Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Saya juga bersyukur atas
berkat rezeki dan kesehatan yang diberikan kepada saya sehingga saya dapat mengumpulkan
bahan bahan materi makalah ini dari berbagai sumber. Saya telah berusaha semampu saya
untuk mengumpulkan berbagai macam bahan tentang dunia kepemimpinan.
Saya sadar bahwa makalah yang saya buat ini masih jauh dari sempurna, karena itu
saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini
menjadi lebih baik lagi. Oleh karena itu saya mohon bantuan dari dosen pembimbing.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan merupakan alternative bacaan
yang berguna bagi pembaca lainnya. Kepada sumber yang telah membantu dalam pembuatan
makalah ini penulis mengucapkan terima kasih.
Demikianlah makalah ini saya buat, apabila ada kesalahan dalam penulisan, saya
mohon maaf yang sebesarnya dan sebelumnya saya mengucapkan terima kasih.

Yogyakarta, Maret 2015

KEPEMIMPINAN_RIZKI SURYA PUTRA_13031008_THP


|1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................1


DAFTAR ISI ............................................2
PENDAHULUAN

..3

A. Latar Belakang ..........................................................................................3


B. Rumusan Masalah ......................................................................................4
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................4

PEMBAHASAN........................................................................................................5
A. Konsep Kepemimpinan Tranformasional
B. Tokoh Dengan Gaya Kepemimpinan Transformasional di Indonesia
C. Kelebihan dan Kekurangan Kepemimpinan Transformasinal
PENUTUP16
A. Kesimpulan..................................................................................................16
B. Saran.............................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................18

KEPEMIMPINAN_RIZKI SURYA PUTRA_13031008_THP


|2

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Dalam sebuah tatanan social, baik organisasi formal maupun nonformal selalu ada
seseorang yang dianggap lebih dari yang lain. Seseorang yang memiliki kemampuan lebih
tersebut kemudian diangkat atau ditunjuk sebagai orang yang dipercayakan untuk mengatur
orang lainnya. Biasanya orang seperti itulah disebut pemimpin atau manajer. Dari kata
pemimpin itulah kemudian muncul istilah kepemimpinan setelah melalui proses yang
panjang.
Masalah kepemimpinan muncul seiring bersamaan dengan sejarah manusia. Dalam
kepemimpinan dibutuhkan manusia karena adanya keterbatasan dan kelebihan tertentu pada
manusia. Apakah orang-orang dalam masyarakat atau organisasi tidak dapat menjalankan
tugas dan fungsinya tanpa adanya pimpinan? Pimpinan diperlukan, sedikitnya terdapat empat
macam alasan yaitu;
a.

Karena banyak orang memerlukan figure pemimpin

b.

Dalam beberapa situasi seorang pemimpin perlu tampil mewakili kelompoknya

c.

Sebagai tempat pengambil alihan resiko bila terjadi tekanan terhadap kelompoknya

d.

Sebagai tempat untuk meletakkan kekuasaan


Namun, di dalam pemahaman sehari-hari seringkai terjadi tumpang tindih antara
pengguna istilah pemimpin dan manajer. Dalam praktek, seseorang yang seharusnya
menjalankan fungsi kepemimpinan lebih tampil sebagai seorang manager, namum ada pula
seseorang yang memiliki posisi sebagai seorang manager kenyataanya menunjukan
kemampuan sebagai pemimpin.
Pendekatan dan penelitian tentang kepemimpinan terus berkembang sejak munculnya
istilah pemimpin dan kepemimpinan tersebut. Oleh karena itu, kepemimpinan pada
ahakikatnya adalah :

a. Proses mempengaruhi atau member contoh dari pemimpin kepada pengikutnya dalam
upaya mencapai tujuan organisasi.
b. Seni mempengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan,
kehormatan, dan kerjasama yang semangat dalam mencapai tujuan bersama.
c. Kemampuan untuk mempengaruhi, member inspirasi dan mengarahkan tindakan seseorang
atau kelompok untuk mencapai tujuan yang di harapkan.
d.

Melibatkan tiga hal yaitu pemimpin, pengikut, dan situasi tertentu.


RUMUSAN MASALAH
KEPEMIMPINAN_RIZKI SURYA PUTRA_13031008_THP
|3

Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa masalah antara lain sebagai
berikut:
a.

Konsep Kepemimpinan Tranformasional

b. Tokoh Dengan Gaya Kepemimpinan Transformasional Di Indonesia


c. Kelebihan dan Kekurangan Kepemimpinan Transformasinal
TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan dari Latar belakang dan Rumusan masalah diatas sebagai berikut:
a. Mengetahui konsep dan definsi dari Kepemimpinan Transformasional
b. Mengetahui tokoh dan gaya kepemimpinan transformasional di Indonesia
c. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari gaya kepemimpinan tranformasional

KEPEMIMPINAN_RIZKI SURYA PUTRA_13031008_THP


|4

PEMBAHASAN
KONSEP KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

Diantara

teori

kepemimpinan

yang

unggul

adalah

teori

kepemimpinan

transformasional. Kepemimpinan transformasional adalah pendekatan kepemimpinan dengan


melakukan usaha mengubah kesadaran, membangkitkan semangat dan mengilhami bawahan
atau anggota organisasi untuk mengeluarkan usaha ekstra dalam mencapai tujuan organisasi,
tanpa merasa ditekan atau tertekan.
Konsep awal tentang Kepemimpinan Transformasional ini dikemukakan oleh Burn
yang menjelaskan bahwa kepemimpinan transformasional adalah sebuah peroses dimana
pimpinan dan para bawahannya berusaha untuk mencapai tingkat moralitas dan motivasi
yang

lebih

tinggi.

