Anda di halaman 1dari 8

KEPATUHAN HAND HYGIENE

DI RSU WILLIAM BOOTH SEMARANG

Oleh TIM PPI

RUMAH SAKIT UMUM WILLIAM BOOTH SEMARANG


Jl. Let.Jen. S. Parman no 05 Semarang 50231
Telp. (024)8411800, Fax : (024)8448773 E-mail : williambooth_rs@yahoo.com

PENDAHULUAN
Infeksi nosokomial masih menjadi masalah utama dunia. Kejadian infeksi ini
menyebabkan lenght of stay (LOS), mortalitas dan healthcare cost meningkat.

Transmisinya sendiri melalui 3 cara, yaitu: flora transien dan residen dari
kulit pasien itu sendiri, flora dari petugas kesehatan ke pasien, dan flora
dari lingkungan rumah sakit.

Petugas kesehatan mempunyai peran besar dalam rantai transmisi infeksi


ini.

Cuci tangan menjadi salah satu langkah yang efektif untuk memutuskan
rantai transmisi infeksi, sehingga insidensi infeksi nosokomial dapat
berkurang .

Cuci tangan merupakan langkah sederhana, tetapi salah satu langkahpenting


dalam mencegah infeksi nosokomial di rumah sakit.
Setiap orang (pasien atau petugas pelayanan kesehatan) sangat berpotensi
menularkan infeksi.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merancang kewaspadaan baku
sebagai salah satu usaha pengendalian infeksi. Cuci tangan merupakan salah satu
unsur kewaspadaan baku yang merupakan tindakan paling penting dalam
pencegahan kontaminasi silang dari orang ke orang atau benda terkontaminasi ke
orang. Cuci tangan yang baik adalah cuci tangan yang dilak
ukan sesuai dengan standar cuci tangan. Badan kesehatan dunia WHO memiliki
Prosedur Operasional Standar (SPO) mencuci tangan yang terdiri dari 6 langkah
mencuci tangan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kepatuhan cuci tangan
petugas dalam melaksanakan 6 langkah Prosedur Operasional Standar (SPO) cuci
tangan di RSU William Booth Semarang, dalam rangka menerapkan kewaspadaan
baku untuk mengendalikan infeksi di rumah sakit.

KEPATUHAN CUCI TANGAN (HAND HYGIENE) KARYAWAN DI RSU


WILLIAM BOOTH SEMARANG

Keselamatan pasien adalah suatu upaya dari petugas kesehatan dalam memberikan
pelayanan kesehatan yang aman untuk pasien. World Health Organization (WHO)
telah mengkampanyekan program keselamatan pasien salah satunya adalah
menurunkan risiko infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial merupakan salah satu
masalah mayor yang dihadapi rumah sakit karena dapat mengakibatkan pasien
lebih lama berada di rumah sakit serta meningkatkan biaya pelayanan kesehatan.
Infeksi nosokomial ini dapat disebarkan melalui kontak langsung, terutama
melalui tangan para petugas kesehatan. Petugas Kesehatan memiliki peran yang
sangat penting dalam terjadinya transmisi mikroba pathogen dari pasien ke pasien,
serta dari pasien ke petugas. Salah satu cara paling sederhana dan efektif untuk
mencegah persebaran infeksi melalui kontak tangan ini adalah cuci tangan (hand
hygiene). Secara global hasil penelitian menunjukkan bahwa cuci tangan dapat
menurunkan kejadian infeksi nosokomial sebesar 30%.
Pencegahan dan pengendalian infeksi mutlak harus dilakukan oleh seluruh orang
yang terlibat dalam perawatan pasien, khususnya dokter dan perawat. Untuk
menanggapi hal ini, William Booth Semarang melakukan penilaian terhadap
kepatuhan cuci tangan dokter dan perawat yang dinilai setiap bulan. Penilaian ini
berdasarkan dilakukan atau tidaknya cuci tangan dalam five moments for hand
hygiene (lima momen cuci tangan) yang ditetapkan oleh WHO. Lima momen
tersebut adalah:
1. Sebelum bersentuhan dengan pasien.
2. Sebelum melakukan prosedur bersih/steril
3. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien risiko tinggi
4. Setelah bersentuhan dengan pasien
5. Setelah bersentuhan dengan lingkungan sekitar pasien

