Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH TUGAS PENDIDIKAN PANCASILA

MASALAH KORUPSI DARI SUDUT PANDANG SILA KEADILAN SOSIAL


PANCASILA

Disusun oleh :
KELOMPOK 5
M. Erwin Althaf
M. Kemal Bengawan
Muthia Chisna Irzamy
Siti Nur Triutami
Vidia Ningrum S
Wafa Nizhom M
Zaky Zakaria A.
Adi Wisnu W.
M. Oki Ramanda S
Rifqi Danang S.
Satyaning Widyarini
Inna Fairuz Qolbi
Aan Setyono

15/381121/PT/06973
15/381122/PT/06974
15/381123/PT/06975
15/381124/PT/06976
15/381125/PT/06977
15/381126/PT/06978
15/381127/PT/06979
15/38/PT/06980
15/38.PT/06981
15/38/PT/06982
15/38/PT/06983
15/38/PT/06984
15/38/PT/06985

PROGRAM STUDI ILMU DAN INDUSTRI PETERNAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2015

DAFTAR ISI
Abstrak......................................................................................................................... i
Daftar Isi ..................................................................................................................... ii
Pendahuluan............................................................................................................... 1
a. Latar Belakang Masalah...........................................................................................1
b. Rumusan Masalah...................................................................................................6

Pembahasan............................................................................................................... 7
a. Permasalahan di tubuh DPR................................................................................... 7
b. Kinerja KPK dalam pemberantasan Korupsi.......................................................... 8
c. Pengaruh Masalah Korupsi Terhadap
Pancasila.....................................................11
d. Pengaruh Pancasila Terhadap
Korupsi....................................................................14
Penutup......................................................................................................................18
a. Kesimpulan dan Saran...........................................................................................18

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, nikmat serta hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul MASALAH KORUPSI
DARI SUDUT PANDANG SILA KEADILAN SOSIAL PANCASILA.
Selanjutnya tak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Ibu Septi selaku dosen pembimbing mata kuliah Pendidikan Pancasila dan kepada
segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan dalam penulisan makalah
ini, ucapan terima kasih terlebih lagi khususnya kepada seluruh teman-teman kelompok
lima.Makalah ini merupakan tugas mata kuliah PENDIDIKAN PANCASIA program studi Ilmu
dan Industri Peternakan, Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada.
Kami dari kelompok lima menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangankekurangan dalam penulisan makalah ini maka dari itu kami dari kelompok lima memohon
maaf yang sebesar-besarnya, maka dari itu pula kami mengharapkan saran serta kritik
konstruktif dari pihak manapun untuk kami kedepannya.

Yogyakarta, 8 November 2015

Kelompok 5

MASALAH KORUPSI DARI SUDUT PANDANG SILA KEADILAN SOSIAL


PANCASILA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Pancasila sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia telah menjadikan

sistem ketuahan, kemanusiaan, persatuan dan kesatuan, kemusywaratan, dan keadilan


sosial yang berlaku di Indonesia selalu mengacu dan berbasis kepada Pancasila dan
didukung oleh UUD 1945. Pancasila pun menjadi sebuah landasan dalam penentuan prinsip
dan pandangan hidup. Namun dewasa ini semakin banyak penyimpangan nilai nilai
Pancasila berdasarkan butir butir yang terkandung di dalamnya. Butir atau nilai yang
terkandung dalam sila tersebut semakin hilang dan tersamarkan artinya. Nilai tersebut
serasa hilang jika dibandingkan dengan kehidupan Bangsa pada zaman ini. Penyimpangan
pun sudah dianggap hal yang biasa dilakukan karena kerap terjadi dan terjadi diamanamana, sehinga dianggap sebagai suatu pelanggaran biasa karena seperti dilazimkan.
Pelanggaran yang dianggap biasa dan bagi sebagian warga negara Indonesia sudah
menjadi image melekat pada para pejabat negara adalah permasalahan korupsi, masalah
ini dimungkinkan timbul karena pemangku kepentingan birokrasi tidak mengetahui ilmu-ilmu
atau telah sengaja menghilangkan dan menyamarkan makna dari butir-butir atau nilai-nilai
yang terkandung dalam Pancasila.
Korupsi dewasa ini sudah semakin berkembang baik dilihat dari jenis, pelaku
maupun dari modus operandinya. Masalah korupsi bukan hanya menjadi masalah nasional
tetapi sudah menjadi internasional, bahkan dalam bentuk dan ruang lingkup seperti
sekarang ini, korupsi dapat menjatuhkan sebuah rezim, dan bahkan juga dapat
menyengsarakan dan menghancurkan suatu Negara. Di Indonesia Korupsi dikenal dengan
istilah KKN singkatan dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Korupsi sudah menjadi wabah
penyakit yang menular di setiap aparat negara dari tingkat yang paling rendah hingga
tingkatan yang paling tinggi. Berdasakan laporan tahunan dari lembaga internasional
ternama, Political and Economic Risk Consultancy (PERC) yang bermarkas di Hongkong,
Indonesia adalah negara yang terkorup nomor tiga di dunia dalam hasil surveinya tahun
2001 bersama dengan Uganda. Indonesia juga terkorup nomor 4 pada tahun 2002 bersama
dengan Kenya. Sedangkan Pada tahun 2005 PERC mengemukakan bahwa Indonesia
masih menjadi negara terkorup di dunia.

