Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Saya juga bersyukur atas
berkat rezeki dan kesehatan yang diberikan kepada saya sehingga saya dapat mengumpulkan
bahan bahan materi makalah ini dari berbagai sumber. Saya telah berusaha semampu saya
untuk mengumpulkan berbagai macam bahan tentang dunia kepemimpinan.
Saya sadar bahwa makalah yang saya buat ini masih jauh dari sempurna, karena itu
saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini
menjadi lebih baik lagi. Oleh karena itu saya mohon bantuan dari dosen pembimbing.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan merupakan alternative bacaan
yang berguna bagi pembaca lainnya. Kepada sumber yang telah membantu dalam pembuatan
makalah ini penulis mengucapkan terima kasih.
Demikianlah makalah ini saya buat, apabila ada kesalahan dalam penulisan, saya
mohon maaf yang sebesarnya dan sebelumnya saya mengucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI
..3
PEMBAHASAN........................................................................................................5
A. Konsep Kepemimpinan Tranformasional
B. Tokoh Dengan Gaya Kepemimpinan Transformasional di Indonesia
C. Kelebihan dan Kekurangan Kepemimpinan Transformasinal
PENUTUP16
A. Kesimpulan..................................................................................................16
B. Saran.............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................18
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Dalam sebuah tatanan social, baik organisasi formal maupun nonformal selalu ada
seseorang yang dianggap lebih dari yang lain. Seseorang yang memiliki kemampuan lebih
tersebut kemudian diangkat atau ditunjuk sebagai orang yang dipercayakan untuk mengatur
orang lainnya. Biasanya orang seperti itulah disebut pemimpin atau manajer. Dari kata
pemimpin itulah kemudian muncul istilah kepemimpinan setelah melalui proses yang
panjang.
Masalah kepemimpinan muncul seiring bersamaan dengan sejarah manusia. Dalam
kepemimpinan dibutuhkan manusia karena adanya keterbatasan dan kelebihan tertentu pada
manusia. Apakah orang-orang dalam masyarakat atau organisasi tidak dapat menjalankan
tugas dan fungsinya tanpa adanya pimpinan? Pimpinan diperlukan, sedikitnya terdapat empat
macam alasan yaitu;
a.
b.
c.
Sebagai tempat pengambil alihan resiko bila terjadi tekanan terhadap kelompoknya
d.
a. Proses mempengaruhi atau member contoh dari pemimpin kepada pengikutnya dalam
upaya mencapai tujuan organisasi.
b. Seni mempengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan,
kehormatan, dan kerjasama yang semangat dalam mencapai tujuan bersama.
c. Kemampuan untuk mempengaruhi, member inspirasi dan mengarahkan tindakan seseorang
atau kelompok untuk mencapai tujuan yang di harapkan.
d.
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa masalah antara lain sebagai
berikut:
a.
PEMBAHASAN
KONSEP KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL
Diantara
teori
kepemimpinan
yang
unggul
adalah
teori
kepemimpinan
lebih
tinggi.
Untuk
memperjelas
posisi
kepemimpian
transformasional
Beliau merumuskan ajaran Marhaenisme dan mendirikan PNI (Partai Nasional lndonesia)
pada 4 Juli 1927, dengan tujuan Indonesia Merdeka. Akibatnya, Belanda, memasukkannya ke
penjara Sukamiskin, Bandung pada 29 Desember 1929. Delapan bulan kemudian baru
disidangkan. Dalam pembelaannya berjudul Indonesia Menggugat, beliau menunjukkan
kemurtadan Belanda, bangsa yang mengaku lebih maju itu. Pembelaannya itu membuat
Belanda makin marah. Sehingga pada Juli 1930, PNI pun dibubarkan. Setelah bebas pada
tahun 1931, Soekarno bergabung dengan Partindo dan sekaligus memimpinnya. Akibatnya,
beliau kembali ditangkap Belanda dan dibuang ke Ende, Flores, tahun 1933. Empat tahun
kemudian dipindahkan ke Bengkulu.