Gambar: Lima Momen Cuci Tangan Menurut WHO

ANGKA KEPATUHAN PETUGAS TIAP INSTALASI DI RSU WILLIAM


BOOTH DALAM BUDAYA 5 MOMENT HAND HYGIENE
Dari penilaian yang dilakukan dari bulan Mei sampai September tahun 2015,
didapatkan bahwa persentase kepatuhan dokter dan perawat dalam melakukan
budaya 5 moment hand hygiene.
1. Audit kepatuhan 5 moment di RS
No

5 Moment

Bulan
Mei

Sebelum

Juni

Juli

Agustu

Septembe

00,0%

0,00%

100%

71,4%

71,4%

0,006%

85,7%

100%

100%

85,7%

Kontak dengan
pasien
2

Sebelum
melakukan

tindakan aseptic
3

Setelak kontak

96,4%

85,7%

100%

100%

100%

96,6%

96,6%

100%

100%

100%

96,4%

100%

100%

100%

100%

degan cairan
tubuh pasien
4

Setelah kontak
dengan pasien

Setelah kontak
dengan
lingkungan
sekitar pasien

120.00%
100.00%
80.00%

Sebelum Kontak
dengan pasien

Sebelum melakukan
tindakan aseptic

60.00%

Setelak kontak degan


cairan tubuh pasien

Setelah kontak dengan


pasien

40.00%

Setelah kontak dengan


lingkungan sekitar
pasien

20.00%
0.00%

Dar
i penilaian yang dilakukan dari bulan Mei sampai September tahun 2015,
didapatkan bahwa persentase kepatuhan dokter dan perawat yang paling tinggi
terhadap cuci tangan adalah pada momen 4, yaitu setelah kontak dengan pasien.
Sebaliknya, kepatuhan cuci tangan terendah adalah pada momen 1, yaitu sebelum
bersentuhan dengan pasien.

Grafik: Persentase Kepatuhan Cuci Tangan Perawat pada Momen 1 dan Momen
4 di RSU William Booth Semarang

Tabel Kepatuhan Momen 4

Mei

Juni

Juli

Agustus

Sept

Perawat

100%

100%

96.6%

96.6%

100%

Dokter

96.6%

100%

96.6%

100%

100%

101%
100%
99%
98%

Perawat

97%

Dokter

96%
95%
94%
Mei

Juni

Grafik

Tabel Kepatuhan Momen I

Juli

Agustus

Sept

Perawat
Dokter

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

0%

0%

71.1%

71.4%

96.4%

71.1%

71.1%

100%

100%

71.1%

Dari grafik pada momen 1 dapat disimpulkan bahwa meskipun momen 1 memiliki
angka kepatuhan
terendah, namun didapatkan trend yang meningkat hingga Bulan September tahun
2015. Trend peningkatan juga ditunjukkan pada momen 4 meskipun belum
mencapai target. Untuk mengejar target yang telah ditetapkan, RSU William
Booth Semarang telah merencanakan peningkatan capaian melalui:

Melakukan edukasi
Melakukan audit cuci tangan
Melakukan monitoring sarana dan prasarana untuk cuci tangan.
Hasil akhir yang diharapkan dari meningkatnya kepatuhan perawat dalam cuci
tangan ini adalah menurunnya angka infeksi nosokomial yang terjadi pada pasien
pengunjung RSU William Booth Semarang.
Karena kebersihan tangan merupakan salah satu indikator pasien safety yang
harus dijalankan oleh petugas di rumah sakit, maka meningkatnya kepatuhan

petugas dalam cuci tangan juga berarti meningkatnya kualitas pelayanan William
Booth Semarang.
120.00%
100.00%
80.00%
60.00%

Perawat

40.00%

Dokter

20.00%
0.00%
Mei

Grafik

Juni

Juli

Agustus

September

Anda mungkin juga menyukai