Oleh karena Korupsi merupakan masalah serius yang harus dihadapi oleh bangsa
Indonesia dan dengan masih banyaknya orang yang sadar bahwa korupsi itu merupakan
tindakan menyimpang. Oleh karena itu, orang-orang yang memegang pemangku jabatan
harus dibekali dengan ilmu dan nilai-nilai yang baik agar terhindar dari tindakan
menyimpang. Sebagai bangsa Indonesia, nilai-nilai yang baik tersebut berasal dari 5 sila
Pancasila. Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang menjadi panutan setiap
bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia yang sebenarnya adalah bangsa Indonesia yang tidak
hanya memahami nilai-nilai dari Pancasila, namun dapat mengimplementasikannya ke
dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai Pancasila haruslah dipegang teguh oleh setiap
bangsa Indonesia. Benar adanya bahwa korupsi terjadi karena pemahaman kita mengenai
Pancasila masih kurang. Kebanyakan dari kita hanya mengetahui sila-sila dari Pancasila.
Namun dalam memaknainya masih kurang sehingga masih banyak pelanggaranpelanggaran dan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di negeri ini.Banyaknya
masyarakat biasa maupun tokoh-tokoh masyarakat Indonesia yang korupsi, memperlihatkan
bahwa nilai-nilai dari Pancasila tidak tertanam dengan baik di dalam diri bangsa Indonesia.
Nilai-nilai Pancasila yang merupakan jati diri dari bangsa Indonesia seperti seakan harus
tunduk kepada ego dan nafsu godaan dunia para pejabat yang menjebak rakyat bangsa
Indonesia ke dalam perangkap besi. Dahulu bangsa Indonesia dijajah oleh bangsa lain
begitu lamanya, sekarang bangsa Indonesia dijajah oleh krupsi yang dilakukan oleh bangsa
sendiri di dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam makalah kami berikut beberapa rumusan masalah yang akan kami bahas :
1.
2.
3.
4.

Apa makna yang terkandung dari sila ke-5 dalam Pancasila?


Nilai-nilai dan butir-butir apa yang terkandung dalam sila ke-5 Pancasila?
Apa implementasi dari sila ke-5 Pancasila bagi Indonesia?
Kenapa penyimpangan korupsi terjadi menurut sila ke-5 ?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah


Di dalam penyusunan makalah ini ada beberapa tujuan yang ingin kami paparkan antara
lain sebagai berikut :
1. Memahami makna yang terkandung dari sila ke-5 dalam Pancasila
2. Memahami nilai-nilai yang terkandung dalam sila ke-5 dalam Pancasila
3. Dapat mengetahui dan menjalankan implementasi dari makna yang terkandung
dalam sila ke-5 Pancasila
4. Mengetahui penyebab penyimpangan korupsi yang terjadi menurut sila ke-5
pancasila
5. Menyelesaikan tugas mata kulaih Pendidikan Pancasila.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN SILA KE- 5 PANCASILA
Setiap sila dalam pancasila memiliki hubungan yang saling mengikat dan menjiwai
satu sama lain sedemikian rupa hingga tidak dapat dipisah-pisahkan. Melanggar satu sila
dan mencari pembenarannya pada sila lainnya adalah tindakan sia-sia. Oleh karena itu,
Pancasila pun harus dipandang sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh, yang tidak
dapat dipisah-pisahkan. Usaha memisahkan sila-sila dalam kesatuan yang utuh dan bulat
dari Pancasila akan menyebabkan Pancasila kehilangan esensinya sebagai dasar negara.
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat, pada hakikatnya merupakan suatu nilai. Nilai
Pancasila bersumber dari penjabaran norma-norma dalam masyarakat. Segala sesuatu
prilaku masyarakat berakar pada Pancasila.
Diterimanya pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional membawa
konsekuensi logis bahwa nilai-nilai pancasila dijadikan landasan pokok, landasan
fundamental bagi penyelenggaraan negara Indonesia. Pancasila berisi lima sila yang pada
hakikatnya berisi lima nilai dasar yang fundamental. Nilai-nilai dasar dari pancasila tersebut
adalah nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, Nilai kemanusiaan yang dail dan beradab, nilai
Persatuan Indonesia, nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalan
permusyawaratan/perwakilan, dan nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
Dengan pernyataan secara singkat bahwa nilai dasar Pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai
kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.
2.2 MAKNA SILA KE-5 PANCASILA
MAKNA KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA
Sila ke-5 berbunyi Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia memiliki Lambang
Padi dan kapas. Pada umumnya nilai pancasila digali oleh nilai nilai luhur nenek
moyang bangsa Indonesia termasuk nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
Karena digali oleh nilai nilai luhur bangsa Indonesia pancasila mempunyai kekhasan
dan kelebihan, sedangkan Prinsip keadilan yaitu berisi keharusan/tuntutan untuk
bersesuaian dengan hakikat adil. Dengan sila ke lima ini, manusia menyadari hak dan
kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat
Indonesia.