Untuk

memperjelas

posisi

kepemimpian

transformasional

(mentransformasi nilai-nilai) ia membedakannya dengan kepemimpinan transaksional (jual


beli nilai-nilai). Dalam pengertian lainnya, pemimpin transformasional mencoba untuk
membangun kesadaran para bawahannya dengan menyerukan cita-cita yang besar dan
moralitas yang tinggi seperti kejayaan, kebersamaan dan kemanusiaan.
Menurut Burn, pemimpin bukan saja pemimpin yang memungkinkan terjadinya
proses pertukaran dengan kemauan atau keinginan para pengikutnya, atau Pemimpin
Transaksional, apalagi bagi para pengikutnya yang baru belajar, tetapi dalam proses
selanjutnya perlu pemimpin yang dapat mengangkat dan mengarahkan pengikutnya ke arah
yang benar, ke arah moralitas dan motivasi yang lebih tinggi atau sering disebut sebagai
Pemimpin Transformasional. James MacGregor Burns, dalam Leadership (pemenang Pulitzer
Prize), But transformational leadership ultimately becomes moral in that it raises the level
of human conduct and ethical aspiration of both leader and the led, and thus it has a
transforming effect on both.
Kepemimpinan transformasional didefinisikan sebagai kepemimpinan yang melibatkan
perubahan dalam organisasi (dipertentangkan dengan kepemimpinan yang dirancang untuk
memelihara status quo). Kepemimpinan ini juga didefinisikan sebagai kepemimpinan yang
membutuhkan tindakan memotivasi para bawahan agar bersedia bekerja demi sasaran-sasaran
"tingkat tinggi" yang dianggap melampaui kepentingan pribadinya pada saat itu.
KEPEMIMPINAN_RIZKI SURYA PUTRA_13031008_THP
|5

Menindaklanjuti idenya Max Weber mengenai masyarakat law bureaucracy, John


Gregorius Burns menggulirkan ide kepemimpinan trnsformasional pada tahun 1978.
Menurut Burns, kepemimpinan transformasional adalah sebuah kepemimpinan yang
melibatkan seluruh elemen anggota organisasi/masyarakat dalam kepemimpinannya. Oleh
karena itu, kepimimpinan bukan hanya terdiri dari orang yang memimpin saja, akan tetapi
juga melibatkan anggota (followers) dalam proses kepemimpinannya. Hal ini berdasarkan
asumsi bahwa pada kondisi masyarakat yang sudah sangat berdaya; batas kapasitas pribadi
antara yang dipimpin dengan pemimpin sudah sangat tipis (artinya sudah sama-sama pintar).
Masyarakat tidak lagi membutuhkan sosok pimpinan yang serba bisa dan instruksionis,
melainkan pemimpin yang bisa menampung aspirasi bersama untuk bersama-sama
diwujudkan dalam tindakan kelembagaan yang sistematis.
Lebih lanjut, kepemimpinan transformasional lebih mengandalkan pertemuan visi
kedepan yang dibangun berdasarkan konsesus bersama antara pemimpin dan anggota. Oleh
karena itu pemimpin tidak lagi menjadi satu-satunya orang yang bertugas untuk memberikan
visi gerakan dan kemudian mendiseminasikan kepada anggotanya; peminpin justru menjadi
interpreter (penerjemah) visi bersama para anggotanya untuk di transformasikan dalam
bentuk kerja nyata kolektif yang mutual.
A. TOKOH DENGAN GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DI INDONESIA
1. Dr.Ir. Soekarno
Dr.Ir. Soekarno lahir di Surabaya Jawa Timur, 6 Juni 1901 meninggal di Jakarta, 21 Juni
1970 pada umur 69 tahun .Soekarno adalah Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada
periode 19451966. Ia memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia
dari penjajahan Belanda. Ia adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan
Mohammad Hatta) yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945. Soekarno adalah yang
pertama kali mencetuskan konsep mengenai Pancasila sebagai dasar negara Indonesia dan ia
sendiri yang menamainya.
Pembawaan yang tenang dari beliau dicerminkan dalam gaya bahasa, tutur kata, dan tutur
retorika. Kebijakan dan pemikiran-pemikiran beliau menunjukkan bahwa presiden pertama
Indonesia ini memiliki intelektualitas yang tinggi, berwibawa, dan memiliki fatsun politik.

