang


(NRV > Biaya persediaan) dibebankan (negative) ke COGS tidak
lebih besar dariimpairment sebelumnya

PSAK 16: ASET TETAP (FIXED ASSET)


Setelah mempelajari materi ini diharapkan peserta mampu menguasai dan mengimplementasikan
teori dan konsep dasar PSAK 16 mengenai aset tetap (fixed asset).
Definisi (PSAK 16 par 06)
a. Aset tetap/Property plant and equipments adalah aset berwujud yang :
 dimiliki untuk digunakan atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada
pihak lain, atau untuk tujuan administrative; dan
 diperkirakan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.
b. Biaya perolehan atau Acquisition cost adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan
atau nilai wajar dari imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh suatu aset pada saat
perolehan atau konstruksi atau, jika dapat diterapkan, jumlah yang diatribusikan pada aset
ketika pertama kali diakui sesuai dengan persyaratan tertentu dalam PSAK lain, contohnya
PSAK 53: Pembayaran berbasis saham.
c. Jumlah tercatat atau Carrying Value adalah jumlah suatu aset diakui setelah dikurangi
akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai.
d. Jumlah terpulihkan atau Recoverable Amount adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai
wajar dikurangi biaya untuk menjual (fair value less cost to sale) dan nilai pakainya (value
in use).
e. Jumlah tersusutkan atau Depreciated Value adalah biaya perolehan aset, atau jumlah lain
yang merupakan pengganti biaya perolehan, dikurangi nilai residu nya.
f. Nilai wajar atau Fair Value adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau
harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara
pelaku pasar pada tanggal pengukuran (PSAK 68: Pengukuran nilai wajar).
g. Nilai residual atau Residual Value dari aset adalah estimasi jumlah yang dapat diperoleh
entitas saat ini dari pelepasan aset, setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan, jika aset
tersebut mencapai umur dan kondisi yang diperkirakan pada akhir umur manfaatnya.
h. Nilai spesifik entitas atau Specific Value of Entity adalah nilai kini dari arus kas yang
diharapkan entitas timbul dari penggunaan aset secara berkelanjutan dan dari pelepasan aset
tersebut pada akhir umur manfaatnya atau diharapkan terjadi ketika penyelesaian liabilitas.
i. Penyusutan atau Depreciation adalah alokasi sistematis jumlah tersusutkan dari aset
selama umur manfaatnya.
j. Rugi penurunan nilai atau Impairment Loss adalah jumlah yang merupakan selisih lebih
jumlah tercatat aset atas jumlah terpulihkannya.
k. Umur manfaat atau Useful life adalah:
 Periode aset diperkirakan dapat digunakan oleh entitas; atau
 Jumlah produksi atau unit serupa dari aset yang diperkirakan akan diperoleh dari aset
entitas.

Contoh Soal 1 (Pemahaman Definisi)
PT AAA membeli sebuah mesin pembuat busa (foam) pada tanggal 15 Januari 2017 dengan
rincian sebagai berikut:
 Biaya pembelian mesin IDR 700.000.000
 Bea masuk IDR 50.000.000
 Biaya pengiriman IDR 15.000.000
 Biaya instalasi IDR 10.000.000
 Pajak pertambahan nilai IDR 70.000.000
Dari biaya tersebut di atas PT AAA mencatat biaya perolehan sebesar IDR 775.000.000 (PPN
tidak termasuk karena dapat dikreditkan).
Manajemen melakukan estimasi yang diperlukan untuk mengukur pengakuan aset tersebut
sebagai berikut:
 Nilai sisa aset setelah disusutkan (residual) diperkirakan sebesar IDR 7.000.000 (nilai ini
berasal nilai scrap mesin jika tidak digunakan lagi dikalikan dengan berat mesin tersebut).
 Para insinyur di pabrik memperkirakan aset tersebut dapat digunakan sampai dengan 10
tahun penggunaan (Umur ekonomis) atau setara dengan 1.000.000 unit hasil produksi.
 Manajemen akan melakukan reviu secara periodic terhadap aset tersebut di setiap 3 tahun
penggunaan untuk memastikan penggunaan asumsi manajemen sesuai dengan fakta
manfaat penggunaan aset tersebut. Manajemen menggunakan asumsi reviu periodic
selama 3 tahun dikarenakan manajemen berasumsi perubahan nilai aset akan mungkin
signifikan setelah penggunaan selama 3 tahun (dibawah 3 tahun belum ada perubahan
signifikan atas aset tsb).
Note: diasumsikan fair value aset setelah 6 tahun penggunaan sebesar IDR 250.000.000
dan biaya penjualan jika aset tersebut dijual adalah IDR 5.000.000.
Diminta:
Berdasarkan kasus diatas anda diminta untuk:
1. Menghitung apakah terdapat penurunan nilai pada periodik pertama
2. Menghitung apakah terdapat penurunan nilai pada periodik kedua
3. Menghitung nilai buku mesin pada periodik ketiga (6 tahun penggunaan)

Contoh Soal 2 (Pemahaman Definisi)


Jika perusahaan melakukan sewa atas aset tersebut nilai sewa aset tersebut selama sebulan
sebesar IDR 5.000.000 atau setara dengan nilai penggunaan (value in use) IDR 240.000.000
selama 4 tahun (sisa umur ekonomis aset).
Dari asumsi nilai wajar aset setelah dikurangi biaya menjual dibandingkan dengan nilai
penggunaan (value in use) diperoleh nilai terpulihkan (recoverable amount) sebesar IDR
245.000.000 (yang mana lebih besar antara value in use dengan nilai wajar aset setelah
dikurangi biaya untuk menjual).
Diminta:
Berdasarkan kasus yang disajikan diatas anda diminta untuk menghitung apakah terdapat
penurunan nilai.

Permasalahan dalam Aset Tetap


Permasalahan dalam aset tetap dapat digambarkan dalam tabel berikut:
Permasalahan Dalam Aset Tetap

Permasalahan aset tetap


1. Pengakuan awal
a. Biaya perolehan awal dan komponennya
b. Biaya setelah perolehan awal
2. Pengukuran setelah pengakuan awal
a. Model biaya perolehan / Cost model
b. Revaluasi model / Revaluation model (proporsional dan eliminasi)
3. Reviu periodik atas estimasi manajemen.
a. Metode penyusutan
b. Masa manfaat
c. Nilai residual
4. Pertukaran aset
a. Terdapat substansi komersial (laba rugi diakui)
b. Tidak terdapat substansi komersial (laba rugi tidak diakui)
5. Penurunan nilai aset
a. Impairment = Carrying value > Recoverable amount
b. Recoverable amount = yang mana lebih besar dari (Fair value less cost to sales VS
Value in use)

Pengakuan Awal Aset Tetap (PSAK 16 par 07)


Biaya perolehan aset tetap diakui (prinsip pengakuan) sebagai aset jika dan hanya jika:
 Kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomi masa depan dari aset
tersebut (future benefit); dan
 Biaya perolehannya dapat diukur dengan andal (measurable)

Dari penjelasan di atas diperoleh kata kunci untuk pengakuan perolehan aset tetap yaitu future
benefit dan measurable. Sehingga dapat disimpulkan setiap pengeluaran sumber daya
perusahaan yang memiliki future benefit yang measurable dapat diakui sebagai aset tetap.
Contoh Soal 3 (Pemahaman Definisi)
PT AAA melakukan pembelian atas aset selain tanah dan bangunan yang teridentifikasi
memiliki wujud fisik berupa peralatan pabrik dengan nilai IDR 50 juta yang akan dibayar
dalam jangka waktu 30 hari dan dilakukan pembayaran secara transfer via Bank BCA atas
nama PT AAA (kebijakan perusahaan atas pengakuan aset tetap adalah pembelian aset
dengan nilai lebih dari IDR 5 juta).
Diminta:
Berdasarkan kasus yang disajikan diatas anda diminta membuat jurnal yang diperlukan untuk
pengakuan aset atas pengeluaran sumber daya yang memiliki future benefit yang measurable.

Biaya Perolehan Awal dan Komponennya


Biaya perolehan aset tetap adalah setara harga tunai pada tanggal pengakuan. Jika pembayaran
ditangguhkan melampaui jangka waktu kredit normal, maka perbedaan antara biaya tunai dan
total pembayaran diakui sebagai beban bunga selama periode kredit kecuali beban bunga
tersebut dikapitalisasi sesuai dengan PSAK 26: Biaya pinjaman.
Setelah pengeluaran sumber daya dari perusahaan masuk kriteria pengakuan sebagai aset tetap,
pengukuran atas pengakuan aset tetap tersebut diukur pada biaya perolehannya.
Elemen biaya perolehan (PSAK 16 par 16):

a. Harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak dapat
dikreditkan setelah dikurangi diskon dan potongan lainnya. (Acquisition cost except
creditabel tax).
b. Setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi
dan kondisi yang diinginkan supaya aset tersebut siap digunakan sesuai dengan intensi
manajemen. (Direct attribution costs).
c. Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset
tetap, kewajiban tersebut timbul ketika aset tetap diperoleh atau sebagai konsekuensi
penggunaan aset tetap selama periode tertentu untuk tujuanselain untuk memproduksi
persediaan selama periode tersebut. (Restoration obligation).

Contoh biaya yang dapat diatribusikan secara langsung (direct attribution costs) adalah:
a. Biaya imbalan kerja (sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 24: Imbalan kerja) yang
timbul secara langsung dari konstruksi atau perolehan aset tetap;
b. Biaya penyiapan lahan untuk pabrik;
c. Biaya penanganan dan penyerahan awal;
d. Biaya instalasi dan perakitan;
e. Biaya pengujian aset apakah aset berfungsi dengan baik, setelah dikurangi hasil neto
penjualan setiap produk yang dihasilkan sehubungan dengan pengujian tersebut
(seperti contoh hasil dari peralatan yang sedang diuji); dan
f. Fee professional.
Contoh biaya yang bukan merupakan biaya perolehan aset tetap adalah:
a. Biaya pembukaan fasilitas baru;
b. Biaya pengenalan produk atau jasa baru (termasuk biaya iklan dan aktivitas promosi);
c. Biaya penyelenggaraan bisnis di lokasi baru atau kelas pelanggan baru (termasuk biaya
pelatihan staff);
d. Biaya administrasi dan biaya overhead umum lain;
e. Biaya yang terjadi ketika aset telah mampu beroperasi sesuai dengan intensi
manajemen namun belum digunakan atau masih beroperasi di bawah kapasitas penuh;
f. Kerugian awal operasi, seperti ketika permintaan terhadap output masih rendah; dan
g. Biaya relokasi atau reorganisasi sebagian atau seluruh operasi entitas.
h. Pengakuan biaya dalam jumlah tercatat aset tetap dihentikan ketika aset tetap tersebut
berada pada lokasi dan kondisi yang diperlukan supaya aset siap digunakan sesuai
dengan intensi manajemen.

Acquisition Costs + Direct Attribution Costs + Restoration Obligation


Tgl aset Tgl aset siap digunakan
diperoleh sesuai intensi
manajemen

Contoh Soal 4 (Perolehan Awal dan Komponen Aset Tetap)


PT AAA bergerak di bidang konstruksi, akan membangun kantor di Cikarang untuk
usahanya, proyek pembangunan kantor baru ini mengikutsertakan karyawan internal
perusahaan dengan total karyawan yang dikaryakan untuk pembangunan kantor baru
sebanyak 30 orang karyawan (level operator sampai manager), proyek ini direncanakan
dimulai tanggal 1 Januari 2017 dan akan selesai 31 Desember 2020 (empat tahun
pembangunan) dengan rincian perencanaan biaya sebagai berikut:
 Biaya perolehan tanah IDR 5.000.000.000
 Biaya pembongkaran bangunan lama IDR 99.000.000
 Biaya keruk dan pematangan tanah IDR 250.000.000
 Biaya konstruksi bangunan (sudah termasuk gaji karyawan yang dikaryakan)
a) Tahun pertama IDR 1.200.000.000
b) Tahun kedua IDR 1.450.000.000
c) Tahun ketiga IDR 1.570.000.000
d) Tahun keempat IDR 2.300.000.000

Karena tidak adanya karyawan yang cukup kompeten untuk desain kantor baru,
perusahaan melakukan kontrak jasa dengan pihak konsultan desain interior & eksterior
dengan nilai kontrak tetap IDR 500.000.000.Seluruh pembangunan gedung baru tidak
menggunakan sumber dana pinjaman dari pihak manapun karena PT AAA telah membuat
provisi anggaran perolehan aset dari tahun sebelumnya.Pendapatan atas penjualan puing
bangunan lama IDR 25.000.000 dan biaya pengurusan HGB saat perolehan tanah IDR
1.000.000.000 yang berlaku selama 30 tahun dan dapat diperpanjang setiap 30 tahun.

Pada akhir tahun 2017 sampai dengan tahun 2020 diperoleh laporan aktuarial atas
karyawan tetap yang dikeluarkan untuk pembangunan gedung kantor sebagai berikut:
Keterangan Tahun Jumlah (IDR)
Imbalan kerja – manfaat pasti 2017 150.000.000
Imbalan kerja – manfaat pasti 2018 165.000.000
Imbalan kerja – manfaat pasti 2019 181.500.000
Imbalan kerja – manfaat pasti 2020 199.650.000
Total 696.150.000

Pada proses pembangunan, dikarenakan terbatasnya lokasi PT AAA menyewa tanah


disebelah lokasi pembangunan untuk menyimpan bahan bangunan yang akan digunakan
selama masa pembangunan dengan nilai sewa selama 4 tahun IDR 500.000.000 dengan syarat
perjanjian sewa bahwa lokasi tersebut harus dikembalikan seperti kondisi semula ketika PT
AAA telah selesai pembangunan gedung kantor baru nya. Biaya restorasi tersebut diestimasi
sebesar IDR 300.000.000 pada tahun keempat dengan estimasi suku bunga 7,5%. Alokasi
biaya sewa diasumsikan 25% tanah dan 75% bangunan.
Pada tanggal yang telah direncanakan gedung baru kantor PT AAA telah selesai. Untuk
merayakan gedung kantor baru serta mempromosikan bisnis perusahaan PT AAA melakukan
perayaan kantor baru dengan mengundang seluruh perusahaan di sekitar kawasan industri
Cikarang beserta para partner bisnis PT AAA (Supplier dan Konsumen) yang acara tersebut
dilaksanakan pada 2 Januari 2021. Total biaya perayaan tersebut IDR 350.000.000.
Diminta:
Berdasarkan kasus diatas anda diminta untuk:
1. Menghitung biaya perolehan gedung
2. Menghitung dan membuat jurnal pengakuan awal kewajiban restorasi
3. Menghitung bagaimana pengukuran setelah pengakuan awal

Contoh Soal 5 (Biaya Setelah Perolehan Awal)


PT AAA memiliki mesin vacuum produksi dengan nilai perolehan IDR 700.000.000
dengan estimasi manajemen rinci sebagai berikut:
 Nilai residual IDR 10.000.000
 Umur ekonomis 5 tahun
 Metode penyusutan Garis lurus

Mesin tersebut diperoleh pada 1 Januari 2015 dengan nilai buku (Carrying value) pada
tanggal 31 Desember 2017 sebagai berikut:
Harga perolehan (Acquisition cost) IDR 700.000.000
Akumulasi penyusutan (Accumulated depreciation) (IDR 414.000.000)
Nilai buku (Carrying value) IDR 286.000.000
Pada akhir tahun 2017 ditemukan terdapat kerusakan komponen dinamo mesin vacuum
yang memerlukan penggantian spare part, nilai komponen dinamo mesin tersebut senilai 10%
dari total nilai mesin (berdasarkan asumsi engineer perusahaan). PT AAA membeli
komponen baru dengan nilai IDR 95.000.000 (sudah termasuk ongkos pasang).
Diminta:
Berdasarkan kasus yang disajikan pada bagian 3.2.1 anda diminta untuk menyajikan bagaimana
seharusnya PT AAA
1. Mengakui, mengukur, dan mencatat transaksi biaya selanjutnya setelah perolehan awal
2. Menilai penggantian komponen mesin menambah kapasitas mesin atau memperpanjang
umur ekonomis mesin.

Pengukuran setelah pengakuan awal (PSAK 16 par 29 – 42)


Entitas memilih model biaya atau model revaluasi sebagai kebijakan akuntansinya dan
menerapkan kebijakan tersebut terhadap seluruh aset tetap dalam kelas yang sama.

1. Model Biaya (Cost model)


Setelah pengakuan sebagai aset, aset tetap dicatat pada biaya perolehan dikurangi
akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai.

2. Model revaluasian (Revaluation model)


Setelah pengakuan sebagai aset, aset tetap yang nilai wajarnya dapat diukur secara andal
dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasian dikurangi
akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai setelah tanggal revaluasi.

Revaluasi dilakukan dengan keteraturan yang cukup regular untuk memastikan bahwa jumlah
tercatat tidak berbeda secara material dengan jumlah yang ditentukan dengan menggunakan
nilai wajar pada akhir periode pelaporan.

Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka seluruh aset tetap dalam kelas yang sama harus
direvaluasi.

Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi, maka kenaikan tersebut diakui dalam
penghasilan komprehensif lain dan terakumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus revaluasi.
Akan tetapi, kenaikan tersebut diakui dalam laba rugi hingga sebesar jumlah penurunan nilai
aset yang sama akibat revaluasi yang pernah diakui sebelumnya dalam laba rugi.

Jika jumlah tercatat aset turun akibat revaluasi, maka penurunan tersebut diakui dalam laba
rugi. Akan tetapi, penurunan nilai tersebut diakui dalam penghasilan komprehensif lain
sepanjang tidak melebihi saldo surplus revaluasi untuk aset tersebut. Penurunan nilai yang
diakui dalam penghasilan komprehensif lain tersebut mengurangi jumlah akumulasi dalam
ekuitas pada bagian surplus revaluasi.

Jika entitas mengubah kebijakan akuntansi dari model biaya ke model revaluasi dalam
pengukuran aset tetap, maka perubahan tersebut berlaku secara prospektif.

Contoh Soal 6 (Model Biaya)


PT AAA pada tanggal 1 Januari 2016 membeli sebuah mesin produksi (satu paket) yang terdiri
dari 3 mesin yaitu mesin vacuum, mesin cutting, dan mesin injection dengan total nilai mesin
produksi tersebut sebesar IDR 3.570.000.000 (sudah termasuk biaya instalasi dan pengiriman
sampai mesin siap untuk digunakan) dengan rincian terpisah sebagai berikut:
a. Mesin vacuum IDR 550.000.000, nilai residual IDR 10.000.000
b. Mesin cutting IDR 1.010.000.000, nilai residual IDR 10.000.000
c. Mesin injection IDR 2.010.000.000, nilai residual IDR 60.000.000

Nilai residual yang ditetapkan oleh manajemen berdasar nilai pasar besi bekas pada tanggal
perolehan. Umur ekonomis mesin tersebut ditetapkan selama 10 tahun (berdasarkan estimasi
umur ekonomis dari para insinyur mesin perusahaan).

PT AAA menggunakan metode garis lurus untuk penyusutan mesin tersebut.