Setelah melalui perjuangan yang cukup panjang, Bung Karno dan Bung Hatta
memproklamasikan kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Dalam sidang BPUPKI tanggal 1
Juni 1945, Ir.Soekarno mengemukakan gagasan tentang dasar negara yang disebutnya
Pancasila. Tanggal 17 Agustus 1945, Ir Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Dalam sidang PPKI, 18 Agustus 1945
Ir.Soekarno
terpilih
secara
aklamasi
sebagai
Presiden
Republik
Indonesia
yang
termasuk paling mempunyai otoritas baik dalam wawasan maupun dalam gudang
pengalaman.
Bung Karno sebagai Icon Nasionalis tidak perlu diragukan lagi, dari barat hingga ke timur
negeri ini seolah meng-amini namun sisi lain bung karno sebagai sosok guru bangsa yang
juga memiliki sisi - sisi islamis tentu tak banyak orang yang mengetahuinya terlebih di masa
kepemimpinannya diwarnai dengan benturan benturan politik dengan kalangan islamis dan
polemik yang menajam seputar dasar negara dengan tokoh paling terkemuka kalangan Islam
saat itu, Mr. Mohammad Natsir.
Nama Bung Karno yang dikenal sebagai Putra Sang Fajar tidak bisa dilepaskan dari
tokohtokoh Pergerakan Islam yang Istiqomah berjuang demi citacita besar Kemerdekaan
Indonesia. Para pakar sumber daya manusia menemukan bahwa motivasi dan kepuasaan kerja
para karyawan terkait secara langsung dengan hubungan dengan dengan pengawas mereka.
Popularitas dan disertai integritas akan cenderung memudahkan pemimpin dalam hal
pendelegasian tugas. Hal ini pun ditemukan pada sosok Bung Karno, dimana kharisma beliau
mampu menjadi senjata ampuh dan menjadikannya popular dimata pengikutnya.
Setiap kebijakannya dilaksanakan oleh para bawahan dengan memegang kepercayaan dari
atasannya yang tentu memilik integritas dan mampu menjalin hubungan yang baik. Bukti dari
kepemimpinan karismatik diberikan oleh hubungan antara pemimpin dengan pengikut.
Seperti dalam teori awal oleh House (1977), seorang pemimpin yang karismatik memiliki
pengaruh yang dalam dan tidak biasa pada pengikut. Para pengikut merasa bahwa keyakinan
pemimpin adalah benar, mereka bersedia mematuhi pemimpin, mereka merasakan kasih
sayang terhadap pemimpin, secara emosional mereka terlibat dalam misi kelompok atau
organisasi, mereka memiliki sasaran kinerja yang tiggi, dan mereka yakin bahwa mereka
dapat berkontribusi terhadap keberhasilan dari misi itu.
Atribusi dari kemampuan yang luar biasa kepada pemimpin amatlah mungkin, tetapi
sebaliknya dari teori oleh Conger dan Kanungo (1987), hal ini tidak dianggap sebagai sebuah
kondisi yang diperlukan untuk kepemimpinan karismatik
Teori Kepemimpinan Ir.Soekarno untuk menggerakkan dan memotivasi orang, pemimpin
harus memiliki visi dan misi yang jelas. Visi dan misi itu harus dirumuskan menjadi tematema yang jelas, jargon, semboyan, dan bahkan kalau perlu lagu atau nyanyian. Kita ingat,
KEPEMIMPINAN_RIZKI SURYA PUTRA_13031008_THP
|8
dulu Presiden Ir.Soekarno pintar sekali membuat kata, kalimat, atau semboyan-semboyan,
hingga menjadikan jiwa rakyatnya hidup. Kalimat-kalimat yang keluar dari presiden pertama
bangsa ini mampu menghidupkan dan juga menggerakkan hati rakyat. Misalnya, ia
mengatakan bahwa bangsa Indonesia bukan bangsa tempe, tidak perlu bantuan PBB.
Semboyan yang berbunyi rawe-rawe rantas, malang-malang putung, mampu menghidupkan
dan menggerakkan semangat, apalagi terhadap anak-anak muda. Kita pernah memiliki
pemimpin yang mampu menggerakkan jiwa rakyatnya. Dengan cara itu, bangsa ini sekalipun
masih miskin tetapi tidak merasa miskin. Sekalipun masih kecil, belum memiliki banyak
universitas, sarana dan prasarana kehidupan masih ala kadarnya, tetapi sudah merasa besar
dan percaya diri. Sekalipun masih serba berkekurangan tetapi merasa bangga dengan menjadi
bangsa Indonesia. Rakyat merasa merdeka dan bangga dengan kemerdekaannya itu.
