Pendahuluan
Badan
kesehatan
dunia
(WHO)
memperkirakan
terdapat
235
juta
penduduk
dunia
menderita
asma.
Jumlah
penderita
asma
diperkirakan
akan
terus
bertambah
hingga
mencapai
180.000
orang
se0ap
tahun.
Di
Indonesia
prevalensi
asma
pada
anak
sekolah
usia
13-14
tahun
berkisar
2,1%
dan
meningkat
menjadi
5,2%
pada
tahun
2003.
Denisi
Asma
Global
Ini*a*ve
for
Asthma
(GINA)
suatu
kelainan
berupa
inamasi
kronik
saluran
napas
yang
menyebabkan
penyempitan
saluran
napas.
Saluran
napas
yang
meradang
akan
menjadi
tersumbat
dan
aliran
udara
akan
menjadi
terbatas.
Faktor
Risiko
Host
Lingkungan
GeneOk
Jenis
kelamin
Obesitas
Diet
Polusi
Udara
Asap
rokok
SensiOzer
okupasional
Infeksi
Alergen
ASMA
Patogenesis
Dibagi
dalam
beberapa
fase:
Proses
pembentukan
reaksi
alergi
Reaksi
asma
fase
awal
Reaksi
asma
fase
lambat
Diagnosis
Asma
Batuk
dan
atau
mengi
berulang
dengan
karakterisOk
episodik,
nokturnal
(variabilitas),
adanya
faktor
pencetus,
reversibel
(dapat
sembuh
sendiri
dengan
atau
tanpa
pengobatan)
ditambah
atopi
Terbangun
di
malam
hari
Gangguan
Persisten
Intermiten
Ringan
2
hari/minggu
>2
hari/
minggu
tapi
0dak
0ap
hari
Tidak
1-2
kali/
bulan
P e n g g u n a a n
2
hari/minggu
>2
hari/
2agonis
untuk
minggu
tapi
kontrol
gejala
0dak
0ap
hari
M e n g g a n g g u
ak0vitas
sehari-
hari
Tidak
Sedikit
terganggu
Sedang
Tiap
hari
Berat
Sepanjang
hari
3-4x/bulan
>1x/minggu
Tiap hari
Beberapa
kali/hari
Terganggu
Sangat
terganggu
Gangguan
Terbangun
di
malam
hari
Penggunaan
2agonis
untuk
kontrol
gejala
Mengganggu
ak0vitas
sehari-
hari
Fungsi
Paru-paru
Tidak
-
-
3-4 kali/bulan
Normal
FEV1
antara
-
eksarserbasi
-
FEV1>80%
FEV1/FVC
>
85%
FEV1
=
80%
FEV1/FVC
>
80%
-
-
Sangat terganggu
FEV1=60-80%
-
FEV1/FVC
=
75-80%
-
FEV1
=
60-80%
FEV1/FVC
=
75-80%
Gangguan
Normal
FEV1/
FVC1:
8-9
thn
85%
20-39thn
80%
40-59
thn
75%
60-80
thn
70%
Terbangun
di
malam
hari
2 hari/bulan
3-4 kali/bulan
3-4x/bulan
>1x/minggu
Penggunaan
2agonis
untuk
kontrol
gejala
2 hari/minggu
>2
hari/minggu
tapi
0dak
>
1x/
hari
Tiap hari
Beberapa
kali/
hari
Mengganggu
ak0vitas
sehari-
hari
Tidak
Fungsi paru-paru -
-
-
Normal
FEV1
antara
-
eksarserbasi
-
FEV1>80%
FEV1/FVC
normal
FEV1>
80%
FEV1/FVC
normal
-
-
Sangat terganggu
FEV1
60-80%
- FEV1<
60%
FEV1/FVC
FEV1/FVC
berkurang
berkurang
>5%
5%
Derajat Serangan
Berat
Istirahat
Bayi: Tidak mau minum/makan
Ringan
Berjalan
Bayi: Menangis keras
Sedang
Berbicara
Bayi: - tangis pendek dan
lemah
-Kesulitan menetek/makan
Posisi
Duduk
Duduk
Cara berbicara
Kesadaran
Satu kalimat
Mungkin gelisah
Beberapa kata
Gelisah
Frekuensi napas
< 20x/menit
30. /menit
Mengancam jiwa
Berbaring
Mengantuk, gelisah, kesadaran
menurun
>30x / menit
Pergerakan torakoabdominal
paradoksal
Mengi (Wheezing)
Nadi
Pulsus Paradoksus
<100x/menit
Tidak ada atau < 10
mmHg
>80%
100-120x/menit
10-25 mmHg
>120x/menit
20-40 mmHg
Bradikardia
Tidak ada: disebabkan kelelahan
otot
60-80%
<60%
PaO2
PaCO2
Normal, tidak