Model biaya:
Keterangan Mesin Vacuum Mesin Cutting Mesin Injection
Harga perolehan IDR 550.000.000 IDR 1.010.000.000 IDR 2.010.000.000
Nilai residual IDR 10.000.000 IDR 10.000.000 IDR 60.000.000
Umur ekonomis 10 10 10
Metode penyusutan Garis lurus Garis lurus Garis lurus
Model perolehan Model biaya Model biaya Model biaya
Nilai tersusutkan IDR 540.000.000 IDR 1.000.000.000 IDR 2.000.000.000
Biaya penyusutan per tahun IDR 54.000.000 IDR 100.000.000 IDR 200.000.000
Biaya penyusutan per bulan IDR 4.500.000 IDR 8.333.333 IDR 16.666.666
Penyusutan tahun pertama IDR 54.000.000 IDR 100.000.000 IDR 200.000.000
Penyusutan tahun kedua IDR 54.000.000 IDR 100.000.000 IDR 200.000.000
Penyusutan tahun ketiga IDR 54.000.000 IDR 100.000.000 IDR 200.000.000
Penyusutan tahun keempat IDR 54.000.000 IDR 100.000.000 IDR 200.000.000
Penyusutan tahun kelima IDR 54.000.000 IDR 100.000.000 IDR 200.000.000
Penyusutan tahun keenam IDR 54.000.000 IDR 100.000.000 IDR 200.000.000
Penyusutan tahun ketujuh IDR 54.000.000 IDR 100.000.000 IDR 200.000.000
Penyusutan tahun IDR 54.000.000 IDR 100.000.000 IDR 200.000.000
kedelapan
Penyusutan tahun IDR 54.000.000 IDR 100.000.000 IDR 200.000.000
kesembilan
Penyusutan tahun IDR 54.000.000 IDR 100.000.000 IDR 200.000.000
kesepuluh

Pada tanggal 31 Desember 2020 (5 tahun setelah penggunaan) perusahaan melakukan reviu
ulang secara periodik atas aset tetapnya dengan hasil reviu sebagai berikut:
Nilai jual masing – masing aset mesin:
a. Mesin vacuum IDR 120.000.000
b. Mesin cutting IDR 510.000.000
c. Mesin injection IDR 1.000.000.000
Biaya penjualan untuk seluruh aset tersebut sampai aset dapat terjual sebesar IDR 30.000.000.
Nilai jual bersih masing – masing aset setelah dikurangi biaya menjual:
a. Mesin vacuum IDR 110.000.000
b. Mesin cutting IDR 500.000.000
c. Mesin injection IDR 990.000.000

PT AAA juga membuat analisa jika perusahaan melakukan sewa mesin tersebut, dengan value
in use masing – masing aset tersebut adalah sebagai berikut:
a. Biaya sewa setahun untuk mesin vacuum IDR 24.000.000, Value in use selama 5 tahun
(2021 – 2026) IDR 120.000.000
b. Biaya sewa setahun untuk mesin cutting IDR 50.000.000, Value in use selama 5 tahun
(2021 – 2026) IDR 250.000.000
c. Biaya sewa setahun untuk mesin injection IDR 120.000.000, Value in use selama 5 tahun
(2021 – 2026) IDR 600.000.000
Diminta:
Berdasarkan kasus diatas anda diminta untuk:
a. Menentukan nilai terpulih atas aset tetap mesin tersebut
b. Menghitung nilai buku 31 Desember 2020 masing-masing aset tetap
c. Menyajikan jurnal penurunan nilai aset tetap
d. Menghitung nilai buku 31 Desember 2020 masing-masing aset tetap setelah penurunan
nilai
Contoh Soal 7 (Model revaluasian)
Keterangan Mesin Vacuum Mesin Cutting Mesin Injection
Harga perolehan IDR 550.000.000 IDR 1.010.000.000 IDR 2.010.000.000
Nilai residual IDR 10.000.000 IDR 10.000.000 IDR 60.000.000
Umur ekonomis 10 10 10
Metode penyusutan Garis lurus Garis lurus Garis lurus
Model perolehan Model revaluasi Model revaluasi Model revaluasi
Nilai tersusutkan IDR 540.000.000 IDR 1.000.000.000 IDR 2.000.000.000
Biaya penyusutan per tahun IDR 54.000.000 IDR 100.000.000 IDR 200.000.000
Biaya penyusutan per bulan IDR 4.500.000 IDR 8.333.333 IDR 16.666.666
Pada tanggal 31 Desember 2018 (3 tahun setelah penggunaan) perusahaan melakukan reviu
terhadap nilai wajar aset tetap (manajemen melakukan reviu periodik dalam jangka waktu 3
tahun karena manajemen berasumsi bahwa nilai wajar aset tetap berubah signifikan setelah 3
tahun penggunaan aset tetap). Nilai pasar aset saat penilaian ulang adalah sebagai berikut:
a. Mesin vacuum IDR 425.000.000
b. Mesin cutting IDR 750.000.000
c. Mesin injection IDR 1.500.000.000
Pada tanggal 31 Desember 2020 (5 tahun setelah penggunaan) perusahaan melakukan reviu
ulang secara periodik atas aset tetapnya dengan hasil reviu sebagai berikut:
Nilai jual masing – masing aset mesin:
a. Mesin vacuum IDR 120.000.000
b. Mesin cutting IDR 510.000.000
c. Mesin injection IDR 1.000.000.000
Biaya penjualan untuk seluruh aset tersebut sampai aset dapat terjual sebesar IDR 30.000.000.
Nilai jual bersih masing – masing aset setelah dikurangi biaya menjual:
a. Mesin vacuum IDR 110.000.000
b. Mesin cutting IDR 500.000.000
c. Mesin injection IDR 990.000.000
PT AAA juga membuat analisa jika perusahaan melakukan sewa mesin tersebut, dengan value
in use masing – masing aset tersebut adalah sebagai berikut:
a. Biaya sewa setahun untuk mesin vacuum IDR 24.000.000, Value in use selama 5 tahun
(2021 – 2026) IDR 120.000.000
b. Biaya sewa setahun untuk mesin cutting IDR 50.000.000, Value in use selama 5 tahun
(2021 – 2026) IDR 250.000.000
c. Biaya sewa setahun untuk mesin injection IDR 120.000.000, Value in use selama 5
tahun (2021 – 2026) IDR 600.000.000
Diminta:
Berdasarkan kasus diatas anda diminta untuk:
a. Menghitung nilai buku masing-masing aset tetap pada tanggal review (31 Desember
2018).
b. Menyajikan jurnal laba revaluasi aset tetap.
c. Menghitung nilai buku masing-masing aset tetap pada tanggal review (31 Desember 2018)
setelah revaluasi aset.
d. Menghitung nilai terpulihkan atas aset tetap mesin setelah 5 tahun penggunaan (31
Desember 2020).
e. Menghitung nilai buku 31 Desember 2020masing - masingaset tetap.
f. Menghitung dan menyajikan jurnal penurunan nilai aset tetap.
g. Menghitung nilai buku 31 Desember 2020 masing-masing aset tetap setelah penurunan
nilai.
Reviu periodik atas estimasi manajemen. (PSAK 16 par 43 – 61)
1. Penyusutan.
Setiap bagian dari aset tetap yang memiliki biaya perolehan cukup signifikan terhadap total
biaya perolehan seluruh aset tetap disusutkan secara terpisah.
Beban penyusutan untuk setiap periode diakui dalam laba rugi, kecuali jika beban tersebut
termasuk dalam jumlah tercatat aset lain.
2. Jumlah tersusutkan dan periode penyusutan
Jumlah tersusutkan dari suatu aset dialokasikan secara sistematis sepanjang umur
manfaatnya.
3. Nilai residu dan umur manfaat dari suatu aset ditelaah sekurang-kurangnya setiap akhir
tahun buku dan jika hasil kajian berbeda dengan estimasi akuntansi sebelumnya, maka
perbedaan tersebut dicatat sebagai estimasi akuntansi sesuai dengan PSAK 25
(perlakuannya dilakukan secara prospektif).
4. Metode penyusutan
Metode penyusutan yang digunakan mencerminkan pola pemakaian manfaat ekonomik
masa depan aset yang diharapkan oleh entitas.
Metode penyusutan yang diterapkan untuk suatu aset ditelaah paling sedikit setiap akhir
tahun buku dan, jika terjadi perubahan yang signifikan dalam pola pemakaian yang
diperkirakan atas manfaat ekonomik masa depan aset tersebut, maka metode penyusutan
diubah untuk mencerminkan perubahan pola tersebut. Perubahan metode penyusutan
dicatat sebagai perubahan estimasi akuntansi sesuai dengan PSAK 25 (perlakuannya
dilakukan secara prospektif).

Berdasarkan PSAK 16 manajemen harus melakukan reviu secara periodik (paling sedikit
setiap akhir tahun) terkait dengan metode penyusutan yang digunakan, masa manfaat aset tetap
dan nilai residual aset tetap. Semua asumsi yang digunakan tersebut dalam PSAK 16 dianggap
sebagai estimasi manajemen sehingga setiap perubahan yang dilakukan atas estimasi
manajemen harus diterapkan sesuai dengan PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan
Kebijakan Akuntansi, dan Kesalahan. Perubahan tersebut diperlakukan secara prospektif.

Contoh Soal 8 (Reviu Periodik atas Estimasi Manajemen)


PT AAA pada tanggal 1 Januari 2016 membeli sebuah mesin foam (mesin pembuat foam untuk
kursi) dengan rincian biaya perolehan sebagai berikut:
a. Harga beli mesin foam IDR 5.000.000.000
b. Biaya angkut dan instalasi IDR 250.000.000
c. PPh 22 impor dan PPN masukan masing – masing IDR 100.000.000 dan IDR
500.000.000.
Nilai residual yang ditetapkan oleh manajemen berdasar nilai pasar besi bekas pada tanggal
perolehan adalah sebesar IDR 50.000.000. Umur ekonomis mesin tersebut ditetapkan selama 10
tahun (berdasarkan estimasi umur ekonomis dari para insinyur mesin perusahaan).

PT AAA menggunakan model biaya dan metode garis lurus pada saat pertama kali perolehan
mesin tersebut.
Harga perolehan mesin:
Biaya pembelian mesin IDR 5.000.000.000
Biaya angkut dan instalasi sampai mesin dapat digunakan IDR 250.000.000
Total biaya perolehan IDR 5.250.000.000
Nilai residual IDR 50.000.000
Nilai tersusutkan IDR 5.200.000.000
Pada tanggal 31 Desember 2020 (5 tahun setelah penggunaan) pada saat nilai buku aset tetap
sebesar IDR 2.650.000.000 (termasuk nilai residual IDR 50.000.000) perusahaan melakukan
reviu ulang secara periodik atas aset tetapnya berdasarkan hasil reviu manajemen memutuskan
bahwa asumsi selama ini harus diperbaiki sehingga manajemen merubah metode penyusutan
atas mesin foam menjadi menurun berganda dengan rincian perhitungan sebagai berikut:
Metode saldo menurun berganda
Nilai buku 2.650.000.000 Tarif Akum Penyusutan Nilai buku
Tahun 6 1.060.000.000 40%
Tahun 7 636.000.000 40%
Tahun 8 381.600.000 40%
Tahun 9 228.960.000 40%
Tahun 10 293.440.000 40%

Diminta:
Berdasarkan kasus yang disajikan pada bagian 3.2.1 anda diminta untuk:
a. Menghitung penyusutan aset mesin foam sampai dengan akhir penggunaan.
b. Menghitung akumulasi penyusutan dan nilai buku melalui metode saldo menurun berganda
pada tabel yang disajikan.
c. Menentukan kebijakan manajemen yang diambil untuk nilai penyusutan aset.
Pertukaran aset (PSAK 16 par 24 – 26)
Satu atau lebih aset tetap mungkin diperoleh dalam pertukaran dengan aset moneter atau aset
nonmoneter atau kombinasi aset moneter dan nonmoneter. Biaya perolehan aset tetap tersebut
diukur pada nilai wajar, kecuali:
a. Transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial, atau
b. Nilai wajar aset yang diterima dan aset yang diserahkan tidak dapat diukur secara andal.

Jika aset yang diperoleh tidak dapat diukur pada nilai wajar, maka biaya perolehannya diukur
pada jumlah tercatat aset yang diserahkan.

Entitas menentukan apakah transaksi pertukaran memiliki substansi komersial dengan


mempertimbangkan sejauh mana arus kas masa depan yang diharapkan dapat berubah sebagai
akibat dari transaksi tersebut. Suatu transaksi pertukaran memiliki substansi komersial jika:
a. Konfigurasi (risiko, waktu dan jumlah) arus kas dari aset yang diterima berbeda dengan
konfigurasi arus kas dari aset yang diserahkan; atau
b. Nilai spesifik entitas dari bagian operasi entitas yang terpengaruh oleh transaksi berubah
sebagai akibat dari pertukaran; dan
c. Selisih di (a) dan (b) adalah relatif signifikan terhadap nilai wajar dari aset yang
dipertukarkan.
Untuk tujuan penentuan apakah transaksi pertukaran memiliki substansi komersial, nilai
spesifik entitas dari bagian operasi entitas yang terpengaruh oleh transaksi tersebut
mencerminkan arus kas sesudah pajak. Hasil analisis ini dapat menjadi jelas tanpa entitas
menyajikan perhitungan yang rinci.

Nilai wajar suatu aset dapat diukur secara andal jika:


a. Variabilitas dalam rentang pengukuran nilai wajar yang rasional untuk aset tersebut
adalah tidak signifikan; atau
b. Probabilitas dari beragam estimasi dalam rentang tersebut dapat dinilai secara rasional
dan digunakan dalam mengukur nilai wajar.
Jika entitas dapat mengukur nilai wajar secara andal, baik dari aset yang diterima atau
diserahkan, maka nilai wajar dari aset yang diserahkan digunakan untuk mengukur biaya
perolehan dari aset yang diterima, kecuali jika nilai wajar aset yang diterima lebih jelas.
Jika terdapat subtansi komersial dalam pertukaran aset tetap maka laba rugi atas pertukaran
tersebut diakui tetapi jika tidak terdapat subtansi komersial maka rugi atas transaksi pertukaran
tersebut diakui dan laba atas keuntungan pertukaran tidak diakui.

Ringkasan Pemahaman Pertukaran Aset


Gambar 2.2

Pertukaran memiliki subtansi komersial :


Mengakui keuntungan dan kerugian pertukaran segera
setelah transaksi pertukaran tersebut terjadi

Pertukaran tidakmemiliki subtansi komersial :


Menangguhkan keuntungan pertukaran aset dan
mengakui kerugian pertukaran segera setelah transaksi
pertukaran tersebut terjadi

Contoh Soal 9 (Pertukaran aset)


PT AAA memiliki mesin injection yang dibeli dari China pada tahun 2016 dengan rincian data
sebagai berikut:
Keterangan Mesin injection
Harga perolehan IDR 2.010.000.000
Nilai residual IDR 60.000.000
Umur ekonomis 10
Metode penyusutan Garis lurus
Model perolehan Model biaya
Nilai tersusutkan IDR 2.000.000.000
Biaya penyusutan per tahun IDR 200.000.000
Biaya penyusutan per bulan IDR 16.666.666
Pada 31 Desember 2020 PT AAA ingin fokus bisnis pada usaha utama perusahaan dan
mencoba melakukan relayout pabrik yang ada dengan memindahkan Divisi foam digedung baru
yang luasnya lebih kecil dibandingkan gedung sebelumnya, agar bisnis Divisi foam dapat terus
berjalan PT AAA melakukan pertukaran mesin foam dengan PT ABC (sister company dari
group Company) karena memiliki ukuran yang lebih kecil (asumsi perolehan masing-masing
aset di tanggal yang sama). Pada saat pertukaran terjadi PT AAA mengeluarkan kas sebesar
IDR 10.000.000 kepada PT ABC. Nilai wajar mesin foam PT ABC pada saat tanggal
pertukaran IDR 1.100.000.000.

Diminta:
Berdasarkan kasus diatas anda diminta untuk:
a. Buat tabel perhitungan penyusutan dan nilai buku aset sampai tahun ke-10
b. Menghitung dan menyajikan jurnal pertukaran aset

Penurunan nilai aset


1. Penurunan nilai & kompensasi nya (jika ada)
Penurunan nilai aset tetap diperlakukan sesuai dengan PSAK 48 : Penurunan Nilai aset.
Setiap kompensasi dari pihak ketiga untuk aset tetap yang mengalami penurunan nilai,
hilang atau dihentikan dimasukkan dalam laba rugi ketika kompensasi menjadi piutang.

2. Setiap pembelian atas kontruksi selanjutnya dari penggantian aset adalah peristiwa
ekonomik terpisah dan dicatat secara terpisah sebagai berikut:
a. Penurunan nilai aset tetap diakui sesuai dengan PSAK 48: Penurunan Nilai Aset;
b. Penghentian pengakuan aset tetap yang dihentikan atau dilepaskan ditentukan sesuai
dengan PSAK 16;
c. Kompensasi dari pihak ketiga untuk aset tetap yang mengalami penurunan nilai,
hilang atau dihentikan dimasukkan dalam laba rugi pada saat kompensasi menjadi
piutang dan;
d. Biaya perolehan aset tetap yang diperbaiki, dibeli, atau dikontruksi sebagai
penggantian ditentukan sesuai dengan PSAK 16.
Contoh Soal 10 (Penurunan nilai aset dan kompensasinya)
Pada tanggal 31 Desember 2020 terjadi kebakaran di pabrik PT AAA dengan total aset mesin
yang terbakar sebagai berikut:

Bangunan:
Biaya perolehan IDR 12.000.000.000
Akumulasi penyusutan (IDR 6.000.000.000)
Nilai buku IDR 6.000.000.000

Mesin vacuum:
Biaya perolehan IDR 550.000.000
Akumulasi penyusutan (IDR 270.000.000)
Nilai buku IDR 280.000.000

Mesin cutting:
Biaya perolehan IDR 1.010.000.000
Akumulasi penyusutan (IDR 500.000.000)
Nilai buku IDR 510.000.000

Mesin injection:
Biaya perolehan IDR 2.010.000.000
Akumulasi penyusutan (IDR 1.000.000.000)
Nilai buku IDR 1.010.000.000

Perusahaan mengasuransikan bangunan dan mesin tersebut dengan nilai kompensasi masing-
masing mesin sebagai berikut (nilai kompensasi diperhitungkan oleh pihak asuransi pada
tanggal 1 Februari 2021):

Bangunan IDR 5.000.000.000


Mesin vacuum IDR 350.000.000
Mesin cutting IDR 550.000.000
Mesin injection IDR 1.000.000.000
Total nilai kompensasi IDR 6.900.000.000

Setelah peristiwa kebakaran tersebut Nilai bangunan dan mesin dinilai oleh appraisal (pada
tanggal 3 Januari 2021) sebagai berikut:

Bangunan IDR 3.000.000.000


Mesin vacuum IDR 0
Mesin cutting IDR 0
Mesin injection IDR 0
Total nilai appraisal IDR 3.000.000.000

Pada tanggal 5 Januari 2021 PT AAA memulai konstruksi bangunan yang terbakar dan
melakukan pembelian singkat mesin bekas vacuum, cutting dan injection dengan nilai sebagai
berikut:
Konstruksi bangunan IDR 10.000.000.000
Mesin vacuum bekas IDR 375.000.000
Mein cutting bekas IDR 575.000.000
Mesin injection IDR 1.000.000.000
Konstruksi bangunan dibayar secara berkala kepada perusahaan kontraktor dengan pembayaran
dimuka 50% dari nilai kontrak dibayarkan pada 5 Januari 2021
Diminta:
Berdasarkan kasus diatas anda diminta untuk:
a. Membuat jurnal transaksi 3 Januari 2021
b. Membuat jurnal transaksi 5 Januari 2021
c. Membuat jurnal transaksi 1 Februari 2021

Penghentian Pengakuan
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya:
a. Pada saat pelepasan; atau
b. Ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomik masa depan yang diharapkan dari
penggunaan atau pelepasannya.
Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap dimasukkan
dalam laba rugi ketika aset tetap tersebut dihentikan pengakuannya (kecuali PSAK 30: Sewa
mensyaratkan perlakuan yang berbeda dalam transaksi jual dan sewa balik). Keuntungan tidak
boleh diklasifikasikan sebagai pendapatan.

Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap ditentukan
sebesar selisih antara jumlah hasil pelepasan neto, jika ada, dan jumlah tercatatnya.

Contoh Soal 11 (Perhentian Pengakuan)


PT AAA memiliki mesin water jet yang akan dihentikan pengakuannya pada 31 Desember
2017 dengan rincian nilai buku sebagai berikut:
Mesin water jet
 Biaya perolehan IDR 1.000.000.000
 Akumulasi penyusutan (IDR 990.000.000)
 Nilai residual IDR 10.000.000
Aset tersebut telah habis masa manfaatnya sehingga hanya menyisakan nilai sisa (residual
value).
Diminta:
Berdasarkan kasus diatas anda diminta untuk:
a. Membuat jurnal pelepasan sebagai barang bekas dengan nilai IDR 10.000.000 (sesuai
dengan nilai residual)
b. Membuat jurnal pelepasan sebagai mesin bekas dengan menjual kepada perusahaan yang
mau membeli dan memperbaiki kekurangan mesin yang ada dengan nilai IDR 15.000.000

Contoh Soal 12 (Aset Tetap Tersedia Untuk Dijual)


PT AAA mempunyai aset tetap yang diperoleh 1 Desember 20x4 pada biaya perolehan
Rp100juta. Nilai residu aset diestimasikan sebesar IDR 10.000.000 dan masa manfaat 10
tahun. Pada 1 Desember 20x7, aset tsb diklasifikasikan sebagai “aset dimiliki untuk dijual”.
Nilai wajar diestimasikan IDR 80.000.000 dan biaya untuk menjual adalah IDR 3.000.000.
Aset tersebut terjual pada 30 Juni 20x8 pada harga IDR 77.000.000.
Diminta:
Berdasarkan kasus diatas anda diminta untuk menganalisis bagaimana perlakuan akutansi pada
saat reklasifikasi asset tanggal 1 Desember 20x7 dan saat dijual serta bagaimana jurnalnya.
Gambar 2.3 Ringkasan Pemahaman Tentang Aset Tetap

Apakah transaksi perolehan masuk kriteria sebagai N


Pengakuan Dicatat sebagai biaya, aset
aset tetap (future benefit, measurable, tangible lain-lain (sesuai dengan
except land and building for generate income or kriterianya) selain aset tetap.
rental income) ???

