PENDAHULUAN
Infeksi nosokomial masih menjadi masalah utama dunia. Kejadian infeksi ini
menyebabkan lenght of stay (LOS), mortalitas dan healthcare cost meningkat.
Transmisinya sendiri melalui 3 cara, yaitu: flora transien dan residen dari
kulit pasien itu sendiri, flora dari petugas kesehatan ke pasien, dan flora
dari lingkungan rumah sakit.
Cuci tangan menjadi salah satu langkah yang efektif untuk memutuskan
rantai transmisi infeksi, sehingga insidensi infeksi nosokomial dapat
berkurang .
Keselamatan pasien adalah suatu upaya dari petugas kesehatan dalam memberikan
pelayanan kesehatan yang aman untuk pasien. World Health Organization (WHO)
telah mengkampanyekan program keselamatan pasien salah satunya adalah
menurunkan risiko infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial merupakan salah satu
masalah mayor yang dihadapi rumah sakit karena dapat mengakibatkan pasien
lebih lama berada di rumah sakit serta meningkatkan biaya pelayanan kesehatan.
Infeksi nosokomial ini dapat disebarkan melalui kontak langsung, terutama
melalui tangan para petugas kesehatan. Petugas Kesehatan memiliki peran yang
sangat penting dalam terjadinya transmisi mikroba pathogen dari pasien ke pasien,
serta dari pasien ke petugas. Salah satu cara paling sederhana dan efektif untuk
mencegah persebaran infeksi melalui kontak tangan ini adalah cuci tangan (hand
hygiene). Secara global hasil penelitian menunjukkan bahwa cuci tangan dapat
menurunkan kejadian infeksi nosokomial sebesar 30%.
Pencegahan dan pengendalian infeksi mutlak harus dilakukan oleh seluruh orang
yang terlibat dalam perawatan pasien, khususnya dokter dan perawat. Untuk
menanggapi hal ini, William Booth Semarang melakukan penilaian terhadap
kepatuhan cuci tangan dokter dan perawat yang dinilai setiap bulan. Penilaian ini
berdasarkan dilakukan atau tidaknya cuci tangan dalam five moments for hand
hygiene (lima momen cuci tangan) yang ditetapkan oleh WHO. Lima momen
tersebut adalah:
1. Sebelum bersentuhan dengan pasien.
2. Sebelum melakukan prosedur bersih/steril
3. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien risiko tinggi
4. Setelah bersentuhan dengan pasien
5. Setelah bersentuhan dengan lingkungan sekitar pasien
5 Moment
Bulan
Mei
Sebelum
Juni
Juli
Agustu
Septembe
00,0%
0,00%
100%
71,4%
71,4%
0,006%
85,7%
100%
100%
85,7%
Kontak dengan
pasien
2
Sebelum
melakukan
tindakan aseptic
3
Setelak kontak
96,4%
85,7%
100%
100%
100%
96,6%
96,6%
100%
100%
100%
96,4%
100%
100%
100%
100%
degan cairan
tubuh pasien
4
Setelah kontak
dengan pasien
Setelah kontak
dengan
lingkungan
sekitar pasien
120.00%
100.00%
80.00%
Sebelum Kontak
dengan pasien
Sebelum melakukan
tindakan aseptic
60.00%
40.00%
20.00%
0.00%
Dar
i penilaian yang dilakukan dari bulan Mei sampai September tahun 2015,
didapatkan bahwa persentase kepatuhan dokter dan perawat yang paling tinggi
terhadap cuci tangan adalah pada momen 4, yaitu setelah kontak dengan pasien.
Sebaliknya, kepatuhan cuci tangan terendah adalah pada momen 1, yaitu sebelum
bersentuhan dengan pasien.
Grafik: Persentase Kepatuhan Cuci Tangan Perawat pada Momen 1 dan Momen
4 di RSU William Booth Semarang
Mei
Juni
Juli
Agustus
Sept
Perawat
100%
100%
96.6%
96.6%
100%
Dokter
96.6%
100%
96.6%
100%
100%
101%
100%
99%
98%
Perawat
97%
Dokter
96%
95%
94%
Mei
Juni
Grafik
Juli
Agustus
Sept
Perawat
Dokter
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
0%
0%
71.1%
71.4%
96.4%
71.1%
71.1%
100%
100%
71.1%
Dari grafik pada momen 1 dapat disimpulkan bahwa meskipun momen 1 memiliki
angka kepatuhan
terendah, namun didapatkan trend yang meningkat hingga Bulan September tahun
2015. Trend peningkatan juga ditunjukkan pada momen 4 meskipun belum
mencapai target. Untuk mengejar target yang telah ditetapkan, RSU William
Booth Semarang telah merencanakan peningkatan capaian melalui:
Melakukan edukasi
Melakukan audit cuci tangan
Melakukan monitoring sarana dan prasarana untuk cuci tangan.
Hasil akhir yang diharapkan dari meningkatnya kepatuhan perawat dalam cuci
tangan ini adalah menurunnya angka infeksi nosokomial yang terjadi pada pasien
pengunjung RSU William Booth Semarang.
Karena kebersihan tangan merupakan salah satu indikator pasien safety yang
harus dijalankan oleh petugas di rumah sakit, maka meningkatnya kepatuhan
petugas dalam cuci tangan juga berarti meningkatnya kualitas pelayanan William
Booth Semarang.
120.00%
100.00%
80.00%
60.00%
Perawat
40.00%
Dokter
20.00%
0.00%
Mei
Grafik
Juni
Juli
Agustus
September