memerlukan pemeriksaan
AGD
<45mmHg
>60 mmHg
<45 mmHg
<60 mmHg
Sianosis
>45 mmHg
SaO2
>95%
91-95%
<90%
APE. Setelah
bronkodilator awal %
prediksi nilai terbaik
Medikamentosa
Tatalaksana
ASMA
Penghindaran
terhadap
faktor
pencetus
Komunikasi,
informasi,
dan
edukasi
Medikamentosa
Serangan Asma
Jangka Panjang
RELIEVER
CONTROLLER
- kortikosteroid inhalasi dan
sistemik
- leukotriene modifier
- long acting inhaled 2-agonis
- Theophyline
- cromones
- long acting oral 2agonist (LABA)
Tujuan
Tatalaksana
Serangan
Asma
Tatalaksana awal
nebulisasi -agonis 1-3x, selang 20 menit
nebulisasi ketiga + antikolinergik
jika serangan berat, nebulisasi. 1x (+antikoinergik)
Serangan ringan
(nebulisasi 1-3x, respons baik, gejala hilang)
observasi 2 jam
jika efek bertahan, boleh pulang
jika gejala timbul lagi, perlakukan
sebagai serangan sedang
Boleh pulang
bekali obat -agonis (hirupan / oral)
jika sudah ada obat pengendali,
teruskan
jika infeksi virus sbg. pencetus, dapat
diberi steroid oral
dalam 24-48 jam kon-trol ke Klinik R.
Jalan, untuk reevaluasi
Serangan sedang
(nebulisasi 1-3x,
respons parsial)
berikan oksigen (3)
nilai kembali derajat serangan, jika sesuai
dgn serangan sedang, observasi di Ruang
Rawat Sehari/observasi
pasang jalur parenteral
Catatan:
.Jika menurut penilaian serangannya berat, nebulisasi cukup 1x langsung dengan -agonis + antikolinergik
.Bila terdapat tanda ancaman henti napas segera ke Ruang Rawat Intensif
.Jika tidak ada alatnya, nebulisasi dapat diganti dengan adrenalin subkutan 0,01ml/kgBB/kali maksimal 0,3ml/kali
.Untuk serangan sedang dan terutama berat, oksigen 2-4 L/menit diberikan sejak awal, termasuk saat nebulisasi
Serangan berat
(nebulisasi 3x,
respons buruk)
sejak awal berikan O2 saat / di luar
nebulisasi
pasang jalur parenteral
nilai ulang klinisnya, jika sesuai
dengan serangan berat, rawat di
Ruang Rawat Inap
foto Rontgen toraks
Kontrol Asma
Pemilihan
Inhaler
Umur
4-6 tahun
>6 tahun
Nebulizer
H
I
N
D
A
R
I
Pelangi
Asma
Pelangi
asma,
monitoring
asma
secara
mandiri
Hijau
Kondisi
baik,
asma
terkontrol
Tidak
ada
/
minimal
gejala
PEF
:
80-100
%
nilai
dugaan
/
terbaik
Pengobatan
bergantung
berat
asma,
prinsipnya
pengobatan
dilanjutkan.
Bila
tetap
berada
pada
warna
hijau
minimal
3
bulan,
maka
per=mbangkan
turunkan
terapi.
Kuning
BerarO
haO-haO,
asma
Odak
terkontrol,
dapat
terjadi
serangan
akut
/
eksaserbasi
Dengan
gejala
asma
(asma
malam,
akOvitas
terhambat,
batuk,
mengi,
dada
terasa
berat,
baik
saat
akOvitas
maupun
isOrahat)
dan
atau
PEF
50-80
%
dengan
prediksi
/
nilai
terbaik.
Membutuhkan
peningkatan
dosis
medikasi
atau
perubahan
medikasi
Merah
Berbahaya
Gejala
asma
terus-
menerus
dan
membatasi
akOvitas
sehari-hari.
PEF
<
50%
nilai
dugaan
/
terbaik.
Pasien
membutuhkan
pengobatan
segera
sebagai
rencana
pengobatan
yang
disepaka=
dokter-pasien
secara
tertulis.
Bila
tetap
=dak
ada
respons,
segera
hubungi
dokter
atau
ke
rumah
sakit
terdekat.
Perhitungan APE