Bagaimana cara perolehannya ???

Pembelian Pertukaran Pengukuran

Pembayaran di Tunai Apakah terdapat Kerugian pertukaran diakui


tangguhkan substansi komersial ??? segera, keuntungan
pertukaran ditangguhkan

Y
Selisih antara Akui seluruh
pembayaran pengeluaran untuk
ditangguhkan memperoleh aset
dengan nilai tetap kecuali pajak
tunai diakui yang dapat
sebagai biaya direstitusikan

Nilai perolehan Nilai perolehan

Entitas dapat memilih model Pengukuran


setelah
pengakuan awal

Model biaya Model revaluasian

Harga perolehan (-) Nilai revaluasian (-)


Akum penyusutan (-) Akum penyusutan (-)
Akum penurunan nilai Akum penurunan nilai

Penurunan nilai
Penurunan nilai Surplus revaluasi

Diakui di PL
Jika terdapat surplus Diakui di OCI
revaluasi di OCI maka
kurangi, jika rugi penurunan >
dari surplus revaluasi di OCI

Pemulihan kembali
35

Sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount) harus segera diakui
di PL dan tidak boleh melebihi nilai tercatat yang seharusnya diakui.
PSAK 19: ASET TAKBERWUJUD (INTANGIBLE ASSET)
Tujuan.
Berdasarkan PSAK 19 par 01 tujuan PSAK 19 “Aset takberwujud” adalah Untuk mengatur
perlakuan akuntansi untuk asset tak berwujud yang tidak diatur secara khusus dalam PSAK lain

Ruang lingkup.
Berdasarkan PSAK 19 par 02 ruang lingkup PSAK 19 “Aset takberwujud”, yang dikecualikan
dalam PSAK 19 adalah:
1. Aset tak berwujud yang diatur oleh PSAK lain
2. Aset keuangan yang didefinisikan dalam PSAK 50
3. Pengakuan dan pengukuran asset eksplorasi dan evaluasi PSAK 64
4. Pengeluaran atas pengembangan dan ekstraksi mineral, minyak, gas alam, dan sumber
daya tidak dapat diperbaharui lainnya.

Definisi (PSAK 19 par 08)


Aset tak berwujud adalah asset nonmoneter teridentifikasi tanpa wujud fisik
1. Aset
Aset adalah sumber daya yang:
a. Dikendalikan oleh entitas sebagai akibat peristiwa masa lalu; dan
b. Manfaat ekonomik masa depan dari asset tersebut diperkirakan mengalir ke entitas
2. Keteridentifikasian.(PSAK 19 par 12)
Suatu asset dikatakan teridentifikasi jika:
a. Dapat dipisahkan, yaitu dapat dipisahkan atau dibedakan dari entitas dan dijual,
dialihkan, dilisensikan, disewakan atau ditukarkan, baik secara individual atau bersama
dengan kontrak terkait, asset teridentifikasi, atau liabilitas teridentifikasi, terlepas
apakah entitas memiliki untuk melakukan hal tersebut; atau
b. Timbulnya dari hak kontraktual atau hak hukum lain, terlepas apakah hak tersebut
dapat dialihkan atau dipisahkan dari entitas atau dari hak dan kewajiban lain.

36
3. Pengendalian
Entitas mengendalikan asset jika entitas memiliki kemampuan untuk memperoleh
manfaat ekonomik masa depan yang timbul dari asset dan dapat membatasi akses pihak
lain dalam memperoleh manfaat ekonomik tersebut.
4. Manfaat ekonomik masa depan
Manfaat ekonomik masa depan yang timbul dari asset takberwujud dapat mencakup
pendapatan dari penjualan atau jasa, penghematan biaya, atau manfaat lain yang berasal
dari pengggunaan asset oleh entitas.
Pengembangan adalah penerapan temuan penelitian atau pengetahuan lain pada suatu
rencana atau rancangan produksi bahan baku, alat, produk, proses, system, atau jasa yang
baru atau yang mengalami perbaikan substansial, sebelum dimulainya produksi komersial
atau pemakaian.
Penelitian adalah penyelidikan asli dan terencana yang dilaksanakan dengan harapan
memperoleh pembaruan pengetahuan dan pemahaman teknis atas ilmu yang baru.

Pengakuan dan pengukuran


Pengakuan suatu pos sebagai asset takberwujud mensyaratkan entitas untuk menunjukkan
bahwa pos tersebut memenuhi:
a. Definisi asset takberwujud
b. Kriteria pengakuan. (PSAK 19 par 21-23)

Aset takberwujud diakui jika dan hanya jika: (PSAK 19 par 21)
a. Kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomik masa depan dari asset
tersebut; dan
b. Biaya perolehan asset tersebut dapat diukur secara andal.

Dalam menilai kemungkinan adanya manfaat ekonomik masa depan, entitas menggunakan
asumsi rasional dan dapat dipertanggungjawabkan yang merepresentasikan estimasi terbaik
manajemen atas kondisi ekonomik yang berlaku sepanjang umur manfaat asset tersebut. (PSAK
19 par 22)

Dalam menilai tingkat kepastian adanya manfaat ekonomik masa depan yang timbul dari
penggunaan asset takberwujud, entitas mempertimbangkan bukti yang tersedia pada saat

37
pengakuan awal asset takberwujud dengan memberikan penekanan yang lebih besar pada bukti
eksternal. (PSAK 19 par 23)

Aset takberwujud pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan. (PSAK 19 par 24)
Biaya perolehan asset takberwujud terdiri dari:
a. Harga beli, termasuk bea masuk dan pajak pembelian yang tidak dapat direstitusi, setelah
dikurangi diskon dan rabat; dan
b. Seluruh biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam mempersiapkan asset
untuk digunakan sesuai dengan intensinya.

Contoh biaya yang dapat diatribusikan secara langsung adalah


a. Biaya imbalan kerja yang timbul secara langsung ketika membawa asset dalam kondisi
siap digunakan.
b. Fee professional yang muncul secara langsung untuk membawa asset pada kondisi siap
digunakan; dan
c. Biaya untuk menguji apakah asset tersebut dapat berfungsi dengan baik.

Contoh dari pengeluaran yang tidak termasuk biaya asset takberwujud adalah
a. Biaya pengenalan produk atau jasa baru (termasuk biaya iklan dan kegiatan promosi)
b. Biaya penyelenggaraan bisnis di lokasi atau pelanggan baru (termasuk biaya pelatihan
karyawan); dan
c. Biaya administrasi dan biaya overhead umum lain.

Contoh Soal 1 (Aset Takberwujud Internal yang Tidak Dapat Dikapitalisasikan)


Setelah pemasangan Enterprise management system, PT AAA menginvestasikan sekitar Rp
2.000.000.000 untuk melatih semua pegawai dan menambah image perusahaan. Direktur PT
AAA berpendapat bahwa pengeluaran yang dilakukan tersebut dapat dikapitalisasi menjadi
asset takberwujud.
Diminta:
Berdasarkan kasus diatas anda diminta untuk mengidentifikasi apakah pendapat direktur tersebut
tepat?

38
Jenis Perolehan Aset Takberwujud:
1. Aset takberwujud yang dihasilkan secara internal
Untuk mengakui asset tak berwujud yang dihasilkan secara internal, maka dikelompokkan
menjadi dua tahap:
a. Tahap penelitian atau tahap riset:
Entitas tidak mengakui asset tak berwujud yang timbul dari penelitian (atau dari
tahapan penelitian pada proyek internal). Pengeluaran untuk penelitian (atau tahap
penelitian pada proyek internal) diakui sebagai BEBAN pada saat terjadinya.
b. Tahap pengembangan, dapat diakui sebagai asset tak berwujud jika memenuhi
SEMUA hal berikut:
 Kelayakan teknis
 Niat untuk menyelesaikan
 Kemampuan untuk menggunakan atau menjual aset
 Dapat menghasilkan manfaat ekonomi dimasa depan
 Kecukupan sumber daya teknis/keuangan untuk menyelesaikan
 Kemampuan mengukur secara handal pengeluaran

Contoh Soal 2 (Aplikasi Asset Takberwujud Yang Dihasilkan Secara Internal)


PT AAA mengikuti tender project baru pengadaan interior part kendaraan dengan PT
HMMI. Masa produksi produk tersebut adalah selama 5 tahun dengan rincian biaya setiap
tahap termasuk tahap memperoleh LOI (komitmen menjual) sampai dengan produksi masal
sebagai berikut:

No Keterangan Total Biaya


1 Tahap riset IDR 175.567.432
2 Tahap riset dan pengembangan IDR 275.897.654
3 Tahap pengembangan (belum mendapatkan LOI) IDR 321.876.954
4 Tahap pengembangan (sudah mendapatkan LOI) IDR 567.901.243
5 Tahap pengembangan akhir (sebelum prod. Masal) IDR 387.980.593
Total biaya yang dikeluarkan IDR 1.729.223.876

39
Diminta:
Berdasarkan kasus diatas anda diminta untuk menyajikan jurnal yang dibutuhkan.
2. Aset takberwujud yang dihasilkan secara external
Contoh dari asset tak berwujud yang diperoleh dari eksternal adalah sebagai berikut:
a. Piranti lunak computer
b. Paten
c. Hak cipta
d. Film
e. Hak pelayanan jaminan
f. Izin penangkapan ikan
g. Kuota impor
h. Waralaba

Contoh Soal 3 (Aset Takberwujud Dari Eksternal)


PT AAA melakukan upgrade accounting software nya dengan rincian biaya dan asumsi
sebagai berikut:

Biaya upgrade software kepada vendor IDR 950.000.000


Biaya pembelian hardware (computer, server, barcode machine, dll) IDR 350.000.000
Biaya training kepada konsultan IDR 100.000.000
Biaya konsumsi selama training IDR 15.000.000
Total biaya IDR 1.415.000.000

IT manager PT AAA berasumsi bahwa software tersebut dapat digunakan selama 10 tahun
(perolehan 1 januari 20x8). Berdasarkan asumsi dan rincian biaya tersebut buatlah jurnal
perolehan aset takberwujud, aset tetap dan biaya yang terkait transaksi tersebut dengan
asumsi PT AAA membayar dengan kas bank (abaikan dampak pajak).

Diminta:
Berdasarkan kasus yang disajikan pada bagian 3.3.1 anda diminta untuk menyajikan jurnal
yang dibutuhkan

3. Aset takberwujud yang diperoleh dalam kombinasi bisnis


Sesuai dengan PSAK 22 : Kombinasi bisnis, jika asset takberwujud diperoleh dalam
kombinasi bisnis, maka biaya perolehan asset takberwujud adalah nilai wajar asset pada

40
tanggal akuisisi. Nilai wajar dari asset takberwujud akan mencerminkan perkiraan pelaku
pasar pada tanggal akuisisi tentang probabilitas bahwa manfaat ekonomik masa depan yang
diperkirakan dari asset tersebut akan mengalir ke entitas. Dengan kata lain, entitas
memperkirakan adanya arus masuk manfaat ekonomik, bahkan jika ada ketidakpastian
mengenai waktu dan jumlah arus masuk tersebut. Oleh karena itu kriteria pengakuan
probabilitas di PSAK 19 par 21 (a) dianggap selalu terpenuhi untuk asset tetap takberwujud
yang diperoleh dalam suatu kombinasi bisnis.
Jika asset diperoleh melalui kombinasi bisnis dapat dipisahkan atau muncul dari hak
kontraktual atau hak hukum lain, maka tersedia informasi yang memadai untuk mengukur
nilai asset secara andal. Dengan demikian kriteria pengukuran andal di paragraph 21 (b)
dianggap selalu terpenuhi untuk asset tetap takberwujud yang diperoleh dalam kombinasi
bisnis.

Contoh Soal 4 (Aplikasi Asset Takberwujud Yang Diperoleh Akibat Kombinasi


Bisnis)
PT A mengakuisisi 75% (60.000 lembar) saham beredar PT B dengan membayar Rp 360.000.
Nilai buku harta bersih PT. B saat itu sebesar Rp 240.000 dengan nilai wajar sebesar Rp
300.000. Nilai wajar saham PT. B saat itu Rp 5 per lembar.

Diminta:
Berdasarkan kasus diatas anda diminta untuk menghitung goodwill non-controlling interest
dan parent serta jurnal yang dibutuhkan.

41
Gambar 2.4 Ringkas Pemahaman Tentang Aset Tetap takberwujud

INTERNAL Eksternal Kombinas Bisnis

1 2 3 4 a. Harga beli, termasuk bea


masuk dan pajak Nilai Akuisisi
pembelian yang tidak
dapat direstitusi, setelah
dikurangi diskon dan
rabat; dan Nilai wajar asset Goodwill
Tahap penelitian Tahap b. Seluruh biaya yang dapat bersih
diatribusikan secara
langsung dalam
mempersiapkan asset
Nilai Pengalo
untuk digunakan sesuai kasian
dengan intensinya. buku asset
asset teriden
Semua pengeluaran dibebankan
bersih tifikasi

Pengeluaran yang relevan dapat


dikapitalisasi Entitas menilai apakah
umur manfaat asset tak
berwujud TERBATAS
atau TIDAK TERBATAS

Biaya perolehan asset


tetap takberwujud
Tidak terbatas
Jika, berdasarkan
analisis dari seluruh
Entitas dapat memilih
factor relevan, tidak
model pengukuran
ada batas yang
terlihat pada saat ini
atas periode mana
asset diharapkan
menghasilkan arus
Revaluation model Cost model
Acquisition cost (-) Acum kas neto untuk
Fair value (-) accum amort entitas
amort (-) Accum
(-) Accum impairment impairment.
Penelaahan setiap Jika terbatas
periode : tidak
Jangka waktu/jumlah
Impairment surplus revaluasi diamortisasi, setiap
periode ditelaah produksi/jumlah unit
masuk OCI
untuk menentukan serupa yang
apakah peristiwa
dan kondisi dapat dihasilkan selama
Jika tedapat surplus
terus mendukung umur manfaat
revaluasi di OCI penilaian bahwa
maka kurangi, jika umur tetap tak
terbatas.
masih terdapat Periode amortisasi:
Perubahan umur
dialokasikan secara
sisaDiakui dalam manfaat : jika umur
sistematis selama umur
laporan laba rugi berubah maka
manfaatnya
perubahan
Metode amortisasi : garis
tersebut
lurus, saldo menurun dan
diperlakukan
metode unit produksi
Catatan: sebagai perubahan
Dasar pemilihan metode
1. Tanggal penelitian dimulai estimasi dan
amortisasi: pola konsumsi
mengacu pada
2. Tanggal pengembangan dimulai manfaat ekonomi masa
PSAK 25
depan yang diharapkan dan
3. Tanggal pemenuhan tahap pengembangan kriteria a-f
diterapkan secara konsisten
4. Tanggal asset tetap takberwujud selesai. dari periode ke periode

42
PSAK 24: IMBALAN KERJA (EMPLOYEE BENEFIT)
Ruang Lingkup PSAK 24 par 02.
Pernyataan ini diterapkan oleh pemberi kerja untuk akuntansi seluruh imbalan kerja, kecuali
hal-hal yang telah diatur dalam PSAK 53: Pembayaran berbasis saham. Pernyataan ini tidak
mengatur pelaporan oleh program imbalan kerja (lihat PSAK 18: Akuntansi dan Pelaporan
Program Manfaat Purnakarya).

Imbalan kerja

Imbalan kerja jangka Pesangon Imbalan Imbalan kerja jangka


pendek Pasca kerja panjang lainnya

Imbalan jangka Bagi hasil Kontribusi Manfaat


pendek absen atau bonus pasti pasti

Diterapkan oleh pemberi kerja dalam Past Service Current


pencatatan seluruh imbalan kerja, Cost Service Cost
kecuali yang diatur dalam PSAK 53:
Akuntansi Kompensasi Berbasis Saham.

KlasifikasiImbalan Kerja
Gambar 2.5

1. Imbalan kerja yang diberikan kepada pekerja:


a. Imbalan kerja jangka pendek
b. Imbalan pasca-kerja,
c. Imbalan kerja jangka panjang lainnya
d. Pesangon
e. Imbalan berbasis ekuitas
2. Imbalan jangka pendek < 12 bulan
3. Imbalan jangka panjang seperti pensiun
4. Pesangon diakui sebagai kewajiban dan beban jika,perusahaan berkomitmen untuk:
a. memberhentikan seorang atau sekelompok pekerja sebelum tanggal pensiun normal;
atau
b. menyediakan pesangon bagi pekerja yang menerima penawaran mengundurkan diri
secara sukarela.
43
1. Imbalan kerja diberikan melalui:
a. Program formal;
b. Peraturan perundang-undangan atau peraturan industri; atau
c. Kebiasaan yang menimbulkan kewajiban konstruktif.
2. Kewajiban hukum  didasarkan pada suatu ketentuan hukum :
a. Kontrak kerja antara perusahaan dan karyawan
b. Undang-Undang Ketenagakerjaan No 13 tahun 2003  hukum yang mengikat
perusahaan dan karyawan
3. Kewajiban konstruktif :
a. Berdasarkan praktik baku masa lalu, dan
b. Menimbulkan ekspektasi kuatbahwa entitas akan melaksanakan tanggung jawab tersebut.
4. Imbalan jangka pendek:
Jatuh tempo ≤ 12 bulan setelah akhir periode pelaporan saat pekerja memberikan jasa. Jenis
– jenis imbalan jangka pendek:
a. Upah, gaji
b. Cuti imbalan jangka pendek
c. Bonus
d. Imbalan non moneter

Imbalan pasca kerja:


Terdapat dua jenis imbalan pasca kerja, yaitu:
1. Imbalan pasca kerja, Imbalan pasca kerja terdiri dari:
a. Tunjangan purna karya
b. Imbalan pasca kerja lainnya
2. Program imbalan pasca kerja, terdiri dari:
a. Iuran pasti dan
b. Imbalan pasti

Perbedaan iuran pasti dan imbalan pasti adalah batasan risiko nya. Risiko iuran pasti berhenti ketika
perusahaan melakukan pembayaran iuran pasti kepada perusahaan dana pension, sedangkan imbalan
pasti risiko nya ditanggung oleh pemberi kerja sampai dengan usia pension. Perbedaan tersebut
digambarkan sebagai berikut:
Perbedaan Iuran Pasti dan Imbalan Pasti
Gambar 2.6
Pemberi kerja Dana pension Karyawan

Iuran pasti

Batas
risiko

Imbalan pasti

Batas
risiko

Contoh Soal (Implementasi Imbalan Kerja)


Berikut adalah saldo – saldo yang terkait dengan liabilitas imbalan pasti PT AAA per 31
Desember 20x8 sebelum perhitungan aktuaria selesai dibuat:

Keterangan 31 Desember 20x8 31 Desember 20x7


Liabilitas imbalan pasti IDR 12.546.971 IDR 13.349.670
Saldo keuntungan aktuari (OCI) IDR 1.422.496 IDR 1.422.496
Beban imbalan pasti 0 IDR 3.333.928

Pada akhir tahun aktuari dari Firma Gugi & Rekan membuat perhitungan saldo aktuaria PT
AAA per 31 Desember 20x8 sebagai berikut:

Jumlah yang dicatat dalam neraca


Keterangan 31 Desember 20x8 31 Desember 20x7
(Liabilitas)/Aset neto Awal Periode (13.349.670) (10.771.057)
Iuran Program oleh Perusahaan 0 0
Pembayaran Imbalan dari Perusahaan 0 1.002.385
(Beban)/Pendapatan pada Laba Rugi (4.216.122) (3.333.928)
(Beban)/Pendapatan pada PKL 4.865.435 (1.422.496)
Kelebihan Pembayaran Imbalan 1.770.790 1.175.426
(Liabilitas)/Aset neto Akhir Periode (10.929.567) (13.349.670)

Jumlah yang diakui dalam laporan laba rugi


Keterangan 31 Desember 20x8 31 Desember 20x7
Biaya jasa kini 1.365.926 1.243.678
Biaya bunga atas NKKIP 1.079.406 914.824
Total biaya Sebelum Kelebihan Pembayaran 2.445.332 2.158.502
Kelebihan Pembayaran Imbalan 1.770.790 1.175.426
Total Biaya diakui pada Laba Rugi 4.216.122 3.333.928

Jumlah yang diakui dalam OCI


Keterangan 31 Desember 20x8 31 Desember 20x7
(Keuntungan)/Kerugian Aktuaria dari:
Perubahan asumsi demografi 88,893 0
Perubahan asumsi ekonomi (4.366.261) 1.031.470
Penyesuaian pengalaman (588.067) 391.026
Imbal hasil aset program 0 0
Perubahan dampak batas atas aset 0 0
Total Biaya diakui pada PKL (4.865.435) 1.422.496

Berikut adalah mutasi saldo liabilitas imbalan pasti PT AAA


Saldo audit tahun lalu IDR 13.349.670 Sesuai saldo audit tahun lalu
Pembayaran pesangon (IDR 802.699) Pembayaran penghargaan masa kerja
karyawan
Beban imbalan pasti tahun berjalan IDR 0 Perusahaan belum membuat cadangan
Saldo akhir imbalan pasti IDR 12.546.971 Sebelum penyesuaian lap. aktuaria

Diminta:
Berdasarkan kasus diatas anda diminta untuk membuat jurnal penyesuaian untuk mencatat
perhitungan final dari laporan aktuaria.
PSAK 46: PAJAK TANGGUHAN DAN PAJAK PENGHASILAN BADAN
(DEFFEREDTAXES DAN CORPORATE INCOME TAX)
Prinsip Akuntansi Berlaku Umum
Akuntansi di Indonesia menggunakan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang dikeluarkan
oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), SAK yang dikeluarkan IAI merupakan acuan Prinsip
Akuntansi Yang Berlaku Umum di Indonesia sehingga perlakuan setiap transaksi suatu entitas
harus sesuai dengan SAK yang berlaku.
SAK di Indonesia mengacu pada International Financial Reporting Standard (IFRS) yang
dikeluarkan oleh IASB (International Accounting Standard Board). IFRS merupakan pedoman
penyusunan laporan keuangan yang diterima secara global. Indonesia mengadopsi IFRS secara
penuh pada tahun 2012 (tahap pertama – IFRS 2009). Strategi adopsi di Indonesia
menggunakan gradual strategi (bertahap).