Nilai Yang Terkandung Pada Sila Ke Lima


Keadilan Sosial ialah sifat masyarakat adil dan makmur berbahagia untuk semua
orang, tidak ada penghinaan, tidak ada penghisapan, bahagia material dan bahagia
spritual, lahir dan batin. Istilah adil yaitu menunjukkan bahwa orang harus memberi
kepada orang lain apa yang menjadi haknya dan tahu mana haknya sendiri serta tahu
apa kewajibannya kepada orang lain dan dirinya. Sosial berarti tidak mementingkan diri
sendiri saja, tetapi mengutamakan kepentingan umum, tidak individualistik dan egoistik,
tetapi berbuat untuk kepentingan bersama.
Maka di dalam sila ke-5 tersebut terkandung nilai Keadilan tersebut didasari oleh
hakekat keadilan manusia yaitu keadilan dalam hubungan manusia dengan dirinya
sendiri, manusia dengan manusia lain, manusia dengan masyarakat, bangsa dan
negaranya serta hubungan manusia dengan Tuhannya.oleh karena itu manusia
dikatakan pula sebagai makhluk Monopruralisme
Konsekuensinya nilai-nilai keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan bersama
adalah meliputi:
1.

Keadilan Distributif
Aristoteles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal
yang sama diperlukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama diperlukan tidak
sama. Keadilan distributif sendiri yaitu suatu hubungan keadilan antara negara
terhadap warganya, dalam arti pihak negaralah yang wajib memenuhi keadilan
dalam bentuk keadilan membagi, dalam bentuk kesejahteraan, bantuan, subsidi
serta kesempatan dalam hidup bersama yang didasrkan atas hak dan kewajiban.

2.

Keadilan Legal (Keadilan Bertaat)


Yaitu suatu hubungan keadilan antara warga negara terhadap negara dan
dalam masalah ini pihak wargalah yang wajib memenuhi keadilan dalam bentuk
mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam negara. Plato
berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan subtansi rohani umum dari
masyarakat yang membuat dan menjadi kesatuannya.
Dalam masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan menurut
sifat dasarnya paling cocok baginya. Pendapat Plato itu disebut keadilan moral,
sedangkan untuk yang lainnya disebut keadilan legal.

3.

Keadilan Komulatif

Yaitu suatu hubungan keadilan antara warga satu dengan yang lainnya
secara timbal balik. Keadilan ini bertujuan untuk memelihara ketertiban
masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan ini
merupakan asan pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan
yang bercorak ujung ekstrem menjadikan ketidak adilan dan akan merusak atau
bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.
Nilai-nilai keadilan tersebut haruslah merupakan suatu dasar yang harus
diwujudkan dalam hidup bersama kenegaraan untuk mewujudkan tujuan negara
yaitu mewujudkan kesejahteraan seluruh warganya serta melindungi seluruh
warganya dan wilayahnya, mencerdaskan seluruh warganya. Demikian pula nilainilai keadilan tersebut sebagai dasar dalam pergaulan antara negara sesama
bangsa di dunia dan prinsip ingin menciptakan ketertiban hidup bersama dalam
suatu pergaulan antar bangsa di dunia dengan berdasarkan suatu prinsip
kemerdekaan bagi setiap bangsa, perdamaian abadi serta keadilan dalam hidup
bersama (keadilan bersama).
2.2.2

Penerapan Sila ke-5 di Indonesia


Keadilan sosial berarti keadaan yang seimbang dalam suatu masyarakat, namun

ternyata

dalam

kenyataannya

sila

ke-5

masih

memiliki

banyak

kekurangan.

Perwujudan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia setelah 68 tahun merdeka
masih belum maksimal sekaligus merupakan sila yang diabaikan oleh penyelenggara
Negara Kesatuan Republik Indonesia dari saat kemerdekaan 17 Agustus 1945 sampai
dengan saat ini. Ini ditandai dengan saat ini adanya kurang lebih 100 juta rakyat Indonesia
(menurut data Bank Dunia) berada dibawah garis kemiskinan atau kurang lebih 40 % dari
bangsa Indonesia ini menandakan masih besarnya kesenjangan sosial di indonesia.
Dilihat dari strata sosial bangsa Indonesia setelah kemerdekaan tidak mengalami
perubahan, strata tersebut antara lain:

Strata Sosial Utama : Diduduki oleh kaum pemodal yang dengan kebijakan ekonomi

liberal, dimulai masa orde baru sampai dengan saat ini


Strata Sosial Kedua : Kalangan birokrat penyelenggara negara yang dengan penyakit

KKN yang akut dari masa orde baru sampai dengan saat ini
Strata Sosial Ketiga : Para pekerja professional
Strata Sosial Keempat : Tetap tidak berajak dari masa penjajahan Belanda dulu yang
menikmati paling sedikit kesejahteraan dialam kemerdekaan ini adalah: petani, buruh,
pekerja rendahan, nelayan, akibat daya dukung kehidupan makin menurun di pedesaan
dan terpaksa melarikan diri ke kota tanpa modal pendidikan dan keahlian apa-apa.