KEPEMIMPINAN_RIZKI SURYA PUTRA_13031008_THP


|6

Beliau merumuskan ajaran Marhaenisme dan mendirikan PNI (Partai Nasional lndonesia)
pada 4 Juli 1927, dengan tujuan Indonesia Merdeka. Akibatnya, Belanda, memasukkannya ke
penjara Sukamiskin, Bandung pada 29 Desember 1929. Delapan bulan kemudian baru
disidangkan. Dalam pembelaannya berjudul Indonesia Menggugat, beliau menunjukkan
kemurtadan Belanda, bangsa yang mengaku lebih maju itu. Pembelaannya itu membuat
Belanda makin marah. Sehingga pada Juli 1930, PNI pun dibubarkan. Setelah bebas pada
tahun 1931, Soekarno bergabung dengan Partindo dan sekaligus memimpinnya. Akibatnya,
beliau kembali ditangkap Belanda dan dibuang ke Ende, Flores, tahun 1933. Empat tahun
kemudian dipindahkan ke Bengkulu.
Setelah melalui perjuangan yang cukup panjang, Bung Karno dan Bung Hatta
memproklamasikan kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Dalam sidang BPUPKI tanggal 1
Juni 1945, Ir.Soekarno mengemukakan gagasan tentang dasar negara yang disebutnya
Pancasila. Tanggal 17 Agustus 1945, Ir Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Dalam sidang PPKI, 18 Agustus 1945
Ir.Soekarno

terpilih

secara

aklamasi

sebagai

Presiden

Republik

Indonesia

yang

pertama.Sebelumnya, beliau juga berhasil merumuskan Pancasila yang kemudian menjadi


dasar (ideologi) Negara Kesatuan Republik Indonesia. Beliau berupaya mempersatukan
nusantara. Bahkan Soekarno berusaha menghimpun bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan
Amerika Latin dengan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955 yang kemudian
berkembang menjadi Gerakan Non Blok.
Pemberontakan G-30-S/PKI melahirkan krisis politik hebat yang menyebabkan penolakan
MPR atas pertanggungjawabannya. Sebaliknya MPR mengangkat Soeharto sebagai Pejabat
Presiden. Kesehatannya terus memburuk, yang pada hari Minggu, 21 Juni 1970 ia meninggal
dunia di RSPAD. Ia disemayamkan di Wisma Yaso, Jakarta dan dimakamkan di Blitar, Jatim
di dekat makam ibundanya, Ida Ayu Nyoman Rai. Pemerintah menganugerahkannya sebagai
"Pahlawan Proklamasi"
Dalam kancah politik, Soekarno bersama Sutan Sjahrir, Moh. Hatta, atau kawan lainnya
tetap menunjukkan etika yang baik, walaupun dalam berdiskusi mengenai politik tak
dipungkiri selalu ada perdebatan karena perbedaan ideologi. Terhadap rekan-rekan dalam
Dewan Pers, beliau juga tidak menunjukkan sikap dan perilaku kekuasaan atau atasan, namun
sikapnya lebih mencerminkan kerekanan. Oleh karena itu, Soekarno adalah pribadi yang
KEPEMIMPINAN_RIZKI SURYA PUTRA_13031008_THP
|7

termasuk paling mempunyai otoritas baik dalam wawasan maupun dalam gudang
pengalaman.
Bung Karno sebagai Icon Nasionalis tidak perlu diragukan lagi, dari barat hingga ke timur
negeri ini seolah meng-amini namun sisi lain bung karno sebagai sosok guru bangsa yang
juga memiliki sisi - sisi islamis tentu tak banyak orang yang mengetahuinya terlebih di masa
kepemimpinannya diwarnai dengan benturan benturan politik dengan kalangan islamis dan
polemik yang menajam seputar dasar negara dengan tokoh paling terkemuka kalangan Islam
saat itu, Mr. Mohammad Natsir.
Nama Bung Karno yang dikenal sebagai Putra Sang Fajar tidak bisa dilepaskan dari
tokohtokoh Pergerakan Islam yang Istiqomah berjuang demi citacita besar Kemerdekaan
Indonesia. Para pakar sumber daya manusia menemukan bahwa motivasi dan kepuasaan kerja
para karyawan terkait secara langsung dengan hubungan dengan dengan pengawas mereka.
Popularitas dan disertai integritas akan cenderung memudahkan pemimpin dalam hal
pendelegasian tugas. Hal ini pun ditemukan pada sosok Bung Karno, dimana kharisma beliau
mampu menjadi senjata ampuh dan menjadikannya popular dimata pengikutnya.
Setiap kebijakannya dilaksanakan oleh para bawahan dengan memegang kepercayaan dari
atasannya yang tentu memilik integritas dan mampu menjalin hubungan yang baik. Bukti dari
kepemimpinan karismatik diberikan oleh hubungan antara pemimpin dengan pengikut.
Seperti dalam teori awal oleh House (1977), seorang pemimpin yang karismatik memiliki
pengaruh yang dalam dan tidak biasa pada pengikut. Para pengikut merasa bahwa keyakinan
pemimpin adalah benar, mereka bersedia mematuhi pemimpin, mereka merasakan kasih
sayang terhadap pemimpin, secara emosional mereka terlibat dalam misi kelompok atau
organisasi, mereka memiliki sasaran kinerja yang tiggi, dan mereka yakin bahwa mereka
dapat berkontribusi terhadap keberhasilan dari misi itu.
Atribusi dari kemampuan yang luar biasa kepada pemimpin amatlah mungkin, tetapi
sebaliknya dari teori oleh Conger dan Kanungo (1987), hal ini tidak dianggap sebagai sebuah
kondisi yang diperlukan untuk kepemimpinan karismatik
Teori Kepemimpinan Ir.Soekarno untuk menggerakkan dan memotivasi orang, pemimpin
harus memiliki visi dan misi yang jelas. Visi dan misi itu harus dirumuskan menjadi tematema yang jelas, jargon, semboyan, dan bahkan kalau perlu lagu atau nyanyian. Kita ingat,
KEPEMIMPINAN_RIZKI SURYA PUTRA_13031008_THP
|8