Perpajakan di Indonesia
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
(Pasal 1 ayat (1) UU No.28/2007)

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP)


KUP adalah ketentuan formal untuk mengatur kewajiban wajib pajak, Hak wajib pajak, Sanksi
perpajakan, Tata cara pemungutan pajak, Larangan, Kewenangan Pemerintah dan Kewajiban
Pemerintah.
KUP digunakan untuk menjalankan aturan material
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP)
Gambar 2.7
Hubungan Transaksi bisnis, SAK & KUP
Hubungan transaksi bisnis, SAK dan KUP
Gamba 2.8

Business transactions

Accounting Tax

SFAS/SAK Tax Law/KUP

Different recognition

Fiscal correction
Temporary different

Temporary different Temporary different charged


Permanent different charged to PL to equity

Correction(+) Correction (-) Correction(+) Correction (-) No fiscal correction

Increase the Increase the Maintained the deftax


profit losses/expense

Increase Decrease current tax


current tax expense

Recognize the benefit/deferred tax asset Recognize the expense/deferred tax libaility because the
because the payment of current tax is higher payment of current tax is lower and will be charge off to
and will be take the benefit in the future due to the entity in the future due to temporary differnt/timming
temporary different/timming different different

Kesimpulan:
Perbedaan pengakuan transaksi entitas yang terjadi dalam pengakuan akuntansi dan pajak dapat
dijembatani dalam akuntansi pajak tangguhan untuk transaksi yang memiliki sifat perbedaan waktu
pengakuan, dengan melakukan implementasi pajak tangguhan laporan keuangan entitas akan lebih
relevan karena akan meningkatkan nilai konfirmasi dan nilai prediksi dari jumlah pajak yang dibebankan
oleh entitas.
Contoh Soal (Implementasi PSAK 46)
Terdapat perbedaan waktu pembebanan antara perpajakan dan akuntansi komersial untuk
biaya penyusutan perusahaan sebesar IDR 237.000.000 dimana komersial membebankan
terlalu kecil dibandingkan dengan biaya penyusutan fiskal yang diakui.

Diminta:
Berdasarkan kasus diatas anda diminta untuk membuat penjelasan secara mekanis penyesuaian
seperti kerangka berpikir di atas beserta jurnal penyesuaiannya dengan asumsi pajak
penghasilan 22%.

PSAK 22: KOMBINASI BISNIS (BUSINESS COMBINATION)


Tujuan PSAK 22 par 01:
Pernyataan ini mengatur prinsip dan persyaratan tentang bagaimana pihak pengakuisisi
(acquirer):
a. Mengakui dan mengukur dalam laporan keuangannya asset teridentifikasi yang diperoleh,
liabilitas yang diambil alih dan kepentingan nonpengendali dari pihak diakuisisi (acquire);
b. Mengakui dan mengukur goodwill yang diperoleh dari kombinasi bisnis atau keuntungan
dari pembelian dengan diskon; dan
c. Mengatur informasi yang diungkapkan yang memungkinkan pengguna laporan keuangan
mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari kombinasi bisnis.

Contoh Soal 1 (Aplikasi Asset Takberwujud Yang Diperoleh Akibat Kombinasi Bisnis)
PT A mengakuisisi 75% (60.000 lembar) saham beredar PT B dengan membayar Rp 360.000.
Nilai buku harta bersih PT. B saat itu sebesar Rp 240.000 dengan nilai wajar sebesar Rp 300.000.
Nilai wajar saham PT. B saat itu Rp 5 per lembar.

Diminta:
Berdasarkan kasus diatas anda diminta untuk menghitung goodwill non-controlling interest dan
parent serta jurnal yang dibutuhkan.
Ruang lingkup PSAK 22 par 02.
Pernyataan ini diterapkan untuk transaksi atau peristiwa lain yang memenuhi definisi kombinasi
bisnis. Pernyataan tidak diterapkan untuk:
a. Akuntansi pembentukan pengaturan bersama dalam laporan keuangan pengaturan bersama
itu sendiri (PSAK 66: Pengaturan Bersama);
b. Akuisisi asset atau kelompok asset yang bukan merupakan suatu bisnis. Dalam hal tersebut,
pihak pengakuisisi mengidentifikasi dan mengakui asset teridentifikasi yang diperoleh
(termasuk asset yang memenuhi definisi dari, dan kriteria pengakuan untuk, asset
takberwujud sebagaimana diatur dalam PSAK 19: Aset takberwujud) dan liabilitas yang
diambil alih. Biaya perolehan dari kelompok asset tersebut dialokasikan kepada masinng –
masing asset teridentifikasi dan liabilitas berdasarkan nilai wajar relatifnya pada tanggal
pembelian. Transaksi atau peristiwa tersebut tidak menimbulkan goodwill.
c. Kombinasi entitas atau bisnis sepengendali (PSAK 38: Kombinasi bisnis entitas
sepengendali)

Identifikasi kombinasi bisnis PSAK 22 par 03.


Entitas mengatur apakah suatu transaksi atau peristiwa lain merupakan kombinasi bisnis dengan
menerapkan definisi dalam pernyataan ini yang mensyaratkan bahwa asset yang diperoleh dan
liabilitas yang diambil alih merupakan suatu bisnis. Jika asset yang diperoleh bukan suatu
bisnis, maka entitas pelapor mencatat transaksi atau peristiwa lain tersebut sebagai akuisisi
asset.

Definisi bisnis adalah suatu rangkaian terintegrasi dari aktivitas dan asset yang mampu
diarahkan dan dikelola dengan tujuan memberikan hasil dalam bentuk deviden, biaya yang
lebih rendah, atau manfaat ekonomik lain secara langsung kepada investor atau pemilik,
anggota, atau pelaku lainnya.
Bentuk Hukum Penggabungan Usaha
1. Penggabungan menurut undang-undang (Statutory Merger)
Statutory Merger
Gambar 2.9

PT AA

PT AA

PT BB

Penggabungan menurut undang-undang (Statutory Merger) adalah jenis kombinasi bisnis


di mana hanya satu dari perusahaan yang bergabung yang bertahan dan yang lainnya
kehilangan identitasnya yang terpisah. Aset dan kewajiban perusahaan yang diakuisisi
dialihkan ke perusahaan yang diakuisisi, dan perusahaan yang diakuisisi dibubarkan, atau
dilikuidasi. Operasi perusahaan yang sebelumnya terpisah dilakukan dalam satu badan
hukum tunggal setelah merger. Tidak seperti bentuk lain dari kombinasi bisnis yang harus
transaksi saham saja agar bebas pajak, undang-undang merger memungkinkan perusahaan
yang mengakuisisi untuk mentransfer saham dan aset lainnya untuk menyelamatkan
kepentingan pemegang saham.

2. Konsolidasi menurut undang-undang (Statutory Consolidation)


Consolidation Merger
Gambar 2.10

PT AA
PT AA

PT BB

Konsolidasi menurut undang-undang (Statutory Consolidation) adalah kombinasi bisnis


di mana kedua perusahaan yang bergabung dibubarkan dan aset dan kewajiban kedua
perusahaan dialihkan ke perusahaan yang baru dibuat. Operasi perusahaan yang
sebelumnya terpisah dijalankan dalam satu badan hukum, dan tidak satu pun dari
perusahaan yang bergabung tetap ada setelah konsolidasi hukum. Dalam banyak situasi,
korporasi yang dihasilkan hanya dalam bentuk baru, dan dalamsubstansi itu sebenarnya
adalah salah satu perusahaan yang menggabungkan kembali dengan nama baru.

3. Akuisisi saham (Stock Acquisition)


Stock Acquisition
Gambar 2.11

PT AA PT AA

PT BB PT BB

Terjadi ketika satu perusahaan mengakuisisi saham berhak suara dari perusahaan lain dan
kedua perusahaan terus beroperasi sebagai badan hukum yang terpisah, tetapi terkait. Karena
tidak satu pun dari perusahaan yang bergabung dilikuidasi, perusahaan yang mengakuisisi
memperhitungkan kepemilikannya di perusahaan lain sebagai investasi. Dalam akuisisi
saham, perusahaan yang mengakuisisi tidak perlu mengakuisisi semua saham perusahaan lain
untuk mendapatkan kendali.

Hubungan yang tercipta dalam akuisisi saham disebut sebagai hubungan induk-anak.
Perusahaan induk adalah salah satu yang mengendalikan perusahaan lain, disebut sebagaianak
perusahaan, biasanya melalui kepemilikan mayoritas saham biasa. Untuk pelaporan keuangan
tujuan umum, perusahaan induk dan anak perusahaannya menyajikan laporan keuangan
konsolidasi yang sebagian besar tampak seolah-olah perusahaan telah benar-benar bergabung
menjadi satu. Terkadang sebuah perusahaan baru dibuat oleh dua (atau lebih) perusahaan
untuk menjadi perusahaan induk bersama mereka.

Berdasarkan PSAK 22: Kombinasi bisnis, entitas mencatat setiap kombinasi bisnis dengan
menerapkan metode akuisisi.
Penerapan metode akuisisi mensyaratkan:
a. Pengidentifikasian pihak pengakuisisi
b. Penentuan tanggal akuisisi
c. Pengakuan dan pengukuran asset teridentifikasi yang diperoleh, liabilitas yang diambil
alih, dan kepentingan nonpengendali pihak diakuisisi; dan
d. Pengakuan dan pengukuran goodwill atau keuntungan dari pembelian dengan diskon.

Identifikasi pihak pengakuisisi.


Untuk setiap kombinasi bisnsi, salah satu dari entitas yang bergabung diidentifikasikan sebagai
pihak pengakuisisi.

Dalam suatu kombinasi bisnis yang terutama disebabkan oleh pengalihan kas atau asset lain
atau timbulnya liabilitas, pihak pengakuisisi biasanya merupakan entitas yang mengalihkan kas
atau asset lain atau menimbulkan liabilitas.

Dalam suatu kombinasi bisnis yang terutama disebabkan oleh pertukaran kepentingan ekuitas,
pihak pengakuisisi biasanya adalah entitas yang menerbitkan kepentingan ekuitas tersebut.
Akan tetapi dalam beberapa kombinasi bisnis, yang biasa disebut akuisisi terbalik, entitas yang
menerbitkan ekuitas tersebut merupakan pihak diakuisisi.

Fakta dan keadaan lain yang terkait juga dipertimbangkan dalam mengidentifikasi pihak
pengakuisisi dalam kombinasi bisnis yang disebabkan oleh pertukaran kepentingan ekuitas,
temasuk:
a. Bagian hak suara dalam entitas hasil kombinasi setelah kombinasi bisnis.
b. Keberadaan kepentingan suara minoritas yang besar dalam entitas hasil kombinasi jika
tidak ada pemilik lain atau kelompok pemilik terorganisasi lain yang mempunyai
kepentingan suara signifikan.
c. Komposisi organ pengatur entitas hasil kombinasi
d. Komposisi manajemen senior entitas hasil kombinasi
e. Ketentuan pertukaran kepentingan ekuitas.
Pihak pengakuisisi biasanya merupakan entitas yang bergabung yang ukurannya relatifnya
(asset, penghasilan atau laba) yang secara signifikan lebih besar dari ukuran entitas yang
bergabung lainnya.

Dalam suatu kombinasi bisnis yang melibatkan lebih dari dua entitas, penentuan pihak
pengakuisisi mempertimbangkan, antara lain, entitas yang bergabung yang berinisiatif untuk
melakukan kombinasi, serta ukuran relative dari entitas yang bergabung.

Entitas baru yang terbentuk dalam rangka kombinasi bisnis tidak selalu merupakan pihak
pengakuisisi. Jika entitas baru dibentuk untuk menerbitkan kepentingan ekuitas dalam rangka
kombinasi bisnis, maka salah satu entitas yang bergabung yang telah ada sebelum kombinasi
bisnis diidentifikasi sebagai pihak pengakuisisi. Sebaliknya entitas baru yang mengalihkan kas
atau asset lainnya atau menimbulkan liabilitas sebagai imbalan mungkin merupakan pihak
pengakuisisi.

Akuisisi Terbalik
Akuisisi terbalik terjadi jika entitas yang menerbitkan efek (pihak pengakuisisi secara hukum)
diidentifikasi sebagai pihak diakuisisi untuk tujuan akuntansi. Entitas yang kepentingan
ekuitasnya diperoleh (pihak diakuisisi secara hokum) harus menjadi pihak pengakuisisi untuk
tujuan akuntansi dalam transaksi yang merupakan akuisisi terbalik.

Contoh:
Akuisisi terbalik terkadang terjadi ketika suatu entitas tertutup ingin menjadi entitas terbuka
tapi tidak ingin mendaftarkan efek ekuitasnya. Untuk mencapai hal tersebut, entitas tertutup
akan merancang agar entitas terbuka mengakuisisi kepentingan ekuitasnya sebagai pertukaran
atas kepentingan ekuitas entitas terbuka tersebut.

Dalam contoh ini, entitas terbuka merupakan pihak pengakuisisi secara hukum karena entitas
terbuka menerbitkan kepentingan ekuitas, dan entitas tertutup merupakan pihak diakuisi secara
hukum karena kepentingan ekuitasnya telah diakuisisi. Akan tetapi, penerapan pedoman
identifikasi pihak pengakuisisi berdasarkan PSAK 22 PP 14-18 menghasilkan identifikasi
berikut:
a. Entitas terbuka sebagai pihak diakuisisi untuk tujuan akuntansi (pihak diakuisisi secara
akuntansi); dan
b. Entitas tertutup sebagai pihak pengakuisisi untuk tujuan akuntansi (pihak pengakuisisi
secara akuntansi).

Pihak diakuisisi secara akuntansi harus memenuhi definisi bisnis agar transaksi tersebut dicatat
sebagai akuisisi terbalik, dan seluruh prinsip pengakuan dan pengukuran dalam PSAK 22
berlaku termasuk persyaratan untuk mengakui.
Akusisi Terbalik
Gambar 2.12

legal
PT Terbuka PT Tertutup
akuntansi

Secara akuntansi PT Tertutup teridentifkasi sebagai pengakuisisi (lihat PP 14- 18 PSAK 22)

Penentuan Tanggal Akuisisi (PSAK 22 par 08)


Pihak pengakuisisi mengidentifikasi tanggal akusisi, yaitu tanggal pihak pengakuisisi
memperoleh pengendalian atas pihak diakusisi.
Pada tanggal akuisi, pihak pengakusisi mengklasifikasikan atau mengatur asset teridentifikasi
yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih sebagaimana diperlukan untuk menerapkan SAK
selanjutnya (PSAK 65” Laporan Keuangan Konsolidasi). Pihak pengakuisisi membuat
klasifikasi atau penentuan tersebut berdasarkan pada persyaratan kontraktual, kondisi
ekonomik, kebijakan operasional atau akuntansinya, dan keadaan terkait lainnya yang ada pada
tanggal akuisisi. (PSAK 22 par 15)
Pengakuan dan pengukuran (asset teridentifikasi yang diperoleh, liabilitas yang
diambil alih dan kepentingan nonpengendali pada pihak diakuisisi)
Pengakuan dan Pengukuran
1. Prinsip pengakuan
Pada tanggal akuisisi, pihak pengakuisisi mengakui, terpisah dari goodwill, asset
teridentifikasi yang diperoleh, liabilitas yang diambil alih, dan kepentingan nonpengendali
pihak diakuisisi. Pengakuan asset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil
alih tunduk kepada ketentuan sebagai berikut:
a. Untuk memenuhi kualifikasi pengakuan sebagai bagian dari penerapan metode akuisisi,
asset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih memenuhi definisi
asset dan liabilitas dalam kerangka konseptual pelaporan keuangan pada tanggal
akuisisi.
b. Asset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih merupakan bagian
yang dipertukarkan antara pihak pengakuisisi dan pihak diakuisisi dalam transaksi
kombinasi bisnis, dan bukan hasil transaksi terpisah.
2. Prinsip pengukuran.
Pihak pengakusisi mengukur asset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil
alih sebesar nilai wajar pada tanggal akuisisi. Untuk setiap kombinasi bisnis, pihak
pengakuisisi mengukur pada tanggal akuisisi komponen dari kepentingan nonpengendali
pada pihak diakuisisi yang menyajikan bagian kepemilikan kini dan memberikan mereka
hakatas bagian proposional dari asset neto entitas dalam hal terjadi likuidasi pada:
a. Nilai wajar; atau
b. Bagian proposional instrument kepemilikan yang ada dalam jumah yang diakui atas
asset neto yang teridentifikasi dari pihak diakuisisi.

Seluruh komponen lain dari kepentingan nonpengendali diukur pada nilai wajar pada
tanggal akuisisi, kecuali terdapat dasar pengukuran lain yang disyaratkan oleh SAK.