2. Sri Mulyani Indrawati
Sri Mulyani Indrawati atau biasa disingkat SMI lahir di Bandar Lampung, Lampung, 26
Agustus 1962. Sebelum menjabat Menteri Keuangan, dia menjabat Menteri Negara
Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dari Kabinet Indonesia Bersatu. Sri
Mulyani sebelumnya dikenal sebagai seorang pengamat ekonomi di Indonesia. Ia menjabat
Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia (LPEM FEUI) sejak Juni 1998. Pada 5 Desember 2005, ketika Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono mengumumkan perombakan kabinet, Sri Mulyani ditunjuk menjadi
Menteri Keuangan menggantikan Jusuf Anwar. Sejak tahun 2008, ia menjabat Pelaksana
Tugas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, setelah Menko Perekonomian Dr.
Boediono dilantik sebagai Gubernur Bank Indonesia. Pada tahun 2010, Sri Mulyani menjadi
tokoh yang hangat diperbincangan
penyelidikan terhadap Sri Mulyani tiba-tiba saja Bank Dunia menunjuknya sebagai Direktur
Pelaksana di Bank Dunia. Sri Mulyani menjadi satu-satunya perempuan pertama yang
menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia yang membawahi 70 lebih negara.
(Sumber:Berirama.com, Wikipedia)
a. Kepemimpinan Sri Mulyani
1) Reformasi birokrasi
Reformasi birokrasi adalah salah satu hal penting yang dijalankan oleh Sri Mulyani
selama masa jabatannya di kementerian keuangan. Saat pelantikan menteri keuangan
KEPEMIMPINAN_RIZKI SURYA PUTRA_13031008_THP
|9
pengganti SMI, Presiden SBY menyatakan salah satu tugas menteri keuangan yang baru
adalah meneruskan reformasi perpajakan dan bea cukai yang telah dimulai oleh SMI (Antara
News.com, 20 Mei 2010). Agus Martowarjono, Menteri Keuangan penggantinya menyatakan
bahwa SMI telah membangun landasan sistem yang kuat di Kementerian Keuangan dan
lingkungannya, dan akan meneruskan apa yang telah dilakukan oleh SMI.
SMI berhasil mencatat beberapa prestasi penting di bidang pembangunan ekonomi
dan good governance. Salah satunya ialah keberhasilan pelaksanaan reformasi birokrasi di
Departemen Keuangan melalui terbentuknya transparansi dan akuntabilitas di internal
departemen, upaya itu sekaligus dapat menjadi landasan untuk membuat kebijakan fiskal
yang lebih baik di masa depan. SMI juga berhasil meningkatkan penerimaan negara dari
pajak selama kepemimpinannya. Keberhasilan Direktorat Jenderal Pajak menambah jumlah
pemegang nomor pokok wajib pajak (NPWP) dan kebijakan sunset policy diyakini juga tidak
terlepas dari perannya. Mulai diberikannya insentif fiskal bagi beberapa sektor dan komoditas
yang berpotensi ekspor ataupun menyerap tenaga kerja, adalah hasil penting lain yang
dihasilkan dalam rangka menjadikan pajak sebagai salah satu motor pertumbuhan ekonomi
nasional. SMI juga berkomitmen dalam upaya pembangunan keuangan daerah melalui
desentralisasi fiskal dan juga bisa bersikap tegas ketika ada daerah yang terlambat
membelanjakan anggaran. Pada 2007, Depkeu mulai menerapkan sanksi pada daerah-daerah
yang kurang disiplin dalam mengelola APBD, seperti keterlambatan penetapan APBD
ataupun kegagalan dalam mengelola DAK. (Blog Detik.com, 17 Agustus 2009)
Kepemimpinan Sri Mulyani tak hanya diakui di tingkat kementerian keuangan yang
dipimpinnya dan di tingkat nasional. Sosoknya juga cemerlang di kancah internasional.