dulu Presiden Ir.Soekarno pintar sekali membuat kata, kalimat, atau semboyan-semboyan,
hingga menjadikan jiwa rakyatnya hidup. Kalimat-kalimat yang keluar dari presiden pertama
bangsa ini mampu menghidupkan dan juga menggerakkan hati rakyat. Misalnya, ia
mengatakan bahwa bangsa Indonesia bukan bangsa tempe, tidak perlu bantuan PBB.
Semboyan yang berbunyi rawe-rawe rantas, malang-malang putung, mampu menghidupkan
dan menggerakkan semangat, apalagi terhadap anak-anak muda. Kita pernah memiliki
pemimpin yang mampu menggerakkan jiwa rakyatnya. Dengan cara itu, bangsa ini sekalipun
masih miskin tetapi tidak merasa miskin. Sekalipun masih kecil, belum memiliki banyak
universitas, sarana dan prasarana kehidupan masih ala kadarnya, tetapi sudah merasa besar
dan percaya diri. Sekalipun masih serba berkekurangan tetapi merasa bangga dengan menjadi
bangsa Indonesia. Rakyat merasa merdeka dan bangga dengan kemerdekaannya itu.
2. Sri Mulyani Indrawati
Sri Mulyani Indrawati atau biasa disingkat SMI lahir di Bandar Lampung, Lampung, 26
Agustus 1962. Sebelum menjabat Menteri Keuangan, dia menjabat Menteri Negara
Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dari Kabinet Indonesia Bersatu. Sri
Mulyani sebelumnya dikenal sebagai seorang pengamat ekonomi di Indonesia. Ia menjabat
Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia (LPEM FEUI) sejak Juni 1998. Pada 5 Desember 2005, ketika Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono mengumumkan perombakan kabinet, Sri Mulyani ditunjuk menjadi
Menteri Keuangan menggantikan Jusuf Anwar. Sejak tahun 2008, ia menjabat Pelaksana
Tugas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, setelah Menko Perekonomian Dr.
Boediono dilantik sebagai Gubernur Bank Indonesia. Pada tahun 2010, Sri Mulyani menjadi
tokoh yang hangat diperbincangan

berkaitan dengan kasus Bank Century. Di tengah

penyelidikan terhadap Sri Mulyani tiba-tiba saja Bank Dunia menunjuknya sebagai Direktur
Pelaksana di Bank Dunia. Sri Mulyani menjadi satu-satunya perempuan pertama yang
menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia yang membawahi 70 lebih negara.
(Sumber:Berirama.com, Wikipedia)
a. Kepemimpinan Sri Mulyani
1) Reformasi birokrasi
Reformasi birokrasi adalah salah satu hal penting yang dijalankan oleh Sri Mulyani
selama masa jabatannya di kementerian keuangan. Saat pelantikan menteri keuangan
KEPEMIMPINAN_RIZKI SURYA PUTRA_13031008_THP
|9

pengganti SMI, Presiden SBY menyatakan salah satu tugas menteri keuangan yang baru
adalah meneruskan reformasi perpajakan dan bea cukai yang telah dimulai oleh SMI (Antara
News.com, 20 Mei 2010). Agus Martowarjono, Menteri Keuangan penggantinya menyatakan
bahwa SMI telah membangun landasan sistem yang kuat di Kementerian Keuangan dan
lingkungannya, dan akan meneruskan apa yang telah dilakukan oleh SMI.
SMI berhasil mencatat beberapa prestasi penting di bidang pembangunan ekonomi
dan good governance. Salah satunya ialah keberhasilan pelaksanaan reformasi birokrasi di
Departemen Keuangan melalui terbentuknya transparansi dan akuntabilitas di internal
departemen, upaya itu sekaligus dapat menjadi landasan untuk membuat kebijakan fiskal
yang lebih baik di masa depan. SMI juga berhasil meningkatkan penerimaan negara dari
pajak selama kepemimpinannya. Keberhasilan Direktorat Jenderal Pajak menambah jumlah
pemegang nomor pokok wajib pajak (NPWP) dan kebijakan sunset policy diyakini juga tidak
terlepas dari perannya. Mulai diberikannya insentif fiskal bagi beberapa sektor dan komoditas
yang berpotensi ekspor ataupun menyerap tenaga kerja, adalah hasil penting lain yang
dihasilkan dalam rangka menjadikan pajak sebagai salah satu motor pertumbuhan ekonomi
nasional. SMI juga berkomitmen dalam upaya pembangunan keuangan daerah melalui
desentralisasi fiskal dan juga bisa bersikap tegas ketika ada daerah yang terlambat
membelanjakan anggaran. Pada 2007, Depkeu mulai menerapkan sanksi pada daerah-daerah
yang kurang disiplin dalam mengelola APBD, seperti keterlambatan penetapan APBD
ataupun kegagalan dalam mengelola DAK. (Blog Detik.com, 17 Agustus 2009)
Kepemimpinan Sri Mulyani tak hanya diakui di tingkat kementerian keuangan yang
dipimpinnya dan di tingkat nasional. Sosoknya juga cemerlang di kancah internasional.
Pengaruhnya sangat besar dalam sejumlah forum ekonomi baik dengan negara-negara maju
maupun sesama negara berkembang, misalnya, dalam forum G-20. Ada beberapa forum
dalam lingkup G-20 yang merupakan hasil inisiatif Indonesia dan didorong oleh prakarsa Sri
Mulyani, seperti forum Bali Dialogue of Climate Change.
Para pegawai yang bekerja bersama SMI menyatakan bahwa dia adalah orang yang
tegas dan disiplin, rasional tapi juga tulus. SMI dengan tegas, berani mereformasi seluruh
struktur keoorganisasian yang menjadi inti unit kerja di kementerian keuangan dan membuat
banyak terobosan dalam kebijakan serta berani mengambil risiko yang tinggi, misalnya
keputusan menyelamatkan Bank Century (Vivanews, 5 Mei 2010). Sri Mulyani dinilai
KEPEMIMPINAN_RIZKI SURYA PUTRA_13031008_THP
| 10