2.2.3

Garis Besar Sila Ke-5


Secara garis besar sila ke-5 mengalami masalah atau kekurangan dalam bidang

perekonomian nasional dan kesejahteraan sosial yang tidak merata. Untuk contoh konkrit
berdasarkan pasal-pasal yang terkait dengan masalah tersebut adalah sebagai berikut:
a) Pasal 33 UUD 1945, tentang kesejahteraan sosial, dimana di ayat 3 disebutkan bahwa
bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan
digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Berarti seharusnya rakyat
Indonesia dapat menggunakan air secara gratis dan merata tapi ternyata sudah rakyat
harus bayar dan tidak merata terbukti banyak terjadi kekeringan dan kekurangan air
didaerah-daerah terpencil contoh NTB. Mereka harus membuat sumber air sendiri
hingga hal tersebut dijadikan sebagai iklan salah satu perusahaan air minum. Kemudian
kelangkaan minyak dan bahan bakar (bensin) padahal Indonesia kaya akan segala
macam kekayaan alam. Tetapi realitanya bangsa Indonesia harus antri dan membayar
mahal untuk mendapatkan kebutuhan tersebut.
b) Pada Pasal 31 UUD 1945 tentang Pendidikan, juga belum terlaksana dengan baik.
Biaya sekolah setiap tahun semakin meningkat, beasiswa juga disalurkan tidak merata
kadang malah salah orang, dan pendidikan pun mengenal kata diskriminasi karena
penduduk kota saja yang dapat merasakan pendidikan dengan baik sedangkan daerah
daerah tertentu yang sulit dijangkau oleh manusia apalagi teknologi tidak dapat,
merasakan pendidikan itu dengan baik.
2.2.3

Implementasi sila ke-5

Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana

kekeluargaan dan kegotongroyongan


Mengembangkan sikap adil terhadap sesame
Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
Menghormati hak orang lain
Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap

orang lain
Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal bersifat pemborosan dan gaya hidup

mewah
Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan

kepentingan umum
Suka bekerja keras
Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan

kesejahteraan bersama
Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.

2.5

KORUPSI SEBAGAI PENYIMPANGAN PANCASILA SILA KE LIMA


A Pengertian Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa Latin: corruptio dari kata kerja corrumpere: busuk, rusak,

menggoyahkan, memutar balik, menyogok, menurut Transparency International adalah


perilaku pejabat publik, baik politikus atau politisi maupun pegawai negeri, yang secara tidak
wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya,
dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka, ini adalah
salah satu tindak korupsi.
Dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah penyalahgunaan jabatan resmi
untuk keuntungan pribadi. Semua bentuk pemerintahan rentan korupsi dalam prakteknya.
Beratnya korupsi berbeda-beda, dari yang paling ringan dalam bentuk penggunaan
pengaruh dan dukungan untuk memberi dan menerima pertolongan, sampai dengan korupsi
berat yang diresmikan, dan sebagainya. Titik ujung korupsi adalah kleptokrasi, yang arti
harafiahnya pemerintahan oleh para pencuri, di mana pura-pura bertindak jujur pun tidak
ada sama sekali.
B Fenomena Korupsi di Indonesia
Masalah korupsi di Indonesia sudah ada bertahun-tahun yang lalu, namun, akhir-akhir
ini, korupsi kembali ramai sejak kasus Gayus Tambunan. Korupsi di Indonesia kebanyakan
dilakukan oleh para pejabat tinggi, seperti anggota DPR, Bupati, Gubernur. Namun, ada juga
dari kalangan pelajar.
Di Indonesia sendiri, korupsi sudah menjadi hal yang wajar di kalangan pejabat tinggi.
Tidak tanggung tanggung, mereka memakai uang rakyat hingga milyaran rupiah. Para
pejabat ini seakan tidak takut untuk korupsi, walaupun sudah tertangkap, namun hukuman
untuk para koruptor termasuk ringan dibandingkan hukuman untuk para koruptor di luar
negeri yang kebanyakan adalah hukuman mati.
Di Indonesia sendiri sudah dibentuk Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK, namun
hal itu rupanya tidak membuat jera para koruptor. Penjara untuk para koruptor juga terbilang
cukup mewah, bahkan bisa keluar masuk penjara dengan mudah. Contohnya Gayus
Tambunan, walaupun sudah dipenjara dia tetap bisa pergi ke Bali.
Korupsi di Indonesia adalah penyakit lama yang tidak pernah sembuh. Segala cara dan
diagnosa telah ditempuh, dari pengamat, kritikus, aktivis semuanya telah angkat bicara,
bahkan lantang. Namun sayang di sayang, Cyindrome korupsi telah berurat akar dalam
sistim pemerintahan. Satau-satu cara adalah mengurangi titik potensi dan resikonya,