Pengecualian Dari Prinsip Pengakuan Atau Pengukuran


1. Pengecualian dari prinsip pengakuan
a. Liabilitas kontijensi (PSAK 57)
b. Pajak penghasilan (PSAK 46)
c. Imbalan kerja (PSAK 24)
d. Aset indemnifikasi
Penjual dalam kombinasi bisnis dapat secara kontraktual menjamin (indemnify) pihak
pengakuisisi atas hasil dari suatu kontijensi atau ketidakpastian terkait dengan seluruh atau
sebagian dari aset atau liabilitas tertentu. Sebagai contoh, penjual dapat menjamin pihak
pengakuisisi atas kerugian di atas jumlah tertentu dari liabilitas yang timbul dari kontijensi
tertentu; dengan kata lain, penjual akan menjamin bahwa liabilitas pihak pengakuisisi
tidak akan melampaui jumlah tertentu. Sebagai akibatnya, pihak pengakuisisi memperoleh
aset indemnifikasi. Pihak pengakuisisi mengakui aset indemnifikasi pada saat yang sama
dengan saat mengakui hal yang dijamin, diukur dengan dasar yang sama dengan hal yang
dijamin, yang memerlukan penilaian untuk penyisihan jumlah yang tidak tertagih. Oleh
karena itu, jika jaminan tersebut terkait dengan aset dan liabilitas yang diakui pada tanggal
akuisisi dan diukur dengan nilai wajar pada tanggal akuisisinya, maka pihak pengakuisisi
mengakui aset indemnifikasi pada tanggal akuisisi yang diukur dengan nilai wajar,
dampak ketidakpastian mengenai arus kas masa depan karena pertimbangan kolektibilitas
termasuk ke dalam pengukuran nilai wajar dan penyisihan penilaian secara terpisah tidak
diperlukan.
2. Pengecualian dari prinsip pengukuran
a. Hak yang diperoleh kembali
Pihak pengakuisisi mengukur nilai hak yang diperoleh kembali yang diakui sebagai aset
takberwujud berdasarkan sisa jangka waktu kontraktual dari kontrak terkait tanpa
memperhatikan apakah pelaku pasar mempertimbangkan kemungkinan pembaruan
perjanjian ketika mengukur nilai wajarnya.
b. Transaksi pembayaran berbasis saham (PSAK 53)
c. Aset dimiliki untuk dijual (PSAK 58)

Pengakuan dan pengukuran goodwill atau keuntungan dari pembelian dengan


diskon(goodwill negative)
Pihak pengakuisisi mengakui goodwill pada tanggal akuisisi yang diukur sebagai selisih lebih
nilai gabungan dari imbalan yang dialihkan yang diukur pada nilai wajar pada tanggal akuisisi,
jumlah setiap kepentingan non pengendali pada pihak diakuisisi dan untuk kombinasi bisnis
yang dilakukan secara bertahap. Termasuk jumlah neto dari aset teridentifikasi yang diperoleh
dan liabilitas yang diambil alih pada tanggal akuisisi.
Contoh Soal 2 (Metode Akuisisi Kombinasi Bisnis)
Untuk mengilustrasikan penerapan metode akuisisi akuntansi untuk kombinasi bisnis
yang dilakukan melalui akuisisi aset bersih pihak yang diakuisisi, asumsikan bahwa Point
Corporation memperoleh semua aset dan menanggung semua kewajiban Sharp Company sesuai
dengan hukum merger dengan menerbitkan 10.000 saham saham biasa nominal $10 kepada
Sharp. Saham yang diterbitkan memiliki nilai pasar total $610.000. Point menimbulkan biaya
hukum dan penilaian sebesar $40.000 sehubungan dengan kombinasi dan biaya penerbitan
saham sebesar $25.000.
Assets, Liabilities & Equities Nilai buku $ Nilai wajar $
Kas dan Piutang 45.000 45.000
Persediaan 65.000 75.000
Tanah 40.000 70.000
Bangunan & Peralatan 400.000 350.000
Akumulasi penyusutan (150.000)
Patent 80.000
Total 400.000 620.000

Assets, Liabilities & Equities Nilai buku Nilai wajar


Liabilitas lancar 100.000 110.000
Modal saham ($5 par) 100.000
Add PIC 50.000
Saldo laba 150.000
Total liabilitas dan ekuitas 400.000
Nilai wajar asset bersih 510.000

DIMINTA:
Berdasarkan kasus diatas anda diminta untuk:
a. Menggambarkan diagram hubungan antara nilai wajar imbalan yang dipertukarkan, nilai
wajar aset bersih Sharp, dan nilai buku aset bersih Sharp
b. Membuat jurnal transaksi oleh pengakuisi
c. Menyajikan pencatatan yang dilakukan oleh pihak yang diakuisisi jika. Dalam pencatatan
kombinasi bisnis, nilai buku Sharp tidak relevan dengan Point; hanya nilai wajar yang
dicatat. Karena telah terjadi perubahan kepemilikan, maka dasar akuntansi yang
digunakan oleh perusahaan yang diakuisisi tidak relevan dengan pihak pengakuisisi.
Konsisten dengan pandangan ini, akumulasi penyusutan yang dicatat oleh Sharp pada
bangunan dan peralatannya tidak relevan dengan Point dan tidak dicatat. (berbeda dari
cara aset yang dapat disusutkan untuk anak perusahaan dari transaksi kombinasi bisnis
entitassepengendali.)

PSAK 65: LAPORAN KONSOLIDASI (CONSOLIDATION STATEMENT)


Laporan keuangan konsolidasi diatur dalam PSAK 65: Laporan keuangan konsolidasian.
Pernyataan ini bertujuan untuk menetapkan prinsip penyusunan dan penyajian laporan keuangan
konsolidasian ketika entitas mengendalikan satu atau lebih entitas lain (PSAK 65 pas 01).
Pencapaian tujuan.
Untuk mencapai tujuan pada paragraph 01, berikut syarat-syarat pencapaian tujuan:
a. Mensyaratkan entitas (entitas induk) yang mengendalikan satu atau lebih entitas lain
(entitas anak) untuk menyajikan laporan keuangan konsolidasian;
b. Mendefinisikan prinsip pengendalian (control) dan menetapkan pengendalian sebagai
dasar konsolidasi;
c. Menetapkan bagaimana cara menerapkan prinsip pengendalian untuk mengidentifikasi
apakah investor mengendalikan investee sehingga investor harus mengonsolidasi investee;
d. Menetapkan persyaratan akuntansi untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasian;
dan
e. Mendefinisikan entitas investasi dan menetapkan pengecualian untuk mengonsolidasikan
entitas anak tertentu dari entitas investasi.

Ruang Lingkup
Ruang lingkup PSAK 65 ini adalah entitas yang merupakan entitas induk menyajikan laporan
keuangan konsolidasian.
Pengecualian lingkup PSAK ini adalah entitas induk yang merupakan entitas investasi tidak
menyajikan laporan keuangan konsolidasian jika entitas investasi disyaratkan untuk mengukur
seluruh entitas anaknya pada nilai wajar melalui laba rugi. Sesuai dengan PSAK 65 par 31.

PSAK 65 par 31 menyatakan:


Entitas investasi tidak mengonsolidasi entitas anaknya atau menerapkan PSAK 22 : Kombinasi
Bisnis ketika entitas tersebut memperoleh pengendalian atas entitas lain. Akan tetapi, entitas
investasi mengukur investasi dalam entitas anak pada nilai wajar melalui laba rugi sesuai
dengan PSAK 55 : Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran.
Jika entitas investasi memiliki entitas anak yang bukan merupakan entitas investasi dan tujuan
utama dan aktivitasnya adalah memberikan jasa terkait dengan aktivitas investasi dari entitas
investasi, maka entitas investasi mengonsolidasi entitas anak tersebut sesuai dengan PSAK 65
par 32.

Definisi Penting:
1. Entitas investasi (investment entity) adalah adalah entitas yang:
a. Memperoleh dana dari satu atau lebih investor dengan tujuan memberikan investor
tersebut jasa manajemen investasi;
b. Menyatakan komitmen kepada investor bahwa tujuan bisnisnya adalah untuk
menginvestasikan dana yang semata – mata untuk memperoleh imbal hasil dari
kenaikan nilai modal, penghasilan investasi, atau keduanya; dan
c. Mengukur dan mengevaluasi kinerja dari seluruh investasinya yang substansial
berdasarkan nilai wajar.
2. Aktivitas relevan (relevant activities) adalah aktivitas investee yang secara signifikan
mempengaruhi imbal hasil investee.
3. Entitas anak (subsidiary) adalah entitas yang dikendalikan oleh entitas lain
4. Entitas induk (parent) adalah entitas yang mengendalikan satu atau lebih entitas.
5. Kekuasaan (power) adalah hak yang ada saat ini yang memberikan kemampuan kini untuk
mengarahkan aktivitas relevan.
6. Kelompok usaha (group) adalah entitas induk dan entitas anaknya
7. Kepentingan nonpengendali (non-controlling interest) adalah ekuitas entitas anak yang
tidak dapat diatribusikan secara langsung atau tidak langsung kepada entitas induk.
8. Laporan keuangan konsolidasian (consolidated financial statement) adalah laporan
keuangan kelompok usaha yang di dalamnya asset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban,
dan arus kas entitas induk dan entitas anak disajikan sebagai suatu entitas ekonomik tunggal.
9. Pengambil keputusan (decision maker) adalah entitas yang dengan hak pengambilan
keputusan yang merupakan principal maupun agen untuk pihak lain.
10. Pengendalian atas investee (control of an investee) Investor mengendalikan investee ketika
investor terekspos atau memiliki hakatas imbal hasil variable dari keterlibatannya dengan
investee dan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi imbal hasil tersebut melalui
kekuasaannya atas investor.
11. Hak pencabutan (removal rights) adalah hak untuk mencabut kewenangan pengambilan
keputusan yang dimiliki oleh pengambil keputusan.
12. Hak protektif (protective rights) adalah hak yang didesain untuk melindungi kepentingan
pihak pemegang hak protektif tanpa memberikan kekuasaan kepada pihak tersebut atas
entitas di mana hak tersebut terkait.
Penjelasan pengecualian pengonsolidasian entitas investasi:
Entitas investasi dapat menyediakan jasa terkait dengan investasi (sebagai contoh adalah jasa
konsultasi investasi, manajemen investasi, jasa pendukung, dan administrasi investasi), baik
secara langsung atau melalui entitas anak, kepada pihak ketiga dan kepada investornya,
meskipun aktivitas tersebut substansial terhadap entitas, dengan catatan entitas tetap memenuhi
definisi entitas investasi.
1. Entitas induk menentukan apakah entitas induk adalah entitas investasi, entitas investasi
adalah entitas yang:
a. Memperoleh dana dari satu atau lebih investor dengan tujuan memberikan investor
tersebut jasa manajemen investasi;
b. Menyatakan komitmen kepada investor bahwa tujuan bisnisnya adalah untuk
menginvestasikan dana yang semata-mata untuk memperoleh imbal hasil dari kenaikan
nilai modal, penghasilan investasi, atau keduanya; dan
c. Mengukur dan mengevaluasi kinerja dari seluruh investasinya berdasarkan nilai wajar.

2. Entitas investasi dapat juga berpartisipasi dalam aktivitas terkait investasi berikut ini:
a. Pemberian jasa manajemen dan saran strategis kepada investee; dan
b. Pemberian dukungan keuangan kepada investee, seperti pinjaman, komitmen atau
jaminan modal.
Baik secara langsung maupun melalui entitas anak, jika aktivitas tersebut dilakukan untuk
memaksimalkan imbal hasil investasi (kenaikan modal atau penghasilan investasi) dari
investee-nya, dan tidak merepresentasikan aktivitas bisnis substansial yang terpisah atau
sumber penghasilan substansial yang terpisah dari entitas investasi tersebut.
Jika entitas investasi memiliki entitas anak yang bukan merupakan entitas investasi dan tujuan
utama dan aktivitasnya adalah memberikan jasa atau aktivitas terkait dengan investasi yang
berkaitan dengan aktivitas entitas investasi maka entitas invetasi tersebut mengonsolidasi
entitas anak tersebut sesuai dengan PSAK 65 par 32.
Jika entitas anak yang memberikan jasa atau aktivitas terkait investasi adalah entitas investasi,
maka entitas investasi induk mengukur entitas anaknya tersebut pada nilai wajar melalui laba
rugi sesuai dengan PSAK 65 par 31.

Pengendalian
Investor, terlepas dari sifat keterlibatannya dengan entitas (investee), menentukan apakah
investor merupakan entitas induk dengan menilai pakah investor tersebut mengendalikan
investee.
Investor mengendalikan investee ketika investor terekspos atau memiliki ha katas imbal hasil
variable dari keterlibatannya dengan investee dan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi
imbal hasil tersebut melalui kekuasannya atas investee.
Dengan demikian, investor mengendallikan investee jika dan hanya jika investor memiliki
seluruh hak sebagai berikut:
a. Kekuasaan atas investee
b. Eksposur atau ha katas imbal hasil variable dari keterlibatannya dengan investee
c. Kemampuan untuk menggunakan kekuasaannya atas investee untuk mempengaruhi
jumlah imbal hasil investor.

Kekuasaan
Investor memiliki kekuasaan atas investee ketika investor memiliki hak yang ada saat ini yang
memberi investor tersebut kemampuan kini untuk mengarahkan aktivitas relevan, yaitu
aktivitas yang secara signifikan mempengaruhi imbal hasil investee.
Kekuasaan timbul dari hak. Terkadang menilai kekuasaan sangat mudah, seperti ketika
kekuasaan atas investee diperoleh secara langsung dan semata – mata dari hak suara yan
diberikan oleh instrument ekuitas seperti saham, dan dapat dinilai dengan mempertimbangkan
hak suara dari pemegang saham.
Dalam kasus lain penilaian akan lebih kompleks dan mensyaratkan lebih dari satu factor yang
harus dipertimbangkan sebagai contoh ketika kekuasaan berasal dari satu atau lebih pengaturan
kontraktual.
Investor dengan kemampuan kini untuk mengarahkan aktivitas relevan memiliki kekuasaan
meskipun hak untuk mengarahkan belum dilaksanakan. Bukti bahwa investor telah
mengarahkan aktivitas relevan dapat membantu menentukan apakah investor memiliki
kekuasaan, namun bukti tersebut tidak dengan sendirinya dapat menyakinkan dalam
menentukan apakah investor memiliki kekuasaan atas investee.
Jika terdapat dua atau lebih investor yang memiliki hak yang ada saat ini yang memberi mereka
kemampuan sepihak untuk mengarahkan aktivitas relevan yang berbeda maka investor yang
memiliki kemampuan kini untuk mengarahkan aktivitas yang paling mempengaruhi imbal hasil
investee secara signifikan, memiliki kekuasaan atas investee.
Investor dapat memiliki kekuasaan atas investee meskipun entitas lain memiliki hak yang ada
saat ini yang memberi mereka kemampuan kini untuk berpartisipasi dalam mengarahkan
aktivitas relevan, sebagai contoh ketika entitas lain memiliki pengaruh signifikan. Akan tetapi
investor yang hanya memiliki hak protektif tidak memiliki kekuasaan atas investee dan sebagai
akibatnya tidak mengendalikan investee.

Penjelasan Atas Hak Protektif


Dalam mengevaluasi apakah suatu hak memberikan investor kekuasaan atas investee, investor
menilai pakah haknya dan hak yang dimiliki oleh pihak lain merupakan hak protektif. Hak
protektif terkait dengan perubahan fundamental terhadap aktivitas investee atau diterapkan
dalam keadaan khusus. Akan tetapi, tidak seluruh hak yang diterapkan dalam keadaan khusus
atau peristiwa kontijensi adalah protektif.
Karena hak protektif didesain untuk melindungi kepentingan pemiliknya tanpa memberikan
kekuasan atas investee yang terkait dengan hak tersebut, maka investor yang hanya memiliki
hak protektif tidak dapat memiliki kekuasaan atau tidak dapat mencegah pihak lain memiliki
kekuasaan atas investee.
Contoh hak protektif termasuk, tetapi tidak terbatas pada:
a. Hak pemberi pinjaman untuk membatasi peminjam dalam melakukan aktivitas yang
dapat secara signidikan mengubah risiko kredit peminjam yang dapat menyebabkan
kerujian pemberi pinjaman;
b. Hak pemilik kepentingan nonpengendali dalam investee untuk menyetujui pengeluaran
modal yang lebih besar dari yang diperlukan dalam kegiatan usaha normal atau untuk
menyetujui penerbitan instrument ekuitas atau utang;
c. Hak pemberi pinjaman untuk mengambil alih asset dari peminjam jika peminjam gagal
memenuhi ketentuan spesifik pembayaran kembali utang.
Contoh Penerapan
Dua investor memberntuk suatu investee untuk mengembangkan dan memasarkan sebuah
produk medis. Salah satu investor bertanggung jawab untuk mengembangkan dan memperoleh
persetujuan regulator atas produk medis tersebut. Tanggung jawab tersebut meliputi
kemampuan sepihak untuk membuat seluruh keputusan terkait pengembangan produk dan
memperoleh persetujuan regulator.
Setelah regulator menyetujui produk tersebut, investor lain akan memproduksi dan memasarkan
produk tersebut. Investor lain tersebut memiliki kemampuan sepihak untuk membuat seluruh
keputusan mengenai produksi dan pemasaran produk. Jika seluruh aktivitas (pengembangan
dan perolehan persetujuan regulator maupun produksi dan pemasaran produk medis) adalah
aktivitas relevan, maka masing – masing investor perlu menentukan siapakah investor yang
mampu mengarahkan aktivitas yang paling signifikan mempengaruhi imbal hasil investee.
Sejalan dengan hal tersebut, masing – masing investor perlu mempertimbangkan apakah
pengembangan dan perolehan persetujuan regulator atau produksi dan pemasaran produk medis
tersebut adalah aktivitas yang paling mempengaruhi imbal hasil investee secara signifikan dan
siapakah investor yang mampu untuk mengarahkan aktivitas tersebut. Dalam menentukan
investor mana yang memiliki kekuasaan, investor mempertimbangkan:
a. Tujuan dan desain investee;
b. Factor yang menentukan marjin laba, pendapatan, dan nilai dari investee maupun nilai
dari produk medis;
c. Dampak imbal hasil investee yang dihasilkan dari wewenang pengambilan keputusan
masing – masing investor berkenaan dengan factor hufu b; dan
d. Eksposur investor terhadap variabilitas imbal hasil.

Dalam contoh tersebut, investor juga mempertimbangkan:


a. Ketidakpastian dan usaha yang diperlukan dalam memperoleh persetujuan regulator
(dengan mempertimbangkan riwayat keberhasilan investor dalam mengembangkan
produk medis dan memperoleh persetujuan regulator atas produk tersebut); dan
b. Investor mana yang mengendalikan produk medis ketika tahap pengembangan telah
berhasil.
Imbal hasil
Investor terekspos atau memiliki hak atas imbal hasil variable dari keterlibatannya dengan
investee ketika imbal hasil investor dari keterlibatannya tersebut berpotensi untuk bervariasi
sebagai akibat dari kinerja investee. Imbal hasil investor dapat hanya positif, hanya negative,
atau positif dan negative.
Meskipun hanya satu investor yang dapat mengendalikan investee, lebih dari satu pihak dapat
berbagi imbal hasil investee. Sebagai contoht, pemilik kepentingan nonpengendali dapat
berbagi laba atau distribusi dari investee.
Hubungan antara kekuasaan dan imbal hasil
Investor mengendalikan investee jika investor tidak hanya memiliki kekuasdaan atas investee
dan eksposur atau ha katas imbal hasil variable dari keterlibatannya dengan investee, tetapi juga
memiliki kemampuan untuk menggunakan kekuasaannya dalam mempengaruhi imbal hasil
investor dari keterlibatannya dengan investee.

Persyaratan Akuntansi
Entitas induk menyusun laporan keuangan konsolidasian dengan menggunakan kebijakan
akuntansi yang sama untuk transaksi dan peristiwa lain dalam keadaan yang serupa.
Konsolidasi atas investee dimulai sejak tanggal investor memperoleh pengendalian atas
investee dan berakhir ketika investor kehilangan pengendalian atas investee.
Prosedur Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasian:
a. Menggabungkan aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban, dan arus kas sejenis dari
entitas induk dengan entitas anaknya.
b. Menghapus (mengeliminasi) jumlah tercatat dari investasi entitas induk di setiap entitas
anak dan bagian entitas induk pada ekuitas setiap entitas anak (PSAK 22: Kombinasi
bisnis menjelaskan bagaimana menghitung setiap goodwill terkait);
c. Mengeliminasi secara penuh asset dan liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban dan arus
kas dalam intra kelompok usaha terkait dengan transaksi antar entitas dalam kelompok
usaha (laba atau rugi yang timbul dari transaksi dalam kelompok usaha yang diakui
dalam asset, seperti persediaan dan asset tetap, dieliminasi seluruhnya). Kerugian dalam
kelompok usaha mengindikasikan adanya penurunan nilai yang mensyaratkan
pengakuan dalam laporan konsolidasian. PSAK 46: Pajak Penghasilan diterapkan untuk
perbedaan temporer sebagai akibat penghapusan laba dan rugi yang timbul dari transaksi
dalam kelompok usaha.