mampu menggawangi perekonomian Indonesia yang merupakan salah satu yang terbesar di
dunia hingga mampu melampaui krisis. Di dalam pengelolaan ekonomi, Indonesia diakui
mengalami banyak kemajuan, baik itu ekonomi makro maupun dari sektor riil. Baik dari
indikator-indikator yang mudah dilihat maupun yang relative susah dilihat, seperti masalah
confident dan persepsi, kata Sri Mulyani. Dan diakui, penyumbang terbesar dari kemajuan
itu adalah dari Kementerian Keuangan, tambahnya lagi.
Menurut Bisnis.com, 5 Mei 2010, kalangan ekonom menilai pengunduran diri SMI
sebagai Menteri Keuangan menyusul posisi barunya sebagai pejabat tinggi di Bank Dunia
merupakan solusi terbaik di tengah tekanan poltik mengenai kasus Bank Century, kerja keras
SMI didukung oleh para pegawainya seperti yang mereka nyatakan dalam website Dirjen
Perbendaharaan (21 Mei 2010), ingin tetap melanjutkan reformasi keuanganyang telah
dimulai SMI. Dalam kebijakan fiskal di masa kepemimpinannya, di Direktorat Jenderal Pajak
telah melakukan reformasi jilid II dengan memperbaiki system data base, dengan melakukan
intesifikasi dan ekstensifikasi dengan menggunakan based marking profiling, dan sisi
governence tata kelola untuk mengurangi penyelewengan maupun tindakan-tindakan yang
tidak baik dari fiskus maupun wajib pajak.

Di bidang perbendaharaan, sudah banyak

reformasi yang dilakukan di Direktorat Jenderal Perbendaharaan, sehingga akan ada


percepatan treasury function, pelayanan yang baik mulai dari penggunaan anggaran,
pengelolaannya dan juga reportingnya,
2)

Presentasi Sri Mulyani

Sri Mulyani dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik Asia untuk tahun 2006
oleh Emerging Markets pada 18 September 2006 di sela Sidang Tahunan Bank Dunia dan
IMF di Singapura. Ia juga terpilih sebagai wanita paling berpengaruh ke-23 di dunia versi
majalah Forbes tahun 2008 dan sebagai wanita paling berpengaruh ke-2 di Indonesia versi
majalah Globe Asia bulan Oktober 2007, karena prestasinya yang meningkatkan cadangan
devisa Indonesia terus menembus level tertingginya US$ 50 miliar. Pada 2008 bahkan
cadangan devisa Indonesia sudah menembus US$ 60 miliar. Forbes juga menilai, investasi
asing terus menanjak setelah kepemimpinan SMI di Departemen Keuangan yang dinilai
gigih memberantas korupsi di birokrasi, menciptakan insentif pajak dan mempermudah UU.
Gelar dari Forbes ini sekaligus melengkapi berbagai gelar sebelumnya. SMI pada Maret 2008