dengan bermacam pola dan strategi. Diantaranya adalah menicptakan transparansi


birokrasi pemerintahan dengan langkah nyata dan konkrit. Agar toksin-toksin yang
berbahaya bagi ketahanan negara itu bisa terpantau dan ditanggulangi dengan langkalangka preventif. Dan hal ini bisa terwujud, manakalah karakter aparat pemerintahan sudah
terbebas dari mental suka menggaruk dan menilap yang bukan haknya. Pada titik ini,
tindakan penyadaran moral, adalah kata kunci yang tepat untuk mengurangi aurah buruk
wajah pemerintahan.
C Hubungan Antara Korupsi dan Nilai-Nilai Pancasila
Pancasila merupakan sumber nilai anti korupsi. Korupsi itu terjadi ketika ada niat dan
kesempatan. Kunci terwujudnya Indonesia sebagai Negara hukum adalah menjadikan nilainilai Pancasila dan norma-norma agama. Serta peraturan perundang-undangan sebagai
acuan dasar untuk seluruh masyarakat Indonesia. Suatu pemerintah dengan pelayanan
publik yang baik merupakan pemerintahan yang bersih (termasuk dari korupsi) dan
berwibawa. Korupsi adalah perbuatan pelanggaran hukum, sebuah tindak pidana.
Hubungannya dengan Pancasila adalah melanggar sila ke lima, keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia. Karena korupsi itu menggerogoti kekayaan Negara yang ujung-ujungnya
adalah memiskinkan Negara dan juga rakyat.
Dampak Korupsi
1

Merugikan Negara maupun kelompok

Menghabiskan atau memakan uang atau harta Negara atau kelompok untuk
kepentingan pribadi

Menjadikan Negara miskin

Menjadikan Negara memiliki hutang yang banyak di luar negeri

Menimbulkan ketidakadilan dalam hal pendapatan dan kekayaan

Berkurangnya kepercayaan terhadap pemerintahan.

Berkurangnya kewibawaan pemerintah dalam masyarakat.

Menurunya pendapatan Negara.

Hukum tidak lagi dihormati.

D Pengaruh masalah korupsi terhadap Pancasila


Perjalanan Reformasi sejak 1998 merupakan momentum yang tepat untuk
membenahi tatanan hidup berbangsa dan bernegara. Untuk itulah kita perlu menyegarkan

kembali spirit Pancasila dalam memecahkan persoalan bangsa ini yang begitu komplek.
Sehingga Pancasila bukan sekedar lima poin yang harus dihapal atau bahkan sebagai
pemanis mulut yang tidak memberikan pengaruh apa-apa. Pancasila lahir bukan tanpa
adanya pertarungan pemikiran dan kepentingan dari berbagai kelompok saat itu. Namun ia
bisa lahir dengan semangat persatuan dalam perbedaan demi terwujudnya bangsa ini
secara sempurna. Dalam kaitan ini generasi muda sekarang tidak boleh melupakan sejarah
seperti yang diamanatkan Faunding Father, Soekarno. Sebab hanya dipundak kita bangsa
ini harus tetap ada sebagai wujud tanggungjawab kita pada para pejuang kemerdekaan
bangsa ini. Untuk itulah Pancasila dilahirkan sebagai landasan pembangunan bangsa
kedpan yang bisa terbebas dari kejahatan korupsi. Korupsi misalnya, tidak hanya melawan
prinsip ketuhanan dan kemanusiaan, tapi juga membuat ketimpangan sosial. Aksi kekerasan
teror atas nama keyakinan tertentu, jelas tak hanya bertentangan ajaran luhur ketuhanan,
tapi juga merusak nilai kemanusiaan, persatuan dan demokrasi.Maka sebab itu
pemberantasan korupsi yang menjadi penyakit kronis bangsa ini harus dilandasi dengan
Pancasila.
Sila ke lima jelas memberikan spirit yang sangat konstruktif, artinya meski kita muak
dengan para tersangka kasus korupsi bukan berarti kita harus bercaci maki tanpa
memperdulikan atika-etika kemanusiaan. Sebab bagai manapun yang terlibat kasus korupsi
punya hak untuk diberikan keadilan dalam hukum. Namun begitu bukan berarti para
koruptor tidak semata-mata diberi keringanan dengan ponis hukum yang tidak adil. Oleh
karena korupsi merupakan kejahatan paling keji di negeri ini sehingga harus diberikan vonis
yang berat dengan harapan dapat memberikan efek jera.
E Pengaruh Pancasila terhadap penanggulangan korupsi
Hakikat negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara kebangsaan modern.
Negara kebangsaan modern adalah negara yang pembentukannya didasarkan pada
semangat kebangsaan atau nasionalisme yaitu pada tekad suatu masyarakat untuk
membangun masa depan bersama di bawah satu negara yang sama walaupun warga
masyarakat tersebut berbeda-beda agama, ras, etnik, atau golongannya. Komitmen yang
kuat dan konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar 1945, perlu ditingkatkan secara terus menerus untuk memberikan
pemahaman yang mendalam tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Secara historis, negara Indonesia telah diciptakan sebagai Negara Kesatuan dengan
bentuk Republik Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang berkedaulatan
rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil

dan beradab, Persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. Indonesia harus menghindari sistem pemerintahan otoriter yang
memasung hak-hak warga negara untuk menjalankan prinsip-prinsip demokrasi dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kehidupan yang demokratis di dalam
kehidupan sehari-hari di lingkungan keluarga, kelompok belajar, masyarakat, pemerintahan,
dan organisasi-organisasi non-pemerintahan perlu dikenal, dipahami, diinternalisasi, dan
diterapkan demi terwujudnya pelaksanaan prinsip-prinsip demokrasi. Selain itu, perlu pula
ditanamkan

kesadaran

bela

negara,

penghargaan

terhadap

hak

azasi

manusia,

kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, 44 tanggung jawab sosial, ketaatan


pada hukum, ketaatan membayar pajak, serta sikap dan perilaku anti korupsi, kolusi, dan
nepotisme. Korupsi adalah persoalan klasik yang telah lama ada.
Dengan kata lain korupsi mulai dikenal saat system politik modern dikenal Konsepsi
mengenai korupsi baru timbul setelah adanya pemisahan antara kepentingan keuangan
pribadi dari seorang pejabat Negara dan keuangan jabatannya. Prinsip ini muncul di Barat
setelah adanya revolusi perancis dan di Negara-negara Anglo-Sakson, seperti Inggris dan
Amerika Serikat, timbul pada permulaan abad ke 19. sejak itu penyalahgunaan wewenang
demi kepentingan pribadi, khususnya dalam soal keuangandianggap sebagai tindak korupsi.

Undang-undang yang mengatur korupsi di Indonesia

UU No. 3/1971 tentang Pemberantasan Korupsi

UU No. 28/1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN

UU No. 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

PP No.71/2000 tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dan


Pemberian Penghargaan dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi

UU No. 15/2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

UU No. 30/2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

UU No. 7/2006 tentang United Nation Convention Againest Corruption

Instruksi Presiden RI No.5/2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi

G Strategi Pemberantasan Korupsi


Strategi pemberantasan korupsi bisa disusun dalam tiga tindakan terprogram, yaitu
Prevention, Public Education dan Punishment. Prevention ialah pencerahan untuk
pencegahan. Publik Education yaitu pendidikan masyarakat untuk menjauhi korupsi.
Punishment adalah pemidanaan atas pelanggaran tindak pidana korupsi.

Strategi Preventif
Strategi Preventif diarahkan untuk mencegah terjadinya korupsi dengancara
menghilangkan atau meminimalkan faktor-faktor penyebab atau peluang terjadinya
korupsi. Konvensi PBB Anti Korupsi, Uneted NationsConvention Against Corruption
(UNCAC), menyepakati langkah-langkahuntuk mencegah terjadinya korupsi.
Masing-masing negara setuju untuk: ...mengembangkan dan menjalankan
kebijaksanaan anti-korupsi terkoordinasi dengan mempromosikan partisipasi
masyarakat danmenunjukkan prinsip-prinsip supremasi hukum, manajemen urusan
publik dan properti publik dengan baik, integritas, transparan, dan akuntable,
...saling bekerjasama untuk mengembangkan langkah-langkah yang efektif untuk
pemberantasan korupsi.

Public Education
Public Education atau pendidikan anti korupsi untuk rakyat perludigalakkan
untuk membangun mental anti-korupsi. Pendidikan anti-korupsi ini bisa dilakukan
melalui berbagai pendekatan, seperti pendekatan agama, budaya, sosioal,
ekonomi, etika, dsb.Adapun sasaran pendidikan anti-korupsi secara garis besar
bisadikelompokkan menjadi dua:
a

Pendidikan

anti

korupsi

bagi

aparatur

pemerintah

dan

calon

aparatur pemerintah.
b

Public education anti korupsi bagi masyarakat luas melalui lembagalembaga keagamaan, dan tokoh-tokoh masyarakat. Semua itu dilakukan
untuk meningkatkan moral anti korupsi. Publik perlu mendapat sosialisasi
konsep-konsep seperti kantor publik dan pelayanan publik berikut dengan
konsekuensi-konsekuensi tentang biaya-biaya sosial, ekonomi, politik,
moral, dan agama yang diakibatkan korupsi.