Pengaruhnya sangat besar dalam sejumlah forum ekonomi baik dengan negara-negara maju
maupun sesama negara berkembang, misalnya, dalam forum G-20. Ada beberapa forum
dalam lingkup G-20 yang merupakan hasil inisiatif Indonesia dan didorong oleh prakarsa Sri
Mulyani, seperti forum Bali Dialogue of Climate Change.
Para pegawai yang bekerja bersama SMI menyatakan bahwa dia adalah orang yang
tegas dan disiplin, rasional tapi juga tulus. SMI dengan tegas, berani mereformasi seluruh
struktur keoorganisasian yang menjadi inti unit kerja di kementerian keuangan dan membuat
banyak terobosan dalam kebijakan serta berani mengambil risiko yang tinggi, misalnya
keputusan menyelamatkan Bank Century (Vivanews, 5 Mei 2010). Sri Mulyani dinilai
KEPEMIMPINAN_RIZKI SURYA PUTRA_13031008_THP
| 10
mampu menggawangi perekonomian Indonesia yang merupakan salah satu yang terbesar di
dunia hingga mampu melampaui krisis. Di dalam pengelolaan ekonomi, Indonesia diakui
mengalami banyak kemajuan, baik itu ekonomi makro maupun dari sektor riil. Baik dari
indikator-indikator yang mudah dilihat maupun yang relative susah dilihat, seperti masalah
confident dan persepsi, kata Sri Mulyani. Dan diakui, penyumbang terbesar dari kemajuan
itu adalah dari Kementerian Keuangan, tambahnya lagi.
Menurut Bisnis.com, 5 Mei 2010, kalangan ekonom menilai pengunduran diri SMI
sebagai Menteri Keuangan menyusul posisi barunya sebagai pejabat tinggi di Bank Dunia
merupakan solusi terbaik di tengah tekanan poltik mengenai kasus Bank Century, kerja keras
SMI didukung oleh para pegawainya seperti yang mereka nyatakan dalam website Dirjen
Perbendaharaan (21 Mei 2010), ingin tetap melanjutkan reformasi keuanganyang telah
dimulai SMI. Dalam kebijakan fiskal di masa kepemimpinannya, di Direktorat Jenderal Pajak
telah melakukan reformasi jilid II dengan memperbaiki system data base, dengan melakukan
intesifikasi dan ekstensifikasi dengan menggunakan based marking profiling, dan sisi
governence tata kelola untuk mengurangi penyelewengan maupun tindakan-tindakan yang
tidak baik dari fiskus maupun wajib pajak.
Sri Mulyani dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik Asia untuk tahun 2006
oleh Emerging Markets pada 18 September 2006 di sela Sidang Tahunan Bank Dunia dan
IMF di Singapura. Ia juga terpilih sebagai wanita paling berpengaruh ke-23 di dunia versi
majalah Forbes tahun 2008 dan sebagai wanita paling berpengaruh ke-2 di Indonesia versi
majalah Globe Asia bulan Oktober 2007, karena prestasinya yang meningkatkan cadangan
devisa Indonesia terus menembus level tertingginya US$ 50 miliar. Pada 2008 bahkan
cadangan devisa Indonesia sudah menembus US$ 60 miliar. Forbes juga menilai, investasi
asing terus menanjak setelah kepemimpinan SMI di Departemen Keuangan yang dinilai
gigih memberantas korupsi di birokrasi, menciptakan insentif pajak dan mempermudah UU.
Gelar dari Forbes ini sekaligus melengkapi berbagai gelar sebelumnya. SMI pada Maret 2008
juga dinobatkan sebagai tokoh paling berpengaruh di Asia oleh Singapore Institute of
International Affair (SIIA). (Topix.com, 2 September 2008)
Sri Mulyani adalah seorang pemimpin transformasional dan sekaligus pemimpin
transaksional yang berkarakter, dia memegang teguh etika kerjanya dan memiliki integritas
yang kuat sehingga terkenal sebagai pemimpin yang bersih dari faktor KKN (kolusi, korupsi
dan nepotisme). Dia berani mengambil resiko, melawan arus birokrasi yang ada yang sudah
berjalan bertahun-tahun dan mengakar dengan kuat dengan cara melakukan pembaharuan dan
reformasi proses birokrasi di departemen keuangan dan departemen terkait lainnya, seperti
bea cukai, perpajakan, yang terkenal kuat dengan citra KKN. SMI juga menerapkan sistem
reward dan punishment untuk memacu proses reformasi birokrasi (misal; menaikkan
pendapatan pegawai departemen keuangan tetapi menekankan transparansi dan akuntabilitas
pegawai; mendorong setiap daerah agar menerapkan desentralisasi fiskal tetapi juga bersikap
tegas ketika ada daerah yang terlambat membelanjakan anggaran). Tidaklah mengherankan
bila kemudian dia mendapatkan beberapa penghargaan internasional atas prestasinya
memimpin departemen keuangan dan sebagai mentri koordinator perekonomian sebagai
mentri keuangan terbaik Asia tahun 2006, dan beberapa penghargaan internasional lainnya
yang sangat membanggakan bangsa Indonesia.