KEPEMIMPINAN_RIZKI SURYA PUTRA_13031008_THP


| 11

juga dinobatkan sebagai tokoh paling berpengaruh di Asia oleh Singapore Institute of
International Affair (SIIA). (Topix.com, 2 September 2008)
Sri Mulyani adalah seorang pemimpin transformasional dan sekaligus pemimpin
transaksional yang berkarakter, dia memegang teguh etika kerjanya dan memiliki integritas
yang kuat sehingga terkenal sebagai pemimpin yang bersih dari faktor KKN (kolusi, korupsi
dan nepotisme). Dia berani mengambil resiko, melawan arus birokrasi yang ada yang sudah
berjalan bertahun-tahun dan mengakar dengan kuat dengan cara melakukan pembaharuan dan
reformasi proses birokrasi di departemen keuangan dan departemen terkait lainnya, seperti
bea cukai, perpajakan, yang terkenal kuat dengan citra KKN. SMI juga menerapkan sistem
reward dan punishment untuk memacu proses reformasi birokrasi (misal; menaikkan
pendapatan pegawai departemen keuangan tetapi menekankan transparansi dan akuntabilitas
pegawai; mendorong setiap daerah agar menerapkan desentralisasi fiskal tetapi juga bersikap
tegas ketika ada daerah yang terlambat membelanjakan anggaran). Tidaklah mengherankan
bila kemudian dia mendapatkan beberapa penghargaan internasional atas prestasinya
memimpin departemen keuangan dan sebagai mentri koordinator perekonomian sebagai
mentri keuangan terbaik Asia tahun 2006, dan beberapa penghargaan internasional lainnya
yang sangat membanggakan bangsa Indonesia.
3. Jenderal Soeharto
Soeharto adalah presiden kedua Republik Indonesia. Beliau lahir di Kemusuk, Yogyakarta,
tanggal 8 juni 1921. Bapaknya bernama Kertosudiro seorang petani yang juga pembantu
lurah dalam pengairan sawah desa, sedangkan ibunya bernama Sukirah. Beliau adalah
presiden yang paling lama menjabat dan berkuasa di pemerintahan yaitu salama 32 tahun.
Pada masa pemerintahannya dikenal sebagai Orde Baru.
Soeharto menikah dengan Siti Hartinah ("Tien") dan dikaruniai enam orang anak, yaitu
Siti Hardijanti Rukmana (Tutut), Sigit Harjojudanto, Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati
Hariyadi (Titiek), Hutomo Mandala Putra (Tommy), dan Siti Hutami Endang Adiningsih
(Mamiek).
1. Gaya Kepemimpinan Soeharto
Diawali dengan Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) pada tahun 1966 kepada
Letnan Jenderal Soeharto, maka Era Orde Lama berakhir diganti dengan pemerintahan Era
Orde Baru. Pada awalnya sifat-sifat kepemimpinan yang baik dan menonjol dari Presiden
KEPEMIMPINAN_RIZKI SURYA PUTRA_13031008_THP
| 12

Soeharto adalah kesederhanaan, keberanian dan kemampuan dalam mengambil inisiatif dan
keputusan, tahan menderita dengan kualitas mental yang sanggup menghadapi bahaya serta
konsisten dengan segala keputusan yang ditetapkan.
Gaya Kepemimpinan Presiden Soeharto merupakan gabungan dari gaya kepemimpinan
Proaktif-Ekstraktif dengan Adaptif-Antisipatif, yaitu gaya kepemimpinan yang mampu
menangkap peluang dan melihat tantangan sebagai sesuatu yang berdampak positif serta
mempunyal visi yang jauh ke depan dan sadar akan perlunya langkah-langkah penyesuaian.
Tahun-tahun pemerintahan Suharto diwarnai dengan praktik otoritarian di mana
tentara memiliki peran dominan di dalamnya. Kebijakan dwifungsi ABRI memberikan
kesempatan kepada militer untuk berperan dalam bidang politik di samping perannya sebagai
alat pertahanan negara. Demokrasi telah ditindas selama hampir lebih dari 30 tahun dengan
mengatasnamakan kepentingan keamanan dalam negeri dengan cara pembatasan jumlah
partai politik, penerapan sensor dan penahanan lawan-lawan politik. Sejumlah besar kursi
pada dua lembaga perwakilan rakyat di Indonesia diberikan kepada militer, dan semua tentara
serta pegawai negeri hanya dapat memberikan suara kepada satu partai penguasa Golkar.1[2]
Bila melihat dari penjelasan singkat di atas maka jelas sekali terlihat bahwa mantan
Presiden Soeharto memiliki gaya kepemimpinan yang otoriter, dominan, dan sentralistis.
Sebenarnya gaya kepemimpinan otoriter yang dimiliki oleh Almarhum merupakan suatu gaya
kepemimpinan yang tepat pada masa awal terpilihnya Soeharto sebagai Presiden Republik
Indonesia. Hal ini dikarenakan pada masa itu tingkat pergolakan dan situasi yang selalu tidak
menentu dan juga tingkat pendidikan di Indonesia masih sangat rendah. Namun, dirasa pada
awal tahun 1980-an dirasa cara memimpin Soeharto yang bersifat otoriter ini kurang tepat,
karena keadaan yang terjadi di Indonesia sudah banyak berubah. Masyarakat semakin cerdas
dan semakin paham tentang hakikat negara demokratis. Dengan sendirinya model
kepemimpinan Soeharto tertolak oleh kultur atau masyarakat. Untuk tetap mempertahkan
kekuasaannya Soeharto menggunakan cara-cara represif pada semua pihak yang
melawannya.
Pada masa Orde baru, gaya kepemimpinannya adalah Otoriter/militeristik. Seorang
pemimpinan yang otoriter akan menunjukan sikap yang menonjolkan keakuannya, antara
lain dengan ciri-ciri :