Contoh Soal 1 (Penerapan Laporan Keuangan Konsolidasi)


AAA mengakuisisi 80 persen saham biasa ABC yang beredar pada tanggal 1 Januari 20x1
seharga Rp 240.000.000.000 atau setara dengan 80 persen dari nilai wajar aset bersih ABC pada
tanggal 1 Januari 20X1. Pada tanggal ini, nilai wajar aset dan kewajiban individual ABC sama
dengan nilai bukunya. Dengan demikian, tidak ada perbedaan. Karena AAA hanya memperoleh
80 persen saham biasa ABC, Investasi di ABC sama dengan 80 persen dari total ekuitas
pemegang saham ABC (Rp 200.000.000.000 + Rp 100.000.000.000).
Berikut adalah laporan konsolidasian AAA 1 Jan 20x1 setelah mendapatkan pengendalian ABC
80% (dalam jutaan IDR):

AAA ABC Jurnal Konsolidasian Laporan


Dr Cr Kosolidasian
Lap. Posisi
Keuangan
Kas 110.000 50.000 160.000
Piutang 75.000 50.000 125.000
Persediaan 100.000 60.000 160.000
Investasi ABC 240.000 - 240.000 0
Tanah 175.000 40.000 215.000
Bangunan & peralatan 800.000 600.000 1.400.000
Dikurangi: Akum (400.000) (300.000) (700.000)
peny
Total Aset 1.100.000 500.000 1.360.000

Hutang 100.000 100.000 200.000


Hutang obligasi 200.000 100.000 300.000
Modal saham 500.000 200.000 200.000 500.000
Saldo laba 300.000 100.000 100.000 300.000
NCI ABC - - 60.000 60.000
Total liabilitas & 1.100.000 500.000 300.000 300.000 1.360.000
Ekuitas

AAA dan Anak Perusahaan


Laporan Posisi Laporan Keuangan Konsolidasian
1 Januari 20x1
Aset Liabilities
Kas 160.000 Hutang 200.000
Piutang 125.000 Hutang obligasi 300.000
Persediaan 160.000 Ekuitas:
Tanah 215.000 Modal saham 500.000
Bangunan & Peralatan 1.400.000 Saldo laba 300.000
Akum. Penyusutan (700.000) 700.000 NCI ABC 60.000
Total Aset 1.360.000 Total liabilitas & 1.360.000
Ekuitas

Asumsikan AAA telah mencatat akuisisi pada 1 Januari 20X1, dan selama 20X1, AAA
mencatat laba operasi sebesar IDR 140.000.000.0000, tidak termasuk pendapatannya dari
investasi di ABC, dan mengumumkan dividen sebesar IDR 60.000.000.000. ABC melaporkan
laba bersih 20X1 sebesar IDR 50.000.000.000 dan mengumumkan dividen sebesar IDR
30.000.000.000.
Berikut adalah laporan konsolidasian AAA 31 Des 20x1 (dalam jutaan IDR):
AAA ABC Jurnal Laporan
Konsolidasian Kosolidasian
Dr Cr
Laporan laba rugi
Penjualan 400.000 200.000 600.000
Dikurangi: HPP (170.000) (115.000) (285.000)
Dikurangi: Biaya (50.000) (20.000) (70.000)
penyusutan
Dikurangi: Biaya lain (40.000) (15.000) (55.000)
Pendapatan dari ABC 40.000 40.000 0
Pendapatan bersih 180.000 50.000 40.000 190.000
konsolidasi
Pendapatan bersih NCI 10.000 (10.000)
Pendapatan bersih 180.000 50.000 50.000 0 180.000
pengendali

AAA ABC Jurnal Konsolidasian Laporan


Dr Cr Kosolidasian
Laporan saldo laba
Saldo awal 300.000 100.000
Laba bersih 180.000 50.000
Dikurang: Dividen (60.000) (30.000)
Saldo akhir 420.000 120.000

Laporan posisi keuangan


Kas 264.000 75.000
Piutang 75.000 50.000
Persediaan 100.000 75.000
Investasi pada ABC 256.000 0
Tanah 175.000 40.000
Bangunan & Peralatan 800.000 600.000
Dikurangi: Akum (450.000) (320.000)
Penyusutan
Total Aset 1.220.000 520.000

Hutang 100.000 100.000


Hutang obligasi 200.000 100.000
Saham biasa 500.000 200.000
Saldo laba 420.000 120.000
NCI pada ABC
Total liabilitas & Ekuitas 1.220.000 520.000

Diminta:
Berdasarkan kasus diatas anda diminta untuk:
a. Membuat perhitungan selisih nilai wajar dan nilai buku serta jurnal akuisisi saham ABC
b. Membuat perhitungan nilai buku investasi dan jurnal konsolidasi dasar
c. Jurnal pada perusahaan induk (AAA)
d. Jurnal konsolidasi dasar akhir periode 20x1
e. Melengkapi laporan konsolidasian AAA 31 Des 20x1

Transaksi Persediaan.
Transaksi persediaan adalah bentuk pertukaran antarperusahaan yang paling umum. Semua pos
pendapatan dan beban yang dicatat oleh perusahaan induk dan anak harus dihilangkan
sepenuhnya dalam penyusunan laporan laba rugi konsolidasi, dan nilai tercatat aset yang
ditransfer harus disesuaikan sehingga muncul di neraca konsolidasi pada biaya aslinya. Selain
itu, di bawah metode ekuitas yang disesuaikan sepenuhnya, keuntungan dan kerugian yang
belum direalisasi atas transfer antar perusahaan ditangguhkan sampai barang-barang tersebut
dijual kepada nonafiliasi.
Proses pencatatan untuk transfer inventaris antar perusahaan mungkin lebih kompleks daripada
bentuk transfer lainnya. Perusahaan sering kali memiliki banyak jenis persediaan yang berbeda,
dan beberapa mungkin ditransfer dari afiliasi ke afiliasi. Juga, masalah mengawasi barang mana
yang telah dijual kembali dan barang mana yang masih ada lebih besar dalam kasus transaksi
persediaan karena bagian dari pengiriman dapat segera dijual oleh perusahaan pembelian dan
unit lain mungkin tetap ada untuk satu atau lebih periode akuntansi.
Kertas kerja memastikan bahwa hanya biaya persediaan ke entitas konsolidasi yang (1)
dimasukkan dalam neraca konsolidasi ketika persediaan masih ada dan (2) dibebankan ke harga
pokok penjualan pada periode persediaan dijual kembali kepada non-afiliasi.

Transfer sesuai dengan biaya perolehan.


Barang dagangan terkadang dijual ke perusahaan terkait dengan biaya atau nilai tercatat
penjual. Ketika penjualan antar perusahaan tidak termasuk laba atau rugi, jumlah persediaan
neraca pada akhir periode tidak memerlukan penyesuaian untuk konsolidasi karena jumlah
tercatat persediaan afiliasi pembelian sama dengan biaya untuk afiliasi yang mentransfer dan
entitas yang dikonsolidasikan. Pada saat persediaan dijual kembali ke non-afiliasi, jumlah yang
diakui sebagai harga pokok penjualan oleh afiliasi yang melakukan penjualan ke luar adalah
biaya untuk entitas konsolidasi.
Meskipun penjualan antar perusahaan tidak mencakup laba atau rugi, namun, jurnal kertas kerja
konsolidasi diperlukan untuk menghapus pendapatan dan harga pokok penjualan yang dicatat
oleh penjual dari penjualan antar perusahaan dan saldo hutang atau piutang yang belum dibayar
yang mungkin tersisa. Jurnal kertas kerja konsolidasi ini menghindari melebih-lebihkan akun
ini. Ayat jurnal konsolidasi tidak mempengaruhi laba bersih konsolidasi ketika transfer
dilakukan pada biaya perolehan karena pendapatan dan harga pokok penjualan dikurangi
dengan jumlah yang sama.

Transfer dengan laba atau rugi.


Perusahaan menggunakan banyak pendekatan berbeda dalam menetapkan harga transfer antar
perusahaan. Di beberapa perusahaan, harga jual ke afiliasi sama dengan harga ke pelanggan
lain. Beberapa perusahaan secara rutin menandai persediaan yang ditransfer ke afiliasi dengan
persentase biaya tertentu. Perusahaan lain memiliki kebijakan penetapan harga transfer yang
dirancang untuk mendorong penjualan internal. Terlepas dari metode yang digunakan dalam
menetapkan harga transfer antar perusahaan, proses konsolidasi harus menghilangkan pengaruh
penjualan tersebut dari laporan konsolidasi.

Contoh Soal 2 (Implementasi)


PT AAA memiliki total penjualan antar perusahaan sebesar IDR 4.000.000.000 kepada PT
ABC dengan total laba kotor dari penjualan ini sebesar IDR 800.000.000 Penjualan ini dapat
dibagi menjadi dua kategori:
(1). Persediaan yang akhirnya dijual kembali oleh PT ABC selama periode berjalan, IDR
3.000.000.000, dan
(2). Persediaan yang masih di PT ABC pada akhir periode akuntansi, IDR 1.000.000.000
Laba kotor atas penjualan antar perusahaan yang belum direalisasikan melalui penjualan
kepada pihak ketiga yang independen, IDR 200.000.000, harus ditangguhkan sampai
persediaan ini akhirnya dijual kembali ke nonafiliasi.
Semua penjualan antarperusahaan dieliminasi dalam konsolidasi laporan keuangan melalui
jurnal kertas kerja konsolidasi.

Dalam juta Total penjualan (1) Penjualan (2) Persediaan di


rupiah Intercompany kembali pada PT ABC
nonafiliasi
Sales 4.000 3.000 1.000
(HPP) 3.200 2.400 800
Laba kotor 800 600 200
GP% 20%
Diminta:
Berdasarkan kasus diatas anda diminta untuk membuat jurnal kertas kerja konsolidasi yang
diperlukan.
BAB 3
TUGAS MANDIRI (GROUP PROJECT BASED)
Petunjuk pelaksanaan Tugas Mandiri berbasis Proyek:
1. Anda membentuk kelompok dengan jumlah anggota maksimum 3-4 orang
2. Setiap kelompok dipimpin oleh Ketua Kelompok
3. Setiap kelompok bertugas untuk:
a. Membuat perhitungan atas pertanyaan
b. Membuat jurnal penyesuaian
c. Menyajikan laporan konsolidasi
4. Mahasiswa menyajikan dan mendiskusikan tugas proyek tersebut di forum kelas pada pertemuan
ke 16
ANALISA LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN
PT Otomotif Indonesia Sukses (Perusahaan), Perusahaan Indonesia ber NPWP
003.123.456.9.876.000 yang berdomisili di Jln. Delta Silicon 18 No. 8 Cikarang, didirikan
berdasarkan Undang - Undang No. 1/1967 dan Undang - Undang No. 11/1970 tentang Investasi
Modal Asing yang disahkan oleh Notaris Tri Makmur, S.H., No. 1 dated 5 December 20x1. Akta
notaris telah disahkan oleh Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan Nomor No. A-
88888.HT.x1.x1 TH 20x2 on 09 December 20x2. Berdasarkan pasal 3 anggaran dasar
perusahaan, perusahaan melakukan kegiatan bisnis produksi komponen kendaraan industri.

Pada tanggal 31 Desember 20x2 Perusahaan mengotorisasi penanaman modal sebesar US$
(4.000.000 lembar dengan nilai pari $1 per lembar saham), yang telah diterbitkan dan
dibayar penuh oleh PT Otomotif Indonesia dan Success Corporation (Perusahaan terbuka
dari Singapura) masing - masing US$ 2.000.000 (masing - masing 2.000.000 lembar
saham) atau setara dengan IDR 20.665.792.071.

Untuk dapat mengelola dan mengontrol entitas ventura, para pemegang saham turut serta dalam
manajemen dengan menempatkan Direktur dan Komisioner Perusahaan sebagai wakil dari para
pemegang saham dengan rincian sebagai berikut:

Presiden Komisaris : Dr. Jhonyman Mewakili PT Otomotif Indonesia


Komisaris Mr. Ong Kim Seng Mewakili Success Corporation
Presiden Direktur : Mr. Robin Tan Mewakili Success Corporation
Direktur Mr. Poltak Mewakili PT Otomotif Indonesia

Perusahaan mempunyai total 559 dan 555 karyawan selama tahun 20x6 dan 20x7.Pada dua tahun
sebelumnya (20x6 dan 20x5) perusahaan mengalami kerugian masing-masing sebesar IDR 13,8
Milyar dan IDR 18,4 Milyar. Pada tahun berjalan yaitu 20x7 perusahaan memperoleh keuntungan
sebesar IDR 1 Milyar.Terjadi keuntungan pada tahun berjalan karena perusahaan mengajukan
kenaikan harga yang efektif selama tahun 20x7 sebesar 15% dari total penjualan dan telah
disetujui oleh customers, selain itu pesanan customers selama tahun 20x7 meningkat hamper
15%. Perusahaan menggunakan SAK umum dalam proses pencatatan dan pelaporan atas laporan
keuangan Perusahaan.
Direktur PT OIS menjelaskan bahwa selama tahun 20x6 dn 20x7 tidak ada transaksi dengan pihak
berelasi, berikut adalah informasi pihak berelasi PT OIS:
Pihak Berelasi PT OIS
Tabel 2.1
Nama Perusahaan Sifat hubungan Keterangan sifat relasi
PT Otomotif Indonesia Pemegang saham 50% saham
Success Corporation Pemegang saham 50% saham
PT Roda Bergulir Pihak berelasi Subsidiary PT Otomotif Indonesia
PT Pick Up Indonesia Pihak berelasi Subsidiary PT Otomotif Indonesia
PT Dealer Semesta Pihak berelasi Subsidiary PT Otomotif Indonesia
Success No Reason Corp. Pihak berelasi Subsidiary Success Corporation
PT Sukses Otomotif Mandiri Perusahaan asosiasi 25% investasi pada asosiasi

Pada tahun lalu PT OIS tidak melakukan konsolidasi laporan keuangan karena tidak memiliki
investasi pada subsidiary, hanya memiliki investasi pada perusahaan asosiasi, PT OIS juga tidak
dikonsolidasi karena bentuk hukum PT OIS adalah ventura bersama.

Pada tanggal 1 Juli 20x8 PT OIS melakukan akuisisi PT Otomotif Indonesia Mandiri sebesar
IDR 20 milyar, sebelum melakukan akuisisi tersebut para pemegang saham melakukan setoran
modal masing – masing IDR 10 milyar.

Tata kelola perusahaan


Jajaran Direksi membuat visi jangka pendek dan jangka panjang. Visi ini dikomunikasikan
selama rapat tahunan dan akhir tahun Perusahaan. Visi jangka pendek dikomunikasikan pada tiap
kepala departemen selama rapat manajemen yang dilakukan setiap bulan. Rapat manajemen
bulanan ini dibuat untuk mendiskusikan dan mengidentifikasi serta memecahkan risiko yang
berpotensi baik dari dalam atau luar perusahaan yang terkait dalam pencapaian tujuan
perusahaan. Tiap departemen mempersiapkan anggaran dan menyerahkan anggaran tahunan
tersebut kepada Ibu Desiana (Manager Akuntansi dan Keuangan Perusahaan) untuk digabungkan
dengan departemen lain dan disatukan menjadi Anggaran Tahunan Perusahaan di setiap
tahunnya. Laporan Anggaran akan dilaporkan ke Manajemen dan Para pemegang saham dalam
Rapat Komisaris yang dilakukan sebelum akhir tahun sebagai acuan target pencapaian di tahun
depan. Strategi jangka pendek dan menengah dipaparkan oleh BOD kepada jajaran management
agar Anggaran Tahunan dapat dicapai dengan baik. (Bagaimana perusahaan melakukan control
dan monitoring atas pencapaian tujuan yang menjadi target dari perusahaan).

Anggaran tahunan disetujui oleh jajaran komisaris dan pemegang saham dan secara periodik
dilakukan review dan evaluasi secara bulanan dalam manajemen meeting dan secara kuartal
dalam rapat komisaris untuk mendiskusikan semua masalah dan pemecahannya terkait masalah
bisnis yang dihadapi oleh Perusahaan untuk mencapai tujuannya.

Karena ukuran perusahaan, tidak ada departemen internal audit untuk perusahaan tersebut,
sebagai penggantinya manajemen telah membangun secara formal kode etik (peraturan
perusahaan) yang sesuai dengan keadaan perusahaan. Peraturan Perusahaan ("PP") telah disetujui
oleh jajaran Direksi dan Karyawan dan dilakukan review tahunan (dua tahun sekali) untuk PP
tersebut. PP tersebut berisikan kebijakan perusahaan terkait dengan kepegawaian termasuk
didalamnya kode etik pekerja. Setiap karyawan baru akan mendapatkan PP tersebut dimuka saat
departemen HRD mengangkat karyawan tersebut.

Dalam PP juga diinformasikan bahwa semua karyawan di setiap level departemen dapat datang
ke departemen HRD untuk mengungkap isu yang terkait dengan kepegawaian, hal ini sudah
termasuk dalam kebijakan perusahaan untuk mengkomunikasikan kesalahan yang terjadi oleh
karyawan lainnya dalam kondisi yang pribadi dan rahasia. Setiap pelanggaran dalam kebijakan
perusahaan yang dilakukan pihak karyawan dan manajemen akan ada hukuman yang akan
diberikan baik bersifat untuk menskor atau memecat karyawan yang melanggar PP tersebut.
Tergantung dari kesalahan yang dibuat, Perusahaan juga dapat membawa permasalahan tersebut
ke meja hijau jika terkait dengan tindakan kriminal sesuai dengan UU No 13 tahun 2003 tentang
Kepegawaian dan UU No 12 tentang hubungan Yurisdiksi Industri.

Perusahaan dalam menyusun PP tersebut telah mengacu pada peraturan omnibus law yang
ditetapkan oleh pemerintah, termasuk di dalamnya adalah kewajiban membuat provisi terhadap
karyawan kontrak sesuai dengan peraturan tersebut dengan rincian sebagai berikut:
1. PKWT selama 12 bulan secara terus menerus diberikan sebesar 1 bulan upah.
2. PKWT selama 1 bulan atau lebih namun kurang dari 12 bulan dihitung secara
proporsional dengan rumus masa kerja dibagi 12 dikalikan 1 bulan upah.
3. PKWT lebih dari 12 bulan dihitung dengan rumus masa kerja dibagi 12 dikalikan 1 bulan
upah.

BOD diwakilkan oleh Direktur Keuangan yaitu Pak Poltak bertemu dengan eksternal auditor dua
kali dalam setahun (periode audit interim dan final). Semua isu audit terkait dengan perusahaan
didiskusikan oleh auditor kepada Pak Poltak. Jika ada fungsi internal control yang bermasalah
secara signifikan akan dicatat dan diinformasikan kepada pak Poltak dan Pak Robin. Di Akhir
tahun setelah audit selesai dilakukan auditor akan memberikan surat tertulis terkait dengan
temuan audit selama tahun berjalan termasuk didalam rekomendasi yang dapat manajemen
lakukan untuk memecahkan masalah tersebut. Jika pada pertemuan tersebut jajaran direksi dapat
menerima dan menjalankan rekomendasi tersebut maka jajaran direksi akan bertemu dengan tiap
kepala departemen untuk mengkomunikasikan rencana kerja untuk menyelesaikan masalah
tersebut.

Pak Robin dan Pak Poltak memimpin rapat bulanan manajemen yang dihadiri oleh para kepala
departemen. Desiana menyediakan laporan keuangan bulanan dan hasil operasional, target
penjualan bulanan dan masalah-masalah lain perusahaan diinformasikan dalam rapat ini oleh
masing - masing departemen terkait. Manajemen perusahaan menggunakan rapat manajemen ini
sebagai kesempatan untuk mengkomunikasikan rencana jangka pendek dan hasil serta
ekspektasi. Selanjutnya dalam rapat ini manajemen lakukan dengan menghaturkan pertanyaan
dan menjawab segala masalah yang terjadi.

Pengrekrutan karyawan dilakukan oleh departemen sumber daya manusia dan personalia.
Karyawan perusahaan pada tahun ini berjumlah 555 orang dengan total karyawan tetap 350
orang. Perusahaan membuat beberapa strategi bisnis untuk menghindari kewajiban manfaat
karyawan (employe benefit obligation) di masa depan dengan bekerja sama dengan perusahaan -
perusahaan untuk membantu proses produksi dan pengirimannya. Perusahan bekerjasama dengan
PT Sumber Kerja Keras (SKK) untuk penjualan produk tersebut.
Departemen akuntansi terdiri dari delapan personel yang sangat familiar dengan tanggung jawab
masing - masing sehingga departemen akuntansi bisa menutup laporan bulanan dalam waktu 7
hari kerja untuk laporan bulanan dan tahunannya. Departemen akuntansi, Pajak, Costing dan IT
dipimpin oleh seorang Manajer Umum.