Strategi Punishment

Strategi

Punishment

adalah

tindakan

memberi

hukuman

terhadap

pelakutindak pidana korupsi. Dibandingkan negara-negara lain, Indonesiamemiliki


dasar hukum pemberantasan korupsi paling banyak, mulai dari peraturan
perundang-undangan yang lahir sebelum era eformasi sampaidengan produk
hukum era reformasi, tetapi pelaksanaannya kurangkonsisten sehingga korupsi
tetap subur di negeri ini.Dari sekian banyak peraturan perundang-undangan antikorupsi yang ada,salah satu yang paling populer barangkali UU Nomor 30/2002
tentangKPK. KPK adalah lembaga negara yang bersifat independen yang
dalam pelaksanaan

tugas

dan

kewenangannya

bebas

dari

kekuasaan

manapun.Tugas-tugas KPK adalah sebagai berikut:


a

Koordinasi

dengan

instansi

yang

berwenang

melakukan

yang

berwenang

melakukan

pemberantasantindak pidana korupsi,


b

Supervisi

terhadap

instansi

pemberantasantindak pidana korupsi,


c

Melakukan

penyelidikan,

penyidikan

dan

penuntutan

terhadap

tindak pidana korupsi,


d

Melakukan

tindakan-tindakan

pencegahan

tindak

pidana

korupsi,

danmelakukan monitor terhadap penyelengaraan pemerintahan Negara


H Upaya pemberantasan korupsi
1

Menanamkan semangat nasional yang positif dengan mengutamakan pengabdian


pada bangsa dan negara melalui pendidikan formal, informal dan agama.

Melakukan penerimaan pegawai berdasarkan prinsip keterampilan teknis.

Para pejabat dihimbau untuk mematuhi pola hidup sederhana dan memiliki tanggung jawab yang tinggi.

Para pegawai selalu diusahakan kesejahteraan yang memadai dan ada jaminan
masa tua.

Menciptakan aparatur pemerintahan yang jujur dan disiplin kerja yang tinggi.

Sistem keuangan dikelola oleh para pejabat yang memiliki tanggung jawab etis tinggi
dan dibarengi sistem kontrol yang efisien.

Melakukan pencatatan ulang terhadap kekayaan pejabat yang mencolok.

Berusaha melakukan reorganisasi dan rasionalisasi organisasi pemerintahan melalui penyederhanaan jumlah departemen beserta jawatan di bawahnya.

Faktor penyimpangan korupsi terhadap sila ke-5 :


1

Pembungkaman Fakta

Sejumlah kasus korupsi seperti penyuapan oknum DPR Komisi XI dalam kasus pemilihan
Deputi Gubernur BI, korupsi pengadaan sapi dan mesin jahit oleh mantan Menteri Sosial
periode 2004-2009, keterlibatan Polisi dan Jaksa dalam pencucian uang (money laundry)
dan penggelapan pajak, adalah contoh fakta hukum tahun-tahun sebelumnya yang baru
terungkap saat ini. Kasus penggelapan pajak misalnya, baru terungkap setelah Susno
Duadji (mantan Kabag Reskrim Mabes Polri) melaporkan skandal tersebut kepada Satgas
Pemberantas Mafia Hukum. Demikian juga kasus-kasus lain yang boleh jadi mengendap
atau diendapkan karena belum tersentuh hukum. Jika kita analogikan, korupsi di Indonesia
akan terungkap sampai ke akar-akarnya, bila ada oknum-oknum birokrasi (inner cycle) yang
berani memberikan kesaksian dan pengakuan dosa seperti yang dilakukan Susno Duadji.
Jika tidak, berbagai skandal korupsi akan terus mengalami pembungkaman, selama
penegakan hukum masih tebang-pilih.
2

Politisasi Korupsi

Hal lain yang turut melanggengkan kekorupan di Indonesia adalah, politisasi berbagai kasus
korupsi. Gejala ini terbentuk, karena lemahnya daya jangkau hukum terhadap berbagai
kasus korupsi yang melibatkan oknum pejabat publik. Baik di kalangan legislatif, eksekutif
dan yudikatif. Akhirnya, suatu tindakan korupsi hanya terungkap, bila ada riak-riak politik
sakit hati atau politik balas dendam. Buktinya, berbagai kasus korupsi yang melibatkan
oknum pejabat-pejabat, terpendam selama ini. Dan baru teruangkap setelah terjadi fluktuasi
gesekan politik terkait berbagai persoalan di tanah air. Fakta ini menandakan, otoritas
hukum di Indonesia masih tersubordinasi oleh grafitasi politik yang sedemikian kuatnya dan
dasyhat. Padahal, sejatinya hukum dan politik adalah dua wilayah dengan otoritas yang
berbeda. Persoalan hukum, sejatinya tidak dibawa ke zona politik, karena hanya akan
memperkabur substansi juridisnya, termasuk perkara pidana korupsi. Karena politik adalah
wilayah pseudo yang memingkinkan tensi kepentingannya sangat tinggi. Sementara, hukum
adalah wilayah normatif positifistik yang imanen dan bebas dari unsur-unsur kepentingan
politik dan kekuasaan (independen)
3