3. Jenderal Soeharto
Soeharto adalah presiden kedua Republik Indonesia. Beliau lahir di Kemusuk, Yogyakarta,
tanggal 8 juni 1921. Bapaknya bernama Kertosudiro seorang petani yang juga pembantu
lurah dalam pengairan sawah desa, sedangkan ibunya bernama Sukirah. Beliau adalah
presiden yang paling lama menjabat dan berkuasa di pemerintahan yaitu salama 32 tahun.
Pada masa pemerintahannya dikenal sebagai Orde Baru.
Soeharto menikah dengan Siti Hartinah ("Tien") dan dikaruniai enam orang anak, yaitu
Siti Hardijanti Rukmana (Tutut), Sigit Harjojudanto, Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati
Hariyadi (Titiek), Hutomo Mandala Putra (Tommy), dan Siti Hutami Endang Adiningsih
(Mamiek).
1. Gaya Kepemimpinan Soeharto
Diawali dengan Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) pada tahun 1966 kepada
Letnan Jenderal Soeharto, maka Era Orde Lama berakhir diganti dengan pemerintahan Era
Orde Baru. Pada awalnya sifat-sifat kepemimpinan yang baik dan menonjol dari Presiden
KEPEMIMPINAN_RIZKI SURYA PUTRA_13031008_THP
| 12
Soeharto adalah kesederhanaan, keberanian dan kemampuan dalam mengambil inisiatif dan
keputusan, tahan menderita dengan kualitas mental yang sanggup menghadapi bahaya serta
konsisten dengan segala keputusan yang ditetapkan.
Gaya Kepemimpinan Presiden Soeharto merupakan gabungan dari gaya kepemimpinan
Proaktif-Ekstraktif dengan Adaptif-Antisipatif, yaitu gaya kepemimpinan yang mampu
menangkap peluang dan melihat tantangan sebagai sesuatu yang berdampak positif serta
mempunyal visi yang jauh ke depan dan sadar akan perlunya langkah-langkah penyesuaian.
Tahun-tahun pemerintahan Suharto diwarnai dengan praktik otoritarian di mana
tentara memiliki peran dominan di dalamnya. Kebijakan dwifungsi ABRI memberikan
kesempatan kepada militer untuk berperan dalam bidang politik di samping perannya sebagai
alat pertahanan negara. Demokrasi telah ditindas selama hampir lebih dari 30 tahun dengan
mengatasnamakan kepentingan keamanan dalam negeri dengan cara pembatasan jumlah
partai politik, penerapan sensor dan penahanan lawan-lawan politik. Sejumlah besar kursi
pada dua lembaga perwakilan rakyat di Indonesia diberikan kepada militer, dan semua tentara
serta pegawai negeri hanya dapat memberikan suara kepada satu partai penguasa Golkar.1[2]
Bila melihat dari penjelasan singkat di atas maka jelas sekali terlihat bahwa mantan
Presiden Soeharto memiliki gaya kepemimpinan yang otoriter, dominan, dan sentralistis.