Susunan Struktur Organisasi Departemen Akuntansi, Keuangan, Pajak dan IT

Nama Jabatan Lama Pengalaman sebelumnya


bekerja
Rianto Hasan GM Finance & Accounting 4 tahun 12 tahun
Desiana Manager Finance & Accounting 5 tahun 5 tahun
Indra Tax Supervisor 5 tahun 3 tahun
Edward Tax Staff 3 tahun 0 tahun
Feti Cashier 3 tahun 0 tahun
Jayanti AR & AP Staff 3 tahun 0 tahun
Ajeng Inventory Staff 3 tahun 0 tahun
Indah Costing Staff 5 tahun 0 tahun

Pak Poltak mereviu laporan keuangan yang disiapkan oleh departemen akuntansi termasuk
rincian laporan laba rugi dan laporan lainnya yang mengindikasikan hasil usaha perusahaan.
Departemen akuntansi membandingkan hasil aktual dengan jumlah anggaran perusahaan yang
dibuat di awal tahun dan hasil usaha tahun sebelumnya. Selisih yang signifikan akan
diinvestigasi dan akan diungkapkan dalam rapat managemen bulanan supaya diketahui alasan
selisih hasil aktual dengan anggaran perusahaan, Desiana (manager akuntansi dan keuangan)
akan memberikan rincian alasan perubahan tersebut setiap akhir bulan pada saat penyampaian
laporan laba rugi kepada Direktur dibantu oleh Rianto Hasan (GM FA). Rianto Hasan setelah
menyelesaikan laporan keuangan menyerahkannya (mengirim) melalui email kepada staff
perwakilan masing-masing pemegang saham.

GM FA Rianto Hasan, beliau adalah mantan auditor dari KAP Tedy dan Rekan. Beliau adalah
mantan manager audit yang sebelumnya mengaudit PT OIS untuk 5 tahun sebelumnya. Rianto
Hasan adalah pemegang 3 gelar profesi yang terkait dengan akuntansi yaitu Chartered
Accountant (CA), Certified Public Accountant (CPA) dan Certified PSAK (CPSAK).

Kondisi Bisnis Perusahaan


Perusahaan (PT OIS) adalah perusahaan penyedia komponen otomotif (OEM / Otomotif
Equipment Manufacturing) yang mensupply komponen otomotif kepada pabrikan kendaraan.
Perusahaan dalam menjalankan bisnisnya membuat kontrak jangka menengah dan panjang
dengan para konsumennya untuk mengambil tanggung jawab mensupply komponen selama masa
kontrak tersebut. Kontrak jangka menengah diberikan selama 5 tahun kepada PT OIS dari
konsumen pabrikan kendaraan untuk menyediakan komponen otomotif tersebut dan 5 tahun
lainnya untuk bertanggung jawab menyediakan komponen spare partnya setelah masa produksi
berakhir.

Stabilitas produksi dan kualitas produk menjadi salah satu tanggung jawab yang harus diberikan
kepada konsumen, pengiriman yang terlambat dengan berbagai macam alasan tidak dapat
dibenarkan dan akan mendapatkan penalti yang telah disepakati oleh perusahaan dan Konsumen
(ini adalah perilaku bisnis yang normal dalam bisnis OEM).

Industri otomotif sangat besar dikuasai oleh perusahaan - perusahaan Jepang sehingga persaingan
di industri otomotif di Indonesia cukup sulit sehingga perusahaan harus melakukan efisiensi
produksi agar mendapatkan harga yang bersaing sehingga dapat memperoleh bisnis baru dari
para konsumen, karena jika tiap tahun tidak memperoleh bisnis baru maka 5 tahun berikutnya
tidak akan ada lagi bisnis yang dijalankan sehingga akan mengancam kelangsungan usaha
Perusahaan. Tetapi para pemegang saham optimis akan bisnis ini di masa depan dan komit untuk
mendukung penuh perusahaan.

PT OIS memiliki perusahaan asosiasi yang bergerak di bidang otomotif penyedia kursi
kendaraan yang berada di Cikampek yaitu PT Sukses Otomotif Mandiri (PT SOM), PT OIS
memiliki 25% kepemilikan saham, akuntansi untuk pengukuran saham ini menggunakan
metode ekuitas. Perusahaan asosiasi nya merupakan gabungan usaha dengan perusahaan
Malaysia (Mandiri SDN BHD). Pada tahun 20x7 PT SOM melaporkan laba sebesar IDR 10
Milyar dengan dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham sebesar 50% dari laba
tahun berjalan pada awal tahun 20x7.Pada akhir tahun 20x7 PT OIS belum melakukan
pencatatan atas laba afiliasi dan dividennya.

Manajemen belum melakukan perhitungan pajak penghasilan badan termasuk pajak


tangguhannya sampai auditor memberikan koreksian atas laporan keuangan yang diaudit.
Perusahaan menyajikan pajak pertambahan nilai keluaran dan masukan pada masing – masing
utang pajak dan pajak dibayar dimuka, perusahaan akan melakukan netting off atas PPN
keluaran dan Masukan pada saat penyajian laporan keuangan audit.

Perusahaan melakukan perhitungan manfaat karyawan sesuai dengan PSAK 24 dengan


melakukan perikatan dengan aktuaria Firma Gugi & Rekan. Hasil perhitungan aktuaria akan
menjadi acuan bagi perusahaan untuk membuat provisi pada tahun berjalan. Selama tahun 20x7
perusahaan sudah membuat provisi manfaat karyawan sebesar IDR 2.040.000.000 dan
pengurangan provisi terhadap pembayaran karyawan yang mengundurkan diri selama tahun
20x7 sebesar IDR 50.788.000.

Perusahaan belum melakukan pengujian atas nilai realisasi bersih atas nilai persediaan diakhir
periode. Perusahaan akan melakukan penilaian NRV pada akhir periode berbarengan dengan
analisa pemeriksaan fisik diakhir periode.

Kondisi Bisnis Tahun Berjalan


Berikut adalah Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba Rugi PT OIS pada tahun 20x7 dan
20x6:
Laporan Posisi Keuangandan Laporan Laba Rugi PT OIS pada tahun 20x7 dan 20x6
31 Des 20x7 31 Des 20x6
Informasi Laporan Keuangan
(Unaudited) (Audited)
Aset Lancar:
Kas dan setara kas 21.096.927.859 18.916.363.574
Piutang dagang 32.371.313.648 27.031.448.657
Piutang lain – lain 6.462.777.739 4.992.700.295
Persediaan 15.324.476.182 10.294.182.963
Lain – lain (termasuk pajak) 33.814.414.980 14.623.462.990
Total Aset Lancar 109.069.910.408 75.858.158.479

Aset Tidak Lancar:


Aset tetap, bersih 90.842.006.345 97.782.319.809
Aset pajak tangguhan 3.781.399.958 3.781.399.958
Investasi, bersih 46.315.255.449 26.315.255.449
Total Aset Tidak Lancar 140.938.661.752 127.878.975.216
Total Aset 250.008.572.160 203.737.133.695

Liabilitas Jangka Pendek:


Utang dagang 18.917.123.044 13.175.554.539
Utang lain – lain 2.358.024.416 1.788.401.212
Pajak 16.874.019.669 22.155.510
Total Liabilitas Jangka Pendek 38.149.167.129 14.986.111.261

Liabilitas Jangka Panjang:


Provisi kewajiban karyawan 10.392.923.000 8.403.711.000
Total Liabilitas Jangka Panjang 10.392.923.000 8.403.711.000

Informasi Laporan Keuangan


Ekuitas: 61.331.584.143 41.331.584.143
Modal saham 2.005.210.990 2.005.210.990
Penghasilan komprehensif lain 138.129.686.898 137.010.516.301
Saldo laba 201.466.482.031 180.347.311.434
Total Ekuitas 250.008.572.160 203.737.133.695
Total Liabilitas & Ekuitas 21.096.927.859 18.916.363.574
31 Des 20x7 31 Des 20x6
Informasi Laporan Keuangan
(Unaudited) (Audited)
Laporan Laba Rugi:
Pendapatan 201.285.904.815 158.054.424.999
Harga pokok penjualan (184.199.657.826) (154.639.489.975)
Beban operasi (16.919.537.932) (16.720.832.338)
Lain – lain 952.461.539 (326.927.401)
Pendapatan sebelum pajak 1.019.170.597 (13.632.824.715)
Pajak - (185.474.683)
Laba Setelah Pajak 1.119.170.597 (13.818.299.398)

Penghasilan Komprehensif Lain:


Keuntungan aktuaria - 1.061.904.000
Bagian keuntungan asosiasi – Aktuaria - 95.766.490
Pajak penghasilan - (289.417.623)
Total Penghasilan Komprehensif Lain - 868.252.867

Total Penghasilan Komprehensif 1.119.170.597 (12.950.046.531)

DIMINTA:
Berdasarkan kasus diatas hitunglah selisih antara tahun 31 Des 20x7 dan 31 Des 20x6 dan buatlah
analisa atas akun-akun diatas berdasarkan penjelasan latar belakang perusahaan.
KASUS PERSEDIAAN (INVENTORY)
Berdasarkan PSAK 14 “Persediaan”paragraph 9 Persediaan diukur pada mana yang lebih
rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih.

Berdasarkan PSAK 14 “Persediaan”paragraph 6 bait kedua Nilai realisasi bersih adalah estimasi
harga jual dalam kegiatan usaha biasa dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya
yang diperlukan untuk membuat penjualan.

Berikut adalah data yang telah diberikan oleh PT AAA untuk pengujian atas nilai realisasi bersih
persediaan.
Ringkasan persediaan:
Bahan baku IDR 9.890.210.873
Bahan dalam proses IDR 2.202.053.475
Persediaan barang jadi IDR 2.614.693.934
Suku cadang IDR 617.517.899
Total Persediaan IDR 15.324.476.181

Persediaan barang jadi yang di uji NRV IDR 1.561.215.000 (sampel)


Persentase persediaan barang jadi yang diuji 59.71%

Data persediaan barang jadi (sampel) untuk pengujian NRV:


No Kode Nama barang Qty Harga Total
1 OIS001 Barang jadi kode 1 130 120.000 15.600.000
2 OIS002 Barang jadi kode 2 250 110.000 27.500.000
3 OIS003 Barang jadi kode 3 300 130.000 39.000.000
4 OIS004 Barang jadi kode 4 290 100.000 29.000.000
5 OIS005 Barang jadi kode 5 765 121.000 92.565.000
6 OIS006 Barang jadi kode 6 183 124.000 22.692.000
7 OIS007 Barang jadi kode 7 950 125.000 118.750.000
8 OIS008 Barang jadi kode 8 759 90.000 68.310.000
9 OIS009 Barang jadi kode 9 84 138.000 11.592.000
10 OIS0010 Barang jadi kode 10 672 121.000 81.312.000
11 OIS0011 Barang jadi kode 11 394 119.000 46.886.000
12 OIS0012 Barang jadi kode 12 826 118.000 97.468.000
13 OIS0013 Barang jadi kode 13 940 120.450 113.223.000
14 OIS0014 Barang jadi kode 14 76 53.000 4.028.000
15 OIS0015 Barang jadi kode 15 920 74.000 68.080.000
16 OIS0016 Barang jadi kode 16 475 151.000 71.725.000
17 OIS0017 Barang jadi kode 17 274 123.000 33.702.000
18 OIS0018 Barang jadi kode 18 2040 134.500 274.380.000
19 OIS0019 Barang jadi kode 19 28 145.000 4.060.000
20 OIS0020 Barang jadi kode 20 1930 167.000 322.310.000
21 OIS0021 Barang jadi kode 21 104 183.000 19.032.000
Total sampel pengujian 1.561.215.000
NRV

Total sampel IDR 1.561.215.000


Total persediaan barang jadi IDR 2.614.693.934
Persentase pengujian IDR 59.71%
Berikut data harga jual per 1 Januari 20x8 beserta estimasi biaya penyelesaian (packing) dan
biaya pemasaran:
Biaya packing per Biaya pemasaran per
No Kode Nama barang Harga jual
unit unit
1 OIS001 Barang jadi kode 1 144.000 12.000 5.000
2 OIS002 Barang jadi kode 2 121.000 11.000 5.000
3 OIS003 Barang jadi kode 3 140.400 13.000 5.000
4 OIS004 Barang jadi kode 4 120.000 10.000 5.000
5 OIS005 Barang jadi kode 5 145.200 12.100 5.000
6 OIS006 Barang jadi kode 6 148.800 12.400 5.000
7 OIS007 Barang jadi kode 7 138.750 12.500 5.000
8 OIS008 Barang jadi kode 8 108.000 9.000 5.000
9 OIS009 Barang jadi kode 9 165.600 13.800 5.000
10 OIS0010 Barang jadi kode 10 145.200 12.100 5.000
11 OIS0011 Barang jadi kode 11 124.950 11.900 5.000
12 OIS0012 Barang jadi kode 12 141.600 11.800 5.000
13 OIS0013 Barang jadi kode 13 144.540 12.045 5.000
14 OIS0014 Barang jadi kode 14 63.600 5.300 5.000
15 OIS0015 Barang jadi kode 15 88.800 7.400 5.000
16 OIS0016 Barang jadi kode 16 158.550 15.100 5.000
17 OIS0017 Barang jadi kode 17 126.690 12.300 5.000
18 OIS0018 Barang jadi kode 18 143.915 13.450 5.000
19 OIS0019 Barang jadi kode 19 174.000 14.500 5.000
20 OIS0020 Barang jadi kode 20 173.680 16.700 5.000
21 OIS0021 Barang jadi kode 21 219.600 18.300 5.000

DIMINTA:
Berdasarkan data tersebut di atas, buatlah perhitungan pengujian atas nilai realisasi bersih (NRV)
atas persediaan barang jadi, selisih atas NRV atas sampel tersebut harus dibuatkan jurnal
penyesuaian dengan ekstrapolate dari total sampel pengujian.
KASUS ASET TETAP (FIXED ASSET)
PT AAA pada tanggal 1 Juli 20x4 membeli sebidang tanah berserta bangunan di kawasan
industri cikarang yang akan digunakan sebagai pabrik dan kantor cabangnya dengan nilai
perolehan atas tanah dan bangunan tersebut sebesar IDR 5.100.000.000.

Tanah yang akan diakuisisi tersebut telah habis masa guna bangunannya sehingga pada saat
perolehan PT AAA harus membayar Sertifikat Hak Guna bangunan atas tanah tersebut sebesar
IDR 500.000.000 selama masa 20 tahun kepada badan pertanahan nasional. Untuk membangun
pabrik baru tersebut management PT AAA memutuskan untuk tidak menggunakan bangunan
yang telah ada karena dianggap tidak layak pakai dan dapat membahayakan jika tetap digunakan
sehingga management memutuskan untuk membongkarnya dengan biaya membongkar sebesar
IDR 50.000.000 dan untuk membuat tanah tersebut layak untuk digunakan sebagai pabrik PT
AAA harus melakukan pengerukan tanah setinggi 1 meter untuk mencegah bencana banjir
dimasa depan dengan biaya pengerukan sampai tanah tersebut siap untuk dibangun sebesar IDR
350.000.000.

Pembongkaran bangunan berjalan dengan lancar dan beberapa bagian bangunan seperti kerangka
baja dijual kepada pemborong bongkaran tersebut seharga IDR 15.000.000.

Pada tanggal 1 Januari 20x5 tanah tersebut telah layak untuk dibangun, perusahaan mulai
mencari dana untuk membangun pabrik dan kantor ditanah tersebu]t dengan melakukan pinjaman
kepada Bank Manja Indonesia sebesar IDR 3.000.000.000 dengan tingkat bunga 12% setahun
dan menunjuk PT Bangun Tahan Lama sebagai kontraktor dimana dalam proses pembangunan
diperkirakan akan dilakukan selama setahun dengan target penyelesaian tanggal 1 Januari 20x6.

Kontraktor memberikan rincian rencana proses pembangunan dengan rincian pembayaran


tagihan sebagai berikut:

Tanggal Keterangan Persentase Nilai


1/1/x5 DP proyek pembangunan 50% IDR 1.500.000.000
1/7/x5 Tahap lanjutan 30% IDR 900.000.000
1/11/x5 Tahap penyelessaian 20% IDR 600.000.000
Total Nilai Proyek IDR 3.000.000.000
Pada tahun 20x5 management memutuskan untuk mendepositokan sisa pinjaman yang telah cair
kedalam deposito di Bank Ceria Asia dengan estimasi pendapatan bunga sampai dana tersebut
habis digunakan untuk pembangunan pabrik dan kantor sebesar IDR 90.000.000.

Kontraktor menyelesaikan pembangunan pabrik dan kantor tersebut tepat waktu yaitu tanggal 1
Januari 20x6, selama masa pembangunan di tahun 20x5 tingkat pertumbuhan pasar konsumen PT
AAA turun signifikan karena kondisi ekonomi yang melemah sehingga PT AAA membatalkan
pembukaan cabang di Kawasan Industri cikarang tersebut dan management memutuskan untuk
menunda pembukaan cabang di pabrik baru tersebut sampai dengan 3 tahun kedepan sesuai
dengan rencana anggaran dari konsumen yang akan membaik secara progresif selama 3 tahun
kedepan sehingga PT AAA berencana untuk mensewakan gedung pabrik dan kantor tersebut
kepada salah satu anak perusahaan pemegang saham dominan yaitu PT DEF selama tiga tahun
dengan nilai sewa IDR 3.000.000.000. PT AAA menggunakan metode harga perolehan untuk
mencatat aset bangunan dan tanah tersebut pada saat perolehannya dan merubah ke metode nilai
wajar pada saat aset tesebut disewakan dengan nilai wajar tanah dan bangunan sebesar IDR
10.000.000.000. Berdasarkan PSAK 13 : Properti Investasi par 35 “Keuntungan atau kerugian
yang timbul dari perubahan nilai wajar property investasi diakui dalam laba rugi pada periode
terjadinya”

DIMINTA:
a. Berapakah biaya pinjaman yang dapat dikapitalisasi atas aset bangunan tersebut?
b. Berapakah harga perolehan tanah dan bangunan tersebut?
c. Buatlah jurnal untuk perolehan aset tersebut sampai aset tersebut siap untuk digunakan
termasuk jurnal kapitalisasi biaya pinjaman tersebut!
d. Berapakah keuntungan atas nilai wajar atas aset tersebut setelah direklasifikasi ke dalam
properti investasi?
e. Buatlah jurnal untuk mereklas aset tersebut ke properti investasi!
f. Atas perubahan kebijakan di atas mereklas aset tetap ke PI dan merubah metode perhitungan
dari metode harga perolehan menjadi nilai wajar, bagaimana manajemen menerapkannya
dalam akuntansi perusahaan berdasarkan PSAK 25?
KASUS ASET TAKBERWUJUD (INTANGIBLE ASSET)
PT AAA mendapatkan informasi bahwa PT ADM Indonesia sedang dalam project
peluncuran kendaraan baru, ada beberapa perusahaan pemasok yang diundang untuk memberikan
proposal penawaran termasuk PT AAA. Selama proses proposal penawaran PT AAA telah
melakukan beberapa riset terkait komponen project tersebut yang akan menjadi bagian yang
diajukan proposalnya. Berikut rincian biaya dan jadwal pengajuan proposal hingga produksi
masal dilakukan.
Tahapan Project Januari Februari Maret Juni 20x8 Agustus Semester Semester 2,
20x8 20x8 (IDR) 20x8 (IDR) 20x8 (IDR) 1, 20x9 20x9
(IDR) (US$)
1.Mendapatkan 0
surat undangan
pengajuan project
2.Pengajuan 150.000.000
budget harga 1)
3.Penerimaan 83,000
LOI 2)
4.Pembuatan 3.500.000.000
sampel3)
5.Pengiriman 85.000.000
sampel 4)
6.Sampel 0
disetujui
7.Produksi masal 500.000.000
1 Desember 20x9
5)
Note:
1) Pada saat pengajuan budget PT AAA melakukan kunjungan ke luar negeri untuk melihat
beberapa supplier pembuat mesin, mold dan bahan baku produk yang akan diajukan
proposalnya untuk mengetahui total anggaran biaya untuk membuat produk tersebut dengan
total biaya survey IDR 150.000.000
2) PT AAA mengeluarkan biaya untuk technical engineering fee kepada engineering consulting
di Jepang senilai US$ 83,000 dengan kurs 1US$ = 14.457.83 atau setara dengan IDR
1.200.000.000 dalam jangka waktu 1 tahun (1 maret 20x8 sampai dengan 1 April 20x9).
3) Setelah mendapatkan LOI dan customers PT AAA mulai membeli mesin dan bahan baku dari
supplier yang telah dilakukan survei sebelumnya dengan rincian biaya sebagai berikut:
a. Pembelian mesin IDR 3.000.000.000
b. Biaya pembuatan sampel IDR 500.000.000
4) Biaya pengiriman sampel ke Jepang untuk diperiksa IDR 85.000.000
5) Berdasarkan hasil pemeriksaan sampel terdapat catatan improvement quality yang harus
memperbaiki mould mesin agar mendapatkan hasil yang diinginkan sesuai dengan persyaratan
dari customer, PT AAA melakukan modifikasi mould dan mesin dengan total biaya IDR
500.000.000