Kemiskinan Karakter

Apa yang kurang dari gaji seorang Jaksa sebesar 3-4 juta, belum ditambah tunjangan,
seorang PNS seperti Gayus Tambunan dan Bahasyim dengan gaji 12 juta per bulan, atau
anggota DPR dengan gaji total sekitar 70 juta. Tapi masih menilap uang rakyat dan
menerima suap di sana-sini. Fakta ini menandakan, ada ketidakberesan moral para
aparatus negeri ini. Korupsi merupakan gejala kemiskinan karakter. Sebab, dengan gaji
yang lumayan besar, tidak memberikan kepuasan bagi oknum-oknum pejabat yang doyan
korup. Gejala kemiskinan karakter ini, telah terinstitusionalisasikan dalam budaya birokrasi
pemerintahan.
BABIII
PENUTUP
Kesimpulan dan Saran Dari pembahasan dari rumusan masalah yang sudah ada maka dari
uraian di atas dapat kita simpulkan sebagai berikut :
Upaya peberantasan korupsi tetap harus menjadi nomor wajib sebab korupsi
merupakan akar dari segala masalah yang menyebabkan nama baik negeri ini terus
terpuruk di dunia Internasional.
Pancasila sesungguhnya merupakan sumber nilai anti korupsi. Persoalannya arah
idiologi kita sekarang seperti di persimpangan jalan. Nilai-nilai lain yang kita anut menjadikan
tindak korupsi merebak kemana-mana. Korupsi itu terjadi ketika ada pertemuan saat dan
kesempatan. Akan tetapi, karena nilai-nilai kearifan local semakin ditinggalkan, yang ada
nilai-nilai kapitalis, sehingga terdoronglah seseorang untuk bertindak korupsi. Saatnya
pancasila kembali direvitalisasi sebagai dasar filsafat Negara dan menjadi Prinsip prima
bersama-sama norma agama. Sebagai prinsipa prima, maka nilai-nilai pancasila dan normanorma agama merupakan dasar untuk seluruh masyarakat Indonesia berbuat baik.
Pancasila merupakan dasar falsafah Negara Republik Indonesia secara resmi
tercantum di dalam alenia ke-empat Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, yang
ditetapkan oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Nilai nilai keadilan atau nilai yang tertuang
dalam sila ke-5 mempunyai Konsekuensi nilai-nilai keadilan yang harus terwujud dalam
kehidupan bersama antara lain keadilan distributif, keadilan legal, keadilan komulatif. Selain
itu pancasila mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihan kelebihan tersebut
terletak pada tujuan utama sila ke-5, sedangkan kelemahannya terletak pada pelaksanaan
yang belum maksimal.
Indonesia adalah Negara yang memiliki dasar Negara yaitu pancasila, suatu lima
dasar landasan yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia sejak dulu. Akan tetapi tak

banyak dari kita yang mengamalkan pancasila dengan baik, masih banyak masyarakat
Indonesia yang mencampakkan nilai-nilai yang terkandung didalam pancasila, salah
satunya adalah korupsi. Korupsi adalah perbuatan yang menyimpang dari nilai-nilai
pancasila yang di sebabkan oleh lemahnya keimanan seseorang yang menyimpang dari sila
pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, serta tidak memiliki rasa kemanusiaan yang adil dan
beradap, tidak terciptanya persatuan Indonesia, tidak terselenggara dengan baik kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta
menyimpang dari keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sehingga seakan-akan
korupsi adalah sebagai tren di kalangan pejabat yang seharusnya melindungi rakyat
Indonesia, yang seharusnya bertugas menjadi wakil rakyat

malah terlena dengan

kesenangan dunia yang membawa kehancuran bangsa itu sendiri. Maka dari itu untuk
menyelamatkan bangsa Indonesia kita perlu untuk berbenah diri, mempelajari sesuatu yang
menjadi dasar suatu Negara yaitu pancasila, tidak hanya menghafalnya akan tetapi
mengamalkan seluruh sila yang terkandung didalamnya, meningkatkan moral bangsa yang
berjiwa pancasila serta memperkokoh iman kepada Tuhan Yang Maha Esa. Permasalahan
dasar korupsi di Indonesia adalah pembungkaman fakta, politisasi korupsi dan kemiskinan
karakter

DAFTAR PUSTAKA

Darmonodiharjo, Darji; Dekker, Nyoman ,dkk. SANTAJI PANCASILA. Surabaya-

indonesia: Usaha Nasional, 1981.


El Qudsi, Mohammad Ichlas.2010.Fenomena

Korupsi

Di

Indonesia

dan

Pemberantasannya. http://politik.kompasiana.com . diakses pada hari Rabu tanggal 18

November 2015 pukul 06.33.


Hayati. Anggun. 2011. Strategi

Pemberantasan

Korupsi

Di

Indonesia.

https://www.academia.edu/3097181/STRATEGI_PEMBERANTASAN_KORUPSI_DI_IN

DONESIA. Diakses pada Hari Rabu tanggal 18 November 2015 pukul 7.09.
Rastika. Icha . 2012 . Inilah Lima Tren Pemberantasan Korupsi Masa Depan.
http://nasional.kompas.com. Diakses pada hari Rabu tanggal 18 November 2015 pukul
7.04.

Anda mungkin juga menyukai