KEPEMIMPINAN_RIZKI SURYA PUTRA_13031008_THP


| 13

1. Kecendurangan memperlakukan para bawahannya sama dengan alat-alat lain dalam


organisasi, seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai harkat dan
maratabat mereka.
2. Pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa
mengaitkan pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan para
bawahannya.
3. Pengabaian peranan para bawahan dalam proses pengambilan keputusan.
Sesuai dengan masalah dan tujuan yang penulis angkat, pengukuran gaya kepemimpinan
Presiden Soeharto di sini diukur dari aspek-aspek: (1) Status kepemimpinan dan kekuasaan;
(2) Orientasi pada hubungan; (3) Orientasi pada tugas; (4) Cara mempengaruhi orang lain,
dan (5) Kepribadian
B. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL
Dalam tinjauan keilmuan, saat ini masih sulit untuk menentukan siapa, kapan, dan
bagaimana ilmu tentang kepemimpinan itu muncul, dalam setiap peradaban yang muncul
didunia selalu didahului dengan lahirnya tokoh pemimpin yang membangun peradaban
tersebut. Dalam ilmu manajemen sendiri, teori tentang kepemimpinan memiliki sebuah
sejarah yang bisa dirunut sebagai berikut : Teori Harapan 1957 Teori Kepemimpinan yang
Motivasional 1960an Teori Kepemimpinan yang Efektif 1970an Teori Gaya
Kepemimpinan Humanistik 1980an Gaya Kepemimpinan transformasional dan
transaksional 1990-sekarang.
Para pengembang teori kepemimpinan mengidentifikasi pendekatan transformasional
sebagai pendekatan kepemimpinan abad ke 21. Dalam konteks tersebut kepemimpinan
transformasional digambarkan sebagai bentuk kepemimpinan yang mampu meningkatkan
komitmen staf; mengkomunikasikan suatu visi dan implementasinya; memberikan kepuasan
dalam bekerja; dan mengembangkan fokus yang berorientasi pada klien. Kepemimpinan
transformasional adalah sebuah sebuah proses yang ada pada para pemimpin dan pengikut
untuk saling menaikan motivasi moralitas dan motivasi yang lebih tinggi (Burns 1978).
Kepemimpinan transformasional juga sering diartikan sebagai sebuah proses
kepemimpinan dimana para pemimpin menciptakan kesuksesan pada bawahannya dengan
menampilkan lima perilaku (visioner, menginspirasi, merangsang bawahan, melatih bawahan,
membangun tim secara signifikan lebih dari kebanyakan manajer (Boehenke et al.1999) Bass
KEPEMIMPINAN_RIZKI SURYA PUTRA_13031008_THP
| 14

dan Avolio (1994), mengemukakan bahwa kepemimpinan transformasional mempunyai


empat dimensi yang disebutnya sebagai The Four Is:
1. Perilaku pemimpin yang membuat para pengikutnya mengagumi, menghormati sekaligus
mempercayai (Pengaruh ideal).
2. Pemimpin transformasional digambarkan sebagai pemimpin yang mampu
mengartikulasikan pengharapan yang jelas terhadap prestasi bawahan (Motivasi-inspirasi)
3. Pemimpin transformasional harus mampu menumbuhkan ide-ide baru, memberikan solusi
yang kreatif terhadap permasalahan-permasalahan yang dihadapi bawahan (stimulasi
intelektual).
4. Pemimpin transformasional digambarkan sebagai seorang pemimpin yang mau
mendengarkan dengan penuh perhatian masukan-masukan bawahan dan secara khusus
mau

memperhatikan

kebutuhan-kebutuhan

bawahan

akan

pengembangan

karir

(konsederasi individu).
a. Kelebihan dari kepemimpinan transformasional :
1. Tidak membutuhkan biaya yang besar (organisasi profit)
2. Komitmen yang timbul pada karyawan bersifat mengikat emosional
3. Mampu memberdayakan potensi karyawan
4. Meningkatkan hubungan interpersonal
b. Kekurangan dari kepemimpinan transaksional :
1. Waktu yang lama agar komitmen bawahan tumbuh terhadap pemimpin
2. Tidak ada jaminan keberhasilan pada bawahan secara menyeluruh
3. Membutuhkan pehatian pada detail
4. Sulit dilakukan pada jumlah bawahan yang banyak
Dalam menerapkan suatu model kepemimpinan maka perlu di perhatikan :
1. Tingkat keterampilan dan pengalaman tim anda.
2. Pekerjaan yang dilakukan (rutin atau baru dan kreatif)
3. Lingkungan organisasional (stabil atau berubah radikal, konservatif atau penuh
petualangan)
4. Gaya alami pilihan anda.