DIMINTA:
Berdasarkan contoh kasus di atas buatlah perhitungan asettakberwujud sesuai dengan kriteria
pada PSAK 19 beserta jurnalnya sampai aset takberwujud tersebut disusutkan pada tahun
pertama.
KASUS IMBALAN KERJA (EMPLOYEE BENEFIT)
Berikut adalah risalah rapat umum pemegang saham PT AAA pada tanggal 15 Desember 20x8:
MINUTES OF GENERAL MEETING SHAREHOLDERS 20X8
Attendances : Dr. Jhonyman, Mr. Ong Kim Seng, Mr. Robin Tan, Mr. Poltak, Mr.
Alexander, Mr. Adrian
Agenda : Update Current Company Condition PT AAA
Conclusion :
Berdasarkan paparan manajemen dalam laporan budget 20x9 yang dilakukan pada 15 Desember
20x8. BOD dan BOC beserta para pemegang saham memutuskan dalam risalah RUPS ini untuk
melakukan pengurangan karyawan dikarenakan kapasitas produksi menurun signifikan pada
rencana penjualan tahun 20x9, dengan total rencana pengurangan karyawan sebanyak 30 orang
(operator produksi) dengan total biaya pesangon sebesar Rp 3.175.000.000 (sesuai dengan
peraturan yang berlaku) yang keseluruhan adalah pegawai tetap karyawan.
Proposed:

Ϧ µ
Mr. Robin Tan Mr. Poltak
(President Director) (Director)
Checked:

Ж Ћ
Dr. Jhonyman Mr. Ong Kim Seng
(President Commissioner) (Commissioner)
Approved:

й Д
Mr. Alexander Mr. Adrian
On Be Half Success Corporation On Be Half PT Otomotif Indonesia
DIMINTA:
Berdasarkan risalah tersebut apa yang harus dilakukan oleh PT AAA untuk mengidentifikasi
transaksi tersebut dalam laporan keuangannya.
KASUS PAJAK TANGGUHAN DAN PAJAK PENGHASILAN BADAN (DEFFERED
TAXES AND CORPORATE INCOME TAX)

Berikut adalah laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lainnya (komersial - dalam
ribuan rupiah) untuk PT AAA selama tahun 20x8 dan 20x7:

Transaksi lainnya (dalam ribuan IDR):


Pada saat membuat perhitungan pajak penghasilan PT AAA auditor menemukan beberapa
koreksi fiskal yang harus diperhitungkan dalam perhitungan pajak penghasilan badan PT AAA,
diantaranya adalah sebagai berikut:
Biaya penyusutan
Terdapat perbedaan waktu pembebanan antara perpajakan dan akuntansi komersial untuk
biaya penyusutan perusahaan sebesar Rp 237.000 dimana komersial membebankan terlalu besar
dibandingkan dengan biaya penyusutan fiskal yang diakui.
Biaya imbalan kerja (PSAK 24)
Kewajiban manfaat karyawan pada tahun berjalan setelah perhitungan aktuaris sebesar Rp
7.200.000 yang sebelumnya di tahun 20x7 sebesar Rp 5.800.000. Keuntungan aktuarial atas
perhitungan manfaat karyawan adalah sebesar Rp 800.000.
Biaya pajak
Pada tahun 20x8 perusahaan diperiksa oleh pajak untuk tahun fiskal 20x5 atas pemeriksaan
tersebut perusahaan menerima restitusi pajak sebesar Rp 1.500.000 dari total restitusi yang
diharapkan sebesar Rp 2.000.000.

DIMINTA:
1. Berapakah total laba fiskal yang dijadikan dasar perhitungan pajak penghasilan badan PT
AAA?
2. Berapakah total pajak penghasilan badan PT AAA jika asumsi tarif pajak penghasilan sebesar
25%?
3. Berapakah net deferred taxasset/liabilitas atas transaksi di atas (asumsi tarif pajak 25%)?
4. Buat jurnal untuk deferred tax transaksi di atas (asumsi tarif pajak 25%)?
KOMBINASI BISNIS (COMBINATION BUSINESS)
Jika perusahaan yang diakuisisi terus eksis, pihak pengakuisisi mencatat investasi dalam saham
biasa pihak yang diakuisisi daripada aset dan kewajiban individualnya. Pihak pengakuisisi
mencatat investasinya dalam saham biasa pihak yang diakuisisi sebesar nilai wajar total dari
imbalan yang diberikan sebagai pertukaran. Misalnya, jika Point Corporation (a) menukar 10.000
lembar sahamnya dengan total nilai pasar $610.000 untuk semua saham Sharp Company dan (b)
menimbulkan biaya merger sebesar $40.000 dan biaya penerbitan saham sebesar $25.000.

Berikut ini nilai buku dan nilai wajar aset dan kewajiban individu Sharp pada tanggal akuisisi.

Assets, Liabilities & Equities Nilai buku $ Nilai wajar $

Kas dan Piutang 45,000 45,000


Persediaan 65,000 75,000
Tanah 40,000 70,000
Bangunan & Peralatan 400,000 350,000
Akumulasi penyusutan - 150,000
Patent 80,000
Total asset 400,000 620,000
Liabilitas lancar 100,000 110,000
Modal saham ($5 par) 100,000
Add PIC 50,000
Saldo laba 150,000
Total liabilitas dan ekuitas 400,000
Nilai wajar asset bersih 510,000

DIMINTA:
Bagaimana Point mencatat jurnal atas transaksi tersebut buatlah perhitungan kombinasi bisnis
dan jurnal yang diperlukan atas kombinasi bisnis dengan mekanisme akuisisi saham (acquisition
stock). Note: Bahwa saham Point Corporation tidak memiliki nilai par ataupun nilai yang
ditetapkan.
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (CONSOLIDATION STATEMENT)
Berikut adalah Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba Rugi PT Otomotif Indonesia Sukses
(PT OIS) pada tahun 20x7 dan 20x6:
Informasi lapkeu Periode berjalan Periode lalu
Aset lancar:
Kas dan setara kas 21.096.927.859 18.916.363.574
Piutang dagang 32.371.313.648 27.031.448.657
Piutang lain – lain 6.462.777.739 4.992.700.295
Persediaan 15.324.476.182 10.294.182.963
Lain – lain (termasuk pajak) 33.814.414.980 14.623.462.990
Total asset lancar 109.069.910.408 75.858.158.479

Asset tidak lancar:


Aset tetap, bersih 90.842.006.345 97.782.319.809
Aset pajak tangguhan 3.781.399.958 3.781.399.958
Investasi, bersih 46.315.255.449 26.315.255.449
Total tidak asset lancar 140.938.661.752 127.878.975.216
Total asset 250.008.572.160 203.737.133.695

Liabilitas jangka pendek:


Utang dagang 18.917.123.044 13.175.554.539
Utang lain – lain 2.358.024.416 1.788.401.212
Pajak 16.874.019.669 22.155.510
Total liabilitas jk pendek 38.149.167.129 14.986.111.261

Liabilitas jangka panjang:


Provisi kewajiban karyawan 10.392.923.000 8.403.711.000
Total liabilitas jk panjang 10.392.923.000 8.403.711.000

Ekuitas:
Modal saham 61.331.584.143 41.331.584.143
Penghasilan komprehensif lain 2.005.210.990 2.005.210.990
Tax Amnesty 100.000.000 -
Saldo laba 138.029.686.898 137.010.516.301
Total ekuitas 201.466.482.031 180.347.311.434
Total liabilitas & ekuitas 250.008.572.160 203.737.133.695

Informasi lapkeu Periode berjalan Periode lalu


Laporan laba rugi:
Pendapatan 201.285.904.815 158.054.424.999
Harga pokok penjualan (184.199.657.826) (154.639.489.975)
Beban operasi (16.919.537.932) (16.720.832.338)
Lain – lain 952.461.539 (326.927.401)
Pendapatan sebelum pajak 1.119.170.597 (13.632.824.715)
Pajak - (185.474.683)
Laba setelah pajak 1.119.170.597 (13.818.299.398)

Penghasilan konprehensif lain:


Keuntungan aktuaria - 1.061.904.000
Bagian keuntungan asosiasi – Aktuaria - 95.766.490
Pajak penghasilan - (289.417.623)
Total penghasilan komprehensif lain - 868.252.867

Total penghasilan komprehensif 1.119.170.597 (12.950.046.531)

Project cases:
a. Pada tanggal 1 juli 20x7PT OIS melakukan akuisisi 75% saham PT Otomotif Indonesia
Mandiri (PT OIM) dengan rincian transaksi sebagai berikut:

Harga akuisisi IDR 20.000.000.000


Nilai wajar PT OIM IDR 17.500.000.000
Nilai buku asset bersih PT OIM IDR 15.250.000.000
Berikut adalah data rinci nilai buku asset bersih dan nilai wajar asset bersih PT OIM per 1
juli 20x7 (dalam jutaan IDR):
Assets, Liabilities & Equities Nilai buku Nilai wajar
Kas dan Piutang 50 50
Piutang 450 450
Persediaan 2.750 2.750
Tanah 6.250 7.000
Bangunan & Peralatan 8.000 8.000
Akumulasi penyusutan (1.500)
Total asset 16.000 18.250
Liabilitas lancer 750 750
Liabilitas jangka panjang -
Modal saham 15.000
Saldo laba 250
Total liabilitas dan ekuitas 16.000
Nilai wajar asset bersih 17.500

Berdasarkan informasi tersebut diatas, buatlah perhitungan dan jurnal dasar


konsolidasi atas transaksi kombinasi bisnis tersebut.
b. Berikut adalah saldo investasi entitas asosiasi (PT Sukses Otomotif Mandiri):

Saldo awal 1 Januari 20x7 IDR 26.315.255.449


Laba tahun berjalan (20x7) IDR 0
Saldo akhir 31 Januari 20x7 IDR 26.315.255.449

Berdasarkan data laporan audit PT Sukses Otomotif Mandiri dengan rincian sebagai berikut:

Laba bersih tahun berjalan IDR 12.576.498.007


Penghasilan komprehensif lain IDR 645.369.000 (keuntungan actuarial)
Aset bersih PT Sukses Otomotif Mandiri IDR 118.482.888.802
Berdasarkan informasi tersebut diatas buatlah perhitungan dan jurnal penyesuaian
yang diperlukan atas saldo investasi pada entitas asosiasi tersebut.

c. Berikut adalah timetable pelaksanaan project baru dari customers:

Tahapan Project Januari Februari Maret 20x7 Juni 20x7 Agustus


20x7 20x7 20x7
1.Mendapatkan surat IDR 0
undangan pengajuan
project
2.Pengajuan budget IDR
harga a) 250.000.000
3.Penerimaan LOI b) US$ 83,000
4.Pembuatan sample c) IDR
3.500.000.000
5.Pengiriman sampel d) IDR
85.000.000
6.Sampel disetujui IDR 0

Notes:
a. Pada saat pengajuan budget PT OIS melakukan kunjungan ke luar negeri untuk
melihat beberapa supplier pembuat mesin, mold dan bahan baku produk yang akan
diajukan proposalnya untuk mengetahui total anggaran biaya untuk membuat produk
tersebut dengan total biaya survey IDR 250.000.000 dengan jurnal sebagai berikut:

Dr. Biaya survey IDR 250.000.000


Cr. Bank IDR 250.000.000

b. Setelah mendapatkan kepastian project (melalui LOI)PT OIS mengeluarkan biaya


untuk technical engginering fee kepada engineering consulting di Jepang senilai US$
83,000 dengan kurs 1US$ = 15.000 untuk jangka waktu 1 tahun (1 maret 20x8 sampai
dengan 1 April 20x9). Dengan jurnal sebagai berikut:
Dr. Biaya konsultasi IDR 1.245.000.000
Cr. Bank IDR 1.245.000.000
c. Setelah mendapatkan LOI dan customers PT OIS mulai membeli mesin dan bahan
baku dari supplier yang telah dilakukan survei sebelumnya dengan rincian biaya dan
jurnal sebagai berikut:
 Pembelian mesin IDR 3.000.000.000
 Biaya pembuatan sample IDR 500.000.000
Dr. Mesin IDR 3.000.000.000
Cr. Bank IDR 3.000.000.000

Dr. Biaya sample IDR 500.000.000


Cr. Bank IDR 500.000.000

d. Biaya pengiriman sampel ke Jepang untuk diperiksa IDR 85.000.000 dengan jurnal
sebagai berikut:
Dr. Biaya kirim IDR 85.000.000
Cr. Bank IDR 85.000.000
Berdasarkan jurnal yang dicatat oleh PT OIS buatlah jurnal penyesuaian yang
diperlukan sesuai dengan PSAK 19: Aset takberwujud.

d. PT OIS pada tahun 20x7 memiliki karyawan magang sebesar 20% dari total karyawan dan
sisa dari karyawan tidak tetap tersebut adalah karyawan kontrak. Semua karyawan kontrak
tersebut dipekerjakan sejak 1 Januari 20x7 dengan rata – rata gaji per karyawan kontrak
sebesar IDR 4.500.000. PT OIS belum membentuk provisi atas kompensasi karyawan kontrak
tersebut. Berdasarkan peraturan tenaga kerja baru (lihat pada bab1) berapakah provisi
harus dibuat oleh perusahaan beserta jurnalnya.

e. Berdasarkan perhitungan aktuaria atas laporan manfaat karyawan per 31 Desember 20x7
terdapat kekurangan pengakuan beban dan liabilitas sebesar IDR 325.000.000 atas provisi
tahun berjalan manfaat karyawan tahun 20x7 dengan rincian sebagai berikut:
Tambahan beban manfaat karyawan tahun berjalan IDR 275.000.000 (25% admin & 75%
DL)
Kerugian aktuaria IDR 50.000.000
Total penambahan provisi sesuai laporan aktuaria IDR 325.000.000

Berdasarkan perhitungan tersebut diatas, buatlah jurnal penyesuaian yang dibutuhkan


atas laporan aktuaria tersebut.
Note: PT OIM belum mencadangkan manfaat karyawan karena perusahaan baru berdiri dan
memiliki nilai estimasi kewajiban manfaat karyawan yang masih tidak signifikan

f. Berikut adalah daftar koreksi fiscal dan pajak dibayar dimuka PT OIS selama tahun 20x7:

No Koreksi fiskal Jumlah


1 Biaya manfaat karyawan – Biaya tenaga kerja langsung 1.273.823.353
2 Biaya rental kendaraan manager – Biaya overhead 200.850.201
3 Biaya manfaat karyawan – Biaya overhead 565.550.623
4 Biaya penyusutan komersial FOH lebih besar dibandingkan 1.119.889.557
dengan biaya penyusutan fiskal
5 Biaya jamuan – Biaya penjualan 49.063.765
6 Biaya manfaat karyawan – Biaya administrasi 424.838.024
7 Biaya jamuan – Biaya administrasi 52.610.791
8 Biaya rental kendaraan manager – Biaya administrasi 236.742.834
9 Biaya perawatan kendaraan manager – Biaya administrasi 61.232.185
10 Donasi - Biaya administrasi 9.450.000
11 Biaya denda & penalti 39.594.799
12 Biaya penyusutan komersial administrasi lebih kecil 116.123.290
dibandingkan dengan biaya penyusutan fiskal
13 Pendapatan bunga bank 447.436.008
14 Pajak dibayar dimuka atas pajak penghasilan pasal 22 227.204.000
15 Pajak dibayar dimuka atas pajak penghasilan pasal 25 353.892.240
16 Keuntungan / kerugian aktuari 50.000.000
17 Laba perusahaan asosiasi 3.144.124.502

Catatan: koreksi pajak atas beban manfaat karyawan sudah termasuk tambahan dari
penyesuaian berdasarkan laporan aktuaria.

Berdasarkan daftar koreksi fiskal diatas diketahui koreksi fiskal – beda waktu adalah sebagai
berikut:
No Koreksi fiskal Jumlah
1 Biaya manfaat karyawan – Biaya tenaga kerja langsung 1.273.823.353
3 Biaya manfaat karyawan – Biaya overhead 565.550.623
4 Biaya penyusutan komersial FOH lebih besar dibandingkan 1.119.889.557
dengan biaya penyusutan fiskal
6 Biaya manfaat karyawan – Biaya administrasi 424.838.024
12 Biaya penyusutan komersial administrasi lebih kecil 116.123.290
dibandingkan dengan biaya penyusutan fiskal
16 Keuntungan / kerugian aktuari 50.000.000

Buatlah perhitungan pajak penghasilan badan dengan tariff 22% dan pajak tangguhan
atas daftar koreksi fiskal tersebut diatas.

g. Berikut adalah transaksi – transaksi yang terjadi pada tahun 20x7 antara PT OIS dan PT OIM:
1. Keuntungan PT OIM selama tahun berjalan sebesar IDR 2.354.000.000 dan karena PT
OIM masih baru dan butuh pengembangan dimasa depan maka para pemegang saham
sepakat bahwa tidak ada dividen yang dibagikan pada tahun 20x7.
2. Total penjualan PT OIS kepada PT OIM selama tahun 20x7 adalah sebagai berikut
dengan rincian persediaan yang sudah terjual dengan pihak ketiga dan yang masih dalam
gudang PT OIM:

Dalam juta Total penjualan (1)Penjualan kembali (2) Persediaan di PT


rupiah Intercompany pada nonafiliasi OIM
Sales 4.000 3.000 1.000
(HPP) 3.200 2.400 800
Laba kotor 800 600 200
GP% 20%

Berdasarkan transaksi – transaksi diatas (dari point a sampai dengan point g) buatlah laporan
keuangan konsolidasian PT OIS (sudah termasuk penyesuaian yang dibuat pada PT OIS)
dengan menggunakan laporan keuangan PT OIM per 31 Desember 20x7 sebagai berikut:

(dalam rupiah penuh)


Informasi lapkeu 31 Des 20x7 1 July 20x7
Aset lancar:
Kas dan setara kas 175.000.000 50.000.000
Piutang dagang 835.000.000 450.000.000
Persediaan 4.675.000.000 2.750.000.000
Lain – lain (termasuk pajak) 0 0
Total asset lancer 5.685.000.000 3.250.000.000

Asset tidak lancar:


Aset tetap, bersih 13.179.000.000 12.750.000.000
Aset pajak tangguhan 0 0
Total tidak asset lancar 13.179.000.000 12.750.000.000
Total asset 18.864.000.000 16.000.000.000

Liabilitas jangka pendek:


Utang dagang 1.230.000.000 750.000.000
Utang lain – lain 0 0
Pajak 30.000.000 0
Total liabilitas jk pendek 1.260.000.000 750.000.000

Liabilitas jangka panjang:


Provisi kewajiban karyawan 0 0
Total liabilitas jk panjang 0 0

Ekuitas:
Modal saham 15.000.000.000 15.000.000.000
Penghasilan komprehensif lain 0 0
Saldo laba 2.604.000.000 250.000.000
Total ekuitas 17.604.000.000 15.250.000.000
Total liabilitas & ekuitas 18.864.000.000 16.000.000.000

(dalam rupiah penuh)


Informasi lapkeu Periode berjalan
Laporan laba rugi:
Pendapatan 17.051.983.000
Harga pokok penjualan (10.102.016.000)
Beban operasi (4.000.000.000)
Lain – lain (505.000.000)
Pendapatan sebelum pajak 2.444.967.000
Pajak (90.967.000)
Laba setelah pajak 2.354.000.000

Penghasilan komprehensif lain:


Keuntungan aktuaria 0
Bagian keuntungan asosiasi – Aktuaria 0
Pajak penghasilan 0
Total penghasilan komprehensif lain 0

Total penghasilan komprehensif 2.354.000.000

Anda mungkin juga menyukai