Sebenarnya gaya kepemimpinan otoriter yang dimiliki oleh Almarhum merupakan suatu gaya
kepemimpinan yang tepat pada masa awal terpilihnya Soeharto sebagai Presiden Republik
Indonesia. Hal ini dikarenakan pada masa itu tingkat pergolakan dan situasi yang selalu tidak
menentu dan juga tingkat pendidikan di Indonesia masih sangat rendah. Namun, dirasa pada
awal tahun 1980-an dirasa cara memimpin Soeharto yang bersifat otoriter ini kurang tepat,
karena keadaan yang terjadi di Indonesia sudah banyak berubah. Masyarakat semakin cerdas
dan semakin paham tentang hakikat negara demokratis. Dengan sendirinya model
kepemimpinan Soeharto tertolak oleh kultur atau masyarakat. Untuk tetap mempertahkan
kekuasaannya Soeharto menggunakan cara-cara represif pada semua pihak yang
melawannya.
Pada masa Orde baru, gaya kepemimpinannya adalah Otoriter/militeristik. Seorang
pemimpinan yang otoriter akan menunjukan sikap yang menonjolkan keakuannya, antara
lain dengan ciri-ciri :
memperhatikan
kebutuhan-kebutuhan
bawahan
akan
pengembangan
karir
(konsederasi individu).
a. Kelebihan dari kepemimpinan transformasional :
1. Tidak membutuhkan biaya yang besar (organisasi profit)
2. Komitmen yang timbul pada karyawan bersifat mengikat emosional
3. Mampu memberdayakan potensi karyawan
4. Meningkatkan hubungan interpersonal
b. Kekurangan dari kepemimpinan transaksional :
1. Waktu yang lama agar komitmen bawahan tumbuh terhadap pemimpin
2. Tidak ada jaminan keberhasilan pada bawahan secara menyeluruh
3. Membutuhkan pehatian pada detail
4. Sulit dilakukan pada jumlah bawahan yang banyak
Dalam menerapkan suatu model kepemimpinan maka perlu di perhatikan :
1. Tingkat keterampilan dan pengalaman tim anda.
2. Pekerjaan yang dilakukan (rutin atau baru dan kreatif)
3. Lingkungan organisasional (stabil atau berubah radikal, konservatif atau penuh
petualangan)
4. Gaya alami pilihan anda.
PENUTUP
kesimpulan
organisasi. Pemimpin yang memiliki kharisma akan lebih mudah mempengaruhi pengikut
agar bertindak sesuai dengan yang diharapkan untuk keberhasilan suatu organisasi. Pemimpin
kharismatik mampu membangkitkan emosi-emosi yang kuat. Pemimpin diidentifikasi untuk
dijadikan panutan oleh pengikut, dipercaya, dihormati, dan memiliki tujuan yang jelas.
Memiliki integritas terhadap kesesuaian antara exposed values dan enacted values. Nilai-nilai
yang diungkapkan lewat kata-kata.
b. Inspirasional
Pemimpin yang inspirasional didefinisikan sebagai seorang pemimpin yang mampu
mengkomunikasikan suatu visi yang menarik dan berwawasan ke depan. Pemimpin
transformasional memotivasi dan menginspirasi dengan jalan mengkomunikasikan harapan
dan tantangan kerja secara jelas, serta mengekspresikan tujuan-tujuan penting, dengan
membangkitkan antusiasme dan optimisme pada anggota.
c. Stimulasi Intelektual
Melalui stimulasi intelektual, pemimpin berupaya menciptakan iklim yang kondusif
bagi berkembang inovasi dan kreativitas. Mampu mendorong pengikutnya untuk
memunculkan ide-ide baru dan solusi kreatif atas masalah-masalah yang dihadapi.
d. Perhatian individual
Pemimpin transformasional memberikan perhatian khusus pada kebutuhan setiap
individu untuk berprestasi dan berkembang dengan jalan bertindak selaku penasehat.
Berinteraksi dan berkomunikasi secara individual dengan anggota. Tugas yang didelegasikan
akan dipantau untuk memastikan arahan tambahan dan untuk menilai kemajuan yang dicapai.
saran
Dalam penulisan ini penulis meminta kritik dan saran bagi pembaca terutama pada
dosen mata pelajaran, karena di dalam penulisan makalah ini penulis masih merasa banyak
terdapat kekurangan dan kekeliruan. Bak kata pepatah tidak ada gading yang tidak retak.
Oleh karena saran dan kritik sangat diperlukan untuk kemajuan penulis dalam menulis
makalah selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA
KEPEMIMPINAN_RIZKI SURYA PUTRA_13031008_THP
| 17
(di