PENUTUP

kesimpulan

KEPEMIMPINAN_RIZKI SURYA PUTRA_13031008_THP


| 15

Dalam kepemimpinan transformasional, peran seorang pemimpin yang utama adalah


sebagai katalis bagi perubahan yang akan dilaksanakan, artinya pemimpin berperan
meningkatkan sumber daya manusia yang ada dan berusaha memberikan reaksi yang
menimbulkan semangat dan daya kerja yang tinggi bagi anggota, tetapi tidak bertindak
sebagai pengawas perubahan, yang lebih penting lagi adalah tuntutan untuk memiliki visi
yang kuat.
Tingkat kepercayaan yang rendah merupakan refleksi dari perilaku kepemimpinan
yang dipersepsikan oleh anggota dari pemimpin yang kurang memiliki kecakapan dalam
menjalankan perannya. Indikasi tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: (1) perilaku
pemimpin yang terlalu mengawasi (over control) dan terlibat sampai hal kecil (micromanager), (2) perilaku pemimpin yang hanya fokus pada hal-hal yang dapat dikontrol dan
jangka pendek (concrete), dan (3) perilaku pemimpin yang sangat berhati-hati, ragu dalam
mengambil keputusan, dan tidak menyukai perubahan (risk averse). Perilaku tersebut
dianggap sebagai penghambat. Tingkat kepercayaan yang rendah dari perilaku kepemimpinan
yang over control menjadikan anggota bekerja kurang leluasa dan tentu saja akan bersifat
kontra-produktif serta berdampak pada demotivasi sehingga dapat menurunkan kinerja
organisasi.
Kepemimpinan transformasional secara khusus menekankan pada pendekatan secara
rasional dan emosional untuk memotivasi anggotanya, dengan harapan dapat menciptakan
komitmen dari anggota dibandingkan dengan loyalitas yang hanya didasarkan intensitas.
Pemimpin yang transformasional yang efektif akan menunjukkan sifat sebagai berikut: (1)
melihat diri sebagai agen perubahan, (2) pengambil resiko yang berhati-hati, (3) memiliki
kepercayaan kepada anggota dan peka terhadap kebutuhannya, (4) mampu membimbing, (5)
fleksibel dan terbuka terhadap pengalaman, (6) memiliki kemampuan kognitif, disiplin, dan
mampu menganalisis masalah secara berhati-hati, dan (7) memiliki visi
KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL
a. Kharisma
Kepemimpinan kharismatik diakui oleh sejumlah ahli menjadi nilai penting bagi
kepemimpinan transformasional. Dalam kondisi perubahan lingkungan yang dinamis dengan
turbulensi tinggi dan sulit untuk diprediksi (unpredictable), seorang pemimpin harus mampu
memberikan sifat-sifat kharismatik dalam mengkomunikasikan visi dan misi organisasi.
Kharisma merupakan daya kekuatan memotivasi pengikut dalam menjalankan kegiatan
KEPEMIMPINAN_RIZKI SURYA PUTRA_13031008_THP
| 16

organisasi. Pemimpin yang memiliki kharisma akan lebih mudah mempengaruhi pengikut
agar bertindak sesuai dengan yang diharapkan untuk keberhasilan suatu organisasi. Pemimpin
kharismatik mampu membangkitkan emosi-emosi yang kuat. Pemimpin diidentifikasi untuk
dijadikan panutan oleh pengikut, dipercaya, dihormati, dan memiliki tujuan yang jelas.
Memiliki integritas terhadap kesesuaian antara exposed values dan enacted values. Nilai-nilai
yang diungkapkan lewat kata-kata.
b. Inspirasional
Pemimpin yang inspirasional didefinisikan sebagai seorang pemimpin yang mampu
mengkomunikasikan suatu visi yang menarik dan berwawasan ke depan. Pemimpin
transformasional memotivasi dan menginspirasi dengan jalan mengkomunikasikan harapan
dan tantangan kerja secara jelas, serta mengekspresikan tujuan-tujuan penting, dengan
membangkitkan antusiasme dan optimisme pada anggota.
c. Stimulasi Intelektual
Melalui stimulasi intelektual, pemimpin berupaya menciptakan iklim yang kondusif
bagi berkembang inovasi dan kreativitas. Mampu mendorong pengikutnya untuk
memunculkan ide-ide baru dan solusi kreatif atas masalah-masalah yang dihadapi.
d. Perhatian individual
Pemimpin transformasional memberikan perhatian khusus pada kebutuhan setiap
individu untuk berprestasi dan berkembang dengan jalan bertindak selaku penasehat.
Berinteraksi dan berkomunikasi secara individual dengan anggota. Tugas yang didelegasikan
akan dipantau untuk memastikan arahan tambahan dan untuk menilai kemajuan yang dicapai.

saran
Dalam penulisan ini penulis meminta kritik dan saran bagi pembaca terutama pada
dosen mata pelajaran, karena di dalam penulisan makalah ini penulis masih merasa banyak
terdapat kekurangan dan kekeliruan. Bak kata pepatah tidak ada gading yang tidak retak.
Oleh karena saran dan kritik sangat diperlukan untuk kemajuan penulis dalam menulis
makalah selanjutnya

DAFTAR PUSTAKA
KEPEMIMPINAN_RIZKI SURYA PUTRA_13031008_THP
| 17

http://irma-mintuna.blogspot.com/2013/01/kepemimpinan-irsoekarno.html (di akses pada 07


Maret 2015)
http://rekydot.blogspot.com/2013/01/makalah-kepemimpinan-transformasional.html (di akses
pada 07 Maret 2015)
https://www.facebook.com/pages/Bram-R-Adiguna-Babam/139952066085153?fref=nf

(di

akses pada 07 Maret 2015)


http://erisheri.blogspot.com/2012/11/gaya-kepemimpinan-soeharto.html (di akses pada 07
Maret 2015)
http://mygreenworld.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2010/12/16/kepemimpinan-yang-efektif-studikasus-sri-mulyani-indrawati/ (di akses pada 07 Maret 2015)

KEPEMIMPINAN_RIZKI SURYA PUTRA_13031008_THP


| 18

Anda mungkin juga menyukai